Tempat Fasum: Pelabuhan Tanjung Priok

  • Kriminal kemarin, tangkap jambret hingga ungkap penggelapan di sekolah

    Kriminal kemarin, tangkap jambret hingga ungkap penggelapan di sekolah

    Jakarta (ANTARA) – Berita kriminal di kanal Metro ANTARA pada Kamis (20/3/2025), yang masih menarik dibaca Jumat hari ini antara lain polisi tangkap empat jambret di Muara Karang hingga polisi mengungkap penggelapan dana sekolah hingga ratusan juta rupiah di Bekasi, Jabar.

    Berikut rangkumannya:

    1. Polisi tangkap empat jambret di Muara Karang

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menangkap empat penjambret dan penadah barang hasil curian milik korban berinisial DCP di Jalan Muara Karang Raya, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (16/3) pagi.

    “Kami menangkap dua penjambret berinisial GP dan A serta dua penadah berinisial PM dan FE,” kata Kapolsek Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    2. Polisi ungkap penggelapan dana sekolah hingga ratusan juta di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Bekasi mengungkap kasus dugaan tindak pidana penggelapan dana sekolah yang merugikan Yayasan Daarun Nadwah Cikarang hingga mencapai Rp651.732.500.

    “Kasus ini melibatkan dua tersangka, yakni Alwi Alatas (Kepala Sekolah SDIT Atssurayya) dan Holisoh Nurul Hilda (Bendahara Sekolah),” kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Polisi Mustofa dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Polisi tindak ormas minta THR ke pengusaha di Pelabuhan Tanjung Priok

    Jakarta (ANTARA) – Polres Pelabuhan Tanjung Priok bakal menindak tegas para oknum dari organisasi kemasyarakatan (ormas) yang meminta tunjangan hari raya (THR) ke pengusaha di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Aksi pemaksaan tersebut merupakan tindak pidana dan bisa diproses secara hukum,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Polisi ungkap kasus minyak goreng yang kemasannya diubah ke MinyaKita

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap kasus minyak goreng merek Guldap yang kemasannya diubah menjadi merek MinyaKita di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

    “Jadi, isi yang ada dalam minyak Guldap ini diganti atau transisi kemasan botolnya ke minyak goreng MinyaKita,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Delapan orang terkait penjambretan warga Prancis ditangkap polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Pelabuhan Tanjung Priok menangkap delapan orang terkait penjambretan terhadap warga Prancis Parent Marion Marie bersama anaknya saat memotret di Tanggul Pos 6 Pelabuhan Kawasan Sunda Kelapa, Jakarta Utara pada Rabu (5/3).

    “Total ada delapan pelaku yang kami tangkap, terakhir yang menjadi DPO (daftar pencarian orang) sudah ditangkap di Bekasi,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah Tobing di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi tindak ormas minta THR ke pengusaha di Pelabuhan Tanjung Priok

    Polisi tindak ormas minta THR ke pengusaha di Pelabuhan Tanjung Priok

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing didampingi Kasat Reskrim AKP I Gede Puti Ngurah Krisha Narayana. ANTARA/Mario Sofia Nasution

    Polisi tindak ormas minta THR ke pengusaha di Pelabuhan Tanjung Priok
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 20 Maret 2025 – 16:19 WIB

    Elshinta.com – Polres Pelabuhan Tanjung Priok bakal menindak tegas para oknum dari organisasi kemasyarakatan (ormas) yang meminta tunjangan hari raya (THR) ke pengusaha di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Aksi pemaksaan tersebut merupakan tindak pidana dan bisa diproses secara hukum,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan penindakan ini sesuai dengan perintah Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait dengan ormas-ormas ini yang meminta uang THR dengan cara pemerasan

    “Ini tentunya ini melanggar pidana dan kami akan langsung proses hukum,” kata dia.

    Martuasah meminta agar para pengusaha tidak memberikan THR kepada ormas yang memaksa. Ia meminta agar para pengusaha bisa melaporkan ke polisi apabila mendapat pemerasan dari oknum ormas.

