Tempat Fasum: RPTRA

  • Tiga cagub Jakarta beri solusi pipanisasi untuk akses air bersih warga

    Tiga cagub Jakarta beri solusi pipanisasi untuk akses air bersih warga

    Arsip foto – Warga membawa ember berisi air bersih di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj/aa.

    Tiga cagub Jakarta beri solusi pipanisasi untuk akses air bersih warga
    Dalam Negeri   
    Widodo   
    Senin, 18 November 2024 – 00:51 WIB

    Elshinta.com – Ketiga calon gubernur DKI Jakarta 2024 memberi solusi jaringan pipanisasi dari waduk dan sungai agar warga bisa mengakses air bersih meskipun mereka tidak memiliki hak atas tanah dan air tanah.

    Dalam debat terakhir Pilkada DKI Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu, calon gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil mengatakan bahwa program pipanisasi air minum merupakan visi-misi gubernur sebelumnya, yakni Anies Baswedan agar cakupan air bersih Jakarta menuju 100 persen.

    “Sebenarnya itu visi-misi dari gubernur dahulu, tinggal kita hormati, kita jaga, kita urus (agar tahun) 2029-2030, Insya Allah cakupan 100 persen,” kata Ridwan.

    Ridwan mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan dari mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, waduk Jatiluhur cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Jakarta. Karena itu, pipanisasi harus segera terbangun.

    Namun di sisi lain, Ridwan menyoroti bahwa selama pipa belum terbangun, masyarakat masih harus membeli air dari jeriken yang harganya bisa dua kali lipat dari harga air melalui pipa PAM Jaya.

    Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) berkomitmen untuk mensubsidi air jerigen dengan membayar selisih antara air jerigen yang dibayar masyarakat dengan tarif air dari PAM Jaya.

    Sedangkan calon gubernur (cagub) nomor urut 2 Dharma Pongrekun berkomitmen untuk menormalisasi 13 sungai di Jakarta, sampai air dari sungai tersebut layak untuk dikonsumsi.

    Kemudian, pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana juga akan mempersiapkan kolam pipi monyet sebagai waduk kering untuk menampung hujan, hingga banjir kiriman sehingga air tampungan tersebut bisa dihubungkan dengan jaringan pipanisasi PAM Jaya.

    “Saat-saat debit hujan turun, kami sudah persiapkan juga kolam pipi monyet di RPTRA atau di taman-taman kota maupun lapangan tenis, lapangan basket. Di situ ada namanya ‘hidden dam’ yang dapat menampung air hujan,” kata Dharma.

    Dharma menilai dengan kolam pipi monyet yang menampung air tawar itu, warga Jakarta tidak perlu khawatir mengakses air bersih karena larangan penggunaan air tanah jika warga tidak memiliki kepemilikan tanah.

    Adapun calon gubernur nomor urut 3 Pramono Anung mencatat bahwa cakupan air bersih di Jakarta saat ini hanya mencapai 44 persen sehingga program pipanisasi menjadi sangat penting melalui dua Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Waduk Jatiluhur dan Krayan.

    “Kalau itu bisa dilakukan, saya meyakini bahwa untuk kebutuhan masyarakat yang selama ini belum memperoleh seperti yang saya sampaikan di dalam visi-visi tadi mudah-mudahan di tahun 2029 semua masyarakat Jakarta 100 persen sudah bisa menerima air di mana pun mereka berada,” kata Pramono.

    Pasangan Pramono-Rano juga berkomitmen untuk mengajak masyarakat menghemat konsumsi air, terutama di pusat perbelanjaan maupun kantor perusahaan besar yang mengambil air tanah secara langsung.

    Pramono menilai harus ada pembatasan konsumsi air di sektor tersebut agar pada 2029, seluruh warga Jakarta dapat mengakses air bersih.

