Tempat Fasum: museum

  • 13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    Liputan6.com, Gunungkidul – Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Mojokerto, terseret arus Pantai Drini, Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025) kemarin pagi.

    Dari 13 siswa tersebut, sembilan siswa kembali dengan selamat namun tiga siswa ditemukan meninggal dunia, dan satu dalam pencarian. Mereka sebelumnya mengikuti outing class.

    “Pemerintah Kota Mojokerto terus berkoordinasi dengan tim SAR di lokasi kejadian untuk memastikan proses pencarian dan penanganan korban berjalan maksimal,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, ditulis Rabu (29/1/2025).

    Ali juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto langsung menuju lokasi kejadian untuk mendampingi korban serta mengawal kepulangan jenazah hingga ke rumah duka.

    Selain itu, Ali juga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan outing class di seluruh sekolah khususnya tingkat SD dan SMP. “Kami akan mengevaluasi kegiatan outing class,” ujarnya.

    Ali menegaskan, evaluasi ini sebagai langkah preventif. Ia menginstruksikan agar pelaksanaan kegiatan outing class yang diizinkan nantinya hanya yang bersifat edukatif, seperti kunjungan ke museum atau perpustakaan.

    “Nantinya, hanya outing class yang bersifat edukasi, seperti ke museum atau perpustakaan, yang diizinkan. Untuk kegiatan ke tempat wisata tidak akan kami perbolehkan,” ucapnya.

    Ali juga menginstruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto, untuk menggelar doa bersama dan tahlil. Kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban, saat kegiatan belajar kembali dimulai.

    “Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua. Ke depan, Pemkot Mojokerto akan mengambil langkah-langkah preventif agar hal serupa tidak terulang kembali,” ujarnya.

    Ali juga mengunjungi rumah duka korban meninggal dunia. Ia pun menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

    “Pemerintah Kota Mojokerto turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucapnya.

  • Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Perayaan Imlek tahun 2025 di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban menampilkan hiburan Barongsai yang tampil memukau di depan para pengunjung dan umat beribadah.

    Dalam perayaan tersebut tampak meriah, saat Barongsai melakukan atraksi mengambil buah-buahan dan diberikan kepada pengurus TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban.

    Dari aksinya itu, 2 Barongsai mendapatkan angpau ciri khas dari Imlek itu sendiri, serta pengunjung yang juga ikut memberikan saweran.

    Salah satu pengunjung Adilla (25) asal Semanding, Kabupaten Tuban ini mengaku terpukau melihat atraksi Barongsai di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, bahkan dirinya sudah menunggu sejak pagi tadi.

    “Niat kesini memang mau melihat Barongsai sama foto-foto dan sudah dari tadi jam 8, tapi belum mulai,” ujar Adilla, Rabu (29/01/2025)..

    Sementara itu, Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Liana menjelaskan, bahwa setiap tahunnya perayaan Imlek yakni hiburan Barongsai selalu diberikan kepada masyarakat tidak hanya umat beribadah namun siapapun boleh melihatnya.

    “Memang kami berikan hiburan kepada pengunjung disini, tetapi di halaman Klenteng, tidak di area kawasan Altar, karena untuk ibadah saja,” ujar Liana.

    Selain itu, Barongsai ini khusus didatangkan dari Semarang dan baru sampai di Tuban tadi pukul 05.30 Wib. “Ya harapannya bisa memberikan hiburan kepada masyarakat,” terang dia.

    Menurut Liana, para pengunjung juga dapat menikmati spot foto yang ada di Klenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, karena banyak hiasan berupa Lampion, serta patung Shio Ular Kayu.

    “Setiap tahunnya kita membuat patung Shio, kebetulan tahun ini kan Shionya Ular Kayu jadi patungnya menyerupai Ular Kayu,” tutup Liana.

    Sejarah Klenteng Kwan Sing Bio Tuban
    Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Jawa Timur, merupakan salah satu klenteng terbesar di Asia Tenggara dan memiliki sejarah yang kaya, mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan lokal.

