Tempat Fasum: museum

  • Jumlah pengunjung Kota Tua Jakbar merosot drastis hari ini

    Jumlah pengunjung Kota Tua Jakbar merosot drastis hari ini

    Jakarta (ANTARA) – Jumlah pengunjung Kota Tua, Jakarta Barat, merosot drastis pada Minggu buntut aksi unjuk rasa di Jakarta dalam beberapa hari terakhir.

    Dari data Unit Pengelola Kawasan (UPK), hanya ada 569 pengunjung yang mendatangi kawasan cagar budaya itu dengan 535 wisatawan domestik dan 34 wisatawan mancanegara. Mereka mengunjungi lokasi tersebut pada pukul 08.00-18.00 WIB.

    Jumlah itu berkurang drastis dibandingkan pada Minggu (24/8), sebanyak 7.480 orang yang mengunjungi Kota Tua, dengan 7.180 wisatawan lokal dan 270 wisatawan mancanegara.

    Sejumlah museum di Kota Tua pun telah ditutup untuk sementara, menyusul eskalasi aksi demonstrasi di wilayah Jakarta.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan, seluruh lokasi yang terdampak unjuk rasa telah dibersihkan dengan pengerahan sebanyak 1.325 personel kebersihan.

    “Seluruh lokasi sudah kita bersihkan secara tuntas. Meski demikian, petugas kami masih tetap siaga untuk mengantisipasi adanya sampah susulan,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto.

    Dalam operasi pembersihan tersebut, DLH mengerahkan 1.325 personel, lebih banyak dari rencana awal 1.150 petugas. Mereka didukung dengan 51 unit penyapu jalan (road sweeper), 70 truk sampah dan 49 mobil lintas pengangkut sampah.

    Pembersihan dilakukan secara menyeluruh di lima wilayah administrasi Jakarta dengan fokus pada lokasi dan jalan protokol yang menjadi pusat unjuk rasa.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • UNESCO Tetap Situs Sejarah Kekejaman Khmer Merah Sebagai ‘Warisan Dunia”

    UNESCO Tetap Situs Sejarah Kekejaman Khmer Merah Sebagai ‘Warisan Dunia”

    JAKARTA – Sidang ke-47 Komite Warisan Dunia UNESCO di Paris pada Juli lalu menetapkan tiga situs sejarah terkait kekejaman Pemerintahan Khmer Merah di Kamboja ditetapkan sebagai “Warisan Dunia”.

    Penjara Tuol Sleng dan ladang pembantaian Choeung Ek di Phnom Penh, serta penjara M-13 di Provinsi Kampong Chhnang ditetapkan sebagai “Situs Peringatan Kamboja: Dari pusat penindasan menjadi tempat perdamaian dan refleksi” dalam pertemuan UNESCO di Paris pada hari Jumat.

    “Ini adalah model bagi dunia, yang menunjukkan perjuangan panjang Kamboja, rekonsiliasi, semangat persatuan nasional, menemukan keadilan bagi para korban, dan membangun perdamaian,” kata Menteri Kebudayaan sementara Kamboja Hab Touch, dikutip dari Reuters 25 Agustus.

    Situs-situs Khmer Merah menandai daftar Warisan Dunia kelima Kamboja, dan merupakan nominasi era modern pertama negara itu dan salah satu yang pertama secara global terkait dengan konflik terkini.

    Situs-situs tersebut merupakan pengingat nyata akan kekejaman yang dilakukan di bawah rezim Pol Pot dari tahun 1975 hingga 1979, yang menewaskan sekitar 1,7 juta hingga 2,2 juta orang, banyak di antaranya akibat kelaparan, penyiksaan, atau eksekusi.

    Kuburan massal di ladang pembantaian Choeung Ek. (UNESCO/TSGM/Hang Nisay)

    “Semoga prasasti ini menjadi pengingat abadi bahwa perdamaian harus selalu dipertahankan,” kata Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam pesan video yang diunggah daring, dikutip dari CNN.

    “Dari babak-babak tergelap dalam sejarah, kita dapat menimba kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi umat manusia,” tambahnya.

    Museum Genosida Tuol Sleng, yang terletak di ibu kota Phnom Penh, merupakan bekas sekolah menengah atas yang digunakan oleh Khmer Merah sebagai penjara yang terkenal kejam. Lebih dikenal sebagai S-21, sekitar 15.000 orang dipenjara dan disiksa di sana.

