Tempat Fasum: Monas

  • Hal-hal yang Bikin Pengguna TransJ Tolak Rute Blok M-Kota Dihapus

    Hal-hal yang Bikin Pengguna TransJ Tolak Rute Blok M-Kota Dihapus

    Jakarta

    Pemerintah Jakarta melontarkan wacana penghapusan TransJakarta koridor 1 Blok M-Kota. Rencana itu langsung ditolak oleh warga.

    Wacana penghapusan koridor 1 mencuat seiring berjalannya proyek MRT Lebak Bulus hingga Kota. Pemprov Jakarta menganggap penghapusan koridor dilakukan untuk efisiensi subsidi.

    Selain itu, Pemprov juga menyatakan ingin menyatakan tarif MRT akan disesuaikan jika koridor 1 TransJakarta benar-benar dihapus. MRT Lebak Bulus-Kota sendiri ditargetkan selesai 2029.

    Sementara, warga menganggap rencana itu mempersulit hidup. Ada beragam alasan yang disampaikan warga saat menyuarakan penolakan terhadap wacana penghapusan koridor 1 TransJakarta.

    Ada warga yang menolak karena merasa tarif MRT lebih mahal dibanding TransJakarta. Ada pula yang merasa Koridor 1, sebagai rute pertama TransJakarta, punya banyak kenangan.

    Menolak karena Tarif MRT Lebih Mahal

    Foto: MRT Jakarta (Rumondang/detikcom)

    Salah satu yang menolak adalah Fahri (32). Pekerja yang sering menggunakan TransJakarta itu merasa penghapusan koridor 1 TransJakarta memberatkan masyarakat menengah ke bawah.

    “Saya selaku pengguna setianya TransJakarta sangat menentang hal tersebut. Karena koridor 1 ini kan koridor yang paling tua ya, dari 2004 kalau nggak salah. Usianya sudah 20-an tahun. Terus yang pakai juga banyak banget,” kata Fahri saat ditemui di Halte Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12/2024).

    “Jadi kalau misalnya itu dihilangkan, terus diganti menjadi MRT yang tarifnya pasti lebih mahal, saya rasa itu sangat tidak berpihak pada masyarakat menengah ke bawah,” lanjutnya.

    Fahri juga menyayangkan jika halte TransJakarta dinonaktifkan akibat tak beroperasinya lagi koridor 1. Dia mengatakan halte-halte di Koridor 1 sudah direnovasi dan kondisinya sangat baik.

    “Rasanya modal yang sudah dikeluarkan jadinya terbuang percuma kalau itu semua ditiadakan,” ujarnya.

    Sebagai informasi, TransJakarta memberlakukan tarif flat alias tetap Rp 3.500 per penumpang. Penumpang yang berpindah bus dan rute di dalam halte yang terintegrasi tidak akan dikenai biaya tambahan.

    Sementara, tarif MRT berbeda setiap stasiun. Contohnya, jika seorang penumpang naik dari Stasiun Lebak Bulus dan turun di Blok M maka dikenai tarif Rp 8.000. Sementara jika naik dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, tarifnya Rp 14 ribu.

    Penolakan juga disampaikan pengguna TransJakarta lainnya, Awan (32). Dia khawatir pengeluarannya bertambah jika bus TransJakarta rute Blok M-Kota dihapus. Dia meminta pemerintah memikirkan nasib rakyat.

    “Iya, takutnya ada perubahan harga ya. Mungkin bisa dipikirkan lagi nanti kalau misalkan harus naik MRT jadinya. Sehari-hari biasanya udah ditentukan segini, kalau ada perubahan harga kan mikir juga. Kalau lebih murah si oke lah ya,” katanya di Blok M, Minggu (22/12/2024).

    Banyak Kenangan

    Suasana Halte Harmoni pada tahun 2013 (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)

    Warga lain, Adam (51), turut khawatir pengeluarannya untuk ongkos bertambah jika harus naik MRT. Dia mengatakan mencari uang saat ini semakin sulit.

    “Iya pastilah (takut biaya naik). Iya harusnya dipikirin terkait biaya. Kecuali kan kalau misalnya kita orang ada, ya kan. Ini aja buat nyari ininya, duitnya susah buat sekarang ini,” kata Adam di Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (22/12/2024).

    Adam mengaku hampir setiap hari menaiki bus TransJakarta koridor 1. Adam merasa banyak orang yang akan kesulitan jika rute Blok M-Kota dihapus.

    “Ya berarti menyusahkan rakyat juga ya, itu kan murah. Kalau MRT kan mahal per stasiun,” ucapnya.

    Adam mengatakan ada banyak kenangan di Koridor 1. Koridor ini sudah beroperasi sejak tahun 2004.