    Asal Usul dan Pendirian
    Klenteng ini awalnya merupakan tempat pemujaan kecil milik keluarga Tionghoa yang bermigrasi ke Jawa. Menurut legenda, pada sekitar 200 tahun lalu, patung Dewa Kwan Kong (Kwan Sing Tee Koen) yang hendak dipindahkan dari Desa Tambak Boyo terhenti di lokasi klenteng saat ini. Ritual “melempar pue” (kayu berbentuk ginjal) dilakukan, dan hasilnya menunjukkan keinginan dewa untuk menetap di Tuban.

    Klenteng kemudian dibangun di tepi pantai tersebut, yang dahulu merupakan area tambak.
    Terdapat perbedaan catatan tahun pendirian: beberapa sumber menyebut 1773, sementara lainnya menyatakan 1928. Namun, prasasti tertua di klenteng berasal dari tahun 1840, yang mungkin menandai periode renovasi atau perluasan.

    Dewa Utama dan Fungsi Religius
    Klenteng ini didedikasikan untuk Dewa Kwan Kong (Guan Yu), dewa perang dalam kepercayaan Tionghoa yang dihormati sebagai simbol kesetiaan, kejujuran, dan pelindung perdagangan. Patungnya setinggi 30 meter pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung panglima perang tertinggi di Asia Tenggara, meski sempat rubuh pada 2020.
    Selain sebagai tempat ibadah Tri Dharma (Buddha, Tao, Konghucu), klenteng ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan toleransi antarumat beragama di Tuban.

    3. Arsitektur dan Simbol Unik
    – Nuansa Laut: Klenteng menghadap langsung ke Laut Jawa, menegaskan peran historis Tuban sebagai kota pelabuhan.
    – Patung Kepiting: Di atas gerbang masuk terdapat patung kepiting, simbol yang langka di klenteng lain. Legenda menyebutkan bahwa pengurus klenteng bermimpi tentang kepiting raksasa yang masuk ke area tersebut, sehingga dipasanglah patung ini sebagai penanda.
    – Warna dominan merah, kuning, dan hijau, serta ornamen naga dan lampion, menciptakan nuansa khas Tionghoa.

    4. Peran dalam Sejarah dan Budaya
    – Era Kolonial hingga Orde Lama: Pada masa pemerintahan Soekarno, gambar Dewa Kwan Kong pernah dipasang di pengadilan sebagai simbol sumpah bagi warga Tionghoa.
    – Akulturasi dengan Lokal: Klenteng menjadi saksi interaksi pedagang Tionghoa dengan masyarakat Jawa sejak abad ke-13, terutama saat Tuban menjadi pusat perdagangan Majapahit.
    – Kunjungan Cheng Ho: Catatan sejarah menyebutkan bahwa Laksamana Cheng Ho singgah di Tuban selama ekspedisinya, memperkuat jejak budaya Tionghoa di wilayah ini.

    5. Perkembangan dan Kontroversi
    – Legenda Mongol: Cerita turun-temurun menyebut klenteng telah ada sejak kedatangan tentara Mongol pada 1293 M, meski bukti tertulis terbatas.
    – Pemugaran dan Rekonstruksi: Klenteng mengalami perluasan dari masa ke masa, termasuk renovasi besar pada 1970-an. Patung Dewa Kwan Kong yang rubuh pada 2020 masih menjadi perhatian masyarakat untuk dipulihkan.

    Klenteng Kwan Sing Bio tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah panjang akulturasi budaya, perdagangan, dan spiritual di Tuban. Keunikan arsitektur, legenda, dan perannya dalam memelihara tradisi menjadikannya destinasi wisata religi dan budaya yang penting di Jawa Timur.
    [ayu/ted]

  • Pj Wali Kota Mojokerto Instruksikan Doa Bersama di Sekolah Pasca-Tragedi Pantai Drini

    Pj Wali Kota Mojokerto Instruksikan Doa Bersama di Sekolah Pasca-Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menginstruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto, untuk menggelar doa bersama dan tahlil saat kegiatan belajar kembali dimulai.

