Tempat Fasum: Monas

  • Aksi Padamkan Lampu di Jakarta Berhasil Hemat Rp538 Juta dan Kurangi 297 Ton Emisi Karbon

    Aksi Padamkan Lampu di Jakarta Berhasil Hemat Rp538 Juta dan Kurangi 297 Ton Emisi Karbon

    JAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mencatat aksi memadamkan lampu di sejumlah lokasi dan gedung selama 60 menit berhasil menghemat biaya listri sebesar Rp538 juta dan juga menurunkan emisi karbon hingga 297,77 ton.

    Adapun aksi memadamkan lampu ini dilakukan dalam rangka Peringatan Hari Bumi 2025 pada Sabtu, 26 April. Pemadam dilakukan terhadap lampu penerangan di jalan protokol, jalan arteri lima wilayah kota dan itu ikon kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Monas).

    Lalu, Patung Arjuna Wiwaha, Patung Selamat Datang Bundaran Hotel Indonesia (HI), Patung Pemuda, Patung Jenderal Sudirman serta sejumlah gedung pemerintahan negara Balai Kota DKI.

    “Akai pemadaman tadi malam menghasilkan penghematan yang signifikan dibandingkan aksi yang sebelumnya pernah digelar,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto di Jakarta, Minggu, 27 April.

    Menurut Asep, berdasarkan data dari PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya), aksi pemadaman lampu ini berhasil menghemat konsumsi listrik sebesar 372 megawatt hour (MWh).

    Asep bilang, jumlah tersebut menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp537 juta berdasarkan pengurangan konsumsi listrik. Dia bilang selain berdampak terhadap penghematan biaya, aksi tersebut juga mampu menekan emisi karbon dioksida (CO2e) yang dihasilkan.

    “Dari pemadaman ini, diperoleh penghematan Rp538.599.843 dihitung berdasarkan penghematan listrik sebesar 372 MWh. Selain itu, tercatat penurunan emisi karbon sebesar 297,77 ton CO2e,” katanya.

    Karena memiliki dampak yang signifikan, Asep berharap program ini tidak hanya dilaksanakan saat memperingati Hari Bumi, tetapi juga bisa dilakukan beberapa kali dalam satu tahun agar membiasakan warga hemat energi dalam kehidupan sehari-hari.

    Contohnya, sambung Asep, aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon yang bisa dilakukan oleh warga seperti menggunakan alat elektronik hemat energi dan mematikan alat elektronik saat tidak digunakan.

    Menurut Asep, meski terlihat kecil tetapi jika perilaku ini dilakukan secara massif Akan berdampak besar terhadap keberlanjutan bumi.

    “Jika dilakukan secara konsisten kita bisa menciptakan Kota Jakarta yang lebih bersih,” katanya.

  • Aksi padam lampu 60 menit bisa kurangi 297 ton emisi karbon

    Aksi padam lampu 60 menit bisa kurangi 297 ton emisi karbon

    Sejumlah kendaraan melintas saat pemadaman lampu penerangan jalan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (29/6/2024). Pemprov DKI Jakarta memadamkan lampu selama 60 menit mulai pukul 20.30-21.30 WIB di sejumlah titik Ibu Kota dalam rangka aksi hemat energi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

    Aksi padam lampu 60 menit bisa kurangi 297 ton emisi karbon
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 27 April 2025 – 22:13 WIB

    Elshinta.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebut aksi pemadaman lampu dari pukul 20.30 hingga 21.30 WIB pada 26 April 2024 dapat mengurangi 297,77 ton emisi karbon dan menghemat Rp538 juta.

    “Kami sangat mengapresiasi masyarakat yang sudah ikut berperan memadamkan lampu,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, berdasarkan data PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya yang menghitung pemadaman selama satu jam itu menunjukkan terjadi penghematan konsumsi listrik sebesar 372 Megawatt-jam  (MWh).