    Sementara, Penjara M-13, yang terletak di pedesaan provinsi Kampong Chhnang di Kamboja tengah, juga dianggap sebagai salah satu penjara utama di masa awal Khmer Merah.

    Sedangkan Choeung Ek, yang terletak sekitar 15 kilometer (10 mil) di selatan ibu kota, digunakan sebagai tempat eksekusi dan kuburan massal. Kisah kekejaman yang dilakukan di sana menjadi fokus film tahun 1984 “The Killing Fields”, yang diangkat dari pengalaman jurnalis foto New York Times Dith Pran dan koresponden Sydney Schanberg.

    Diketahui, Khmer Merah merebut Phnom Penh pada 17 April 1975, dan segera menggiring hampir seluruh penduduk kota ke pedesaan. Di sana, mereka dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang keras hingga tahun 1979, ketika rezim tersebut digulingkan dari kekuasaan oleh invasi dari negara tetangga Vietnam.

    Sebelumnya, empat situs arkeologi Kamboja telah dimasukkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Angkor, Preah Vihear, Sambo Prei Kuk dan Koh Ker, kata Ministry of Culture and Fine Arts Kamboja.

  • Situasi Terkini Kediri: Kantor dan Mal Tutup Lebih Cepat Usai Kerusuhan

    Situasi Terkini Kediri: Kantor dan Mal Tutup Lebih Cepat Usai Kerusuhan

    Kediri (beritajatim.com) – Suasana Kota Kediri pada Minggu (31/8/2025) terlihat tidak seperti biasanya. Berdasarkan pantauan pukul 18.00 WIB, sejumlah kantor pemerintahan, perbankan, hingga pusat perbelanjaan tampak tutup dan melakukan pemadaman lampu.

    Balai Kota Kediri, Kantor OJK, Bank Indonesia, BNI, BCA, hingga gerai McDonald’s tidak beroperasi. Hal serupa juga terlihat di pusat perbelanjaan besar, yakni Kediri Mall dan Kediri Town Square.

    Salah satu mal terbesar di Kota Kediri, penutupan lebih cepat ini menyusul adanya pengumuman resmi dari manajemen. Redaksi beritajatim.com mendapatkan pengumuman tersebut dan menvalidasi informasi dari pihak karyawan.

    “Dear All demi keamanan dan keselamatan bersama dan dimengerti dengan berat hati kami sampaikan mall tutup lebih cepat. Pukul 16.00 Gate tutup 17.00 WIB steril. Bapak/ibu jangan terprovokasi berita diluar. Managemen akan berusaha sebaik mungkin mengikuti arahan dari Polres dan Koramil serta Pemkot. Saat ini hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Kota Kediri.”

    CL, salah satu karyawan mal tersebut, mengaku diliputi rasa cemas. “Seperti saya rumahnya jauh di Pare sana. Kalau melihat kejadian kemarin tentu takut. Sampai kapan situasi seperti ini terjadi,” ujarnya, pada Minggu (30/8/2025).

    Sejumlah kantor pemerintahan, perbankan, hingga pusat perbelanjaan di Kota Kediri tampak tutup dan melakukan pemadaman lampu.

    Hal senada juga diungkapkan KS, seorang pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Ia berharap situasi cepat pulih agar bisa kembali bekerja normal. “Mas, apa akan ada aksi susulan atau sasaran lain?” katanya penuh khawatir. “Semoga sudah kemarin saja mas,” tambahnya.

    Meski aktivitas sejumlah kantor, bank, pusat belanja, dan tempat makan dihentikan lebih awal, aparat keamanan terlihat berjaga di titik-titik vital untuk mencegah potensi gangguan. Mereka juga tampak bersiaga di tempat-tempat tersebut. Patroli gabungan besar-besaran digelar oleh Polres Kediri Kota bersama Kodim 0809 Kediri dan unsur keamanan lain.

    Kapolres Kediri Kota, AKBP Saputra Ibrahim, menegaskan komitmen aparat menjaga ketertiban. Pihaknya memastikan masyarakat tetap merasa aman dan aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan normal.