    Kebijakan ini diambil sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban tragedi yang menimpa siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta.

    “Kami instruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto untuk menggelar doa bersama dan tahlil sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban. Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Sebagai langkah preventif agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan outing class di seluruh sekolah di wilayah tersebut.

    Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan siswa dalam setiap kegiatan di luar lingkungan sekolah. “Nantinya, hanya outing class yang bersifat edukasi. Seperti ke museum atau perpustakaan yang diizinkan. Untuk kegiatan ke tempat wisata tidak akan kami perbolehkan,” tegasnya.

    Sebelumnya, dunia pendidikan di Kota Mojokerto berduka setelah insiden tragis menimpa sejumlah siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini. Ombak besar yang datang tiba-tiba menyebabkan beberapa siswa terseret arus. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sembilan orang berhasil selamat, sementara satu siswa lainnya masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Langkah-langkah yang diambil Pemkot Mojokerto ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para orang tua dan siswa serta menjadi pembelajaran bagi sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan luar kelas. [tin/suf]

  • 7 Rekomendasi Kuliner Purworejo yang Harus Dicoba Saat Libur Imlek

    7 Rekomendasi Kuliner Purworejo yang Harus Dicoba Saat Libur Imlek

    TRIBUNJATENG.COM – Purworejo merupakan daerah di pesisir selatan Provinsi Jawa Tengah.

    Daerah ini berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yaogyakarta di bagian timur.

    Purworejo memiliki beberapa wisata menarik yang bisa dikunjungi saat libur Imlek.

    Mulai dari Pantai Jatimalang, Puncak Khayangan Sigendol, Museum Tosan Aji dan masih banyak lagi.

    Selain obyek wisata, Purworejo ini juga memiliki banyak wisata kuliner yang bisa dicoba.

    Berikut ini beberapa wisata kuliner yang bisa Anda coba saat liburan ke Purworejo.

    1. Bakso Mantep

    Pertama ada Bakso Mantep yang ada di Jalan Mayjen Sutoyo no 82, RW V, Sindurjan Purworejo.

    Tempat ini cukup terkenal dan banyak didatangi wisatawan.

    Satu porsi bakso di tempat ini dibanderol dengan harga Rp 15 ribu.

    Kemudian ada pelengkap seperti gorengan tahu isi dan sate telur puyuh.

    2. Bebek Goreng Pak H.Dargo

    Bagi Anda yang suka dengan bebek goreng, Anda bisa mencicipi bebek goreng Pak H.Dargo yang ada di Jalan Mayjen Sutoyo, Kepatihan.

    Tempat ini buka dari pukul 07.30 – 23.30 WIB.

    Selain bebek goreng, ada juga menu lain seperti Nila Goreng, Lele Goreng, Ayam Negeri, serta tahu tempe.

    3. Soto Stasiun pak Rus

    Selanjutnya ada soto stasiun Pak Rus yang ada di Jalan Letjend Suprapto , Tuksongo, Purworejo.

    Soto di tempat ini adalah soto seger dengan mangkuk kecil.

    Kemudian ada menu pendamping seperti menjes, tahu, bacem dan sate.

    4. Rumah Makan Restu Basamo II

    Nah bagi Anda yang ingin menikmati makanan Khas Padang, Anda bisa mencoba Rumah Makan Retsu Basamo II di Jalan Sumoharjo Nomor 76.

    Rumah makan ini menyediakan masakan khas Padang seperti Ayam Pop, Rendang, Telur Padang, sayur daun singkong dan masih banyak lagi.

    5. Sate Gulai Kambing Winong Pak Mustofa

    Jika Anda ingin makan sate Kambing, Anda bisa mencoba Warung Sate dan Gulai Winong Pak Mustofa.

    Lokasinya berada di Winong Lor Dusun I Gebang Kecamatan kemiri.