    “Pengaduan itu bisa dilakukan melalui telepon ke nomor 110 atau langsung ke Polres Pelabuhan Tanjung Priok,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Top! Ekspor Mobil Toyota Buatan Indonesia Tahun Ini Tembus 3 Juta Unit

    Top! Ekspor Mobil Toyota Buatan Indonesia Tahun Ini Tembus 3 Juta Unit

    Jakarta

    Toyota tak hanya memproduksi dan menjual mobil di Indonesia. Merek asal Jepang itu juga mengekspor mobil-mobil rakitan Indonesia, ke berbagai penjuru dunia. Nah tahun ini, Toyota Indonesia disebut-sebut akan mencapai milestone baru, di mana jumlah ekspor mobil buatan mereka akan menembus angka 3 juta unit.

    “Tahun ini Insya Allah kita akan mencapai 3 juta ekspor. 1 juta ekspor ceremony-nya di pelabuhan Tanjung Priok, 2 juta ekspor dilakukan di Karawang di tengah-tengah badai Covid-19. Dan untuk 3 juta ekspor kita juga berharap bisa ada ceremony-nya lagi,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di sela-sela acara buka bersama Toyota Indonesia di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (kanan) Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sebagai informasi, Toyota Indonesia telah mengekspor mobil CBU (utuh) sejak tahun 1987. Hingga kini, mobil-mobil rakitan Toyota Indonesia telah diekspor ke 100 negara di seluruh dunia, dari kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, bahkan hingga ke negara-negara di kawasan Amerika Latin.

    Saat ini, secara kumulatif Toyota Indonesia telah mengapalkan sebanyak 2,8 juta unit mobil. Tentunya mengejar angka ekspor 200 ribu unit bukan hal sulit buat Toyota, sebab tahun lalu saja Toyota mengekspor sebanyak 276 ribu unit mobil.

    Tercatat ada beberapa model Toyota Indonesia yang diminati konsumen luar negeri, seperti Fortuner, Rush, Raize, Innova, Innova Zenix, Avanza, Town Ace/Lite Ace, lalu Veloz, Yaris, hingga Agya. Tak hanya itu, model-model hybrid Toyota Indonesia seperti Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid juga mulai diminati pasar luar.

    “Sekarang permintaan di negara tujuan ekspor, kendaraan-kendaraan yang efisien bahan bakar. Itu sudah natural. Dan tidak pusing sama infrastrukturnya. Jadi, memang tren market di luar itu memang ke arah sana. Dan kita sudah baca itu. Apalagi hybrid itu kan biasanya dipasang di mobil-mobil mewah. Nah, sekarang kita sudah mulai ke mobil-mobil yang kelas menengah,” ungkap Bob.

    Tercatat, ekspor Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid mengalami peningkatan. Tahun 2023 lalu angka ekspor keduanya kurang lebih 8.700 unit. Kemudian di tahun 2024 mengalami kenaikan hampir 111% menjadi 18.700 unit.

    (lua/din)

  • Dilarang Beroperasi saat Mudik, Pengusaha Truk Curhat Bisa Rugi Rp 5 T

    Dilarang Beroperasi saat Mudik, Pengusaha Truk Curhat Bisa Rugi Rp 5 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) memprediksi potensi kerugian akibat pelarangan beroperasinya truk barang saat mudik Lebaran 2025 mencapai hingga triliunan rupiah. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Aptrindo, Gemilang Tarigan mengatakan potensi kerugian ekonomi akibat pelarangan beroperasinya truk besar di masa mudik 2025 mencapai Rp 5 triliun.

    “Karena ini efeknya cukup rumit, kami ingin supaya pemerintah mendengar. Kalau angka kerugian yang terjadi bisa triliunan, Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun,” kata Gemilang dalam konferensi pers, Selasa (18/3/2025).

    Gemilang menambahkan, selain kerugian ekonomi pelarangan ini juga berdampak pada kepercayaan luar negeri kepada Indonesia. Hal ini karena akan mengganggu jadwal-jadwal ekspor yang sudah disepakati.

    Pihaknya hanya memprotes masa berlaku dan kurun waktu pelarangan truk tersebut dan meminta kepada pemerintah untuk mengurangi kurun waktu pelarangan tersebut, menjadi 8 hari yakni pada H-4 Lebaran dan H+4 Lebaran.

    Gemilang juga menyebut data yang diterima dari Wakapolri, laju terhadap mudik pada tahun ini akan turun 24% dibanding dengan 2024.

    Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
    Antrean truk besar yang melintas di sepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek

    “Berarti di situ dilihat ada penurunan orang mudik, tapi di sisi lain korlantas meningkatkan pelarangannya 60% dari tahun sebelumnya. Ini antagonis terjadi di kepolisian, antagonis terjadi di perhubungan. Sehingga kita menjadi sengsara rakyat ini,” jelasnya.

    Di lain sisi, pelarangan selama 16 hari ini menurut Gemilang mengakibatkan pengemudi tidak mempunyai penghasilan selama 16 hari dan dampaknya juga termasuk kepada buruh di pelabuhan yang akan tidak bekerja selama 16 hari.

    Di samping itu kapal-kapal yang datang dari luar negeri akan dibongkar di pelabuhan Tanjung Priok maka kembali kosong karena tidak ada kontainer yang masuk di dalam untuk diangkut ke luar negeri.

    “Bahkan apabila ini terjadi stagnasi maka kapal luar negeri ini akan pulang membawa kontainer itu kembali karena tidak ada tempat bongkar muat. Di sisi lain kita melihat bahwa industri akan kekurangan barang baku dan juga berarti produksi akan berhenti sehingga buruh-buruh di pabrik juga tidak akan bekerja. Inilah akibatnya yang akan kita rasakan,” pungkasnya.

    (chd/wur)

  • PTP Nonpetikemas Targetkan Throughput 53,5 Juta Ton Sepanjang 2025

    PTP Nonpetikemas Targetkan Throughput 53,5 Juta Ton Sepanjang 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Grup Pelindo, PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) menyusun sejumlah strategi guna mencapai target volume bongkar muat (throughput) sebesar 53,5 juta ton/m3 pada 2025. Sampai dengan Februari PTP Nonpetikemas memcatatkan volume bongkar muat mencapai 7,99 juta ton/m3.  

    Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah strategi, termasuk modernisasi terminal, optimalisasi layanan dermaga multipurpose/konvensional, serta peningkatan efisiensi operasional melalui digitalisasi dengan implementasi PTOS-M. 

    “Selain itu, dilakukan optimalisasi alat bongkar muat dan terminalisasi pelabuhan di berbagai cabang seperti Palembang, Banten, Cirebon, Kijing, Jambi, dan Pangkal Balam,” kata Indra di Jakarta, Selasa (18/3/2025). 

    Indra menjelaskan jika peningkatan layanan juga dilakukan pada terminal curah cair di Kijing dan Pontianak melalui pemenuhan peralatan bongkar muat dan penataan rak pipa. 

    Dia juga PTP Nonpetikemas memastikan bahwa seluruh proses operasional berjalan secara transparan dan akuntabel dengan menerapkan kebijakan antisuap dan antipungli. 

    Hingga Februari 2025, perusahaan mencatat realisasi throughput sebesar 7.997.334 ton/3 dengan kontribusi terbesar berasal dari Curah Kering sebesar 45%, General Cargo sebesar 27%, Curah Cair sekitar 21%, dan Bag Cargo sebanyak 7%.

    Sebagai gambaran, sepanjang 2024 PTP Nonpetikemas berhasil mencatatkan volume bongkar muat sebesar 47,05 juta ton/m3, dengan kontribusi terbesar berasal dari curah kering sebesar 47%, general cargo sebesar 25%, curah cair sebesar 22%, dan bag cargo sebesar 6%. 

    Pada kemasan general cargo dan bag cargo, Cabang Tanjung Priok berhasil mencapai 8.699.527 ton/m3 dan menjadi cabang dengan trafik tertinggi, tidak hanya di PTP tetapi juga di seluruh cabang SPMT Group. 

    Pada kemasan curah cair, PTP Nonpetikemas Teluk bayur menjadi cabang dengan capaian troughput tertinggi di PTP dan posisi ke-4 di SPMT Group, yaitu sebesar 2.783.465 ton.

    Sementara itu pada kemasan curah kering, PTP Nonpetikemas Cabang Tanjung Priok kembali menjadi cabang dengan capaian troughput tertinggi di PTP Nonpetikemas dan tertinggi ke-3 di SPMT Group, yaitu sebesar 4.764.341 ton.

  • Ini prediksi puncak arus mudik di Tanjung Priok

    Ini prediksi puncak arus mudik di Tanjung Priok

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) Cabang DKI Jakarta memprediksi puncak arus mudik Idul Fitri 2025 atau 1446 Hijriah di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara terjadi pada 29-30 Maret 2025.

