Tempat Fasum: museum

  • Gila! Batu dari Mars Ini Laku Rp 86,4 Miliar

    Gila! Batu dari Mars Ini Laku Rp 86,4 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benda asing dari luar angkasa laku senilai US$ 5,3 juta atau setara dengan Rp 86,4 miliar. Sebuah meteorit yang merupakan bagian terbesar dari Mars diketahui ada di Bumi. Benda tersebut telah terjual yang dibeli oleh seorang penawar anonim dalam lelang Sotheby’s New York.

    Rumah lelang Sotheby’s dalam pernyataannya mengungkapkan, meteorit tersebut dikenal sebagai NWA 16788 yang memiliki berat 54 pon (24,5 kilogram). Beratnya sangat besar dibandingkan dengan kebanyakan meteorit Mars, yang cenderung berupa pecahan-pecahan kecil.

    Seperti diketahui, meteorit merupakan benda yang tersisa ketika sebuah komet, asteroid, atau meteoroid selamat dari perjalanannya melalui atmosfer bumi.

    Sotheby’s menyebut benda tersebut ditemukan pada November 2023 di wilayah Agadez, kawasan terpencil di Niger. Dan NWA 16788 adalah spesimen monumental yang berukuran sekitar 70% lebih besar daripada potongan Mars terbesar berikutnya yang pernah ditemukan di Bumi.

    Benda ini juga sangat langka, yaitu hanya sekitar 400 meteorit Mars yang pernah ditemukan di Bumi.

    “NWA 16788 adalah penemuan yang sangat penting – meteorit Mars terbesar yang pernah ditemukan di Bumi, dan yang paling berharga dari jenisnya yang pernah ditawarkan dalam pelelangan,” kata Cassandra Hatton, wakil ketua ilmu pengetahuan dan sejarah alam di Sotheby’s, dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN Internasional, Sabtu (18/7).

    Analisis komposisi internal meteorit telah mengungkapkan bahwa meteorit tersebut kemungkinan besar terangkat dari permukaan Mars dan terlempar ke luar angkasa akibat hantaman asteroid yang begitu kuat sehingga mengubah sebagian meteorit menjadi kaca.

    “Lapuk karena perjalanannya melalui ruang dan waktu, ukurannya yang sangat besar dan warna merahnya yang tidak salah lagi membedakannya sebagai penemuan sekali dalam satu generasi. Meteorit yang luar biasa ini memberikan hubungan nyata dengan planet merah, tetangga angkasa kita yang telah lama menangkap imajinasi manusia,” tambahnya.

    Kerak kaca juga dapat terlihat pada permukaannya, terbentuk saat meluncur melalui atmosfer Bumi.

    Namun, bagi sebagian orang, fakta bahwa meteorit tersebut dilelang dan bukannya disumbangkan untuk ilmu pengetahuan menjadi keprihatinan.

    “Sayang sekali jika meteorit ini hilang ke dalam lemari besi seorang oligarki. Meteorit itu seharusnya berada di museum, di mana ia bisa dipelajari, dan bisa dinikmati oleh anak-anak, keluarga, dan masyarakat luas,” kata Steve Brusatte, seorang profesor paleontologi dan evolusi di Universitas Edinburgh, Skotlandia, kepada CNN sebelum penjualan.

    Namun, bagi Julia Cartwright, seorang ilmuwan planet dan Peneliti Independen di Institute for Space/School of Physics & Astronomy di University of Leicester, Inggris, berpendapat, ada keseimbangan yang harus dicapai.

    “Pada akhirnya, jika tidak ada pasar untuk mencari, mengumpulkan, dan menjual meteorit, kita tidak akan memiliki koleksi sebanyak itu – dan ini mendorong ilmu pengetahuan!” katanya kepada CNN pada tanggal 9 Juli, menggambarkan “hubungan simbiosis” antara peneliti dan kolektor.

    “Jika sampel tidak ditemukan, kita tidak akan memiliki banyak hal untuk dipelajari, dan tidak akan tahu sebanyak yang kita ketahui,” tambah Cartwright.

    Meskipun ia percaya bahwa akan sangat menyenangkan jika batu yang sangat luar biasa ini dapat dipelajari atau dipamerkan kepada publik, Cartwright menggarisbawahi bahwa sampel referensi dari meteorit tersebut telah disimpan di Observatorium Gunung Ungu di Cina.

    “Meskipun kita tidak tahu di mana meteorit itu akan berakhir, Cartwright percaya bahwa minat ilmiah akan tetap ada, dan pemilik baru mungkin sangat tertarik untuk mempelajarinya, sehingga kita masih bisa mengumpulkan banyak ilmu pengetahuan dari sini,” katanya.

    Sebagai informasi, pada Februari 2021, sebuah meteorit Mars dengan atmosfer planet yang terperangkap di dalamnya dijual di bawah palu di rumah lelang Christie’s.

    Meteorit tersebut terjual seharga US$200.000, jauh di atas perkiraan pra-lelangnya sebesar US$30.000-50.000.

