Tempat Fasum: Pelabuhan Tanjung Priok

  • 5 Fakta Kemacetan Tanjung Priok yang Mengganggu Lalu Lintas – Halaman all

    5 Fakta Kemacetan Tanjung Priok yang Mengganggu Lalu Lintas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah mengganggu lalu lintas di sejumlah ruas jalan sejak Kamis, 17 April 2025.

    Antrean truk kontainer yang panjang membuat beberapa ruas jalan, termasuk Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, dan Plumpang, mengalami kemacetan.

    Bahkan, kemacetan juga melanda ruas jalan tol.

    1. Terungkap Biang Kerok Kemacetan

    Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Drajat Sulistyo, menjelaskan bahwa kemacetan disebabkan oleh keterlambatan tiga kapal yang seharusnya bersandar lebih awal.

    Keterlambatan ini terjadi sejak Rabu malam, 16 April 2025, dan berdampak pada peningkatan aktivitas bongkar muat di terminal NPCT One.

    “Ketiga kapal tersebut seharusnya sudah datang satu minggu lalu. Keterlambatan ini menyebabkan antrean panjang di pelabuhan,” ujar Drajat.

    Selain itu, peningkatan ekonomi pascalebaran juga berkontribusi terhadap lonjakan volume kontainer yang mencapai 68-70 persen.

    2. Pelindo Beberkan Kompensasi

    Drajat juga menyampaikan beberapa kompensasi yang diberikan kepada pengemudi truk yang terjebak kemacetan.

    Beberapa langkah yang diambil antara lain:

    – Penambahan waktu untuk pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2).

    – Melepas gate saat tapping untuk mempermudah akses.

    – Membantu truk yang terjebak di jalan arteri untuk masuk ke jalan tol tanpa biaya.

    “Kami juga memberikan konsumsi kepada sopir truk yang terjebak macet,” tambah Drajat.

    3. Pramono Anung Tegur Pelindo

    Gubernur Jakarta, Pramono Anung, meminta maaf kepada masyarakat atas kemacetan yang terjadi.

    Ia juga meminta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta untuk memberikan teguran kepada PT Pelindo.

    “Kemacetan ini tidak boleh terjadi lagi. Pelindo sudah meminta maaf kepada pemerintah dan masyarakat,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta.

    4. Respons Ahmad Sahroni

    Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyoroti masalah kemacetan di Tanjung Priok.

    Ia menyatakan bahwa banyak alat angkut kontainer yang rusak dan penumpukan di terminal menyebabkan kemacetan.

    “Saya minta BUMN yang mengelola pelabuhan untuk melakukan evaluasi dan koordinasi agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas Sahroni.

    5. Kata Sopir Truk

    Sopir truk, Ade Rahmat (26), mengungkapkan pengalamannya terjebak macet selama dua hari.

    Ia menyebutkan bahwa kemacetan ini adalah yang terparah yang pernah ia alami.

    “Ini adalah kemacetan paling parah,” ungkap Ade.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Djoko Setijowarno Ungkap Penyebab Sebenarnya Macet Parah di Tanjung Priok – Halaman all

    Djoko Setijowarno Ungkap Penyebab Sebenarnya Macet Parah di Tanjung Priok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyoroti kebijakan pemerintah soal pembatasan operasional logistik selama 16 hari pada libur Lebaran jadi penyebab kemacetan di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Pada angkutan Lebaran, pemerintah terlalu lama membatasi (aktivitas) operasional logistik, bahkan sampai 16 hari. Pembatasan operasional angkutan logistik semestinya tidak boleh lebih dari lima hari,” ujar Djoko saat dihubungi Sabtu (19/4/2025).

    Saat itu, pemerintah melarang mobilitas angkutan barang yang berlaku pada 24 Maret-8 April 2025. Kondisi itu menyebabkan bongkar muat di pelabuhan menumpuk, bahkan tersendat.

    “Kondisi ini dikhawatirkan menghambat pertumbuhan ekonomi mengingat kelancaran distribusi logistik menjadi salah satu indikator perputaran ekonomi,” terang Djoko.