    “Iya banyak juga (kenangannya). Udah lama soalnya. Dulu kan Bianglala. Terus sampai naik TransJakarta ini. Sudah lama pokoknya,” ujarnya.

    Koridor 1 TransJakarta merupakan rute pertama yang diresmikan pada 15 Januari 2004 oleh Gubernur Jakarta saat itu, Sutiyoso. Kini, Jakarta telah memiliki 14 koridor dan menjadi transportasi publik andalan warga Jakarta.

    Alasan Dishub Jakarta Mau Hapus Koridor 1

    Foto: Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo (kedua dari kanan)-(Taufiq Syarifudin-detikcom)

    Kadishub Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan rute TransJakarta Koridor 1 Blok M-Kota bersinggungan sepenuhnya dengan rute MRT Lebak Bulus-Kota jika sudah beroperasi 2029. Penghapusan rute tersebut dilakukan untuk efisiensi pengelolaan dana public service obligation (PSO) atau subsidi.

    “Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memiliki rencana induk transportasi Jakarta sehingga harus ada efisiensi pengelolaan dana PSO (public service obligation),” kata Syafrin kepada wartawan di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (21/12/2024).

    “Otomatis nantinya layanan MRT itu jadi full Lebak Bulus-Kota sehingga akan ada layanan TransJakarta yang berimpitan 100 persen dengan layanan MRT, yaitu Blok M-Kota,” sambungnya.

    Dia mengatakan keputusan rerouting atau mengubah rute jadi pilihan agar TransJakarta dan MRT tidak bersinggungan 100 persn. Proyek MRT Fase 2 A masih dalam tahap pengerjaan.

    “Karena prinsip layanan TransJakarta itu nantinya menjadi feeder dari angkutan rel. Sebagaimana diketahui bahwa kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap pengembangan angkutan umum massal itu menjadikan angkutan rel sebagai tulang punggung, sebagai backbone, jadi nanti layanannya itu akan polanya adalah sifatnya kissing (bersinggungan),” ujarnya.

    Dia pun berjanji ada penyesuaian tarif MRT. Namun, dia belum menyebut berapa besarannya.

    “Kalau (tarif) itu nanti, itu kan nanti di-adjust (menyesuaikan) secara keseluruhan,” ujarnya.

    Dia juga menjamin halte-halte bus TransJakarta Koridor 1 sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin tak akan mubazir. Dia menyebut halte-halte itu tetap digunakan untuk integrasi.

    “Jadi hal Transjakarta Bundaran HI misalnya itu akan datang dari Semanggi masuk ke, kalau dari timur dia akan belok kanan ke Jalan Sudirman, Sudirman kemudian dia akan keluar di Kebon Sirih, keluar ke Tanah Abang, dia kissing di sepanjang itu,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

  • Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Al Abrar • 22 Desember 2024 21:53

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.

    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.

    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.

    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.

    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.

    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.

    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.

    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.

    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.

    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.

    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.

    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.

    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.

    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.

    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 

    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.

    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.

    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.

    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.

    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.

    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.

    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.

    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.

    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.

    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.

    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.

    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.

    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.
     
    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.
     
    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.
    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.
     
    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.
     
    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.
     
    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.
     
    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.
     

     
    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).
     
    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.
     
    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.
     
    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.
     
    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.
     
    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.
     
    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.
     
    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.
     
    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 
     
    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
     
    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.
     
    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.
     
    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.
     
    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.
     
    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.
     
    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.
     
    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.
     
    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.
     
    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.
     
    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.
     
    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.
     
    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.
     
    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Tak Lagi Kekeringan, 11 Desa di Wonogiri Tersalurkan Distribusi Air Bersih Goa Jomblang – Halaman all

    Tak Lagi Kekeringan, 11 Desa di Wonogiri Tersalurkan Distribusi Air Bersih Goa Jomblang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Permasalahan kesulitan akses air bersih terjadi setiap tahun di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

    Seperti halnya beberapa desa di Wonogiri, Sragen hingga Sukoharjo yang menjadi langganan kekeringan.

    Di Wonogiri, terdapat potensi sumber air bersih, tepatnya di Goa Jomblang ditemukan pada 2019. 

    Goa ini mulai dieksplorasi berkat kerja persaudaraan antara warga Desa Gendayakan bersama Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam GAPADRI dari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY),

    Padasuka (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga) serta Bakti Sosial Djarum Foundation. Goa Jomblang merupakan goa vertikal yang memiliki kedalaman 180 meter, atau setara dengan 45 lantai gedung bertingkat.

    Jika diukur, kedalaman goa melebihi tingginya Monumen Nasional (Monas).

    Dibutuhkan instalasi pompa dan pipa yang kuat untuk mengangkat air ke permukaan tanah. 

