Tempat Fasum: RPTRA

  • Pustakawan RPTRA Rawa Binong Sedih Sering Hadapi Buku Hilang dan Rusak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 September 2025

    Pustakawan RPTRA Rawa Binong Sedih Sering Hadapi Buku Hilang dan Rusak Megapolitan 17 September 2025

    Pustakawan RPTRA Rawa Binong Sedih Sering Hadapi Buku Hilang dan Rusak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menjadi pustakawan di RPTRA Mutiara Rawa Binong, Lubang Buaya, Jakarta Timur, bukan hanya soal merapikan rak dan mengatur koleksi buku.
    Tiara, salah satu pustakawan di sana, menghadapi tantangan lain, yaitu menjaga agar buku tetap utuh dan kembali setelah dipinjam pengunjung.
    Tiara mengaku sering menemukan buku hilang atau rusak, terutama dari rak yang diletakkan di luar ruang perpustakaan karena keterbatasan tempat.
    Rak buku dari lemari bekas kulkas itu sengaja ditempatkan di luar agar anak-anak tetap bisa mengakses bacaan saat ada kegiatan di perpustakaan.
    “Kami setiap tahun pasti ada aja buku hilang terutama buku yang dari rak buku yang berada di luar ruangan perpustakaan atau di lemari sekitar RPTRA,” ujar Tiara, Rabu (17/9/2025).
    Menurut dia, menaruh rak di luar memang memudahkan pengunjung, tetapi memiliki risiko.
    “Nah itu resikonya rusak sama hilang. Soalnya kan kadang orang di luar tinggal masukin begitu kan,” jelasnya.
    Untuk menjaga kelangsungan koleksi, Tiara rutin mengajak warga sekitar dan perusahaan swasta berdonasi buku. Ia juga berkoordinasi dengan Suku Dinas Perpustakaan agar bantuan buku terus mengalir.
    “Ya sudah, kami inisiatifnya dengan cara donasi buku dari warga sekitar dan mengajukan permintaan ke Suku Dinas Perpustakaan agar koleksinya tetap sama,” ujarnya.
    Selain itu, perpustakaan membuka layanan peminjaman buku untuk dibawa pulang. Masyarakat yang ingin meminjam cukup mengisi data diri melalui formulir digital.
    “Kami (minta) daftar anggota dengan mengisi data diri, untuk pendataan peminjam buku yang dibawa pulang untuk dibaca,” jelas Tiara.
    Meski begitu, beberapa buku ada yang rusak atau hilang saat dikembalikan.
    “Kalau hilang sih ada beberapa ya. Kayak dia jujur gitu bilang, ‘kak nggak ketemu bukunya,’ sama rusak juga ada gitu, dia basah waktu itu,” katanya.
    Tiara menekankan, meskipun ada kehilangan atau kerusakan, ia tidak ingin memberatkan warga yang benar-benar kesulitan.
    “Karena enggak mau memberatkan juga ya warga kan kasihan juga, kadang ada yang bener-bener enggak mampu sampai minjam (untuk ganti buku), cuman ya salahnya dia enggak dijaga ya, biar ada tanggung jawabnya aja, bisa diganti buku apa saja selain pelajaran,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Balik Rak Buku, Pustakawan RPTRA Jaktim Rangkap Tugas Demi Literasi Anak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 September 2025

    Di Balik Rak Buku, Pustakawan RPTRA Jaktim Rangkap Tugas Demi Literasi Anak Megapolitan 17 September 2025