    Sumber : Antara

  • KPU DKI laporkan persiapan Pilkada DKI Jakarta 2024 hampir 90 persen

    KPU DKI laporkan persiapan Pilkada DKI Jakarta 2024 hampir 90 persen

    Ini menjadi tantangan bagi KPU DKI Jakarta mengingat masyarakat sudah mengalami kejenuhan karena beberapa kali menjalani pemilu

    Jakarta (ANTARA) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta melaporkan persiapan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2024 sudah hampir 90 persen menjelang pencoblosan pada 27 November 2024.

    “Kami sudah mendistribusikan logistik ke kantor-kantor kecamatan, ” kata Ketua Divisi Teknis KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya dalam kegiatan sosialisasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta bersama komunitas sepak bola Seputar Jurnalis (Seejontor FC) pada Selasa (12/11) di Jakarta Selatan.

    Baca juga: Puskesmas kelurahan di Jakbar kawal kesehatan KPPS saat Pilkada

    Dody menjelaskan logistik sudah sampai di kantor kecamatan, sudah siap untuk di-setting (atur) ke dalam kotak suara, dan pelaksanaan bimtek terhadap petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sudah terlaksana di 14.000 TPS.

    “Tinggal mematangkan koordinasi-koordinasi teknis dengan BPBD untuk persiapan antisipasi banjir, dan persiapan-persiapan teknis yang lainnya,” ucapnya.

    “Kecuali nanti ada situasi seperti banjir dan sebagainya, kami minta izin untuk digunakan kalau kondisinya memang darurat seperti itu. Pergub tentang RPTRA tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik. Jadi kami memahami situasi itu, jadi kami relokasi,” ujarnya.

    Ketua Divisi Teknis KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya dalam kegiatan Sosialisasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta bersama komunitas sepak bola Seputar Jurnalis (Seejontor FC) di Lapangan PSF Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024) ANTARA/HO-Seejontor FC

    Selain itu, Dody mengatakan KPU DKI Jakarta menargetkan peningkatan partisipasi pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Tahun 2024 yang sebelumnya hanya sekitar 70 persen.

    “Ini menjadi tantangan bagi KPU DKI Jakarta mengingat masyarakat sudah mengalami kejenuhan karena beberapa kali menjalani pemilu,” ucapnya.

    “Tapi kami akan upayakan termasuk mendatangi komunitas-komunitas anak-anak muda, pemilih pemula, termasuk pecinta bola di DKI Jakarta,” jelasnya.

    Di samping itu, Dody mengingatkan masyarakat untuk menyaksikan debat terakhir bagi calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta yang diselenggarakan pada Minggu malam (17/11).

    “Debat terakhir tentu akan menjadi menarik, karena akan menjadi preferensi terakhir pemilih untuk menentukan pilihannya. Akan ada TV penyelenggara yang mempersiapkan nanti, kami juga akan libatkan komunitas-komunitas masyarakat untuk bisa berpartisipasi dalam debat tersebut,” ucapnya.

    Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah media nasional seperti Detik, MNC portal, Rakyat Merdeka, Metro TV di Lapangan PSF Pancoran, Jakarta Selatan.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Siswa Pulau Kelapa manfaatkan internet gratis untuk kegiatan belajar

    Siswa Pulau Kelapa manfaatkan internet gratis untuk kegiatan belajar

    Saya datang bersama teman-teman datang ke RPTRA selepas pulang sekolah untuk belajar bersama

    Jakarta (ANTARA) – Siswa di Pulau Kelapa Kabupaten Kepulauan Seribu memanfaatkan fasilitas internet gratis JakWifi di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Nyiur Melambai Kecamatan Kepulauan Seribu Utara untuk kegiatan belajar.

    Ia mengatakan layanan JakWifi bisa dipakai untuk mencari informasi terkait pelajaran.

    Siswa kelas empat MIN 17 Kampus C Pulau Kelapa, Alip (10 mengaku senang dengan keberadaan JakWifi karena memudahkan untuk belajar.

    Pemprov DKI Jakarta dengan para kolaborator penyedia layanan internet gratis telah meluncurkan ribuan titik Wi-Fi publik yang dapat dimanfaatkan secara gratis.

