Tempat Fasum: Mayo Clinic

  • Kronologi Meninggalnya Legenda Gulat Hulk Hogan di Usia 71 Tahun

    Kronologi Meninggalnya Legenda Gulat Hulk Hogan di Usia 71 Tahun

    Jakarta

    Legenda gulat Hulk Hogan meninggal dunia di rumahnya di Florida, Amerika Serikat, Kamis (24/7/2025) waktu setempat. Ia menghembuskan napas terakhirnya di usia 71 tahun.

    Kabar ini disampaikan oleh manajer Hogan, Chris Volo. Kekhawatiran tentang kesehatan Hogan muncul selama beberapa minggu sebelumnya.

    Istri Hogan, Sky, mengatakan Hogan sedang dalam masa pemulihan setelah beberapa operasi. Tetapi, ia meyakinkan pada para penggemar Hogan untuk tidak perlu khawatir.

    Tragisnya, meskipun optimistis, ternyata Hogan tidak berhasil melewati masa pemulihannya. Kematian Hogan juga dikonfirmasi oleh World Wrestling Entertainment (WWE).

    “Panggilan tersebut adalah untuk permintaan bantuan henti jantung (cardiac arrest). Seorang warga berusia 71 tahun, Hulk Logan, dirawat oleh kru pemadam kebakaran dan penyelamatan Clear water sebelum dibawa oleh Sunstar ke Rumah Sakit Morton Plant,” kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari News.com.au, Jumat (25/7).

    Di rumah sakit itulah Hogan menghembuskan napas terakhirnya. Polisi juga menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan atau aktivitas yang mencurigakan.

    Terkait Henti Jantung

    Cardiac arrest atau henti jantung adalah kondisi saat aktivitas jantung terhenti karena denyut yang tidak normal. Tanpa adanya penanganan yang cepat, pasien dapat mengalami kematian.

    Dikutip dari Mayo Clinic, henti jantung berbeda dengan serangan jantung (heart attack), yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah ke jantung. Tetapi, serangan jantung dapat menjadi salah satu penyebab henti jantung.

    Kondisi Kesehatan yang Memburuk

    Diketahui, kondisi kesehatan Hogan memang sedang memburuk sejak awal Juli 2025. Sky mengatakan suaminya itu sedang dalam masa pemulihan, tetapi tidak perlu panik meski Hogan telah menjalani operasi intensif.

    “Tidak, dia jelas tidak koma! Jantungnya kuat, dan tidak pernah mengalami kekurangan oksigen atau kerusakan otak. Semua itu tidak benar,” tulis Sky di Instagram miliknya pada bulan Juni.

    “Dia sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani Anterior Cervical Discectomy and Fusion (operasi leher) empat tingkat yang merupakan operasi intensif dengan proses penyembuhan yang panjang dan bertahap. Kami membawanya bolak-balik rumah sakit untuk mendukung pemulihannya,” sambungnya.

    Saat itu, Sky menegaskan tidak perlu ada drama atau kepanikan yang berlebihan pada kondisi Hogan. Ia menyebut Hogan sedang dalam masa penyembuhan yang didampingi dengan cinta, kekuatan, dan kesabaran.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Hengki Kawilarang Idap Diabetes Sebelum Meninggal Dunia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Legenda Gulat Hulk Hogan Meninggal Usia 71, Disebut karena Henti Jantung

    Legenda Gulat Hulk Hogan Meninggal Usia 71, Disebut karena Henti Jantung

    Jakarta

    Legenda gulat profesional Hulk Hogan meninggal di usia 71 tahun. Pemilik nama asli Terry Gene Bollea ini disebut mengalami henti jantung yang merenggut nyawanya.

    TMZ Sports melaporkan, sebuah rekaman audio menunjukkan seorang operator panggilan 911 mengirimkan bantuan medis ke kediaman Hogan di Clearwater, Florida. Operator tersebut menyinggung ‘cardiac arrest’ atau henti jantung.

    Sementara itu, beberapa paramedis dalam rekaman video tampak melakukan kompresi dada sementara Hogan dibawa ke ambulans. Hogan dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit.

    “WWE berduka mengetahui anggota WWE Hall of Fame, Hulk Hogan, telah meninggal dunia,” demikian pernyataan World Wrestling Entertainment (WWE) di X terkait meninggalnya sang legenda, Kamis (24/7/2028).

    Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi terkait penyebab kematian Hogan. Namun beberapa bulan ke belakang, rumor tentang kesehatannya memang sempat jadi sorotan, termasuk saat menjalani operasi jantung pada Juni 2025.

    Dikutip dari Mayo Clinic, cardiac arrest atau henti jantung merupakan kondisi ketika aktivitas jantung terhenti karena denyut yang tidak normal. Tanpa penanganan yang cepat, pasien dapat mengalami kematian.