    (rob/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wisata libur akhir pekan di Jakarta? Cek ini

    Wisata libur akhir pekan di Jakarta? Cek ini

    Jakarta (ANTARA) – Akhir pekan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu, khususnya bagi warga Jakarta untuk melepas penat setelah bekerja dan beraktivitas.

    Bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga atau kerabat dengan berwisata, berikut lima rekomendasi wisata dan acara yang bisa dikunjungi hari ini:

    1. Benang Merah Festival

    Bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya penikmat pameran bisa datang ke Benang Merah Festival pada 17-21 Juli 2025 di Taman Ismail Marzuki pukul 08.00-21.00 WIB.

    Sederet aktivitas, mulai dari kelas seni tari, pertunjukan musik, pameran produk dan ruang bercakap-cakap dihadirkan untuk merayakan kebahagiaan warga di “Benang Merah Festival”.

    Festival ini bukan hanya untuk seniman, sutradara dan koreografer tetapi juga menjadi ruang untuk warga bisa berkumpul, bertemu dan melakukan berbagai aktivitas.

    Ada sekitar 40-an komunitas dari sanggar, komunitas tari, ada komunitas seni rupa yang berpartisipasi.

    2. Pameran Continuum

    Bagi warga Jakarta dan sekitar yang ingin menikmati pameran seni rupa bisa datang ke Pameran Continuum, pada 14 hingga 26 Juli 2025 di Taman Ismail Marzuki pukul 09.00-19.00 WIB.

    Pameran ini dapat menjadi platform bagi dosen seni rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ) dan Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK) Universitas Kristen (UK) Petra Surabayauntuk berbagi gagasan, eksplorasi, dan ekspresi artistik.

    Selain itu, pameran ini menghadirkan karya yang mencerminkan kesinambungan ruang, waktu, dan kesadaran dalam berbagai medium seni rupa serta membangun dialog dan kolaborasi yang berkelanjutan antara seniman akademik dari berbagai latar belakang dan pendekatan artistik.

    3. Tari Kecak “Rahwana Lina”

    Bagi kalian penyuka tari bisa datang ke acara Tari Kecak “Rahwana Lina” di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu ini pukul 17.00 WIB.

    Pengunjung yang ingin hadir di Amfiteater Panggung Budaya ini cukup membeli tiket masuk TMII dan tidak ada biaya tambahan untuk pertunjukan tari kecaknya.

    Pertunjukan mengisahkan tentang Rahwana yang menculik Dewi Sinta dan upaya Rama untuk menyelamatkannya dengan bantuan Hanoman, yang akan digambarkan melalui tarian yang memukau dan iringan suara “cak-cak-cak” yang khas.

    4. Pameran 200 tahun perang Jawa “Martabat”

    Bagi kalian penyuka pameran, bisa juga datang ke Pameran 200 tahun perang Jawa “Martabat” di Perpustakaan Nasional pada 20 Juli hingga 20 Agustus 2025 pukul 15.00 hingga 18.00 WIB.

    Rangkaian kegiatan pameran ini akan menampilkan koleksi dari Museum Nasional, Keraton Yogyakarta, serta koleksi lainnya. Beberapa koleksi yang akan dipamerkan adalah replika pelana kuda dan keris Diponegoro.

    Selain itu, pameran ini juga menampilkan babak-babak penting terkait Pangeran Diponegoro, mulai dari Mustahar (masa kecil sang pangeran), Perang Sabil, Muslihat, hingga Lentera Bangsa.

    5. Pameran seni “Split Body”

    Kalian juga bisa mempertimbangkan yang satu ini, khususnya penyuka seni.

    Ada pameran seni “Split Body” di ROH Projects, Menteng, Jakarta Pusat, pada 11 Juni hingga 20 Juli 2025.

    Pameran ini menampilkan eksplorasi gagasan identitas yang terpecah dan dibagi antara manusia dan non-manusia, digital dan fisik, serta menggabungkan pengalaman lintas negara.

    Pameran ini menggunakan berbagai media seperti lukisan, patung, realitas virtual dan elemen multisensorik lainnya seperti aroma dan suara.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern

    Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern

    Tampak depan Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua Jakarta, yang diresmikan pada 19 Juli 2009. (Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata)

    19 Juli 2009: Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 19 Juli 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Museum Bank Indonesia resmi dibuka pada 19 Juli 2009 di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Peresmian dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah upacara yang dihadiri pejabat negara, tokoh perbankan, serta masyarakat umum. Museum ini berdiri di gedung bersejarah bekas De Javasche Bank yang dibangun pada masa kolonial Belanda, dan kemudian menjadi kantor Bank Indonesia setelah kemerdekaan.

    Pendirian museum bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai sejarah sistem keuangan dan perbankan di Indonesia. Melalui pendekatan multimedia dan teknologi interaktif, pengunjung dapat menelusuri perkembangan ekonomi nasional dari masa kerajaan Nusantara, era kolonial, kemerdekaan, hingga sistem perbankan modern. Koleksi yang ditampilkan mencakup uang kuno, dokumen keuangan bersejarah, hingga simulasi kebijakan moneter.

