Tempat Fasum: museum

  • Lengkap, Ini Daftar Harga Tiket Masuk Jatim Park 1, 2 dan 3

    Lengkap, Ini Daftar Harga Tiket Masuk Jatim Park 1, 2 dan 3

    Jakarta: Jatim Park menjadi destinasi favorit di Jawa Timur saat liburan. Wisata yang berada di Kota Batu, Jawa Timur ini menawarkan berbagai atraksi menarik dan pengalaman unik.

    Bagi kamu yang ingin berwisata ke Jatim Park, perlu mengetahui bahwa taman rekreasi dan belajar ini terbagi menjadi tiga bagian. Yakni, Jatim Park 1, Jatim Park 2 dan Jatim Park 3 (Eco Green Park).

    Ketiganya memiliki perbedaan dari segi konsep rekreasi dan wahananya. Begitu juga untuk harga tiket masuknya.
    Harga Tiket Masuk Jatim Park 

    Jatim Park 1

    Jatim Park 1 mempunyai wahana edukasi, seperti Rumah Adat Madura, Taman Sejarah atau Diorama, Indonesia Heritage Museum, Science Center, dan Galeri Etnik. Selain edukasi, ada juga wahana rekreasi dan hiburan, di antaranya Flying Tornado, Gold Mini Coaster, Ulat Coaster, Sky Coaster, dan lainnya.

    Di Jatim Park 1 ini juga ada dua museum, yakni Museum Tubuh dan Museum Angkut. Adapun tiket Jatim Park 1 ini biasanya dibundling dengan dua museum tersebut.

    Harga Tiket Jatim Park 1

    Jatim Park 1 + Museum Tubuh: Rp115.000 (weekday)/Rp150.000 (weekend)
    Jatim Park 1+Museum Angkut: Rp150.000 (weekday)/Rp170.000 (weekend)
    Jatim Park 2

    Jatim Park 2 yang juga dikenal dengan nama Batu Secret Zoo bisa menjadi pilihan apabila ingin merasakan berwisata di kebun binatan. Di sini banyaknya satwa-satwa langka dengan konsep kebun binatang yang menjadi ikon tempat ini.

    Harga Tiket Jatim Park 2

    Jatim Park 2+Eco Green Park: Rp150.000 (weekday)/Rp170.000 (weekend)
    Jatim Park 2+Museum Satwa+SMS: Rp125.000 weekday
     

     

    Jatim Park 3

    Jatim Park 3 menawarkan berbagai atraksi menarik dan pengalaman unik. Di sini terdapat wahana hiburan dengan beragam tema, seperti Dino Park, Milenial Glow Garden, Funtech Plaza, Museum Musik Dunia, dan The Legend Star Park. 

    Harga Tiket Jatim Park 3

    Berbeda dengan Jatim Park 1 dan 2, harga tiket Jatim Park 3 dibagi berdasarkan taman bermain tematik yang ingin dikunjungi. Meski begitu ada juga tiket terusan.

    1. Fun Tech Plaza: Rp40.000 (weekday/weekend)
    2. Museum Musik Dunia Rp50.000 (weekday/weekend)

    3. The Legend Star

    Hari kerja: Rp70.000 (weekday)
    Akhir pekan & musim liburan: Rp90.000(weekday)

    4. Paket Dino Park & The Legend Star

    Hari kerja: Rp140.000 (weekday)
    Akhir pekan & musim liburan: Rp170.000

    5. Tiket Terusan

    (Akses ke Dino Park, Museum Musik Dunia, Fun Tech Plaza, Circus Magic, Secret Journey, dan Infinite World)
     
    Hari kerja: Rp170.000 
    Akhir pekan & musim liburan: Rp200.000

    Jakarta: Jatim Park menjadi destinasi favorit di Jawa Timur saat liburan. Wisata yang berada di Kota Batu, Jawa Timur ini menawarkan berbagai atraksi menarik dan pengalaman unik.
     
    Bagi kamu yang ingin berwisata ke Jatim Park, perlu mengetahui bahwa taman rekreasi dan belajar ini terbagi menjadi tiga bagian. Yakni, Jatim Park 1, Jatim Park 2 dan Jatim Park 3 (Eco Green Park).
     