    Warung ini buka setiap hari pukul 09.30 WIB sampai 18.00 WIB.

    6. Ayam Bakar Bumbu Kuning

    Kemudian ada Ayam Bakar Bumbu Kuning yang cukup terkenal di Jalan Brigjen Katamso, Jurangan Boro Kulon, Kecamatan Banyuurip.

    Satu porsi ayam bakar plus nasi dibanderol dengan harga Rp 25 ribu.

    Selain ayam, di sini juga ada sop iga, sop ayam kampung, soto ayam dan soto daging.

    7. Geblek

    Bagi yang ingin membeli oleh-oleh, Anda bisa membeli Geblek.

    Geblek adalah jajanan tradisional Purworejo yang terbuat dari tepung singkong dan diberi bumbu bawang goreng.

     

  • Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz – Halaman all

    Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz – Halaman all

    Auschwitz adalah kamp pemusnahan terbesar yang menjadi simbol genosida di era Nazi Jerman, Holocaust. Dari enam juta warga Yahudi yang dibantai di seluruh Eropa, satu juta di antaranya tewas di Auschwitz antara tahun 1940 dan 1945, bersama dengan lebih dari 100.000 orang non-Yahudi.

    Pada hari Senin (27/1) pagi, para mantan narapidana, bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, meletakkan bunga di Tembok Kematian di Auschwitz.

    Sekitar 50 penyintas Holocaust yang masih hidup bergabung bersama puluhan pemimpin, termasuk Raja Inggris Charles III dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz juga turut diundang, begitu pula Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch. “Tahun ini kami fokus pada para penyintas dan pesan mereka,” kata juru bicara Museum Auschwitz Pawel Sawicki kepada AFP. “Tidak ada pidato dari politisi.”

    Generasi terakhir saksi sejarah

    Berbicara kepada AFP menjelang peringatan tersebut, para penyintas Holocaust di seluruh dunia berbicara tentang perlunya melestarikan memori tentang sejarah kelam di masa lalu, ketika nantinya tidak ada lagi saksi hidup.

    Mereka juga memperingatkan tentang meningkatnya kebencian dan anti-Semitisme di seluruh dunia dan berbicara tentang ketakutan mereka akan terulangnya sejarah.

    Penyelenggara mengatakan bahwa peringatan Holocaust di Auschwitz kali ini bisa menjadi peringatan besar terakhir yang dihadiri sejumlah besar penyintas. “Kita semua tahu bahwa dalam 10 tahun, mungkin tidak ada lagi saksi sejarah dalam peringatan 90 tahun,” kata Sawicki.

    Auschwitz didirikan pada tahun 1940 di Oswiecim, Polandia selatan. Nama desa itu kemudian diubah menjadi Auschwitz oleh Nazi Jerman. Sebanyak 728 tahanan politik Polandia pertama tiba pada tanggal 14 Juni tahun itu.

    Pada tanggal 17 Januari 1945, saat pasukan Uni Soviet kian mendekat, serdadu Nazi memaksa 60.000 tahanan yang sudah kurus kering untuk melakukan mars dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Pawai Kematian”.

    Dari tanggal 21-26 Januari, Jerman meledakkan kamar gas dan krematorium di Birkenau dan menarik serdadunya. Pada tanggal 27 Januari, pasukan Soviet tiba di Oswiecim dan hanya menemukan 7.000 orang yang selamat.

    Hari pembebasan Kamp Auschwitz telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Peringatan Holocaust.

    Peringatan dari masa lalu

    Sekitar 40 penyintas Auschwitz yang masih hidup setuju untuk berbicara dengan AFP menjelang peringatan tersebut. Di 15 negara, dari Israel hingga Polandia, Rusia hingga Argentina, Kanada hingga Afrika Selatan, mereka menceritakan kisahnya, sembari dikelilingi oleh anak-anak, cucu, dan cicit mereka, sebagai bukti kemenangan atas kejahatan genosida.