    Gedung Museum Bank Indonesia sendiri merupakan salah satu cagar budaya yang telah direstorasi dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya. Dengan pembukaan museum ini, Bank Indonesia berharap dapat memperluas literasi keuangan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Museum ini kini menjadi salah satu destinasi wisata edukatif unggulan di Jakarta dan memperkuat citra kawasan Kota Tua sebagai pusat sejarah dan kebudayaan nasional.

    Sumber : Sumber Lain

  • Martabat, Memperingati 200 Tahun Perang Jawa

    Martabat, Memperingati 200 Tahun Perang Jawa

    Liputan6.com, Jakarta – Memperingati dua abad meletusnya Perang Jawa (1825-1830), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) akan menyelenggarakan serangkaian program bertajuk ‘Martabat’.

    Perang Jawa disebut merupakan sebuah peristiwa monumental dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, menegaskan pihaknya memandang penting momentum 200 tahun Perang Jawa sebagai upaya membangun ingatan kolektif bangsa.

    “Kita ingin mengingatkan kembali bahwa pernah ada perjuangan besar melawan penjajahan yang dipimpin Pangeran Diponegoro. Melalui Rangkaian ini, kita mengajak generasi muda mengenal dan mengapresiasi pemikiran, sikap, dan nilai-nilai suri teladan beliau,” ujarnya dalam Taklimat Media Peringatan 200 Tahun Perang Jawa, pada Jumat (18/7/2025).

    Joko juga menambahkan bahwa Perpusnas juga ingin menyebarluaskan nilai-nilai penting nasionalisme dan sikap kerelawanan kepada masyarakat.

    “Salah satu upayanya adalah dengan mempromosikan koleksi-koleksi terkait Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World atau Ingatan Kolektif Dunia,” imbuhnya.

    Dalam rangkaian kegiatan Peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Perpusnas akan menyelenggarakan pameran yang menampilkan koleksi dari Museum Nasional, Keraton Yogyakarta, serta koleksi lainnya. Beberapa koleksi yang akan dipamerkan adalah replika pelana kuda dan keris Diponegoro.

    Disusun secara tematik, pameran yang digelar pada 20 Juli—20 Agustus 2025, menampilkan babak-babak penting terkait Pangeran Diponegoro, mulai dari Mustahar (masa kecil sang pangeran), Perang Sabil, Muslihat, hingga Lentera Bangsa.

    “Pameran ini juga dihadirkan dalam versi digital melalui platform Google Arts & Culture, memungkinkan akses global terhadap warisan sejarah bangsa,” lanjutnya.

    Rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan adalah peluncuran buku Babad Diponegoro dan Sketsa Perang Jawa. Selain buku, lanjutnya, Perpusnas juga akan meluncurkan 25 judul komik bertema Babad Diponegoro.

    “Komik ini agar masyarakat terutama anak-anak dapat membaca dan mengetahui nilai-nilai penting dalam Babad Diponegoro,” jelasnya.

     

     

  • Sosok Arif Purnama Oktora, Polisi yang Diduga Selingkuh dengan Iris Wullur: Pernah Terima Rekor MURI

    Sosok Arif Purnama Oktora, Polisi yang Diduga Selingkuh dengan Iris Wullur: Pernah Terima Rekor MURI

    GELORA.CO – Skandal perselingkuhan antara Iris Wullur dan perwira menengah polisi, Arif Purnama Oktora terungkap. 

    Sang istri Arif, Kusuma Anggraini atau dikenal dengan nama Ninik yang membongkar sendiri perselingkuhan itu. 

    Ninik, yang juga merupakan cucu pendiri Mustika Ratu itu, mengunggah berbagai informasi seputar dugaan perselingkuhan sang suami di Insta Story akun Instagramnya.

    Sontak, isu dugaan perselingkuhan ini menjadi konsumsi publik.

    Adapun wanita yang namanya terseret dalam prahara rumah tangga Kompol Arif Purnama Oktora tak lain bernama Iris Wullur.

    Meski begitu, belum ada sanggahan atau keterangan dari Kompol Arif Purnama Oktora.

    Informasi yang beredar masih sebatas berita viral yang berangkat dari insta story Kusuma Anggraini.

    Publik semakin heboh saat mengetahui sosok selebgram yang dimaksud adalah Iris Wullur.

    Kini, nama Kompol Arif Purnama Putra, Ninik dan Iris Wullur dicari-cari warganet.

    Profil Kompol Arif Purnama Oktora

    Arif Purnama Oktora merupakan salah satu polisi muda yang cukup berprestasi.

    Dia mengawali karier di Polres Metro Jakarta Barat sebagai Kanit Krimsus Polres Metro Jakarta Barat pada awal 2018 lalu.