    “Puncaknya itu dan prediksi kami total penumpang sepanjang angkutan mudik ini mencapai 26.820 penumpang,” kata Kepala PELNI Cabang DKI Jakarta Dicky Dermawan di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, dalam angkutan Lebaran ini, pihaknya sudah memulai tahapan sejak 16 Maret hingga 16 April 2025.

    Ia mengatakan pada 29 Maret 2025 Pelabuhan Tanjung Priok kedatangan KM Labobar dengan 3.000 penumpang.

    Kemudian, pada hari yang sama, pelabuhan terbesar di Indonesia ini juga kedatangan serta keberangkatan KM Tidar dengan penumpang 2.000 orang.

    Lalu, pada 30 Maret KM Labobar dengan kapasitas 3.000 penumpang berangkat menuju Surabaya, Makassar, Baubau, Ambon, Banda,Tual, Dobo, hingga ke Wasior Papua.

    Kemudian, pada hari yang sama, lanjutnya ada KM Tidar yang memiliki kapasitas 2.000 penumpang berangkat menuju Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Maumere, Larantuka, Lewoleba hingga Kupang.

    Menurut dia, dalam menghadapi arus mudik ini pihaknya siap melayani penumpang yang akan berangkat mudik.

    “Kesiapan armada siap dan ‘docking’ (perawatan dll) sudah dilakukan. Pokoknya dalam periode ini kita siap beroperasi menyukseskan program mudik ini,” kata dia.

    Pada arus mudik Lebaran 2025, BUMN Pelayaran ini menyiapkan total 55 kapal, yang terdiri dari: 25 kapal penumpang berkapasitas total 48.323 kursi dan 30 kapal perintis dengan kapasitas total 11.889 kursi.

    Dengan demikian, total kapasitas yang disediakan mencapai 60.212 kursi.

    Jumlah kapal penumpang yang disiapkan tahun ini menurun dibandingkan periode Lebaran 2024, karena saat itu mengoperasikan 26 kapal penumpang.

    Penurunan itu karena insiden yang menimpa KM Umsini pada Juni 2024, sehingga kapal tersebut tidak beroperasi pada musim mudik tahun ini.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Protes SKB Angkutan Lebaran, Truk Ancam Stop Operasi, Ini Kata Pelaku Usaha – Halaman all

    Protes SKB Angkutan Lebaran, Truk Ancam Stop Operasi, Ini Kata Pelaku Usaha – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFi) Jakarta, mengusulkan agar Pemerintah bisa meninjau ulang atau ada diskresi terhadap aturan pembatasan angkutan barang pada musim Lebaran/Idul Fitri tahun ini.

    Aturan itu dinilai berpotensi merugikan bisnis logistik dan melemahkan pertumbuhan perekonomian nasional yang telah ditargetkan 7-8 persen oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Menurut hemat kami, waktu pembatasan angkutan barang selama 2 minggu itu terlalu lama. Idealnya cukup selama H-4 s/d H+4 saja supaya kegiatan logistik dan perekonomian bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya dan diharmonisasikan dengan arus mudik maupun arus balik (angkutan penumpang) Lebaran,” ujar Ketua ALFI Jakarta, Adil Karim, beberapa waktu lalu.

    Dia menegaskan, kebijakan yang telah disampaikan Pemerintah agar menjalankan Work From Anywhere (WFA) sebelum dan dan sesudah Lebaran adalah kebijakan kerja yang memungkinkan pekerja untuk bekerja dari mana saja. WFA merupakan pengaturan kerja fleksibel yang memberikan kebebasan kepada pekerja untuk memilih tempat bekerja.

    “Idealnya WFA bisa dimanfaatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN), maupun pegawai BUMN untuk melakukan mudik Lebaran lebih awal. Sehingga mobilisasi penumpang arus mudik bisa lebih terkondisikan,” ucap Adil.

    ALFI berharap sebelum pengambilan keputusan pengaturan Angkutan Lebaran, bisa akomodatif dan memperhatikan keduanya yakni terhadap pergerakan barang atau logistik maupun pergerakan (mobilisasi) orang/penumpang.

    “Pergerakan angkutan barang dan angkutan penumpang selama Lebaran mesti berjalan harmonis demi menopang pertumbuhan ekonomi nasional, dan jangan sampai ada salah satunya yang dikorbankan,” ucap Adil.

