Tempat Fasum: Pelabuhan Tanjung Priok

  • Kepala Syahbandar Ungkap Penyebab Utama Kemacetan di Tanjung Priok

    Kepala Syahbandar Ungkap Penyebab Utama Kemacetan di Tanjung Priok

    Bisnis.com, JAKARTA — Lonjakan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas NPCT 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi penyebab utama kemacetan parah yang terjadi sejak Rabu (16/4/2025) malam.

    Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok M. Takwim menyampaikan bahwa kepadatan di Terminal Peti Kemas NPCT 1 bisa terjadi akibat kedatangan tiga kapal secara bersamaan di terminal tersebut.

    “Pada tanggal 16 menjelang 17 kemarin memang ada persamaan tiga kapal yang tiba di NPCT 1, sehingga terjadi peningkatan volume bongkar muat mencapai di atas 4.000,” kata Takwim saat konferensi pers di Tanjung Priok, Jumat (18/4/2025).

    Akibat tingginya aktivitas bongkar muat, Takwim menyebut arus kendaraan logistik mengalami penumpukan yang berdampak hingga ke luar area pelabuhan. 

    Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak otoritas pelabuhan bersama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, serta Polres Jakarta Utara, telah melakukan koordinasi dan merumuskan sejumlah langkah mitigasi.

    Takwim menjelaskan bahwa salah satu langkah yang disiapkan adalah dengan melakukan shifting kapal ke terminal lain. 

    “Sehingga mengurangi kegiatan bengkor muat di NPCT 1. Itu yang pertama,” ujarnya.

    Selain itu, opsi mitigasi dari sisi laut juga tengah dikaji. Hal ini mencakup kemungkinan delay atau penundaan aktivitas bongkar muat agar tidak dilakukan secara bersamaan.

    Lebih lanjut, Takwim menyebut bahwa telah dicapai kesepakatan bersama antara Pelindo, Polres, dan pengelola terminal untuk memberlakukan pembatasan volume bongkar muat yang masuk.

    “Bahwa kami akan melakukan pembatasan terhadap volume receiving delivery sesuai dengan parameter yang ada di masing-masing terminal,” ujar Takwim.

    Diberitakan sebelumnya, Polisi menjelaskan bahwa kemacetan parah di ruas Tol Wiyoto Wiyono disebabkan oleh aktivitas bongkar muat kontainer serentak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan kepadatan lalu lintas di jalur tersebut sudah terjadi sejak Rabu (16/4/2025) malam.

    “Iya jadi itu sudah dari semalam ya. Nah, penyebabnya [macet parah] itu terjadi aktivitas bongkaran secara serentak di pelabuhan,” ujar Argo saat dihubungi, Kamis (17/4/2025).

    Dia menambahkan saat truk kontainer itu masuk secara bersamaan ke pelabuhan, wilayah penyangga di lokasi tidak dapat menampung seluruh kontener.

    “Nah, karena serentak, truk itu masuk bersamaan, jadi tidak muat buffer zone-nya,” imbuhnya.

    Dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk mengurai kepadatan lalu lintas dengan membuka jalur di dalam tol.

    Misalnya, dengan dibuatkan jalur di sejumlah lokasi agar bisa dipakai untuk kendaraan penumpang atau kendaraan pribadi agar bisa keluar dari kemacetan tersebut.

  • Kemacetan Horor di Pelabuhan Tanjung Priok, Pakar: Tanda Sistem Logistik Bermasalah – Page 3

    Kemacetan Horor di Pelabuhan Tanjung Priok, Pakar: Tanda Sistem Logistik Bermasalah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC) Capt. Marcellus Hakeng menilai, kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok usai libur Idul Fitri 2025 menjadi tanda adanya persoalan besar dalam sistem logistik nasional Indonesia. Menurutnya, peningkatan volume kendaraan ini tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk yang adaptif dan efisien.

    “Ini lebih dari sekadar kemacetan musiman. Ini adalah sinyal kegentingan sistem logistik nasional yang memerlukan perhatian serius. Tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul,” ujar Hakeng dalam keterangan yang diterima, Jumat (18/4/2025).

    Berdasarkan data terbaru aktivitas peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat mencapai 1,88 juta TEUs, yang mengalami kenaikan sebesar 7,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    “Dari jumlah tersebut, sekitar 1,3 juta TEUs berasal dari kegiatan ekspor-impor, sementara sisanya berasal dari kegiatan domestik,” ungkapnya.

    Hakeng mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan volume yang signifikan, sistem penerimaan dan pengeluaran kontainer di pelabuhan ini belum memadai untuk menangani lonjakan tersebut.

    “Salah satu masalah utama, adalah ketidakakuratan dalam sistem stacking di container yard, yang menyebabkan waktu sandar kapal menjadi lebih lama dan mengarah pada penumpukan dan antrean panjang truk logistik yang keluar dari pelabuhan,” tegasnya.

    Menurutnya, meskipun Pelindo sudah menerapkan sejumlah sistem seperti Terminal Operating System (TOS), autogate, dan jadwal gate pass berbasis waktu, implementasi sistem-sistem ini masih terbentur pada masalah rendahnya tingkat kepatuhan dari operator logistik

    Selain itu, kurangnya integrasi data yang efektif antara pelabuhan, penyedia jasa truk, dan pengelola lalu lintas. Sistem-sistem yang telah diterapkan pun, kata dia, belum mampu mengatasi masalah antrean yang terjadi, yang mengindikasikan bahwa permasalahan ini lebih kompleks daripada hanya sekadar pengelolaan waktu masuk dan keluar kendaraan.