    Kariernya kian moncer saat berpindah menjadi Kanit Narkoba Polres Metro Jakarta Barat.

    Sejumlah pengungkapan narkoba berskala besar mulai dari jaringan nasional sampai internasional pernah dilakukannya.

    Dia pun sudah cukup sering menerima penghargaan atas keberhasilannya di bidang pemberantasan narkoba.

    Sejumlah publik figur yang nekat menggunakan barang haram narkoba juga pernah diciduknya.

    Sebut saja mulai dari presenter Reza Bukan, fotografer yang juga mantan suami Denada, Jerry Aurum, Ridho Ilahi, Jeff Smith hingga Jennifer Jill.

    Sedangkan saat menjabat Wakasat Narkoba, AKP Arif terlibat dalam penanganan kasus musisi Anji yang terbukti mengonsumsi ganja.

    Pernah terima rekor MURI

    Selain menangkap sejumlah publik figur yang melanggar, Arif juga pernah mengungkap narkoba berskala besar.

    Kegigihannya dalam mengintai penyelundupan narkoba hingga ke pelosok dan ditopang kekompakan tim menjadi keandalan yang dimiliki Arif dalam mengungkap kasus.

    Bahkan, dia berhasil mengungkap peredaran 120 kilogram sabu saat masih menjabat Kanit 1 Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2019.

    Pengungkapan sabu di Lampung itu mengantarkan Arif dan timnya mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

    Saat itu, 120 kilogram sabu itu berasal dari Myanmar yang masuk ke Indonesia dari Sumatera hingga akhirnya digagalkan olehnya di Lampung.

    Tidak lama dari pengungkapan itu, Arif juga berhasil membongkar pabrik pembuatan sabu di Kalideres, Tangerang.

    Pabrik yang berdiri sejak tahun 2017 itu dapat memproduksi sabu sebanyak satu kilogram setiap minggunya.

    Setelah pengungkapan itu, Arif juga berhasil mengungkap 30 kg sabu yang rencananya akan didistribusikan ke kawasan Jakarta Barat.

    “Jadi tahun 2019 sangat berkesan untuk saya. Karena total ada 200 kg sabu yang berhasil dicegah beredar di Indonesia,” cerita Arif kepada TribunJakarta.com saat masih berpangkat Ajun Komisaris Polisi dan menjabat sebagai Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu (18/9/2021) silam.

    Lewat pengungkapan itu, Arif juga berhasil mendapatkan satu pin emas dari Kapolri.

    Selain itu empat anggota di unitnya juga berkesempatan mendapatkan promosi sebagai perwira.

    Arif mengaku tidak memiliki target tertentu untuk karirnya di kepolisian.

    Dari segudang prestasi yang pernah ditorehkannya, Arif mengaku hanya ingin mengikuti arahan dari pimpinannya.

    “Jadi dimanapun saya dipercaya saya selalu berupaya lakukan terbaik dan tetap amanah dalam emban tugas sebagai perwira di Kepolisian,” ujarnya.

    Karier di kepolisian

    Saat lulus dari Akpol pada tahun 2010 berpangkat Letda, Arif Oktora memulai karirnya di Brigade Mobile (Brimob) di Polresta Depok.

    Setelah itu, dia ditugaskan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai Komandan Kompi Gegana.

    Hingga akhirnya Arif memutuskan sekolah kembali di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di tahun 2013.

    Di tahun 2016, Arif ditugaskan di Polda Metro Jaya dan selanjutnya menjabat Kapolsek Teluk Naga, Polresta Tangerang.

    Setelah dari Polsek Teluk Naga, Arif mendapatkan kesempatan berdinas Polres Metro Jakarta Barat hingga saat ini.

    Nilai cemerlang

    Tak hanya sangar di lapangan saat memberantas narkoba, sosok Arif juga ciamik di dunia pendidikan.

    Di sela kesibukannya menjadi polisi pemberantas narkoba, Arif sukses meraih dua gelar magister sekaligus di tahun ini dari sebuah perguruan tinggi swasta dan dari Universitas Indonesia.

    Tak tanggung-tanggung, Arif berhasil meraih IPK sempurna yakni 4 dari Universitas Indonesia di bidang hukum.

    Sedangkan untuk tesis penelitian, Arif mengambil contoh kasus dari pengungkapan narkoba yang pernah dibongkarnya.

    “Yakni saya mengangkat tesis tentang penyelundupan 120 kilogram sabu yang saya ungkap,” kata Arif.

    Sudah meraih dua titel magister, Arif tak mau berpuas diri.

    Dalam waktu dekat, lulusan Akpol 2010 ini juga berencana mengambil gelar doktor.

    “Selanjutnya akan melanjutkan untuk mengambil doktor,” kata Arif.