    Ketiganya memiliki perbedaan dari segi konsep rekreasi dan wahananya. Begitu juga untuk harga tiket masuknya.
    Harga Tiket Masuk Jatim Park 

    Jatim Park 1

    Jatim Park 1 mempunyai wahana edukasi, seperti Rumah Adat Madura, Taman Sejarah atau Diorama, Indonesia Heritage Museum, Science Center, dan Galeri Etnik. Selain edukasi, ada juga wahana rekreasi dan hiburan, di antaranya Flying Tornado, Gold Mini Coaster, Ulat Coaster, Sky Coaster, dan lainnya.
    Di Jatim Park 1 ini juga ada dua museum, yakni Museum Tubuh dan Museum Angkut. Adapun tiket Jatim Park 1 ini biasanya dibundling dengan dua museum tersebut.
     
    Harga Tiket Jatim Park 1
     
    Jatim Park 1 + Museum Tubuh: Rp115.000 (weekday)/Rp150.000 (weekend)
    Jatim Park 1+Museum Angkut: Rp150.000 (weekday)/Rp170.000 (weekend)

    Jatim Park 2

    Jatim Park 2 yang juga dikenal dengan nama Batu Secret Zoo bisa menjadi pilihan apabila ingin merasakan berwisata di kebun binatan. Di sini banyaknya satwa-satwa langka dengan konsep kebun binatang yang menjadi ikon tempat ini.
     
    Harga Tiket Jatim Park 2
     
    Jatim Park 2+Eco Green Park: Rp150.000 (weekday)/Rp170.000 (weekend)
    Jatim Park 2+Museum Satwa+SMS: Rp125.000 weekday
     

     

    Jatim Park 3

    Jatim Park 3 menawarkan berbagai atraksi menarik dan pengalaman unik. Di sini terdapat wahana hiburan dengan beragam tema, seperti Dino Park, Milenial Glow Garden, Funtech Plaza, Museum Musik Dunia, dan The Legend Star Park. 
     
    Harga Tiket Jatim Park 3
     
    Berbeda dengan Jatim Park 1 dan 2, harga tiket Jatim Park 3 dibagi berdasarkan taman bermain tematik yang ingin dikunjungi. Meski begitu ada juga tiket terusan.
     
    1. Fun Tech Plaza: Rp40.000 (weekday/weekend)
    2. Museum Musik Dunia Rp50.000 (weekday/weekend)
     
    3. The Legend Star
     
    Hari kerja: Rp70.000 (weekday)
    Akhir pekan & musim liburan: Rp90.000(weekday)
     
    4. Paket Dino Park & The Legend Star
     
    Hari kerja: Rp140.000 (weekday)
    Akhir pekan & musim liburan: Rp170.000
     
    5. Tiket Terusan
     
    (Akses ke Dino Park, Museum Musik Dunia, Fun Tech Plaza, Circus Magic, Secret Journey, dan Infinite World)
     
    Hari kerja: Rp170.000 
    Akhir pekan & musim liburan: Rp200.000
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Cahaya Aneh Muncul di Bulan, Tertangkap Kamera Astronom Jepang

    Cahaya Aneh Muncul di Bulan, Tertangkap Kamera Astronom Jepang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belum lama ini, seorang astronom asal Jepang menemukan saat objek misterius tengah menghujani Bulan. Salah satu kemungkinannya objek tersebut terkait dengan hujan meteor Geminid.

    Fenomena ini ditemukan oleh astronom dan kurator Museum Kota Hiratsuka Jepang, Daichi Fujii. Dia berhasil menangkap gambar tersebut pada 8 Desember 2024.

    “Meteor terang dan bola api muncul tiap hari namun kilatan cahaya Bulan juga ditangkap satu demi satu,” jelas Fujii dalam akun X.

    Dia menjelaskan menemukan cahaya bulan saat merekam dengan kamera 360 fps. Temuan itu dikonfirmasi dengan sejumlah teleskop lain.

