Tempat Fasum: museum

  • Pram tekankan pentingnya wisata edukasi bagi anak-anak Jakarta

    Pram tekankan pentingnya wisata edukasi bagi anak-anak Jakarta

    Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana membacakan laporan kegiatan kepada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

    Pram tekankan pentingnya wisata edukasi bagi anak-anak Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 21 Agustus 2025 – 14:20 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menekankan wisata edukasi sangat penting bagi anak-anak, terutama penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus untuk membangkitkan semangat belajar dan meraih cita-cita mereka.

    Tak hanya itu, dia mengatakan wisata edukasi itu juga penting agar seluruh anak di Jakarta dapat menikmati setiap fasilitas yang ada.

    “Secara khusus, saya sudah sampaikan ke Kepala Dinas Pendidikan, mohon ini bagi warga Jakarta diatur secara baik (wisata edukasi untuk anak-anak sekolah),” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Jakarta Pusat, Kamis.

    Menurut dia, wisata edukasi atau edutrip (educational trip) bagi anak-anak penerima KJP Plus mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh mereka.

    Dia pun mengaku pernah melihat banyak anak Jakarta yang belum dapat menikmati secara langsung fasilitas-fasilitas yang ada di Kota Jakarta.

    “Contoh, ketika saya di Ancol, kurang lebih 2 km dari Taman Impian Jaya Ancol, banyak anak-anak yang hanya melihat Ancol dari luar. Maka saya sampaikan, saya ingin anak-anak Jakarta bisa menikmati fasilitas yang dimiliki oleh Jakarta untuk membuka wawasan bagi yang bersangkutan,” ujar Pramono.

    Dia juga menginginkan agar edutrip tersebut membuat anak-anak Jakarta memiliki cita-cita yang tinggi untuk masa depan mereka. 

    Pria yang akrab disapa Pram itu menceritakan saat masih duduk di bangku kelas 4 SD, ia ingin sekali melihat Monumen Nasional (Monas). Sejak saat itu, ia berkeinginan agar punya kesempatan untuk selalu melihat Monas. Siapa sangka, ia kini justru memiliki kantor yang tepat berhadapan dengan Monas.

    “Ini untuk memacu semangat. Dengan kerja keras, kesungguhan, mimpi, fokus, dan sebagainya saya yakin ini akan menjadi modal untuk bisa bersekolah dengan baik,” ungkap Pramono.

    Pada Kamis, dia juga berkesempatan melepas kegiatan edutrip yang diikuti siswa-siswi tahap SD, SMP hingga SMK.

    Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Nahdiana menyebutkan sebanyak 1.000 siswa penerima KJP dari jenjang SD, SMP, SMK dijadwalkan mengunjungi beberapa museum dan perpustakaan di Jakarta.

    “Peserta edutrip berangkat dari delapan titik kecamatan menggunakan bus sekolah dengan tujuan museum-museum dan perpustakaan di Jakarta,” tutur Nahdiana.

    Dia menjelaskan peserta didampingi oleh 215 guru pendamping dan 45 pemandu wisata dari SMK Negeri 27 dengan jurusan Usaha Layanan Wisata.

    Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran secara kontekstual dan memberikan suasana belajar di luar kelas dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di Kota Jakarta.

    “Terima kasih kepada seluruh kolaborator yang membantu pelaksanaan ini. Kepada Baznas Bazis DKI, PAM Jaya dan seluruh OPD terkait,” tutup Nahdiana.

    Sumber : Antara

  • Deretan Hewan Paling Menakutkan di Dunia, Bikin Merinding!

    Deretan Hewan Paling Menakutkan di Dunia, Bikin Merinding!

    Ikan batu adalah ahli kamuflase, ditemukan di seluruh terumbu karang dari Australia hingga Indo-Pasifik. Ikan ini dapat sangat menyerupai batu sehingga alga tumbuh di kulitnya, menyembunyikannya dari predator, mangsa, dan bahkan perenang. Ikan ini juga merupakan salah satu ikan paling berbisa di dunia. Saat berburu, ia menunggu tanpa bergerak hingga mangsa mendekat, lalu menghisapnya ke dalam mulutnya dalam waktu kurang dari sedetik. Bagi manusia, menginjak ikan batu bisa berakibat fatal. Duri punggungnya mengeluarkan racun yang sangat menyakitkan sehingga beberapa korban memohon untuk diamputasi (menurut Museum Australia ). Tanpa antibisa, racun tersebut dapat melumpuhkan otot dan dapat membunuh dalam hitungan jam.Foto: Boredpanda

  • ‘Bola Api’ Misterius Bikin Heboh Langit Jepang, Fenomena Apa Itu?