    “Bagaimana dunia membiarkan Auschwitz terjadi?” tanya Marta Neuwirth yang berusia 95 tahun dari Santiago, Chili. Dia berusia 15 tahun ketika dikirim dari Hongaria ke Auschwitz. Julia Wallach, yang hampir berusia 100 tahun, kesulitan berbicara tentang apa yang terjadi tanpa menangis.

    “Terlalu sulit untuk dibicarakan, terlalu sulit,” katanya. Warga Paris itu diseret keluar dari truk yang akan membawanya ke kamar gas di Birkenau pada menit terakhir.

    Namun, meskipun sulit untuk menghidupkan kembali kengerian itu, dia bersikeras akan terus memberikan kesaksian. “Selama saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya.” Di sampingnya, cucunya Frankie bertanya “spakah mereka akan percaya saat kita membicarakan hal ini saat dia sudah tidak ada?”

    Sebabnya Esther Senot, 97, kembali ke Birkenau bersama siswa sekolah menengah Prancis. Dia menepati janji yang dibuatnya pada tahun 1944 kepada saudara perempuannya yang sedang sekarat, Fanny, yang — terbaring di atas jerami sambil batuk darah — memintanya dengan napas terakhirnya untuk “menceritakan apa yang terjadi pada kami agar kami tidak dilupakan oleh sejarah.”

    rzn/hp (afp,dpa)

  • Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Jakarta

    Auschwitz adalah kamp pemusnahan terbesar yang menjadi simbol genosida di era Nazi Jerman, Holocaust. Dari enam juta warga Yahudi yang dibantai di seluruh Eropa, satu juta di antaranya tewas di Auschwitz antara tahun 1940 dan 1945, bersama dengan lebih dari 100.000 orang non-Yahudi.

    Pada hari Senin (27/1) pagi, para mantan narapidana, bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, meletakkan bunga di Tembok Kematian di Auschwitz.

    Sekitar 50 penyintas Holocaust yang masih hidup bergabung bersama puluhan pemimpin, termasuk Raja Inggris Charles III dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz juga turut diundang, begitu pula Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch. “Tahun ini kami fokus pada para penyintas dan pesan mereka,” kata juru bicara Museum Auschwitz Pawel Sawicki kepada AFP. “Tidak ada pidato dari politisi.”

    Generasi terakhir saksi sejarah

    Berbicara kepada AFP menjelang peringatan tersebut, para penyintas Holocaust di seluruh dunia berbicara tentang perlunya melestarikan memori tentang sejarah kelam di masa lalu, ketika nantinya tidak ada lagi saksi hidup.

    Mereka juga memperingatkan tentang meningkatnya kebencian dan anti-Semitisme di seluruh dunia dan berbicara tentang ketakutan mereka akan terulangnya sejarah.

    Penyelenggara mengatakan bahwa peringatan Holocaust di Auschwitz kali ini bisa menjadi peringatan besar terakhir yang dihadiri sejumlah besar penyintas. “Kita semua tahu bahwa dalam 10 tahun, mungkin tidak ada lagi saksi sejarah dalam peringatan 90 tahun,” kata Sawicki.

    Pada tanggal 17 Januari 1945, saat pasukan Uni Soviet kian mendekat, serdadu Nazi memaksa 60.000 tahanan yang sudah kurus kering untuk melakukan mars dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Pawai Kematian”.

    Dari tanggal 21-26 Januari, Jerman meledakkan kamar gas dan krematorium di Birkenau dan menarik serdadunya. Pada tanggal 27 Januari, pasukan Soviet tiba di Oswiecim dan hanya menemukan 7.000 orang yang selamat.

    Hari pembebasan Kamp Auschwitz telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Peringatan Holocaust.

    Peringatan dari masa lalu

    Sekitar 40 penyintas Auschwitz yang masih hidup setuju untuk berbicara dengan AFP menjelang peringatan tersebut. Di 15 negara, dari Israel hingga Polandia, Rusia hingga Argentina, Kanada hingga Afrika Selatan, mereka menceritakan kisahnya, sembari dikelilingi oleh anak-anak, cucu, dan cicit mereka, sebagai bukti kemenangan atas kejahatan genosida.