  • Ribuan Petani Panen Raya Melon DAVINA F1 di Nganjuk Cetak Rekor MURI

    Ribuan Petani Panen Raya Melon DAVINA F1 di Nganjuk Cetak Rekor MURI

    Jakarta

    Lebih dari 1.000 petani di berbagai wilayah Jawa Timur berpartisipasi dalam kegiatan panen melon DAVINA F1 di Desa Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Kegiatan yang dilakukan serentak di lahan seluas satu hektare tersebut meraih Rekor MURI sebagai ‘Panen Melon dengan Peserta Terbanyak di Indonesia.

    Managing Director PT East West Seed Indonesia (EWINDO), Glenn Pardede menyebut keikutsertaan para petani dalam kegiatan ini jadi ajang pembuktian langsung keunggulan melon DAVINA F1, sebagai benih unggulan dari produsen Cap Panah Merah.

    “Petani perlu bukti, inilah bukti yang bisa kami berikan. Semoga nantinya bisa lebih banyak petani yang menanam melon DAVINA F1, karena hasilnya nyata,” ungkap Glenn dalam keterangan tertulis, Jumat, (18/72025).

    Perwakilan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Sri Widayati menyampaikan bahwa ini kali pertama pihaknya menerima pengajuan rekor pada kategori panen melon dengan jumlah peserta atau petani terbanyak.

    “MURI berkesempatan hadir langsung di Kabupaten Nganjuk untuk menyaksikan sebuah kegiatan yang luar biasa yaitu panen melon secara serentak oleh lebih dari seribu petani, tepat saat buah telah mencapai usia panen. Hal ini merupakan peristiwa yang sangat Istimewa dan layak dianugerahi Rekor MURI,” ujar Wida.

    Peluang Pertumbuhan Produksi Melon di Nganjuk

    Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Rudy Prasetya menyebut Jawa Timur sebagai pusat penghasil melon di Indonesia, yaitu sebanyak 42% dari total produksi melon nasional. Selain itu, potensi Kabupaten Nganjuk juga masih memiliki ruang besar untuk dikembangkan

    “Saat ini, Nganjuk baru menyumbang sekitar 2 persen terhadap produksi melon nasional. Namun, peluang peningkatannya sangat terbuka, terutama dengan dukungan benih unggul seperti DAVINA F1 dari Cap Panah Merah,” jelasnya.

    Menanggapi pernyataan Rudy terkait potensi peningkatan produksi melon di Nganjuk, Glenn menegaskan bahwa Jawa Timur memiliki prospek besar untuk pengembangan melon DAVINA F1 secara luas.

    “Kami sudah kembangkan itu mulai ujung barat hingga timur di Banyuwangi dan semua memiliki potensi yang luar biasa,” katanya.

    Ia juga menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tim pendamping untuk mendukung para petani dalam meningkatkan produktivitas.

    “Kami menargetkan hasil panen bisa mencapai 45 ton per hektare,” tambahnya.

    Glenn menyebut DAVINA F1 memiliki segudang keunggulan dibandingkan varietas lainnya diantaranya, ketahanan tinggi terhadap serangan virus yang sering menyerang melon lokal, masa panen yang lebih singkat (sekitar 55 hari setelah tanam), serta cocok untuk sistem tanam intensif. Selain itu, buahnya dikenal kuat, tahan lama dalam penyimpanan, dan sesuai dengan kebutuhan pasar modern.

    Salah satu petani dari Nganjuk, Suharyadi mengungkapkan dirinya telah menanam melon DAVINA F1 selama setahun terakhir dan hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

    “Dalam waktu sekitar 60 hari sejak pindah tanam, tanaman sudah bisa dipanen. Jadi dalam setahun, kami bisa panen sebanyak tiga kali.” ujarnya.

    Sebagai informasi, panen melon DAVINA F1 menjadi bukti bahwa pertanian bukan hanya soal hasil, tetapi juga tentang harapan dan kolaborasi yang tumbuh antara petani, praktisi, dan produsen benih. Ribuan petani yang hadir menunjukkan bahwa budidaya melon bisa menjadi lebih kuat dan menjanjikan.

    EWINDO melalui Cap Panah Merah turut mengambil peran dalam mendukung pertanian berkelanjutan, salah satunya lewat edukasi dan penyediaan benih berkualitas. Inisiatif ini juga diperkuat melalui media sosial dengan tagar #carabisapanenmakmur dan #panenmakmur.

    Kunjungi https://info.panahmerah.id/ untuk informasi lebih lanjut tentang DAVINA F1 dan produk-produk Cap Panah Merah lainnya.

    Lihat juga Video: Warga Gresik Ubah Lahan Gersang jadi Wisata Petik Melon

    (ads/ads)

  • Tindak Lanjut Kolaborasi dengan Prancis, Menekraf Hadiri “Strategic Cultural Dialogue” di Paris – Page 3

    Tindak Lanjut Kolaborasi dengan Prancis, Menekraf Hadiri “Strategic Cultural Dialogue” di Paris – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka penguatan kerja sama bilateral di bidang budaya dan ekonomi kreatif, Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, memenuhi undangan Menteri Kebudayaan Perancis, Rachida Dati, dalam forum “Strategic Cultural Dialogue” di Paris.

    Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani oleh kedua kementerian di Jakarta pada Mei lalu, saat kunjungan Presiden Emmanuel Macron.

    Ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto yang hadir sebagai tamu kehormatan pada perayaan nasional Bastille Day 2025.

    Pertemuan ini menjadi momentum strategis penguatan hubungan diplomatik Indonesia–Prancis, khususnya di sektor budaya dan ekonomi kreatif.

    Turut hadir 15 perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan Prancis, termasuk asosiasi dan pelaku industri kreatif di sektor film, gim, fesyen, musik, penerbitan, seni pertunjukan, serta organisasi yang fokus pada pengelolaan budaya seperti museum dan pelestarian warisan budaya (heritage).

    Dalam kesempatan ini, Menekraf Teuku Riefky menyampaikan tiga poin utama. Pertama, pentingnya komitmen bersama untuk mengimplementasikan program-program konkret guna memperkuat ekosistem ekonomi kreatif kedua negara.

    Kedua, mengusulkan lima inisiatif tindak lanjut MoU, yang mencakup pengembangan kapasitas, pertukaran talenta, serta kolaborasi riset kebijakan.

    Ketiga, ia menekankan keinginan Indonesia untuk belajar dari pengalaman Prancis dalam perumusan kebijakan dan perangkat regulasi ekonomi kreatif yang kuat dan inklusif.

    Sebagai bagian dari kunjungan kerja, Menteri Teuku dan delegasi juga melakukan diskusi mendalam di tiga subsektor Utama, film, animasi, dan game.

    Dalam bidang film, delegasi Indonesia mengunjungi markas Centre National du Cinéma et de l’image animée (CNC) dan berdiskusi langsung dengan Presiden CNC serta para ahli senior. Sementara untuk animasi, delegasi akan mengadakan dialog dengan Gobelin School, institusi animasi terbaik dunia.

    Pertemuan ini mencerminkan komitmen bersama dalam memajukan sektor ekonomi kreatif sebagai kekuatan diplomasi budaya dan ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo.

     

    Presiden Prabowo Subianto dijamu Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam jamuan makan malam resmi di Istana Élysée, Senin malam. Pertemuan ini berlangsung di tengah partisipasi Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam perayaan Bastille Day 2025.

  • Biografi Jenderal Soedirman: Panglima Besar, Ahli Gerilya, Kalahkan Inggris di Ambarawa

    Biografi Jenderal Soedirman: Panglima Besar, Ahli Gerilya, Kalahkan Inggris di Ambarawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang dikenal karena memimpin perang gerilya saat masa revolusi kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

    Ia lahir pada 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah, dan sejak muda dikenal sebagai sosok religius, disiplin, dan berjiwa pemimpin.

    Soedirman memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui strategi gerilya yang cukup merepotkan penjajah mulai dari Palagan Ambarawa hingga Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta.

    Melalui artikel ini, anda akan memahami perjalanan hidup Soedirman, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Biografi Jenderal Soedirman

    Jenderal Soedirman adalah tokoh militer dan pahlawan nasional Indonesia yang sangat dihormati karena pengabdian dan kepemimpinannya dalam masa-masa sulit pasca kemerdekaan.

    Dia lahir dengan nama Soedirman pada tanggal 24 Januari 1916 di desa Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin, religius, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

    Kepemimpinannya dalam berbagai pertempuran, terutama saat memimpin perang gerilya, menunjukkan dedikasi luar biasa bahkan ketika menghadapi kondisi kesehatan yang sangat buruk.

    Gelar “Panglima Besar” yang disematkan kepadanya bukan hanya simbol kehormatan militer, tetapi juga pengakuan atas perjuangan luar biasa yang menginspirasi banyak generasi.

    Jenderal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 dalam usia yang relatif muda, yaitu 34 tahun. Namun warisannya sangat besar bagi bangsa ini. Ia menjadi salah satu ikon nasional yang namanya diabadikan di berbagai tempat seperti jalan, sekolah, universitas, dan rumah sakit.

    Profil Singkat Jendral Soedirman

    Tanggal Lahir: 24 Januari 1916
    Tanggal Wafat: 29 Januari 1950
    Asal: Purbalingga, Jawa Tengah
    Pangkat: Jenderal Besar (Panglima Besar)
    Gelar: Pahlawan Nasional Indonesia

    Masa Kecil dan Pendidikan Soedirman

    Soedirman kecil tumbuh dalam lingkungan yang penuh kesederhanaan dan nilai religius di Cilacap, Jawa Tengah. Meskipun lahir dari keluarga sederhana, ia menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar tinggi sejak dini. Ia sempat diasuh oleh pamannya yang merupakan seorang tokoh agama, yang kemudian banyak memengaruhi pandangan hidupnya.

    Pendidikan formal Soedirman dimulai di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sebuah sekolah dasar Belanda untuk pribumi. 