    Sejumlah pakar mencoba menjawab objek apa yang tertangkap gambar itu. Robert Lunsford dari American Meteor Society mengatakan kemungkinan objek itu adalah Geminid atau sebuah meteor sporadis.

    “Mengingat posisi yang radian, kemungkinannya kilatan cahaya bulan terkait hujan meteor Geminid,” jelasnya kepada EarthSky, dikutip dari IFL Science, Kamis (19/12/2024).

    “Namun karena meteor sporadis lebih banyak dari Geminid dalam pengamatan berbasis darat, mungkin saja meteor sporadis,” imbuhnya.

    Sementara Serena Whitfield dalam blog NASA menjelaskan puing penyebab Geminid berasal dari asteroid bernama 3200 Phaethon. Setelah ditemukan 1983, para astronim menyadari orbitnya persis dengan Geminid.

    “Ini menunjukan Pahethon merupakan sumber hujan meteor tahunan. Meski sebagian besar hujan meteor berasal dari komet, Phaethon masuk dalam klasifikasi sebagai asteroid dekat Bumi dan bukan komet,” kata Whitfield.

    [Gambas:Twitter]

    (dem/dem)

  • DKI kemarin, Kepulauan Seribu diserbu hingga lonjakan penumpang bus

    DKI kemarin, Kepulauan Seribu diserbu hingga lonjakan penumpang bus

    Jakarta (ANTARA) – Deretan berita di DKI Jakarta pada Minggu (22/12) yang masih layak untuk disimak kembali hari ini, mulai dari wisatawan menyerbu Kepulauan Seribu pada libur Natal dan tahun baru hingga Dishub DKI mencatat lonjakan penumpang di tujuh terminal bus AKAP.

    Berikut rangkumannya:

    Kepulauan Seribu rampungkan pembangunan tanggul di tiga pulau

    Suku Dinas Sumber Daya Air Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, merampungkan pembangunan tanggul dan pemecah ombak (breakwater) di tiga pulau berpenduduk di wilayah tersebut.

    “Pembangunan tanggul atau pemecah ombak ini bertujuan sebagai penahan abrasi pantai bagi warga masyarakat yang tinggal di pesisir,” kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kepulauan Seribu, Mustajab di Jakarta, Minggu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Ribuan wisatawan kunjungi Kepulauan Seribu jelang Natal dan tahun baru

    Ribuan wisatawan mengunjungi sejumlah pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, untuk liburan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Sebanyak 1.123 wisatawan menyambangi wilayah Kepulauan Seribu untuk menikmati masa libur pada Sabtu (21/12),” kata Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sudin Parekraf) Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan di Jakarta, Minggu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Museum Bahari siapkan acara pemutaran film di malam tahun baru

    Museum Bahari menyiapkan acara pemutaran film secara maraton di malam Tahun Baru 2025 sebagai pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama rekan-rekan mereka saat pergantian tahun.

    “Kami kemas dalam acara ‘Movie Screening Marathon’. Nonton film dari museum buka sampai tutup. Hanya bayar tiket museum,” ujar Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari di Jakarta, Minggu.

    Baca selengkapnya di sini.

    DKI pastikan armada bus Kalideres siap untuk mudik Nataru

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan armada bus di Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat dalam kondisi baik, sehingga perjalanan mudik masyarakat di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 dapat berjalan lancar, aman dan terkendali.

    “Kami pastikan kelancaran warga yang akan mudik ke kampung halamannya masing-masing. Tadi ada yang ke wilayah Sumatra, tapi banyak juga yang ke wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” kata Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Dishub DKI catat kenaikan pergerakan penumpang di tujuh terminal AKAP

    Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat kenaikan signifikan pergerakan penumpang di tujuh terminal layanan antar kota antar provinsi (AKAP) pada momentum musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

    Ke tujuh terminal AKAP itu meliputi Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok, Terminal Lebak Bulus, Terminal Angke dan Terminal Grogol.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Al Abrar • 22 Desember 2024 21:53

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.

    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.

    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.

    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.

    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.

    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.

    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.

    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.

    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.

    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.

    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.

    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.

    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.

    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.

