Tempat Fasum: museum

  • Menbud Sambut Positif Penyerahan Koleksi Lampu Antik untuk Memperkuat Memori Kolektif Bangsa – Page 3

    Menbud Sambut Positif Penyerahan Koleksi Lampu Antik untuk Memperkuat Memori Kolektif Bangsa – Page 3

    Politikus Gerindra itu mengapresiasi niat Hanny untuk menyumbangkan sebagian koleksi lampunya ke Museum Nasional Indonesia.

    “Jadi harapannya nanti ada lampu-lampu klasik yang ada di ruangan (Museum Nasional Indonesia). Sebagian ditempatkan supaya ada variasi, bahwa koleksi lampu-lampu antik itu juga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Terima kasih Pak Hanny, saya sampaikan atas nama pemerintah dan atas nama Kementerian kebudayaan,” ucapnya. 

    “Sekaligus selamat atas penganugerahan Rekor MURI. Pak Jaya ini luar biasa, memberikan banyak inspirasi bagi orang Indonesia untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, dan terpacu untuk menciptakan sesuatu yang baru,” sambung Fadli Zon.

    Pendiri MURI, Jaya Suprana, pun menyerahkan piagam penghargaan dan medali kepada dr. FX. Hanny Suwandhi sebagai Penulis Buku Pertama di Indonesia dan Dunia Internasional (50 Tahun Terakhir).

    Dalam kesempatan tersebut, Jaya Suprana menyampaikan bahwa penyerahan koleksi kepada negara dan apresiasi dari negara merupakan salah satu perwujudan harapan yang dijembatani oleh MURI.

  • Temuan Baru Teknologi Anti Nguping, Orang Kepo Silakan Minggir

    Temuan Baru Teknologi Anti Nguping, Orang Kepo Silakan Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim peneliti dari Penn State mengembangkan teknologi audio yang bisa “mengantarkan” suara hingga hanya terdengar oleh satu orang di tengah keramaian. Bahkan, teknologi tersebut bisa membawa suara “belok” untuk menghindari halangan.

    Teknologi baru ini dibeberkan oleh tim peneliti dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences yang dikutip oleh Futurism.

    “Kami menciptakan sebuah headset virtual. Orang yang berada di ‘kantung audio’, bisa mendengar suara yang hanya ditujukan untuk mereka sehingga menciptakan zona tenang dan zona suara,” kata Jiaxin Zhong, peneliti dari Penn State kepada Futurism.

    Zhong dan Yun Jing memaparkan pemanfaatan gelombang ultrasonik untuk “membungkus” suara sehingga tidak terdengar di tengah perjalanan ke tujuan. Saat sampai di tujuan, gelombang tersebut baru bisa terdengar. Teknologi ini bisa diterapkan untuk mengirim suara ke lokasi tertentu atau memilih satu pendengar di tengah keramaian.

    Zhong dan Jing menjelaskan bahwa gelombang suara menyebar dalam perjalanan, terutama gelombang dalam frekuensi rendah. Oleh karena itu, gelombang suara sulit “dikurung.”

    Untuk membungkus suara, mereka menggunakan pancaran gelombang ultrasonik (frekuensi di atas 20 kHz dan tidak terdengar oleh telinga manusia) sebagai “pengangkut” suara yang bisa didengar oleh manusia. Oleh karena itu, suara yang dikirim terdengar hening saat dalam perjalanan.

    “Orang yang berdiri di titik sasaran bisa mendengar suara tersebut, orang yang berdiri di dekat mereka, tidak,” kata Jing.

    Para peneliti mengembangkan terobosan teknologi baru, yaitu pancaran gelombang ultrasonik yang bisa bengkok. Mereka memanfaatkan “acoustic metasurfaces” untuk memanipulasi pergerakan gelombang suara seperti “lensa membelokkan cahaya.”

    Terobosan lainnya adalah teknologi untuk mengubah pancaran ultrasonik menjadi suara yang terdengar manusia. Jing dan Zhong memancarkan tiap gelombang di beberapa frekuensi yang berbeda, contohnya di frekuensi 40.000 Hz dan 39.500 Hz. Saat mereka bersilang, kedua pancaran menciptakan gelombang suara baru dengan frekuensi setara dengan selisih keduanya yaitu 500 Hz.