    Pimpinan Padasuka, KH. Syarif Rahmat, pohaknya bertekad mengeksplorasi goa setelah mendengar kesulitan warga Desa Gendayakan.

    “Kami bersama warga mengajak GAPADRI serta Bakti Sosial Djarum Foundation untuk membantu. Alhamdulilah, berkat kerja keras dan kepedulian dari seluruh pihak yang terlibat, kami dapat mengangkat air bersih untuk kebutuhan warga,” katanya kepada wartawan.

    ” Goa Jomblang yang awalnya ditinggalkan dan diyakini memiliki sumber mata air ternyata menjadi jawaban dari permasalahan warga selama ini,” paparnya.

    Setelah eksplorasi pada 2019, empat tahun berselang tepatnya pada Januari 2023, air dari Goa Jomblang mengalir ke titik-titik komunal di empat dusun yakni Gendayakan, Ngejring, Blimbing, dan Pucung.

    Pada Agustus 2023 Bakti Sosial Djarum Foundation juga melakukan upgrade sistem distribusi air Goa Jomblang yang meliputi kelistrikan, pompa air, dan pipa stainless steel, termasuk juga pemasangan steel grating di bibir goa untuk melindungi masuknya benda asing ke dalam goa dan mencemari sumber mata air. 

    Kepala Desa Gendayakan, Heri Sutopo, mengaku bersyukur adanya upaya untuk mendistribusikan air bersih ini.

    Dengan adanya distribusi air bersih tersebut, warga sudah tidak ada lagi kesulitan mencari air bersih di Gendayakan.

    “Kini, masyarakat bisa hidup lebih sehat dan lebih layak dengan air bersih dari Goa Jomblang. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu menyelesaikan masalah yang sudah bertahun-tahun kami alami. Kami akan merawat dan menggunakan pemberian ini dengan sebaik-baiknya untuk anak cucu kami,” ucap dia.

    Adapun Bakti Sosial Djarum Foundation melalui Djarum Sumbangsih Sosial, kembali menyambangi Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah guna membantu menyelesaikan permasalahan kesulitan akses air bersih yang sudah dialami warga desa sejak bertahun-tahun lalu.

    Berkolaborasi bersama PT Pralon, jaringan air bersih kini terkoneksi sepanjang 9,5 KM ke tujuh dusun yang ada yaitu Glagah Ombo, Bangampel, Sumur, Tlogo Kajang, Puring, Ngledok, dan Sidoasri.

    Dengan adanya penambahan jaringan distribusi air bersih ini, alhasil membuat seluruh dusun di Desa Gendayakan sudah mendapat akses air yang mengalir dengan kapasitas 129.600 liter per hari.

    Air ini mengalir ke 63 titik komunal (penampungan) dan telah dirasakan manfaatnya oleh 1.894 warga Desa Gendayakan di 11 dusun.

    Deputy Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Achmad Budiharto mengatakan, penambahan jaringan air bersih ini merupakan perwujudan komitmen agar seluruh warga desa dapat memperoleh akses air bersih dengan mudah.

    Dengan mengadaptasi sistem komunal atau penampungan yang ditempatkan berdekatan dengan tempat tinggal, proses pendistribusian air bersih dari Goa Jomblang berhasil memerdekakan masyarakat sekitar dari kekeringan.

    “Dulu, warga desa mencari air bersih hingga ke Pacitan, Jawa Timur. Sekarang, dengan adanya penambahan jaringan air bersih dari Goa Jomblang ini, akses warga menempatkan air bersih sangat mudah karena adanya titik-titik komunal yang ditempatkan di setiap 5-10 rumah. Dengan kemudahan memperoleh akses air bersih ini, kami berharap kualitas hidup warga desa juga bisa meningkat,” jelas Budiharto saat menghadiri Syukuran Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih Goa Jomblang.

    Sementara, penerapan sistem komunal, diharapkan warga Desa Gendayakan saling membantu dan mempererat kerukunan yang selama ini sudah dijalin. Selain itu, demi memastikan pendistribusian air bersih berjalan lancar, air yang sudah berhasil ditampung di waduk atau area reservoir.

    Lalu dialirkan ke titik-titik komunal yang tersebar di 11 dusun dengan memanfaatkan gravitasi yang ada.

    “Selain penyediaan fasilitas pendistribusian air bersih, kami juga menyediakan tim khusus untuk melakukan controlling dan perawatan mesin pompa yang ada di Goa Jomblang hingga nantinya akan dievaluasi dan dielaborasi kembali demi mendapatkan keputusan yang tepat dan yang terbaik,” imbuh Budiharto.