    Di sisi lain, menurut Djoko, kemacetan parah yang terjadi juga jadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan angkutan barang berbasis rel dibanding jalan raya.

    Dia mencontohkan, di zaman Belanda, jalur rel sudah terhubung dengan dermaga. Tujuannya, agar alur angkutan barang bisa lebih lancar. Namun, kini hampir semua jalur itu diputus. Tersisa hanya di Pelabuhan Tanjung Intan (Cilacap).

    “Sejumlah akses pelabuhan di zaman Belanda sudah lengkapi dengan jalan rel dan area penyangga,” ujar Djoko.

    Misalnya, di Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Teluk Bayur (Padang), Pelabuhan Panjang (Lampung), Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang), Pelabuhan Juwana (Pati), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya).

    “Sekarang area penyangga itu telah berubah fungsi menjadi pemukiman dan perumahan,” sambungnya.

    Oleh karena itu, Djoko melihat pemerintah harus mengevaluasi kebijakan itu agar tidak terulang. Jangan sampai ada pihak yang dirugikan lagi akibat kesalahan kebijakan.

    “Pada akhirnya juga negara merugi, karena pertumbuhan ekonominya tidak tercapai,” kata Djoko.

  • 5 Fakta Kemacetan Tanjung Priok yang Mengganggu Lalu Lintas – Halaman all

    Pengamat Transportasi: Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok Harus Ditata Ulang, Termasuk Area Penyangga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kemacetan panjang di sekitar Kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara bukan hal baru.

    Namun kemacetan kemarin boleh jadi yang terparah sepanjang sejarah.

    Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menuturkan, kemacetan di kawasan pelabuhan bagian hidup sopir truk.

    Menurutnya, hal itu karena akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok hanya mengandalkan jalan raya. 

    Sementara akses jalan rel sudah tidak begitu diminati, selain mahal juga tidak praktis. 

    Menggunakan jalan rel, lebih mahal ketimbang jalan raya disebabkan menggunakan BBM non subsidi yang dikenakan PPN 11 persen dan dikenakan track access charge (TAC). 

    “Pembangunan di Pelabuhan Tanjung Priok memperbesar terus kapasitas sisi laut, namun kapasitas sisi darat tidak dikembangkan,” ucap Djoko dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).

    Dalam perhitungan kapasitas harus dimasukkan ketersediaan tempat parkir truk, toilet dan lain-lain. 

    Kapasitas yang paling kecil atau minimal itulah yang harus dipakai sebagai patokan. 

    Jika hal yang sangat mendasar itu tidak menjadi perhatian, maka kemacetan lalu lintas ini akan terus terjadi. 

    “Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok harus ditata ulang termasuk area penyangga (buffer zone) antara pelabuhan dengan lingkungan pertokoan dan pemukiman harus ada jarak minimal 1 km daerah buffer zone harus bebas dari bangunan,” ujarnya.

    Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu meminta pihak terkait agar mengikuti layout asli kawasan pelabuhan zaman Hindia Belanda dengan batas pelabuhan itu Cempaka Mas dan sampai ke timur.

    Disamping itu, kejadian itu merupakan dampak dari kesalahan kebijakan yang diterapkan pemerintah. 

    Pada angkutan Lebaran, pemerintah terlalu lama membatasi (aktivitas) operasional logistik, bahkan sampai 16 hari. 

    Pembatasan operasional angkutan logistik semestinya tidak boleh lebih dari lima hari.

    “Kondisi itu menyebabkan bongkar muat di pelabuhan menumpuk bahkan tersendat,” pungkasnya.

    Langkah Evaluasi

    Polda Metro Jaya mengambil langkah cepat untuk mengatasi kemacetan parah di Jalan Yos Sudarso dan sejumlah jalur lainnya menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Kekinian sejumlah jalan itu sudah mulai terurai.

    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin mengatakan pihaknya melakukan evaluasi bersama stakeholder terkait agar peristiwa itu tak terulang kembali.