    Lalu Kota Jakarta Pusat sebanyak 2.021 titik, Kota Jakarta Selatan sebanyak 2.250 titik, Kota Jakarta Timur sebanyak 1.074 titik, dan Kota Jakarta Utara sebanyak 1.115 titik.

    Program JakWifi dirancang agar masyarakat mudah mengakses internet. Untuk menikmati akses internet gratis dari JakWifi, pengguna dapat menemukan lokasi Access Point (AP) dengan mudah melalui fitur JakWifi di aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakarta Barat segera benahi ruang publik anak

    Jakarta Barat segera benahi ruang publik anak

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) segera membenahi dan merevitalisasi seluruh ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) di daerah setempat agar kondisinya lebih layak dan memadai dari kondisi saat ini.

    “Sudah diminta kepada segenap suku dinas dan sektor-sektor terkait agar terlibat aktif dalam proses pembenahan ini sehingga menghadirkan RPTRA yang layak dan memadai,” kata Sekretaris Kota Jakarta Barat, Indra Patrianto saat dihubungi di Jakarta, Selasa. 

    Menurut Indra, pihaknya berkomitmen melakukan perbaikan RPTRA sebagai sarana interaksi warga.

    “Ya, intinya kami akan benahi semua RPTRA agar menjadi salah satu sarana yang membahagiakan warga,” katanya. 

    Perbaikan tersebut, lanjutnya, juga ditujukan agar tidak terjadi ketimpangan antara RPTRA yang ada di wilayah tersebut.

    Baca juga: Jakpus perkuat zonasi pekerjaan PJLP dan pengelola RPTRA

    “Fasilitas seperti lapangan futsal dan arena bermain anak agar dibuat rapi dan teratur sehingga antara ruang bermain dan tanaman-tanaman yang membuat indah area RPTRA tidak rusak,” katanya. 

    Selain itu, kelengkapan sarana seperti CCTV, jaringan Wifi, perpustakaan, ruang laktasi dan ruang penunjang lainnya agar tersedia.

    “Kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan swasta dan perusahaan yang ada di wilayah ini,” katanya. 

    Hingga kini, terdapat 58 RPTRA yang tersebar di 56 kelurahan di Jakarta Barat.

    Namun, Indra tak merinci berapa perkiraan anggaran untuk pembenahan dan revitalisasi itu, termasuk target penyelesaiannya.

    Baca juga: Pemkot Jakpus perkuat safari Gemarikan di RPTRA untuk cegah stunting

    Akreditasi perpustakaan
    Sejalan dengan rencana itu, Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Sudis Pusip) Jakarta Barat pun menargetkan lima perpustakaan RPTRA terakreditasi pada 2025.

    Kasudin Pusip Ahmad Jazuri menyebut tahun ini pihaknya telah menyalurkan 250 buku ke lima perpustakaan di RPTRA yang belum terakreditasi itu.

    Adapun salah satu syarat agar sebuah perpustakaan RPTRA terakreditasi yakni memiliki 1.000 judul buku.

    Lebih lanjut, kata Ahmad, menyebutkan, syarat agar sebuah perpustakaan RPTRA terakreditasi bukan hanya sekadar penambahan buku dan rak buku.

    “Tapi juga akan ada fasilitas penunjang lain seperti ada pengelola administrasi,” katanya. 