     

  • Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan parah melanda kawasan Jalan Yos Sudarso hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis 17 April 2025. Ribuan kendaraan, terutama truk-truk kontainer, terjebak antrean panjang sejak malam sebelumnya.

    Situasi ini memicu keresahan tidak hanya di kalangan sopir, tetapi juga masyarakat yang melintasi kawasan tersebut. Apa penyebab kemacetan ini dan langkah apa saja yang telah diambil?

    Kronologi Kemacetan Priok: Dimulai Sejak Malam Hari

    Menurut Kasat Lantas Polres Jakarta Utara, AKBP Donni Bagus Wibisono, kemacetan mulai terjadi sejak Rabu 16  April 2025 malam dan memuncak pada Kamis pagi.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ucapnya, Kamis 17 April 2025.

    Titik kemacetan terpantau dari Pos 9 Pelabuhan hingga depan terminal NPCT1 (New Priok Container Terminal One).

    Kemacetan ini diperparah oleh dominasi kendaraan besar yang antre masuk pelabuhan, serta penumpukan truk akibat libur panjang Idulfitri dan pembatasan operasional selama masa arus mudik.

    Penyebab Kemacetan: Lonjakan Aktivitas Bongkar Muat

    Kemacetan disebabkan oleh tingginya volume aktivitas bongkar muat peti kemas di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Donni Bagus Wibisono, kemacetan dimulai sejak malam hari dan terus berlanjut hingga keesokan paginya.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ujarnya.

    Beberapa titik kemacetan dilaporkan terjadi di sekitar Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok dan depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1). Jalan Yos Sudarso didominasi oleh kendaraan besar yang ingin masuk ke pelabuhan, memicu kepadatan yang tidak terkendali.

    Antrean Truk Akibat Penumpukan Pasca Libur Lebaran

    Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, menjelaskan bahwa kemacetan ini dipicu oleh penumpukan barang impor dan antrean truk yang tertahan selama libur Idul Fitri dan cuti bersama.

    Volume logistik meningkat drastis karena aktivitas pengangkutan dilakukan bersamaan sebelum libur lanjutan Jumat–Minggu (18–20 April 2025).

    “Kami khawatir akan terjadi antrean panjang karena barang impor yang menumpuk dan tertahan saat libur,” ujar Hendrico.

    Untuk mengantisipasi, rapat koordinasi telah dilakukan bersama pihak terkait, termasuk PT Pelindo, kepolisian, Satpol PP, dan lainnya. Namun lonjakan volume kendaraan tetap tak terhindarkan.

    Volume Truk Meningkat Dua Kali Lipat

    Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengakui bahwa jumlah truk yang masuk ke pelabuhan melonjak drastis. Jika biasanya terdapat sekitar 2.500 truk per hari, maka pada Kamis 17 April 2025 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 4.000 unit.

    “Data menunjukkan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal,” kata Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri.

    Dia menambahkan bahwa tidak ada kerusakan sistem atau gangguan teknis di gerbang pelabuhan maupun terminal peti kemas. Artinya, masalah bukan pada sistem, tetapi pada volume kendaraan yang melonjak secara tidak terkendali.

    Delapan Ruas Jalan dan Empat Pintu Tol Macet Total

    Kemacetan tidak hanya terjadi di dalam pelabuhan. Delapan ruas jalan utama dan empat pintu keluar tol menuju Tanjung Priok juga mengalami kepadatan luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:

    Jalan Yos Sudarso ke Pos 9 Pelabuhan Jalan Pos 9 ke Lampu Merah Kramat Jalur dari Plumpang ke Simpang Lima Jalan Enggano dan Jalan Syech Nawawi Al Bantani Pintu keluar Tol Cakung, KBN Marunda, Dewa Ruci, dan Koja

    Petugas Dishub, kepolisian, dan TNI AL bekerja keras untuk mengurai kemacetan dengan rekayasa lalu lintas, pengalihan arus, hingga sistem buka-tutup jalan.

    “Kami meminta maaf kepada para pengendara karena kemacetan total hari ini,” ucap Hendrico.

    Tanggapan dan Tindakan dari Pihak Pelabuhan

    Pelindo menyatakan permohonan maaf atas kejadian ini. Pihaknya mengakui kemacetan dipicu oleh peningkatan bongkar muat bersamaan dengan berakhirnya pembatasan arus mudik.

    “Kami mohon maaf kepada masyarakat, mitra dan stakeholder yang terdampak akibat kemacetan ini,” ujar Adi Sugiri.

    Upaya yang dilakukan antara lain:

    Menambah pintu masuk NPCT1 menjadi tujuh (enam normal + satu manual) Memaksimalkan lahan kosong sebagai kantong parkir truk Mengalihkan kendaraan dari jalan utama ke Pos 9 Memberikan bantuan makanan dan minuman bagi sopir truk yang terjebak Kompensasi untuk Sopir: Makanan dan Minuman

    Sebagai bentuk kompensasi atas kemacetan yang terjadi, PT Pelindo dan aparat kepolisian memberikan bantuan berupa makanan dan minuman kepada sopir truk yang terjebak berjam-jam di jalan.