    Khawatirkan Closing Time

    Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) juga menyoroti aturan pembatasan/larangan operasional angkutan barang dan logistik terutama terhadap ekspor menjelang dan pasca Lebaran tahun ini.

    Sebab, selain kontraproduktif dengan semangat dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran sebesar 7-8 persen, aturan yang dituangkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) itu juga berpotensi melemahkan kinerja ekspor nasional dan menimbulkan high cost logistik.

    Ketua Umum Depalindo yang juga Sekjen DPP GPEI Toto Dirgantoro, menyayangkan adanya SKB itu sekaligus mendesak instansi terkait untuk merevisinya atau meninjau ulang lantaran aktivitas logistik lainnya seperti pelabuhan, hinterland (industri)-nya tetap berkegiatan.

    “SKB itu kami sayangkan karena kontraproduktif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional yang telah dicanangkan Presiden Prabowo yakni 7-8 persen. Sebelumnya, Depalindo dan GPEI juga sudah secara resmi memberikan masukan agar jangan sampai ada hambatan pada aktivitas logistik terutama ekspor yang notabene menghasilkan devisa negara,” ujar Toto.

    Dia menegaskan jika aturan pembatasan operasional sesuai SKB itu tetap dipaksakan justru akan memunculkan praktik permohonan pengajuan dispensasi dilapangan yang pada akhirnya pengangkutan muatan ekspor dari dan ke pelabuhan mesti memenuhi berbagai persyaratan tertentu, seperti memakai jasa kawalan yang ujung-ujungnya bisa mendongkrak biaya logistik ekspor.

    “Mumpung masih ada waktu, karenanya Depalindo meminta SKB itu ditinjau ulang demi kelancaran arus barang dan logistik saat libur Lebaran. Walaupun ada pembatasan/larangan angkutan barang cukup bisa dilakukan pada H-1 hingga H+2 Lebaran,” tegas Toto.

    Dia mengungkapkan, disisi lain pada periode pembatasan dalam SKB itu kegiatan pelabuhan atau sisi laut-nya seperti aktivitas layanan kapal dan bongkar muat tetap berjalan.

    Maka dari itu, imbuhnya, kegiatan sisi daratnya (angkutan) juga idealnya tetap beroperasi untuk menghindari eksportir terkena batas akhir waktu pengapalan atau closing time, juga mengingat kondisi industri nasional yang sedang berat, serta mengingat target peningkatan ekspor sesuai harapan Pemerintah.

    Toto mengatakan, mestinya, diberikan solusi agar kegiatan ekspor tetap berjalan serta tidak dibatasi dan tetap diizinkan, dan hanya diatur rute jalan-nya saja serta jam operasionalnya meskipun tidak melalui akses tol tetapi tetap bisa lewat akses arteri atau alternatif.

    Apalagi, kata dia, area hinterland (industri) dari suatu pelabuhan umumnya tidak terlalu jauh jaraknya. Seperti halnya Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini didominasi hinterland  Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), maupun Jawa Barat dan sekitarnya.

    “Jadi mari sama-sama kita peduli terhadap kelangsungan dan pertumbuhan bisnis untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional tidak bertambah kritis, namun tetap memperhatikan (lewat harmonisasi regulasi) demi kenyamanan angkutan penumpang Lebaran atau Idul Fitri,” harap Toto.

    Antisipasi

    Otoritas dan Manajemen Terminal Peti Kemas Pelabuhan (TPK) di Pelabuhan Tanjung Priok perlu mengantisipasi agar terhindar dari kepadatan arus barang atau potensi kongesti menyusul adanya rencana stop operasi angkutan barang dan logistik secara nasional pada 20 Maret 2025, imbas penolakan SKB Angkutan Barang saat Lebaran (Angleb) 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Dalam SKB tersebut, ditegaskan Pembatasan Angkutan Barang mulai sejak 24 Maret hingga 8 April 2025, atau sekitar 16 hari.

    Kegiatan layanan kapal dan bongkar muat barang di pelabuhan tetap berjalan, namun jika truk pengangkut barang melakukan stop operasi, otomatis memengaruhi kegiatan receiving dan delivery kargo/peti kemas dari dan ke pelabuhan. Dampaknya terjadi penumpukan barang maupun peti kemas yang berlebihan di pelabuhan.