    “Kami membuktikan bahwa suara yang dikirim tak terdengar, kecuali di titik persilangan, menciptakan wilayah yang kami sebut sebagai ‘audio enclave.’”

    Jing dan Zhang menyatkan saat ini teknologi mereka bisa menciptakan “kantung audio” di wilayah berjarak 0,9 meter dengan tingkat kebisingan 60 desibel atau setara dengan suara percakapan.

    Meskipun harus melalui pengembangan yang panjang, kedua peneliti punya beberapa contoh implementasi terobosan teknologi mereka. “Kantung audio” bisa digunakan untuk membuat zona suara tanpa mengganggu orang lain di museum atau perpustakaan. Sebaliknya, teknologi yang sama bisa digunakan seperti fitur “noise-cancellation” di sebuah wilayah yang luas, misalnya di sebuah taman di tengah kota besar.

    (dem/dem)

  • Museum Tanjung Pandan, Pilihan Destinasi Wisata Edukasi dan Sejarah di Negeri Laskar Pelangi

    Museum Tanjung Pandan, Pilihan Destinasi Wisata Edukasi dan Sejarah di Negeri Laskar Pelangi

    Liputan6.com, Bangka Belitung – Museum Tanjung Pandan berlokasi di Jalan Melati No.41A, Parit, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Museum ini menyimpan berbagai benda-benda tradisional peninggalan di Pulau Belitung tempo dulu.

    Mengutip dari indonesiakaya.com, Museum Tanjung Pandan memiliki koleksi berupa benda-benda yang berhubungan dengan Negeri Laskar Pelangi. Pengunjung bisa melihat hewan yang diawetkan, peninggalan masa kolonial Belanda, hingga senjata peninggalan kerajaan yang pernah ada di Belitung.

    Saat sampai di Museum Tanjung Pandan, pengunjung akan disambut dengan ikan arapaima dan buaya muara berukuran besar yang sudah diawetkan. Dua ikon tersebut terletak persis di area halaman depan museum. Ikan arapaima dan buaya muara tersebut banyak ditemukan di sungai-sungai di wilayah Belitung.

    Begitu masuk ke bangunan museum, pengunjung bisa langsung melihat aneka koleksi senjata peninggalan masa pendudukan Jepang dan Belanda. Terdapat koleksi senjata berupa samurai, pedang, dan senjata laras panjang peninggalan kolonial Belanda. Samurai peninggalan Jepang tersebut bertarikh 1514, sehingga menjadi salah satu koleksi tertua yang dimiliki Museum Tanjung Pandan.

    Ada juga berbagai koleksi senjata peninggalan kerajaan yang pernah ada di Belitung. Beberapa koleksinya adalah keris, tombak lade, serta golok.

    Pada ruangan lain, pengunjung dapat melihat koleksi berupa aneka peralatan yang digunakan masyarakat Belitung tempo dulu. Terdapat setrika, pahar, tempat sirih, ceret, periuk tembaga, dan gantang.

    Menariknya lagi, terdapat koleksi berupa peninggalan harta karun yang didapat di perairan bawah laut Belitung. Peninggalan tersebut berupa keramik dan gerabah yang dapat dilihat di sebuah ruang khusus yang tertata rapi.

    Selain melihat aneka koleksi masa lampau, pengunjung juga bisa melihat maket peleburan timah dari tambang-tambang yang banyak terdapat di Pulau Belitung. Maket-maket ini menjadi gambaran bahwa penambangan timah pernah berjaya di pulau ini pada masa lampau.

    Sebelum diberi nama Museum Tanjung Pandan, dahulu museum ini bernama Museum Geologi. Pendirian museum ini dilakukan oleh seorang ahli arkeologi berkebangsaan Austria, Rudi Osberger, pada 2 Maret 1962.

    Seiring perkembangan zaman dan bertambahnya koleksi museum, akhirnya museum ini berganti nama menjadi Museum Tanjung Pandan. Hingga kini, museum ini menjadi pilihan destinasi wisata edukasi dan wisata sejarah yang banyak diminati wisatawan yang berkunjung ke Tanjung Pandan.