    “Kami berikan 150 paket makanan untuk membantu sopir yang terjebak macet,” ucap AKP Martha Catur dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Pelindo juga menyiagakan pos bantuan dan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mempercepat penguraian antrean kendaraan.

    Jaminan Keamanan dan Penegasan Tidak Ada Premanisme

    Kapolres Pelabuhan, AKBP Martuasah Tobing, menegaskan bahwa jajarannya telah melakukan patroli untuk menjamin keamanan para sopir.

    “Kami pastikan tidak ada premanisme dan pungli di dalam pelabuhan. Segera laporkan jika ada,” tutur Martuasah.

    Koordinasi juga dilakukan dengan operator terminal agar jumlah gate pass harian bisa disesuaikan dan tidak memicu lonjakan mendadak seperti saat ini.

    Penanganan Kemacetan oleh Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya melalui Ditlantas turut membantu penguraian kemacetan dengan membuka sodetan dari jalan tol, agar kendaraan kecil dapat keluar lebih cepat.

    “Dari dalam tol bakal dibuat sodetan agar bisa mengurai kendaraan kecil, karena truk besar tidak bisa ngapa-ngapain,” ujar AKBP Argo Wiyono.

    Menurutnya, kemacetan dipicu oleh aktivitas bongkar muat serentak yang tidak diimbangi dengan kapasitas zona penyangga yang memadai.

    Seruan untuk Evaluasi Sistem Manajemen Pelabuhan

    Kepala KSOP Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Takwim Masuku, mendorong agar terminal-terminal di pelabuhan mulai mengatur ulang sistem “gate pass” harian untuk menghindari lonjakan mendadak.

    “Kami berharap ke depan terminal juga dapat mengatur jumlah gate pass harian agar tidak terjadi lonjakan signifikan,” ujarnya.

    Jalan Masih Macet, Ratusan Truk Masih Mengantre

    Kemacetan parah masih terjadi di kawasan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Jumat 18 April 2025 pagi. Sejumlah sopir truk mengeluhkan kondisi lalu lintas yang tak kunjung membaik meski masa libur Lebaran telah berakhir.

    Salah satu sopir truk, Yusman (53), mengaku sudah terjebak kemacetan selama lebih dari tiga jam di Jalan Yos Sudarso sejak pukul 04.00 WIB.

    “Saya pikir ini hari libur jadi sudah tidak macet lagi, tapi ternyata macetnya masih parah,” kata Yusman saat ditemui di kawasan Jakarta, Jumat pagi.

    Yusman datang dari Bogor untuk mengantarkan barang ke kawasan pelabuhan. Namun sejak memasuki Tol Cawang, arus kendaraan sudah padat merayap. Ia bahkan terjebak di pintu keluar Tol Kebon Bawang dan tidak bisa bergerak.

    “Sejak dalam tol arah dari Cawang sudah padat merayap dan benar-benar terjebak di pintu keluar (exit) Tol Kebon Bawang,” ucapnya.

    Karena kondisi lalu lintas yang nyaris tidak bergerak, Yusman dan sejumlah sopir lainnya terpaksa mematikan mesin mobil demi menghemat bahan bakar.

    “Kami terpaksa matikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar,” ujarnya.

    Yusman mengaku telah mendapat informasi soal kemacetan dari rekan-rekannya sesama sopir truk. Beberapa bahkan mengaku sudah terjebak selama lebih dari enam jam di kawasan tersebut. Namun, meski sudah diperingatkan perusahaan, Yusman tetap berangkat karena harus menjalankan tugas pengiriman barang pesanan.

    “Kami pusing dengan kemacetan seperti ini, jadi tidak bergerak. Ini sangat merugikan,” tambahnya.

    Kemacetan panjang ini tidak hanya merugikan pengendara truk, tetapi juga mengganggu mobilitas masyarakat yang melintas di jalur utama sekitar pelabuhan. Yusman mengatakan, kondisi kali ini merupakan yang terparah dibanding kemacetan yang pernah dialaminya di lokasi yang sama.

    “Kemacetan ini yang paling parah dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

    Dia berharap pemerintah dan pihak berwenang segera turun tangan untuk mengurai kemacetan dan menata ulang sistem bongkar muat di pelabuhan.

    “Jangan ada lagi kemacetan seperti ini karena merugikan banyak pihak,” kata Yusman.

    Selain itu, kemacetan juga mulai merambat ke kawasan pemukiman sekitar pelabuhan. Warga sekitar Jalan Enggano dan Jalan Sindang Laut mengeluhkan terganggunya aktivitas harian karena truk-truk menumpuk hingga ke jalur perumahan.

    Petugas dari Dishub dan kepolisian masih disiagakan di sejumlah titik untuk melakukan pengalihan arus dan sistem buka-tutup kendaraan. Namun, lonjakan volume truk yang terus berdatangan sejak pagi hari membuat proses penguraian tidak berjalan maksimal.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri, mengakui bahwa penguraian antrean membutuhkan waktu. Pihaknya terus bekerja sama dengan operator terminal dan aparat untuk mengoptimalkan sistem keluar-masuk truk.

    “Kami minta waktu untuk menormalkan situasi. Kami terus evaluasi distribusi gate pass dan jadwal bongkar muat agar lebih merata,” ujarnya.

