Tempat Fasum: museum

  • Dilempari Sup, Lukisan Mona Lisa Jadi Sasaran Aksi Demo Lingkungan

    Dilempari Sup, Lukisan Mona Lisa Jadi Sasaran Aksi Demo Lingkungan

    Jakarta

    Dua pengunjuk rasa melemparkan sup ke lukisan Mona Lisa yang dilindungi oleh kaca antipeluru di Paris, Prancis. Mereka menyerukan hak atas “makanan sehat dan berkelanjutan”.

    Lukisan abad ke-16 karya Leonardo da Vinci itu adalah salah satu karya seni paling terkenal di dunia dan disimpan di Museum Louvre, pusat kota Paris.

    Pihak berwenang Louvre mengatakan karya seni tersebut berada di balik kaca pelindung dan tidak mengalami kerusakan akibat aksi pelemparan sup.

    Sebuah video menunjukkan dua pengunjuk rasa yang mengenakan kaus bertuliskan “serangan balik makanan” melemparkan cairan sup ke lukisan Mona Lisa.

    Mereka kemudian berdiri di depan lukisan itu sambil berkata: “Apa yang lebih penting? Seni atau hak atas makanan sehat dan berkelanjutan?

    “Sistem pertanian Anda sedang sakit. Para petani kami sekarat di tempat kerja,” mereka menambahkan.

    Petugas keamanan museum kemudian terlihat memasang layar hitam di depan pengunjuk rasa sebelum mengamankan ruangan itu.

    Sebuah kelompok bernama Riposte Alimentaire (Food Counterattack) mengaku bertanggung jawab atas aksi tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke X, yang sebelumnya bernama Twitter, mereka mengatakan protes tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengintegrasikan “pangan ke dalam sistem jaminan sosial secara umum”.

    Dikatakan bahwa model pangan yang ada saat ini “menstigmatisasi kelompok yang paling berbahaya dan tidak menghormati hak dasar manusia atas pangan”.

    Kelompok tersebut menyerukan agar kartu makanan senilai 150 (sekitar Rp2,5 juta) diberikan kepada warga setiap bulan untuk membeli pangan.

    Pihak Louvre mengatakan bahwa anggota Riposte Alimentaire, yang digambarkan sebagai gerakan pegiat lingkungan, menyemprotkan sup labu ke lukisan itu sekitar pukul 10.00 waktu setempat, dan melaporkan tidak ada kerusakan.

    BBCDua pengunjuk rasa melemparkan sup ke lukisan Mona Lisa yang dilindungi oleh kaca di Prancis.

    Dikatakan Salle des Etats, tempat karya tersebut dipajang, telah ditutup sementara lalu dibuka kembali untuk pengunjung pada pukul 11:30 setelah pembersihan dilakukan.

    “Museum akan mengajukan komplain,” tambahnya.

    Rachida Dati, Menteri Kebudayaan Prancis, mengatakan “tidak ada alasan” yang bisa membenarkan Mona Lisa dijadikan sasaran.

    “Seperti warisan kita [lukisan] itu milik generasi mendatang,” katanya di X.

    Ibu kota Prancis ini dilanda gelombang protes dari kelompok petani dalam beberapa hari terakhir, yang menyerukan diakhirinya kenaikan harga bahan bakar dan penyederhanaan peraturan.

    Pada hari Jumat, demonstran memblokir jalan-jalan utama masuk dan keluar Paris.

    Baca juga:

    Lukisan Mona Lisa berada di balik kaca pengaman sejak awal tahun 1950-an, ketika dirusak oleh pengunjung yang menuangkan asam ke atasnya.

    Pada tahun 2019, pihak museum mengatakan telah memasang kaca antipeluru yang lebih transparan untuk melindunginya.

    Lukisan itu dicuri dari Louvre pada tahun 1911 sehingga menimbulkan respon internasional.

    Vincenzo Peruggia, pegawai yang bekerja di museum yang paling banyak dikunjungi di dunia itu, bersembunyi di lemari semalaman untuk mengambil lukisan itu.

    Benda itu ditemukan kembali dua tahun kemudian ketika Vincenzo mencoba menjualnya ke pedagang barang antik di Florence, Italia.

    Pelemparan ke lukisan Mona Lisa cara baru protes lingkungan?

    Peristiwa pelemparan ke lukisan Mona Lisa bukan kejadian yang pertama.

    Pada Mei 2022, seorang pria yang menyamar sebagai perempuan tua yang menggunakan kursi roda melemparkan kue ke lukisan Mona Lisa.

    Krim putih kue tersebut melumuri sebagian dari kaca yang melindungi lukisan Mona Lisa.

    Usai melakukan aksinya, pelaku yang terlihat mengenakan wig dan lipstik itu meminta masyarakat untuk “memikirkan Bumi”, sambil digiring dari lokasi kejadian.

    Insiden itu digambarkan oleh para saksi sebagai kejadian yang “mengagetkan”.

    Seorang pengunjung yang menyaksikan kejadian itu, Luke Sundberg, dari AS, mengatakan, “Butuh waktu sekitar 10 hingga 15 detik bagi pihak keamanan untuk benar-benar membawa pria tersebut pergi, namun massa terlihat sedikit panik.”

    “Sungguh mencengangkan, banyak hal yang perlu diingat mengingat betapa bersejarahnya Mona Lisa… momen ini hanya terjadi sekali dalam sejuta.”

    Selain itu, lukisan ini juga pernah menjadi sasaran perusakan saat dipamerkan di Museum Nasional Tokyo, Jepang pada tahun 1974. Seorang perempuan menyemprotkan cat merah yang mengenai pelindung kaca lukisan itu.