    Penanganan darurat untuk henti jantung mencakup cardiopulmonary resuscitation (CPR) dan pemberian kejut jantung dengan automated external defibrillator (AED). Penanganan cepat dan tepat bisa memberikan peluang keselamatan bagi pasien.

    Henti jantung berbeda dengan serangan jantung atau heart attack, yang terjadi umumnya karena sumbatan pembuluh darah ke jantung. Namun serangan jantung dapat menjadi salah satu penyebab henti jantung.

    (up/up)

  • Apakah Sawi Hijau Boleh Dimakan Pengidap Asam Urat? Begini Penjelasannya

    Apakah Sawi Hijau Boleh Dimakan Pengidap Asam Urat? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Pengidap asam urat perlu berhati-hati dalam memilih makanan. Sebab, beberapa jenis asupan tertentu bisa memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah.

    Salah satu sayuran yang kerap dipertanyakan keamanannya adalah sawi hijau. Apakah konsumsi sawi hijau aman atau bisa memperburuk kondisinya?

    Sawi Hijau Boleh Dimakan Pengidap Asam Urat?

    Makanan-makanan dengan kadar purin tinggi sebaiknya dibatasi oleh pengidap asam urat. Kendati demikian, dikutip dari laman Mayo Clinic, sayuran tinggi purin juga tidak berisiko meningkatkan asam urat.

    Terlebih, sawi hijau juga memiliki kandungan purin yang rendah. Dikutip dari laman International Medical Center-Beijing, sawi hijau mengandung kurang dari 25 mg purin per 100 gramnya.

    Di sisi lain, kandungan sawi yang tinggi vitamin K bisa bermanfaat untuk kesehatan tulang, sendi, dan jantung. Sawi bahkan mengandung vitamin K yang bisa mendukung respons kekebalan tubuh dalam memproduksi sel darah putih yang dibutuhkan untuk melawan komplikasi penyakit asam urat.

    Dikutip dari laman Vinmec, sawi hijau menjadi salah satu sayuran yang dianjurkan untuk membantu menghilangkan asam urat dalam darah. Mengandung serat, sawi direkomendasikan karena bisa mengurangi penyerapan protein, sehingga mengurangi pembentukan asam urat.

    Sawi ataupun sayuran hijau lain tergolong aman untuk pengidap asam urat. Kendati demikian, ada baiknya pengidap asam urat berkonsultasi dengan dokter mengenai sayuran apa dan takarannya yang bisa dikonsumsi.

    Kandungan Nutrisi Sawi

    Sawi hijau mengandung banyak antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti beta karoten. Sayuran ini juga merupakan sumber vitamin B1 (tiamin), B3 (niasin), dan B6 (piridoksin).

    Sawi hijau juga mengandung vitamin K, vitamin C, dan vitamin A. Dikutip dari laman WebMD, dalam secangkir sawi hijau mentah juga mengandung:

    Kalori: 15 kkalProtein: 1,6 gramKarbohidrat: 3 gramSerat: 1,8 gramMakanan yang Harus Dibatasi Pengidap Asam Urat

    Makanan-makanan yang harus dibatasi oleh pengidap asam urat di antaranya jeroan, makanan laut, hingga daging merah.

    1. Jeroan

    Jeroan mengandung tinggi purin yang perlu menjadi perhatian bagi pengidap asam urat. Beberapa contoh jeroan yaitu, hati, babat, otak, dan ginjal.

    2. Makanan Laut

    Beberapa makanan laut mengandung purin yang lebih tinggi dari jenis lainnya. Beberapa makanan laut yang perlu dihindari di antaranya ikan teri, ikan sarden, kerang, dan ikan kod.

    3. Daging Merah

    Daging merah juga mengandung tinggi purin yang bisa membuat kadar asam urat meningkat. Contoh dari daging merah yang harus dibatasi adalah daging sapi, domba, dan babi. Asupan protein daging bisa diganti ke makanan seperti kacang-kacangan, jagung, dan lain sebagainya.

    4. Makanan Manis

    Makanan yang mengandung gula tinggi juga dapat memicu asam urat. Salah satu jenis gula, yaitu fruktosa yang bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

    (elk/kna)

  • Kenali 5 Tanda Awal Kanker Otak yang Tak Disadari

    Kenali 5 Tanda Awal Kanker Otak yang Tak Disadari

    Jakarta

    Tumor otak dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer adalah jenis tumor otak yang muncul pertama kali di otak. Sedangkan tumor otak sekunder, adalah tumor otak yang awalnya berasal dari kanker yang menyebar dari anggota tubuh lain ke otak.

    Dikutip dari Cancer org, ada sekitar 40 jenis utama tumor otak yang pernah ditemukan. Seluruhnya dibagi menjadi dua kategori lagi, yaitu tumor jinak dan ganas.

    Tumor jinak tumbuh lambat dan kecil kemungkinan menyebar. Sedangkan, tumor otak ganas inilah yang bersifat kanker, dan bisa menyebar ke bagian lain di bagian otak atau sumsum tulang belakang.