    Penulis: Resla

  • Pemimpin Baru Kanada Isyaratkan Gelar Pembicaraan Dagang dengan AS

    Pemimpin Baru Kanada Isyaratkan Gelar Pembicaraan Dagang dengan AS

    ISTANBUL – Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, pada Jumat (21/3) menyatakan Presiden AS, Donald Trump, pada akhirnya akan duduk bersama melakukan negosiasi perdagangan. Ia berargumen bahwa konsumen Amerika akan menjadi pihak yang paling terdampak dari perang dagang yang semakin meningkat akibat kebijakan Washington.

    “Pada akhirnya, rakyat Amerika sendiri yang akan dirugikan oleh tindakan perdagangan mereka,” kata Carney dalam pertemuan dengan para pemimpin provinsi Kanada di Museum Perang Kanada, Ottawa, untuk membahas dampak perang dagang. Pernyataan itu mengutip laporan ABC News yang dirilis pada Sabtu.

    “Itulah salah satu alasan saya yakin bahwa pembicaraan ini akan terjadi dengan tingkat penghormatan yang tepat dan cakupan yang luas. Saya siap kapan pun mereka siap,” tambahnya.

    Carney, yang baru dilantik pekan lalu, belum berbicara langsung dengan Trump. Presiden AS itu kerap melontarkan kritik terhadap Kanada, mengeklaim bahwa AS “menjaga Kanada tetap bertahan” dan bahkan menyebut negara itu seharusnya menjadi “negara bagian ke-51 AS.”

    Saat ditanya mengenai pernyataan Trump, Carney menepisnya dan menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan tidak akan terjadi “sampai kami mendapatkan penghormatan yang layak sebagai negara berdaulat. Dan hal itu bukan standar yang tinggi.”

    AS telah menerapkan tarif 25 persen terhadap baja dan aluminium Kanada serta mengancam akan memberlakukan tarif yang lebih luas terhadap semua ekspor Kanada mulai 2 April.

    Sebagai tanggapan, Carney dan para pemimpin provinsi sepakat untuk mempercepat rencana pembangunan koridor perdagangan dan energi nasional guna meningkatkan rantai pasok domestik serta mengurangi ketergantungan pada pasar AS.

    Untuk meredam dampak ekonomi, pemerintah Ottawa akan menghapus masa tunggu satu minggu untuk asuransi ketenagakerjaan bagi pekerja yang terdampak tarif tersebut dan memberikan keringanan pajak sementara bagi bisnis yang mengalami kesulitan likuiditas.

    Carney, yang mengambil alih kepemimpinan Partai Liberal setelah pengunduran diri Justin Trudeau. Kanada diperkirakan akan memulai proses pemilu dini akhir pekan ini. Pemungutan suara dijadwalkan akan berlangsung pada 28 April 2025.

  • Menilik Keunikan Batik pada Masa Kolonial Belanda dan Pendudukan Jepang

    Menilik Keunikan Batik pada Masa Kolonial Belanda dan Pendudukan Jepang

    Liputan6.com, Yogyakarta – Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Pada masa kolonial Belanda hingga masa pendudukan Jepang, batik sudah hadir dengan kekhasan tersendiri.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa batik telah mengalami transformasi yang signifikan sepanjang sejarah. Masa pendudukan Belanda dan Jepang di Batavia juga memengaruhi motif, teknik, serta fungsi batik yang bukan sekadar selembar kain.

    Mengutip dari laman senibudayabetawi, eksistensi batik pada masa Belanda terlihat saat masa transisi dari kebijakan sistem tanam paksa menuju kebijakan liberialisasi ekonomi di Hindia Belanda. Pada masa itu, muncul batik Belanda.

    Batik Belanda merupakan hasil interaksi dengan penduduk pribumi dan kebudayaan Indis. Sebagai kebudayaan indis, batik ini merupakan tiruan yang dilakukan oleh orang-orang Eropa, khususnya Belanda.