    Proses distribusi air bersih menggunakan jenis pipa HDPE (High-Density Polyethylene) Pralon yang memiliki ketahanan terhadap benturan dan resisten terhadap arus listrik.

    Kevin Kowinto selaku Marketing Manager PT Pralon menyatakan bahwa pipa jenis ini sangat cocok digunakan di kontur wilayah Desa Gendayakan, yang sebagian besar perbukitan berbatu gamping (karst) dan vegetasi berakar dangkal.

    Dengan teknologi terkini dan daya tahan yang unggul, pipa HDPE diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat agar masyarakat dapat menikmati akses air bersih dengan aman dan tanpa kendala.

    “Pada umumnya, pipa dalam proses distribusi air bersih berada di dalam tanah. Namun karena kontur yang unik dari seluruh dusun yang ada di desa ini, instalasi pipa ada yang harus diletakkan di atas tanah sehingga melewati jalan desa. Dengan ketahanannya, warga tidak perlu khawatir jika pipa bocor atau sengaja dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab. Diperlukan teknik khusus untuk dapat memotong pipa HDPE ini,” papar Kevin.

    Keterlibatan PT Pralon dalam program pendistribusian air bersih di Desa Gendayakan ini merupakan upaya ambil bagian dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui kemudahan memperoleh akses air bersih.

    Langkah ini merupakan perwujudan nyata perusahaan dalam proyek pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung dan berkelanjutan bagi masyarakat.

    “Untuk itu, pada program ini kami memastikan bahwa seluruh produk memiliki kualitas terbaik sehingga diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi warga Desa Gendayakan dalam memperoleh akses air bersih. Kolaborasi bersama Djarum Foundation ini adalah bukti nyata bahwa Pralon selalu hadir sebagai mitra terpercaya dalam menciptakan kesejahteraan bersama,” Kevin menjelaskan.

    (*)

  • Tak Setuju Transjakarta Blok M-Kota Dihapus, Warga: Padahal Praktis, Dekat ke Mana-mana
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    Tak Setuju Transjakarta Blok M-Kota Dihapus, Warga: Padahal Praktis, Dekat ke Mana-mana Megapolitan 22 Desember 2024

    Tak Setuju Transjakarta Blok M-Kota Dihapus, Warga: Padahal Praktis, Dekat ke Mana-mana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.co
    m – Sejumlah pelanggan Transjakarta tak setuju jika Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M-Kota dihapus akibat bersinggungan dengan jalur Moda Raya Terpadu (MRT).
    Stefani (27) misalnya, khawatir penghapusan Transjakarta koridor 1 mempersulit dia dalam bermobilitas.
    “Waduh, jangan (dihapus) dong, nanti malah makin bingung rutenya lebih rumit,” ujar Stefani saat diwawancarai
    Kompas.com
    di Transjakarta jurusan Blok M-Kota, Minggu (22/12/2024).
    Warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang bekerja di Juanda, Jakarta Pusat itu sehari-harinya naik Transjakarta koridor 1.
    Menurut dia, Transjakarta koridor 1 memudahkan dia bermobilitas, lantaran menghubungkan titik-titik penting di Jakarta.
    Seandainya rute tersebut dihapus dan pelanggan Transjakarta koridor 1 dialihkan ke MRT, menurut Stefani, hal itu juga tidak tepat. Sebab, stasiun keberangkatan dan pemberhentian MRT masih terbatas. 
    “Kalau Transjakarta terintegrasi ke mana-mana, ke mal dekat, stasiun bisa,” tambah Stefani.
    Hal senada juga disampaikan oleh pelajar bernama Pija (18). Warga Petukangan, Jakarta Selatan itu menilai, Transjakarta koridor 1 sangat praktis.
    “Enggak (setuju) sih, karena kalau dari pribadi mungkin Blok M ke Kota tuh cukup strategis karena gampang, enggak transit, satu jalan,” ujar Pija. 
    Pija menambahkan, Transjakarta ramah di kantong pelajar karena tarifnya terjangkau.
    “Terjangkau banget, karena yang lainnya seperti ojek
    online 
    lebih mahal. Jadi, cukup membantu buat saya yang masih sekolah atau pelajar,” tambah dia.
    Penumpang lain yang langganan naik Transjakarta jurusan Blok M-Kota bernama Asmi (30) mengungkapkan, pada hari kerja, rute ini sangat ramai penumpang.
    “Penuh banget, ya, terutama sore jam 3 ke atas,” ujar Asmi.
    Asmi bilang, saat berangkat menuju kantornya, ia tak pernah dapat tempat duduk karena penuhnya penumpang Transjakarta.
    Biasanya, Asmi baru dapat tempat duduk ketika bus tiba di Halte Monas. Sebab, pada hari kerja, banyak penumpang yang turun di halte ini.
    Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
    “Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
    “Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucap dia.
    Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus… Megapolitan 22 Desember 2024

    Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Muncul rencana penghapusan Transjakarta koridor satu rute Blok M-Kota imbas pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT).
    Transjakarta koridor satu telah beroperasi selama 20 tahun sejak diresmikan pada 15 Januari 2004. Rute ini melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, jalan utama pusat perekonomian dan pemerintahan alias segitiga emas Jakarta.
    Selain itu, rute ini juga melewati Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Trunojoyo, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan Merdeka Barat Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Kali Besar Timur.
    Ada lebih dari 20 halte yang dilalui Transjakarta koridor satu, meliputi sejumlah titik di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Barat. Perinciannya sebagai berikut:
    Di setiap halte, Transjakarta koridor 1 hanya berhenti sekitar dua menit untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.
    Sehingga, waktu perjalanan dari halte awal hingga pemberhentian akhir tidak sampai satu jam, hanya sekitar 50 menit saja.
    Sementara, dari sekitar 20 halte pemberhentian Transjakarta koridor 1, penumpang paling banyak naik dari Halte Senayan Bank DKI dan Tosari.
    Halte Tosari sendiri dekat dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, Bundaran HI, dan stasiun MRT. Pada hari kerja, kawasan tersebut diramaikan oleh para pekerja kantoran.
    Sementara, pada akhir pekan, wilayah ini jadi sasaran warga untuk belanja atau berfoto ria.
    Sementara, halte yang paling banyak penumpang turun adalah Monas dan Kali Besar.
    Rencana penghapusan Transjakarta koridor 1 ini menuai penolakan dari para pelanggan Transjakarta. Stefani (27) misalnya, khawatir penghapusan Transjakarta koridor 1 mempersulit dia dalam bermobilitas. 
    Warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang bekerja di Juanda, Jakarta Pusat itu sehari-harinya naik Transjakarta koridor 1.
    Penolakan juga datang dari warga Petukangan, Jakarta Selatan bernama Pija (18). Pija menilai, Transjakarta koridor 1 sangat praktis.
    Sebab, untuk mencapai Kota, pelanggan dari Blok M tak perlu transit atau berpindah. 
    “Enggak (setuju) sih, karena kalau dari pribadi mungkin Blok M ke Kota tuh cukup strategis karena gampang, enggak transit, satu jalan,” kata Pija.
    Penumpang lain yang langganan naik Transjakarta jurusan Blok M-Kota bernama Asmi (30) mengungkapkan, pada hari kerja, rute ini sangat ramai penumpang.
    “Penuh banget, ya, terutama sore jam 3 ke atas,” ujar Asmi.
    Asmi bilang, saat berangkat menuju kantornya, ia tak pernah dapat tempat duduk karena penuhnya penumpang Transjakarta.
    Biasanya, Asmi baru dapat tempat duduk ketika bus tiba di Halte Monas. Sebab, pada hari kerja, banyak penumpang yang turun di halte ini.
    Wacana penghapusan Transjakarta rute Blok M-Kota akibat bersinggungan dengan jalur Transjakarta ini pun menuai kritik.
    Pengamat transportasi sekaligus Ketua Instran (Inisiatif Strategis untuk Transportasi) Darmaningtyas menilai, Transjakarta tidak bisa digantikan dengan MRT.
    Pasalnya, karakteristik pelanggan kedua moda transportasi tersebut berbeda. Tarif MRT juga tak sama dengan Transjakarta.
    “Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya, sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
    Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pengguna MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
    Menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
    “Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
    Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta TJ hanya Rp 3.500.
    “Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
    Menurut Darma, rencana penghapusan Transjakarta koridor satu membuktikan bahwa Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan, termasuk pelanggan MRT dan Transjakarta.
    Dia khawatir, dengan dihapusnya koridor 1 Transjakarta, masyarakat yang semula menggunakan transportasi umum justru beralih pakai sepeda motor. Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan angka kemacetan.
    “Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor. Dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” tutur dia.
    Polemik ini bermula dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta yang mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
    “Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT

    rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
    “Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucap dia.
    Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
    Menurut Syafrin, rencana itu akan direalisasikan pada tahun 2029.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat: Dishub Harusnya Pikirkan Pindahkan Pengguna Mobil ke MRT atau TJ, Bukan Sebaliknya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    Pengamat: Dishub Harusnya Pikirkan Pindahkan Pengguna Mobil ke MRT atau TJ, Bukan Sebaliknya Megapolitan 22 Desember 2024