    Menurutnya evaluasi bersama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Eksekutif NPCT1, dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

    “Kemacetan parah karena over kapasitas, NPCT1 (New Priok Container Terminal One) harus memastikan agar rilis sesuai kemampuan pelabuhan dan system gate berfungsi maksimal,” ujar saat dikonfirmasi, Jumat (18/4/2025).

    Kombes Komarudin mengungkapkan saat ini situasi arus lalu lintas sudah cukup terkendali.

    Sejumlah kendaraan yang melintas sudah kembali bergerak tidak seperti sebelumnya.

  • 5 Fakta Macet Parah di Tanjung Priok: Biang Kerok, Kompensasi hingga Pramono Anung Tegur Pelindo – Halaman all

    5 Fakta Macet Parah di Tanjung Priok: Biang Kerok, Kompensasi hingga Pramono Anung Tegur Pelindo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Antrean truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, membuat lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Jakarta macet total.

    Antrean truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok membuat kemacetan sejak Kamis (17/4/2025) dini hari.

    Beberapa ruas jalan di kawasan Jakarta Utara yang mengalami kemacetan berjam-jam yakni di Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, Plumpang, dan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

    Bahkan, kemacetan tidak hanya terjadi di jalan arteri, tetapi juga di ruas jalan tol.

    Lantas, apa penyebabnya dan bagaimana tanggapan dari pemerintah?

    Dirangkum Tribunnews.com, berikut fakta-fakta macet parah di Pelabuhan Tanjung Priok:

    1. Terungkap Biang Kerok Kemacetan

    Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo, Drajat Sulistyo, menyampaikan terdapat tiga kapal yang bersandar tidak pada waktunya, sehingga menyebabkan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Rabu (16/4/2025) malam hingga Jumat (18/4/2025) pagi.

    Menurutnya, kemacetan ini terjadi lantaran adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di terminal NPCT One akibat keterlambatan tiga kapal tersebut.

    “Kedatangan kapal yang seharusnya kapal ini sudah datang satu minggu lalu. Ada tiga kapal yang sandar, itu nama kapalnya sebentar. Nama kapalnya MSC Adufi, Everwhelming, dan satu lagi Starship Venus,” ujarnya, Jumat.

    “Ini tiga kapal ini memang kapal yang seharusnya yang dua itu datang minggu lalu, yang satunya lagi seharusnya datang 24 jam sebelumnya,” jelas Drajat.

    Selain keterlambatan tiga kapal, juga terjadi peningkatan ekonomi pascalebaran 2025.

    Drajat mencatat, pada Maret 2025 meningkat sebesar 4,2 persen dibandingkan tahun 2024.

    “Ini memang ada peningkatan ekonomi sehingga sudah ada peningkatan plus tambahan lagi ada waktu kapal yang sandar tidak seharusnya, bukan di window-nya,” paparnya.

    Terlebih lagi, pada Jumat (18/4/2025) merupakan hari libur.

    Sementara, Pelindo mendapat order kurang lebih 4.200 kontainer yang harus dirilis dari kapasitas utamanya sebesar 2.500 kontainer.

    “Yang tadinya harusnya 2.500 kemampuannya, dirilis 4.200. Ini hampir 100 persen berarti kan. Kurang lebih sekitar 68 persen atau 70 persen itu adanya peningkatan kontainer.”

    “Untuk peningkatan volume trafik lalu lintas kontainer dengan jumlah sampai 68-70 persen ini sungguh luar biasa,” imbuh Drajat.

    2. Pelindo Beberkan Kompensasi

    Drajat Sulistyo juga mengungkap sejumlah kompensasi yang diberikan imbas kemacetan parah yang terjadi di kawasan Tanjung Priok.

    Beberapa kompensasi yang diberikan antara lain adalah penambahan waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).

    “Kami tidak menarik cost, sehingga akan sangat membantu teman-teman pengendara atau pemilik kargo,” kata Drajat, Jumat.

    Kompensasi berikutnya yang diberikan adalah melepas gate saat melakukan tapping dan kemudahan bagi sopir truk yang terjebak di jalan arteri.