    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 

    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.

    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.

    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.

    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.

    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.

    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.

    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.

    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.

    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.

    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.

    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.

    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.

    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.
     
    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.
     
    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.
    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.
     
    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.
     
    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.
     
    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.
     
    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.
     

     
    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).
     
    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.
     
    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.
     
    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.
     
    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.
     
    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.
     
    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.
     
    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.
     
    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 
     
    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
     
    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.
     
    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.
     
    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.
     
    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.
     
    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.
     
    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.
     
    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.
     
    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.
     
    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.
     
    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.
     
    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.
     
    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.
     
    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Museum Bahari Gelar Maraton Film di Malam Tahun Baru, Angkat Karya Pelajar SMA dan SMK

    Museum Bahari Gelar Maraton Film di Malam Tahun Baru, Angkat Karya Pelajar SMA dan SMK

    JAKARTA – Museum Bahari bersiap menyambut malam pergantian tahun dengan hiburan tersendiri. Akan ada pemutaran film secara maraton sebagai opsi untuk berkumpul di malam tahun baru.

    “Kami kemas dalam acara ‘Movie Screening Marathon’. Nonton film dari museum buka sampai tutup. Hanya bayar tiket museum,” ujar Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari di Jakarta, mengutip ANTARA, Minggu 22 Desember.

    Mis’ari mengatakan Museum Bahari memiliki fasilitas bioskop yang diperuntukkan untuk masyarakat.

    Adapun film-film yang nantinya ditayangkan sebagian merupakan karya pelajar SMA dan SMK di seluruh Indonesia, yang berpartisipasi dalam “Festival Film Pendek” tahun 2024.

    Tahun ini, pengelola museum mengadakan festival film dengan tema “Bahari”.

    “Acara (pemutaran film) diadakan 31 Desember-1 Januari 2025. Tak perlu mendaftar, tinggal datang. Bioskop jadi fasilitas untuk masyarakat. Kami punya fasilitas ruang bioskop,” kata dia.

    Selain mengadakan acara pemutaran film, Pengelola Museum Bahari juga berencana menghiasi Jembatan Kota Intan, dengan lampu-lampu.

    “Yang kami kelola juga Jembatan Kota Intan. Nanti atas dukungan Unit Pengelola Kotatua, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, akan ‘dilight-up’ (dibuat menyala dengan cahaya lampu). Ada instalasi dengan lampu-lampu di sana,” ujar Mis’ari.

    Sementara itu, pengelola Museum Bahari saat ini masih mengadakan pameran bertajuk “Membangun di Lahan Basah: Dari Gudang Barat hingga Museum Bahari 1652-1977”.

    Dalam pameran yang dibuka untuk umum sejak 7 Desember 2024 hingga 22 Juni 2025 itu, kurator Rifandi S. Nugroho mengajak pengujung menyelami hubungan historis antara air dan daratan dalam bentuk instalasi seni dan gambar-gambar.

    Dia juga mengajak pengunjung menyelami warisan infrastruktur kolonial.

    Sebagian besar diolah dari buku yang telah diterbitkan Museum Bahari dari hasil riset bersama Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) berjudul “Westzijdsche Pakhuizen Batavia 1652-1977”, Dari Gudang Barat Hingga Museum Bahari”.

    Dia kemudian mengelaborasi dengan rekaman ingatan warga setempat tentang kawasan itu di masa lalu dan kini.

  • EMAS, Program Gratis Pemkot Kediri yang Kini Tercatat pada MURI

    EMAS, Program Gratis Pemkot Kediri yang Kini Tercatat pada MURI

    Kediri (beritajatim.com) – Program English Massive (EMAS) yang mulai digaungkan Pemerintah Kota Kediri sejak tahun 2015 silam dapat dikatakan sukses diimplementasikan pada masyarakat.

    Hal itu terbukti dengan diraihnya dua kategori penghargaan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), yakni Rekor Program Pelatihan Bahasa Inggris Gratis Pertama pada Tingkat RT/RW yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Kediri, dan Rekor Organisasi Perangkat Daerah (Dinas Pendidikan) yang Menyelenggarakan Program Pelatihan Bahasa Inggris Gratis dengan Tempat Belajar/Kelas Terbanyak.

    Meskipun tidak dipungut biaya sepeser pun, para partisipan konsisten menunjukkan semangatnya dalam belajar Bahasa Inggris.

    “Antusiasme peserta sangat bagus, seperti contohnya di spot ini jumlah partisipan stabil per kelas rata-rata 20 siswa dan mereka datang on time, sehingga tutor tidak menunggu lama,” ujar Tachur, salah satu Tutor EMAS di Spot Squad 25 Ngampel.

    Ditelisik lebih dalam, terdapat cara jitu untuk menarik minat belajar peserta yakni dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan. Menurut Tachur, metode belajar yang dilakukan para tutor tidak hanya mencatat dan menghafal seperti yang diterapkan di sekolah, melainkan dikemas dalam bentuk permainan atau game.

    “Melalui game, interaksi antara partisipan dengan tutor lebih terbentuk, dan melalui cara belajar yang asyik seperti board game dan movement, mereka tidak cuma duduk mendengarkan tapi ada aktivitas lain,” terangnya.

    Selain itu, para Tutor juga dituntut untuk peka terhadap suasana hati partisipan. Apabila mereka mulai bosan, Tutor harus sigap mengembalikan mood, salah satunya dengan memberikan ice breaking.

    “Agar semangat harus ada warming up di awal, kalau di tengah-tengah mulai capek kasih ice breaking jadi semangat lagi. Tapi kalau secara keseluruhan, agar semangatnya konsisten dengan menyediakan metode belajar yang beda-beda supaya tidak bosan,” kata dia.

    Kecakapan tersebut tidak datang begitu saja. Para Tutor juga rutin mengikuti program peningkatan kapabilitas yang diselenggarakan oleh manajemen EMAS. Bermodalkan lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Tutor diwajibkan mengikuti workshop bulanan yang membahas pengembangan metode belajar dan mengajar sesuai dengan karakter anak, sehingga memperkaya referensi mengajar.

    Lebih dari itu, EMAS juga menjalin kerjasama dengan Lembaga Bahasa eksternal, seperti: Widya Mandala Language Institute (WMLI) Surabaya, Pusat Bahasa dan Multibudaya Universitas Airlangga, dan English today Jakarta. Kerjasama yang terbentuk dalam hal penyelenggaraan workshop disertai sharing session antara EMAS dengan lembaga tersebut.

    Guna menjaga kualitas Tutor, manajemen EMAS rutin mengadakan rapat evaluasi di akhir semester yang menampilkan peringkat kinerja para Tutor. “Aturan yang diterapkan di sini kalau ada tutor yang kinerjanya kurang akan dapat pembinaan dari manajemen,” pungkasnya.

    Tampak di sela-sela waktu istirahat, Helena Arista, partisipan aktif EMAS yang kini duduk di bangku kelas 4 mengatakan alasan dia bergabung pada program yang diikutinya sejak empat tahun silam itu karena ingin meningkatkan kemampuannya dalam Bahasa Inggris, sehingga diharapkan dapat mendongkrak nilainya di sekolah. Siswi SDN Ngampel 3 itu mengaku, setelah mengikuti EMAS, nilai Bahasa Inggris di rapor menjadi lebih baik dari sebelumnya, yakni di atas 85.

    Secara keseluruhan, yang paling ia suka yakni selalu ada penyegaran dalam metode pembelajaran, sehingga terasa menyenangkan dan jauh dari kata bosan. “Yang bikin senang gurunya seru mengajarnya, lucu, dan suka kasih game,” ujar Helena.

    Tak ketinggalan, Bersama teman-temannya di Spot Squad 25 Ngampel, dia turut meramaikan kegiatan EMAS Festival (E-Fest), Sabtu (14/12) lalu. “Acaranya seru sekali, di sana Saya mencoba game, ikut senam, dan nyanyi-nyanyi. Meskipun hujan tapi tetap semangat,” jelasnya.