    Beberapa jenis tumor otak ganas yang paling umum adalah glioblastoma dan meningioma (juga bisa bersifat non-kanker).

    Glioblastoma adalah tumor otak ganas yang tumbuh sangat cepat dan agresif, berasal dari sel glial di otak. Sedangkan, meningioma merupakan tumor yang tumbuh dari selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.

    Tanda Awal Kanker Otak

    Dikutip dari Mayo Clinic, kemunculan tumor ganas atau kanker otak tergantung pada ukuran dan lokasinya. Gejala juga bisa tergantung dari seberapa cepat tumbuh, yang juga disebut dengan tingkat keganasan tumor.

    Berikut ini beberapa gejala yang mungkin muncul:

    1. Sakit Kepala

    Sakit kepala adalah gejala kanker otak yang paling umum terjadi. Rasa nyeri di kepala terjadi ketika tumor yang tumbuh menekan sel-sel sehat di sekitarnya. Rasa nyeri juga bisa disebabkan oleh tumor yang memicu pembengkakan otak.

    Sakit kepala yang disebabkan oleh kanker otak biasanya sangat menyakitkan dan cenderung terjadi di pagi hari. Sakit kepala akibat kanker juga cenderung memburuk saat batuk atau mengejan.

    2. Mual atau Muntah

    Perasaan mual muncul akibat tumor ganas yang tumbuh dalam otak, menekan jaringan atau menghalangi cairan di dalam otak. Keduanya dapat meningkatkan tekanan dalam tengkorak yang disebut intracranial pressure (ICP).

    Efek yang muncul meliputi mual, muntah, dan sakit kepala.

    3. Masalah Penglihatan

    Posisi tumor ganas di otak memengaruhi gejala yang mungkin muncul. Pada masalah penglihatan, kondisi ini terjadi akibat tumor berada di area otak yang berhubungan dengan penglihatan atau gerakan mata.

    Kondisi ini akhirnya memicu penglihatan ganda, yang pada akhirnya juga memperparah gejala mual.

    4. Kehilangan Rasa atau Gerakan pada Kaki

    Otak memainkan peranan penting dalam memberikan sensasi rasa sentuhan di seluruh tubuh. Ketika tumor ganas muncul, biasanya akan muncul gejala seperti rasa kaku dan kesemutan di area kaki.

    Gejala ini mungkin juga dapat muncul di area wajah dan tangan.

    5. Mudah Lelah

    Tumor ganas berdampak besar pada fungsi neurologis yang juga berkontribusi pada masalah kelelahan parah. Tumor yang berada di area tertentu dapat mengganggu neurotransmitter (senyawa kimia pembawa sinyal antar sel saraf) dan merusak jaringan saraf yang terlibat dalam pengaturan tingkat energi, suasana hati, dan fungsi kognitif.

    Dibandingkan tumor jinak, tumor otak yang bersifat ganas, menyebabkan gejala yang memburuk lebih cepat. Biasanya gejala tumor ganas muncul secara tiba-tiba dan memburuk dalam hitungan pekan atau bahkan hari.

    Waspadai Gejala Tumor Otak Lain

    Selain kelima gejala di atas, gejala lain yang mungkin dapat muncul akibat tumor otak ganas meliputi:

    Masalah keseimbangan.Gangguan berbicara.Merasa sangat lelah.Kebingungan dalam aktivitas sehari-hari.Masalah daya ingat.Kesulitan mengikuti perintah sederhana.Perubahan kepribadian atau perilaku.Kejang, terutama jika sebelumnya tidak pernah mengalami kejang.Gangguan pendengaran.Pusing atau merasa dunia berputar (vertigo).Merasa sangat lapar dan mengalami kenaikan berat badan.

    Jika mengalami gejala-gejala di atas, pemeriksaan sebaiknya segera dilakukan. Ini untuk memastikan apakah gejala yang dialami berkaitan dengan kanker otak atau bukan.

    (avk/tgm)

  • 5 Ciri TBC yang Beda dari Flu Biasa, Jangan Sampai Salah Obat

    5 Ciri TBC yang Beda dari Flu Biasa, Jangan Sampai Salah Obat

    Jakarta

    Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi TBC sebenarnya bisa menyerang banyak organ, seperti otak, tulang belakang, dan getah bening. Namun, kasus yang paling banyak ditemukan menginfeksi paru-paru.

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, tanpa menutup mulut. Ini membuat bakteri penyebab TBC menyebar dan bisa berpindah ke orang lain.

    Ciri TBC yang Beda dari Flu Biasa

    Pengobatan TBC bisa berlangsung sangat lama. Penting untuk mengetahui ciri-ciri TBC agar penanganan bisa dilakukan secara efektif dan lebih dini.