    Batik Belanda memiliki pola utama yang mengadopsi gambar dedaunan. Seiring berjalannya waktu, muncul juga pola lain, seperti little red riding hood, snow white, hingga hanzel and grete. Saat ini, keberadaan batik Belanda yang asli masih tersimpan rapi di Museum Batik Pekalongan.

    Sementara itu, pada masa kekuasaan imperium militer Jepang, batik hadir dengan ciri khasnya sendiri. Saat itu, industri di berbagai sektor dikuasai oleh Jepang, terutama tekstil di Jawa.

    Imbasnya, peredaran bahan katun sebagai bahan dasar utama pembuatan batik menjadi minim. Hal ini memaksa sebagian besar pengusaha batik di Jawa gulung tikar.

    Pengambilan paksa pabrik-pabrik kain hingga penyitaan kain katun oleh Jepang menghasilkan seragam para prajurit dan produk berupa kain batik. Produksi batik Jepang memiliki ciri khas yang disesuaikan dengan selera mereka.

    Batik pada masa Jepang adalah jenis batik hokokai. Namun, masyarakat pribumi menyebutnya dengan nama batik pagi sore karena batik ini memiliki dua sisi yang bisa dikenakan bergantian.

    Dua sisi ini memiliki motif berbeda. Biasanya, sisi pertama dikenakan di pagi hari, sedangkan sisi lainnya untuk sore hari.

    Pada masa kemerdekaan Indonesia hingga sekarang, keberadaan batik Nusantara telah mengalami perkembangan sangat pesat. Hampir di setiap wilayah di Indonesia memiliki batik khasnya tersendiri.

    Batik telah melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan kerap dikenakan dalam berbagai acara penting. Pada 2 Oktober 2009, batik Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO. Sejak saat itu, 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional setiap tahunnya.

    Penulis: Resla

  • Cecak Jenis Baru Ditemukan di RI, Tak Diduga Diberi Nama Ini

    Cecak Jenis Baru Ditemukan di RI, Tak Diduga Diberi Nama Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsi spesies baru cecak jarilengkung (genus Cyrtodactylus) dari Jawa Timur. Cecak tersebut diberi nama C. pecelmadiun yang terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur “pecel madiun”. Hal itu juga karena spesies ini ditemukan di sekitar Madiun, yakni di Maospati dan Mojokerto.

    Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto mengungkapkan bahwa spesies ini ditemukan di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa. Ia meyebutkan alasan menamakan jenis cecak jarilengkung itu dengan nama kuliner khas nusantara.

    “Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam deskripsi C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan,” ungkap Awal dalam keterangannya, Minggu (30/3/2025).

    Secara morfologi, C. pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Cecak berjenis kelamin jantan dewasa memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm. Spesies ini memiliki 18-20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, yaitu 26-28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28-34 baris sisik perut. Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32-37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.

    Foto: Ilustrasi cicak. (Sajjad HUSSAIN / AFP)
    Ilustrasi cicak. (Sajjad HUSSAIN / AFP)

    “Kami mengamati bahwa C. pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, Cecak jarilengkung Jawa atau Cyrtodactylus marmoratus merupakan spesies yang pertama yang telah dideskripsi oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini, cecak jarilengkung itu tersimpan di Museum Naturalis, Belanda. Setelah 84 tahun berselang, de Rooij (1915) melaporkan keberadaan C. fumosus yang dideskripsi oleh Müller (1895), dan kemudian dikonfirmasi oleh Brongersma (1934).

    Seiring perkembangan penelitian, beberapa spesies baru dari Jawa telah dideskripsi, antara lain C. semiadii (2014), C. petani (2015), C. klakahensis (2016), dan C. belanegara (2024). Namun, Mecke et al. (2016) menemukan bahwa populasi C. fumosus di Jawa sebenarnya merupakan variasi dari C. marmoratus. Riyanto et al. (2020) juga mensinonimkan C. klakahensis sebagai C. petani berdasarkan taksonomi integratif.

    Secara filogenetik, C. pecelmadiun berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1-1,6%. Spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa setelah C. petani, grup ini melimpah di kawasan Sunda Kecil. Secara keseluruhan, Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang keduanya merupakan kompleks spesies. Kondisi ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa.