    ‘Bola Api’ Misterius Bikin Heboh Langit Jepang, Fenomena Apa Itu?

    GELORA.CO – Langit Jepang bagian barat mendadak heboh. Sebuah ‘bola api’ melintas cepat pada Selasa (19/8/2025) malam, membuat kaget warga dan menjadi sorotan para ahli astronomi. Fenomena tak biasa ini terjadi sekitar pukul 23.00 waktu setempat dan terlihat dari jarak ratusan kilometer.

    Video dan foto yang beredar di media sosial menunjukkan cahaya sangat terang yang melaju kencang di angkasa.

    “Sebuah cahaya putih yang belum pernah saya lihat sebelumnya turun dari atas, dan menjadi begitu terang hingga saya bisa melihat jelas bentuk rumah-rumah di sekitar,” kata Yoshihiko Hamahata, seorang pengemudi di Prefektur Miyazaki, kepada NHK seperti dikutip Rabu (20/8/2025).

    “Rasanya seperti siang hari. Sesaat saya tidak tahu apa yang terjadi dan sangat terkejut,” ujarnya.

    Yesterday, a large fireball passed through the sky above Japan. For a moment, it became as bright as daytime🌠 pic.twitter.com/4ahr9FASXb

    — おはよ!まいぶらざー (@OhayoMybrother) August 20, 2025
    Fireball atau Bolide?

    Para ahli buru-buru menjelaskan fenomena ini. Kepala Museum Antariksa Sendai di Kagoshima, Toshihisa Maeda, menyebut cahaya misterius itu sebagai fireball, atau meteor dengan cahaya yang sangat terang. Maeda menduga, benda angkasa itu jatuh ke Samudra Pasifik.

    “Orang-orang melaporkan merasakan getaran udara,” ujar Maeda kepada AFP. “Cahayanya seterang bulan.”

    Menurut badan antariksa Amerika Serikat, NASA, benda penyebab fenomena fireball bisa berukuran lebih dari satu meter. Jika fireball itu meledak di atmosfer, istilah teknisnya adalah bolide. Meskipun begitu, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.

    Fenomena seperti ini, meskipun jarang, bukan hal baru. Namun, intensitas cahaya dan getaran yang dirasakan warga Jepang menunjukkan adanya objek angkasa yang cukup besar.

    Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa alam semesta menyimpan banyak misteri yang masih menunggu untuk dipecahkan.

  • ​Potret Indahnya Nusantara, Intip 80 Tahun Keberagaman Indonesia dari Lensa Fotografi

    ​Potret Indahnya Nusantara, Intip 80 Tahun Keberagaman Indonesia dari Lensa Fotografi

    Jakarta: Dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, komunitas Negeri Elok menggelar pameran fotografi bertajuk ’80 Tahun Keberagaman’ di Musem Nasional Indonesia. 

    Pameran foto ini mengabadikan kekayaan budaya alam, budaya, dan kehidupap masyarakat Indonesia. Foto-foto yang dipajang memotret keindahan Indonesia lewat delapan tema, yakni, masa lalu, wajah, lanskap, kuliner, fauna, arsitektur, budaya, dan film.

    Andra Matin dan Davy Linggar menjadi kurator 80 foto karya fotografer ternama Indonesia yang ditampilkan dalam pameran ini. Tak hanya itu, instalasi ruang pameran juga dirancang khusus oleh Davy Linggar.
     

    Representatif Komunitas Negeri Elok, Winda Malika Siregar, menyebut karya-karya ini menunjukkan Indonesia tak hanya merayakan sejarah kemerdekaan, namun menunjukkan bahwa Indonesia juga hidup, tumbuh, dan bergerak bersama masyarakatnya.

    Pameran ini juga menghadirkan instalasi unik dari 1945 bambu runcing yang menjadi simbol perjuangan Indonesia. Instalasi air bunga 1945 yang dipasang juga merefleksikan perjalanan bangsa menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Ruang Pameran juga mengaplikasikan instalasi pencahayaan, permainan bayangan, hingga elemen videografi nan memukau. Instalasi tersebut membuat pengunjung yang hadir dan penikmat seni bisa menikmati karya-karya dari kacamata para fotografer.