    Ia berharap dengan mengikuti EMAS dapat menjadikannya siswa yang cakap berbahasa Inggris, tidak hanya menulis, melainkan juga mampu mendengar dan berbicara Bahasa Inggris dengan lancar. [nm]

  • Wisatawan Luar Kota Padati Kawasan Malioboro Saat Libur Nataru

    Wisatawan Luar Kota Padati Kawasan Malioboro Saat Libur Nataru

    Yogyakarta, Beritasatu – Kawasan Malioboro sebagai ikon wisata Yogyakarta, kembali dipadati wisatawan dari berbagai daerah pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Tampak, ribuan pengunjung terlihat memadati area ini sejak pagi hingga sore ini, Minggu (22/12/24).

    Pengunjung terlihat menikmati suasana Malioboro dengan berjalan kaki, berbelanja di pusat oleh-oleh, dan mencicipi kuliner khas. Beberapa wisatawan juga terlihat memanfaatkan jasa andong dan becak untuk menjelajahi kawasan tersebut.

    Ayu, wisatawan asal Kebumen mengaku sengaja datang ke Yogyakarta pada musim liburan Nataru kali ini untuk mengunjungi Malioboro dan sejumlah destinasi wisata lain, seperti museum di Yogyakarta.

    “Mau ke museum Sonobudoyo, mau lihat lihat saja karena sebelumnya belum pernah ke museum,” ujar Ayu kepada Beritasatu.com, Minggu (22/12/2024).

    Ayu mengatakan, ia datang bersama ketiga temannya ini datang ke Yogyakarta menaiki kereta Prambanan ekspres dari Kutoarjo.

    Pesona Malioboro juga menarik perhatian wisatawan dari luar pulau Jawa untuk datang berkunjung. Salah satunya Halimah wisatawan dari Dumai, Riau.

    “Karena ini kan salah satu destinasi wisata yang paling diminati kan ya, baru pertama kali kesini (Malioboro) kesannya nyaman, bersih, ramah ” ujar Halimah yang datang bersama keluarganya.

    Wakapolresta Yogyakarta AKBP Ridi Setiawan mengatakan, lonjakan penumpang wisatawan di Malioboro terjadi pada Sabtu (21/12/24). Untuk memastikan kenyamanan wisatawan,  pihak keamanan telah mengerahkan petugas untuk mengatur lalu lintas dan menjaga keamanan wisatawan.

    “Secara umum untuk pengunjung wisata di Malioboro mengalami peningkatan per hari kemarin, seperti kita lihat mulai banyak kendaraan pelat dari luar daerah daerah yang datang kesini sehingga terjadi kepadatan tapi yaa masih lancar, himbauan kami diawasi anak-anak karena yang sering kejadian adalah anak-anak yang lepas dari orangtuanya,” ujar Rudi.

    Pihak kepolisian memperkirakan puncak keramaian di kawasan Malioboro saat  libur Nataru akan terjadi pada malam Tahun Baru. Untuk itu polisi sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dengan membagi kawasan Malioboro dengan beberapa zona dan upaya rekayasa lalulintas.

  • Batu Dipakai Ganjal Pintu, Tak Disangka Harta Karun Rp 17 Miliar

    Batu Dipakai Ganjal Pintu, Tak Disangka Harta Karun Rp 17 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benda yang tampaknya tidak berharga ternyata bisa menjadi harta karun tersembunyi. Kisah ini terjadi di Rumania, ketika seorang nenek tanpa sengaja memungut batu berukuran 3,5 kilogram dari dasar sungai.

    Berdasarkan laporan El Pais, nenek tersebut membawanya pulang ke rumah dan menjadikan batu itu sebagai pengganjal pintu. Tak disangka, batu yang ditemukan merupakan salah satu bongkahan amber terbesar di dunia dan diprediksi bernilai 1 juta euro atau setara Rp 17 miliar.

    Sebagai informasi, amber merupakan resin pohon dari jutaan tahun lalu. Dari waktu ke waktu, fosilnya mengeras dan menjadi material batu mulia.

    Di Romania, amber dengan mudah ditemukan di sekitar desa Colti dari aliran sungai Buzau. Sejak 1920, batu mulia itu memang ditambang di sana.