    Seringkali, gejala yang ditimbulkan TBC disalahartikan sebagai flu biasa atau common flu. Ini dikarenakan adanya kemiripan beberapa gejala seperti batuk dan demam yang muncul. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang berbeda dari TBC dan kondisi flu biasa:

    1. Batuk Durasi Lama dan Berdarah

    Batuk akibat TBC biasanya akan berlangsung sangat lama. Bila gejala batuk terjadi lebih dari dua minggu, ada baiknya pemeriksaan segera dilakukan. Ini untuk memastikan apakah gejala batuk yang dialami berkaitan dengan TBC atau tidak.

    “Kalau dia batuk lebih dari 2 minggu dia harus periksakan ke tenaga kesehatan. Batuk dua minggu, lalu berdahak. Kemudian kalau ada batuk darah itu cepat untuk dicurigai sebagai TB, jadi harus diperiksakan secara lebih lanjut,” kata spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) dalam sebuah wawancara.

    Sedangkan untuk batuk akibat flu biasanya muncul secara tiba-tiba, cenderung parah, dan tidak memunculkan darah. Batuk akibat flu biasanya juga lebih cepat untuk sembuh.

    2. Keringat Malam

    Gejala TBC biasa disertai demam ringan dan keringat di malam hari. Meski kondisinya dingin, tubuh tetap mengeluarkan keringat.

    Keringat yang keluar merupakan respons imun tubuh yang berusaha melawan infeksi TBC. Proses ini meningkatkan suhu tubuh dan memicu keringat di malam hari.

    Sedangkan, untuk flu biasa biasanya demam cenderung lebih tinggi dan cepat mereda. Kondisi flu biasa juga jarang disertai keringat malam.

    3. Penurunan Berat Badan

    Pengidap TBC biasanya juga mengalami penurunan berat badan tidak wajar. Berat badan tetap turun meski tidak sedang menjalani diet penurunan berat badan tertentu. Kondisi ini biasanya disertai penurunan nafsu makan dan nyeri dada.

    Sedangkan, pada pengidap flu biasa penurunan berat badan tidak terjadi. Kalaupun muncul penurunan berat badan, cenderung tidak signifikan.

    4. Tidak Disertai Pilek

    Tidak seperti flu biasa, umumnya TBC tidak memunculkan gejala pilek. Ini dikarenakan Mycobacterium tuberculosis menyerang paru-paru, bukan saluran pernapasan atas seperti flu biasa.

    Flu biasa yang disebabkan oleh influenza biasanya menyerang saluran pernapasan atas, sehingga memicu gejala hidung meler atau pilek.

    5. Perkembangan Gejala Perlahan

    Masa inkubasi (durasi antara terinfeksi pertama sampai muncul gejala) TBC dan flu biasa berbeda. Dikutip dari Medical News Today, masa inkubasi TBC dalam sebuah studi di tahun 2018 disebut bisa mencapai beberapa bulan sampai 2 tahun.

    Sedangkan untuk flu biasa, masa inkubasi hanya memakan waktu 1-4 hari hari setelah paparan virus.

    Tahapan Lengkap Gejala TBC

    Dikutip dari Mayo Clinic, berikut gejala lengkap penyakit TBC yang harus diwaspadai. Segera lakukan pemeriksaan bila alami gejala ini, untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan efektif.

    Infeksi TBC Primer

    Tahap pertama disebut infeksi primer. Sel-sel sistem kekebalan tubuh menemukan dan menangkap kuman TB. Sistem kekebalan mungkin berhasil menghancurkan semua kuman, tetapi sebagian kuman yang tertangkap bisa tetap hidup dan berkembang biak.

    Umumnya gejala belum muncul pada fase ini. Tapi beberapa orang mungkin akan mengalami:

    Demam ringanMudah lelahBatuk

    Infeksi TB Laten

    Tahap selanjutnya disebut infeksi TB laten. Sel-sel sistem kekebalan membentuk dinding di sekitar jaringan paru-paru yang mengandung kuman TB.

    Selama sistem kekebalan bisa mengendalikan, kuman tidak akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut, tapi kuman tetap hidup. Pada fase ini tidak ada gejala baru yang muncul.

    TB Aktif

    TB aktif terjadi ketika sistem kekebalan tidak dapat mengendalikan infeksi. Kuman menyebabkan penyakit di seluruh paru-paru atau bagian tubuh lainnya. Gejala yang muncul meliputi:

    BatukBatuk berdarah atau berdahakNyeri dadaNyeri saat bernapas atau batukDemamMenggigilBerkeringat di malam hariPenurunan berat badanTidak nafsu makanMudah lelahMerasa tidak enak badan secara umum

    Jika mengalami gejala batuk selama dua minggu, disertai dengan gejala-gejala di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

    Langkah Pencegahan TBC

    TBC bisa dicegah dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Dikutip dari laman Kemenkes, berikut ini beberapa langkah pencegahan TBC yang bisa dilakukan secara pribadi.

    Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.Melakukan olahraga rutin.Mencuci tangan dengan sabun.Memastikan rumah mendapatkan sinar matahari yang cukup.Memastikan memiliki ventilasi yang baik sehingga sirkulasi baik dan udara segar bisa masuk.Menggunakan masker ketika bertemu orang yang memiliki gejala TBC.

    Selain itu, penting juga untuk menerapkan etika batuk yang benar. Aturannya meliputi:

    Menggunakan masker saat batuk.Tutup mulut dan hidung dengan lengan ketika batuk.Tutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk.Buang tisu atau masker bekas ke di tempat sampah.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah batuk.

    (avk/tgm)

  • Ternyata Jenis Olahraga Ini Bisa Perpanjang Umur, Cegah Sakit Jantung-Kanker

    Ternyata Jenis Olahraga Ini Bisa Perpanjang Umur, Cegah Sakit Jantung-Kanker

    Jakarta

    Olahraga rutin yang meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan bisa mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit apapun termasuk masalah jantung hingga 40 persen, menurut sebuah meta-analysis dari 85 studi yang melibatkan 7 juta orang di seluruh dunia.

    “Aktivitas fisik mungkin lebih penting untuk kesehatan jangka panjang daripada yang kita duga sebelumnya,” kata Gregore Mielke, salah satu penulis studi dan dosen senior di School of Public Health, University of Queensland, Brisbane, Australia, melalui email.

    Usia tampaknya tidak berpengaruh. Orang yang mulai berolahraga di usia tua juga dapat meningkatkan harapan hidup mereka, demikian penjelasan Ruyi Yu, mahasiswa doktoral di bidang kesehatan masyarakat di University of Brisbane.

    Faktanya, dampak positif dari peningkatan aktivitas fisik sering kali lebih kuat pada lansia. Mengurangi risiko kematian awal hingga 10 sampai 15 persen.

    “Ini menegaskan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai aktif secara fisik, dan memulai kapan saja di masa dewasa masih dapat menghasilkan hidup yang lebih panjang dan sehat,” kata Mielke, dikutip dari CNN.

    Hasil tersebut sebenarnya tidak mengejutkan lantaran aktivitas fisik adalah kunci nomor satu kesehatan, sebut dr Andrew Freeman, direktur pencegahan penyakit jantung dan kebugaran di National Jewish Health, Denver, yang tidak terlibat dalam studi ini.

    “Olahraga benar-benar menurunkan risiko dengan cara yang tidak bisa dicapai dengan obat-obatan. Ini luar biasa,” kata Freeman.

    “Saya selalu bilang ke pasien saya bahwa aktivitas fisik adalah benar-benar kunci awet muda.”

    Harus Seberapa Sering?

    Studi yang diterbitkan Kamis lalu di British Journal of Sports Medicine ini adalah analisis paling komprehensif yang pernah dilakukan mengenai aktivitas fisik sejak masa dewasa awal.

    “Yang membedakan studi ini adalah analisis terhadap penelitian yang memantau aktivitas fisik dalam beberapa titik waktu,” jelasnya. “Ini memungkinkan kami mempelajari pola jangka panjang, seperti tetap aktif, mulai aktif di kemudian hari, atau berhenti berolahraga dan bagaimana pola tersebut memengaruhi risiko kematian.”

    Meskipun pedoman olahraga berbeda-beda di tiap negara, meta-analysis ini mengacu pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni setidaknya 150 sampai 300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 sampai 150 menit aktivitas aerobik intensitas tinggi, bisa juga dikombinasi, selama sepekan.

    Olahraga intensitas tinggi seperti jogging atau jalan cepat akan secara signifikan meningkatkan detak jantung, bahkan bisa membuat berkeringat hanya dalam beberapa menit, menurut Mayo Clinic.

    Jenis Olahraga untuk Jantung-Kanker

    Olahraga aerobik teratur paling bermanfaat untuk penyakit jantung, penyebab kematian nomor satu di dunia. Dibandingkan dengan mereka yang sedikit atau tidak aktif sama sekali, orang yang paling aktif berolahraga memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung sekitar 40 persen lebih rendah. Risiko kematian akibat kanker juga turun sebesar 25 persen.

    Manfaat paling besar terhadap umur panjang diperoleh saat seseorang berolahraga secara moderat minimal 300 menit per minggu, kata Yu. “Melakukan lebih dari itu tampaknya tidak memberikan manfaat tambahan yang signifikan untuk umur panjang.”

    Bahkan mereka yang sebelumnya tidak aktif dan mulai berolahraga secara konsisten mengalami manfaat penurunan risiko kematian dini sebesar 22 persen.

    Orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu senggang juga mengalami penurunan risiko sebesar 27 persen.

    Sayangnya, mereka yang berhenti berolahraga tampaknya kehilangan manfaat umur panjang, risiko kematian dini mereka menjadi mirip dengan mereka yang tidak pernah aktif.