    Jumlah tersebut kata Asep, diperoleh penghematan sebesar Rp538 juta dihitung berdasarkan penghematan listrik. Selain itu, tercatat penurunan emisi karbon sebesar 297,77 ton CO2e (karbondioksida ekuivalen).

    Menurut dia, angka tersebut menunjukkan bahwa aksi hemat energi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, bahkan penghematan biaya.

    ”Aksi pemadaman menghasilkan penghematan yang signifikan dibandingkan aksi-aksi sebelumnya,” katanya.

    Asep menambahkan bahwa aksi tersebut memiliki dampak yang signifikan, untuk itu program ini terus dilaksanakan beberapa kali per tahun, dengan harapan warga Jakarta dapat membiasakan perilaku hemat energi di dalam kehidupan sehari-hari.

    Ia menjelaskan aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon ini dapat dilakukan oleh seluruh warga Jakarta, dengan melakukan beberapa langkah kecil di rumah masing-masing, seperti menggunakan peralatan yang hemat energi, serta mematikan alat elektronik bahkan lampu saat tidak digunakan.

    “Jika dilakukan secara konsisten, kita bisa menciptakan Kota Jakarta yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujarnya.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta, Sabtu (26/4) selama 60 menit dari pukul 20.30 sampai 21.30 WIB dalam rangka Peringatan Hari Bumi.

    Dalam aksi tersebut, lampu-lampu penerangan di jalan protokol bahkan jalan arteri di lima wilayah Jakarta, ikon Kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Monas), Patung Arjuna Wiwaha, Patung Selamat Datang Bundaran Hotel Indonesia (HI), Patung Pemuda, Patung Jenderal Sudirman, hingga Balai Kota Provinsi DKI Jakarta menjadi gelap selama 60 menit.

    Sumber : Antara

  • Kecewanya Farida Tak Kebagian Es Selendang Mayang di Lebaran Betawi 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Kecewanya Farida Tak Kebagian Es Selendang Mayang di Lebaran Betawi 2025 Megapolitan 27 April 2025

    Kecewanya Farida Tak Kebagian Es Selendang Mayang di Lebaran Betawi 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Farida (60), menceritakan pengalamannya berburu es selendang mayang saat acara Lebaran 2025 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2025).
    Warga Petukangan, Jakarta Selatan ini mengaku sudah berkeliling Monas demi mendapatkan es selendang mayang secara gratis.
    “Saya mengejarnya selendang mayang, eh tahunya enggak ada,” ujar Farida saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Minggu.
    Menurut Farida, es selendang mayang merupakan minuman legendaris khas Betawi yang kini sulit ditemukan.
    Oleh sebab itu, dia rela datang jauh-jauh ke Monas demi bisa mencicipi es legendaris itu.
    Bukan hanya es selendang mayang, makanan gratis lainnya juga tak tersedia lagi di acara
    Lebaran Betawi
    di Monas.
    “Jauh-jauh pada lapar pengin makanan Betawi mau icip-icip, ternyata enggak ada,” jelas Farida.
    Akhirnya, Farida memilih untuk membeli makanan sendiri di depan gerbang pintu Monas.
    Lalu, dia memakannya bersama-sama temannya di area taman Monas.
    Farida berharap, ke depannya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bisa menyediakan lebih banyak makanan gratis dalam acara Lebaran Betawi.
    “Lebih banyak lagi, karena warga kan semua pada pengin tahu jalan-jalan ke Monas, makanan gratis, Lebaran Betawi,” ungkap Farida.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Datang dari Cibinong, Warga Kecewa Tak Kebagian Makan Gratis di Lebaran Betawi 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Datang dari Cibinong, Warga Kecewa Tak Kebagian Makan Gratis di Lebaran Betawi 2025 Megapolitan 27 April 2025