    “Jadi mesti disiapkan sedini mungkin antisipasinya, dan bagaimana contigensi plan-nya yang tidak menimbulkan high cost logistik jika aksi stop operasi armada truk pengangkut barang itu betul-betul terjadi pada pekan depan,” ujar Wawan salah satu pegiat pengurusan barang ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok.

    Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia mengingat lebih dari 65 persen aktivitas ekspor impor nasional maupun domestik melalui pelabuhan yang terletak di Jakarta Utara itu.

    Saat ini, terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang melayani ekspor impor melalui pelabuhan itu yakni: Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, New Priok Container Terminal-One (NPCT-1), Terminal 3-IPC TPK, dan Terminal Mustika Alam Lestari (MAL/NPH).

    Sebagaimana diberitakan, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) akan melakukan stop operasi mulai 20 Maret 2025 hingga 8 April 2025, sebagai bentuk protes atau penolakan terhadap adanya aturan pelarangan operasional truk pengangkut barang termasuk ekspor impor menjelang dan sesudah Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 H.

    “Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan semua pengurus Aptrindo di daerah-daerah pada hari ini (Senin, 10 Maret 2025), kami perusahaan truk yang tergabung dalam Aptrindo memutuskan untuk melakukan stop operasi mulai pekan depan, 20 Maret 2025 hingga 8 April 2025,” ujar Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan.

    Aptrindo menilai aturan pembatasan operasional angkutan barang cukup dilakukan maksimal 6 hari saja yakni 3 hari sebelum hari H (Lebaran) dan 3 hari setelah Lebaran.

    “Kalau sesuai SKB itu pelarangan angkutan barang dilakukan selama dua minggu. Makanya, kalau Pemerintah tidak mau mendengarkan masukan dan keluhan pelaku usaha logistik, maka sekalian saja kita putuskan untuk Stop Operasi pada 20 Maret 2025,” tegas Gemilang.

    Gemilang juga menegaskan bahwa SKB pembatasan Angkutan Lebaran 2025 itu, justru dinilai paradoks lantaran tidak sejalan dengan upaya dan target Pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen.

     

  • KAI Commuter terima kedatangan dua train set sarana KRL baru

    KAI Commuter terima kedatangan dua train set sarana KRL baru

    Penambahan sarana KRL baru ini merupakan usaha KAI Commuter untuk melakukan pergantian atas sarana KRL yang memasuki masa konservasi.

    Jakarta (ANTARA) – KAI Commuter menerima kembali kedatangan sarana kereta rel listrik (KRL) baru sebanyak dua train set atau 24 kereta (SF12) dari CCRC Qingdao Sifang Tiongkok yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Dua train set sarana KRL baru tiba pada hari Selasa (11/3) di Pelabuhan Tanjung Priok. Sebelumnya, satu train set KRL baru juga telah datang di akhir Januari 2025,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Joni Martinus menerangkan bahwa kedatangan sarana KRL baru dari Tiongkok itu merupakan tiga dari total 11 train set yang dipesan oleh KAI Commuter.

    “Hingga saat ini, total KAI Commuter telah mendatangkan 36 unit kereta atau sebanyak tiga train set KRL baru,” jelas Joni.

    Proses kedatangan sarana baru itu, KAI Commuter selalu memantau timeline untuk menjaga agar rencana time delivery-nya sesuai.

    “Penambahan sarana KRL baru ini merupakan usaha KAI Commuter untuk melakukan pergantian atau replacement atas sarana KRL yang akan memasuki masa konservasi,” ujar Joni.

    Rangkaian-rangkaian KRL baru tersebut juga akan dikirim ke Depo KRL Depok untukpengecekan awal secara menyeluruh sebelum dilakukan asesmen internal oleh KAI Commuter.

    Setelah itu, akan dilakukan pengujian oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sesuai dengan Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri.

    Dengan kedatangan sarana KRL yang baru itu, Joni berharap pengujian dan sertifikasi bisa sesuai dengan rencana agar segera dapat beroperasi untuk layanan pengguna Commuter Line dan masyarakat luas.

    Dengan kelancaran semua proses itu, pihaknya juga bisa secepatnya melayani pengguna KRL lebih maksimal.

    Apalagi, kata Joni, sampai saat ini Commuter Line masih menjadi moda transportasi andalan untuk mobilitas masyarakat.