    “Hasil ini menarik karena menimbulkan pertanyaan penting: apakah manfaat dari aktivitas fisik di masa lalu tetap bertahan jika seseorang berhenti aktif?” kata Yu.

    “Penelitian lebih lanjut jelas dibutuhkan untuk menjawab ini.”

    Cara Memulai Lebih Aktif: Perbanyak Jalan Cepat

    Beberapa orang mungkin merasa kesulitan mengubah kebiasaan dan menjadi lebih aktif.

    Para pakar menyarankan untuk memulai secara perlahan dan hanya setelah berkonsultasi dengan dokter. Cara simpel yang efektif adalah memperbanyak berjalan cepat, minimal 30 menit sehari.

    Setelahnya, bisa menambahkan latihan kekuatan untuk meningkatkan intensitas olahraga.

    “Ketika saya menyarankan orang untuk berjalan, bersepeda, berenang, atau joging, saya biasanya merekomendasikan agar mereka juga menambahkan latihan kekuatan,” ujar Freeman.

    “Bawa beban tangan, gunakan tas punggung berbobot, bersepeda di tanjakan, atau gunakan sirip tangan saat berenang agar ada resistensi di dalam air. Lakukan apa pun yang bisa menggabungkan kardio dengan latihan kekuatan.”

    (naf/kna)

  • Apakah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi? Ini Kata Dokter

    Apakah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Nyeri sendi kerap dianggap sebagai tanda penuaan atau akibat dari aktivitas fisik yang berlebihan. Tapi, tak banyak yang menyadari bahwa gejala ini bisa menjadi sinyal dari penyakit autoimun.

    Penyakit autoimun terjadi saat sistem pertahanan alami tubuh tidak bisa membedakan antara sel tubuh sendiri dan sel asing. Hal ini membuat tubuh keliru menyerang sel normal.

    Beberapa jenis autoimun memang ada yang berkaitan dengan sendi. Berikut penjelasannya.

    Apakah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi?

    Dikutip dari laman Hopkins Medicine, salah satu gejala penyakit autoimun adalah nyeri dan pembengkakan sendi. Seorang rheumatologist di Johns Hopkins Arthritis Center, Ana-Maria Orbai, MD, MHS juga mengingatkan untuk tidak meremehkan gejala kaku sendi.

    “Jika Anda sehat dan tiba-tiba merasa lelah atau kaku sendi, jangan remehkan,” kata Ana.

    “Memberi tahu dokter akan membantunya memeriksa gejala Anda lebih teliti dan menjalankan tes untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan penyakit autoimun.” tambahnya.

    Penyakit Autoimun yang Berkaitan dengan Sendi

    Ada beberapa penyakit autoimun yang berkaitan dengan sendi. Berikut di antaranya:

    1. Rheumatoid Arthritis

    Salah satu penyakit autoimun yang berkaitan dengan sendi adalah rheumatoid arthritis. Dikutip dari Healthline, rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada lapisan sendi.

    Penyakit ini paling sering menyerang sendi-sendi di jari tangan, tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari kaki. Biasanya rheumatoid arthritisterjadi pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh. Adapun gejala lain dari rheumatoid arthritisadalah kelelahan, lemas, dan demam.

    2. Lupus

    Dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada, lupus adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh. Gejala lupus bisa dirasakan berbeda pada orang-orang yang mengalaminya. Namun, dikutip dari laman Lupus Foundation of America, kebanyakan pengidapnya memiliki masalah pada persendian, otot, atau tulang.

    Peradangan persendian pada sendi disebut dengan inflammatory arthritis atau radang sendi inflamasi. Kondisi ini membuat persendian terasa nyeri dan kaku, hangat, dan bengkak.

    Seringkali nyerinya memengaruhi persendian yang terletak jauh dari bagian inti tubuh, seperti jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut pergelangan kaki, dan jari kaki. Tetapi, nyeri sendi yang terjadi pada lupus ini lebih kecil kemungkinannya menyebabkan kerusakan sendi dibandingkan dengan rheumatoid arthritis.

    3. Ankylosing Spondylitis

    Ankylosing spondylitis adalah jenis artritis yang memengaruhi sendi-sendi di tulang belakang. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, arthritis adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan pada persendian.

    Biasanya kondisi ini berkembang di sendi sakroiliaka (titik pertemuan antara tulang belakang dan panggul).

    Ankylosing spondylitis menyebabkan gejala artritis yang umum, seperti nyeri dan kaku. Namun, gejala lainnya juga bisa meliputi ruam, diare, masalah penglihatan sesak napas, dan kelelahan.

    4. Psoriasis Arthritis

    Psoriasis arthritis adalah jenis gangguan umum terkait sendi yang berkaitan dengan psoriasis, kondisi yang menyebabkan peradangan pada kulit. Penyakit ini dapat memengaruhi sendi manapun di tubuh.