    Lewat kerja sama dengan Polri, truk-truk yang terjebak di jalan arteri dibantu masuk ke jalan tol dan biayanya dibantu.

    “Teman-teman yang sudah stuck di jalan arteri kami masukkan ke tol itu juga biaya tol kami bantu. Kami bersama Pak Dirlantas dan Pak Kapolres bantu masukkan ke tol juga,” terang Drajat.

    Selanjutnya, kompensasi berupa konsumsi yang diberikan kepada sopir truk yang terjebak macet.

    “Itu sementara yang kami berikan di lapangan,” jelasnya.

    KEMACETAN TANJUNG PRIOK – Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer. (Tribunnews.com/Alfarizy AF)

    3. Pramono Anung Tegur Pelindo

    Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta maaf ke masyarakat atas terjadinya kemacetan yang didominasi mobil kontainer dan membuat warga sekitar terkena imbasnya.

    “Peristiwa ini sungguh membuat saya resah,” kata Pramono Anung kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (19/4/2025), dilansir Wartakotalive.com.

    “Saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” imbuhnya.

    Pramono meminta Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo untuk memberikan teguran keras ke PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Kemacetan ini tidak boleh terjadi kembali, Pelindo secara terbuka sudah meminta maaf baik ke pemerintah Jakarta yang terkena akses dari hal tersebut, maupun ke masyarakat,” jelas Pramono Anung.

    4. Respons Ahmad Sahroni

    Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, juga menyoroti persoalan macet parah di kawasan Tanjung Priok.

    “Kondisi ini sangat disayangkan karena kemacetan di Priok ini sudah terlalu parah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan, ditambah juga penumpukan di terminal yang menyebabkan kemacetan di mana-mana,” kata Sahroni, Jumat.

    “Saya lihat juga Polres Metro Jakarta Utara sudah berupaya maksimal untuk mengurai kemacetan, hanya saja memang benar-benar tersendat di alat berat yang rusak tadi, hingga sulit untuk lalu lintas bisa terurai,” jelasnya.

    Sahroni pun meminta BUMN sebagai pihak pengelola pelabuhan melakukan evaluasi serta koordinasi.

    Mengingat kejadian seperti ini dapat melumpuhkan ekonomi.

    “Kondisi ini harus menjadi perhatian BUMN, karena kalau alat beratnya banyak yang rusak, maka putaran roda jalan export-import bisa lumpuh. Ekonomi juga bisa terdampak karena pelabuhan ini merupakan salah satu akses sentral barang,” katanya.

    “Yang rugi tentunya kita semua. Karenanya saya minta perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat tadi agar berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk tidak menyebabkan kemacetan seperti ini lagi,” terang Sahroni.

    5. Kata Sopir Truk

    Sopir truk bernama Ade Rahmat (26) membagikan ceritanya setelah dua hari terjebak macet di kawasan Tanjung Priok, menuju New Port Container Terminal One (NPCT1).

    “Sudah dua hari saya di sini. Mau angkut barang impor, harusnya diantar ke Garut, tapi truk belum bisa jalan,” ungkapnya, Jumat.

    Ade mengatakan jika ini adalah kemacetan paling parah yang pernah ia alami selama melayani jasa angkutan.

    “Wah (kemacetan) ini paling parah, sejarah ini tahun 2025,” papar Ade sambil menggelengkan kepala.

    Kemacetan seperti ini tentu tidak hanya menghambat logistik, tapi juga menguras tenaga dan kesabaran para sopir.

    Sehingga, Ade berharap ada perbaikan sistem agar sopir-sopir tak terus jadi korban macet berkepanjangan.

    “Ya untuk tidur, makan, ya itu  (jadi kendala- red). Kalau kaya di sini (NPCT1) ada toilet (portable), mungkin kami bisa izin ke sekuriti, buat numpang ke kamar mandi. Ya nyempet-nyempetin,” imbuh Ade.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Minta Maaf, Pramono Anung Tegur Pelindo Terkait Kemacetan Horor di Tanjung Priok Jakarta Utara

    (Tribunnews.com/Nuryanti/Nitis Hawaroh/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

    Berita lain terkait Macet Horor di Tanjung Priok

  • 5 Fakta Kemacetan Tanjung Priok yang Mengganggu Lalu Lintas – Halaman all

    Kemacetan Parah di Tanjung Priok Usai Lebaran, Pramono Anung Beberkan Penyebabnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkap penyebab utama kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Rabu (16/4/2025).

    Dalam acara Silaturahmi with Mas Pram pada Sabtu (19/4/2025), Pramono menjelaskan bahwa kemacetan dipicu oleh lonjakan arus kendaraan logistik yang tak sebanding dengan kapasitas pelabuhan.

    “Penyebab utama adalah karena kapasitas yang hanya 2.500 dalam 3 hari ini dipaksakan menyelesaikan 7.000 lebih truk per jam,” ujarnya.

    Kemacetan yang mengular hingga lebih dari 8 kilometer ini, kata Pramono, tidak boleh terulang kembali.

    Ia telah memerintahkan jajaran Balai Kota untuk menindaklanjuti dan menginstruksikan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, agar memperingatkan PT Pelindo dan operator pelabuhan.

    “Ini tak boleh terjadi kembali,” tegas Pramono.

    MACET PARAH DI TANJUNG PRIOK – Antrean truk trailer yang ingin masuk ke New Priok Container Terminal One (NPCT1), Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). Pelindo memberikan sejumlah kompensasi ke sopir truk logistik karena kepadatan kendaraan di NPCT1.  (Tribunnews/Alfarizy)

    Sementara itu, Pakar Maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa, menilai kemacetan terjadi akibat lemahnya manajemen arus masuk kendaraan logistik yang belum adaptif dan efisien.

    Meskipun sistem digitalisasi seperti Terminal Operating System (TOS) sudah diterapkan.

    “Sistem pembatasan dan pengaturan gate pass berbasis waktu secara real-time dinilai belum optimal menangani lonjakan volume kendaraan,” kata Marcellus.

    Ia menyebutkan bahwa permasalahan ini lebih dari sekadar kemacetan musiman, namun menjadi sinyal kegentingan tata kelola logistik nasional yang membutuhkan reformasi besar.

    “Tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul,” pungkasnya.

    Akses Tribunnnews.com di Google News atau WhatsApp Channel Tribunnews.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 5 Fakta Macet Parah di Tanjung Priok: Biang Kerok, Kompensasi hingga Pramono Anung Tegur Pelindo – Halaman all

    Horor Macet di Tanjung Priok, Digitalisasi Gagal Atasi Lonjakan Logistik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Centre (IKAL SC) Dr. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa menilai sistem logistik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, bermasalah menyusul terjadinya kemacetan parah pada Kamis dan Jumat, 17-18 April 2025 kemarin.

    Kemacetan parah ini merembet ke jalan tol dan jalan-jalan utama di kota Jakarta dan menyebabkan jadwal dan perjalanan banyak moda transportasi kacau-balau. Begitu juga aktivitas warga dan di perkantoran.  

    Hakeng berpendapat peroalan ini lebih dari sekadar kemacetan musiman dan memerlukan perhatian serius. Tantangan utama bukan hanya masalah infrastruktur fisik pelabuhan.

    “Tetapi juga terletak pada lemahnya regulasi mikro serta kurangnya koordinasi lintas sektor yang terlibat dalam pengelolaan sistem logistik nasional,” ujar Hakeng di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).

    Dia menambahkan, peningkatan volume kendaraan ini tidak diimbangi dengan manajemen arus masuk kontainer yang adaptif dan efisien. 

    Meski sistem digitalisasi yang diterapkan oleh PT Pelindo tetap beroperasi dengan baik tapi sistem pembatasan dan pengaturan gate pass yang berbasis waktu secara real-time dinilai belum optimal.

    “Terutama dalam menangani lonjakan volume kendaraan yang terjadi,” tutur Marcellus Hakeng.

    MHakeng mengingatkan soal tata kelola pelabuhan harus bertransformasi menjadi sistem yang prediktif dan berbasis data agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul.