    Sempat mengenyam pendidikan menengah, dia kemudian masuk ke sekolah guru Muhammadiyah di Solo, di mana ia aktif dalam kegiatan organisasi keislaman dan kepemudaan.

    Di sanalah Soedirman belajar nilai-nilai kepemimpinan, kedisiplinan, dan pengabdian terhadap masyarakat. Ia juga menjadi guru dan kepala sekolah Muhammadiyah.

    Karier Militer Soedirman

    Ketika Jepang menduduki Indonesia pada masa Perang Dunia II, mereka membentuk organisasi militer lokal bernama PETA (Pembela Tanah Air). Soedirman bergabung dalam PETA. Ia mendapatkan pelatihan militer dasar dan menunjukkan bakat strategi serta kepemimpinan.

    Sebagai komandan batalyon PETA di Banyumas, Soedirman memimpin pasukan. Ia berhasil mendapatkan kepercayaan tidak hanya dari pasukannya, tetapi juga dari para tokoh nasional. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, perannya semakin penting dalam membentuk kekuatan militer nasional.

    Pada usia 29 tahun, Soedirman terpilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melalui sidang di Yogyakarta. Ia mengalahkan perwira-perwira yang lebih senior karena dinilai lebih mumpuni secara kepemimpinan dan loyalitas terhadap negara. Dari sinilah dimulai kiprahnya sebagai pemimpin tertinggi militer Indonesia.

    Perang Gerilya dan Perlawanan terhadap Belanda

    Saat Agresi Militer Belanda II meletus pada Desember 1948, ibu kota Indonesia di Yogyakarta diduduki oleh Belanda dan para pemimpin pemerintahan ditawan. Namun Jenderal Soedirman yang sedang sakit berat memilih untuk tidak menyerah. Ia meninggalkan Yogyakarta dan memimpin perang gerilya dari pedalaman Jawa.

    Dalam kondisi fisik yang sangat lemah dan paru-paru hanya berfungsi sebagian, Soedirman tetap melakukan perjalanan berbulan-bulan menembus hutan, gunung, dan desa. Dengan ditandu, ia menyemangati pasukannya dan rakyat yang ditemuinya di sepanjang jalan. Strategi gerilyanya membuat Belanda tidak bisa mengklaim kemenangan secara penuh.

    Aksi heroik ini tidak hanya berdampak militer tetapi juga psikologis, memperlihatkan bahwa semangat kemerdekaan Indonesia belum padam. Perjuangan Soedirman selama gerilya menjadi simbol perlawanan rakyat dan menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sah dan tidak dapat dikalahkan dengan senjata saja.

    Wafat dan Pengaruh Sejarah

    Setelah perjuangan gerilya berakhir dan pengakuan kedaulatan diberikan oleh Belanda pada Desember 1949, kesehatan Jenderal Soedirman semakin menurun. Ia dirawat di Magelang, namun kondisinya yang sudah sangat kritis tidak kunjung membaik. Pada 29 Januari 1950, Soedirman menghembuskan napas terakhir dalam usia 34 tahun.

    Kabar wafatnya Panglima Besar disambut duka mendalam oleh seluruh rakyat Indonesia. Upacara pemakamannya dihadiri ribuan orang dan digelar secara militer penuh penghormatan. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta, dan hingga kini makamnya menjadi tempat ziarah nasional.

    Kepergian Soedirman menandai akhir dari era perjuangan bersenjata, namun semangatnya tetap hidup dalam sanubari bangsa. Ia menjadi simbol keteguhan hati, kepemimpinan sejati, dan pengorbanan yang tulus demi kemerdekaan dan keutuhan negara Indonesia.

    Jasa-Jasa dan Penghormatan Negara

    Jenderal Soedirman adalah Panglima pertama dan satu-satunya dalam sejarah Indonesia yang memimpin langsung perang gerilya dalam kondisi kesehatan yang sangat berat. Sebagai bentuk penghargaan tertinggi, ia dianugerahi pangkat Jenderal Besar, yang hingga kini hanya diberikan kepada tiga tokoh militer.

    Pada tahun 1964, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional. Namanya diabadikan di berbagai institusi seperti Universitas Jenderal Soedirman, Rumah Sakit Tentara, serta jalan protokol di berbagai kota. Monumen dan patungnya juga dibangun sebagai pengingat perjuangannya.

    Selain itu, banyak kisah hidupnya yang dijadikan inspirasi dalam dunia pendidikan dan militer. Buku-buku biografi, dokumenter, hingga film mengangkat nilai perjuangannya sebagai teladan moral dan patriotisme. Ia bukan hanya tokoh militer, tetapi juga pahlawan karakter dan semangat nasional.

    Fakta Menarik Tentang Soedirman

    Jenderal Soedirman menolak perawatan rumah sakit meskipun dokter menyarankan istirahat total, karena ia merasa tanggung jawab terhadap bangsa lebih penting dari kesehatannya sendiri.
    Dalam kondisi kritis, ia tetap berpidato membakar semangat pasukan dan rakyat. Salah satu pidatonya bahkan dilakukan saat tubuhnya hanya ditopang tandu kayu.
    Rumah yang ia tempati selama gerilya kini menjadi situs sejarah nasional dan museum yang ramai dikunjungi pelajar serta peneliti sejarah perjuangan Indonesia.