    Datang dari Cibinong, Warga Kecewa Tak Kebagian Makan Gratis di Lebaran Betawi 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga merasa kecewa karena tak kebagian makanan gratis di acara
    Lebaran Betawi 2025
    yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta di Monumen Nasional (Monas), Minggu (27/4/2025).
    Salah satunya adalah warga Cibinong bernama Wati (43) yang sudah susah payah datang ke acara
    Lebaran Betawi di Monas
    demi bisa mencicipi makanan gratis.
    “Jauh-jauh datang ke sini, mau lihat pesta Betawi katanya mau makan gratis juga, sekalian anak libur, kita bawa ke sini,” tutur Wati saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Minggu.
    Wati mengaku mendapatkan informasi dari televisi bahwa makanan gratis di acara Lebaran Betawi 2025 tersedia selama dua hari.
    Oleh karena itu, dia memboyong anak dan tetangganya untuk datang ke Monas hari ini.
    Namun, setibanya di Monas, Wati sama sekali tak menemukan makanan gratis yang disediakan Pemprov Jakarta.
    “Di TV dibilang makan gratis dua hari, ternyata cuma fiktif belaka, kami harus bayar dengan uang, kecewa dong,” jelas Wati.
    Senada dengan Wati, warga Kelender Jakarta Timur bernama Prapti (47) juga mengeluh karena kehabisan makanan gratis di acara Lebaran Betawi.
    “Enggak kebagian, saya cari-cari makanan gratis enggak ada,” tutur Prapti.
    Prapti juga mengaku mendapatkan informasi tentang tersedianya makanan gratis di acara Lebaran Betawi ini selama dua hari.
    “Di depan sana enggak ketemu, kan infonya Sabtu dan Minggu, ternyata kita datang pagi-pagi melihat makanan khas Betawi apa saja, enggak ada sama sekali,” kata Prapti.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Anung Minta Kader PDI-P Jangan Ragu Mengkritiknya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Pramono Anung Minta Kader PDI-P Jangan Ragu Mengkritiknya Megapolitan 27 April 2025

    Pramono Anung Minta Kader PDI-P Jangan Ragu Mengkritiknya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    meminta, para kader
    PDI-P
    jangan ragu mengkritiknya.
    Hal tersebut disampaikan pada acara Halal Bihalal DPD PDI-P Jakarta, di Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (27/4/2025).
    Acara tersebut dihadiri sejumlah kader PDI-P, seperti Prasetyo Edi Marsudi, Chico Hakim, Putra Nababan, Anggota DPRD Jakarta Hariyanto Kenneth, Ketua DPD PDIP Jakarta Adi Wijaya, hingga Anggota DPRD Jakarta Pantas Nainggolan.
    “Kami mohon doanya, kami mohon dukungannya. Kami mohon support-nya dan kami mohon kalau ada yang tidak sesuai dikritik sekeras-kerasnya,” kata Pramono Anung saat memberikan sambutan.
    Menurut Pramono, kritikan dari masyarakat merupakan vitamin untuk dirinya dalam menjalankan pemerintahan di Jakarta.
    “Bagi saya dan Bang Doel (Rano Karno), kritik adalah vitamin, jangan ragu-ragu dan kalau ada apa-apa, tolong disampaikan, apakah langsung kepada saya dan Bang Doel atau melalui fraksi kami yang ada di DPRD Jakarta,” ucap Pramono.
    Dalam kesempatan itu, Pramono juga menunjukkan sejumlah kerjanya selama memimpin Jakarta bersama Rano Karno.
    “Kalau saudara-saudara ingat apa yang kami janjikan di dalam kampanye Kartu Jakarta Pintar, Alhamdulillah hari ini sudah kita bagikan 707.622 kartu untuk siswa di Jakarta. KJMU, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, juga sudah kami bagikan, lebih dari 15.000,” ungkap Pramono.
    Pramono mengaku sudah memberikan sejumlah kartu lansia serta difabel untuk masyarakat selama memimpin Jakarta.
    “Juga pemutihan ijazah di Jakarta akan kami selesaikan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab dari apa yang kami janjikan di dalam kampanye kemarin. Saudara-saudara sekalian,” tutur Pramono.
    Tak hanya itu, Pramono juga berencana untuk memindahkan patung MH Thamrin untuk menghormati budaya Betawi.
    “Untuk menghormati budaya Betawi, maka segera akan kami pindahkan simbol utama Betawi, yaitu MH Thamrin di Jalan Thamrin, dan patungnya akan kami buat baik dan bagus menghadap ke Monas,” ujar Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Digetok Parkir Liar Saat Lebaran Betawi di Monas, Warga: Ini Mengkhawatirkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Digetok Parkir Liar Saat Lebaran Betawi di Monas, Warga: Ini Mengkhawatirkan Megapolitan 27 April 2025

    Digetok Parkir Liar Saat Lebaran Betawi di Monas, Warga: Ini Mengkhawatirkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga merasa khawatir saat ditagih tarif parkir liar seharga Rp 15.000 ketika ingin menghadiri acara
    Lebaran Betawi 2025
    di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (27/4/2025).
    Salah satunya adalah warga bernama Putri (26), yang kaget tak diperbolehkan masuk ke dekat pintu masuk Monas dekat Patung Kuda, jika belum membayar parkir senilai Rp 15.000.
    “Keberatan, dan ini mengkhawatirkan,” jelas Putri saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Minggu.
    Putri memilih parkir di dekat Patung Kuda agar jarak jalan ke dalam Monas tidak terlalu jauh.
    Sementara itu, jika parkir di tempat resmi, jarak ke dalam Monas cenderung lebih jauh dan melelahkan.
    Oleh karena itu, diaa memilih untuk parkir di dekat Patung Kuda. Namun, dia tak menyangka jika tarif parkir motor mencapai Rp 15.000.
    Putri menilai, seharusnya jika ada acara sebesar Lebaran Betawi 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menyediakan kantong-kantong parkir tambahan yang memang dekat dengan titik lokasi acara.
    “Seharusnya, dengan acara sebesar ini bisa disediakan parkir yang proper, tapi ini justru banyak banget parkir liar yang menurut saya harganya mahal untuk satu motor dengan fasilitas yang keamanannya kurang,” jelas Putri.
    Senada dengan Putri, warga lain bernama Putra (25) juga mengeluh soal tarif
    parkir liar di Monas
    yang mahal.
    “Untuk biaya Rp 15.000 kemahalan, tapi kalau enggak parkir liar, jauh jalannya,” ucap Putra.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1,2 Juta Buruh Peringati May Day 2025 di Lapangan Monas, Prabowo Bakal Hadir – Page 3

    1,2 Juta Buruh Peringati May Day 2025 di Lapangan Monas, Prabowo Bakal Hadir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Lebih 1,2 juta buruh di seluruh Indonesia akan memperingati May Day atau Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei 2025. Peringatan May Day di Jakarta akan digelar di Lapangan Monas, yang rencananya akan dihadiri langsung Presiden Prabowo Subianto bersama 200 ribu buruh

    Hal tersebut diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. “Iya (akan dihadiri Presiden Prabowo),” kata Said kepada Liputan6.com, Minggu (27/4/2025).

     

    Hari Buruh di Indonesia jadi Hari Libur Nasional

    Hari Buruh Internasional atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2025, peringatan ini jatuh pada hari Kamis dan menjadi hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2013.

    Peringatan ini bukan hanya sekadar libur, tetapi juga pengakuan atas peran krusial buruh dalam pembangunan nasional. Peristiwa bersejarah di Chicago, Amerika Serikat pada tahun 1886, di mana para buruh memperjuangkan pembatasan jam kerja menjadi delapan jam sehari, menjadi cikal bakal peringatan ini yang kemudian diresmikan secara global pada tahun 1889 oleh Kongres Buruh Internasional di Paris.

    Di Indonesia, 1 Mei menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan panjang buruh dan menguatkan komitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.

    Libur nasional ini memberikan kesempatan bagi pekerja untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarga, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya peran mereka dalam roda perekonomian negara. Meskipun sebagian besar sektor swasta akan libur, beberapa sektor esensial seperti layanan kesehatan, transportasi, keamanan, dan pelayanan publik tetap beroperasi untuk memastikan kelancaran kehidupan masyarakat.

    Peringatan Hari Buruh di Indonesia sering diwarnai dengan berbagai kegiatan, mulai dari aksi damai hingga demonstrasi yang bertujuan untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan para pekerja. Pemerintah memiliki peran penting dalam melindungi dan memastikan kesejahteraan buruh, termasuk melalui regulasi yang menjamin hak-hak mereka. Program-program seperti BPJS Ketenagakerjaan menjadi salah satu bentuk perlindungan pemerintah bagi pekerja Indonesia.

  • Warga Protes Tarif Parkir Liar Acara Lebaran Betawi di Monas Rp 15.000
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Warga Protes Tarif Parkir Liar Acara Lebaran Betawi di Monas Rp 15.000 Megapolitan 27 April 2025

    Warga Protes Tarif Parkir Liar Acara Lebaran Betawi di Monas Rp 15.000
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS –
    Sejumlah pengunjung mengungkapkan kekecewaannya terhadap biaya
    parkir liar
    yang mencapai Rp 15.000 per motor saat menghadiri acara
    Lebaran Betawi
    di Monumen Nasional (Monas) pada Minggu (27/4/2025).
    Parkir liar
    tersebut berada di area pintu masuk Monas, tepatnya dekat Patung Kuda, di samping pos polisi.
    Setiap pengendara yang ingin memarkirkan kendaraannya di area tersebut diwajibkan membayar uang parkir sebesar Rp 15.000 terlebih dahulu.
    Jika pengendara tidak membayar, juru parkir liar akan melarang mereka untuk masuk ke area parkir.
    “Bayar parkirnya langsung,” ujar salah satu juru parkir kepada
    Kompas.com,
    Minggu (27/4/2025).
    Ketika
    Kompas.com
    berusaha memasukkan motor ke area parkir, juru parkir tersebut tetap bersikeras melarang masuk sebelum pembayaran dilakukan.
    “Enggak bisa, harus bayar dulu baru boleh masuk,” tambahnya.
    Akhirnya,
    Kompas.com
    terpaksa membuka jok motor untuk membayar uang parkir sebesar Rp 15.000.
    Biaya parkir yang tinggi ini juga dikeluhkan oleh warga lain, termasuk Putra (25).
    “Untuk biaya Rp 15.000 kemahalan, tapi kalau enggak parkir liar jauh jalannya,” kata Putra saat diwawancarai di lokasi.
    Ia menambahkan bahwa parkir resmi di Monas sudah penuh, sehingga tidak ada pilihan lain.
    Warga lain, Putri (26), juga menyatakan keberatan terhadap tarif parkir liar tersebut.
    “Parkir seharga Rp 15.000. Tadi aku nawar, jadi Rp 10.000 per motor. Menurut saya cukup mahal dengan fasilitas yang enggak ada keamanannya,” ungkap Putri.
    Ia juga mengaku kesal dengan sikap para juru parkir yang tidak mengizinkan pengendara masuk ke area parkir sebelum membayar Rp 15.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Suasana Hari Terakhir Lebaran Betawi 2025, Monas Semakin Ramai Pengunjung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Suasana Hari Terakhir Lebaran Betawi 2025, Monas Semakin Ramai Pengunjung Megapolitan 27 April 2025

    Suasana Hari Terakhir Lebaran Betawi 2025, Monas Semakin Ramai Pengunjung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Acara
    Lebaran Betawi
    yang digelar di
    Monumen Nasional
    (Monas) pada Minggu (27/4/2025) semakin ramai dipadati pengunjung.
    Untuk diketahui, hari ini adalah rangkaian puncak acara Lebaran Betawi 2025 yang sudah digelar sejak kemarin, Sabtu (27/4/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, warga mulai berdatangan ke Monas sekitar sejak 12.00 WIB. Banyak di antara mereka yang datang bersama keluarga atau rekan-rekannya.
    Beberapa pengunjung memilih untuk piknik di area rumput sekitar Monas, bahkan ada yang membawa makanan dan karpet dari rumah.
    Tak hanya itu, beberapa warga juga membawa bantal untuk bersantai di area taman.
    Selain bersantai, banyak pengunjung yang berteduh dari terik matahari di tenda-tenda yang telah disediakan.
    Beberapa orang mengajak anak-anak mereka untuk melihat berbagai pameran bersejarah yang disajikan di acara ini.
    “Bagus untuk anak-anak lebih banyak edukasi zaman-zaman dulu, jadi mereka tahu bagaimana zaman dulu gitu, biar tambah wawasan,” ucap Irma (33),
    warga Jakarta
    Pusat, saat dijumpai di Monas, Minggu.
    Pameran tersebut menampilkan berbagai jenis rumah adat Betawi dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.
    Selain rumah adat, pengunjung juga disuguhkan dengan foto-foto yang menggambarkan sudut-sudut kota Jakarta pada masa lalu, seperti foto Stasiun Kereta Api Jatinegara tahun 1988, peresmian Pasar Jatinegara di tahun 1969, dan Jalan Segitiga Senen di tahun 1971.
    Tidak ketinggalan, foto Bioskop Menteng tahun 1950 dan Stasiun Kereta Api Manggarai tahun 1994 juga dipamerkan.
    Banyak anak-anak terlihat antusias melihat foto-foto Jakarta tempo dulu.
    Namun, sayangnya, makanan gratis yang biasanya tersedia di acara ini sudah tidak ada lagi.
    Meski demikian, antusiasme warga untuk menghadiri Lebaran Betawi 2025 tetap tinggi, dengan banyak yang terus berdatangan ke Monas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Rekomendasi Acara ‘Lebaran’ di Jakarta Pusat Hari Ini, Semua Acara Gratis Loh!

    2 Rekomendasi Acara ‘Lebaran’ di Jakarta Pusat Hari Ini, Semua Acara Gratis Loh!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Buat kamu yang bingung mau ke mana di akhir pekan, ada dua rekomendasi acara di Jakarta Pusat yang bertajuk ‘Lebaran’.

    Pertama ialah Lebaran Betawi yang ada di Monas, Jakarta Pusat.

    Sudah berlangsung sejak kemarin, Sabtu (26/4/2025), rangkaian acaranya berakhir pada hari ini.

    Di sana kamu akan disuguhkan berbagai acara diantaranya prosesi hantaran Lebaran Betawi, lenong Betwai, band Betawi, tanjidor, gambang kromong.

    Kemudian ada keroncong Betawi, rebana Betawi, gambus, tari Betawi, topeng blantek, atraksi silat Betawi.

    Selanjutnya ada palang pintu, kuliner Betawi, pameran sejarah Jakarta, layar tancap, ondel-ondel, hingga pembuatan dodol Betawi.

    Kedua ialah Lebaran Tenabang 2025. 

    Baru berlangsung pada hari ini, Minggu (27/4/2025), rangkaian acaranya sudah di mulai pukul 09.00 dan akan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

    Adapun lokasinya di Jalan KH Wahid Hisyam Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    lihat foto
    Masih di momen peringatan Hari Kartini, ada sejumlah tempat yang memberikan berbagai penawaran. Termasuk di rias gratis alias make up gratis hingga akhir bulan April 2025 untuk kamu yang mau karnaval Kartini.

    Berikut sejumlah acaranya:

    – Palang pintu

    – Lomba menguliti kambing

    – Akustik Sikumbang Tenabag

    – Lomba koregrafi silat

    – H.N.C Band

    – Orkes Samrah

    – Pop up market

    – Kuliner Betawi

    – Silat Betawi

    – Photo Booth

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya