Tempat Fasum: museum

  • Penemuan Rahang Mastodon di Halaman Belakang Rumah, Warga Gempar

    Penemuan Rahang Mastodon di Halaman Belakang Rumah, Warga Gempar

    Jakarta, CNN Indonesia

    Warga Orange County New York, dikejutkan oleh penemuan fosil rahang lengkap seekor mastodon di halaman belakang sebuah rumah.

    Seorang pemilik rumah yang sedang membersihkan pekarangan menemukan fosil rahang seekor mastodon bersama dengan potongan tulang jari kaki dan fragmen tulang rusuk. Temuan ini dilaporkan oleh Museum Negara Bagian New York.

    Pemilik rumah, yang identitasnya dirahasiakan, mengaku awalnya hanya melihat “dua gigi yang aneh tersembunyi di bawah dedaunan”. Setelah memeriknya lebih dekat, ia merasa temuan itu istimewa dan memutuskan untuk menghubungi para ahli.

    “Ketika saya menemukan gigi dan memeriksanya di tangan saya, saya tahu mereka adalah sesuatu yang istimewa dan memutuskan untuk memanggil para ahli,” ujar pemilik rumah, yang namanya tidak diketahui, melansir CNN, Rabu (18/12).

    Tim dari New York State Museum dan Universitas New York Orange segera datang untuk melakukan penggalian. Ini adalah pertama kalinya dalam 11 tahun fosil mastodon ditemukan di negara bagian New York.

    Orange County dikenal sebagai “hotspot” fosil mastodon, dengan lebih dari 50 dari total 150 penemuan di negara bagian ini berasal dari wilayah tersebut.

    Robert Feranec, Direktur Penelitian dan Koleksi Museum Negara Bagian New York, mengatakan bahwa temuan ini memberikan peluang unik untuk mempelajari ekologi spesies tersebut.

    “Rahang mastodon ini memberikan kesempatan unik untuk mempelajari ekologi spesies yang luar biasa ini, yang akan meningkatkan pemahaman kita tentang ekosistem Zaman Es dari wilayah ini,” ujarnya.

    Para peneliti akan menganalisis secara mendalam rahang dan potongan tulang yang ditemukan, termasuk melakukan penanggalan karbon dan rekonstruksi pola makan. Hasil penemuan ini direncanakan untuk dipamerkan kepada publik pada tahun 2025.

    Rahang tersebut diperkirakan berasal dari zaman es, ketika mastodon, kerabat jauh gajah modern, menjelajahi Amerika Utara sekitar 3,75 juta hingga 11.000 tahun yang lalu. Hewan ini memiliki tinggi 2,5 hingga 3 meter dan berat hingga 5.400 kilogram.

    Para ilmuwan percaya, leluhur gajah ini punah karena persaingan untuk makanan semakin ketat, perubahan iklim, dan terlalu banyak diburu oleh manusia zaman dulu.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Daya Tarik Batu Love Garden, Destinasi Wisata Keluarga Menarik di Jawa Timur

    Daya Tarik Batu Love Garden, Destinasi Wisata Keluarga Menarik di Jawa Timur

    Liputan6.com, Bandung – Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan potensi wisata. Daerah ini mempunyai keindahan alam yang memukau mulai dari pegunungan dan pantainya.

    Selain itu, perkotaan di Jawa Timur tidak terlepas dari nuansa yang modern sehingga memberikan pengalaman yang menarik untuk wisatawan. Daerah ini jadi destinasi yang ideal untuk liburan khususnya bersama keluarga.

    Kemudian ada beberapa tempat wisata yang dibuat ramah untuk anak hingga menawarkan aktivitas edukatif untuk anak bermain dan belajar. Tempat berliburnya juga bisa membantu hubungan keluarga semakin erat karena waktu menyenangkan yang dihabiskannya.

    Sebagai informasi, beberapa kota di Jawa Timur mempunyai destinasi wisata yang menarik dan bisa disesuaikan dengan keinginan para wisatawan. Misalnya untuk pencinta alam terdapat destinasi wisata Gunung Bromo atau Kawah Ijen.

    Tempat wisata tersebut terkenal dengan pemandangan alamnya yang mempesona dan sulit dilupakan. Sementara itu, bagi wisatawan yang ingin menghabiskan waktu dengan keluarga terutama anak-anak terdapat taman bermain yang menyenangkan.

    Mulai dari Jatim Park di Batu yang terkenal sebagai taman hiburan dan terdapat wahana rekreasi yang menyenangkan. Kemudian terdapat Batu Secret Zoo, Museum Angkut, dan masih banyak lagi.

    Adapun belakangan ini terdapat tempat wisata yang tengah populer di antara warga lokal dan wisatawan yaitu Batu Love Garden atau Baloga. Tempat wisata ini dikenal sebagai destinasi wisata keluarga yang menyenangkan dan ramah anak.

  • Lebih 16 ribu pengunjung sudah padati Kota Tua di ujung tahun 2024

    Lebih 16 ribu pengunjung sudah padati Kota Tua di ujung tahun 2024

    Pengunjung Kota Tua, Jakarta Barat, menyaksikan video mapping dalam rangkaian Jakarta Light Festival (JLF), Selasa (31/12/2024) malam. ANTARA/Risky Syukur

    Lebih 16 ribu pengunjung sudah padati Kota Tua di ujung tahun 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 31 Desember 2024 – 23:25 WIB

    Elshinta.com – Sebanyak 16.819 pengunjung sudah memadati destinasi wisata Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, di ujung tahun 2024 pada Selasa (31/12) malam.

    Berdasarkan data dari Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, 16.819 pengunjung tersebut terdiri dari 16.398 wisatawan domestik dan dan 421 wisatawan luar negeri.

    Data itu berdasarkan arus pengunjung pada pukul 08.00-20.00 WIB. “Jumlahnya akan terus bertambah,” kata Pengurus UPK Kota Tua, Arini di Jakarta.

    Di lokasi tersebut pada pukul 20.50 WIB, pengunjung memadati area Taman Fatahillah untuk menyaksikan video mapping di depan Museum Fatahillah dalam rangkaian “Jakarta Light Festival” (JLF).

    Sejumlah penampilan musik dari beberapa komunitas seni di sekitar Kota Tua juga ditampilkan untuk menghibur para pengunjung.

    Kemudian di sekeliling Taman Fatahillah, pengunjung berlalu-lalang. Sepeda-sepeda ontel warna-warni yang biasanya disewakan di lokasi wisata itu juga dimodifikasi dengan lampu kelap-kelip.

    Sebelumnya, Kepala Suku Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Irfal Guci memprediksi bahwa dengan adanya JLF dan jika tidak terjadi hujan, maka Kota Tua diprakirakan akan dikunjungi oleh sebanyak 41 ribu lebih orang pada malam Tahun Baru 2025.

    Sumber : Antara

  • Petugas Dinkes evakuasi wanita yang pingsan pada malam tahun baru di Kota Tua

    Petugas Dinkes evakuasi wanita yang pingsan pada malam tahun baru di Kota Tua

    Jakarta (ANTARA) – Petugas kesehatan mengevakuasi seorang wanita yang pingsan pada malam pergantian tahun di Kota Tua, Jakarta Barat.

    “Kemungkinan kelelahan di tengah keramaian, bisa jadi juga kekurangan oksigen,” kata Petugas dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Iqbal kepada wartawan di lokasi pada Rabu dini hari.

    Pantauan di lokasi pukul 00.34 WIB, satu unit ambulans memasuki area Taman Fatahillah bersamaan dengan ribuan pengunjung meninggalkan lokasi wisata tersebut.

    Kemudian tiga orang petugas kesehatan keluar dari dalam ambulans dan segera mengambil tandu lalu menjemput wanita yang pingsan tersebut.

    Bersama korban, dua orang lainnya ikut masuk ke dalam ambulans. Kemudian hingga pukul 00.50 WIB, korban diberi pertolongan pertama di dalam ambulans oleh para petugas kesehatan.

    Sorakan ribuan pengunjung, pesta kembang api serta gemerlap pertunjukan cahaya memeriahkan detik-detik pergantian tahun di Kota Tua, Jakarta Barat, pada Selasa malam hingga Rabu dini hari.

    Hitung mundur yang dimulai dari dua menit terakhir pada tahun 2024 ditampilkan dengan video mapping di depan Museum Fatahillah.

    Sambil bersorak ria, ribuan pengunjung mengabadikan momen pergantian tahun tersebut dengan gawainya masing-masing.

    “5,4,3,2,1, ‘happy new year’,” teriak ribuan pengunjung mengikuti hitung mundur yang dipandu oleh dua pembawa acara di depan Museum Fatahillah.

    Segera setelah detik terakhir tahun 2024, musik dari panggung Museum Fatahillah serta kembang api memeriahkan langit Kota Tua. Pertunjukan video mapping pun menampilkan gambar tematik Tahun Baru 2025.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sorakan pengunjung Kota Tua iringi detik-detik pergantian tahun

    Sorakan pengunjung Kota Tua iringi detik-detik pergantian tahun

    Jakarta (ANTARA) – Sorakan ribuan pengunjung, pesta kembang api serta gemerlap pertunjukan cahaya memeriahkan detik-detik pergantian tahun di Kota Tua, Jakarta Barat, pada Selasa malam hingga Rabu dinihari.

    Hitung mundur yang dimulai dari dua menit terakhir pada tahun 2024 ditampilkan dengan video mapping di depan Museum Fatahillah.

    Sambil bersorak ria, ribuan pengunjung mengabadikan momen pergantian tahun tersebut dengan gawainya masing-masing.

    “5,4,3,2,1, ‘happy new year’,” teriak ribuan pengunjung mengikuti hitung mundur yang dipandu oleh dua pembawa acara di depan Museum Fatahillah.

    Segera setelah detik terakhir tahun 2024, musik dari panggung Museum Fatahillah serta kembang api memeriahkan langit Kota Tua. Pertunjukan video mapping pun menampilkan gambar tematik Tahun Baru 2025.

    Sebagian warga pun sontak berdendang mengikuti alunan musik, sebagian lagi menangis dan memeluk orang terdekat mereka.

    Selaras dengan itu, riuh tepuk tangan, suara terompet dan sorak ria ribuan pengunjung terdengar bersamaan.

    Hingga pukul 22.00 WIB, tercatat 28.003 pengunjung mendatangi Kota Tua pada hari terakhir tahun 2024, Selasa (31/12). Jumlah tersebut terus bertambah hingga pukul 24.00 WIB.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Taman Fatahillah Kota Tua dipadati pengunjung untuk saksikan JLF

    Taman Fatahillah Kota Tua dipadati pengunjung untuk saksikan JLF

    Jakarta (ANTARA) – Pengunjung mulai memadati area Taman Fatahillah Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat untuk menyaksikan Jakarta Light Festival (JLF) yang akan ditampilkan pada muka gedung Museum Fatahillah, menjelang malam pergantian tahun, Selasa petang.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 18.00 WIB, para pengunjung duduk berjejer memadati area Taman Fatahillah. Sebagian duduk berkelompok, sedangkan sebagian lagi duduk-duduk berpasangan sambil menikmati jajanan atau sekadar berbincang.

    Di sekeliling Taman Fatahillah, tampak pengunjung berlalu-lalang. Sepeda-sepeda ontel warna-warni yang biasanya disewakan di lokasi wisata itu juga nampak dimodifikasi dengan lampu kelap-kelip.

    Ketika hari yang mulai gelap sekira pada pukul 18.00 WIB, muka gedung Museum Fatahillah mulai menampilkan sejumlah agenda Pemprov DKI Jakarta untuk merayakan Tahun Baru 2025, termasuk agenda menjelang 500 tahun Jakarta.

    Hingga pukul 18.30 WIB, pengunjung terus memadati area Taman Fatahillah. Kemudian, tepat pukul 18.35 WIB, acara JFL dibuka oleh dua orang pembawa acara yang disusul oleh video perkenalan Kota Jakarta.

    Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua memprediksi kawasan cagar budaya itu akan dikunjungi oleh sekitar 41 ribu lebih pengunjung untuk merayakan malam pergantian tahun yang dimeriahkan dengan gelaran Jakarta Light Festival (JLF) atau festival cahaya.

    Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah kegiatan dan acara untuk menyemarakkan momen Tahun Baru 2025.

    Rangkaian acara “Semarak Jakarta Mendunia” akan dilaksanakan mulai pukul 18.30-00.30 WIB di sejumlah lokasi mulai dari Bundaran HI yang berisi panggung utama dengan hiburan dari sejumlah artis ternama.

    Selanjutnya di sepanjang Jalan M.H. Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman terdapat 14 titik panggung hiburan yang akan diisi hiburan dari sejumlah artis papan atas dengan genre musik dangdut, pop, reggae, hingga rock.

    Di Lapangan Banteng ada Pesona Dekade, di kawasan Monas Sisi Selatan terdapat acara Gemilang Silang Monas dan di Kota Tua terdapat acara Jakarta Light Festival.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2024

  • Malam Tahun Baru 2025, TMII mulai dipadati pengunjung

    Malam Tahun Baru 2025, TMII mulai dipadati pengunjung

    Jakarta (ANTARA) – Ribuan pengunjung pada Selasa petang mulai memadati Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, untuk menyambut malam Tahun Baru 2025.

    Hingga pukul 16.00 WIB jumlah pengunjung TMII tercatat hampir mencapai 20 ribu orang.

    Manager Corporate Secretary TMII, Novera Mayang mengatakan, pada malam Tahun Baru 2025 digelar konser musik yang menghadirkan sejumlah musisi yang dimulai pukul 16.00 WIB.

    “Jadi dalam tiga hari ini mulai dari kemarin tanggal 30, 31 dan 1 Desember 2024, kita ada ‘Sorak Sorai Festival’. Artisnya itu ada Tiara Andini, Project Pop, Tipe X, Konto Aji, ada Disco Pantera,” kata Mayang.

    Selain konser, TMII juga menyuguhkan sejumlah pertunjukan untuk menyambut Tahun Baru 2025, seperti kembang api pada pukul 00.00 WIB.

    “Tentunya di pukul 00.00 WIB ada kembang api. Panggung utamanya di area Istana Anak-Anak,” tutur Mayang.

    Manager Corporate Secretary TMII Novera Mayang saat memberikan keterangan pers terkait perayaan malam pergantian Tahun Baru 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (31/12/2024). ANTARA/Syaiful Hakim

    Tak hanya itu, pada malam Tahun Baru 2025 pertunjukan air mancur menari Tirta Cerita digelar sebanyak dua kali.

    “Biasanya hanya digelar satu kali, selama 3 hari ini kita tambah jam tayangnya dua kali. Di pukul 18.30 WIB dan 21.30 WIB dengan mengerahkan 300 drone,” katanya.

    Selain itu, TMII juga sudah menyiapkan penambahan lahan parkir untuk menampung sejumlah pengunjung di malam tahun baru.

    Tempat parkir yang berada di dalam TMII seperti di Gedung Elevated Parking, Area Parkir Plaza Utara dan Selatan, Museum Komodo, Sky World TMII serta Taman Burung.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mengenal Museum & Perpustakaan “Penginyongan”: Pusat Pelestarian Budaya Lokal di UIN Saizu

    Mengenal Museum & Perpustakaan “Penginyongan”: Pusat Pelestarian Budaya Lokal di UIN Saizu

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Museum & Perpustakaan “Penginyongan”, yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, merupakan inisiatif strategis untuk melestarikan dan mengenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas.

    Kepala UPT Perpustakaan UIN Saizu Purwokerto, Indah Wijaya Antasari menyebutkan, Museum & Perpustakaan “Penginyongan” ini telah berdiri sejak Tahun 2021. Musium ini dirancang sebagai pusat informasi dan pelestarian budaya daerah Penginyongan.