    Pihak kepolisian dan Dishub mengimbau kendaraan pribadi untuk menghindari jalur menuju pelabuhan hingga situasi benar-benar terkendali. Penumpukan logistik pasca-libur Lebaran diprediksi masih akan berdampak hingga akhir pekan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pelindo Beri Kompensasi Biaya Tol hingga Akses Pelabuhan demi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok – Page 3

    Pelindo Beri Kompensasi Biaya Tol hingga Akses Pelabuhan demi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memberikan sejumlah kompensasi, termasuk biaya masuk dan biaya tol, untuk mengurai kemacetan di sejumlah ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Kompensasi yang diberikan adalah menambah waktu pembatasan bagi truk yang masuk kawasan pelabuhan, kami juga tidak tarik biaya lagi bagi akses gate (pintu) yang kedaluwarsa,” kata Executive Director Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia Drajat Sulistyo didampingi Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan M Takwin di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

    Ia mengatakan pembebasan biaya Surat Penarikan Peti Kemas atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/TILA) ini sangat membantu pengendara kargo.

    Pihaknya melepas gate agar pengendara truk angkutan peti kemas bisa melakukan tapping dan di waktu kendaraan terjebak (stuck) diarahkan ke jalan tol. “Biaya tol juga kami bantu agar kendaraan bisa masuk jalur tol,” kata dia.

    Selain itu pihaknya juga memberikan bantuan konsumsi kepada pengendara kargo yang terjebak kemacetan panjang tersebut. “Ini kami lakukan sejak kemacetan terjadi,” kata Drajat.

    Ia mengatakan antrean panjang ini disebabkan adanya peningkatan volume bongkar muat barang di Terminal NPCT1 dan sejumlah terminal lainnya setelah adanya tiga kapal kargo yang sandar di pelabuhan tersebut.

    “Kapal mengalami delay dan terjadi peningkatan bongkar muat,” kata dia.

    Ia mengatakan setiap sopir truk kontainer yang akan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok ini sudah memiliki dokumen pengambilan peti kemas. “Kalau tidak ada dokumen tentu tidak boleh masuk,” kata dia.

    Memang terjadi peningkatan kendaraan dari kapasitas 2.500 di terminal NPCT1 menjadi 4.200 kendaraan sehingga menimbulkan penumpukan dan menyebabkan kemacetan panjang.

     

  • Pelindo Beri Kompensasi Imbas Kemacetan Tanjung Priok ke Pengemudi & Pemilik Kargo

    Pelindo Beri Kompensasi Imbas Kemacetan Tanjung Priok ke Pengemudi & Pemilik Kargo

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo memberikan kompensasi untuk pengendara dan pemilik kargo imbas kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Rabu (16/4/2025) malam.

    Executive Director Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memberikan tambahan biaya untuk penambahan waktu Surat Penyerahan Peti Kemas (SP2) atau yang bisa disebut tila. 

    Tila adalah surat yang dikeluarkan oleh operator pelabuhan untuk mengizinkan penyerahan peti kemas kepada pelanggan

    “Kita perpanjang waktu pembatasan dan tidak menarik cost seehingga ini akan sangat membantu teman-teman pengendara atau pemilik kargo,” katanya saat konferensi pers di Tanjung Priok, Jumat (18/4/2025).

    Selain itu, Pelindo juga tidak menarik biaya untuk bagi pengendara yang masuk pada tapping gate terminal bongkar muat.

    Lebih lanjut, tindakan cepat juga dilakukan terhadap kendaraan yang sempat terjebak di jalan arteri untuk masuk ke dalam tol. Hal ini dilakukan atas kerja sama dengan Kepolisian melalui Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas).

    “Sedari pagi, teman-teman yang sudah stuck di jalan arteri kami bantu alihkan masuk ke tol. Biaya tolnya kami bantu bersama-sama dengan pihak Ditlantas dan Polres,” ucapnya.

    Tak hanya itu, Drajat menyebut pihaknya juga menyediakan konsumsi bagi para sopir yang harus menunggu terurainya lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Di luar teman-teman juga kami berikan konsumsi untuk menunggu, itu juga kami berikan ke teman-teman sopir yang ada di lapangan,” ujar Drajat.

    Diberitakan sebelumnya, Polisi menjelaskan penyebab kemacetan parah di ruas Tol Wiyoto Wiyono disebabkan oleh aktivitas bongkar muat kontainer serentak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan kepadatan lalu lintas di jalur tersebut sudah terjadi sejak Rabu (16/4/2025) malam.

    “Iya jadi itu sudah dari semalam ya, Nah, penyebabnya [macet parah] itu terjadi aktivitas bongkaran secara serentak di pelabuhan,” ujar Argo saat dihubungi, Kamis (17/4/2025).

    Dia menambahkan saat truk kontainer itu masuk secara bersamaan ke pelabuhan, wilayah penyangga di lokasi tidak dapat menampung seluruh kontener.

    “Nah, karena serentak, truk itu masuk bersamaan. Jadi tidak muat buffer zone-nya,” imbuhnya.

  • Curhat Sopir Truk Terjebak Macet Horor Priok Berjam-jam

    Curhat Sopir Truk Terjebak Macet Horor Priok Berjam-jam

    Jakarta

    Kemacetan horor di Jakarta terjadi akibat antrean bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Para sopir truk yang terjebak macet selama berjam-jam mengungkapkan keluh kesahnya.