    Di Balik Rak Buku, Pustakawan RPTRA Jaktim Rangkap Tugas Demi Literasi Anak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menjadi pustakawan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) ternyata bukan hanya soal merapikan rak atau menjaga koleksi buku agar tetap rapi.
    Di balik tugas utamanya, pustakawan di RPTRA juga memikul tanggung jawab tambahan, mulai dari menjaga kebersihan kawasan, menyapu, mengepel, hingga menata tanaman.
    Hal ini disampaikan oleh Tiara, pustakawan RPTRA Mutiara Rawa Binong, Lubang Buaya, Jakarta Timur, yang sudah mengabdi sejak 2017.
    Ia menuturkan, bersama lima rekannya, mereka terbiasa saling membantu mengerjakan berbagai tugas.
    “Di sini ada enam orang, semuanya kami saling mengerjakan bareng-bareng. Misalnya saya enggak ada, bisa diganti sama teman yang lainnya. Saya juga harus tahu pekerjaan teman yang lainnya, ya, Palugada (apa yang lu mau, gue ada),” kata Tiara saat ditemui, Rabu (17/9/2025).
    Meski terbiasa mengerjakan banyak hal, Tiara berharap ke depan jumlah pengelola RPTRA bisa ditambah agar perpustakaan dapat lebih terkelola dengan baik.
    “Harapan kami pengelolaannya ditambah karena kayak ada beberapa RPTRA perpustakaan yang mungkin ini lebih banyak kegiatannya,” jelasnya.
    Ia ingin pustakawan bisa lebih fokus mengembangkan minat baca masyarakat melalui berbagai kegiatan.
    “Pengennya kami bisa fokus di perpustakaan untuk mengembangkan minat baca. Jadi perpustakaan enggak hanya buat baca doang, tapi kami ngajak orang untuk memperdayakan masyarakat dengan pelatihan-pelatihan,” tambahnya.
    Bagi Tiara, kecintaannya pada dunia buku dan literasi menjadi alasan untuk tetap bertahan mengabdi. Baginya, buku bukan sekadar benda mati, melainkan pintu menuju pengetahuan.
    “Saya motivasinya, walaupun di mana pun saya berada, saya pengen memajukan literasi atau perpustakaan itu. Enggak cuman buku doang, buku tanpa kita ini enggak bisa hidup, itu cuma benda mati,” ucapnya.
    Saat ini, Tiara bersama rekan-rekannya masih berstatus Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) dengan gaji setara Upah Minimum Regional (UMR).
    Ia berharap suatu saat bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), meski sadar jalannya tidak mudah.
    “Masih PJLP, perpanjang kontrak setiap tahun. Harapannya ya diangkat lah jadi PPPK minimal ya. Kalau masalah gaji, kita setiap bulannya itu UMR, enggak ada tambahan lainnya,” jelasnya.
    “Terus kalau ya pengennya juga minimal kontraknya tiga tahun sekali. Tapi ya balik lagi, kita sudah setiap tahun itu tanda tangan pakta integritas, di mana itu kita tidak boleh menuntut untuk ditunjuk sebagai ASN,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT ke-15 BNPP, Mendagri: Terus Jaga Komitmen Kelola Perbatasan Negara

    HUT ke-15 BNPP, Mendagri: Terus Jaga Komitmen Kelola Perbatasan Negara

    Jakarta

    Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) menggelar bakti sosial dalam rangka memperingati HUT ke-15. Mendagri Tito Karnavian berharap momen HUT ini menjadi pengingat agar BNPP terus memperkuat penjagaan kawasan perbatasan serta mendorong percepatan pembangunan.

    “Peringatan 15 tahun BNPP RI ini menjadi pengingat untuk terus menjaga komitmen dalam mengelola perbatasan negara. Sekaligus mendorong percepatan pembangunan di kawasan perbatasan,” ujar Tito dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).

    Kegiatan bakti sosial ini menyalurkan 2.000 paket sembako. Penyerahan paket sembako dipusatkan di Gedung RPTRA Pulo Gundul kepada warga Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Tito memimpin langsung pembagian paket sembako itu didampingi Sekretaris BNPP RI Komjen Makhruzi Rahman.

    Selain itu, kegiatan ini turut dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta jajaran pejabat BNPP RI, dan Pemerintah Provinsi Jakarta yang juga memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan bakti sosial tersebut.

    Kegiatan penyaluran paket sembako tersebut juga melibatkan koordinasi dengan pihak Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Koramil 08/Johar Baru, serta Polsek Metro Johar Baru.

    Sebagai lembaga non-struktural yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, BNPP RI memiliki tanggung jawab penting dalam pengelolaan dan pengawasan batas wilayah negara, baik di darat maupun di laut.

    Selain menjaga kedaulatan, BNPP RI juga berperan dalam pengembangan potensi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat perbatasan, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung peningkatan kesejahteraan.

    Hingga saat ini, BNPP RI telah membangun 15 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang menjadi wajah baru perbatasan Indonesia. Keberadaan PLBN tidak hanya menjadi pintu gerbang negara, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya masyarakat di kawasan perbatasan.