    Gejalanya bisa ringan, seperti nyeri dan kaku dengan sedikit tanda psoriasis pada kulit. Namun, gejala yang lebih parah bisa membuat orang yang mengalaminya tidak bisa menggerakkan dan menggunakan sendi. Selain nyeri dan kaku sendi, gejala lainnya meliputi:

    Perubahan warna atau kemerahan di dekat sendi yang sakitNyeri di tendon dan ligamen pada tulangPembengkakan pada jari tangan dan kakiRuam psoriasis, yaitu bercak bersisik pada kulit, terutama pada kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawahPerubahan warna atau pengelupasan pada kuku tangan atau kuku kakiKelelahan

    5. Sindrom Sjogren

    Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom sjogren adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan mata kering dan mulut kering. Kendati demikian, orang dengan sindrom sjogren juga bisa merasakan nyeri, bengkak, dan kekakuan sendi, ruam kulit, batuk terus menerus, hingga kelelahan yang berkepanjangan.

    Faktor Risiko Penyakit Autoimun

    Para peneliti belum mengetahui penyebab penyakit autoimun, namun beberapa teori menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif menyerang tubuh setelah terkena infeksi atau cedera. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko berkembangnya gangguan autoimun di antaranya:

    1. Kelebihan Berat Badan

    Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risikorheumatoid arthritis atau psoriasis arthritis. Hal tersebut bisa jadi karena berat badan berlebih memberi tekanan lebih besar pada sendi atau karena jaringan lemak menghasilkan zat yang memicu peradangan.

    2. Merokok

    Merokok juga menjadi faktor risiko terkena penyakit autoimun. Sebuah penelitian menghubungkan merokok dengan sejumlah penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis dan hipertiroidisme. Hipertiroidisme adalah kondisi kelenjar tiroid yang hiperaktif, sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.

    3. Genetika

    Gangguan tertentu, seperti lupus cenderung diturunkan dalam keluarga. Namun, meski ada keluarga yang mengalami autoimun, bukan berarti keturunannya akan mengidap penyakit tersebut.

    Jika ada riwayat autoimun dalam keluarga, sebaiknya anggota keluarga lainnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh.

    (elk/tgm)

  • Mitos atau Fakta: Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Naik?

    Mitos atau Fakta: Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Naik?

    Jakarta – Telur dikenal sebagai sumber protein hewani yang praktis dan bergizi tinggi. Ada kandungan kalori, protein, kalium, hingga natrium di dalamnya.

    Banyak orang yang mengandalkan telur sebagai menu sarapan atau lauk harian karena mudah diolah dan rasanya lezat.
    Namun, di balik kepopulerannya, ada yang anggapan bahwa makan telur setiap hari bisa meningkatkan kolesterol. Benarkah demikian?

    Telur Bikin Kolesterol Naik?

    Anggota kelompok kerja nutrisi dan gaya hidup American College of Cardiology, Dr James O’Keefe, mengatakan bahwa semua penelitian baru menyebut bahwa telur tidak akan memperburuk kadar kolesterol.

    “Telur adalah sumber protein dan nutrisi yang sehat, dan Anda dapat menikmatinya dalam jumlah yang tidak berlebihan,” kata Dr O’Keefe yang juga seorang direktur kardiologi preventif di Saint Luke’s Mid America Heart Institute di Kansas City, Missouri.

    Beberapa penelitian memang menemukan adanya hubungan antara mengonsumsi telur dan penyakit jantung. Namun, mungkin ada alasan lain untuk temuan ini.

    Makanan yang biasa dikonsumsi dengan telur, seperti bacon, sosis dan ham, mungkin lebih meningkatkan risiko penyakit jantung dibandingkan telur. Selain itu, cara memasak telur dan makanan lainnya, terutama jika digoreng dengan minyak atau mentega, kemungkinan lebih berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung dibandingkan telur itu sendiri.

    Dikutip dari laman Healthline, menurut penelitian, mengonsumsi makanan yang digoreng memang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan rendahnya koleserol baik (HDL). Semua merupakan faktor risiko dari penyakit jantung.

    Amankah Makan Telur Setiap Hari?

    Dikutip dari Mayo Clinic, para ahli kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi makanan kolesterol sesedikit mungkin, dengan asupan di bawah 300 mg per hari. Sementara, satu butir telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol yang hanya ada di kuningnya sehingga dua butir telur setiap hari sudah mencukupi.

    Jadi, jika makanan yang dikonsumsi dalam sehari hanya mengandung sedikit kolesterol, menurut beberapa penelitian, mengonsumsi hingga satu butir telur per hari mungkin bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika ingin mengurangi asupan kolesterol, konsumsi putih telurnya saja.

    Banyak orang sehat bisa mengonsumsi hingga tujuh butir telur dalam seminggu tanpa meningkatkan risiko penyakit jantung. Bahkan tingkat konsumsi telur ini bisa membantu mencegah beberapa jenis stroke dan kondisi mata serius yang disebut dengan degenerasi makula, yang bisa menyebabkan kebutaan.