    (wur/wur)

  • Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret 2025: Tema dan Cara Merayakan

    Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret 2025: Tema dan Cara Merayakan

    Jakarta

    Hari Meteorologi Sedunia (World Meteorological Day) dirayakan pada tanggal 23 Maret 2025. Hari ini untuk memperingati pemberlakuan Konvensi yang membentuk Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) sejak tahun 1950.

    Hari ini menunjukkan kontribusi penting dari Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dan dirayakan dengan berbagai kegiatan di seluruh dunia. Tema yang dipilih untuk Hari Meteorologi Sedunia mencerminkan isu-isu cuaca, iklim, atau yang berhubungan dengan air.

    Tema Hari Meteorologi Sedunia 2025

    Tema Hari Meteorologi Sedunia 2025 adalah “Closing the early warning gap together“. Tema ini memiliki pesan bahwa perubahan iklim adalah ancaman yang nyata dan tak terbantahkan bagi seluruh peradaban. Dampaknya sudah terlihat dan akan menjadi bencana jika tidak bertindak sekarang.

    WMO baru-baru ini mengonfirmasi bahwa tahun 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat. Perubahan lingkungan mendorong terjadinya lebih banyak peristiwa cuaca ekstrem. Siklon tropis yang semakin kuat, curah hujan yang menghancurkan, gelombang badai, banjir, kekeringan yang mematikan, dan kebakaran hutan semakin meningkat. Permukaan air laut meningkat, membuat daerah pesisir yang padat penduduknya terancam genangan air laut dan dampak gelombang laut. Dampak sosial dari peristiwa-peristiwa ini terus berlanjut lama setelah berita utama memudar.

    Cara Merayakan Hari Meteorologi Sedunia

    Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk merayakan Hari Meteorologi Sedunia:

    Mengikuti seminar atau webinar tentang peringatan dini dan perubahan iklim: Kegiatan ini meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sistem peringatan dini dalam menghadapi perubahan iklim.Mengunjungi pameran atau museum meteorologi: Menambah wawasan mengenai sejarah dan perkembangan ilmu meteorologi serta teknologi peringatan dini.Berpartisipasi dalam kampanye penanaman pohon: Membantu mitigasi perubahan iklim dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.Mengadakan diskusi komunitas tentang kesiapsiagaan bencana: Meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana terkait cuaca ekstrem.Menyebarkan informasi melalui media sosial: Membagikan pengetahuan tentang pentingnya peringatan dini dan langkah-langkah mitigasi perubahan iklim untuk meningkatkan kesadaran publik.

    Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, harapannya dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim serta mendukung tema Hari Meteorologi Sedunia 2025.

    (wia/wia)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Batu Bernilai Rp 17 Miliar Cuma Dipakai Ganjal Pintu

    Geger Batu Bernilai Rp 17 Miliar Cuma Dipakai Ganjal Pintu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa sangka, benda yang tadinya dinilai tak berharga ternyata merupakan harta karun tersembunyi. Sebuah nenek dari Romania menjadi cikal bakal penemuan tak terduga ini.

    Kisah ini bermula ketika seorang nenek memungut batu berukuran 3,5 kilogram dari dasar sungai. Ia membawanya pulang ke rumah dan menjadikan batu tersebut sebagai pengganjal pintu.

    Tak dinyana, batu itu merupakan salah satu bongkahan amber terbesar di dunia, menurut laporan El Pais. Nilainya diperkirakan mencapai 1 juta euro atau setara Rp 17 miliar.

    Amber merupakan resin pohon dari jutaan tahun lalu. Dari waktu ke waktu, fosilnya mengeras dan menjadi material batu mulia.

    Di Romania, amber dengan mudah ditemukan di sekitar desa Colti dari aliran sungai Buzau. Sejak 1920, batu mulia itu memang ditambang di sana.

    Disebut sebagai ‘rumanite’, jenis amber ini cukup populer dan bernilai tinggi. Warnanya bernuansa merah yang dalam.

    Nenek yang menemukan nugget rumanite tersebut hidup di Colti. Saat dibawa pulang, orang-orang juga tak mengenali bahwa batu tersebut bernilai tinggi.