    (eva/lir)

  • Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 September 2025

    Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah Megapolitan 16 September 2025

    Perlengkapan Belajar Hangus, Anak-anak Korban Kebakaran di Senen Belum Bisa Sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Suasana pengungsian korban kebakaran di RPTRA Planet Senen, Jakarta Pusat, pada Selasa (16/9/2025) siang, tampak ramai.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, anak-anak terlihat berlarian di halaman, sebagian duduk menggambar bersama relawan, sementara lainnya mengikuti kegiatan konseling yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta.
    Namun, di balik keceriaan itu, tersimpan duka karena mereka tak bisa bersekolah seperti biasa. Seluruh perlengkapan belajar hangus terbakar dalam kebakaran yang menghanguskan 36 rumah pada Senin (15/9/2025) dini hari.
    Rizky (12), siswa SMP, mengaku sedih kehilangan tas dan peralatan sekolahnya.
    “Buku sama tas aku kebakar semua. Jadi sekarang enggak bisa belajar kayak biasa,” ujarnya lirih saat ditemui
    Kompas.com
    , Selasa.
    Meski begitu, Rizky berusaha tetap ceria dengan bermain bersama teman-temannya di area pengungsian.
    “Sekarang main dulu di sini. Guru katanya nanti bantuin seragam sama buku lagi,” tambahnya.
    Hal serupa dirasakan Amel (13), teman sebaya Rizky yang juga duduk di bangku SMP. Semua perlengkapan sekolah miliknya ikut terbakar.
    “Seragam aku kebakar semua, sepatu juga enggak ada. Jadi enggak bisa sekolah dulu,” kata Amel.
    Meski demikian, ia tetap semangat mengikuti kegiatan yang digelar relawan di pengungsian.
    “Di sini bisa main bareng teman-teman. Ada kakak-kakak relawan yang ngajarin bikin kerajinan juga. Jadi enggak bosan banget,” ujarnya sambil tersenyum.
    Sila (32), salah satu warga terdampak, mengatakan, beberapa guru sekolah sudah mendatangi lokasi pengungsian sehari setelah kebakaran.
    “Guru-guru datang ke sini, mereka bilang nanti anak-anak akan dibantu perlengkapan sekolahnya. Dinas Sosial juga janji kasih seragam dan alat tulis,” ucap Sila.
    Relawan dan petugas PPAPP juga rutin mengajak anak-anak bermain serta memberikan layanan konseling agar mereka tetap bersemangat di tengah kondisi sulit.
    Sebelumnya diberitakan sebanyak 335 jiwa dari 85 kepala keluarga terdampak, terdiri dari 29 balita, 63 anak-anak, 226 orang dewasa, serta 17 lansia.
    Dari jumlah itu, terdapat 28 anak SD, 13 anak SMP, dan 17 anak SMA yang juga kehilangan tempat tinggal.
    Saat ini warga mengungsi di RPTRA Planet Senen. Mereka menempati tiga tenda darurat, satu dari BPBD DKI Jakarta dan dua dari Dinas Sosial.
    Di dalam tenda, warga tidur beralaskan tikar dengan kipas angin berdiri untuk menjaga sirkulasi udara. Barang-barang pribadi yang tersisa ditumpuk rapi di sudut tenda.
    Meski bantuan logistik mulai berdatangan, warga berharap segera ada kepastian soal hunian.
    Sementara itu, anak-anak korban kebakaran masih harus menunda aktivitas belajar hingga perlengkapan sekolah mereka diganti.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaktim gencarkan “urban farming” untuk tekan inflasi

    Jaktim gencarkan “urban farming” untuk tekan inflasi

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Timur menggencarkan pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) untuk menekan inflasi di Jakarta.

    “Kami menggiatkan sosialisasi terkait ‘urban farming’ dan juga olahan, tanaman, yang bisa memberikan manfaat kepada warga dan menekan inflasi seperti cabai, bawang dan sayur-sayuran,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto.

    Selain itu, kata dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menyoroti pentingnya “urban farming” di tengah masyarakat untuk membantu menghijaukan Kota Jakarta Timur.

    “Kegiatan ini untuk mengurangi inflasi untuk mendukung kegiatan masyarakat dapat membeli dengan murah dan terjangkau dan memanfaatkan lahan-lahan tidur yang ada di lingkungan sekitar kita,” ujar Taufik.