    Data terbaru memperlihatkan aktivitas peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada kuartal pertama tahun 2025 mencapai 1,88 juta TEUs (Twenty Foot Equivalent Unit) yang mengalami kenaikan sebesar 7,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    “Dari jumlah tersebut, sekitar 1,3 juta TEUs berasal dari kegiatan ekspor-impor, sementara sisanya berasal dari kegiatan domestik,” tuturnya.

    Hakeng menilai meskipun terjadi peningkatan volume yang signifikan, sistem penerimaan dan pengeluaran kontainer di pelabuhan ini belum memadai untuk menangani lonjakan tersebut. Salah satu masalah utama, adalah ketidakakuratan dalam sistem stacking (sistem penumpukan) di tempat parkir kontainer (container yard).

    “Hal itu menyebabkan waktu sandar kapal menjadi lebih lama dan mengarah pada penumpukan dan antrean panjang truk logistik yang keluar dari pelabuhan,” terangnya.

    Menurut dia meski PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sudah menerapkan sejumlah sistem seperti Terminal Operating System (TOS), gerbang otomatis (autogate), dan jadwal gate pass (akses masuk) berbasis waktu, implementasi sistem-sistem ini masih terbentur pada masalah rendahnya tingkat kepatuhan dari operator logistik.

    Selain itu kurangnya integrasi data yang efektif antara pelabuhan, penyedia jasa truk, dan pengelola lalu lintas.

    Sistem-sistem yang telah diterapkan pun belum mampu mengatasi masalah antrean yang terjadi yang mengindikasikan bahwa permasalahan ini lebih kompleks daripada hanya sekadar pengelolaan waktu masuk dan keluar kendaraan.

    Makeng mengatakan Indonesia masih menghadapi persoalan klasik yang sudah lama terabaikan seperti antrean kendaraan yang panjang, tumpukan kontainer, serta keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

    “Reformasi sistem logistik pelabuhan Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh. Rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini,adalah penerapan sistem pre-booking gate time yang berbasis data real-time,” ujarnya.

    Perlu dilakukan kajian pengembangan digital twin pelabuhan untuk melakukan simulasi beban harian pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. 

    Serta, peningkatan koordinasi yang lebih erat antara Pelindo, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas), dan asosiasi logistik.

     

  • 5 Fakta Kemacetan Tanjung Priok yang Mengganggu Lalu Lintas – Halaman all

    Horor Macet Parah di Tanjung Priok, Ini Tanggapan Pengusaha Kapal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengajak seluruh pihak menahan diri agar tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis dan Jumat (17-18/4/2025).

    Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan, kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, yang mana ini menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan situasi global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika.

    “Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan kedepan, tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri,” katanya Jumat (18/04/2025).

    Carmelita mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi. 

    Menurutnya, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif dan mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantor parkir dan pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.

    Menurut Carmelita, para pelaku usaha juga memahami, Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang.

    Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

    Hanya saja, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pembangunan jalan membutuhkan dukungan dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta dan lembaga instansi lainnya.

    “Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik kedepan dengan memberikan layanan terbaik, termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan.”
     

    Kemacetan terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok hingga ke jalan sekitar lokasi pelabuhan. Kemacetan ini terjadi ditengarai karena peningkatan aktivitas bongkar muat ekspor.

    Salah satu titik kemacetan terjadi di NPCT 1 yang disebabkan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas, dan dipastikan  kegiatan bongkar muat berjalan lancar serta tidak terjadi error sistem di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.

    Kompensasi

    Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo, Drajat Sulistyo, mengungkap sejumlah kompensasi yang diberikan imbas kemacetan parah yang terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Diketahui, kemacetan parah ini terjadi akibat dari meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

    Beberapa kompensasi yang diberikan antara lain adalah penambahan waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).

    “Kami tidak menarik cost, sehingga akan sangat membantu teman-teman pengendara atau pemilik kargo,” kata Drajat dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (18/4/2025).

    Kompensasi berikutnya yang diberikan adalah melepas gate saat melakukan tapping dan juga kemudahan bagi sopir truk yang terjebak di jalan arteri.