    Pameran 80 Tahun Keberagaman ini dibuka untuk umum mulai tanggal 20-31 Agustus 2025. Tiket masuk dapat dipesan melalui situs resmi Museum Nasional Indonesia.

    Jakarta: Dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, komunitas Negeri Elok menggelar pameran fotografi bertajuk ’80 Tahun Keberagaman’ di Musem Nasional Indonesia. 
     
    Pameran foto ini mengabadikan kekayaan budaya alam, budaya, dan kehidupap masyarakat Indonesia. Foto-foto yang dipajang memotret keindahan Indonesia lewat delapan tema, yakni, masa lalu, wajah, lanskap, kuliner, fauna, arsitektur, budaya, dan film.
     

    Andra Matin dan Davy Linggar menjadi kurator 80 foto karya fotografer ternama Indonesia yang ditampilkan dalam pameran ini. Tak hanya itu, instalasi ruang pameran juga dirancang khusus oleh Davy Linggar.
     

     
    Representatif Komunitas Negeri Elok, Winda Malika Siregar, menyebut karya-karya ini menunjukkan Indonesia tak hanya merayakan sejarah kemerdekaan, namun menunjukkan bahwa Indonesia juga hidup, tumbuh, dan bergerak bersama masyarakatnya.
     
    Pameran ini juga menghadirkan instalasi unik dari 1945 bambu runcing yang menjadi simbol perjuangan Indonesia. Instalasi air bunga 1945 yang dipasang juga merefleksikan perjalanan bangsa menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia.
     
    Ruang Pameran juga mengaplikasikan instalasi pencahayaan, permainan bayangan, hingga elemen videografi nan memukau. Instalasi tersebut membuat pengunjung yang hadir dan penikmat seni bisa menikmati karya-karya dari kacamata para fotografer.
     
    Pameran 80 Tahun Keberagaman ini dibuka untuk umum mulai tanggal 20-31 Agustus 2025. Tiket masuk dapat dipesan melalui situs resmi Museum Nasional Indonesia.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari

    Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari

    Arsip foto – Pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. (ANTARA/Siti Nurhaliza/pri).

    Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 19 Agustus 2025 – 13:49 WIB

    Elshinta.com – Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, mencatat jumlah pengunjung selama pekan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI mencapai rata-rata 20 ribu orang per hari.

    “Selama pekan kemerdekaan HUT ke-80 RI ini rata-rata per hari 20 ribu pengunjung di TMII,” kata Kepala Departemen Hubungan Pemangku Kepentingan TMII Ken Elsa saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebut TMII masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat untuk merayakan momen HUT Kemerdekaan RI.

    Lonjakan pengunjung itu dipicu beragam acara bertema kemerdekaan yang digelar, mulai dari parade budaya, lomba rakyat, hingga pertunjukan musik.

    “Saat 17 Agustus 2025, kami ada beragam lomba terbuka untuk seluruh pengunjung. Itu menjadi daya tarik TMII sehingga menjadi ramai dan seru,” ujar Elsa.

    Rangkaian lomba terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori dewasa kelompok dengan lomba tarik tambang perempuan dan laki-laki, estafet tepung, balon air, lompat suit, dan panjat pinang.

    Lalu, kategori dewasa perorangan dengan lomba balap karung dan makan kerupuk.

    Ada pula kategori anak-anak kelompok dengan lomba bakiak dan estafet karung. Sementara pada kategori anak-anak perorangan terdapat lomba memasukkan pensil ke dalam botol, membawa kelereng dengan sendok, cantol caping, dan makan kerupuk.

    “Pendaftaran langsung datang ke lokasi, semua lomba Alhamdulillah ramai pendaftar. Tapi peminat terbanyak dan paling seru lomba panjat pinang dan tarik tambang,” ucap Elsa.

    Selain lomba, TMII juga menggelar acara lain, seperti kuliner Nusantara, pesta rakyat Nusantara, musik pangling band dan Nusantara, penampilan air mancur Tirta Menari, dan Reog Ponorogo.

    “Kita juga ada program tiket khusus selama Agustus, bagi yang namanya ada unsur ‘Agus’ gratis tiket masuk. Lalu selama periode kedatangan 17-18 Agustus ada tiket Merdeka Seru hanya bayar Rp17 ribu saja,” jelas Elsa.