    Sosialisasi “urban farming” merupakan kegiatan berkesinambungan yang berlangsung selama 10 kali dalam setahun. Hingga saat ini, sudah tujuh kali kegiatan digelar.

    Taufik menyebutkan, sisa kegiatan akan dilakukan pada Oktober atau November mendatang.

    “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi mereka dan dapat diterapkan di lingkungan, baik yang sudah berjalan maupun yang belum berjalan,” katanya.

    Sosialisasi ini diikuti para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), pengurus Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan kader PKK se-Kecamatan Kramat Jati yang berjumlah 80 orang.

    Mereka mengikuti sosialisasi tentang pemantauan dan evaluasi, kelautan, pertanian dan ketahanan pangan.

    Narasumber yang hadir, yakni Sri Hartini dari Suku Dinas KPKP yang memaparkan tema “urban farming” dan Siti Halimah dengan judul “Urban Fish Farming: Budidaya Perikanan di Pekarangan Rumah”.

    Diharapkan materi budidaya pertanian dan perikanan yang diberikan dapat menambah ilmu atau inspirasi bagi warga, PKK, Penanganan Prasarana dan Sarana (PPSU) serta pengelola RPTRA mendapatkan pengetahuan yang mungkin selama ini belum mereka dapatkan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Peringati Maulid Nabi, Transjakarta berikan santunan kepada anak yatim

    Peringati Maulid Nabi, Transjakarta berikan santunan kepada anak yatim

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memberikan santunan kepada seratus anak yatim/piatu di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kebon Pala Berseri, Makasar, Jakarta Timur (Jaktim) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H.

    “Pada Kamis (4/9) malam, kami memberikan santunan kepada seratus anak yatim/piatu dalam rangka menyambut Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW,” kata Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Transjakarta Raditya Maulana Rusdi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Raditya menyebut, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian sosial PT Transjakarta terhadap lingkungan sekitar.

    Kegiatan berbagi ini juga dapat meringankan dan memberikan semangat agar mereka tetap percaya diri dalam menggapai cita-citanya.

    “Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam membangun solidaritas dan menciptakan Jakarta yang ramah, aman dan penuh kasih,” ujarnya.

    Selain itu, kegiatan santunan ini juga berbarengan dengan doa bersama untuk Jakarta, sekaligus menggaungkan #JagaJakarta.

    Dalam rangkaiannya, santunan ini mampu mewujudkan komitmen bersama untuk menjaga kota tercinta dengan semua fasilitas yang disediakan.

    “Jakarta adalah rumah kita bersama dan setiap individu memiliki peran untuk menjaganya,” ucap Raditya.

    Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian, memperkuat rasa persaudaraan dan bersama-sama menciptakan Jakarta yang lebih aman, nyaman, serta berdaya.

    PT Transjakarta melibatkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) warga sekitar sebagai penyedia konsumsi.

    Hal ini selaras dengan program keberlanjutan Transjakarta dalam pilar berdaya, yang mana Transjakarta turut memberdayakan perekonomian warga.

    “Mari kita satukan tekad untuk dapat melaksanakan #JagaJakarta seperti yang digaungkan oleh Pemprov DKI Jakarta,” kata Raditya.

    Dia pun berharap melalui kegiatan ini dapat menjadi langkah kecil yang berarti dalam menjaga keharmonisan, kebersamaan, dan mendorong agar anak-anak serta elemen masyarakat lainnya dapat menjadikan Jakarta lebih baik melalui penggunaan transportasi umum.

    Sementara itu, Lurah Kebon Pala Faisal Rizal mengucapkan terima kasih kepada jajaran PT Transjakarta yang terus peduli dengan warganya.

    Apalagi kegiatan santunan ini rutin dilakukan dua kali setiap tahun untuk anak-anak yatim/piatu.

    Bahkan, sebelumnya PT Transjakarta telah memberikan bantuan sarana prasarana bermain anak-anak di RPTRA Kebon Pala Berseri seperti permainan perosotan, jungkat jungkit, dan mengecat lapangan futsal.