    “Bagaimana dunia membiarkan Auschwitz terjadi?” tanya Marta Neuwirth yang berusia 95 tahun dari Santiago, Chili. Dia berusia 15 tahun ketika dikirim dari Hongaria ke Auschwitz. Julia Wallach, yang hampir berusia 100 tahun, kesulitan berbicara tentang apa yang terjadi tanpa menangis.

    “Terlalu sulit untuk dibicarakan, terlalu sulit,” katanya. Warga Paris itu diseret keluar dari truk yang akan membawanya ke kamar gas di Birkenau pada menit terakhir.

    Namun, meskipun sulit untuk menghidupkan kembali kengerian itu, dia bersikeras akan terus memberikan kesaksian. “Selama saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya.” Di sampingnya, cucunya Frankie bertanya “apakah mereka akan percaya saat kita membicarakan hal ini saat dia sudah tidak ada?”

    Sebabnya Esther Senot, 97, kembali ke Birkenau bersama siswa sekolah menengah Prancis. Dia menepati janji yang dibuatnya pada tahun 1944 kepada saudara perempuannya yang sedang sekarat, Fanny, yang — terbaring di atas jerami sambil batuk darah — memintanya dengan napas terakhirnya untuk “menceritakan apa yang terjadi pada kami agar kami tidak dilupakan oleh sejarah.”

    rzn/hp (afp,dpa)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025, Pengunjung TMII Tembus 16.000 Orang Hari Ini

    Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025, Pengunjung TMII Tembus 16.000 Orang Hari Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 16 ribu orang memadati kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Senin (27/1/2025) dalam rangka menikmati libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025.

    “Data per pukul 14.00 WIB hampir 16 ribu,” kata Corporate Secretary Manager TMII, Novera Mayang Sari kepada awak media dalam keterangannya.

    Kemudian dalam memperingati Isra Mikraj, TMII turut mengadakan acara yaitu Pawai Telok Tamat atau Telur Khataman yaitu telur yang direbus dan dihiasi dengan dekorasi kertas krep warna warni.

    Adapun pawai ini merupakan salah satu ciri khas seorang yang khatam Al Quran 30 Juz dan merupakan adat istiadat khazanah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta dipersembahkan oleh Anjungan Daerah di TMII yang akan berlangsung pada pukul 15.00 WIB – 16.00 WIB.

    Selain Pawai Telok Tamat ada juga Music Arabic dan Tarian Sufi spesial Isra Mikraj di Plaza Kori Agung TMII atau depan Museum Nasional yang berlangsung pukul 17.00 WIB.

    Sementara itu dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, TMII menyelenggarakan Festival Pecinan yang berlangsung dari tanggal 24 Januari hingga 2 Februari 2025.

    Festival ini menghadirkan beragam menarik dan edukatif untuk seluruh keluarga, termasuk Bazar Pecinan, Festival Desa Timun, Barongsai, Bian Lian, Pohon Angpao, Parade Festival Pecinan, hingga Tari Kecak.

    Selain itu, untuk kegiatan keagamaan akan dilaksanakan pada Rabu, (29/1/2025) pukul 10.00 WIB di Klenteng Kong Miao yang akan dipimpin oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu (Matakin).

    Setelah upacara tersebut, akan dilanjutkan dengan atraksi barongsai yang berjalan dari Klenteng menuju Plaza Kori Agung Museum Indonesia.

  • Andai Manusia Bisa Terbang, Ini Perkiraan Ukuran Sayap yang Dibutuhkan

    Andai Manusia Bisa Terbang, Ini Perkiraan Ukuran Sayap yang Dibutuhkan

    Jakarta

    Manusia memang tidak seperti burung yang bisa terbang tanpa alat bantu. Namun para ilmuwan pernah membuat perhitungan, seandainya manusia bisa terbang maka butuh ukuran sayap yang cukup besar.