    Kerusuhan sebelumnya melibatkan ribuan massa yang membakar Gedung DPRD Kota dan Kabupaten Kediri, Kantor Bupati Kediri, Museum Bhagawanta Bhari, Markas Satlantas Polres Kediri Kota, kantor Samsat Katang dan Pare, serta sejumlah polsek dan pos polisi. Massa juga menjarah barang-barang elektronik dari gedung pemerintahan. [nm/but]

  • Kerusuhan Besar di Kediri Berujung Pembatalan ‘Kediri Merdeka Run 2025’

    Kerusuhan Besar di Kediri Berujung Pembatalan ‘Kediri Merdeka Run 2025’

    Kediri (beritajatim.com) – Kerusuhan besar melanda Kediri pada Sabtu malam 30 Agustus 2025 hingga Minggu dini hari 31 Agustus 2025. Ribuan massa yang datang menggunakan sepeda motor menyerang Kantor Pemerintah Kabupaten dan Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Massa melempari bangunan pemerintah, melakukan penjarahan, hingga membakar fasilitas.

    Sebelum menyerang dua gedung pemerintahan tersebut, massa terlebih dahulu mendatangi Markas Polres Kediri Kota dan membakar Gedung DPRD Kota Kediri. Museum Bagawanta Bhari juga menjadi sasaran perusakan. Massa melakukan pembakaran sekaligus mengambil sejumlah benda purbakala. Aksi serupa terjadi di Kantor Samsat Katang Kabupaten Kediri serta Kantor Samsat Pare.

    Kerusuhan berlanjut dengan pembakaran Markas Polsek Ngasem, pos polisi di beberapa titik Kabupaten dan Kota Kediri, hingga Markas Satlantas Polres Kediri Kota. Jalan Soekarno Hatta, jalur utama pusat perkantoran dan perekonomian Kabupaten Kediri, lumpuh total akibat blokade massa.

    Situasi ini berdampak luas, salah satunya pembatalan agenda Kediri Merdeka Run 2025 yang sedianya digelar pada Minggu, 31 Agustus 2025 di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG). Panitia menyampaikan pengumuman resmi melalui media sosial yang juga menyebar ke berbagai grup WhatsApp.

    “Salam cinta Indonesia kawan-kawan. Kami perlu menyampaikan informasi penting. Dengan penuh rasa empati terhadap penyampaian aspirasi oleh masyarakat dan perkembangan situasi saat ini, kami sampaikan bahwa penyelenggaraan acara Flag Off ‘Kediri Merdeka Run’ yang sedianya digelar pada hari Minggu 31 Agustus 2025 di kawasan Taman Hijau SLG Kabupaten Kediri dibatalkan demi kebaikan bersama. Terima kasih atas pengertian dan dukungan dari kawan semua. Informasi lebih lanjut mengenai langkah berikutnya akan segera diumumkan melalui kanal resmi panitia. Salam sehat dan tetap semangat.”

    Kediri Merdeka Run 2025 sejatinya memasuki tahun ketiga penyelenggaraan setelah sebelumnya dikenal dengan nama Kediri Run. Ajang ini selalu mendapat antusiasme besar dari masyarakat. Tahun ini jumlah peserta tercatat lebih dari 1.500 orang untuk kategori 5K dan sekitar 60 anak untuk kategori kids run.

    Pada saat pengambilan race pack di Pendopo Panjalu Jayati, Jumat 29 Agustus 2025, Ketua Pokja 1 TP PKK Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana menyampaikan dukungan penuh atas gagasan Mbak Cicha menghadirkan kegiatan positif.

    “Mbak Cicha ingin masyarakat Kabupaten Kediri semakin sehat dengan berlari sekaligus memperkenalkan potensi wisata dan UMKM daerah. Tidak hanya warga Kediri, peserta dari luar daerah juga ikut hadir,” jelas Dyah Saktiana yang akrab disapa Nana dikutip dari laman resmi pemerintah daerah.

    Selain lomba lari, Kediri Merdeka Run 2025 juga menyiapkan pameran UMKM unggulan Kabupaten Kediri serta doorprize spektakuler, mulai dari sepeda motor, sepeda gunung, sepeda listrik, hingga hadiah menarik lainnya.

    “Semua ini bisa terlaksana berkat inisiatif Mbak Cicha yang didukung penuh oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menyehatkan, tetapi juga mengangkat nama Kabupaten Kediri di tingkat Jawa Timur bahkan nasional,” tambah Nana.