    Sebagaimana diketahui, kemacetan tersebut terjadi sejak Kamis (17/4) dini hari. Beberapa ruas jalan di kawasan Jakarta Utara, antara lain Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, Plumpang, dan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok itu sendiri mengalami macet hingga berjam-jam.

    Hingga Kamis (17/4/2025) malam, lalu lintas di beberapa titik masih macet. Lalu lintas mulai mencair menjelang Jumat (18/4/2025) dini hari tadi setelah pihak kepolisian melakukan pelbagai upaya rekayasa lalu lintas.

    Sejumlah sopir truk kontainer mengaku kemacetan yang terjadi tidak seperti biasanya.

    Sopir truk kontainer bernama Jaya (61) mengatakan macet biasanya hanya terjadi di pelabuhan menuju New Priok Container Terminal (NPCT). Namun, pada Kamis kemarin, kemacetan meluas tak hanya di sekitar pelabuhan.

    “Ya sebenarnya ini enggak biasa, biasa mah macet di sono aja di pelabuhannya,” kata Jaya ditemui di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025).

    “Kalau ini sampai ke mana-mana kemarin kan, sampai Marunda, Bekasi, Cikunir ke sono, Cengkareng ke sono, ke mana-mana kemaren mah,” sambungnya.

    Selama terjebak macet, Jaya tidak membawa bekal makan sehingga harus membeli makanan dari penjual makanan yang berjualan di tengah kemacetan.

    “(Tidak bawa bekal makanan) Ya ada yang jualan kan,” katanya.

    Menurut dia, kemacetan yang terjadi pada Kamis kemarin membuat boros ongkos perjalanannya. “(Karena macet) Iya lebih boros, komisi cuma Rp 140 ribu,” ujarnya.

    Lantas, bagaimana keluh kesah sopir truk yang lain? Baca halaman selanjutnya.

    Terjebak Macet 6 Jam Hingga 12 Jam

    Foto: Sopir truk kontainer terjebak macet horor arah Pelabuhan Priok (Fawdi/detikcom )

    Jaya mengaku kemarin dia terjebak macet selama 6 jam dari Jalan Yos Sudarso hingga Pelabuhan Priok. Menurutnya, jarak tersebut normalnya dapat ditempuh kurang dari 30 menit.

    “Kalau kemarin saya 6 jam, dari sini (Jalan Yos Sudarso) ke NPCT 6 jam saya. Kemarin jam 5 subuh sampai NPCT jam 11 siang, kan berarti 6 jam, padahal paling 500 meter,” ucapnya.

    Sopir truk kontainer lainnya, Ahmad (40), mengaku terjebak macet hingga 12 jam di sekitar Marunda, Jakarta Utara, pada Kamis kemarin. Meski terjebak macet setengah hari, Ahmad kembali bekerja dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok untuk bongkar muatan.

    “(Kemarin) 12 jam, dari Marunda dari jam 11 siang sampai jam 12 malem, dari bongkar-bongkar dari Marunda. (Hari ini) Iya mau ke pelabuhan,” ujar Ahmad.

    Pegal Injak Kopling

    Foto: Sopir truk kontainer terjebak macet horor arah Pelabuhan Priok (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)

    Sementara itu, sopir truk bernama Matsanun (46) mengaku baru hari ini menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Dia menyebutkan kemacetan yang terjadi pagi hari ini di luar batas kewajaran.

    “(Mau ke) Pelabuhan Satu, (macet) baru satu jam. (Perkiraan sampai pelabuhan) Ya enggak tahu. Biasanya mah enggak kayak begini, lancar,” kata Matsanun.

    Matsanun mengaku tetap harus bekerja meski harus menerjang kemacetan horor. Menurutnya, menahan rasa lelah karena menginjak kopling truk saat macet masih lebih ringan dibandingkan beban yang ditanggungnya sebagai kepala keluarga.

    “Enggak apa-apa, sudah biasa untuk mobil gede, sudah biasa,” ucap Matsanun.

    “Enggak (pegal menahan kopling), karena butuh, iya lebih berat tanggung keluarga daripada nginjek kopling,” imbuhnya.

    Sementara itu, sopir kontainer lainnya, Ahmad (40), mengaku terjebak macet hingga 12 jam di sekitar Marunda, Jakarta Utara, pada Kamis kemarin. Meski terjebak macet setengah hari, Ahmad kembali bekerja dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok untuk bongkar muatan.

    “(Kemarin) 12 jam, dari Marunda dari jam 11 siang sampai jam 12 malem, dari bongkar-bongkar dari Marunda. (Hari ini) Iya mau ke pelabuhan,” ujar Ahmad.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bos Pengusaha Kapal Teriak Akibat Macet Horor di Priok

    Bos Pengusaha Kapal Teriak Akibat Macet Horor di Priok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) buka suara ihwal kejadian macet horor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (17/4/2025).

    Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan, kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu, ia menganggap, kejadian itu sebetulnya sinyal positif kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat ke negara-negara mitra dagang utamanya.

    “Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan kedepan, tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri,” kata Carmelita melalui siaran pers, Jumat (18/04/2025).

    Carmelita mengaku telah berkomunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi. Menurutnya, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif dan mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantung parkir maupun lokasi pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.

    Menurut Carmelita, para pelaku usaha juga memahami, Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang. Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

    Hanya saja, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pembangunan jalan membutuhkan dukungan dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta dan lembaga instansi lainnya.

    “Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik ke depan dengan memberikan layanan terbaik, termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan,” ucapnya.