    Kemudian pada 2009, seorang perempuan melemparkan cangkir keramik ke lukisan yang telah dilindungi kaca antipeluru saat renovasi Museum Louvre, Prancis.

    Apakah lukisan Mona Lisa pernah meninggalkan Prancis?

    Getty ImagesMona Lisa muncul kembali di Florence pada tahun 1913, dua tahun setelah dicuri dari Louvre.

    Mona Lisa adalah salah satu wajah yang paling dikenal di dunia, dengan senyuman yang tercetak di mug, tas hingga baju.

    Lukisan itu terakhir kali meninggalkan Prancis pada tahun 1974, ketika dipinjamkan ke Rusia dan Jepang.

    Sekitar 11 tahun sebelumnya, lukisan itu dipinjamkan ke Galeri Nasional Washington DC dan Museum Seni Metropolitan New York – juga dikenal sebagai Met – untuk dua pameran besar yang tercatat dalam sejarah.

    Getty ImagesRibuan orang mengantri untuk melihat Mona Lisa di Met tahun 1963

    Menurut Met, Menteri Kebudayaan Prancis saat itu Andre Malraux ‘dirayu’ oleh Ibu Negara AS Jackie Kennedy selama perjalanan resmi ke Washington pada tahun 1962, untuk meminjamkan lukisan Mona Lisa.

    Malraux terbuka terhadap gagasan itu, namun banyak orang di Prancis yang memprotes, dengan alasan bahwa perjalanan melintasi Atlantik dapat merusak karya seni tersebut.

    Untungnya, ketika melakukan perjalanan pada tahun berikutnya, Mona Lisa selamat. Puluhan ribu orang mengantri berjam-jam di suhu yang sangat dingin hanya untuk melihat sekilas lukisan itu.

    Pada tahun 1911, lukisan itu dicuri dari Louvre oleh Vincenzo Perugia, seorang pekerja galeri Italia yang berpikir lukisan itu harus dibawa kembali ke Italia.

    Lukisan ini akhirnya muncul dua tahun kemudian. Mungkin, beberapa orang berspekulasi, inilah sebabnya Louvre menolak permintaan dari kota Florence untuk meminjamkan karya tersebut pada tahun 2013.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bicara Infrastruktur Sosial, Pendukung Ganjar Teriaki Gibran: Ga Nyambung

    Bicara Infrastruktur Sosial, Pendukung Ganjar Teriaki Gibran: Ga Nyambung

    Surabaya (beritajatim.com) – Debat perdana wakil Presiden 2024 kembali digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para pendukung pasangan capres Ganjar Pranowo dan Mahmud MD menggelar nonton bareng debat Cawapres tersebut di posko kemenangan di jalan Kendangsari Industri 5 Surabaya.

    Ada yang menarik dari para pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat calon Presiden nomor urut dua Gibran Rakabumi Raka menyampaikan jawaban atas pertanyaan panelis terkait pembangunan infrastruktur sosial tanpa membebani negara. Yang mana putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut justeru mengulas tentang stunting dan juga makan siang gratis.

    ” Ga nyambung, gagal faham,” teriak para pendukung Ganjar Mahfud.

    Siapa yang gagal faham? Teriak host dalam acara nonton bareng Wapres tersebut. Infrastruktur sosial itu apa?

    Wanjuli dosen fakultas hukum Universitas Surabaya (Ubaya) yang hadir dalam acara nonton debat wapres ini pun mengulas tentang apa itu infrastruktur sosial. Menurut Wanjuli insfratruktur sosial merupakan asset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat meliputi pendidikan (sekolah dan perpustakaan), kesehatan (rumah sakit, pusat kesehatan) serta untuk rekreasi (taman, museum dan lain- lain).

    Jadi kalau ditanya soal infratruktur sosial maka jawaban program makan siang gratis, maka menurut Wanjuli hal itu tidak ada kaitannya. [uci/ian]

  • Kurator Belanda Temukan Pedang Pangeran Diponegoro di Istana Het Loo

    Kurator Belanda Temukan Pedang Pangeran Diponegoro di Istana Het Loo

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pedang yang dipakai Pangeran Diponegoro untuk melawan penjajah Belanda dikabarkan ditemukan di Negeri Kincir Angin tersebut baru-baru ini.

    Kurator dari Museum Bronbeek, Klein Nagelvoort, mengaku telah menemukan pedang Pangeran Diponegoro tersebut, yang ternyata selama ini berada di Istana Het Loo, Apeldoorn.

    Menurut laporan media lokal NRC, pedang tersebut kini disimpan di sebuah bunker bawah tanah Museum Bronbeek.

    Belanda memang menyimpan sejumlah koleksi bersejarah Indonesia terutama saat masa penjajahan. Tahun lalu, pemerintah Indonesia telah melayangkan permintaan resmi ke Belanda untuk mengembalikan sejumlah koleksi seni bersejarah, termasuk kendali kuda milik Pangeran Diponegoro.

    Namun, menurut media tersebut, pemerintah Indonesia tidak memasukkan pedang Pangeran Diponegoro dalam daftar barang bersejarah yang diminta kembali.

    “(Alasannya) sederhana, karena mereka (pemerintah Indonesia) tidak mengetahui kalau itu (pedang) ada,” papar Nagelvoort seperti dikutip NRC.

    Nagelvoort meyakinkan bahwa pedang tersebut berasal dari Indonesia meski ada beberapa sentuhan gaya Belanda.