    Namun, harapan itu harus tertunda akibat kerusuhan yang melanda Kediri. Pembatalan Kediri Merdeka Run 2025 menjadi salah satu dampak nyata dari situasi darurat yang masih berlangsung di wilayah tersebut. [nm/suf]

    Pengumuman pembatalan acara

  • SBY Ingatkan Kader Demokrat: Jangan Buta dan Tuli Terhadap Rakyat

    SBY Ingatkan Kader Demokrat: Jangan Buta dan Tuli Terhadap Rakyat

    Pacitan (beritajatim.com) – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan pesan penting kepada kader Partai Demokrat terkait kepekaan sosial dan kepedulian terhadap rakyat di tengah gejolak demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah.

    SBY menyampaikan bahwa Partai Demokrat harus menjadi teladan dengan menunjukkan kepedulian nyata, tidak buta dan tuli terhadap penderitaan masyarakat.

    “Partai Demokrat harus menjadi teladan. Tunjukkan kepedulian nyata, jangan buta dan tuli terhadap apa yang dirasakan rakyat,” ujar SBY saat menutup Bimbingan Teknis Nasional (Bimteknas) Partai Demokrat gelombang pertama di Museum dan Galeri SBY *Ani, Pacitan, ditulis Minggu (31/8/2025).

    Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu meminta seluruh kader dan anggota partai tidak sekadar aktif dalam politik, tetapi juga hadir di tengah masyarakat yang menghadapi tantangan ekonomi. SBY menekankan pentingnya Demokrat hadir untuk mendengar aspirasi rakyat dan memperjuangkannya secara elegan dan konstitusional, bukan hanya saat menjelang pemilu.

    “Jangan hanya datang ketika pemilu. Demokrat harus hadir setiap saat, saat rakyat butuh perhatian dan solusi,” tegas putra kelahiran Pacitan tersebut.

    Pesan ini disampaikan di tengah situasi Indonesia yang sedang diguncang gelombang demonstrasi, yang dimulai pada Senin (25/8/2025) dan berlanjut hingga Kamis (28/8/2025).

    Aksi massa bermula di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, dan meluas ke berbagai daerah, hingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum serta aksi penyerbuan terhadap rumah beberapa wakil rakyat yang diduga memicu kemarahan warga. [tri/suf]

  • Kerusuhan Kediri, Museum Bhagawanta Bhari Dijarah Usai DPRD dan Kantor Bupati Dibakar

    Kerusuhan Kediri, Museum Bhagawanta Bhari Dijarah Usai DPRD dan Kantor Bupati Dibakar

    Kediri (beritajatim.com) – Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Kediri tak hanya berdampak pada Kantor Bupati dan Gedung DPRD, tetapi juga merugikan Museum Bhagawanta Bhari yang berada di belakang gedung dewan. Massa melakukan aksi perusakan dan penjarahan terhadap sejumlah koleksi bersejarah yang tersimpan di dalam museum.

    Setelah membakar Kantor Bupati dan Gedung DPRD Kabupaten Kediri, massa juga mengambil barang-barang elektronik dari dalam gedung tersebut. Tidak berhenti di situ, mereka bergerak ke Museum Bhagawanta Bhari dan melakukan penjarahan.

    Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Imam Mubarok Muslim, menyebutkan beberapa artefak penting hilang akibat aksi massa. “Artefak yang hilang di Museum Bhagawanta Bari, antara lain, Plakat HVA Sidomulyo 2 buah, Bata Ber Inskipsi dan Arca Sumber Cangkring,” ungkapnya, pada Sabtu malam 30 Agustus 2025.

    Imam Mubarok, yang akrab disapa Gus Barok, mengecam keras tindakan tersebut. Menurutnya, kerugian bukan hanya soal materi, melainkan nilai sejarah yang tidak bisa tergantikan.

    Selain merusak fasilitas publik, massa juga membakar sedikitnya 10 mobil di belakang Kantor Bupati Kediri, serta sejumlah sepeda motor dan perabotan di Jalan Soekarno Hatta, tepat di depan Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Tidak hanya itu, Kantor Samsat Katang yang berada di sisi barat Gedung DPRD juga menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran.