    Baca juga: DKI tingkatkan fungsi ruang layak anak lewat ajang Gebyar RPTRA 2024

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 November 2024

    Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol Megapolitan 12 November 2024

    Tangis Ibu-ibu di Cilincing ke Menteri Komdigi, Rumah Tangga Hancur akibat Suami Kecanduan Judol dan Terjerat Pinjol
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bahaya laten judi
    online
    (
    judol
    ) telah merusak kehidupan rumah tangga dua ibu rumah tangga di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, yaitu Nur Afifah dan Puspita.
    Di hadapan Menteri Komunikasi dan Informatika (
    Komdigi
    )
    Meutya Hafid
    , keduanya menangis saat menceritakan perilaku suami mereka masing-masing yang sama-sama kecanduan judol.
    Nur Afifah mengungkapkan, kehidupan rumah tangganya memburuk setelah sang suami kecanduan judol.
    “Suami saya sendiri ditahan gara-gara judi
    online
    ,
    handphone
    , TV, semua habis sampai ditagih utang,” kata Nur Afifah saat menghadiri kunjungan kerja Meutya Hafid di RPTRA Intiland, Semper Barat, dilansir dari
    TribunJakarta.com
    , Selasa (12/11/2024).
    Akibat kecanduan judol, suami Nur Afifah tak lagi memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
    Bukannya memberikan nafkah, sang suami malah menumpuk banyak utang yang pada akhirnya tak lagi sanggup dibayarkan. Mirisnya lagi, tagihan semua utang sang suami menggunakan nama Nur Afifah.
    “Jadi pakai nama saya bu, saya yang nanggung malu, aib. Sampai sekarang putus kerja, dikeluarin dari kerjaan, dulu punya gaji, sekarang enggak punya,” kata Nur Afifah sambil menangis.
    Sementara itu, Puspita mengaku terpaksa bercerai dengan sang suami yang kecanduan judol.
    Sebelum bercerai, Puspita kerap bertengkar hebat dengan sang suami yang terjerat
    pinjaman online
    (pinjol) untuk dipakai judol.
    “Lama-lama menafkahi keluarga seenaknya. Terus ujung-ujungnya pinjol,” jelas Puspita.
    Sama seperti Nur Afifah, data pribadi Puspita digunakan suaminya untuk pinjol pascakalah judol.
    Puspita menangis karena harus menanggung semua utang-utang suaminya akibat pinjol dan judol.
    “Data saya yang dipakai, jadi saya yang dikejar
    debt collector
    ,” keluh Puspita.
    Mendengar cerita dari Nur Afifah dan Puspita, Meutya Hafid merasa sangat bersedih. Ia mengatakan bahwa praktik judol kini telah merambah berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial.
    Mantan jurnalis ini mengajak warga untuk saling mengingatkan mengenai dampak buruk judol, karena seefektif apa pun alat pencegahan yang ada, hal tersebut tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif masyarakat.
    “Ini kan judi
    online
    , pinjaman
    online
    ini kan sampai ke ranah, masuk di kamar, di ruang sangat privat. Jadi mau tidak mau kita harus melibatkan masyarakat, khususnya ibu-ibu. Toh ibu rumah tangga ini yang paling banyak juga merasakan,” kata Meutya.
    Lebih lanjut, Meutya memastikan bahwa Komdigi akan terus mengunjungi masyarakat untuk memberikan edukasi dan pelatihan literasi digital guna mencegah judol.
    Langkah ini diambil karena semakin banyak masyarakat Indonesia yang terjebak dalam judol.
    “Namun demikian tidak tertutup pada ibu-ibu saja. Kita menggalang seluruh tokoh-tokoh masyarakat, agama. Bukan seluruh, tapi perwakilan dari agama. Itu kita libatkan juga tokoh-tokohnya,” pungkas Meutya.
    (Artikel ini telah tayang di
    TribunJakarta.com
    dengan judul:
    Tangisan Ibu-ibu Cilincing ke Menkomdigi Meutya Hafid: Curhat Suami Kena Judol, Tak Bisa Beri Nafkah
    )
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecanduan Judi Online, Warga Semper Jakut Jual Barang hingga Terlilit Utang Pinjol

    Kecanduan Judi Online, Warga Semper Jakut Jual Barang hingga Terlilit Utang Pinjol

    Bisnis.com, JAKARTA – Warga Semper Jakarta Utara menceritakan dampak negatif nyata dari judi online. Barang-barang di rumah dijual hingga terlilit utang pinjaman online. 