    Disebut sebagai ‘rumanite’, jenis amber ini cukup populer dan bernilai tinggi. Warnanya bernuansa merah yang dalam.

    Nenek yang menemukan nugget rumanite tersebut hidup di Colti. Saat dibawa pulang, orang-orang juga tak mengenali bahwa batu tersebut bernilai tinggi.

    Bahkan, pernah sekali pencuri perhiasan menargetkan rumah sang nenek, tetapi tidak mengambil batu yang menjadi pengganjal pintu tersebut.

    Setelah sang nenek meninggal pada 1991, keluarga yang mewarisi rumahnya mencurigai batu tersebut. Mereka lalu membawa dan menjualnya ke pemerintah Romania.

    Setelah diteliti ahli, batu berharga itu dimasukkan ke Museum Sejarah di Krakow, Polandia, dikutip dari Science Alert, Minggu (22/12/2024).

    Menurut ahli, amber tersebut berusia sekitar 38-70 juta tahun. Batu itu diklasifikasikan sebagai harta karun nasional Romania.

    “Penemuan ini merepresentasikan signifikansi di level sains dan level museum,” kata Daniel Costache, Direktur Museum of Buzau.

    (fab/fab)

  • TMII Tawarkan Pengalaman Seru, 7 Museum Gratis untuk Libur Nataru

    TMII Tawarkan Pengalaman Seru, 7 Museum Gratis untuk Libur Nataru

    Jakarta, Beritasatu.com – Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati tujuh museum secara gratis.

    “Semuanya gratis. Cukup beli tiket masuk TMII,” tulis manajemen TMII melalui akun media sosial resminya pada Minggu (22/12/2024).

    Museum-museum yang dapat dikunjungi tanpa biaya tambahan, di antaranya Museum Indonesia, Museum Pusaka, Museum Cheng Ho, Museum Batik Indonesia, Museum Penerangan, Museum Hakka Indonesia, dan Museum Pemadam Kebakaran.

    Dengan tiket masuk Rp 25.000 per orang, pengunjung dapat mengunjungi ketujuh museum tersebut tanpa biaya tambahan. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas berkeliling dengan bus atau sepeda secara gratis, serta mengikuti berbagai acara spesial yang diselenggarakan selama liburan Natal dan Tahun Baru.

    Jam operasional museum, yaitu  Museum Pusaka dan Museum Indonesia beroperasi dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. 

    Museum Penerangan, Museum Batik, dan Museum Pemadam Kebakaran buka dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

    Sedangkan Museum Hakka dan Museum Cheng Ho beroperasi dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.

    Pengunjung diharapkan menyesuaikan waktu kunjungan dengan jam operasional tersebut. Setelah jam tutup museum, TMII tetap buka hingga pukul 21.00 WIB, kecuali pada malam Tahun Baru (31 Desember 2024), yang akan diperpanjang hingga pukul 00.00 WIB.

    Sementara itu, Manajemen TMII menyiapkan berbagai acara dalam menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2025. Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika menjelaskan, Tamini secara khusus mengangkat tema “Sukaria Ga Ada Habisnya” dalam menyambut musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Beragam acara dihadirkan untuk mengisi kebahagiaan menyambut tahun baru ini,” katanya seperti dikutip dari Wartabanjar.com, Minggu (22/12/2024).

    Intan menyampaikan, tema yang dipilih diharapkan dapat meneruskan suka cita yang tercipta pada 2024 dan menjadikannya lebih baik lagi pada tahun 2025. 

    Ia juga menyebut, TMII menjadi tempat berbagi kebahagiaan dan pengalaman, khususnya selama liburan Nataru, dengan kesempatan mengunjungi museum-museum yang dapat dinikmati secara gratis di TMII.

  • Museum Bahari siapkan acara pemutaran film di malam tahun baru

    Museum Bahari siapkan acara pemutaran film di malam tahun baru

    Minggu, 22 Desember 2024 12:05 WIB

    Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari saat membuka pameran “Jejak 21” di Museum Bahari Jakarta, Kamis (5/12/2024). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024