    Kata-Kata Mutiara Jenderal Soedirman

    “Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah saya yang sedang berjuang.”
    “Kita tentara Republik akan timbul dan tenggelam bersama negara.”

    FAQ Seputar Jenderal Soedirman

    Kenapa disebut Panglima Besar? Karena beliau adalah Panglima pertama TNI yang memimpin langsung perang kemerdekaan dengan strategi gerilya luar biasa.
    Apakah dia wafat di medan perang? Tidak, beliau wafat di Magelang akibat penyakit paru-paru yang dideritanya sejak lama.

    Referensi Resmi:

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Peneliti Kaget Gali Parkiran Kantor, Berasa Menang Lotre

    Peneliti Kaget Gali Parkiran Kantor, Berasa Menang Lotre

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tulang dinosaurus tak harus ditemukan di sebuah daerah terpencil atau tidak terjangkau manusia. Namun fosil tersebut bisa saja ditemukan di lokasi yang dekat dengan Anda.

    Salah satunya adalah temuan fosil dinosaurus di area parkir Denver Museum of Nature & Science (DMNS). Ini terjadi saat museum akan memulai proyek pengeboran untuk beralih dari gas alam ke energi panas Bumi.

    Saat mengebor mereka menemukan hal mengejutkan. Mereka menemukan fragmen tulang saat bor mencapai 230 meter bawah permukaan aspal.

    Sayangnya fosil yang lebih besar rusak sesaat setelah terkena mata bor saat penggalian. Panjang fosil itu sekitar 4,8 cm, lebar 5,2 cm dan tinggi 5,2 cm.

    Setelah diteliti, fosil itu berasal dari dinosaurus herbivora. Temuan itu mirip seperti yang dimiliki Thescelosaurus atau Edmontosaurus.

    Hasil galian fosil berusia 6,75 juta tahun itu juga membuka informasi soal masa lalu lokasi museum berdiri.

    Pada zaman dahulu, wilayah itu bukanlah pegunungan bersalju. Melainkan hutan hujan tropis dan dataran rendah berawa dengan genangan air, di sanalah tempat Tyrannosaurus rex berkeliaran.

    Jelas temuan ini tak terbayangkan sama sekali oleh DMNS. Hal ini juga diungkapkan kurator geologi DMNS, James Hagadorn.

    “Ini seperti menang lotre dan tersambar petir di hari yang sama. Tak seorangpun bisa meramalkan sebidang tanah kecil tempat kami mengebor berisi tulang dinosaurus,” kata dia dikutip dari Popular Science, Rabu (16/7/2025).

    Begitu juga rekan peneliti DMNS Earth Science, Bob Raynolds yang mengatakan baru pertama kali menemukan tulang dinosaurus sedekat itu selama 35 tahun bekerja. Bahkan menyebut momen tersebut sangat ajaib.

    “Selama 35 tahun di museum, kami belum pernah mendapatkan kesempatan seperti ini, mempelajari lapisan geologi terdalam langsung di bawah kaki kami,” jelas Raynolds.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Simak, Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini Rabu 16 Juli 2025

    Simak, Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini Rabu 16 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Provinsi Bali merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pulau ini dikenal dengan keindahan alamnya mulai dari pantai, pegunungan, dan lain-lain.

    Namun, sebagai daerah tropis cuaca yang ada di wilayah Bali bisa berubah dengan sangat cepat. Oleh karena itu, mengetahui prakiraan cuaca menjadi hal yang penting baik bagi masyarakat lokal maupun para wisatawan.

    Bagi masyarakat Bali, informasi cuaca harian sangat membantu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pasalnya banyak warga yang bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata sangat bergantung pada kondisi cuaca.

    Mengetahui prakiraan cuaca membuat mereka dapat merencanakan pekerjaan dengan lebih bijak seperti menunda kegiatan di luar ruangan jika hujan lebat diprediksi turun atau menyesuaikan waktu untuk mengolah lahan dan melaut.

    Sementara itu, bagi wisatawan prakiraan cuaca juga berperan besar dalam merencanakan perjalanan dan aktivitas wisata. Mengingat sebagian besar objek wisata di Bali berada di luar ruangan.

    Ketika cuaca diperkirakan hujan wisatawan bisa mengatur ulang jadwal atau memilih destinasi indoor seperti museum, galeri seni, atau pusat kebudayaan agar liburan tetap menyenangkan.

    Berdasarkan informasi dari situs resmi BMKG, pada hari ini, Rabu, 16 Juli 2025 sebagian besar daerah di Bali diprediksi berawan. Cuaca ini tentunya menjadi kabar yang cukup baik untuk mereka yang beraktivitas di luar ruangan.