    Dalam kunjungannya ke RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mendapatkan cerita dari warga yang menjadi korban akibat orang terdekatnya menjadi pecandu judi online.

    Warga pertama yang menceritakan kisah hidupnya adalah Nur. Perempuan berusia 41 tahu ini menjadi korban efek judi online akibat sang suami kecanduan bermain games tersebut.

    “Suami saya sendiri, sampai dia ditahan gara-gara judi online. Handphone, semua barang, sampai TV habis,” kata Nur kepada Meutya di RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Selasa (12/11/2024).

    Tak hanya menjual barang, sang suami juga kedapatan berhutang hingga ke bank keliling. Namun, utang tersebut tidak dibayar, sehingga membuat para debt collector menagih hingga ke rumah mereka.

    “Tadinya kerja enak di pabrik baterai. Punya gaji, sekarang nggak punya. Jadi kuli, kuli manggul di Bulog,” ujarnya.

    Tak hanya Nur, hal serupa juga dialami oleh warga bernama Nani. Perempuan berumur 44 tahu ini merasakan efek akibat sang suami bermain judi online. Sebab, setelah suaminya bermain judi online, dirinya dan sang anak tidak diberikan nafkah seperti biasanya. 

    Bahkan, suami Nani menggunakan data KTP Nani untuk mendaftar pinjaman online demi membayar utang judi online tersebut. 

    “Judi itu jahat, sampai kami jadi pisah. Ini selain masalah keuangan, perubahan perhatian kepada istri dan anak juga terasa, pasti,” ucap Nani. 

    Tidak hanya Nur dan Nani yang notabene merupakan pasangan yang sudah lama, hal serupa dialami oleh Indri, seorang istri yang masih berusia 25 tahun. 

    Indri menyebut awal mula suaminya bermain judi online karena terpengaruhi temannya yang mengatakan judi bisa memperkaya. Meski Indri sudah mengingatkan bahwa hal tersebut salah, namun suaminya tetap bermain judi online hingga lupa segalanya.

    Hal tersebut akhirnya berefek dan mengganggu keluarga mereka yang sudah memiliki anak berusia tiga tahun dua bulan. Keluarga Indri dan suaminya mengalami masalah keuangan, hingga anak yang menjadi korban karena kekurangan kasih sayang. 

    Maka dari itu, Indri meminta kepada Menkomdigi Meutya Hafid untuk memberantas judi online karena sudah sangat menyusahkan seluruh kalangan.

    “Saya mau bilang, mohon berantas judi online karena ini semua menyesatkan. Tidak hanya istri, tapi anak pun jadi korban,” tutur Indri.

  • Berurai Air Mata, Menkomdigi Ungkap 80 Ribu Anak Berusia 10 Tahun Akses Judol Pakai Data Orang Tua

    Berurai Air Mata, Menkomdigi Ungkap 80 Ribu Anak Berusia 10 Tahun Akses Judol Pakai Data Orang Tua

    GELORA.CO – Air mata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid pecah, saat menjadi pembicara di acara edukasi dan pelatihan literasi digital dengan Tema “Pencegahan dan Penanganan Judi Online di lingkungan sekolah dan masyarakat di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

    Air matanya tumpah lantaran malu anak buahnya di Komdigi terlibat dalam praktik judi online alias judol. Peristiwa ini seakan menampar keras wajah Meutya.

    “Saya juga minta maaf Ibu Bapak, bahwa dari kantor kami kemudian ada yang terlibat. Sedihnya luar biasa. Karena saya seperti ibunya dari kantor itu. Sama kayak kalau Ibu ada anak-anak yang terlibat pasti begini,” kata Meutya di kawasan RPTRA Intiland Teguh, Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

    Tapi bukan itu bagian paling sedih. Meutya mengungkap fakta yang bisa bikin para orang tua menangis dan mengelus dada. Menurutnya, puluhan ribu anak-anak dan ratusan ribu remaja mengakses judi online menggunakan data atau akun milik orang tuanya.