    “Kami berterima kasih kepada Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, PT KAI (Persero) selaku induk usaha KAI Commuter, dan semua pihak yang telah memberi dukungan serta membantu proses kelancaran pengadaan sarana KRL baru ini,” kata Joni.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pelindo transformasi pelabuhan nonpetikemas perkuat logistik nasional

    Pelindo transformasi pelabuhan nonpetikemas perkuat logistik nasional

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) melakukan transformasi pelabuhan nonpetikemas untuk memperkuat kinerja operasional dan mendukung penguatan logistik nasional di terminal yang dikelola.

    Direktur Operasi Pelindo Multi Terminal Arif Rusman Yulianto dalam diskusi bersama awak media Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pihaknya yang bergerak di bidang pelayanan operasional terminal nonpetikemas di Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kinerja operasional di seluruh terminal yang dikelola.

    “Salah satu upaya dengan melakukan proses transformasi pelabuhan yang mengacu pada enam prinsip, yakni proses bisnis, sumber daya manusia (SDM), teknologi, peralatan, infrastruktur, serta health, safety, security, and environment (HSSE),” kata Arif.

    Dia menyampaikan, proses transformasi pelabuhan yang dilakukan sejak akhir tahun 2022, akan terus dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan dan memperpendek waktu singgah kapal (port stay).

    Dia mencontohkan, produktivitas bongkar muat komoditas curah kering di Branch Jamrud Nilam Mirah Surabaya naik 51 persen dari sebelumnya 1.499 ton/ship/day (T/S/D) menjadi 2.266 T/S/D.

    “Produktivitas pelabuhan yang meningkat tersebut sejalan dengan menurunnya port stay di Branch Jamrud Nilam Mirah yang saat ini mencapai 50 jam, turun 8 jam dari yang sebelumnya mencapai 58 jam,” jelasnya.

    Selain itu, standardisasi dan sistem pelabuhan yang merupakan bagian dari proses transformasi yang dilakukan Pelindo Multi terminal juga berdampak pada pertumbuhan arus bongkar muat.

    Tahun 2024 tercatat arus bongkar muat komoditas general and bag cargo mencapai 30,25 juta ton/M3, tumbuh 19,55 persen secara year on year (yoy). Arus muatan barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai, dan lainnya mencapai 59,08 juta ton, naik 7,15 persen (yoy).

    Direktur Operasi Pelindo Multi Terminal Arif Rusman Yulianto (kanan) memaparkan kinerja PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) dalam diskusi bersama awak media Jakarta, Rabu (12/3/2025). ANTARA/Harianto

    Senada dengan arus barang berupa kendaraan naik 21,63 persen dibandingkan capaian tahun 2023 menjadi 1,84 juta unit. Sementara untuk komoditas gas tahun 2024 mencapai 13,97 MMBTU (Metric Million British Thermal Unit), naik 5,86 persen (yoy).

    Pertumbuhan arus barang juga menunjukkan efektivitas dari pengelolaan operasional yang tersentralisasi dan terstandardisasi di setiap pelabuhan serta didukung dengan transformasi teknologi dengan menerapkan PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) sehingga operasi terminal dilakukan dengan berbasis planning and control.

    Pelindo Multi Terminal juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan pelabuhan untuk menciptakan rantai logistik yang lebih efisien.

    “Saat ini kami berfokus pada modernisasi fasilitas terminal, penguatan kemitraan, serta penerapan teknologi canggih yang akan menjadi kunci untuk membentuk masa depan perusahaan,” tutur Arif.

    Lebih lanjut Arif mengatakan, Pelindo Multi Teminal juga membuka luas peluang untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan modernisasi pelabuhan sebagai komitmen untuk meningkatkan daya saing logistik nasional.

    Dengan kemitraan tersebut akan mempercepat transformasi pelabuhan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian nasional.

    Saat ini Pelindo Multi Terminal mengelola 20 branch/cabang yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, juga Bali dan Nusa Tenggara, serta tiga anak perusahaan yakni PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) yang mengelola 11 cabang, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT/IPCC) yang mengelola enam terminal, dan PT Terminal Curah Utama.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pelabuhan Tanjung Priok Nonpetikemas dukung pasokan gas via pipanisasi

    Pelabuhan Tanjung Priok Nonpetikemas dukung pasokan gas via pipanisasi

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelabuhan Tanjung Priok atau PTP Nonpetikemas Cabang Jambi terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan sebagai operator non petikemas di pelabuhan, salah satunya dalam pelayanan operasional melalui pipanisasi untuk mendukung ketersediaan pasokan gas.