    Tentunya, ukuran sayap akan berhubungan juga dengan berat dan tinggi badan seseorang. Namun diperkirakan, seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 1,5 meter akan membutuhkan bentang sayap selebar 6 meter.

    Hal ini diungkap Ty Hedrick, profesor biologi dari University of North Carolina di Chaphel Hill. Menurutnya, ukuran tersebut terbilang kecil.

    Perkiraan tersebut dibuat berdasarkan persamaan yang dibuat oleh Robert Nudds, dosen ilmu biologi senior di University of Manchester. Ia merumuskannya pada 2007 dalam sebuah publikasi di Journal of Avian Biology.

    Meski demikian, punya sayap saja tidak serta-merta membuat manusia langsung bisa terbang. Butuh sejumlah fitur lain untuk melengkapinya.

    Dimulai dari bentuk atau jenis sayap yang dibutuhkan. Bentuk sayap seperti digambarkan ada pada malaikat, yakni sayap besar berbulu, membutuhkan tulang dan otot terpisah.

    Michael Habib, peneliti dari Dinosaur Institute at the Natural History Museum of Los Angeles County, menilai sayap seperti kelelawar lebih masuk akal. Dengan sayap seperti ini, seseorang tinggal membentangkan tangan, lalu membran akan terbentang.

    Berikutnya, seseorang juga butuh power yang besar, yang artinya butuh otot yang besar. Pada burung, sekitar 16 persen hingga 18 persen massa otot berada pada bagian tubuh untuk terbang.

    “Kita butuh banyak adaptasi lain yang sudah dimiliki burung selama bertahun-tahun,” katanya, dikutip dari Livescience.

    (up/up)

  • Dinosaurus Pertama Diduga Terkubur di Tempat Paling Tersembunyi di Bumi

    Dinosaurus Pertama Diduga Terkubur di Tempat Paling Tersembunyi di Bumi

    Jakarta

    Fosil purba dinosaurus pertama di dunia mungkin terkubur di tempat yang hampir mustahil diselidiki, menurut penelitian baru dari University College London dan Museum Sejarah Alam Inggris.

    Dikutip dari Science Alert, fosil dinosaurus tertua yang tercatat saat ini berasal dari sekitar 230 juta tahun yang lalu. Spesimen ini, yang ditemukan dari situs yang dulunya merupakan bagian dari Gondwana, bagian selatan benua super Pangea pada akhir Paleozoikum, menempati cabang yang relatif jauh dari pohon keluarga dinosaurus, yang menunjukkan bahwa mereka telah berevolusi dan mungkin menyebar ke seluruh dunia selama jutaan tahun.

    Terlebih lagi, penemuan dinosaurus dari periode yang sama di daratan utara benua super, Laurasia, telah mengubah pemahaman kita tentang sejarah dinosaurus lebih jauh. Yakin bahwa titik asal sebenarnya dinosaurus belum dapat dilacak, para ahli paleontologi sekarang menduga titik awal untuk semua hewan punah tersebut mungkin tersembunyi di beberapa tempat paling sulit dijangkau di Bumi.

    Ada banyak syarat kondisi agar fosil dapat diawetkan sejak awal. Untuk fosil jejak, seperti jejak kaki, jejak di lumpur lunak harus diisi dengan pasir lepas yang kemudian dipadatkan. Agar fosil tubuh terbentuk, bangkai hewan harus segera ditutupi lumpur atau lanau setelah mati agar tidak membusuk sepenuhnya.

    Namun, meskipun fosil sempurna terbentuk, kita belum tentu dapat menemukannya, terutama di lokasi yang sulit dijangkau. Dalam sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh paleontolog Joel Heath dari University College London, para peneliti menunjukkan bahwa ekspedisi paleontologi di Amazon dan Sahara belum terlalu umum, atau tidak mudah. Dan itu menjadi masalah, karena di tempat-tempat inilah mereka menduga kita mungkin menemukan sejarah evolusi dinosaurus paling kuno.