    “Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun ada 200 ribu yang terlibat. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games,” ucap dia membeberkan.

    Ia pun berharap kerja sama orang untuk memantau dan mengawasi anak dalam bermain gadget. “Kementerian tidak bisa jangkau sendiri. Kami harus kerja sama dengan Ibu-Ibu, orang tua, Ibu Bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya,” tutur dia.

    Diketahui, kasus judi online yang melibatkan oknum pegawai di Kementerian Komdigi terungkap pada awal November 2024. Kasus itu terus berlanjut dan ditangani oleh Polda Metro Jaya. Sudah ada sebanyak 18 tersangka dalam kasus judi daring (online/judol) yang juga melibatkan oknum Kementerian Komdigi.

     

    Dari 18 orang tersebut, Polda Metro Jaya menyatakan 10 orang berasal dari Kementerian Komdigi dan sisanya delapan orang merupakan warga sipil. Dalam pemberantasan judi online, Meutya mengatakan akan berupaya menghapus akses serta konten-konten judi online dari ruang digital di Indonesia. Meskipun demikian langkah tersebut tidak cukup untuk membendung bahaya judi online.

    Ia meminta semua pihak harus terlibat dalam pemberantasan judi online termasuk  para ibu rumah tangga yang kerap menjadi garda terdepan menjaga keutuhan keluarganya. 

  • Di Depan Emak-emak, Meutya Ingatkan Judi Online Menjangkiti Anak

    Di Depan Emak-emak, Meutya Ingatkan Judi Online Menjangkiti Anak

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengingatkan bahaya judi online di hadapan emak-emak saat melakukan kunjungan kerja di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

    Meutya menjelaskan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tidak bisa memberantas judi online sendirian. Ia pun mengajak emak-emak unyuk mengingatakan suami maupun anak-anak agar tidak terjerumus permainan haram tersebut.

    “Karena katanya di Cilincing ini salah satu yang judulnya tertinggi di DKI Jakarta. Kita harus melihat data. Ini data PPATK ya karena itu saya ingin mengajak Ibu-Ibu semua, kalau di Kemkomdigi aja alatnya terbatas,” ujar RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

    Menkomdigi menuturkan bahwa Komdigi memiliki alat canggih untuk men-takedown konten judol. Hanya saja, menurutnya, menekan judol itu perlu peran dari masyarakat juga.

    Ia kemudian memaparkan data bahwa pemain judol tak hanya kalangan dewasa, tapi juga sudah menjangkit anak-anak hingga remaja. Persoalan itu harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah dan masyarakat.

    “Karena kami tidak bisa menjangkau rumah-rumah tangga. Sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun ada 200 ribu orang, di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu orang,” paparnya.

    Disampaikannya, anak-anak yang main judi online memakai akun-akun orang tuanya, di mana biasanya mengakses biasanya lewat game. “Jadi, di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu orang,” sambungnya.

    “Nah ini yang tidak mungkin kami dari kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerjasama dengan Ibu-Ibu, orang tua, ibu Bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya,” kata Menkomdigi.

    (agt/fyk)

  • Kasus Judi Online Komdigi, Meutya Hafid Minta Maaf Pegawai Terlibat

    Kasus Judi Online Komdigi, Meutya Hafid Minta Maaf Pegawai Terlibat

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan permintaan maaf menyusul tertangkapnya belasan pegawai Komdigi terkait kasus judi online.

    Dia mengatakan hal tersebut saat kunjungan ke RPTRA Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024). 

    “Seperti yang mungkin Ibu Bapak lihat kemarin. Saya juga minta maaf Ibu Bapak bahwa dari kantor kami kemudian ada yang terlibat (judi online),” ungkap Meutya sambil terisak.

    Meutya menuturkan bahwa atas kejadian tersebut dirinya merasa sedih. Sebab, pegawai yang berada di Komdigi sudah dirinya anggap sebagai anak sendiri.

    Adapun, Meutya menjelaskan ihwal dirinya mendatangi RPTRA Intiland Teduh Semper Barat pada hari ini. Pertama, adanya undangan dari warga di Semper Barat.

    Selain itu, kedatangan dirinya ke Semper guna meliterasi masyarakat setelah adanya laporan bahwa Kecamatan Cilincing merupakan daerah dengan kasus judi online tertinggi di DKI Jakarta.

    “Karena itu saya ingin mengajak Ibu-Ibu semua (berantas judi online, kalau di Komdigi aja alatnya terbatas,” ucap Meutya.

    Sebelumnya, polisi telah mengamankan 11 orang terkait dengan kasus dugaan judi online. Diantara 11 orang tersebut terdapat oknum yang diduga pegawai dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam mengatakan, tak hanya oknum dari Komdigi, terdapat beberapa warga sipil juga diamankan oleh kepolisian.

    “Ini 11 orang, beberapa orang di antaranya adalah oknum pegawai Komdigi, antara lain ada juga staf ahli dari Komdigi,” kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat (1/11/2024).

    Ade menjelaskan, pegawai dan staf ahli di Komdigi ditangkap karena menyalahgunakan wewenang yang sudah diamanatkan. Mereka diketahui diberi wewenang untuk memblokir situs judi online, tetapi dalam praktiknya mereka tidak melakukan hal tersebut.

    “Namun, mereka melakukan penyalahgunaan juga melakukan kalau dia sudah kenal sama mereka, mereka tidak blokir dari data mereka,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Ade menuturkan saat ini perkembangan kasus ini masih terus dilakukan dan masih ada beberapa orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

    “Masih ada yang DPO segala macem,” ucap Ade.

  • Maaf Menteri Meutya, Tahan Tangis di Depan Ibu-Ibu Korban Judi Online

    Maaf Menteri Meutya, Tahan Tangis di Depan Ibu-Ibu Korban Judi Online

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta maaf sambil sedikit terisak atas perbuatan oknum pegawai Komdigi yang terlibat judi online.

    Hal tersebut ia sampaikan saat acara literasi digital di RPTRA Intiland Teduh Semperbarat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

    Mulanya, ia memberikan sambutan kepada warga yang datang. Dalam kunjungannya bahasan yang disampaikan mengenai judi online (judol).

    Menurut Meutya, wilayah Cilincing dipilih karena merupakan salah satu daerah yang transaksi judi onlinenya tertinggi di DKI Jakarta.

    “Kita harus melihat data. Ini data PPATK ya. Karena itu saya ingin mengajak Ibu-Ibu semua [ikut cegah judi online], Kalau di Kemkomdigi saja alatnya terbatas,” ujar Meutya.

    Kemudian, ia mengatakan bahwa mungkin masyarakat sudah mengetahui soal kasus oknum pegawai di Komdigi yang “membina” website judi online.

    “Seperti yang mungkin Ibu Bapak lihat kemarin. Saya juga minta maaf Ibu Bapak bahwa dari kantor kami kemudian ada yang terlibat. Sedihnya luar biasa,” kata Meutya. Setelah mengatakan itu, ia berhenti sejenak sambil terisak.

    “Karena saya seperti ibunya di kantor itu. Sama kayak kalau Ibu ada anak-anak yang terlibat pasti segini,” imbuhnya.

    Salah seorang perempuan yang bercerita ke Meutya adalah Nur. Ia mengungkapkan kelakuan suaminya yang terjerat judi online.

    “Suami saya sendiri sampai dia ditahan gara-gara judi online. Handphone semua TV habis, sampai saya di tagih-tagih utang. Bank keliling itu semua pakai nama saya,” ujar Nur.

    Menurut Meutya, alat secanggih apapun dan dibersihkan dengan cara apapun oleh pihak Komdigi, tidak akan cukup. Karena pihaknya tidak bisa menjangkau rumah-rumah tangga. Sehingga diminta kerja sama orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.

    “Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun 200 ribu. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games.” pungkasnya.

    (dem/dem)