    Sebagaimana diketahui, salah satu titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok terjadi di NPCT 1. Kemacetan di titik itu disebabkan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas.

    Executive Director Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo juga telah mengatakan terjadi penambahan volume bongkar muat di pelabuhan New Priok Container Terminal (NCPT) 1. Peningkatan bongkar muat itu terjadi karena ada tiga kapal yang berlabuh di luar jadwal seharusnya.

    “Peningkatan volume ini didominasi di satu terminal yaitu namanya NPCT 1, NPCT 1 ini kedatangan kapal yang seharusnya kapal ini sudah datang satu minggu lalu,” ucap Drajat di Kantor KSOP Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025).

    “Ada tiga kapal yang sandar, itu nama kapalnya MSC Adu V, Ever Balmy, dan satu lagi Starship Venus, ini tiga kapal ini memang kapal yang harusnya yang dua itu datang minggu lalu, yang satunya lagi harusnya datang 24 jam sebelumnya,” jelasnya.

    Menurut dia, ketiga kapal itu sandar di luar jadwal yang sudah ditentukan. Akibatnya dengan kehadiran tiga kapal tersebut menambah volume bongkar muat di Pelabuhan NPCT 1.

    “Dengan dampak adanya kapal yang sandar tidak di waktu yang memang sudah ditentukan, karena kapal kontainer ini window sehingga menambah volume di masa atau di waktu yang memang tidak seharusnya. Jadi total ini ada penambahan karena impact ada keterlambatan yang seharusnya minggu lalu,” katanya.

    Drajat juga menjelaskan peningkatan volume bongkar muat peti kemas. Menurut dia, pelabuhan NCPT 1 memiliki kapasitas bongkar muat 2.500 kontainer per hari, tetapi pada Kamis kemarin volume bongkar muat meningkat hingga 4.200 kontainer per hari.

    Kondisi itu ditambah dengan momen libur panjang akhir pekan ini. Sejumlah jasa logistik berupaya menarik dan mengirimkan kontainernya pada pekan ini.

    (hsy/hsy)

  • Pelabuhan Tanjung Priok Macet Parah, Bagaimana Penanganannya?

    Pelabuhan Tanjung Priok Macet Parah, Bagaimana Penanganannya?

    Bisnis.com, JAKARTA – Tiga instansi utama yang bertanggung jawab atas kelancaran operasional Pelabuhan Tanjung Priok yakni KSOP Utama Tanjung Priok, Polres Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelindo Regional 2, memberikan penjelasan terkait kemacetan yang terjadi sejak Rabu malam (16/4/2025). 

    Lonjakan volume aktivitas menjelang libur panjang 18–20 April 2025 disebut sebagai pemicu utama kemacetan di area pelabuhan terbesar di Indonesia.

    Kepala KSOP Utama Tanjung Priok, M. Takwim Masuku menyampaikan bahwa kemacetan disebabkan oleh meningkatnya volume bongkar muat yang mencapai lebih dari 4.000 TEUs dari tiga kapal besar yang bersandar di NPCT1. Angka ini jauh di atas rata-rata harian normal yang berkisar 2.000–2.500 TEUs.

    “Lonjakan signifikan ini membuat arus kendaraan logistik meningkat drastis, meskipun sistem di area common gate dan NPCT1 berjalan normal. Kami langsung mengambil langkah-langkah pengalihan arus kendaraan untuk mengurai kepadatan,” kata Takwim melalui rilisnya, Jumat (18/4/2025).

    Takwim menjelaskan salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi kepadatan adalah dengan mengalihkan kendaraan yang menuju NPCT1 ke dalam area pelabuhan. Selain itu, dilakukan pengalihan kendaraan dari arah Ancol ke buffer area di Inggom untuk menunggu kondisi lalu lintas membaik.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, turut menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas disebabkan oleh banyaknya pengguna jasa yang berupaya mengambil barang lebih awal sebelum libur panjang. 

    “Kami terus berupaya menjaga kelancaran layanan dan memastikan seluruh aktivitas operasional tetap berjalan optimal,” tegas Adi.

    Dari sisi pengamanan lalu lintas, Kasat Lantas Polres Jakarta Utara, AKBP Donni Bagus Wibisono, mengonfirmasi bahwa kepadatan terjadi di beberapa titik kritis seperti Pos 9 dan akses masuk ke NPCT1. 

    Dia mengimbau pengendara non-logistik untuk menggunakan jalur alternatif dan tetap berhati-hati. Seluruh pihak terus melakukan koordinasi intensif untuk mempercepat penguraian kemacetan dan memulihkan kelancaran lalu lintas di sekitar pelabuhan.

    “Langkah penanganan terus kami lakukan bersama KSOP dan Pelindo agar kemacetan segera terurai dan aktivitas bongkar muat dapat kembali lancar,” pungkas AKBP Donni.

    Nilai Kerugian

    Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengungkap estimasi kerugian yang ditanggung pengusaha truk akibat kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mencapai Rp120 miliar.

    Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan mengatakan estimasi kerugian tersebut terhitung selama dua hari atau sejak 16 April sampai dengan 17 April 2025. “Rp120 miliar [estimasi kerugian] dari tanggal 16 sampai 17 [April],” kata Gemilang kepada Bisnis, Jumat (18/4/2025).