    Pengamat: Dishub Harusnya Pikirkan Pindahkan Pengguna Mobil ke MRT atau TJ, Bukan Sebaliknya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat transportasi sekaligus Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengkritik rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta menghapus koridor satu dan dua Transjakarta (TJ) karena bersinggungan dengan jalur MRT.
    Menurut Darma, Dishub seharusnya memikirkan langkah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum, bukan malah meniadakan rute transportasi umum yang krusial.
    “Berpikirlah bagaimana membangun integrasi layanan MRT dengan TJ dan bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke MRT maupun TJ,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
    “Jangan sekali-kali berpikir menghapuskan layanan yang terbukti telah memiliki jaringan layanan begitu banyak dan luas, kecuali hanya mencari mudahnya saja,” ujarnya.
    Darma khawatir, penghapusan Transjakarta koridor satu (Blok M-Jakarta Kota) dan koridor dua (Pulogadung-Monas) justru mengalihkan pelanggan transportasi umum ke kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
    Hal itu berpotensi menambah kemacetan Jakarta yang setiap hari sudah padat.
    “Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dan 2 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor, dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” kata Darma.
    Pun menurut Darma, MRT tak bisa menggantikan Transjakarta. Pasalnya, karakteristik pelanggan dan tarif kedua moda transportasi tersebut berbeda.
    Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pelanggan MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
    Selain itu, menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
    “Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
    Dari segi tarif, MRT juga jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta hanya Rp 3.500.
    “Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
    Darma pun menilai, rencana penghapusan koridor satu dan dua Transjakarta membuktikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan.
    “Jadi semestinya cara berfikir insan Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu bukan menghapus layanan TJ Koridor 1 dan 2, tapi bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum, khususnya MRT,” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
    “Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
    “Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucapnya.
    Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulo Gadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • "Tak Semua Orang Bisa Naik Transportasi yang Tarifnya Lebih dari Rp 3.500"
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    "Tak Semua Orang Bisa Naik Transportasi yang Tarifnya Lebih dari Rp 3.500" Megapolitan 22 Desember 2024

    “Tak Semua Orang Bisa Naik Transportasi yang Tarifnya Lebih dari Rp 3.500”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta menghapus Transjakarta koridor 2 rute Pulogadung-Monas menuai penolakan para pelanggannya, salah satunya Mery (22), warga Rawamangun, Jakarta Timur.
    Mery tak setuju Transjakarta koridor 2 dihapus dan pelanggannya dialihkan untuk menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT).
    Pasalnya, tarif Transjakarta relatif murah yakni Rp 3.500. Sedangkan tarif MRT bisa mencapai Rp 14.000. 
    “Enggak semua orang bisa naik MRT dan jalan jauh, enggak semua orang bisa naik transportasi umum (dengan tarif) di atas Rp 3.500,” kata Mery di Halte Terminal Pulogadung, Minggu (22/12/2024).
    Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menilai, karakteristik pengguna Transjakarta dan MRT sangat berbeda. 
    Penumpang Transjakarta mencakup seluruh kalangan karena tarifnya yang relatif murah. Sedangkan pelanggan MRT umumnya dari kalangan menengah ke atas.
    “Sudah punya pasarnya masing-masing. Tanpa harus Transjakarta dihapus, MRT sendiri sudah punya pasarnya sudah punya penggunaan atau pelanggan,” ucap Mery.
    Mery mengatakan, pengguna Transjakarta koridor 2 sangat banyak, terutama saat jam kerja. Jika Transjakarta koridor 2 dihapus dan dialihkan ke MRT, Mery khawatir transportasi tersebut tak mampu menampung seluruh penumpang.
    “Terus belum lagi kita harus menunggu 10 hingga 13 menit untuk kedatangan Transjakarta. Tidak kebayang sih kalau Transjakarta (koridor 2) tidak ada, sebanyak apa orang yang akan naik MRT,” ungkapnya.
    Sementara, mahasiswa asal Pulogadung bernama Bagus (20) kerap menggunakan Transjakarta koridor 2 untuk mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta Pusat dan jalan-jalan di sekitar Monas. Oleh karenanya, ia tak setuju dengan rencana penghapusan jalur tersebut.
    “Kalau mau dihapus saya kurang setuju karena yang pertama itu kan jatuhnya udah buat aksesnya masyarakat,” ungkap Bagus.
    Menurut Bagus, Transjakarta koridor 2 memudahkan masyarakat yang ingin menuju Monas dan sekitarnya karena tak perlu transit.
    Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
    “Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
    “Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucapnya.
    Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
    “Nanti unit busnya akan dialihkan untuk mengisi kekosongan layanan lainnya. Demikian pula halnya dengan layanan yang nantinya akan berhimpitan dengan angkutan rel,” tutur Syafrin.
    Meski begitu, belum diketahui pasti kapan persisnya dua rute Transjakarta tersebut bakal dihapus. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta masih mendiskusikan rencana itu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PPN 12% Tuai Penolakan di Sana-sini, Begini Respons Airlangga

    PPN 12% Tuai Penolakan di Sana-sini, Begini Respons Airlangga

    Tangerang

    Rencana pemerintah untuk menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% mulai 1 Januari 2025 menuai respons penolakan dari sejumlah masyarakat, khususnya di media sosial. Kenaikan pajak di tengah kita ketidakpastian dinilai makin memberatkan masyarakat hingga menurunkan daya beli.