    “Ekspedisi paleontologi ke wilayah ini mungkin kurang umum karena lingkungan Sahara yang keras dan tidak dapat diaksesnya banyak wilayah Amazon,” tulis mereka .

    “Telah terdokumentasikan dengan baik bahwa faktor sosial ekonomi dan peninggalan kolonialisme, ditambah dengan ketidakstabilan politik, kemungkinan telah menghambat upaya penelitian di wilayah ini,” ujarnya.

    Studi mereka memodelkan radiasi dinosaurus secara terbalik, menggunakan fosil dinosaurus yang diketahui, data taksonomi pada dinosaurus dan kerabat reptilnya, serta geografi pada masa itu. Alih-alih berasumsi bahwa tempat tanpa fosil sama dengan tempat tanpa dinosaurus, wilayah ini dikategorikan sebagai wilayah yang tidak memiliki informasi.

    Dan karena kita tidak benar-benar tahu persis bagaimana dinosaurus tertua yang diketahui saling terkait satu sama lain, mereka memodelkan tiga skenario berbeda berdasarkan pohon evolusi yang diusulkan.

    Asal usul Gondwana di lintang rendah yang buktinya mungkin terdapat di Sahara dan Amazon, didukung paling kuat oleh model silesaurid (yang dianggap lebih seperti sepupu dinosaurus daripada dinosaurus) adalah nenek moyang dinosaurus ornithischia.

    Ornithischia adalah salah satu dari tiga kelompok dinosaurus utama yang anehnya tidak ada dalam catatan fosil dinosaurus awal, tetapi silesaurid sebagai nenek moyang mereka akan mengisi sebagian kekosongan itu.

    Secara kebetulan, Gondwana di lintang rendah juga merupakan titik tengah antara fosil dinosaurus paling awal dalam catatan kita saat ini.

    “Sejauh ini, tidak ada fosil dinosaurus yang ditemukan di wilayah Afrika dan Amerika Selatan yang pernah membentuk bagian Gondwana ini,” kata Heath .

    “Namun, hal ini mungkin terjadi karena para peneliti belum menemukan batuan yang tepat, akibat perpaduan antara sulitnya diakses dan kurangnya upaya penelitian di area tersebut,” sambungnya.

    (rns/rns)

  • Zaskia Adya Mecca Segera Luncurkan Buku Kisah Pengalamannya sebagai Ibu

    Zaskia Adya Mecca Segera Luncurkan Buku Kisah Pengalamannya sebagai Ibu

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis Zaskia Adya Mecca bersiap untuk segera meluncurkan buku karyanya sendiri. Buku itu mengisahkan pengalamannya menjadi seorang ibu dan diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat.

    Zaskia Mecca memang memiliki hobi membaca buku. Ia mengaku pernah ditantang oleh netizen untuk menulis. Tantangan itu membuatnya makin bersemangat untuk segera menyelesaikan karyanya. 

    “Mungkin dalam waktu dekat (diluncurkan), ditunggu saja,” ujar Zaskia saat mengisi acara Merayakan Literasi Keluarga bertema ‘Peran Keluarga dalam Kecerdasan Literasi dan Numerasi Anak’ di Museum Nasional Jakarta, Sabtu (25/1/2025).

    Zaskia Mecca mengaku memiliki hobi yang sama dengan Hanung Bramantyo karena suka membaca sehingga merasa cocok mengarungi kehidupan bersama, meski ada perbedaan usia jauh antara keduanya.

    Dia bersama Hanung kini bertekad menularkan hobi membaca pada anak-anaknya. Salah satu caranya dengan memberi contoh agar anak-anak suka membaca.

    “Buat aku, baca buku dan menulis dengan anak adalah quality time. Dan kita orang tua juga harus mencontohkan diri untuk juga rajin membaca dan membuat literasi,” kata Zaskia Mecca.