    Lebih lanjut, dia mengatakan HUT RI selalu menjadi momen spesial bagi TMII. Antusiasme masyarakat tahun ini juga meningkat signifikan dibandingkan hari biasanya.

    Bahkan, pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), tetapi juga dari berbagai daerah lain.

    Sejumlah wahana, seperti anjungan daerah, museum, serta area rekreasi keluarga menjadi lokasi favorit yang ramai dikunjungi.

    “Target kami, selama periode kemerdekaan mencapai angka 60 ribu pengunjung,” tutur Elsa.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola TMII masih mendata total jumlah pengunjung selama libur periode kemerdekaan yakni 16-18 Agustus 2025.

    Sumber : Antara

  • Ilmuwan Masih Terus Lacak Spesies Manusia Pertama

    Ilmuwan Masih Terus Lacak Spesies Manusia Pertama

    Jakarta

    Semua manusia saat ini adalah anggota spesies manusia modern Homo sapiens, bahasa Latin untuk ‘manusia yang berpengetahuan.’ Namun, kita bukanlah satu-satunya manusia yang pernah ada.

    Fosil-fosil semakin mengungkap lebih banyak tentang manusia purba dalam genus Homo, nenek moyang seperti Homo erectus (bahasa Latin untuk ‘manusia tegak’), yang hidup di Afrika, Asia, dan sebagian Eropa antara 1,9 juta dan 110.000 tahun yang lalu.

    Para ilmuwan kini mengenali lebih dari selusin spesies dalam genus Homo. Jadi, apa sebenarnya spesies manusia pertama? Jawabannya, ternyata tidak begitu jelas.

    Penemuan fosil di Maroko telah mengungkapkan bahwa manusia modern secara anatomis muncul setidaknya 300 ribu tahun yang lalu. Namun, spesies manusia tertua yang diketahui secara pasti oleh para ilmuwan disebut Homo habilis, atau ‘manusia serba bisa’, primata pengguna alat yang berjalan tegak dan hidup di Afrika antara 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun yang lalu.

    Teori Evolusi Darwin

    Teori evolusi melalui seleksi alam pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin ‘On the Origin of Species’ pada 1859. Buku ini menjelaskan bagaimana organisme berubah seiring waktu sebagai akibat dari perubahan sifat fisik atau perilaku yang diwariskan.

    Namun, fosil-fosil yang lebih awal menunjukkan bahwa spesies Homo lain mungkin mendahului H. habilis. Kelangkaan fosil manusia purba menyulitkan untuk mengetahui apakah spesimen yang tidak biasa tersebut merupakan spesies yang baru ditemukan atau sekadar anggota tipikal dari spesies yang telah dikenal.

    Selain itu, evolusi dapat berlangsung secara bertahap, sehingga sulit untuk menentukan kapan spesies baru muncul, terutama ketika fosil memiliki campuran ciri-ciri dari spesies yang berbeda.

    “Proses evolusi itu berkelanjutan, tetapi label yang kita berikan untuk memudahkannya bersifat statis,” ujar Tim D. White, seorang paleoantropolog di University of California Berkeley, dikutip dari Live Science, Selasa (19/8/2025).

    Homo Tertua

    Sebagian besar teori evolusi menyatakan bahwa H. habilis berevolusi dari genus primata yang lebih awal bernama Australopithecus, bahasa Latin untuk ‘kera selatan’ karena fosilnya pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

    Berbagai spesies Australopithecus hidup sekitar 4,4 juta hingga 1,4 juta tahun yang lalu. Kemungkinan H. habilis berevolusi langsung dari spesies Australopithecus afarensis, contoh paling terkenal adalah ‘Lucy’ yang digali di Hadar, Ethiopia, pada 1974.

    Fosil-fosil genus kita biasanya dibedakan dari fosil Australopithecus berdasarkan gigi Homo yang lebih kecil dan otak yang relatif besar, yang menyebabkan penggunaan alat-alat batu yang lebih luas.

    Namun, White mencatat bahwa ciri-ciri seperti gigi yang lebih kecil dan otak yang lebih besar pasti muncul pada populasi Australopithecus tempat Homo purba berevolusi.

    “Jika Anda memiliki Australopithecus betina, tidak ada kelahiran yang pada saat itu ia akan menamai anaknya Homo,” katanya.

    Akibatnya, tidak ada titik waktu pasti kapan Homo berasal. Sebaliknya, genus Homo muncul kira-kira antara 2 juta hingga 3 juta tahun yang lalu, kata White.

    Berkembang di Afrika

    Sejak 1970-an, para peneliti di Afrika telah menemukan fosil yang mereka kaitkan dengan spesies purba lain, Homo rudolfensis, yang menantang gagasan bahwa H. habilis adalah Homo paling awal.

    H. rudolfensis tampaknya secara fisik jauh lebih besar, memiliki otak yang lebih besar, dan struktur wajah yang lebih datar daripada H. habilis, yang mungkin membuatnya lebih mirip manusia modern.

    Fosil-fosilnya kira-kira seusia dengan H. habilis, sekitar 2,4 juta tahun. Namun, hanya ada satu fosil Homo rudolfensis yang benar-benar bagus, menurut Smithsonian National History Museum, sehingga para ilmuwan tidak tahu apakah H. rudolfensis adalah H. habilis yang tidak biasa atau bahkan Austrolopithicus dengan otak yang lebih besar dari biasanya.

    Paleoantropolog Rick Potts, yang mengepalai program Asal Usul Manusia di Smithsonian Institute, mengatakan bahwa bahkan fosil yang lebih tua dari Afrika tampaknya berasal dari genus Homo dan mungkin mendahului kedua spesies tersebut.

    Fosil tertua dari fosil-fosil tersebut berasal dari sekitar 2,8 juta tahun yang lalu, tetapi hanya berupa fragmen, beberapa tulang rahang dan beberapa gigi, sehingga tidak cukup untuk memastikan apakah fosil tersebut berasal dari spesies Homo yang berbeda dan tidak disebutkan namanya. Sebuah studi pada 2025 menemukan gigi tambahan yang berasal dari 2,59 juta hingga 2,78 juta tahun yang mungkin juga berasal dari spesies Homo awal yang misterius ini.

    Jadi, mungkin saja spesies manusia pertama belum ditemukan. “Ada banyak kegembiraan, tetapi juga banyak ketidakpastian, tentang upaya untuk menemukan lebih banyak tentang asal-usul genus Homo,” kata Potts.

    (rns/fay)

  • Ribuan siswa ikut Wisata Perjuangan di Museum PETA Bogor

    Ribuan siswa ikut Wisata Perjuangan di Museum PETA Bogor

    Kota Bogor (ANTARA) – Ribuan siswa sekolah dasar hingga menengah mengikuti kegiatan Wisata Perjuangan di Museum PETA (Pembela Tanah Air), Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, dalam rangkaian Festival Merah Putih (FMP) yang berlangsung hingga Jumat (22/8).

    Ketua Umum FMP, Benyamin Mbooh, menyebutkan setiap harinya terdapat lima sekolah yang dilibatkan, dengan masing-masing sekolah mengirimkan sekitar 250 siswa. Para peserta diajak menelusuri koleksi benda bersejarah di museum, sembari mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata.

    “Tujuannya agar anak-anak bisa belajar mengenal para pejuang dan tidak melupakan sejarah. Harapannya, kegiatan ini dapat menginspirasi mereka di masa depan,” ujar Benyamin.

    Ia menambahkan, kegiatan tersebut juga menjadi jawaban atas masih banyaknya generasi muda yang belum mengenal tokoh-tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

    Karena itu, pihaknya berharap Wisata Perjuangan dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang efektif.

    Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hery Karnadi, memberikan apresiasi atas langkah yang diinisiasi panitia FMP. Menurutnya, pembelajaran tidak selalu harus dilakukan di ruang kelas, melainkan bisa melalui kunjungan ke tempat yang memiliki nilai historis.

    “Ini menjadi salah satu media memperkenalkan bagaimana sejarah bangsa ini dibentuk. Media belajar tidak hanya di kelas,” kata Hery.

    Hery menilai, untuk anak-anak sekolah dasar, pembelajaran sejarah sebaiknya tidak hanya mengandalkan teori. Ia menilai metode praktik langsung, seperti berkunjung ke museum, lebih efektif menumbuhkan minat belajar siswa.

    “Saya sepakat dengan metode pembelajaran sambil praktik. Anak-anak lebih cepat mengenal dibandingkan hanya diberi teori di kelas. Misalnya belajar sejarah, ya datang langsung ke museum,” pungkasnya.