    Aksi massa ini merupakan rangkaian lanjutan dari kerusuhan sebelumnya. Ribuan orang dilaporkan lebih dulu merusak Markas Polres Kediri Kota dan membakar Gedung DPRD Kota Kediri, sebelum akhirnya bergerak ke wilayah Kabupaten Kediri. [nm/kun]

  • Kerusuhan di Kediri Meluas, Gedung DPRD dan Kantor Bupati Dibakar Massa

    Kerusuhan di Kediri Meluas, Gedung DPRD dan Kantor Bupati Dibakar Massa

    Kediri (beritajatim.com) – Kerusuhan di Kediri semakin meluas pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Setelah melakukan perusakan di Mapolres Kediri Kota dan membakar Gedung DPRD Kota Kediri, massa bergerak ke wilayah Kabupaten Kediri.

    Pantauan di lokasi, ribuan orang terlibat dalam aksi anarkis tersebut dengan menjarah dan membakar Kantor Bupati Kediri serta Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Barang-barang di dua kantor pemerintahan itu diambil dan dibawa pergi, bahkan koleksi benda bersejarah di Museum Kabupaten Kediri juga ikut dijarah.

    Dua kantor pemerintahan tersebut kemudian dibakar dengan lemparan bom molotov, membuat api cepat membesar. Barang-barang seperti meja, kursi, hingga kendaraan roda dua dan roda empat ikut dibakar di jalan raya depan dan belakang Gedung DPRD Kabupaten Kediri.

    Tidak berhenti di situ, massa bergerak ke arah barat dan menyasar Kantor Samsat Kabupaten Kediri. Sejumlah barang dari dalam kantor dilaporkan turut dijarah dan bangunan dirusak.

    Kerusuhan membuat Jalan Soekarno Hatta Kabupaten Kediri lumpuh total. Hingga kini Gedung DPRD Kabupaten Kediri dan Kantor Bupati Kediri masih terbakar, sementara sebagian massa bergeser menuju Markas Brimob Kediri. [nm/beq]

  • Wali Kota Bandung Farhan Sedih Banyak Kerusakan Imbas Demo Ricuh, Nilai Kerugian Tak Terhitung

    Wali Kota Bandung Farhan Sedih Banyak Kerusakan Imbas Demo Ricuh, Nilai Kerugian Tak Terhitung

    Menurut Farhan, nilai kerugian yang diakibatkan amukan massa saat aksi demonstrasi tersebut tidak terhitung. Selain fasilitas umum, sejumlah kantor dan bank juga mengalami kerusakan dan terbakar.

    “Lumayan berat kerusakannya, yang pertama di Jalan Diponegoro kedua di jalan Ir. Djuanda, kemudian taman, bangunan rusak Gedung DPRD Jabar, terbakar habis itu ada satu bank, satu kantor securitas, rumah makan Sambara, dua rumah warga, satu cagar budaya yang merupakan gedung museum parleman MPR RI yang dititipkan di Pemkot Bandung,” ucap dia.

  • Mbak Wali Buka Exhibition Museum 2025 Kediri, Hadirkan 8 Museum dan Komunitas Sejarah

    Mbak Wali Buka Exhibition Museum 2025 Kediri, Hadirkan 8 Museum dan Komunitas Sejarah

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati secara resmi membuka Exhibition Museum 2025 yang digelar di Taman Sekartaji.

    Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025.

    Dalam sambutannya, Mbak Wali sapaan akrab Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa wajah Kota Kediri maupun daerah-daerah lain di Indonesia hari ini tidak lepas dari rangkaian peristiwa di masa lampau.

    Peradaban yang ada saat ini, kata Mbak Wali, dipengaruhi oleh jejak sejarah, nilai-nilai budaya, dan perjuangan para pendahulu.

    “Seperti kata Ir. Soekarno, Jas Merah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Tidak terbatas pada era pra dan pasca kemerdekaan saja, kita juga perlu belajar banyak dari peninggalan arkeologis. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kediri bersama delapan museum dari Jawa Timur menghadirkan koleksinya di Taman Sekartaji sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi para generasi muda,” tutur Wali Kota Kediri, Jumat (29/8/2025).

    Lebih lanjut, Mbak Wali menegaskan bahwa melalui pameran museum ini, masyarakat diajak untuk menengok kembali jejak perjalanan sejarah, memaknai kebesaran masa lampau, sekaligus menjadikannya bekal untuk melangkah lebih kuat menuju masa depan.

    Harapannya pameran ini menjadi refleksi sekaligus motivasi bagi semua, terutama generasi muda, untuk semakin bersemangat berkarya, berprestasi, dan menginspirasi.

    “Tidak menutup kemungkinan, kita juga akan menorehkan sejarah baru yang suatu saat menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya,” pungkasnya.

    Exhibition Museum 2025, menghadirkan delapan museum dari Jawa Timur, antara lain, Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian (UNAIR Surabaya), Museum Song Terus dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan (Kabupaten Pacitan), Museum Penataran (Kabupaten Blitar), Museum Anjuk Ladang (Kabupaten Nganjuk), Museum Daerah Tulungagung, Museum Airlangga (Kota Kediri), Museum Bagawanta Bari (Kabupaten Kediri), dan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Kabupaten Jombang).

    Selain museum, ada pula enam komunitas pemerhati sejarah, seni budaya, serta kolektor pribadi yang turut berpartisipasi. Mereka menghadirkan beragam aktivitas edukatif, seperti edukasi mencanting dan mewarnai batik, pembelajaran aksara Kawi, hingga edukasi budaya dari Omah Panji.

    Pengunjung juga berkesempatan menikmati koleksi foto Kediri tempo dulu, alat cetak buku lama, serta buku-buku cetakan Tan Khoen Swie, penerbit legendaris asal Kediri.

    Usai pembukaan, Wali Kota Kediri bersama Wakil Wali Kota Kediri meninjau stan-stan museum yang ada. Keduanya tampak antusias melihat langsung koleksi benda-benda bersejarah yang dipamerkan. Antusiasme serupa juga terlihat dari masyarakat yang hadir, yang begitu tertarik menyaksikan beragam koleksi bersejarah yang sarat makna dan nilai edukasi dalam pameran ini.

    Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Mandung Sulaksono, Para Staf Ahli, Kepala Disbudparpora Zachrie Ahmad, Kepala OPD Pemerintah Kota Kediri, Camat, segenap Kepala Museum peserta pameran, Dewan Kebudayaan Daerah Kota Kediri, Pemilik Percetakan Tan Khoen Swie Jojo Sutjahjo Gani, Ketua Rumah Budaya Kota Kediri Rindu Rikat, komunitas pemerhati sejarah, serta masyarakat yang memadati area Taman Sekartaji. [nm/ted]

  • 59 Relawan dan 10 Ambulans PMI DKI Bersiaga di Lokasi Demo Kwitang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Agustus 2025

    59 Relawan dan 10 Ambulans PMI DKI Bersiaga di Lokasi Demo Kwitang Megapolitan 29 Agustus 2025

    59 Relawan dan 10 Ambulans PMI DKI Bersiaga di Lokasi Demo Kwitang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menurunkan 59 relawan, 10 ambulans, dan lima motor Unit Reaksi Cepat (URC) untuk bersiaga saat aksi unjuk rasa di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
    Ketua PMI DKI Jakarta Beky Mardani mengatakan, kehadiran PMI bertujuan untuk memberikan pertolongan cepat jika terjadi keadaan darurat.
    “PMI hadir untuk memastikan layanan kemanusiaan tersedia dengan cepat, netral, dan profesional. Kami tidak terlibat pada isu politik atau tuntutan aksi. Fokus kami hanya pada penyelamatan dan pelayanan medis,” ujar Beky dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
    Relawan dan armada PMI ditempatkan di titik-titik strategis, seperti Museum Pemuda DKI, Tugu Tani, depan Stasiun Senen, dan lampu lalu lintas Galur.
    Sementara itu, zona pendukung ada di sekitar lampu lalu lintas Penabur Gunung Sahari dan Polda Metro Jaya.
    PMI juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit terdekat, di antaranya RS St. Carolus, RS PGI Cikini, RSUD Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan RS Islam Cempaka Putih, untuk memastikan korban yang membutuhkan perawatan bisa segera ditangani.
    Ia menegaskan seluruh operasi lapangan PMI dijalankan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan dan tujuh prinsip dasar Gerakan Palang Merah-Bulan Sabit Merah Internasional, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.
    “Keselamatan relawan menjadi prioritas. Karena itu titik
    standby
    disiapkan di zona aman agar tim PMI tetap bisa memberikan pertolongan tanpa terjebak di tengah kerumunan massa,” ujar Beky.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.