    Lewat kerja sama dengan Polri, truk-truk yang terjebak di jalan arteri dibantu masuk ke jalan tol dan biayanya dibantu.

    “Teman-teman yang sudah stuck di jalan arteri kami masukkan ke tol itu juga biaya tol kami bantu. Kami bersama Pak Dirlantas dan Pak Kapolres bantu masukkan ke tol juga,” ujar Drajat.

    Lalu, ada juga kompensasi berupa konsumsi yang diberikan kepada sopir truk yang terjebak macet.

    “Itu sementara yang kami berikan di lapangan,” ucap Drajat.

    Sebelumnya, Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, mengungkap kemacetan ini akibat dari meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Peningkatan arus barang petikemas yang akan melakukan kegiatan receiving delivery petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Adi dalam keterangan tertulis pada Kamis (17/4/2025).

    Peningkatan aktivitas bongkar muat ini bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan pasca-pembatasan lalu lintas barang.

    Adi memastikan tidak terdapat hambatan yang terjadi akibat dari error sistem, baik di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.

    “Kegiatan bongkar muat kapal berjalan lancar tanpa ada kendala,” ujar Adi.

    Terminal NPCT 1 menjadi satu dari sekian titik kemacetan.

    Hal itu dikarenakan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas.

    Berdasarkan data Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, ada peningkatan hampir 100 persen jumlah truck yang masuk kedalam terminal.

    Biasanya, jumlah rata–rata truk yang masuk kurang dari 2.500.

    Namun, pada Kamis ini, jumlahnya mencapai di atas 4.000 truk yang menuju NPCT 1.

    “Sistem operasi yang ada di terminal dan di Common Area pintu masuk menuju NPCT 1 dipastikan normal tanpa kendala,” ucap Adi.

    Ia pun menyatakan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra, dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi.

    Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa padatnya aktivitas bongkar muat ini dikarenakan ritme proses receiving delivery di terminal yang dilakukan secara bersamaan pasca-pembatasan lalu lintas barang.

    Selain itu, ada juga yang mengejar sebelum libur bersama jatuh pada Jumat (18/4/2025) hingga Minggu (20/4/2025).

    “Kami terus berupaya menjaga kelancaran operasional dan memastikan layanan kepada pelanggan tetap berjalan secara optimal meskipun terjadi peningkatan volume logistik,” kata Adi.

    “Kami tidak berhenti untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran pada titik-titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya.

     

  • Horor Macet di Tanjung Priok, INSA: Jangan Saling Menyalahkan – Page 3

    Horor Macet di Tanjung Priok, INSA: Jangan Saling Menyalahkan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Semua pemangku kepentingan wajib untuk saling mendukung dan bekerja sama untuk mengatasi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok. Usul ini diungkap oleh Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners’ Association/INSA).

    “DPP INSA mengajak seluruh pihak untuk menahan diri untuk tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Kamis kemarin,” kata Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto dikutip dari Antara, Sabtu (19/4/2025).

    Kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, yang mana ini menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan situasi global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS).

    “Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan ke depan, tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri,” ujarnya.

    Carmelita mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi.

    Menurutnya, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif dan mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantong parkir dan pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.

    Menurut Carmelita, para pelaku usaha juga memahami, Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang. Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

    Hanya saja, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pembangunan jalan membutuhkan dukungan dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta dan lembaga instansi lainnya.

    “Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik ke depan dengan memberikan layanan terbaik, termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan,” ucapnya.

     

  • Macet Horor di Pelabuhan Priok, DPR: Pelindo Harusnya Lebih Profesional dan Perbaiki Sistem

    Macet Horor di Pelabuhan Priok, DPR: Pelindo Harusnya Lebih Profesional dan Perbaiki Sistem

    FAJAR.CO.ID — Ketua Komisi V DPR Lasarus menyoroti aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok yang tidak terkelola dengan baik sehingga menjadi biang kerok kemacetan parah pada Kamis (17/4). Lasarus menilai PT Pelindo seharusnya lebih profesional mengelola pelabuhan.