    “Jejak-jejak ini adalah proses penempaan. Terlihat dari bentuknya ini bukan lah bilah Eropa. Bentuknya melengkung seperti sejumlah senjata Jawa lainnya yang kami miliki di sini. Ini adalah senjata tempur yang benar-benar digunakan, bukan pedang seremonial,” papar Nagelvoort.

    “Ini adalah pegangan milik pedang angkatan laut Belanda. Dan sarungnya juga buatan Belanda. Itu dibuat khusus untuk pedang ini. Jadi kita melihat dengan senjata yang dibuat khusus: setengah Jawa, setengah Belanda.”

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Modus Jadi Pembeli, Pencurian HP di Toko Sembako Mojokerto Terekam CCTV 

    Modus Jadi Pembeli, Pencurian HP di Toko Sembako Mojokerto Terekam CCTV 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Aksi pencurian terekam kamera Close Circuit Television (CCTV) kembali terjadi di Mojokerto. Dengan modus menjadi pembeli, pencuri Handphone (HP) di toko sembako di Jalan Tamansiswa, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto viral di media sosial (medsos).

    Korban yakni Machmuda (56) yang merupakan pemilik toko sembako. HP Samsung A20 miliknya di meja kasir raib dicuri para pelaku yang berpura-pura menjadi pembeli pada, Rabu (15/11/2023). Korban baru sadar HP-nya dicuri setelah melihat rekaman CCTV toko selang beberapa jam kemudian.

    Saat melancarkan aksinya, kondisi toko sembako milik korban ramai pembeli. Dalam rekaman terlihat pelaku dua orang mengendarai motor Honda Vario berpura-pura membeli jagung. Pelaku sempat memberikan list pembelian sembako ke korban yang berada di meja kasir.

    Dalam rekaman, sekilas terlihat gerak-gerik pelaku hendak menggeledah meja kasir lantaran melihat tas korban ditaruh di bawah sebelah meja kasir. Namun korban sadar meninggalkan tas miliknya sehingga ia kembali ke meja kasir, pelaku pun berpura-pura membayar.

    Pelaku membayar menggunakan kartu debet namun ditolak korban. Pelakupun lantas tidak jadi membeli dan meninggalkan toko. Selang 10 menit kemudian, salah satu pelaku yang mengenakan helm hitam dan jaket hitam terlihat kembali ke toko.

    Pelaku menyerahkan list daftar pembelian ke pelayan toko, sementara korban ke kamar mandi. Melihat kondisi itu, pelaku pun bergegas mengambil HP korban yang tergeletak di meja kasir dan seketika meninggalkan lokasi tanpa membayar.

    ”Dua kali. Pertama pelaku datang langsung ke kasir dan minta dilayani. Umi (korban, red) ikut menimbang dan membungkus jagung karena jumlah yang dipesan banyak. Pelaku bayar pakai debet karena nggak diterima jadi langsung pergi,” ungkap anak korban, Nurul Fitria Wijaya, Jumat (17/11/2023).

    Kedua kalinya, lanjut Nurul, pelaku datang dan list pembelian diserahkan ke pekerja. Meja kasir dalam kondisi kosong karena ditinggal sang ibu ke kamar mandi. Diduga kesempat ini yang dimanfaatkan pelaku mengambil HP milik korban dan langsung dimasukkan ke tas pelaku.

    “Umi baru sadar HP-nya raib keesokan harinya dan ingat pelaku yang memiliki gelagat aneh di meja kasirnya. Umi mengira HP-nya tertinggal di dalam toko. Besoknya dicek di CCTV, terlihat jelas ada yang mengambil,” pungkasnya. [tin/kun]

    BACA JUGA: Kunjungan ke Museum Trowulan Mojokerto Capai 1.200 Pelajar Per Bulan

  • Presiden Jerman Minta Maaf Atas Kejahatan Kolonial di Tanzania

    Presiden Jerman Minta Maaf Atas Kejahatan Kolonial di Tanzania

    Berlin

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada hari Rabu (01/11/2023) meminta pengampunan atas kejahatan yang dilakukan selama masa pemerintahan kolonial di Tanzania.

    “Saya ingin meminta maaf atas apa yang telah dilakukan oleh orang Jerman terhadap nenek moyang Anda di sini,” kata Steinmeier dalam kunjungannya ke Museum Maji Maji di kota Songea, Tanzania selatan. Tanzania merupakan bagian dari wilayah jajahan Jerman di Afrika Timur.

    “Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami orang Jerman akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab yang membuat Anda tidak merasa tenang,” tambahnya.

    Untuk apa Steinmeier meminta maaf?

    Para ahli memperkirakan antara 200.000 hingga 300.000 anggota penduduk asli Tanzania dibunuh selama Pemberontakan Maji Maji antara tahun 1905 dan 1907.

    Ini dianggap sebagai salah satu pemberontakan paling berdarah dalam sejarah kolonial, militer Jerman berpartisipasi dalam penghancuran ladang dan desa secara sistematis.

    Berbicara tentang “rasa malu” yang dirasakan terhadap peristiwa tersebut, Steinmeier mengatakan bahwa Jerman siap untuk bekerja sama dengan Tanzania untuk “memproses komunal” masa lalu.

    Pada hari Selasa (31/10/2023), di hari kedua dari tiga hari lawatan Steinmeier ke Tanzania, presiden Jerman itu mengatakan bahwa Jerman akan mempertimbangkan “pemulangan properti budaya dan jenazah.”

    Bagaimana posisi Tanzania di benua Afrika?

    Pada tahun 2021, Jerman secara resmi mengakui melakukan genosida selama pendudukan kolonialnya di Namibia. Mereka mengumumkan kompensasi finansial untuk menebus kejahatan tersebut.

    Jerman memiliki beberapa koloni dari tahun 1884 hingga akhir Perang Dunia I. Ini termasuk wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tanzania, Burundi, Rwanda, Namibia, Kamerun, Togo, dan Ghana.

    Jerman dan Tanzania bertujuan untuk memperkuat hubungan mereka, dengan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan sebagai satu-satunya kepala negara perempuan yang memiliki kekuasaan eksekutif di benua Afrika.

    Wanita berusia 63 tahun ini telah mengubah banyak kebijakan pendahulunya, termasuk larangan demonstrasi, memulihkan izin surat kabar dan membebaskan para pemimpin oposisi yang dipenjara.

    Namun, Amnesty International masih mencatat bahwa masih banyak kekurangan hak asasi manusia di negara ini, termasuk pembatasan pers dan kebebasan berkumpul.

    Tanzania adalah salah satu negara dengan perekonomian terkuat di sub-Sahara Afrika dan diperkirakan akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% pada tahun ini, lebih tinggi dari yang diantisipasi oleh Jerman.

    bh/pkp (DPA, AFP)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Melbourne Coba Cetak Rekor Tarian Tor-Tor dengan Penari Terbanyak di Luar RI

    Melbourne Coba Cetak Rekor Tarian Tor-Tor dengan Penari Terbanyak di Luar RI

    Jakarta

    Festival Indonesia kembali digelar di kota Melbourne, hari Minggu kemarin di Argyle Square, kawasan Carlton.

    Tahun ini menjadi tahun kesepuluh digelarnya Festival Indonesia yang menampilkan sejumlah pertunjukan kebudayaan, dari musik dan tarian khas Nusantara, hingga peragaan busana.

    Tentu tidak ketinggalan juga sejumlah kios yang menyajikan makanan Indonesia dari restoran yang dimiliki oleh para pebisnis kuliner asal Indonesia.

    Konjen RI untuk Melbourne, Kuncoro Waseso, mengatakan ada sekitar 5.000 pengunjung yang datang.

    Yang paling ditunggu-tunggu adalah penampilan Tari Tor-Tor asal Sumatera Utara, yang bisa diikuti oleh para pengunjung.

    Mereka mencoba untuk mencetak rekor MURI sebagai tari Tor-Tor dengan jumlah penari terbanyak di luar Indonesia.

    Di tahun 2010, Museum Rekor Indonesia (MURI) pernah mencetak rekor penari terbanyak untuk tarian Tor-Tor di Lapangan Merdeka Medan, yang diikuti oleh 1.143 orang.Tonton videonya di sini.

    (ita/ita)

  • Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Lompat ke Kolam Tugu Peringatan 9/11, Pria di AS Ditangkap Polisi

    Jakarta

    Seorang pria 33 tahun di New York City, Amerika Serikat (AS), melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11. Pria tersebut kemudian ditangkap pihak keamanan karena tuduhan melompat ke kolam refleksi di Tugu Peringatan 9/11.

    Seperti dilansir NBC News dan The Independent, Rabu (11/10/2023), peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat, Senin (9/10), ketika polisi dipanggil ke kolam bagian utara di Tugu Peringatan 9/11 dan menemukan pria berusia 33 tahun telah melompat ke dalam kolam.

    Pihak berwenang mengatakan tim layanan medis darurat membantu pria tersebut karena mengalami cedera pada kaki kiri dan punggungnya karena insiden tersebut.

    Pria tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bellevue, karena cedera yang dialami tidak mengancam jiwa, dan tuntutan terhadap pria tersebut masih menunggu keputusan, kata para pejabat.

    Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pria tersebut berjalan menuju cekungan tengah sebelum berbaring di perairan dangkal.

    Motivasi di balik tindakan pria tersebut masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, para pejabat mengatakan kepada New York Daily News bahwa mereka tidak yakin tindakan tersebut bermotif politik.

    Pria tersebut digambarkan sebagai “orang yang tampaknya mengalami gangguan emosi,” kata juru bicara Otoritas Pelabuhan.

    Kolam tersebut adalah salah satu dari dua kolam yang ada di tugu peringatan, keduanya merupakan bekas jejak Twin Towers yang runtuh saat serangan teroris 11 September 2001. Menurut situs web 9/11 Memorial & Museum, setiap kolam diturunkan sedalam 30 kaki ke dalam sebuah cekungan.

    Nama 2.983 orang yang tewas pada tahun 2001, serta mereka yang tewas dalam pemboman World Trade Center tahun 1993, ditulis dengan perunggu di sekeliling kolam peringatan.

    Lihat juga Video: Momen Joe Biden Peringati 22 Tahun Tragedi 9/11

    (rfs/fas)

  • Pemerintah China Mencoba Ubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

    Pemerintah China Mencoba Ubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata

    Jalanan Kashgar yang bersejarah di kawasan gurun di China sebelah barat dikenal sebagai tempat lahirnya budaya Uyghur. Di tempat ini terdapat”Kota Kuno” yang belakangan ramai dikunjungi turis.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar bangunan terbuat dari batu bata khas kota tua ini dihancurkan pemerintah China karena kekhawatiran gempa bumi, meski sudah bertahan selama hampir dua ribu tahun.

    Kelompok aktivis Uyghur mengatakan penghancuran kota tua ini sebagai sebuah”genosida budaya.”

    Di tempat ini terdapat banyak kios yang menawarkan suvenir, seperti magnet kulkas, perhiasan murah, dan instrumen musik tradisional, sementara pengunjung bisa menaiki kereta listrik melewati kerumunan atau mengenakan kostum tradisional Uyghur untuk dipotret di masjid.

    China mengatakan lebih dari 180 juta turis datang ke provinsi Xinjiang sepanjang tahun ini, karena penawaran diskon dari pemerintah China.

    Pos-pos pemeriksaan sudah tidak ada lagi, tapi diganti dengan jaringan kamera dengan teknologi pengenalan wajah.

    Ini jadi termasuk salah satu bentuk pengawasan yang menurut laporan PBB tahun lalu sebagai “bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan”.

    ‘Rebranding besar-besaran’

    Selama beberapa tahun, wilayah Xinjiang ditutup dari sebagian besar media dunia, di tengah kampanye pemerintah China untuk membasmi ekstremisme di kalangan penduduk Uyghur dan minoritas Muslim lainnya.

    Tindakan keras ini terjadi setelah puluhan tahun terjadinya kerusuhan, termasuk yang pernah terjadi di ibu kota Urumqi, menewaskan ratusan orang pada tahun 2009 dan serangan mobil terhadap pejalan kaki di Lapangan Tiananmen di Beijing pada tahun 2013, yang menewaskan lima orang.

    Ketika serangan pisau dan bahan peledak di stasiun kereta Urumqi membayang-bayangi kunjungan Presiden Xi Jinping ke provinsi tersebut pada tahun 2014, ia memerintahkan para pejabat untuk “menyerang dengan keras” sebagai bentuk melawan terorisme.

    Sejak itu, sejumlah akademisi, peneliti, jurnalis, dan pakar hukum mendokumentasikan pelanggaran yang meluas yang dilakukan pemerintah, termasuk dikirim ke kamp, kerja paksa, dan kebijakan untuk mencegah kelahiran.

    Amerika Serikat menyebut tindakan keras tersebut sebagai “genosida”, meski Australia belum menggunakan kata yang menggambarkan usaha pemusnahan etnis tersebut.

    China awalnya menyangkal keberadaan kamp-kamp itu, meski kemudian menyebut semua “pusat kejuruan”ditutup pada tahun 2019.

    Saat ini provinsi Xinjiang sedang memasuki kondisi “normalisasi”, sementara pada saat yang sama rebranding atau upaya mengubah citra Xinjiang sedang dilakukan besar-besaran.

    Tur di Xinjiang yang diatur

    ABC diundang dalam tur media ke Xinjiang yang diselenggarakan dan dikurasi oleh pemerintah China untuk memamerkan apa saja yang ditawarkan di provinsi tersebut.

    Namun tidak ada satu pun pejabat yang mau diwawancara.

    Kami dibawa ke sebuah taman kanak-kanak Uyghur, di mana para siswa membacakan ayat-ayat dalam bahasa Mandarin di kelas, kemudian mereka menari di taman sambil diiringi musik tradisional.

    Ada sebuah pabrik yang sedang berkembang pesat milik pebisnis lokal, di mana satu dari lima pekerjanya disebut berlatar belakang minoritas Muslim.

    Di tempat pengemasan susu kami bisa mengambil gambar pekerja melalui dinding kaca saat mereka memantau produksi.

    Dan pusat-pusat pedesaan dengan mural berwarna-warni bergambar kolam ikan menggambarkan gambaran kehidupan desa yang harmonis, tetapi penduduk desa yang sebenarnya sangat sedikit.

    “Perubahan di Xinjiang sungguh luar biasa,” kata Nie Zhaoyu, seorang kader desa dari Ximen kepada ABC.

    “Lalu lintas, jalan raya, kehidupan, lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat Kita bisa melihat senyum bahagia di wajah masyarakat.”

    Tur tersebut, yang berlangsung selama seminggu diikuti sekitar 20 jurnalis dari seluruh dunia, diawasi dengan ketat.

    Kami hanya diberikan waktu sedikit untuk berbicara langsung dengan penduduk setempat di tengah kesibukan program tur.

    Di Urumqi,pusat aksi kerusuhan di masa lalu, kami diizinkan berjalan-jalan dan mengambil gambar tanpa batasan, boleh juga lewat tengah malam, dan tanpa pengawasan.

    Keluarga Uyghur tampil santai sambil menikmati makanan kebab dan otak domba di pasar malam yang ramai.

    Mereka yang kami ajak bicara mengatakan kota ini aman dan kehidupan mereka baik-baik saja.

    Namun permintaan kami ditolak saat ingin melihat salah satu bekas kamp, di mana lebih dari 1 juta orang diyakini dikurung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

    Sosok pria dan kameranya

    Dalam tur tersebut, ABC dan salah satu media dari Amerika Serikat mendekati seorang penjual suvenir yang mengaku pernah menghabiskan waktu di kamp tersebut.

    Dia bukan bagian dari tur yang sudah diatur.

    Ketika kami mulai mewawancarainya, pria lain yang belum pernah kami temui muncul dengan kamera, berdiri di samping kami dan merekam setiap jawabannya.

    Imamu Maimaiti Sidike, ayah dengan tiga anak, tidak menunjukkan tanda-tanda terintimidasi saat dengan tenang menggambarkan “ideologi agama yang sangat radikal”yang membuatnya dipenjara selama tujuh bulan.

    “Saya tidak mengizinkan istri saya bekerja,” katanya.

    “Saya percaya jika kami menghabiskan penghasilannya, kami akan ke neraka dan memaksanya untuk tinggal di rumah. Saya juga mempromosikan nilai-nilai ini kepada orang-orang di sekitar saya.”

    Dia membantah adanya penganiayaan di fasilitas kamp tersebut, dengan mengklaim kalau ia mendapat makan dengan baik, bisa bermain catur dan membaca buku dan bahkan diizinkan pulang pada akhir pekan.

    “Setelah belajar, saya menyadari bahwa pandangan agama radikal merugikan orang. Saya tidak lagi memiliki pola pikir seperti itu. Saya bisa bergaul dengan orang-orang dari etnis dan agama apa pun.”

    Komentar tersebut sesuai dengan narasi yang ditetapkan pemerintah, menurut Peter Irwin, Associate Director untuk penelitian dan advokasi di lembaga Uyghur Human Rights Project (UHRP).

    “Mereka memakai narasi ini karena takut dan ancaman hukuman yang selalu ada karena melanggar aturan Orang-orang sangat takut untuk mengatakan hal yang salah, bertemu orang yang salah, atau berkomunikasi dengan orang dari luar negeri,” jelas Peter.

    “Mereka menahan orang-orang karena mengekspresikan nilai keagamaan yang paling mendasar Memiliki Al-Quran di rumah bisa membuat Anda ditahan selama 10 tahun. Apakah itu masyarakat yang normal?”

    Kebebasan beragama ‘tak ada sama sekali’

    Di Kashgar hari ini, bendera China berkibar di atas kubah masjid yang runtuh.

    Suara adzan pun tak lagi terdengar.

    Jenggot panjang dan kerudung sulit ditemukan.

    Kami tidak dapat menemukan siapa pun yang tahu di mana bisa membeli Al-Quran.

    Masjid Id Kah yang berusia 600 tahun dan bisa menampung5.000 jemaah Muslim, kini hanya jadi objek wisata utama.

    Pemandu kami awalnya tidak ingin kami masuk saat waktu salat, namun akhirnya mereka mengizinkannya.

    Pada hari kami berkunjung, beberapa orang sedang salat,kebanyakan dari mereka adalah warga lanjut usia dan tidak satu pun yang berusia di bawah 50 tahun.

    Imam masjid, Maimaiti Jumai mengatakan kepada kami kalau ia “sangat puas”dengan upaya pemerintah China untuk membasmi ekstremisme.

    “Upaya yang dilakukan negara kami dalam menindak ekstremisme, menurut saya, menjadi contoh bagi dunia,”ujarnya.

    Hal serupa juga terjadi di institut Islam Xinjiang di Urumqi, di mana calon Imam berikutnya diberikan pelajaran bahasa Mandarin, di bawah bimbingan direktur Abdureqip Tumulniyaz.

    “China, Xinjiang, kami tidak akan membiarkan [ekstremisme] mengakar,” katanya kepada ABC.

    Ketika ditanya mengapa hanya ada sedikit tanda-tanda keberadaan Islam di Xinjiang, ia mengatakan ketaatan beragama sudah terlalu berlebihan sebelum pemerintah China turun tangan.

    “Orang-orang salat di jalan, memblokade mobil;mereka sembahyang di rumah sakit, sehingga dokter tidak dapat membantu pasiennya; juga di pesawat sampai tidak bisa lepas landas.”

    Menyebut klaim tersebut sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal”, Peter Irwin juga mengatakan UHRP sudah mendokumentasikan penghancuran ribuan masjid serta penahanan atau penghilangan lebih dari 1.500Imam Uyghur dan tokoh agama lainnya.

    “Para Imam dicopot atau ditahan atau dipenjara dan para Imam yang tersisa hanya diperbolehkan menyampaikan khotbah yang sejalan dengan apa yang dikatakan pemerintah China,”katanya.

    “Jadi kebebasan beragama tak ada sama sekali dan sudah banyak digantikan oleh sesuatu yang bisa dinikmati turis.”

    Terputus dari keluarga mereka

    Dorongan besar pariwisata yang dilakukan Partai Komunis China di Xinjiang menjadi pukulan bagi warga Uyghur di seluruh dunia yang tidak bisa berbicara lagi dengan keluarga mereka di kampung halaman, apalagi mengunjungi mereka.

    Yusuf Hussein meninggalkan Xinjiang pada tahun 1999 dan sekarang tinggal di Adelaide, ibukota Australia Selatan.

    Dia menjaga kontak rutin dengan keluarganya di Xinjiang, menelepon untuk mengobrol hampir setiap minggu.

    Namun pada tahun 2017, tahun ketika kamp penahanan bagi warga Uyghur mulai beroperasi, ia tak bisa lagi melakukannya.

    “Setelah itu, saya tidak mendengar lagi kabarnya. Mereka tidak mengangkat telepon,” ujarnya.

    Tahun lalu, dia mendapat kabar buruk.Ayahnya meninggal tiga bulan sebelumnya.

    “Itulah satu-satunya kabar yang saya terima. Dan tidak memberikan rincian apa pun apakah [ayah saya] sakit atau berada di kamp konsentrasi atau di mana,” katanya.

    Museum mengerikan di Xinjiang

    Seperti kehancuran akibat Revolusi Kebudayaan pada tahun 1960an dan pembantaian Lapangan Tiananmen pada tahun 1989, China tampaknya memulai kampanye kolektif untuk melupakan tindakan keras di Xinjiang.

    Sebuah museum di ibu kota Urumqi, yang mengirim pesan soal “Perang Melawan Terorisme dan Ekstremisme di Xinjiang”, menguraikan secara rinci periode kerusuhan berdarah di provinsi tersebut.

    Bahkan menampilkan video slow-motionyang mengerikan dari sandera yang dibunuh oleh teroris ISIS di Suriah, untuk menunjukkan “pengaruh asing”yang menular keXinjiang.

    Ada puluhan senjata, pisau, dan bom yang dipajang.

    Kemudian, terjadi perubahan nada yang mengejutkan, panel gambaran keharmonisan dan kemakmuran Xinjiang saat ini, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.

    Tindakan keras yang sudah dilakukan selama satu dekade terhadap penduduk Uyghur disebut dalam museum sebagai “instrumen hukum yang kuat”, meski menurut para aktivis merupakan upaya untuk menghapus seluruh budaya.

    “Hasil yang bermanfaat sudah dicapai,”bunyi kutipan dalam museum tersebut.

    Artikel ini diproduksi Erwin Renaldi dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Ilmuwan Dibalik Kapal Selam China yang Capai Laut Terdalam di Bumi’:

  • DK4 Somasi Komunitas Artefak Nusantara, Ini Masalahnya

    DK4 Somasi Komunitas Artefak Nusantara, Ini Masalahnya

    Kediri (beritajatim.com) – Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) melayangkan somasi kepada Komunitas Artefak Nusantara dari Lamongan, Jawa Timur.

    Pasalnya, DK4 menduga Komunitas Artefak Nusantara itu diduga melakukan penggalian liar alias tanpa izin dinas terkait di lokasi benda purbakala.

    Data DK4 menyebutkan, dugaan aktifitas penggalian liar itu dilakukan pada Punden Mbah Umpak di wilayah Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, pada Minggu (24/9/2023) kemarin.

    Hal tersebut terungkap berdasarkan kronologi penemuan versi Artefak Nusantara pada media sosial facebook Dewa Mega Angga, yang diduga adalah penanggung jawab dari Komunitas Artefak Nusantara, pada hari Minggu (24/9/2023).

    Di sosmed tersebut, Komunitas Artefak Nusantara yang belakangan beralamat di Kelurahan Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan melakukan acara resik punden dan penanaman bibit Pohon Pete di sekitar Punden Mbah Umpak.

    Punden Mbah Umpak sendiri ada di Desa Kepung Timur, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Di sela kegiatan menanam bibit Pohon Pete itulah, Junaei dan Joko, selaku anggota Artefak Nusantara secara tidak sengaja menemukan struktur bata kuno.

    Struktur yang diduga benda cagar budaya itu berada di kedalaman tanah 40 centimeter. Lalu, pada jarak kurang lebih 5 meter, Sugeng dan Aji juga menemukan struktur batu bata yang sama, namun lebih rapi.

    Diperkirakan struktur batu bata itu meluas hingga masuk ke lokasi perkebunan tersebut. Nah, mereka melakukan penggalian untuk memastikan adanya struktur yang ditengarai adalah candi dengan melakukan penggalian sedalam 1 meter.

    Berdasarkan rilis resmi DK4 merinci temuan Lapangan Benda Purbakala / cagar budaya di lokasi Punden Mbah Umpak oleh Komunitas Artefak Nusantara antara lain :

    1. Dua yoni dalam keadaan pecah (insitu bukan Galian)
    2. Ukuran bata utuh pada struktur yang ditemukan adalah dimensi P.32 cm X L.20 cm T.2cm
    3. Ukuran bata utuh pada struktur yang ditemukan adalah dimensi P.32 cm x L.20 cm T.8cm\
    4. Slop kunci andesit ukuran P.80 cm x L.20 20cm x T.8 cm

    Dari temuan itu, DK4 meminta kepada Komunitas Artefak Nusantara menjelaskan siapa pihak yang menginisiasi dilakukan penggalian liar itu. Jika kemarin sebatas penanaman pohon pete dan menemukan struktur batu bata maka sudah cukup disitu dan segera melaporkan kepada pihak yang berwenang.

    Baca Juga : DK4 dan Balitbangda Fasilitasi HAKI Bagi Budayawan dan Seniman di Kediri

    “Sebab jika dilanjutkannya penggalian seperti yang telah terjadi Itu bukan lagi ranahnya komunitas karena tidak didampingi tim teknis dari instansi resmi pemerintah yang mengacu pada UU 11/2010 tentang cagar budaya dan penggalian liar semacam ini tidak menggunakan metode arkeologi, dan itu bukan lagi suatu hal kesengajaan,” kata Imam Mubarok, Ketua DK4 Kabupaten Kediri, pada Selasa (26/9/2023).

    Belum lagi, berdasarkan keterangan Mega Angga Penanggung jawab Komunitas Artefak Nusantara, kegiatannya (riset) itu telah dilakukan di beberapa daerah juga langsung membuat laporan ke BPK Wilayah XI tanpa melalui dinas terkait, bahkan desa terlebih dahulu.

    “Motifnya apa itu yg perlu ditelusuri sudah melangkahi kewenangan pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Pariwasata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri dan DK4. Apalagi di Disparbud Kabupaten Kediri juga memiliki tim teknis cagar budaya,” tambah Imam Mubarok.

    Gus Barok menambahkan, DK4 sebagai pihak yang secara resmi ditunjuk pemerintah untuk memberikan rekomendasi dalam hal kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Kediri. Pasca kejadian ini bahkan secara langsung saya meminta kepada Wakil Ketua DK4 Didin Saputra sekaligus Komite Jakala DK4 dan Ketua PASAK untuk meninjau ke lokasi penggalian liar yang ditinggalkan oleh Komunitas Artefak Nusantara.

    DK4 perlu merekomendasikan keberadaan Lembaga Adat Desa (LAD) di masing-masing desa sesegera mungkin dibentuk di Kabupaten Kediri. Dari anggota LAD desa menunjuk juru pelihara (jupel) tingkat desa yang anggarannya diambilkan dari dana desa sekaligus melakukan sosialisasi ke desa-desa di wilayah Kabupaten Kediri.

    Mengingat cakupan wilayah di Kabupaten Kediri yang cukup luas dan keterbatasan tenaga ahli, maka LAD adalah kepanjangan tangan dari pemerintah. Pemerintah juga bisa mengambil kebijakan dengan alasan keamanan, mengamankan benda-benda purbakala di wilayah-wilayah Kabupaten Kediri untuk disatukan di Museum Pemkab Kediri di Wilayah Menang Kecamatan Pagu.

    Imam Mubarok menambahkan diharapkan penggalian liar yang dilakukan komunitas tanpa koordinasi dengan pihak terkait tidak terjadi lagi .

    “Hasil akhirnya sebagai penguat atas tagline Kabupaten Kediri yakni Kediri Berbudaya, berupa menghormati dan menjaga benda peninggalan leluhur. Perlunya penguatan lembaga adat desa (LAD) di Kabupaten Kediri sesuai amanat UU 5/2017 tentang pemajuan kebudayaan, dalam langkahnya LAD nanti dibawah DPMPD dan pengawasan DK4,” pungkasnya. [nm/ted]

  • Ginjal Babi Berfungsi pada Otak Manusia yang Sudah Mati

    Ginjal Babi Berfungsi pada Otak Manusia yang Sudah Mati

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, agar bisa mudah mengikuti perkembangan dunia.

    Kami sudah merangkum berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Untuk edisi Jumat, 15 September, kita awali dari Amerika Serikat.

    Ginjal babi bekerja pada orang yang otaknya mati

    Sejumlah dokter dan perawat berbaris di lorong rumah sakit NYU Langone Health, untuk merayakan pencapaian mereka selama dua bulan terakhir yang bersejarah: Ginjal babi bekerja secara normal di dalam tubuh orang yang otaknya mati.

    Eksperimen ini berakhir Rabu kemarin, ketika para dokter ahli bedah mengangkat ginjal babi dan mengembalikan jenazah Maurice “Mo” Miller yang dikembalikan ke keluarganya untuk dikremasi.

    Ini menandai ginjal babi merupakan hasil rekayasa genetika yang paling lama berfungsi di dalam tubuh manusia, meski dalam kondisi sudah meninggal.

    Eksperimen ini memberikan harapan untuk dapat menguji pemakaian ginjal babi pada orang hidup.

    PBB menyerukan penyelidikan atas banjir Libya

    Muncul desakan yang semakin kuat di Libya untuk segera menyelidiki bencana banjir yang melanda kota Derna.

    Organisasi Red Crescent di Libya mengatakan jumlah korban tewas telah mencapai menjadi sedikitnya 10.000 orang, sementara sekitar 20.000 orang masih dinyatakan hilang.

    Direktur dari lembaga International Organisation for Migration milik PBB, Tauhid Pasha, mengatakan saat ini pihaknya sedang mencari rute tercepat untuk pengiriman bantuan ke Derna.

    Sweter mendiang Putri Diana laku dilelang

    Sweter dengan motif domba milik Putri Diana laku terjual di rumah lelang Sotherby dengan harga US$S1,4 juta.

    Sweter merah tersebut dikenakan Diana Spencer saat menonton pertandingan polo dengan Pangeran Charles di tahun 1981.

    Dalam pelelangan sweter tersebut, barang lain yang dijual adalah surat Istana Buckingham kepada toko Warm and Wonderful yang menjelaskan kalau sweter tersebut rusak dan meminta perbaikan atau diganti, yang kemudian dilakukan toko tersebut pada tahun 1983.

    Ini adalah bagian dari pelelangan Fashion Icons, yang juga melelang gaun malam karya Murray Arbeid milik Putri Diana dari tahun 1985 dan gaun rancangan Alexander McQueen milik Kate Winslet, yang dipakai saat ia dinominasikan di acara Academy Awards tahun 1998 untuk film-nya Titanic.

    Karya seni dari museum disita

    Tiga karya seni yang diyakini dicuri selama Holocaust dari seorang kolektor seni Yahudi disita dari museum di tiga negara bagian berbeda.

    Karya seniman ekspresionis Austria, Egon Schiele, yang sebelumnya dimiliki oleh Fritz Grünbaum, seorang pemain kabaret dan penulis lagu yang meninggal di kamp konsentrasi Dachau pada tahun 1941.

    Karya seni tersebut disita dari Art Institute of Chicago, Carnegie Museums of Pittsburgh dan Allen Memorial Art Museum di Oberlin College di Ohio.

    Surat perintah yang dikeluarkan oleh kantor Kejaksaan Distrik Manhattan, Alvin Bragg, menyatakan ada alasan yang masuk akal untuk menguatkan bahwa ketiga karya seni tersebut adalah hasil curian.

    Perkembangan dari pemogokan Hollywood

    Para eksekutif di perusahaan studio Hollywood mengatakan diskusi untuk menghentikan pemogokan para penulis naskah televisi dan akan dilanjutkan minggu depan.

    Aliansi Produser Film dan Televisi mengatakan mereka telah menghubungi Writers Guild of America, dan kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan negosiasi.

    Para penulis melakukan aksi mogok selama empat setengah bulan karena berbagai masalah, seperti gaji, keamanan kerja, dan pengaturan penggunaan kecerdasan buatan atau AI.

    Para aktor sempat bergabung dengan mereka dua bulan lalu.