    Bahkan, pernah sekali pencuri perhiasan menargetkan rumah sang nenek, tetapi tidak mengambil batu yang menjadi pengganjal pintu tersebut.

    Setelah sang nenek meninggal pada 1991, keluarga yang mewarisi rumahnya mencurigai batu tersebut. Mereka lalu membawa dan menjualnya ke pemerintah Romania.

    Setelah diteliti ahli, batu berharga itu dimasukkan ke Museum Sejarah di Krakow, Polandia, dikutip dari Science Alert, Sabtu (22/3/2025).

    Menurut ahli, amber tersebut berusia sekitar 38-70 juta tahun. Batu itu diklasifikasikan sebagai harta karu nasional Romania.

    “Penemuan ini merepresentasikan signifikansi di level sains dan level museum,” kata Daniel Costache, Direktur Museum of Buzau.

    (fab/fab)

  • Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam peringatan Hari Raya Nyepi di Indonesia adalah pawai ogoh-ogoh. Pawai yang biasanya digelar di berbagai tempat di Bali itu kini juga bisa diikuti di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Pada tahun ini, acara pawai mengusung tema Kala Rau yang mengisahkan pertempuran legendaris antara Dewa Wisnu dan siluman Kalau Rau. Kisah ini bermakna mendalam dalam budaya Bali, sering dikaitkan dengan fenomena gerhana bulan sebagai simbol keseimbangan kosmik antara kebaikan dan kejahatan.

    “Tradisi pawai ogoh-ogoh ini merupakan wujud peran dan fungsi TMII sebagai pelestari budaya. Tahun ini adalah tahun kedua diadakan di TMII, bekerja sama dengan Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi yang ada di dalam area TMII,” kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 20 Maret 2025.

    Acara tersebut akan digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 15.30 WIB, seminggu lebih awal dari puncak Hari Nyepi 2025 yang jatuh pada Sabtu–Minggu, 29–30 Maret 2025. Rutenya dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabumi dan berakhir di Plaza Kori Agung Museum Indonesia.

    Pada pawai ini, akan ditampilkan satu ogoh-ogoh besar dan 10 ogoh-ogoh kecil yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi tradisi mapeed yang khas, serta kehadiran tokoh-tokoh mitologi Bali seperti Rangda dan Barong. Berbagai tarian Bali juga akan memeriahkan suasana, memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi para pengunjung, seperti tari pendet dan tari rejang.

  • Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Hari Suci Nyepi, Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam – Page 3

    Salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam peringatan Hari Raya Nyepi di Indonesia adalah pawai ogoh-ogoh. Pawai yang biasanya digelar di berbagai tempat di Bali itu kini juga bisa diikuti di Jakarta, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Pada tahun ini, acara pawai mengusung tema Kala Rau yang mengisahkan pertempuran legendaris antara Dewa Wisnu dan siluman Kalau Rau. Kisah ini bermakna mendalam dalam budaya Bali, sering dikaitkan dengan fenomena gerhana bulan sebagai simbol keseimbangan kosmik antara kebaikan dan kejahatan.

    “Tradisi pawai ogoh-ogoh ini merupakan wujud peran dan fungsi TMII sebagai pelestari budaya. Tahun ini adalah tahun kedua diadakan di TMII, bekerja sama dengan Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi yang ada di dalam area TMII,” kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 20 Maret 2025.

    Acara tersebut akan digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 15.30 WIB, seminggu lebih awal dari puncak Hari Nyepi 2025 yang jatuh pada Sabtu–Minggu, 29–30 Maret 2025. Rutenya dimulai dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabumi dan berakhir di Plaza Kori Agung Museum Indonesia.

    Pada pawai ini, akan ditampilkan satu ogoh-ogoh besar dan 10 ogoh-ogoh kecil yang didatangkan langsung dari Bali, diiringi tradisi mapeed yang khas, serta kehadiran tokoh-tokoh mitologi Bali seperti Rangda dan Barong. Berbagai tarian Bali juga akan memeriahkan suasana, memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi para pengunjung, seperti tari pendet dan tari rejang.