    Dengan adanya estimasi angka kerugian ini, Gemilang menyebut pihaknya meminta adanya uang ganti rugi dari pihak operator yakni PT New Priok Container Terminal One (NPCT1).

    “Kita tuntut ganti rugi pelabuhan, ke NPCT1,” ucapnya.

    Gemilang mengatakan ada dua hal yang menjadi penyebab utama kemacetan horor di Pelabuhan Tanjung Priok. Pertama, karena adanya pembatasan operasional truk selama 16 hari pada periode Lebaran 2025.

    Untuk diketahui, para pengusaha truk dikenakan pembatasan angkutan barang Lebaran 2025 selama 16 hari mulai dari 24 Maret 2025 hingga 8 April 2025, baik di ruas jalan tol maupun non-tol.

    “Penyebab kedua, sekarang ini kan ada kebijakan Trump. Dalam waktu 90 hari ke depan, kan mereka menaikkan tarif. Jadi eksportir buru-buru mengejar itu, supaya bisa kirim ke sana tidak kena tarif AS,” katanya.

  • Pelindo Batasi Jumlah Kontainer Buntut Macet Parah Tanjung Priok

    Pelindo Batasi Jumlah Kontainer Buntut Macet Parah Tanjung Priok

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo menargetkan aktifitas di New Priok Container Terminal (NPCT) 1, Pelabuhan Tanjung Priok akan kembali normal pada, Minggu (20/4/2025).

    Executive Director Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo mengatakan, pihaknya melakukan pembatasan beberapa trafik bongkar muat kontainer pada hari ini sampai dengan besok.

    Hal ini dikakukan sebagai upaya pengendalian arus lalu lintas barang guna mengurai kepadatan yang terjadi, dengan harapan proses normalisasi dapat selesai sepenuhnya pada akhir pekan ini.

    “Mudah-mudahan Minggu nanti ini sudah benar-benar clear semua, tidak ada sisa lagi. Senin kita mulai aktivitas untuk minggu selanjutnya,” kata Drajat saat konferensi pers di Tanjung Priok, Jumat (18/4/2025).

    Drajat menyampaikan hari ini fokus diarahkan pada penyelesaian sisa trafik bongkar muat dari malam sebelumnya. Sementara untuk trafik bongkar muat baru, pihak manajemen telah mulai melakukan pembukaan secara selektif.

    “Karena hari ini kita habiskan sisa yang semalam, dan kita mulai buka untuk yang baru,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Drajat menyebut kepadatan di terminal NPCT 1 dipicu oleh keterlambatan kedatangan sejumlah kapal yang seharusnya tiba lebih awal sesuai jadwal.

    Tercatat tiga kapal yang sandar secara bersamaan di NPCT-1. Dua di antaranya seharusnya telah tiba pada minggu lalu, sementara satu kapal lainnya dijadwalkan datang 24 jam sebelum waktu kedatangan aktual.

    “Karena ada delay, volume menumpuk di waktu yang tidak seharusnya. Jadi total ini ada penambahan karena impact dari keterlambatan kapal,” ujar Drajat.

    Pelindo Minta Maaf

    PT Pelindo angkat bicara soal kemacetan panjang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara hingga menyebabkan pengiriman barang truk logistik terhambat.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat maupun pihak yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi.

    Menurutnya, padatnya aktivitas bongkar muat ini dikarenakan ritme proses receiving delivery di terminal yang dilakukan secara bersamaan pasca-pembatasan serta mengejar sebelum libur bersama yang jatuh pada Jumat (18/4) hingga Minggu (20/4).

    Alhasil, Pelindo berupaya menjaga kelancaran operasional dan memastikan layanan kepada pelanggan tetap berjalan secara optimal, meskipun terjadi peningkatan volume logistik.

    “Kami tidak berhenti untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran pada titik-titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Adi dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).

  • Pakar Ungkap Penyebab Kemacetan Parah di Tanjung Priok – Halaman all

    Pakar Ungkap Penyebab Kemacetan Parah di Tanjung Priok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar Maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengungkapkan penyebab kemacetan arus lalu lintas di jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Menurut dia, kemacetan arus lalu lintas terjadi karena peningkatan volume kendaraan tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk yang adaptif dan efisien. 

    “Meskipun sistem digitalisasi yang diterapkan oleh Pelindo tetap beroperasi dengan baik, namun sistem pembatasan dan pengaturan gate pass yang berbasis waktu secara real-time dinilai belum optimal menangani lonjakan volume kendaraan yang terjadi,” kata dia, kepada wartawan, pada Jumat (18/4/2025). 

    Selama dua hari terakhir ini, terjadi kemacetan panjang yang melanda 

    Pelabuhan Tanjung Priok. Ini terjadi setelah libur Hari Raya Idul Fitri. 

    Berdasarkan pemantauan, kemacetan memanjang hingga lebih dari delapan kilometer, dengan antrean ribuan truk logistik yang mengular di sepanjang jalan.

    Tidak hanya mengganggu aktivitas pelabuhan, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap akses vital menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

    Menurut Marcellus Hakeng peristiwa itu berawal dari lonjakan kendaraan logistik yang luar biasa, di mana jumlah truk yang biasanya beroperasi sekitar 2.500 unit per hari, meningkat menjadi lebih dari 4.000 unit per hari pasca-libur Idul Fitri. 