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Australia Temukan Fosil Paus Purba Berusia 26 Juta Tahun, Punya Gigi Tajam

    Australia Temukan Fosil Paus Purba Berusia 26 Juta Tahun, Punya Gigi Tajam

    Bisnis.com, JAKARTA — Para ilmuwan telah menemukan paus purba yang “terlihat lucu” dengan mata besar dan gigi tajam yang melahap mangsa di lepas pantai Australia sekitar 26 juta tahun lalu.

    Paus purba tersebut memiliki nama ilmiah Janjucetus dullardi, dan merupakan salah satu sepupu dari paus biru raksasa (Balaenoptera musculus). 

    “Bayangkan versi paus balin yang mirip hiu, kecil dan tampak imut, tetapi jelas tidak berbahaya,” kata Mahasiswa Doktoral Paleontologi Monash University Australia, Ruairidh Duncan, dikutip dari LiveScience (18/8/2025)

    Para peneliti mengidentifikasi spesies baru ini dari potongan tengkorak yang ditemukan di pesisir tenggara Australia. Spesies yang ditemukan itu disebut masih remaja, dengan panjang 2,1 meter, menurut sebuah studi di jurnal Zoological Journal of the Linnean Society, Selasa (12/8/2025).

    J. dullardi termasuk dalam famili paus kecil yang disebut mammalodontida, yang hidup di perairan hangat dan dangkal di lepas pantai Australia dan Selandia Baru selama Zaman Oligosen (33,9 juta hingga 23 juta tahun yang lalu).

    Periode tersebut tidak lama, dalam waktu evolusi, sejak nenek moyang paus masa kini pertama kali kembali ke laut sekitar 50 juta tahun yang lalu.

    Seorang kepala sekolah bernama Ross Dullard pertama kali melihat fosil j. dullardi ketika berjalan di sepanjang pantai Half Moon Bay, dekat Melbourne, pada 2019.

    Fosil-fosil itu tersingkap di dasar singkapan batuan yang terkikis gelombang (Formasi Marl Jan Juc), lalu setelah Dullard menemukan fosil tersebut, dia menyumbangkannya ke Museum Victoria.

    Untuk melakukan analisis detail terhadap fosil-fosil yang ditemukan Dullard, para peneliti menggunakan fotografi pemindaian mikroCT, dan teknik lainnya. Dari sana terungkap, ini merupakan penemuan spesies baru yang sebelumnya dikenal, dan pada akhirnya dinamai serupa dengan penemunya.

    Selama bertahun-tahun, Australia Tenggara telah menjadi pusat fosil paus purba, dengan dua spesies paus kecil lainnya ditemukan dari formasi Marl Jan Juc. 

    Para peneliti terus menemukan fosil di wilayah itu, dan berharap akan ada lebih banyak penemuan di tahun-tahun mendatang. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Fadli Zon Batal Rilis Sejarah Baru saat HUT ke-80 RI, Begini Respons Hasto

    Fadli Zon Batal Rilis Sejarah Baru saat HUT ke-80 RI, Begini Respons Hasto

    Bisnis.com, Jakarta — DPP PDIP mengapresiasi Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang batal merilis Sejarah Indonesia baru pada HUT RI ke-80 pada Minggu (17/8/2025). 

    Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan jika Sejarah Indonesia baru itu dirilis oleh pemerintahan, maka masyarakat akan gaduh karena ada banyak sejarah yang dianggap tidak sesuai dengan fakta sejarah.

    “Jadi dari berbagai upaya masukan agar sejarah dapat ditulis dengan benar, lalu ini didengarkan akhirnya penulisan sejarah yang menimbulkan kontroversi ini ditunda,” tuturnya di Jakarta, Senin (18/8/2025).

    Hasto menegaskan bahwa pihaknya juga telah membentuk Badan Nasional Sejarah Partai DPP PDI-Perjuangan agar memberi kontribusi kepada negara untuk belajar lagi tentang sejarah.

    “Badan ini akan memberikan kontribusi agar bangsa ini dapat belajar dari sejarah, lalu menatap masa depan yang jauh lebih optimis setelah melihat kebenaran sejarah itu,” katanya.