    “Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi karena PT Transjakarta rutin memberikan santunan pada anak yatim/piatu warga kami. Mudah-mudahan kegiatan sosial ini terus berkelanjutan, terutama pada saat hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha atau lainnya,” kata Faisal.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pekan Menyusui Sedunia, Jakbar punya ruang laktasi di semua jajaran

    Pekan Menyusui Sedunia, Jakbar punya ruang laktasi di semua jajaran

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat menegaskan telah mempunyai ruang laktasi di seluruh jajaran, baik kantor wali kota, kecamatan, kelurahan serta Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

    “Saat ini di kantor Wali Kota Jakarta Barat sudah ada ruang laktasi, di kelurahan, kecamatan hingga RPTRA juga sudah tersedia,” kata Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat (Adskesra) Jakarta Barat, Amien Haji di Jakarta, Kamis.

    Hal itu disampaikan terkait Pekan Menyusui Sedunia tahun 2025 yang kegiatannya diikuti oleh 150 peserta di kantor Wali Kota Jakarta Barat (Jakbar).

    Amien mengatakan, untuk menyukseskan terciptanya generasi yang berkualitas, jajaran Pemerintah Kota Jakbar diminta berperan aktif memberikan ruang bagi ibu untuk menyusui anaknya (ruang laktasi), terutama bagi ibu yang bekerja.

    “Mulai dari Sudin Kesehatan, sediakan pelayanan konseling menyusui bagi ibu menyusui. Sudin PPAPP (Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk) dampingi ibu atau keluarga berisiko dan pelaksanaan program KB,” kata Amien.

    Kemudian, Suku Dinas (Sudin) Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) mesti memastikan perusahaan menjalankan kebijakan cuti bersalin.

    “Lalu, Sudin Sosial juga harus berperan aktif memastikan ibu menyusui yang kurang mampu masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” kata dia.

    Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2025, kata dia, diharapkan menjadi momentum peduli dan bertanggungjawab memberikan dukungan dan perlindungan terhadap ibu menyusui di wilayah Jakbar demi menciptakan generasi emas di masa mendatang.

    Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Asri Yunita menyebuyt Pekan Menyusui Sedunia 2025 mengusung tema global “Memungkinkan Pemberian ASI, Menciptakan Perubahan bagi Orang Tua yang Bekerja”.

    “Tema ini soroti pentingnya dukungan menyeluruh bagi para orang tua pekerja dalam menjalani proses menyusui, baik di tempat kerja maupun di tempat-tempat umum,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5.000 buku “Mimpi Lala” karya Bunda PAUD Jakbar siap disebar

    5.000 buku “Mimpi Lala” karya Bunda PAUD Jakbar siap disebar

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 5.000 buku anak berjudul “Mimpi Lala” karya Bunda PAUD Jakarta Barat, Lisniawati Uus siap disebar ke perpustakaan RPTRA, sekolah dan pojok baca lainnya di wilayah Jakarta.

    “Buku ini berisi kisah naratif untuk anak yang fokus pada gizi dan stunting. Sudah dicetak dan siap disebar,” kata Lisniawati saat peluncuran buku di Walkot Farm, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Selasa.

    Buku “Mimpi Lala” lahir dari keinginan untuk menghadirkan cerita yang ringan, ramah, dan penuh makna bagi anak usia dini.

    “Saya tidak mau buku ini hanya dilihat halaman pertamanya saja. Saya ingin anak-anak membaca dan melihat seluruhnya, sehingga mereka cepat memahami isi dari buku ini,” kata dia.

    Adapun tokoh utama dalam buku digambarkan sebagai anak yang enggan mengonsumsi buah, namun dalam mimpinya bertemu peri yang membuatnya akhirnya mau makan buah-buahan.

    “Harapan saya, buku ini bisa menumbuhkan minat anak-anak untuk mengonsumsi makanan bergizi, terutama buah-buahan,” katanya.

    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, mengapresiasi hadirnya buku “Mimpi Lala” sebagai bentuk dukungan terhadap minat literasi anak.

    “Peluncuran buku ini bukan hanya perayaan karya, tapi juga perayaan mimpi dan keberanian menuangkan isi hati ke dalam kata-kata,” kata Uus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Metro Sepekan: Heboh Anak SMP jadi LC di Jakbar, Ini Kata Wagub Rano Karno – Page 3

    Metro Sepekan: Heboh Anak SMP jadi LC di Jakbar, Ini Kata Wagub Rano Karno – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno menanggapi kasus seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi korban eksploitasi seksual dan dijadikan pemandu lagu (LC) di salah satu bar di kawasan Jakarta Barat.