    Melihat adanya kemacetan itu, kata dia, tantangan utama bukan hanya masalah infrastruktur fisik pelabuhan, tetapi juga terletak pada lemahnya regulasi mikro serta kurangnya koordinasi lintas sektor yang terlibat dalam pengelolaan sistem logistik nasional.

    Persoalan ini, dia melanjutkan, lebih dari sekadar kemacetan musiman. Ini adalah sinyal kegentingan sistem logistik nasional yang memerlukan perhatian serius. 

    KEMACETAN TANJUNG PRIOK – Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer. (Tribunnews.com/Alfarizy AF)

    “Tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul,” ujarnya.

    Dari data terbaru aktivitas peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat mencapai 1,88 juta TEUs, yang mengalami kenaikan sebesar 7,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

    Dari jumlah tersebut, sekitar 1,3 juta TEUs berasal dari kegiatan ekspor-impor, sementara sisanya berasal dari kegiatan domestik.

    Dia menilai bahwa meskipun ada peningkatan volume yang signifikan, sistem penerimaan dan pengeluaran kontainer di pelabuhan ini belum memadai untuk menangani lonjakan tersebut. 

    “Salah satu masalah utama, adalah ketidakakuratan dalam sistem stacking di container yard, yang menyebabkan waktu sandar kapal menjadi lebih lama dan mengarah pada penumpukan dan antrean panjang truk logistik yang keluar dari pelabuhan,” tegasnya.

    Meskipun Pelindo sudah menerapkan sejumlah sistem seperti Terminal Operating System (TOS), autogate, dan jadwal gate pass berbasis waktu, implementasi sistem-sistem ini masih terbentur pada masalah rendahnya tingkat kepatuhan dari operator logistik serta kurangnya integrasi data yang efektif antara pelabuhan, penyedia jasa truk, dan pengelola lalu lintas. 

    Sistem-sistem yang telah diterapkan pun belum mampu mengatasi masalah antrean yang terjadi, yang mengindikasikan bahwa permasalahan ini lebih kompleks daripada hanya sekadar pengelolaan waktu masuk dan keluar kendaraan.

    Dalam perbandingan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, justru Indonesia masih menghadapi persoalan klasik yang sudah lama terabaikan, seperti antrean kendaraan yang panjang, tumpukan kontainer, serta keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

    Capt. Marcellus Hakeng mengungkapkan bahwa reformasi sistem logistik pelabuhan Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh.

    “Rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini,adalah penerapan sistem pre-booking gate time yang berbasis data real-time,” tegas Hakeng.

    Selanjutnya DR. Capt. Marcellus Hakeng memaparkan bahwa perlu dilakukannya kajian pengembangan digital twin pelabuhan untuk melakukan simulasi beban harian pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. 

    “Serta,peningkatan koordinasi yang lebih erat antara Pelindo, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas), dan asosiasi logistik,” jelas Hakeng. 

    Menurutnya, jika Indonesia ingin menjadi poros maritim dunia, maka sektor logistik, khususnya pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, harus dikelola dengan lebih baik dan efisien. 

    “Kita harus berpindah dari paradigma reaktif yang hanya menanggulangi masalah setelah terjadi, menuju strategi logistik nasional yang prediktif dan resilien. Jika kita tidak bisa mengelola Tanjung Priok dengan baik, maka impian untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia akan sangat sulit tercapai,” kata Hakeng.

    MACET PARAH DI PRIOK – Situasi arus lalu lintas menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mendadak menjadi horor pada Kamis(17/4/2025) pagi. Kemacetan panjang mengular hingga sepanjang Jalan Yos Sudarso dan ruas jalan tol pelabuhan. Kemacetan kabarnya sudah terjadi sejak Rabu(16/4/2025) malam. Hingga Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB kemacetan belum terurai. (X(Twitter)/SenkomCMNP)

    Dari itu kemacetan parah yang terjadi di Tanjung Priok ini bukan sekadar menghadirkan peringatan, melainkan juga sebuah dapat dijadikan sebuah momentum yang harus dimanfaatkan untuk mempercepat reformasi sektor logistik nasional. 

    “Jika tidak ada langkah-langkah yang tepat, dan terkoordinasi untuk memperbaiki tata kelola logistik, maka Indonesia akan kesulitan dalam menghadapi lonjakan arus barang yang terjadi pada periode tertentu, serta menjadi kurang kompetitif di pasar global. Berapa banyak kerugian pengusaha truk akibat kemacetan panjang kemarin? Berapa banyak kerugian masyarakat pengguna jalan yang ikut terimbas akibat kemacetan yang terjadi? Bukan hanya dicari siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini, kalau itu sih sudah sangat jelas, tapi mencegah kejadian berulang adalah jauh lebih penting,” ujar Capt. Hakeng.

    Dia mengingatkan kemacetan yang terjadi di Tanjung Priok itu harus menjadi titik balik untuk mewujudkan sistem logistik yang lebih modern, efisien, dan dapat diandalkan dalam menghadapi tantangan logistik baik di level nasional maupun internasional. 

    Dalam jangka panjang, langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan sistem logistik yang lebih tangguh, mampu menghadapi lonjakan musiman.

    “Juga, siap bersaing dengan negara-negara tetangga yang telah lebih dulu maju dalam mengembangkan infrastruktur logistik mereka. Tanpa langkah konkret dan reformasi yang menyeluruh, Indonesia berisiko tertinggal jauh dalam persaingan logistik regional dan global,” tambahnya.