    Wilayah budaya ini mencakup Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Kebumen, hingga sebagian Wonosobo. Nama “Penginyongan” sendiri diambil dari istilah lokal yang merujuk pada penggunaan kata “inyong,” yang berarti “saya.”

    Museum ini memiliki koleksi beragam yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Pengunjung dapat menemukan manuskrip kuno, miniatur begalan, alat rumah tangga tradisional, senjata tradisional, baju adat, hingga koleksi audiovisual yang mendokumentasikan budaya dan adat istiadat daerah Penginyongan.

    Semua koleksi ini memberikan wawasan mendalam tentang kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini, menjadikan museum ini sebagai pusat pembelajaran budaya yang bernilai tinggi. Sejak awal pendiriannya, Museum-Perpustakaan “Penginyongan” berkomitmen menjadi pusat kajian dan pengembangan budaya lokal.

    Tujuannya adalah melestarikan bahasa dan budaya Penginyongan agar tetap eksis di tengah arus modernisasi. Inisiatif ini juga berupaya menonjolkan potensi lokal dari wilayah Jawa Tengah bagian barat, sehingga masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

    Komitmen ini membuahkan hasil gemilang dengan diraihnya juara pertama dalam ajang Academic Library Innovation Award (ALIA) tingkat Jawa Tengah, yang diadakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI).

    Prestasi ini membawa Perpustakaan UIN Saizu mewakili FPPTI Jawa Tengah di tingkat nasional. Di tingkat nasional, Museum-Perpustakaan “Penginyongan” kembali mencatat sejarah dengan meraih juara kedua dalam ajang yang sama.

    Ajang ALIA tingkat nasional menjadi bukti nyata inovasi dan kualitas Museum-Perpustakaan “Penginyongan.” Dengan tema “Museum Perpustakaan Penginyongan: Manifestasi Integratif antara Sumber Informasi Terekam dengan Wujud Asli Menuju Visium-Visium Perpustakaan untuk Kesejahteraan,” program ini berhasil menunjukkan pendekatan modern yang integratif dalam melestarikan budaya lokal.

    Melalui museum ini, masyarakat tidak hanya diajak menikmati koleksi yang tersedia, tetapi juga memahami pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa. Museum-Perpustakaan “Penginyongan” menjadi tempat ideal untuk belajar, meneliti, serta menjalin koneksi dengan kekayaan budaya lokal yang terus berkembang.

    UPT Perpustakaan UIN Saizu berharap program ini dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai, melestarikan, dan mempromosikan budaya Penginyongan. Dengan cara ini, budaya lokal dapat tetap hidup dan menjadi bagian dari kontribusi bangsa di panggung global.

    UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!

  • 5 Seniman Asing Ini Mengangkat Pariwisata Bali ke Panggung Dunia

    5 Seniman Asing Ini Mengangkat Pariwisata Bali ke Panggung Dunia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Bali, Pulau Dewata yang begitu ikonik, tak hanya memukau dengan keindahan alamnya yang eksotis, tetapi juga kaya akan warisan budaya yang mendunia. Di balik pesona Bali yang kita kenal saat ini, terdapat peran penting para seniman asing yang jatuh cinta pada pulau ini.

    Mereka tidak hanya terpesona oleh keindahan Bali, tetapi juga aktif mempromosikan pulau ini ke dunia melalui karya-karya seni mereka. Melalui kanvas, kuas, dan tulisan, para seniman seperti Antonio Blanco, Rudolf Bonnet, Le Mayeur, Miguel Covarrubias, dan Walter Spies berhasil mengangkat Bali ke panggung dunia, menarik minat wisatawan dan kolektor seni dari berbagai penjuru.

    Melalui karya-karya mereka, mereka tidak hanya memperkaya khazanah seni dunia, tetapi juga berperan penting dalam membentuk citra Bali sebagai pusat seni dan budaya yang kita kenal saat ini. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima tokoh yang mengangkat pariwisata Bali ke panggung dunia:

    1. Aantonio Blanco (1912-1999)

    Pada awal abad ke-20, beberapa seniman asing memainkan peran penting dalam memperkenalkan Bali ke panggung seni dunia. Antonio Blanco (1912-1999), seniman berdarah Spanyol-Amerika, dikenal sebagai Dali dari Bali.