    Wagub Rano Karno menegaskan, perlindungan anak di Ibu Kota harus dilihat sebagai upaya sistematis, bukan pendekatan yang mengawasi anak per anak.

    Menurut Rano, fasilitas seperti Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan salah satu langkah yang telah dilakukan Pemprov Jakarta untuk membangun karakter dan memberikan ruang aman bagi anak-anak. Meski demikian, ia mengakui bahwa keberadaan RPTRA tidak serta-merta menjamin keamanan 100 persen.

    Sementara itu, siang itu terik matahari menyinari kawasan Jembatan 2, Tambora. Di pinggir jalan, seorang kakek mondar-mandir, matanya menatap ke arah mobil yang lalu-lalang.

    Bukan untuk meminta tumpangan, melainkan mencari pengemudi yang akan menjadi targetnya. Kakek itu berinisial A (65). Aksinya berakhir di tangan polisi yang sudah mengintai gerak-geriknya saat hendak beraksi.

    Menurut Kanit Reskrim Polsek Tambora Polres Metro Jakarta Barat AKP Sudrajat Djumantara, modusnya terbilang licik. A sengaja menabrakkan diri ke mobil yang sedang lewat. Begitu pengemudi panik, ia pura-pura kesakitan lalu meminta sejumlah uang dengan dalih uang pengobatan.

    Berita lain yang terpopuler dalam sepekan terakhir dalam sub kanal Megapolitan, News Liputan6.com adalah terkait upacara Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia segera dimulai. Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi bersama sang istri Iriana Widodo tampak sudah hadir.

    Jokowi tampak mengenakan beskap hitam. Sementara Iriana memakai baju kebaya berwarna krem berpadu pink. Keduanya diantar dengan mobil golf menuju lokasi upacara. Keduanya langsung tersenyum ketika disapa awak media.

    Tak lama setelah Jokowi, juga tiba di lokasi mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) bersama istri dan Ma’ruf Amin bersama istri.

    Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:

    Pesta kembang api mewarnai malam perayaan Hari Jadi Kota Jakarta yang ke-498 di arena Jakarta Fair, Kemayoran, Jakarta Pusat. Perayaan ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno dan Gubernur Jakarta era 1997 hingga 2007, Sutiyoso.

  • Dispusip DKI nilai digitalisasi kunci utama perpustakaan tetap adaptif

    Dispusip DKI nilai digitalisasi kunci utama perpustakaan tetap adaptif

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengemukakan digitalisasi, termasuk pengklasifikasian koleksi secara elektronik, merupakan salah satu kunci utama bagi perpustakaan agar tetap adaptif menghadapi perubahan zaman.

    “Pengelolaan dan pengklasifikasian koleksi secara elektronik adalah kunci utama yang mewujudkan perpustakaan adaptif terhadap zaman,” kata Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta Suryanto di Jakarta, Kamis.

    Dalam seminar bertema “Pengelolaan dan Pengklasifikasian Elektronik Perpustakaan Umum RPTRA”, dia mengatakan saat ini masyarakat tidak hanya membutuhkan buku secara fisik, tetapi juga layanan yang terintegrasi dan mudah diakses.

    “Ini sangat menentukan kecepatan dari pelayanan perpustakaan,” ujar Suryanto.

    Maka dari itu, dalam rangka mendukung transformasi digital, Pemprov DKI terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terkoneksi dan terintegrasi.

    Salah satunya, terkait klasifikasi koleksi perpustakaan, Pemprov mengaplikasikan perangkat lunak berbasis web, yakni Senayan Library Management System (SLiMS).

    Perangkat lunak itu dapat membantu pustakawan dalam berbagai tugas, seperti mengelola data anggota, koleksi, peminjaman, pengembalian, dan pembuatan laporan.

    “Dengan sistem pengklasifikasian digital, integrasi melalui perangkat lunak, seperti SLiMS, kita dapat memastikan setiap koleksi tersusun rapi, mudah ditemukan, dan terhubung dengan katalog secara daring, sehingga dapat diakses oleh para pemustaka kapan pun dan di mana pun berada,” jelas Suryanto.

    Lebih lanjut, dalam upaya percepatan layanan, dia mengatakan pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di perpustakaan juga dapat diterapkan untuk memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat inovasi dan informasi.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.