    Merespons kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya tetap optimistis bahwa daya beli masih dapat terkendali di tahum depan. Pemerintah juga telah memgeluarkan berbagai stimulus untuk menjaga keseimbangan.

    “Kalau pemerintah selalu optimis,” kata Airlangga, usai acara Peluncuran EPIC Sale di Alam Sutera, Tangerang, Minggu (22/12/2024).

    “Tentu kita melihat daya beli tahun depan, pemerintah mengeluarkan berbagai paket stimulus,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Airlangga pun menyebutkan beberapa stimulus yang akan diberikan di tahun depan antara lain seperti diskon tarif listrik 50% periode Januari-Februari hingga insentif pembelian rumah rumah Rp 2 miliar bebas PPN.

    Selaim itu untuk mobilitas, PPN untuk motor listrik ditanggung pemerintah (DTP) selaras dengan upaya mendorong Indonesia menurunkan emisi karbon. Demikian pula untuk mobil listrik dilanjutkan, bahkan ditambahkan potongan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%.

    “Nah itu kan membuktikan pemerintah memperhatikan apa yang dibeli oleh masyarakat,” ujarnya.

    Lebih lanjut Airlangga mengatakan, kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% mendatangkan dampak yang tidak terlalu signifikan terhadap inflasi. Selaras dengan itu, pemerintah membebaskan sektor transportasi, sebagi penyumbang inflasi tinggi, dari PPN.

    Pembebasan PPN juga diberikan khususnya untuk bahan pokok penting. Airlangga menambahkan, beberapa bahan pokok juga ditanggung PPN-nya oleh pemerintah sehingga tetap di angka 11%.

    “Jadi kalau misalnya, contoh tepung terigu, minyak kita, kemudian gula industri, yang sebelumnya sudah bayar PPN 11%, ini tetap 11%, bukan dari 0,” terangnya.

    Airlangga juga memastikan, pemerintah akan segera menerbitakn Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang akan memuat rincian barang-barang mewah kena PPN 12%. Aturan itu akan terbit di akhir tahun 2024 ini.

    “PMK-nya sebelum 1 Januari (2025),” ujar Airlangga.

    Sebagai informasi, penolakan akan penerapan PPN 12% di tahun depan datang dari berbagai kalangan. Aksi demonstrasi bahkan sempat digelar untuk menolak implementasinya. Salah satunya, ada aksi yang digelar di Taman Aspirasi, Monas, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

    Masa aksi menilai PPN 12% akan berdampak juga terhadap kehidupan mereka dan bukan hanya barang mewah seperti yang dikatakan pemerintah

    Perwakilan masa aksi dari akun X @barengwarga Risyad Azhary menjelaskan bahwa PPN 12% untuk barang mewah hanya permainan kata yang dibuat oleh pemerintah supaya dampak dari kebijakan itu tidak akan dirasakan oleh masyarakat biasa.

    “Terus seolah-olah dibikin itu nggak menyerang warga kelas menengah ke bawah dan hanya untuk barang mewah doang. Itu diksi yang mereka pakai,” katanya.

    Padahal kaya Risyad, PPN 12% ini pasti akan berdampak juga terhadap masyarakat menengah dan masyarakat kecil.

    “Contohnya, harga minyak yang katanya stay di 11% itu cuma merek MinyaKita doang. Sekarang apakah mungkin satu brand MinyaKita ini memenuhi demand semua penduduk? Nggak mungkin gitu kan. Saya juga udah cek harga dari lapangan, udah naik juga harga MinyaKita hari ini,” katanya.

    (shc/rrd)

  • Warga Tak Setuju Transjakarta Koridor 2 Dihapus, Persulit Pekerja dan Wisatawan ke Kawasan Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    Warga Tak Setuju Transjakarta Koridor 2 Dihapus, Persulit Pekerja dan Wisatawan ke Kawasan Monas Megapolitan 22 Desember 2024

    Warga Tak Setuju Transjakarta Koridor 2 Dihapus, Persulit Pekerja dan Wisatawan ke Kawasan Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta menghapus Transjakarta koridor 2 rute Pulogadung-Monas ditentang oleh masyarakat.
    Paulus (39), warga Pulogadung Jakarta Timur yang bekerja di Senen, Jakarta Pusat menilai, Transjakarta koridor 2 merupakan rute yang menghubungkan titik-titik penting. Banyak pekerja yang pulang dan pergi naik rute tersebut. 
    “Kalau dihapus sih bukan solusi yang baik. Sebenarnya ini satu-satunya jalur ke Monas, orang-orang biasanya rata-rata yang menaiki koridor itu untuk kerja atau lainnya,” kata Paulus saat ditemui di Terminal Pulogadung, Kamis (22/12/2024).
    Paulus menyebut, Transjakarta koridor 2 sangat memudahkan perjalanannya menuju kantor. Sebab, dari Terminal Pulogadung, ia tak perlu lagi transit atau menyambung perjalanan pakai transportasi lain untuk sampai ke kantor.
    Bukan hanya pekerja kantoran, Transjakarta koridor 2 juga banyak digunakan oleh warga yang hendak berlibur ke Monas dan sekitarnya.
    “Kalau di sini kan kebanyakan orang menggunakan transportasi untuk kerja tiap hari dan untuk wisata ke Monas,” ucap Paulus.
    Hal senada disampaikan oleh Mery (22), mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Mery selalu menggunakan Transjakarta koridor 2 menuju kampus karena tarifnya terjangkau. 
    “Saya enggak setuju ya dengan rencana penghapusan Transjakarta koridor 2 karena sejalur sama MRT. Enggak semua orang bisa naik MRT dan jalan jauh, tidak semua orang bisa naik transportasi umum di atas Rp 3.500,” kata Mery.
    Mery mengatakan, pengguna Transjakarta koridor 2 sangat banyak, terutama saat jam kerja. Jika Transjakarta koridor 2 dihapus dan dialihkan ke MRT, Mery khawatir transportasi tersebut tak mampu menampung seluruh penumpang.
    “Terus belum lagi kita harus menunggu 10 hingga 13 menit untuk kedatangan Transjakarta. Tidak kebayang sih kalau Transjakarta (koridor 2) tidak ada, sebanyak apa orang yang akan naik MRT,” ucapnya.
    Sementara, mahasiswa asal Pulogadung bernama Bagus (20) kerap menggunakan Transjakarta koridor 2 untuk mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta Pusat dan jalan-jalan di sekitar Monas. Oleh karenanya, ia tak setuju dengan rencana penghapusan jalur tersebut. 
    “Kalau mau dihapus saya kurang setuju karena yang pertama itu kan jatuhnya udah buat aksesnya masyarakat,” ungkap Bagus.
    Menurut Bagus, Transjakarta koridor 2 memudahkan masyarakat yang ingin menuju Monas dan sekitarnya karena tak perlu transit.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    di terminal Pulogadung, Minggu (22/12/2024) sekitar pukul 11.00 WIB, Transjakarta koridor 2 ramai oleh rombongan keluarga yang hendak berwisata ke Monas dan sekitarnya.
    Selain itu, ada pula beberapa pekerja yang menaiki moda transportasi tersebut untuk menuju kantornya. 
    Koridor 02 sendiri melayani rute Pulogadung-Monas dengan pemberhentian 23 halte, yakni:
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MRT Dinilai Tak Bisa Gantikan Transjakarta, Karakteristik Pelanggan dan Tarif Berbeda
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Desember 2024

    MRT Dinilai Tak Bisa Gantikan Transjakarta, Karakteristik Pelanggan dan Tarif Berbeda Megapolitan 22 Desember 2024

    MRT Dinilai Tak Bisa Gantikan Transjakarta, Karakteristik Pelanggan dan Tarif Berbeda
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat transportasi sekaligus Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai, Moda Raya Terpadu (MRT) tak bisa gantikan Transjakarta.
    Pasalnya, karakteristik pelanggan kedua moda transportasi tersebut berbeda. Tarif MRT pun tak sama dengan Transjakarta.
    “Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya, sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
    Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pengguna MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
    Menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
    “Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
    Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta
    flat 
    hanya Rp 3.500.
    “Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
    Darma pun mengaku terkejut dengan rencana penghapusan koridor 1 Transjakarta (Blok M-Kota) dan koridor 2 Transjakarta (Pulogadung-Monas) karena bakal bersinggungan dengan jalur MRT.
    Menurutnya, rencana ini membuktikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan, termasuk pelanggan MRT dan Transjakarta.
    Dia khawatir, dengan dihapusnya koridor 1 Transjakarta, masyarakat yang semula menggunakan transportasi umum justru beralih pakai sepeda motor. Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan angka kemacetan.
    “Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor. Dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” tutur dia.
    Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
    Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
    “Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
    “Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucapnya.
    Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulo Gadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.