    Dia memastikan PDIP bakal terus memberikan kontribusi terkait penulisan ulang sejarah Indonesia sesuai arahan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

    “Mari kita semua melihat penulisan sejarah dengan kebenaran melalui kajian akademis dan melihat sejarah secara komprehensif,” ujarnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, buku penulisan ulang sejarah Indonesia dipastikan batal dirilis pada 17 Agustus 2025 atau bertepatan dengan momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut bahwa 17 Agustus 2025 yang ditetapkan sebelumnya merupakan tenggat waktu (deadline) dari penulisan buku sejarah Indonesia versi terbaru. Dia pun menepis anggapan bahwa tidak dirilisnya buku sejarah Indonesia pada momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI bukan karena ditunda.

    “Bukan ditunda. Memang belum selesai karena rancangannya itu penulisannya selesai 17 Agustus [2025]. Itu deadline yang kami berikan dan sudah selesai,” katanya saat ditemui di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

    Fadli mengatakan proses penyusunan buku sejarah Indonesia kini tengah memasuki proses editing. Dalam proses editing tersebut, akan ditambahkan pula masukan-masukan yang disampaikan oleh masyarakat di kalangan akademik dari sejumlah diskusi publik yang telah digelar oleh Kemenbud.

  • Pohon Kelapa Gantikan Beton Cegah Abrasi di Pantai Panjang Bengkulu

    Pohon Kelapa Gantikan Beton Cegah Abrasi di Pantai Panjang Bengkulu

    Liputan6.com, Jakarta Pesisir Pantai Panjang Kota Bengkulu sepanjang 7 kilometer yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, merupakan wilayah yang sangat rawan pengikisan oleh air laut atau abrasi. Meskipun sudah dibentengi dengan beton penahan gelombang atau break water, tetap saja laju abrasi sulit dibendung.

    Kondisi ini menggugah pemerintah Kota Bengkulu untuk membuat gerakan menanam 10.000 pohon kelapa secara serentak yang mereka sebut dengan istilah Gempala.

    “Tidak hanya berfungsi melindungi daratan saja, akan banyak manfaat yang bisa diambil masyarakat jika nanti plribuan pohon yang kita tanam ini sudah menghasilkan,” kata Wali Kota Dedy Wahyudi di Bengkulu, Senin (18/8).

    Lokasi penanaman di tepian samudera Indonesia khususnya Pantai Panjang Kota Bengkulu, tempat ombak menyapa pasir tanpa henti, 10.000 pohon kelapa yang ditanam merupakan jejak harapan baru bagi masyarakat Bengkulu.

    Isharani (53) warga Kelurahan Lempuing yang sehari hari berjualan di kawasan wisata Pantai Panjang mengatakan, gerakan ini merupakan slah satu daya tarik dan pemicu para wisatawan untuk datang ke kawasan ini.

    “Para kreator digital kami harap bisa mempublish konten menarik dengan tagline 10k kelapa Pantai Panjang, pasti keren,” ujar Isharani yang akrab disapa Ujang Bogel tersebut.

    Gerakan menanam 10.000 pohon kelapa yang digagasa Dedy Wahyudi ini ternyata didukung penuh pemerintah Provinsi Bengkulu. Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mewakili Gubernur Helmi Hasan langsung hadir dengan membawa ribuan ASN bersama bibit kelapa siap tanam.

    “Ini adalah harapan sekaligus komitmen seluruh masyarakat Bengkulu untuk menjadikan Bengkulu hijau dan tangguh dalam menghadapi perubahan iklim,” ujar Herwan Antoni.

    Pantai Panjang merupakan kawasan strategis sekaligus rentan terhadap abrasi. Karena itu, penanaman pohon kelapa dinilai tepat untuk menjaga kestabilan ekosistem pesisir.

    Usai penanaman, acara dilanjutkan dengan penyerahan piagam dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang diberikan langsung oleh Direktur Operasional MURI, Jusuf Ngadri, dalam kategori penanaman kelapa terbanyak di pantai.

    Herwan berharap gerakan ini dapat berlanjut dan menjadi budaya masyarakat dalam menjaga lingkungan. Dia juga menekankan pentingnya penataan kawasan Pantai Panjang agar lebih indah, bersih, dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan.

    “Dengan gerakan ini, kita berharap kesadaran masyarakat Bengkulu untuk peduli lingkungan semakin meningkat, sehingga kelestarian alam tetap terjaga,” pungkasnya.