    Sandarnya tiga kapal di luar jadwal di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi dalih PT Pelindo sebagai penyebab macet horor menuju pelabuhan. Menurut Lasarus, jika Pelindo memiliki sistem yang baik, aktivitas bongkar muat bisa diantisipasi dan kemacetan panjang kendaraan bisa terhindar.

    “Menurut saya ini kembali kepada pengaturan, harusnya Pelindo lebih bijak dalam mengatur ini. Menurut saya ada sistem yang harus diperbaiki oleh Pelindo ini,” kata Lasarus, Jumat (18/4/2025).

    Dia menyayangkan dampak buruk pada lalu lintas akibat sistem pengaturan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Saat (gate) rusak, masak harus berantakan seperti itu. Harusnya Pelindo bisa lebih profesional mengelola pelabuhan itu yang notabenenya kan sekarang hampir berada di tengah-tengah kota,” kata Lasarus kepada wartawan.

    Kalaupun kemacetan horor itu akibat adanya tiga kapal sandar dan bongkar muat dalam waktu bersamaan, kata Lasarus, Pelindo mestinya sudah punya sistem untuk antisipasi. Pelindo semestinya sudah mengatur dengan tepat agar penumpukan bongkar muat tidak terjadi dan akhirnya mengakibatkan kemacetan panjang.

    “Terkait dengan bongkar muat tiga kapal bersamaan itu kan bisa diatur. Kan dulu bisa ditumpuk di penumpukan kontainer kan tidak harus jalanan macet. Nah ini kan keluar nggak bisa cepat juga dipaksakan keluar kan. Jadi kembali pada pengaturan kalau menurut saya,” ujar dia.

  • Ketua Komisi V DPR Desak Pelindo Benahi Pengaturan Usai Macet Horor di Priok

    Ketua Komisi V DPR Desak Pelindo Benahi Pengaturan Usai Macet Horor di Priok

    Jakarta

    Ketua Komisi V DPR Lasarus menyoroti macet panjang buntut bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Dia meminta Pelindo berbenah agar peristiwa serupa tak terulang.

    “Menurut saya ini kembali kepada pengaturan, harusnya Pelindo lebih bijak dalam mengatur ini. Menurut saya ada sistem yang harus diperbaiki oleh Pelindo ini. Di saat (gate) rusak masak harus berantakan seperti itu. Harusnya Pelindo bisa lebih profesional mengelola pelabuhan itu yang notabenenya kan sekarang hampir berada di tengah-tengah kota itu,” kata Lasarus kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).

    Lasarus kemudian mengungkit alasan Pelindo bahwa kemacetan panjang terjadi lantaran adanya tiga kapal sandar yang bongkar muat dalam waktu bersamaan. Menurutnya, hal itu semestinya diatur dengan tepat sehingga tidak terjadi.

    “Terkait dengan bongkar muat tiga kapal bersamaan itu kan bisa diatur. Kan dulu bisa ditumpuk di penumpukan kontainer kan tidak harus jalanan macet. Nah ini kan keluar nggak bisa cepat juga dipaksakan keluar kan. Jadi kembali pada pengaturan kalau menurut saya,” ujar dia.

    Diketahui, kemacetan horor terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (17/4) kemarin. Pihak Pelindo menjelaskan penyebab kemacetan karena adanya bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

    Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo mengatakan terjadi penambahan volume bongkar muat di pelabuhan New Priok Container Terminal (NCPT) 1. Peningkatan bongkar muat itu terjadi karena ada tiga kapal yang berlabuh di luar jadwal seharusnya.

    “Ada tiga kapal yang sandar, itu nama kapalnya MSC Adu V, Ever Balmy, dan satu lagi Starship Venus, ini tiga kapal ini memang kapal yang harusnya yang dua itu datang minggu lalu, yang satunya lagi harusnya datang 24 jam sebelumnya,” jelasnya.

    Menurut dia, ketiga kapal itu sandar di luar jadwal yang sudah ditentukan. Akibatnya dengan kehadiran tiga kapal tersebut menambah volume bongkar muat di Pelabuhan NPCT 1.

    (fca/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini