Tempat Fasum: museum

  • Kenapa Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan? Ternyata Ini Sejarahnya

    Kenapa Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan? Ternyata Ini Sejarahnya

    Jakarta

    Indonesia termasuk negara yang menggunakan sistem setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri. Di dunia, hanya sekitar 35 persen negara yang menggunakan sistem ini, termasuk Inggris, Jepang, dan kebanyakan negara Asia Tenggara.

    Sementara mayoritas negara di dunia, termasuk hampir seluruh Eropa menggunakan sistem setir kiri dan mengemudi di jalur kanan. Ternyata ada sejarah mengenai hal ini.

    Simak penjelasan mengenai sejarah mengapa mobil di Indonesia pakai setir kanan dan mengemudi di jalur kiri, lengkap dengan daftar negara yang menggunakan aturan serupa.

    Sejarah Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan

    Sejarah penggunaan setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri berkaitan dengan sejarah dunia di masa lampau. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak.

    Berikut ini sejarah yang akan menjelaskan alasan kenapa menganut sistem setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri.

    1. Mengikuti Aturan Negara yang Menjajah

    Sudah menjadi hal umum jika negara yang dijajah harus mengikuti aturan yang dibuat negara penjajah. Seperti halnya sistem setir di kanan dan jalur kiri adalah warisan dari bangsa kolonial yang pernah datang ke Indonesia, terutama Inggris.

    2. Tangan Kanan Ksatria Berkuda Memegang Pedang

    Dikutip dari Historic UK, aturan ini berkaitan dengan kebiasaan ksatria berkuda yang memegang pedang dengan tangan kanan karena kebanyakan tidak kidal. Ketika berada di jalan dan menemui bahaya dari arah sebaliknya, maka mereka akan lebih mudah menggunakan pedangnya.

    Aturan lalu lintas ini bahkan diresmikan pada 1300 M ketika Paus Bonifasius VIII mengatur agar semua peziarah yang datang ke Roma harus berada di jalur kiri.

    3. Napoleon Mengubah Aturan

    Dilansir dari National Motor Museum, Prancis awalnya juga menganut sistem jalur kiri. Para bangsawan yang melintas dengan keretanya di jalur kiri, sering memaksa orang miskin berada di sisi kanan. Namun Revolusi Prancis pada 1789 dan adanya deklarasi hak asasi manusia pada 1791, mengubah semuanya.

    Banyak bangsawan yang kemudian berada di jalur kanan agar tidak menarik perhatian. Berada di jalur kanan juga sebagai perlawanan kepada dekrit Paus sebelumnya.

    Di bawah Napoleon Bonaparte, Prancis berhasil menaklukkan berbagai negara dan memperluas aturan berada di jalur kanan untuk menghindari kemacetan selama manuver militer.

    Aturan ini lama-kelamaan juga diterapkan di berbagai negara, termasuk Belanda yang baru mengubah aturan pada 1795. Sementara Inggris masih tetap menggunakan aturan lamanya.

    4. Indonesia Tetap Pakai Jalur Kiri dan Setir Kanan

    Indonesia tidak ikut berpindah ke jalur kanan, meski lama dijajah Belanda. Berdasarkan World Population Review, Indonesia masih mengikuti kebiasaan Inggris karena jalan raya di Indonesia dibuat oleh Inggris.

    Hal tersebut juga sejalan dengan Jepang, meski hanya menduduki Indonesia 3,5 tahun. Sementara rel kereta api dibangun oleh Belanda, sehingga kebanyakan kereta menggunakan sisi kanan ketika berada di jalur ganda.

    Daftar Negara yang Pakai Setir Mobil di Kanan

    Berdasarkan situs World Standards, ada sekitar 81 negara yang menggunakan setir mobil kanan dan berada di jalur kiri. Selain negara-negara ini, menggunakan jalur kanan dan setir mobil kiri.

    Berikut daftar negara yang dimaksud termasuk Indonesia:

    Afrika SelatanAnguillaAntigua dan BarbudaAustraliaBahamaBangladeshBarbadosBermudaBhutanBotswanaBritania Raya (Inggris)BruneiDominikaEswatiniFijiGrenadaGuernseyGuyanaHong KongIndiaIndonesiaInggrisIrlandia (Eire)Irlandia UtaraJamaikaJepangJerseyKenyaKepulauan CaymanKepulauan Channel (Guernsey & Jersey)Kepulauan Cocos (Keeling)Kepulauan CookKepulauan FalklandKepulauan PitcairnKepulauan SolomonKepulauan Turks dan CaicosKepulauan Virgin (Amerika Serikat)Kepulauan Virgin (Inggris)KiribatiLesothoMakauMaladewaMalawiMalaysiaMaltaMauritiusMontserratMozambikNamibiaNauruNepalNiuePakistanPapua NuginiPulau ManPulau NatalPulau NorfolkSaint HelenaSaint Kitts dan Nevis (secara resmi Federasi Saint Christopher dan Nevis)Saint LuciaSaint Vincent dan GrenadinesSamoaSelandia BaruSeychellesSingapuraSiprusSiprus Utara (tidak diakui, negara yang dideklarasikan sendiri)SkotlandiaSri LankaSuriname (Suriname)TanzaniaThailandTimor Leste (Timor-Leste)TokelauTongaTrinidad dan TobagoTuvaluUgandaWalesZambiaZimbabwe.

    Demikian tadi informasi mengenai alasan mengapa Indonesia menggunakan setir mobil kanan dan jalur kiri berdasarkan sejarah dunia.

    (row/row)

  • Langka! Ditemukan Fosil Berlapis Emas Berumur 450 Juta Tahun

    Langka! Ditemukan Fosil Berlapis Emas Berumur 450 Juta Tahun

    Jakarta

    Dalam penggalian arkeologi di salah satu negara bagian New York, Amerika Serikat, ditemukan fosil kuno berkilauan. Fosil yang tampak seperti perhiasan yang dibuat dengan sangat indah ini juga merupakan ‘portal’ ke alam 450 juta tahun yang lalu.

    Dikutip dari CNN, fosil yang mencolok itu adalah spesies artropoda yang baru diidentifikasi, kerabat jauh dari kepiting tapal kuda, kalajengking, dan laba-laba modern, yang sedikit menyerupai udang modern. Makhluk itu hidup di dasar laut selama Periode Ordovisium (485 juta hingga 444 juta tahun yang lalu) pada saat kehidupan hanya memiliki pijakan tentatif di daratan.

    Dinamakan Lomankus edgecombei, artropoda tersebut berwarna emas terang yang luar biasa karena diawetkan dalam tiga dimensi oleh pirit besi, mineral yang lebih dikenal sebagai emas palsu. Kondisi ini adalah cara yang sangat tidak biasa bagi fosil untuk terbentuk.

    Fosil itu, salah satu dari lima spesimen serupa yang dijelaskan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Current Biology. Ia ditemukan di daerah yang kaya fosil di dekat Roma di negara bagian New York bagian tengah, yang dikenal sebagai Beecher’s Bed.

    Penulis utama studi, Luke Parry mulai meneliti fosil tersebut saat ia menjadi peneliti pascadoktoral di Museum Yale Peabody, tempat tiga spesimen disimpan. Seorang kolektor menyumbangkan dua spesimen lainnya kepada Yu Liu, rekan penulis dan profesor paleobiologi di Universitas Yunnan di China. Kini, fosil tersebut juga menjadi bagian dari koleksi Peabody.

    Karena pirit sangat padat, Parry mampu memindai fosil tersebut menggunakan tomografi terkomputasi untuk mengungkap detail tersembunyi dari anatominya. Penemuan tersebut menjelaskan mengapa artropoda mengembangkan pelengkap yang menonjol dari kepala mereka.

    “Saya cukup terpesona dengan betapa terawetkannya fosil tersebut dan setelah bekerja di liang yang mengandung pirit, saya tahu bahwa fosil tersebut dapat dipindai dengan sangat baik oleh CT scan,” kata Parry, yang kini menjadi profesor madya paleobiologi di University of Oxford.

    “Pengawetan dalam pirit semacam ini sangat jarang. Dalam setengah miliar tahun terakhir, hanya ada beberapa contoh tempat terjadinya hal ini,” ujarnya.

    Foto: Luke Parry/Yu Liu/Ruixin Ran via CNNBerkilau Seperti Emas

    Steve Brusatte, profesor paleontologi dan evolusi di Fakultas Geosains University of Edinburgh, menyebutkan bahwa Lomankus merupakan penemuan yang luar biasa.

    Brusatte, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa fosil itu adalah salah satu fosil paling menakjubkan secara visual yang pernah ia lihat, karena berkilau seperti emas dan tampak seperti milik museum seni.

    “Emas palsu itu memperlihatkan detail-detail halus dari banyak bagian tubuh artropoda ini, termasuk struktur sensorik tipis yang mencuat dari kepalanya,” katanya.

    “Biasanya, benda-benda halus dan rapuh seperti itu akan musnah begitu seekor hewan mati dan dikubur, tetapi di sini emas palsu itu mengunci mereka menjadi batu,” kata Brusatte.

    Spesies itu, yang termasuk dalam kelompok yang telah punah yang disebut megacheira, diberi nama berdasarkan ahli artropoda Greg Edgecombe, seorang peneliti di Museum Sejarah Alam London.

    Megacheiran lainnya menggunakan anggota badan mereka untuk menangkap mangsa. Lomankus, yang tidak memiliki mata, kemungkinan menggunakan pelengkap untuk merasakan lingkungan sedimen laut tempat tinggalnya.

    Susunan fitur pada kepala spesies tersebut mirip dengan artropoda yang masih hidup, yang berarti pelengkapnya adalah padanan antena serangga atau mulut kalajengking atau laba-laba di zaman dahulu.

    Saat ini, ada lebih banyak spesies artropoda yang dikenal daripada kelompok hewan lain di Bumi. Parry mengatakan kepala dan pelengkap mereka yang mudah beradaptasi, yang ia gambarkan seperti pisau lipat Swiss army biologis, adalah salah satu alasan mengapa kelompok tersebut telah berkembang begitu lama.

    “Kadang-kadang kita melihat fosil yang diawetkan sebagai opal atau kristal kuarsa, atau dalam kasus ini, emas palsu,” kata Brusatte.

    “Sungguh luar biasa, seperti seluruh tubuh artropoda kecil ini telah berubah menjadi perhiasan emas, dan itu membuat fosil tersebut tidak hanya indah, tetapi juga penting secara ilmiah,” tutupnya.

    (rns/agt)

  • Melancong ke Museum Adityawarman, Belajar Sejarah dan Budaya Minangkabau

    Melancong ke Museum Adityawarman, Belajar Sejarah dan Budaya Minangkabau

    Museum Adityawarman didirikan pada tahun 1974 dan dinamakan sesuai dengan nama Raja Adityawarman, seorang penguasa Minangkabau yang terkenal pada abad ke-14.

    Museum ini memiliki tujuan untuk melestarikan dan memamerkan berbagai koleksi yang berkaitan dengan sejarah, budaya, dan seni dari masyarakat Minangkabau dan daerah sekitarnya.

    Desain arsitektur museum ini juga mencerminkan kebudayaan Minangkabau, dengan atap berbentuk gonjong yang khas. Selain itu, museum ini dilengkapi dengan taman yang indah, memberikan suasana yang nyaman bagi pengunjung.

    2. Koleksi Museum Adityawarman

    Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai artefak yang berasal dari zaman prasejarah hingga masa kolonial. Koleksi ini termasuk senjata tradisional, peralatan rumah tangga, dan berbagai benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau.

    Museum ini juga menampilkan berbagai karya seni, seperti lukisan, patung, dan ukiran yang menggambarkan kehidupan dan tradisi masyarakat Minangkabau. Karya-karya ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Selain itu, salah satu daya tarik utama di Museum Adityawarman adalah koleksi pakaian adat Minangkabau. Pengunjung dapat melihat berbagai jenis pakaian yang digunakan dalam upacara adat dan perayaan, lengkap dengan aksesoris yang mempercantik penampilan.

    Museum ini juga memiliki replika Rumah Gadang, rumah tradisional Minangkabau yang menjadi simbol budaya. Replika ini memberikan gambaran tentang arsitektur dan tata ruang rumah adat yang kaya akan makna dan fungsi sosial.

    3. Fasilitas dan Kegiatan Edukasi

    Museum Adityawarman menyediakan pemandu wisata yang siap menjelaskan tentang koleksi dan sejarah yang ada di museum. Hal ini akan menambah pemahaman pengunjung tentang konteks dan makna dari setiap artefak yang dipamerkan.

    Museum ini sering mengadakan program edukasi untuk siswa dan masyarakat umum. Program ini meliputi workshop, diskusi, dan kegiatan interaktif yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan budaya Minangkabau.

    Selain itu, terdapat ruang multimedia yang menampilkan film dan presentasi mengenai sejarah dan kebudayaan Minangkabau. Ini menjadi sarana yang menarik untuk mengenalkan pengunjung pada aspek-aspek budaya yang mungkin belum mereka ketahui.

     

  • Disbudpar Cirebon promosi Museum Cave AI tingkatkan kunjungan turis

    Disbudpar Cirebon promosi Museum Cave AI tingkatkan kunjungan turis

    wisatawan bisa mengunjungi destinasi terbaru itu untuk merasakan pengalaman berbedaKota Cirebon (ANTARA) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Jawa Barat, mempromosikan Museum CAVE Artificial Intelligence (AI) Lorong Waktu Sejarah (LOTUS) di Keraton Kasepuhan untuk mendongkrak kunjungan turis di destinasi wisata tersebut.

     

    “Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya tarik dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon,” kata Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya di Cirebon, Sabtu.
     

    Dia mengatakan promosi ini dilakukan pada pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh Disbudpar, serta melalui unggahan media sosial milik pemerintah daerah.
     

    Selain itu, pihaknya juga mendampingi pengelolaan museum, agar wahana terbaru di Keraton Kasepuhan itu memenuhi standar dan regulasi nasional.
     

    Agus menjelaskan museum tersebut memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dalam bentuk cave automatic virtual environment, yang menampilkan sejarah Cirebon secara visual dan interaktif.
     

    Keraton Kasepuhan, menurutnya, sudah dipilih sebagai proyek percontohan pertama pada pengembangan destinasi wisata berbasis teknologi AI ini.
     

    “Dengan hadirnya Museum CAVE AI pertama di Keraton Kasepuhan, kami bersama pihak keraton dapat memberikan edukasi sejarah yang lebih menarik dan bermanfaat untuk pengunjung,” tuturnya.
     

    Agus menyebutkan pengembangan destinasi berbasis AI ini dapat memperkuat daya tarik, daya saing, dan keberlanjutan pariwisata heritage di Cirebon.
     

    Selain meningkatkan jumlah kunjungan, pihaknya meyakini museum ini juga dapat memperpanjang durasi kunjungan wisatawan di Kota Cirebon.
     

    Ia mengungkapkan sampai September 2024, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan mencapai 82.245 orang, terdiri atas 702 turis asing dan 81.543 turis domestik.
     

    Pewarta: Fathnur Rohman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ilmuwan Temukan Fosil Berlapis Emas, Usianya 450 juta Tahun

    Ilmuwan Temukan Fosil Berlapis Emas, Usianya 450 juta Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti telah menemukan fosil berusia 450 tahun yang terbungkus dalam mineral yang dikenal sebagai emas palsu.

    Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Associate Professor Luke Parry, Departemen Ilmu Bumi, Universitas Oxford, telah mengungkap fosil artropoda, kelompok laba-laba, kelabang, dan serangga, dari Periode Ordovisium.

    Spesimen tersebut diawetkan oleh pirit (emas palsu), sehingga memberikan tampilan seperti bongkahan emas yang indah.

    “Selain memiliki warna emas yang indah dan mencolok, fosil-fosil ini terawetkan dengan sangat baik. Fosil-fosil ini tampak seolah-olah bisa bangkit dan melarikan diri,” ujar Parry dikutip dari laman resmi Universitas Oxford, Sabtu (2/11/2024).

    Fosil tersebut ditemukan di sebuah situs di New York, AS, yang berisi “Beecher’s Trilobite Bed”, sebuah lapisan batu yang mengandung banyak trilobita dengan pengawetan.

    Selain trilobita, banyak jenis organisme lain yang juga jarang ditemukan di situs ini, mangkanya penemuan ini bisa dibilang cukup langka.

    Fosil yang diberi nama Lomankus edgecombei itu diambil dari nama ahli artropoda Greg Edgecombe dari Museum Sejarah Alam London.

    Mereka termasuk dalam kelompok yang disebut megacheiran, kelompok ikonik artropoda fosil dengan kaki besar yang dimodifikasi di bagian depan tubuh guna menangkap mangsa.

    Megacheiran seperti Lomankus sangat beragam selama Periode Kambrium (538-485 juta tahun lalu) tetapi diperkirakan sebagian besar telah punah pada Periode Ordovisium (485-443 juta tahun lalu), saat fosil baru ini diawetkan.

    Hewan yang diawetkan di Beecher’s Trilobite Bed hidup di lingkungan yang tidak bersahabat dengan oksigen rendah yang memungkinkan pirit, yang umumnya dikenal sebagai emas palsu, menggantikan bagian-bagian tubuh mereka setelah terkubur dalam sedimen. Yang akhirnya dapat menghasilkan fosil 3D berwarna emas.

    Pirit adalah mineral yang sangat padat, sehingga fosil dari lapisan ini dapat dipindai untuk mengungkap detail tersembunyi dari anatomi mereka.

    (fab/fab)

  • Berikut rekomendasi wisata liburan akhir pekan di Jakarta 

    Berikut rekomendasi wisata liburan akhir pekan di Jakarta 

    Jakarta (ANTARA) – Bagi Anda yang ingin mengisi liburan akhir pekan bersama teman dan keluarga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membagikan rekomendasi wisata libur akhir pekan di DKI Jakarta yang dapat dikunjungi.

    Rekomendasi ini diunggah melalui akun Instagram @disparekrafdki dan @jakarta_tourism yang menyajikan beberapa pilihan.

    Berikut rekomendasi berlibur akhir pekan di Jakarta:

    1. Pameran Repatriasi 2024

    Pameran ini memamerkan koleksi repatriasi benda-benda cagar budaya bersejarah Indonesia dari Belanda.

    Sebanyak 288 objek budaya bersejarah itu dipamerkan di Museum Nasional Indonesia sejak 15 Oktober 2024 hingga 31 Desember 2024, yang dibuka sejak pukul 08.00-20.00 WIB. Namun, untuk masuk ke pameran itu harus menyiapkan uang untuk membeli tiket.

    2. Pameran Pesona Batik Tuban

    Pameran Batik Tuban digelar oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang digelar di Museum Tekstil sejak Selasa 1 Oktober hingga Minggu (3/11) pukul 09.00 sampai 15.00 WIB.

    Pameran ini menyajikan 83 helai koleksi kain Batik Tuban yang dimiliki Museum Tekstil, Yayasan Batik Indonesia dan para kolektor Batik. Namun, untuk masuk ke pameran itu harus menyiapkan uang untuk membeli tiket.

    Tuban merupakan salah satu sentra batik yang istimewa karena seluruh proses pembuatan batik dikerjakan di sana, mulai dari menanam kapas, dipanen, dipintal menjadi benang, ditenun menjadi kain, dibatik dan diwarnai hingga menjadi kain batik.

    3. Pameran Arsip 100 Tahun Sitor Situmorang: Wajah Tak Bernama

    Bagi teman-teman yang pernah mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia, mungkin tidak asing dengan nama Sitor Situmorang. Sitor Situmorang adalah salah satu penyair atau sastrawan legendaris dari ‘angkatan 45’.

    Dalam Rangka mengenang 100 Tahun Sitor Sitorus, Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin berkolaborasi dengan Yayasan Sitor Situmorang menyelenggarakan acara ‘Pameran Arsip 100 Tahun Sitor Situmorang: Wajah Tak Bernama’ di Galeri PDS HB Jassin Lantai 4, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No 73.

    Bagi teman-teman yang ingin menyaksikan rekam jejak sastrawan legendaris Indonesia itu, mulai dari karya-karya, foto-foto atau kliping-kliping surat kabar yang menuliskan obituari dirinya, maka jangan segan-segan untuk datang. Acara yang dibuka pukul 09.00-20.00 WIB itu tidak dikenakan biaya alias gratis.

    4. Jakarta Biennale 2024

    Jakarta Biennale merupakan perhelatan akbar seni rupa kontemporer Indonesia yang dilangsungkan setiap dua tahun sekali. Pertama kali digagas oleh Dewan Kesenian Jakarta pada 1974 dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia. Sejak 2009, Jakarta Biennale diselenggarakan dalam skala internasional.

    Jakarta Biennale 2024 akan dihelat selama 50 hari untuk merayakan 50 tahun Jakarta Biennale.

    Bagi Anda penggemar seni rupa kontemporer bisa datang ke pameran yang digelar sejak 1 Oktober hingga 1 November 2024 itu di Kompleks Taman Ismail Marzuki Jakarta tanpa dipungut biaya.

    5. Indonesia International Modest Fashion Festival

    Bagi Anda penggemar fashion khususnya busana muslim mungkin bisa mengisi waktu liburan akhir pekannya dengan menghadiri Indonesia International Modest Fashion Festival di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

    Acara yang digelar sejak 30 Oktober hingga Minggu (3/11) itu diikuti 228 desainer nasional dan 10 desainer luar negeri.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kisah Sukses Budi Pramono, Jenderal Bintang 2 TNI AD Punya 12 Gelar dan Cetak Rekor MURI

    Kisah Sukses Budi Pramono, Jenderal Bintang 2 TNI AD Punya 12 Gelar dan Cetak Rekor MURI

    Jakarta, Beritasatu.com – Jenderal bintang dua TNI Angkatan Darat (AD) Mayjen TNI Budi Pramono sukses mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Budi Pramono sukses meraih rekor MURI sebagai prajurit TNI AD yang memiliki gelar akademik dan kompetensi terbanyak di Indonesia.

    Secara lengkap, dia memiliki gelar, Mayjen TNI Associate Prof. Dr. Budi Pramono, S. I. P., S. H., M. A., M.M., M. H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR. Sang jenderal memiliki 12 gelar akademik dan sertifikasi kompetensi dari berbagai bidang ilmu mulai dari ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, hingga ilmu pertahanan dan keamanan dari kampus-kampus ternama dalam negeri dan luar negeri.

    Ketua Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana memberikan piagam penghargaan MURI Nomor 11996/R. MURI/X/2024 kepada Mayjen Budi di Kantor MURI, Jakarta, pada Kamis (31/10/2024).

    Pada kesempatan itu, Budi mengungkapkan tips berhasil mengumpulkan berbagai gelar akademik tersebut selama 30 tahun.

    Dia bercerita, pada awalnya dia tergugah untuk terus menimba ilmu sejak mendapatkan tugas belajar ke Hull University, Inggris, pada 1997.

    Tugas belajar tersebut didapat saat dia berpangkat kapten dari Presiden Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

    Dia mendapatkan tugas belajar itu setelah berhasil melewati serangkaian tes dan seleksi di lingkungan TNI AD.

    “Dorongan untuk menimba ilmu ini dipicu saat saya menerima tugas belajar untuk mengambil S-2 ke Hull University oleh Jenderal Prabowo Subianto pada 1997. Saya ke-trigger karena bersemangat mendapatkan tugas belajar itu,” kata Mayjen Budi Pramono, dilansir dari Antara, Jumat (1/11/2024).

    Dia menyelesaikan belajar di Inggris tersebut selama setahun. Kemudian dia kembali ke Indonesia dan melanjutkan tugasnya sebagai prajurit TNI.

    Namun, dirinya tidak pernah surut untuk belajar berbagai keilmuan lainnya. Budi kemudian mendapatkan gelar master ilmu hukum, master bidang manajemen, hingga gelar doktor untuk ilmu politik pada 2018.

    Budi menegaskan, alasannya terus menimba ilmu hingga akhirnya dia mengoleksi berbagai gelar akademik itu karena dia yakin ilmu merupakan senjata paling mematikan. Inspirasinya adalah Nelson Mandela, yakni dengan kutipan darinya,  “pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat kamu pakai untuk mengubah dunia”.

    Mayjen Budi mengaku tidak akan berhenti belajar. Bahkan, saat ini, dirinya masih proses menyelesaikan pendidikan doktor ilmu hukum.

    Budi menegaskan, tidak ada kata sulit dalam belajar dan dia menikmati masa-masa studinya. Waktu senggang pun selalu dia manfaatkan untuk belajar.

    “Asalkan ada willingness (kemauan) semua bisa diatasi,” kata staf khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

    Di sisi lain, yakni penugasan sebagai anggota militer, Budi mengikuti rangkaian pendidikan dan kursus Regimental Officer Advanced Course (Suslapa-II) di Australia pada 1996, kemudian di National Security Intelligence Training Course di Taiwan pada 1999.

    Selain itu, dirinya juga menjadi lulusan terbaik (honor graduate) saat menempuh pendidikan Command and General Staff College di School of General Staff and Command di Manila, Filipina pada 2001.

    Dia juga terpilih sebagai peserta United Nations Logistics Course di Port Dickson pada 2002, Austfamil Course di Laverton, Australia pada 2003, serta Emergency Management Australia Course pada 2004.

    Dalam perjalanan kariernya di TNI, Budi masuk kecabangan Artileri Pertahanan Udara (Arh) setelah lulus Akmil, kemudian berdinas selama kurang lebih 10 tahun di Kostrad, lanjut ke Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

    Jenderal bintang dua itu ditugaskan sebagai Atase Pertahanan (Athan) RI di Iran pada 2012, yang juga membawahi Irak, Azerbaijan, dan Turkmenistan. Dalam penugasannya sebagai athan, dia mendapatkan penghargaan dari Duta Besar RI di Iran dan juga menjabat sebagai dean/ketua asosiasi athan-athan (MAAT) di Teheran, Iran.

    Selain itu, Mayjen Budi aktif mengajar di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) sekarang ini. 
     

  • Museum Kehidupan Samsara menambah ragam wisata berbasis budaya Bali

    Museum Kehidupan Samsara menambah ragam wisata berbasis budaya Bali

    Jakarta (ANTARA) – Kehadiran Museum Kehidupan Samsara di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, telah menambah ragam wisata berbasis budaya di wilayah Provinsi Bali.

    Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyebut museum tersebut sebagai prototipe pariwisata regeneratif berbasis budaya, bagian dari upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan.

    “Tentu budaya ini tidak boleh hilang begitu saja di tengah dunia yang semakin modern. Kita harap budaya Bali ini terus berkembang. Konsep prototipe seperti ini bisa terus kita kembangkan dan diperluas kedepannya,” katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Jumat.

    Dalam pertemuan dengan pengelola museum di Jakarta pada Rabu (30/10), Puspa mengatakan bahwa pendirian museum tersebut selaras dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan pariwisata sekaligus melestarikan budaya lokal dengan melibatkan masyarakat.

    Museum Kehidupan Samsara atau Samsara Living Museum bisa menjadi tempat warga maupun wisatawan untuk mempelajari siklus hidup dan budaya masyarakat Bali.

    Pendiri Samsara Living Museum Ida Bagus Agung Gunartha mengemukakan perlunya penerapan pendekatan yang out of the box dalam mengembangkan potensi pariwisata di wilayah Karangasem.

    “​​​​​​Dari proses pemetaan yang kita lakukan di Karangasem ternyata memang yang selalu ada melekat di setiap aset gitu ya, human-nya, spiritualnya, adalah sisi autentisitasnya,” kata Ida.

    Dengan menerapkan konsep destinasi wisata regeneratif, ia mengatakan, Kabupaten Karangasem bisa mengembangkan usaha pariwisata dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat Bali.

    Ia mencontohkan, pelaksanaan kegiatan upacara adat atau tradisi menganyam bambu yang dikemas dalam konsep museum kehidupan nyatanya mampu menjadi daya tarik wisatawan.

    “Kami akhirnya jadikan itu sebagai unique selling point. Dan harapan kami ada satu payung program pengembangan yang memungkinkan merangkul sahabat di Mentawai, Baduy, Dayak, Sumba, (sehingga) ini jadi bagian dari ekosistem yang lebih besar lagi,” katanya.

    Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hariyanto menyebut Museum Kehidupan Samsara sebagai wujud dari kekuatan pariwisata berbasis budaya.

    “Tentu kami dalam posisi mendukung sepenuhnya, bahkan nanti kalau diperlukan, pengembangan jejaring dapat kami kuatkan dan kami fasilitasi untuk disebarluaskan khususnya ke desa-desa wisata,” kata Hariyanto.

    Baca juga: Mengenal siklus hidup manusia Bali dari museum Samsara

    Baca juga: Kampanye RajegBali promosikan wisata otentik keberlanjutan

    Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
    Editor: Maryati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno di Gorontalo: Daya Tarik, Koleksi, dan Rute
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Oktober 2024

    Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno di Gorontalo: Daya Tarik, Koleksi, dan Rute Regional 31 Oktober 2024

    Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno di Gorontalo: Daya Tarik, Koleksi, dan Rute
    Editor
    KOMPAS.com

    Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno
    terletak di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.
    Keberadaan Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno merupakan cagar budaya yang menyimpan barang-barang bersejarah.
    Tempat bersejarah ini dapat menjadi tujuan wisata saat berkunjung ke Gorontalo.
    Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno dibangun pada masa pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1936.
    Bangunan Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno merupakan rumah yang berukuran 5 x 15 meter. 
    Di dalam museum terdapat beragam koleksi benda-benda bersejarah.
    Koleksi Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno berupa benda-benda kuno dan bersejarah, seperti foto, buku, radio, dan alat pertanian.
    Museum juga menyimpan dokumentasi kedatangan Presiden Pertama RI Ir
    Soekarno ke Gorontalo
    serta benda-benda kuno bersejarah lainnya.
    Pengunjung tidak hanya menikmati benda-benda sejarah saja, namun juga keindahan Danau Limboto dalam udara sejuk dan airnya tenang.
    Passalnya, letak museum berada di tepian Danau Limboto.
    Tersedia pondok-pondok yang dapat digunakan untuk memancing sambil menikmati udara dan keindahan alam sekitar.
    Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno dahulu adalah Pelabuhan Danau Limboto.  
    Tercatat Prsiden Soekarno datang ke Gorontalo sebanyak dua kali menggunakan pesawat ampibi dan mendarat di Danau Limboto.
    Pesawat amfibi adalah pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat di air. 
    Dikutip dari Kompas.com (09/01/2012), kedatangan Soekarno tersebut pada tahun 1950 dan 1956, namun tidak ada keterangan mengenai tanggal dan bulannya.
    Sejarahwan Gorontalo, BJ Mahdang menyebutkan bahwa kedatangan Soekarno ke Gorontalo adalah untuk inspeksi bahwa Gorontalo masih setia terhadap NKRI.
    “Soekarno hanya ingin memastikan bahwa saat itu tidak terjadi perpecahan di Gorontalo. Sebab, saat itu ada beberapa kelompok atau dewan yang berpotensi memisahkan diri dari NKRI,” kata Mahdang dalam suatu seminar di Universitas Negeri Gorontalo, yang dikutip dari Kompas.com (09/01/2012).
    Pada masa itu, Indonesia masih berusia muda dan sering terjadi pembrontakan.
    Kelompok separatis Perjuangan Rakyat Semesta (permesta) saat itu tengah bergema di wilayah Sulawesi Utara.
    Terdapat prasasti yang menjelaskan bahwa kedatangan Soekarno untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  
    Prasasti tersebut ditandatangani Presiden Megawati pada tahun 2022. 
    Jarak tempuh Kota Gorontalo menuju Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno sekitar 9 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 22 menit.
    Perjalanan dapat melalui Jalan Raja Eyato dan Jalan usman Isa.
    Sumber:
    iluta.desa.id
    pariwisata.gorontaloprov.go.id
    regional.kompas.com
     (Penulis: Aris Prasetyo)
    Instagram: @dispar_gorontaloprov
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenderal TNI AD pecahkan rekor MURI raih gelar akademik terbanyak

    Jenderal TNI AD pecahkan rekor MURI raih gelar akademik terbanyak

    Jakarta (ANTARA) – Jenderal bintang dua TNI Angkatan Darat Mayjen TNI Budi Pramono berhasil memecahkan rekor MURI sebagai prajurit TNI AD yang memiliki gelar akademik dan kompetensi terbanyak di Indonesia.

    Dalam rentang waktu 30 tahun lebih, Mayjen TNI Associate Prof. Dr. Budi Pramono, S. I. P., S. H., M. A., M.M., M. H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR., mengoleksi 12 gelar akademik dan sertifikasi kompetensi dari berbagai bidang ilmu mulai dari Ilmu Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi, dan Pertahanan dan Keamanan dari kampus-kampus ternama dalam negeri dan luar negeri.

    Berkat prestasinya itu, Ketua Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana menyerahkan piagam penghargaan MURI Nomor 11996/R. MURI/X/2024 kepada Mayjen Budi di Kantor MURI, Jakarta, Kamis.

    Dalam acara penyerahan piagam MURI, Jaya Suprana sempat mengulik “kiat-kiat” Budi mengoleksi gelar-gelar akademik di belakangnya.

    Budi pun bercerita dia tergugah untuk terus menimba ilmu sejak mendapatkan tugas belajar ke Hull University, Inggris, pada 1997 oleh Presiden Prabowo Subianto, yang saat itu masih menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

    Budi, yang saat itu masih berpangkat kapten, menyebut dia mendapatkan tugas belajar itu setelah berhasil melewati serangkaian tes dan seleksi di lingkungan TNI AD.

    “Dorongan untuk menimba ilmu ini dipicu saat saya menerima tugas belajar untuk mengambil S2 ke Hull University oleh Jenderal Prabowo Subianto pada 1997. Saya ke-trigger karena bersemangat mendapatkan tugas belajar itu,” kata Mayjen Budi Pramono menjawab pertanyaan Jaya Suprana.

    Kemudian, selepas merampungkan studinya selama setahun di Inggris, Budi kembali ke Indonesia dan melanjutkan tugasnya sebagai prajurit, tetapi itu tak menyurutkan langkahnya untuk kembali mempelajari bidang ilmu lainnya. Alhasil, Budi kemudian mendapatkan gelar master Ilmu Hukum, master bidang Manajemen, hingga gelar doktor untuk Ilmu Politik pada 2018.

    Di Kantor MURI, Budi menyebut keinginannya terus menimba ilmu hingga akhirnya dia mengoleksi berbagai gelar akademik itu karena dia yakin ilmu merupakan senjata paling mematikan. Dia terinspirasi dari seruan Nelson Mandela: “Pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat kamu pakai untuk mengubah dunia”.Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat Mayjen TNI Associate Prof. Dr. Budi Pramono, S. I. P., S. H., M. A., M.M., M. H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR., di Kantor MURI, Jakarta, Kamis (31/10/2024) menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) karena memecahkan rekor MURI sebagai prajurit TNI Angkatan Darat yang meraih gelar akademik dan kompetensi terbanyak di Indonesia. Piagam penghargaan itu diberikan oleh Ketua MURI Jaya Suprana (kanan). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

    Oleh karena itu, dia mengaku tak akan berhenti menimba ilmu. Bahkan saat ini, Mayjen Budi pun dalam proses menyelesaikan pendidikan doktor Ilmu Hukum.

    Buat Budi, tak ada kata sulit dalam belajar. Dia mengaku menikmati masa-masa studinya. Alhasil, masa-masa senggang dan waktu libur pun dia gunakan untuk belajar.

    “Asalkan ada willingness (kemauan, red.) semua bisa diatasi,” kata Budi, yang saat ini bertugas sebagai Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

    Dalam lingkup militer, pendidikan yang diterima Budi juga terbilang lengkap. Budi mengikuti rangkaian pendidikan dan kursus Regimental Officer Advanced Course (Suslapa-II) di Australia pada 1996, kemudian di National Security Intelligence Training Course di Taiwan pada 1999. Dia kemudian menjadi lulusan terbaik (honor graduate) saat menempuh pendidikan Command and General Staff College di School of General Staff and Command di Manila, Filipina pada 2001. Dia lanjut terpilih sebagai peserta United Nations Logistics Course di Port Dickson pada 2002, Austfamil Course di Laverton, Australia pada 2003, dan Emergency Management Australia Course pada 2004.

    Dalam rentang kariernya, Budi masuk kecabangan Artileri Pertahanan Udara (Arh) selepas lulus Akmil, dan dia berdinas selama kurang lebih 10 tahun di Kostrad, kemudian lanjut ke Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Perwira tinggi bintang dua itu pada 2012 ditugaskan sebagai Atase Pertahanan (Athan) RI di Iran, yang juga membawahi Irak, Azerbaijan, dan Turkmenistan. Dalam penugasannya sebagai athan, dia mendapatkan penghargaan dari Duta Besar RI di Iran dan juga menjabat sebagai dean/ketua asosiasi athan-athan (MAAT) di Teheran, Iran.

    Di lingkungan kampus, Mayjen Budi saat ini aktif mengajar di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM).

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Guido Merung
    Copyright © ANTARA 2024