    “Kami berkomitmen untuk mendukung kebutuhan logistik yang terus berkembang di Jambi, dan kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur logistik di wilayah tersebut, khususnya untuk sektor LPG,” kata Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PTP Nonpetikemas Dwi Rahmad Toto S dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Dia menyampaikan bahwa PTP Nonpetikemas Cabang Jambi menjalin kerja sama bisnis menangani bongkar muat LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Kawasan Pelabuhan Muara Sabak sejak November 2024 dengan PT Kimia Yasa.

    Proses bongkar muat LPG ini dilakukan dengan pola operasi pipanisasi langsung ke tangki untuk memudahkan distribusi dan penyimpanan. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur logistik di Jambi, khususnya untuk sektor LPG.

    Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mendukung kelancaran distribusi LPG di wilayah Jambi.

    PTP Nonpetikemas cabang Jambi, yang terletak di Talang Duku, Hilir Sungai Batanghari, Provinsi Jambi, memiliki dua lokasi operasional, yaitu di Talang Duku dan Muara Sabak.

    Pelabuhan Muara Sabak merupakan pelabuhan yang paling efisien di Jambi untuk pelaksanaan distribusi barang. Kedua pelabuhan ini melayani berbagai macam komoditas, termasuk curah kering, curah cair, dan general cargo.

    Komoditi curah kering yang ditanganinya antara lain batubara dan palm kernel. Komoditi curah cairnya antara lain CPO dan CFAO. Sedangkan untuk general cargo, komoditasnya antara lain tiang pancang, polywood, dan heavy equipment.

    Pelabuhan Muara Sabak menawarkan potensi pengembangan bisnis yang menjanjikan. Salah satu faktor yang mendukung adalah jarak tempuh kapal dari perairan luar ke Pelabuhan Muara Sabak yang hanya memerlukan waktu sekitar dua jam.

    Sementara itu, untuk mencapai Pelabuhan Talang Duku, kapal membutuhkan waktu tempuh 15-20 jam. Potensi geografis wilayah hinterland bisnis, terutama untuk sektor perkebunan, juga cukup mendukung karena letaknya yang dekat dengan Tanjung Jabung Timur, yang terletak sekitar Pelabuhan Muara Sabak dimana terdapat beberapa Pabrik Kelapa Sawit untuk mengolah komoditi Kelapa Sawit menjadi CPO yang selama ini melalui Pelabuhan Talang Duku.

    Sementara itu, Branch Manager PTP Nonpetikemas Cabang Jambi Romi Hasbeni menambahkan bahwa penanganan curah cair LPG ini berpotensi menghasilkan produksi throughput sebesar 36.000 ton per tahun dimana sebelumnya belum terdapat layanan pipanisasi di Pelabuhan Muara Sabak.

    Dengan pola operasi pipanisasi langsung ke tangki, proses kegiatan bongkar muat menjadi lebih mudah dan cepat. Dari seluruh total area Pelabuhan Muara Sabak 189Ha, sekitar 10 hektare digunakan untuk pelayanan kegiatan itu.

    “Sejak Januari 2025, total throughput dari kegiatan ini telah mencapai 5.870 ton, dengan rata-rata per bulan sekitar 1.468 ton,” kata Romi.

    PT Kimia Yasa, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang niaga Petrochemical dan LPG, memiliki peran dalam memanfaatkan lahan dan memberikan pelayanan bongkar muat di Pelabuhan Muara Sabak, khususnya untuk kegiatan tangki timbun curah cair LPG.

    “Kerja sama ini diyakini akan membantu memenuhi kebutuhan distribusi yang semakin meningkat di wilayah Jambi,” ucapnya.

    PTP Nonpetikemas berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat melalui berbagai inovasi yang berkelanjutan.

    PTP Nonpetikemas terus mendukung kelancaran arus logistik dengan menyediakan fasilitas, layanan berkualitas serta berfokus pada aspek health, safety, security, and environment (HSSE) untuk memastikan setiap inovasi yang diterapkan selalu memperhatikan kelestarian lingkungan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025