    Itu karena gaya seni surealisnya yang unik memadukan unsur budaya Bali dengan seni modern. Dengan reputasinya sebagai seniman global, Blanco berhasil menarik perhatian wisatawan asing, kolektor seni, dan berbagai figur terkenal yang ingin menyaksikan langsung karya-karyanya.

    2. Rudolf Bonnet (1895-1978)

    Rudolf Bonnet (1895-1978), seniman asal Belanda, memberikan kontribusi besar melalui pendirian Museum Puri Lukisan di Ubud pada tahun 1956, yang menjadi museum seni modern pertama di Bali. Melalui kelompok Pita Maha, Bonnet membantu banyak seniman lokal untuk mengenalkan karya mereka ke dunia, sekaligus mempromosikan keindahan budaya Bali kepada kolektor seni dan wisatawan internasional.

    3. Le Mayeur (1880-1958)

    Sementara itu, Le Mayeur (1880-1958), pelukis asal Belgia yang menetap di Sanur. Ia menemukan inspirasi dalam sosok Ni Pollok, seorang penari Legong yang kemudian menjadi istrinya.

    Lukisan-lukisannya yang menggambarkan pemandangan Bali dan keindahan wanita Bali berhasil menarik perhatian dunia seni di Eropa. Rumahnya di Pantai Sanur yang kini menjadi Museum Le Mayeur turut berperan dalam memopulerkan kawasan Sanur sebagai destinasi wisata.

     

  • Sejumlah objek wisata di Kudus dipadati pengunjung selama liburan

    Sejumlah objek wisata di Kudus dipadati pengunjung selama liburan

    Dari sejumlah objek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten Kudus, kunjungan terbanyak di Museum Kretek

    Kudus (ANTARA) – Sejumlah objek wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dipadati wisatawan dari berbagai daerah yang memanfaatkan liburan selama libur Natal dan Tahun Baru 2025.

    “Dari sejumlah objek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten Kudus, kunjungan terbanyak di Museum Kretek,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Senin.

    Selain terdapat memiliki koleksi di bidang ilmu pengetahuan, mulai dari sejarah rokok kretek juga terkait peralatan produksi hingga cara pemasaran di era penjajahan Belanda, juga ada profil pengusaha rokok di Kudus, juga ada fasilitas kolam renang.

    Ia mengakui Museum Kretek memang menjadi andalan saat liburan, selain pula objek wisata lain seperti Museum Patiayam, Taman Ria, Taman Krida, serta objek Wisata Colo.

    “Informasi sementara yang paling ramai pengunjung Museum Kretek, dibandingkan lainnya. Sedangkan data jumlah kunjungan tentu menunggu hasil laporan dari masing-masing pengelola objek wisata,” ujarnya.

    Selain objek wisata yang dikelola pemerintah, objek wisata yang dikelola swasta juga ramai pengunjung.

    Direktur Wana Wisata Pijar Park Kudus Yusuf mengakui jumlah pengunjung mulai meningkat sejak 22 Desember 2024 hingga saat ini.

    “Kami perkirakan, puncaknya pada malam Tahun Baru 2025 atau pada 31 Desember 2024,” ujarnya.

    Hal itu, kata dia, diperkuat dengan pemesan tempat penginapan karena 15 tempat penginapan sudah dipesan hingga 5 Januari 2025.

    Untuk menyambut libur Natal dan Tahun Baru, pihaknya sengaja menghadirkan wahana baru, yakni kolam renang anak selain panorama alami di kawasan Hutan Pinus di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus.

    “Jika sebelumnya tingkat kunjungan hanya berkisar 3.000-an orang per harinya, saat puncak liburan tentu bisa meningkat lagi,” ujarnya.

    Beberapa objek wisata yang ada di sepanjang jalur wisata di Pegunungan Muria Kudus, terlihat dipadati wisatawan. Bahkan, kendaraan yang parkir berjubel hingga di tepi jalan raya.

    Pewarta: Akhmad Nazaruddin
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024