Tempat Fasum: Polres Metro Jakarta Barat

  • Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Tandon Air di Tambora Jakbar, Polisi Duga Korban Pembunuhan – Halaman all

    Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Tandon Air di Tambora Jakbar, Polisi Duga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam tandon air menggegerkan warga Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Dua jasad itu berada di tempat penampungan air sebuah rumah pada Jumat (7/3/2025) pukul 01.30 WIB. 

    Korban diketahui berinisial TSL (59) dan ES (35).

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung membenarkan kejadian tersebut. 

    “Ya benar dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren rumah,” ujar Arfan saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025).

    Dugaan sementara kedua korban merupakan korban pembunuhan.

    Kedua korban diketahui ibu dan anak. 

    “Dua orang (korban) ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan.

    Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku.

    Termasuk untuk motif kejadian, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Bukti-bukti masih dikumpulkan agar kasus ini bisa terungkap.

    Beberapa saksi telah dimintai keterangan guna membantu proses penyelidikan. 

    Arfan mengatakan, terduga pelaku saat ini sedang dalam proses pengerjaan. 

    Sementara itu, jasad kedua korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. 

    “Untuk yang di Tambora ini masih lidik,” pungkasnya. 

  • BREAKING NEWS Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    BREAKING NEWS Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam toren atau tandon air sebuah rumah di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025), mengejutkan warga sekitar.

    Kedua korban, yang diketahui adalah ibu dan anak, ditemukan sekitar pukul 01.30 WIB, mengambang di dalam toren air.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan penemuan tragis mayat ibu dan anak di Tambora ini.

    “Ya, benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren rumah,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025).

    Kedua korban berinisial TSL (59) dan ES (35).

    “(Korban) dua orang, ibu dan anak,” jelas Arfan.

    Dugaan sementara, kedua korban adalah korban pembunuhan.

    “Dua orang (korban) ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan.

    Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan dari beberapa saksi untuk mengungkap pelaku serta motif kejadian.

    Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini.

    Jasad kedua korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk keperluan autopsi.

    Saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung, dan pihak berwajib tengah bekerja keras untuk segera menangkap pelaku pembunuhan tersebut. (Tribunnews.com/Kompas.com)

     

  • Geger! Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditemukan Tewas dalam Toren Air – Page 3

    Geger! Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Ditemukan Tewas dalam Toren Air – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Warga Tambora, Jakarta Barat (Jakbar) digegerkan dengan penemuan dua jasad ibu dan anak di dalam toren air. Kedua jasad itu ditemukan di sebuah rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakbar.

    Korban diketahui seorang ibu dan anaknya, berinisial TSL (59) dan ES (35). Keduanya ditemukan tak bernyawa di dalam toren air pada Jumat, 7 Maret 2025 pukul 01.30 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung membenarkan penemuan jasad ibu dan anak tersebut. Dia menduga ibu dan anak ini menjadi korban pembunuhan.

    “Iya, dua orang, ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan. Dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan kepada wartawan, Sabtu (8/3/2025).

    Namun, polisi belum mengungkap detail kronologi kasus ini. Dia mengatakan, terduga pelaku pembunuhan saat ini sedang dalam proses pengejaran.

  • Tindak Lanjut Kasus Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat – Halaman all

    Tindak Lanjut Kasus Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kejadian dugaan pelecehan yang melibatkan seorang guru di SMK DI Kalideres, Jakarta Barat, baru-baru ini memicu kepanikan di kalangan siswa dan masyarakat.

    Pihak sekolah telah mengambil langkah tegas dengan memecat oknum guru berinisial O yang diduga melakukan pelecehan terhadap muridnya.

    Apa yang Terjadi dengan Dugaan Kasus Pelecehan di SMK Kalideres?

    Kasus ini mulai terungkap ketika sejumlah siswa melaporkan tindakan yang tidak pantas dari guru tersebut.

    Menurut Dennis Wibowo, pengacara sekolah, surat pemecatan sudah disiapkan sebelum siswa melakukan aksi unjuk rasa.

    “Jadi gini, sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” kata Dennis Wibowo, Jumat (7/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Namun, keputusan pemecatan tersebut belum sempat disosialisasikan kepada siswa, yang menyebabkan ketidakpuasan dan kerugian komunikasi.

    Akibatnya, para siswa melakukan demonstrasi dengan tuntutan agar guru tersebut segera dipecat.

    Bagaimana Reaksi Siswa Terhadap Kejadian Ini?

    Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh siswa sempat berujung ricuh.

    Beberapa siswa melempar botol air mineral dan meneriakkan kata-kata kasar.

    Dennis mencurigai bahwa ada pihak lain yang mungkin menggerakkan aksi tersebut, mengingat situasi yang memanas di tengah ketidakpuasan siswa.

    Dalam perkembangan selanjutnya, pihak sekolah juga berencana melaporkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ke Polres Metro Jakarta Barat, karena identitas kepala sekolah yang tersebar di media sosial berpotensi menimbulkan ancaman.

    Di sisi lain, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut kini telah kembali normal setelah pihak berwenang turun tangan untuk menangani kasus ini.

    Tanggapan Dinas Pendidikan

    Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, memberikan keterangan mengenai kejadian ini.

    Ia menyebutkan, kasus ini sudah dimediasi dan keluarga siswa meminta agar oknum guru yang terlibat diberhentikan.

    “Prinsipnya permasalahan ini sudah dimediasi dan pihak keluarga menuntut guru dengan inisial O tersebut diberhentikan,” kata Sarjoko saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (6/3/2025).

    Sarjoko mengungkapkan, guru tersebut telah mengundurkan diri pada tanggal 25 Februari 2025 setelah menerima laporan tentang tindakan tak menyenangkan terhadap siswa perempuan.

    Diketahui, beberapa siswi melaporkan adanya sentuhan fisik yang tidak pantas dari oknum guru.

    Sebelumnya, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pendalaman mengenai laporan tersebut, Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi.

    Ia menyebutkan bahwa laporan awal hanya berupa informasi lisan dari salah satu murid.

    Namun, pihaknya sudah meminta keterangan terhadap beberapa perwakilan dari pihak sekolah, salah satunya kepala sekolah. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Oknum Guru di Kalideres Jakbar Lakukan Pelecehan, Pelaku Ngaku Bercanda Lalu Mengundurkan Diri dan WartaKotalive.com dengan judul Viral Guru BK di SMK PGRI Kalideres Diduga Lecehkan Siswa, Disdik Buka Suara

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dugaan Oknum Guru Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat, Pihak Sekolah Lakukan Pemecatan – Halaman all

    Dugaan Oknum Guru Lecehkan Murid SMK di Jakarta Barat, Pihak Sekolah Lakukan Pemecatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perkembangan kasus dugaan oknum guru lecehkan siswa SMK di Kalideres, Jakarta Barat.

    Pihak sekolah rupanya telah memberhentikan O, oknum guru yang diduga melakukan pelecehan terhadap siswanya. 

    Pengacara sekolah, Dennis Wibowo mengatakan sudah menyiapkan surat pemecatan O sebelum para siswa mendemo para guru.

    “Jadi gini, sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” kata Dennis Wibowo, Jumat (7/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Namun, keputusan pemecatan O belum sempat disosialisasikan kepada para siswa yang kesal terhadap perbuatan oknum guru itu. 

    Akibatnya, aksi unjuk rasa dilakukan para siswa dengan tuntutan utama agar O segera dikeluarkan dari sekolah.

    “Intinya, demo itu permintaannya oknum guru tersebut dikeluarkan dari sekolah tapi karena belum ada sosialisasi, sehingga ada miss komunikasi di situ,” ungkapnya.

    Dennis menceritakan, demo tersebut, sempat ricuh. Beberapa siswa melempar botol air mineral dan meneriakkan kata-kata kasar.

    Terkait aksi tersebut, Dennis menduga, ada pihak lain yang menggerakkan aksi tersebut.

    Selain itu, pihak sekolah berencana melaporkan dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ke Polres Metro Jakarta Barat.

    Pasalnya, identitas kepala sekolah tersebar di media sosial, sehingga menimbulkan ancaman dan intimidasi.

    Adapun terkait aktivitas belajar mengajar di SMK tersebut, sudah telah kembali normal. 

    Pihak kepolisian dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) pun telah turun ke lokasi untuk menyelidiki kasus.

    Sementara itu, pihak Disdik DKI Jakarta sudah mengonfirmasi hal ini kepada terduga pelaku, O.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, membeberkan kasus yang melibatkan oknum guru ini, terjadi pada Februari 2025.

    “Prinsipnya permasalahan ini sudah dimediasi dan pihak keluarga menuntut guru dengan inisial O tersebut diberhentikan,” kata Sarjoko saat dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (6/3/2025).

    Yang bersangkutan, lanjut Sarjoko, sudah mengundurkan diri pada tanggal 25 Februari 2025.

    Sarjoko menyebut, siswi mengadukan perbuatan tak menyenangkan seorang guru BK yang kerap sentuhan fisik dengan siswa perempuan.

    “Pada pengaduannya, yang bersangkutan kalau salaman dengan siswi jarinya ngelitikin, kadang pegang bahu siswi,” katanya.

    Oknum guru itu, mengakui perbuatannya khilaf.

    “Waktu diklarifikasi, maksud guru tersebut niatnya bercanda, dan yang bersangkutan minta maaf atas kekhilafannya,” katanya.

    Sebelumnya, Kapolsek Kalideres, Kompol Arnold Julius Simanjuntak, mengatakan masih melakukan penyelidikan dan pendalaman, saat dikonfirmasi Rabu (5/3/2025).

    “Masih dugaan pelecehan, sampai sekarang belum ada laporan ke Polisi,” ucapnya.

    Dikutip dari Tribun Jakarta, Arnold menyebut, kasus dugaan pelecehan ini, baru dilaporkan secara lisan oleh salah satu murid dari sekolah tersebut.

    “Dari laporan murid. Laporan hanya lisan saja saat anggota kami sedang melaksanakan patroli, giat kewilayahan. Dan mendapat informasi demikian,” ungkapnya.

    Pihaknya sudah meminta keterangan terhadap beberapa perwakilan dari pihak sekolah, salah satunya kepala sekolah. 

    Diketahui, kabar pelajar SMK di Kalideres menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, viral di media sosial.

    Dalam aksinya, para siswa turut membawa sejumlah poster kritikan dan juga menyalakan flare.

    Adanya unjuk rasa itu, membuat siswa yang tadinya sedang berada baris di halaman terpaksa membubarkan diri.

    Dalam narasi yang berkembang, dikatakan dugaan pelecehan dilakukan oknum guru di sekolah.

    Perkembangannya, sebanyak 40 siswi mengaku menjadi korban pelecehan oleh seorang oknum guru berinisial O.

    Pihak sekolah pun mengambil langkah memecat pelaku, namun persoalan belum sepenuhnya selesai.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Oknum Guru di Kalideres Jakbar Lakukan Pelecehan, Pelaku Ngaku Bercanda Lalu Mengundurkan Diri dan WartaKotalive.com dengan judul Viral Guru BK di SMK PGRI Kalideres Diduga Lecehkan Siswa, Disdik Buka Suara

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Nuri Yatul Hikmah, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra, Kompas.com)

  • 9
                    
                        Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban
                        Megapolitan

    9 Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban Megapolitan

    Dugaan Guru Lecehkan Murid di Kalideres: Bermula dari Demo, 40 Siswi Mengaku Korban
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus dugaan pelecehan guru SMK di Kalideres, Jakarta Barat, terungkap. Puluhan siswi mengaku menjadi korban.
    Dugaan itu sempat memicu aksi demonstrasi para siswa SMK tersebut. Kini, pihak sekolah telah memecat terduga pelaku. 
    Adapun aksi demonstrasi siswa terekam dalam video viral yang diunggah akun Instagram @warga.jakbar pada Minggu (2/3/2025).
    Dalam video itu terlihat para siswa tengah berkumpul di lapangan sekolah mengenakan setelan seragam Pramuka.
    Mereka tampak bersorak untuk meminta sekaligus menyambut teman-temannya yang berada di luar sekolah. 
    “Buka, buka, buka,” sorak siswa kepada para guru yang berjaga di pagar sekolah.
    Karena tak kuasa menahan pagar, sang guru akhirnya membuka pagar dan para murid yang berada di luar sekolah langsung menerobos masuk.
    Mereka tampak membawa spanduk bertuliskan “NGERTI HUKUM TAPI MESUM, JANGAN RUSAK SEKOLAH KAMI”, dan spanduk tuntutan agar guru pelaku pelecehan dikeluarkan.
    Spanduk itu siswa bentangkan di lantai satu dan dua sekolah. Selain itu, siswa juga membawa
    flare
    berwarna-warni sambil bersorak.
    Dalam video yang beredar, terlihat beberapa siswa melempar botol air mineral serta mengucapkan kata-kata kasar.
    Adapun dugaan pelecehan ini mencuat setelah sejumlah siswi melaporkan tindakan sang guru berinisial O.
    O disebut sering melakukan kontak fisik yang tidak pantas ke para siswi, seperti memegang pundak, berjabat tangan dalam waktu yang lama, dan mengelus pinggul.
    Seiring dengan berkembangnya laporan, terungkap ada sekitar 40 siswi mengaku mengalami hal serupa.
    “Memang itu perbuatannya tidak terpuji, saya pun juga tidak sepakat. Sehingga terungkap ada 40 orang kurang lebih yang mengaku jadi korban,” kata pengacara SMK Kalideres Dennis Wibowo saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Jumat (7/3/2025).
    Berangkat dari laporan tersebut, pihak sekolah melakukan pendalaman. O pun mengakui perbuatannya.
    Oleh karenanya, pihak sekolah langsung memecat terduga pelaku.
    “Akhirnya sampailah di pernyataan bahwa O mengakui dugaan itu, sehingga sanksi tegas dari sekolah ya memecat dia,” jelas Dennis. 
    Dennis mengungkapkan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengambil langkah tegas sebelum para siswa menggelar aksi demonstrasi.
    Sang guru telah diminta menandatangani surat pernyataan bersalah dan mengundurkan diri, namun informasi tersebut belum tersosialisasi dengan baik kepada para siswa.
    “Sebelum terjadi aksi demo, sebenarnya pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru tersebut,” ujar Dennis.
    Usai pelaku dipecat, aktivitas belajar mengajar di sekolah diklaim sudah kembali normal. Namun, kasus ini masih dalam pengawasan pihak kepolisian dan dinas pendidikan.
    Meski demikian, persoalan belum berakhir. Kepala SMK Kalideres justru menjadi sasaran intimidasi dan mendapat ancaman setelah data pribadinya diduga disebar di media sosial.
    Nomor telepon dan alamat kepala sekolah diduga diunggah di Instagram, yang kemudian memicu berbagai teror. Mulai dari pesan bernada kasar hingga dimasukkan ke grup WhatsApp yang berisi hinaan.
    “Klien kami dibuatkan grup, isinya sekitar tiga sampai empat orang. Lalu ngomong kata-kata kasarlah, ada ancaman tapi itu penyebarannya kita enggak tahu siapa yang melakukan,” kata Dennis.
    Oleh karenanya, pihak sekolah berencana melaporkan dugaan penyebaran data pribadi ini ke Polres Metro Jakarta Barat atas tudingan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Deretan Kapolda di Pulau Jawa, Nomor 4 Anggotanya Diduga Intimidasi Band Sukatani

    Deretan Kapolda di Pulau Jawa, Nomor 4 Anggotanya Diduga Intimidasi Band Sukatani

    loading…

    Deretan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) di Pulau Jawa diulas dalam artikel ini. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Deretan Kepala Kepolisian Daerah ( Kapolda ) di Pulau Jawa diulas dalam artikel ini. Nomor 4 adalah Kapolda Jawa Tengah yang sejumlah anggotanya diduga mengintimidasi Band Sukatani terkait lagu Bayar Bayar Bayar.

    Kepala Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Kapolda adalah pimpinan Polri di daerah provinsi dan bertanggung jawab kepada Kapolri. Sedangkan Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi.

    Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap) Nomor 12 Tahun 2017 tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan Pembagian Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    Diketahui, ada enam Polda di Pulau Jawa. Berikut enam Kapolda di Pulau Jawa:

    1. Karyoto
    Foto/Dok SindoNews

    Pria kelahiran Dukuh Pete, Kuta, Belik, Pemalang, Jawa Tengah, 27 Oktober 1968 ini menjabat Kapolda Metro Jaya. Ada 13 Polres masuk wilayah hukum Polda Metro Jaya.

    13 Polres itu adalah Polres Metro Jakarta Barat, Polres Metro Jakarta Pusat, Polres Metro Jakarta Selatan, Polres Metro Jakarta Timur, Polres Metro Jakarta Utara, Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Kemudian, Polres Kepulauan Seribu, Polres Metro Tangerang Kota, Polres Tangerang Selatan, Polresta Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Polres Metro Bekasi Kota, Polres Metro Bekasi, dan Polres Metro Depok.

    Irjen Pol Karyoto adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 yang berpengalaman dalam bidang reserse. Berbagai jabatan pernah diembannya, antara lain Perwira Menengah Badan Reserse Kriminal Polri dan Kepala Kepolisian Resor Ketapang (2008).

  • Delapan korban kebakaran Glodok tak teridentifikasi

    Delapan korban kebakaran Glodok tak teridentifikasi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    RS Polri: Delapan korban kebakaran Glodok tak teridentifikasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 14:24 WIB

    Elshinta.com – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur menyebutkan, total ada delapan korban kebakaran Glodok Plaza pada Rabu 15 Januari 2025 yang tak dapat teridentifikasi.

    “Terdapat delapan individu berdasarkan laporan orang hilang akibat kebakaran Glodok Plaza yang belum ditemukan,” kata Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Nyoman menyebut, delapan korban kebakaran Glodok tersebut enam di antaranya merupakan perempuan dan dua korban lainnya laki-laki.

    Tim proses Identifikasi Korban Bencana (DVI) juga sudah berusaha keras untuk melakukan pemeriksaan DNA dari enam kantong jenazah tersebut.

    Namun, pemeriksaan tidak menunjukkan hasil profil DNA dikarenakan kondisi jenazah sudah hangus terbakar.

    “Kita ketahui bahwa kondisinya sangat rusak karena jenazah sudah hangus terbakar. Sehingga kita juga berusaha keras untuk pemeriksaan DNA, tetapi tetap tidak bisa kita dapatkan,” jelas Nyoman.

    Lebih lanjut, Nyoman menyerahkan ke tim penyidik Polres Metro Jakarta Barat untuk menindaklanjuti enam kantong jenazah yang tidak teridentifikasi.

    Sementara itu, Kanit Kriminal Khusus (Krimsus) Polres Metro Jakarta Barat dalam hal ini sebagai penyidik yakni AKP Diaz Yudhistira mengatakan, timnya berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat dan Pengadilan Negeri Jakarta.

    “Kami juga akan berkoordinasi dengan Dukcapil dan Pengadilan Negeri. Apabila nanti memang dikuatkan dari keterangan dan juga nanti dikuatkan dengan dokumen yang ada, nantinya bisa akan dibantu pemrosesan untuk pengeluaran akte kematian,” jelas Diaz.

    Selain itu, Polres Metro Jakarta Barat juga terus membuka peluang jika ada keluarga korban kebakaran Glodok Plaza yang masih mau memberikan laporan kehilangan.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) sudah menerima total 16 kantong jenazah dari upaya pencarian dan evakuasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat.

    Dua dari 14 kantong jenazah yang diterima dari tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, sebelumnya bukan berisi potongan tubuh (body part) korban. Hal itu dipastikan usai dilakukan pemeriksaan berulang bersama dokter forensik dan dokter gigi forensik.

    RS Polri juga telah berhasil mengidentifikasi enam dari 14 korban yang dilaporkan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, yang terjadi pada Rabu (15/1) lalu.

    Enam jenazah yang sudah teridentifikasi, yakni:

    1. Zukhi F Rahdja, laki-laki 42 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    2. Aulia Belinda, perempuan 28 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis,

    3. Osima yukari, perempuan 29 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    4. Desty Eka Putri S, perempuan 24 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    5. Keren Shallom Jeremiah, perempuan 21 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    6. Ade Aryanti, perempuan 30 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA.

    Sumber : Antara

  • RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok

    RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok

    Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.

    RS Polri hentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 15:44 WIB

    Elshinta.com – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur menghentikan proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat.

    “Dengan hasil upaya maksimal yang kami laksanakan, maka operasi proses Identifikasi Korban Bencana (DVI), kami nyatakan ditutup,” kata Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Nyoman menjelaskan, penghentian proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza ini berdasarkan beberapa pertimbangan.

    Pertama, proses pencarian barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) sudah dihentikan dan sampai saat ini sudah tidak ada lagi pengiriman barang bukti maupun potongan tubuh (body part) dari TKP ke pos DVI.

    Kedua, sudah tidak ada lagi tambahan data ante mortem dari keluarga yang merasa kehilangan keluarganya saat kejadian kebakaran.

    Ketiga, semua “body part” dan properti sudah diperiksa baik secara medis maupun secara laboratorium.

    “Namun demikian, apabila di kemudian hari ditemukan kembali barang bukti atau body part dan properti milik orang yang dilaporkan hilang di TKP, maka tim DVI akan kembali menerima dan akan meneruskan pemeriksaan terhadap barang bukti tersebut,” ujar Nyoman.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) sudah menerima total 16 kantong jenazah dari upaya pencarian dan evakuasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    Dua dari 14 kantong jenazah yang diterima dari TKP kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, sebelumnya bukan berisi potongan tubuh (body part) korban.

    Hal itu dipastikan usai dilakukan pemeriksaan berulang bersama dokter forensik dan dokter gigi forensik.

    RS Polri juga telah berhasil mengidentifikasi enam dari 14 korban yang dilaporkan hilang akibat kebakaran itu.

    Enam jenazah yang sudah teridentifikasi, yakni:

    1. Zukhi F Rahdja, laki-laki 42 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    2. Aulia Belinda, perempuan 28 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis,

    3. Osima yukari, perempuan 29 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    4. Desty Eka Putri S, perempuan 24 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    5. Keren Shallom Jeremiah, perempuan 21 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    6. Ade Aryanti, perempuan 30 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA.

    Sebelumnya, hasil penyelidikan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri menyatakan bahwa kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat diakibatkan oleh hubungan arus pendek listrik di lantai 9 gedung pada Rabu (15/1).

    Arus pendek tersebut berawal dari untaian kabel di belakang sebuah videotron di lantai 9 gedung.

    “Dari hasil Labfor itu ada hubungan arus pendek di belakang videotron, jadi ada kabelnya di belakang videotron tersebut. Di situ hubungan arus pendek yang mengakibatkan percikan api,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan kepada wartawan di lokasi pada Jumat (21/2).

    Sumber : Antara

  • RS Polri sebut delapan korban kebakaran Glodok tak teridentifikasi

    RS Polri sebut delapan korban kebakaran Glodok tak teridentifikasi

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur menyebutkan, total ada delapan korban kebakaran Glodok Plaza pada Rabu 15 Januari 2025 yang tak dapat teridentifikasi.

    “Terdapat delapan individu berdasarkan laporan orang hilang akibat kebakaran Glodok Plaza yang belum ditemukan,” kata Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Nyoman menyebut, delapan korban kebakaran Glodok tersebut enam di antaranya merupakan perempuan dan dua korban lainnya laki-laki.

    Tim proses Identifikasi Korban Bencana (DVI) juga sudah berusaha keras untuk melakukan pemeriksaan DNA dari enam kantong jenazah tersebut.

    Namun, pemeriksaan tidak menunjukkan hasil profil DNA dikarenakan kondisi jenazah sudah hangus terbakar.

    “Kita ketahui bahwa kondisinya sangat rusak karena jenazah sudah hangus terbakar. Sehingga kita juga berusaha keras untuk pemeriksaan DNA, tetapi tetap tidak bisa kita dapatkan,” jelas Nyoman.

    Lebih lanjut, Nyoman menyerahkan ke tim penyidik Polres Metro Jakarta Barat untuk menindaklanjuti enam kantong jenazah yang tidak teridentifikasi.

    Kanit Kriminal Khusus (Krimsus) Polres Metro Jakarta Barat dalam hal ini sebagai penyidik yakni AKP Diaz Yudhistira saat konferensi pers kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.

    Sementara itu, Kanit Kriminal Khusus (Krimsus) Polres Metro Jakarta Barat dalam hal ini sebagai penyidik yakni AKP Diaz Yudhistira mengatakan, timnya berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat dan Pengadilan Negeri Jakarta.

    “Kami juga akan berkoordinasi dengan Dukcapil dan Pengadilan Negeri. Apabila nanti memang dikuatkan dari keterangan dan juga nanti dikuatkan dengan dokumen yang ada, nantinya bisa akan dibantu pemrosesan untuk pengeluaran akte kematian,” jelas Diaz.

    Selain itu, Polres Metro Jakarta Barat juga terus membuka peluang jika ada keluarga korban kebakaran Glodok Plaza yang masih mau memberikan laporan kehilangan.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) sudah menerima total 16 kantong jenazah dari upaya pencarian dan evakuasi korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat.

    Dua dari 14 kantong jenazah yang diterima dari tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, sebelumnya bukan berisi potongan tubuh (body part) korban. Hal itu dipastikan usai dilakukan pemeriksaan berulang bersama dokter forensik dan dokter gigi forensik.

    RS Polri juga telah berhasil mengidentifikasi enam dari 14 korban yang dilaporkan hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, yang terjadi pada Rabu (15/1) lalu.

    Enam jenazah yang sudah teridentifikasi, yakni:

    1. Zukhi F Rahdja, laki-laki 42 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    2. Aulia Belinda, perempuan 28 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis,

    3. Osima yukari, perempuan 29 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    4. Desty Eka Putri S, perempuan 24 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    5. Keren Shallom Jeremiah, perempuan 21 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA,

    6. Ade Aryanti, perempuan 30 tahun teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025