    Dikutip dari laman Skyline Univesity mengenai penelitian telur dan penurunan risiko stroke, disebutkan bahwa telur memiliki banyak nutrisi, termasuk antioksidan yang terbukti mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Telur juga merupakan sumber protein yang dikaitkan dengan penurunan tekanan darah.

    Telur juga mengandung lutein dan zeaxnthin, dua antioksidan kuat yang terakumulasi di retina mata. Hal ini lah yang membantu melawan beberapa proses degeneratif yang memengaruhi mata.

    O’Keefe menyebut, mengonsumsi dua butir telur sehari, enam hari seminggu sebagai jumlah yang wajar. Dia mengaku berusaha mencari telur yang diperkaya dengan omega-3, sebab menurutnya telur ini merupakan nutrisi yang penting untuk kesehatan kardiovaskular.

    “Saya pribadi suka telur dan mungkin makan sedikitnya 14 butir telur seminggu. Tetapi, saya membuang setidaknya setengah dari kuning telurnya karena di situlah semua kolesterol berada,” jelas Dr O’Keefe.

    Namun, bagi penderita diabetes atau penyakit jantung, O’Keefe menyarankan untuk membatasinya hingga lima kuning telur dalam seminggu. Kendati demikian, putih telur bisa dikonsumsi sebanyak yang diinginkan karena sama sekali tidak berbahaya

    (elk/tgm)

  • Waktu Mandi yang Tepat Agar Bayi Tidak Gampang Masuk Angin

    Waktu Mandi yang Tepat Agar Bayi Tidak Gampang Masuk Angin

    Jakarta – Memandikan bayi bukan hanya soal menjaga kebersihan tubuh, tapi juga berkaitan dengan perawatan dan kenyamanan anak. Cara ini membantu bayi merasa lebih segar, rileks, dan juga nyaman.

    Tidak hanya itu, mandi juga bisa menjadi momen berharga untuk membangun kedekatan antara bayi dan orang tua. Lalu muncul pertanyaan, sebenarnya kapan sih waktu terbaik untuk anak mandi agar tak masuk angin?

    Kapan Waktu Terbaik untuk Bayi Mandi?

    Sebenarnya bayi bisa dimandikan kapan saja, misalnya seperti di pagi hari dan sore hari. Terpenting, orang tua memilih waktu yang rileks dan santai untuk memandikan bayi. Berikut ini beberapa rekomendasi waktu memandikan bayi yang aman:

    1-2 Jam Sebelum Tidur

    Tak sedikit orang tua yang memandikan bayinya di sore hari untuk mempersiapkan tidur buah hati. Mandi air hangat dianggap dapat membuat tubuh bayi lebih rileks dan tenang, sehingga mudah mengantuk dan tidurnya berkualitas.

    Sebuah studi di tahun 2019 mengungkapkan waktu mandi seseorang dapat memengaruhi kualitas tidur. Peneliti dari University of Texas at Austin, menganalisis ribuan studi yang menghubungkan pemanasan tubuh secara pasif (seperti mandi atau berendam air hangat) dengan kualitas tidur.

    Mereka menemukan mandi 1-2 jam sebelum tidur dengan suhu air sekitar 40-43 derajat celcius secara signifikan meningkatkan kualitas tidur. Meski penelitian tersebut melibatkan orang dewasa, prinsip yang sama berlaku untuk bayi.

    Jangan saat Bayi Kenyang

    Sebaiknya bayi tidak dimandikan dalam kondisi kenyang, atau setelah disusui. Beri waktu bayi waktu setelah menyusui setidaknya 5-10 menit.

    Jangan saat Bayi Lapar

    Sebaiknya, bayi juga tidak dimandikan dalam kondisi lapar. Ketika lapar, bayi akan cenderung lebih rewel dan sulit untuk dimandikan. Sebaiknya beri pengalaman mandi yang menyenangkan untuk bayi.

    Jangan saat Bayi Mengantuk

    Meski salah satu manfaat mandi adalah membuat bayi mengantuk, memandikan bayi saat sudah mengantuk tidak disarankan. Ini dapat mengganggu pola tidur dan rutinitas, serta meningkatkan risiko kecelakaan.

    Tips Memandikan Bayi Agar Tak Masuk Angin

    Hal yang harus lebih diperhatikan untuk mencegah bayi masuk angin, sebenarnya adalah cara memandikan. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah bayi masuk angin saat mandi. Berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Pilih Ruangan yang Hangat

    Pilihlah ruangan yang cenderung hangat untuk memandikan bayi. Bila cuaca sedang dingin, coba pilih tempat yang minim hembusan angin agar bayi tetap nyaman dan tidak kedinginan.

    Pastikan air mandi cukup hangat untuk bayi. Suhu yang disarankan berada di angka 38 derajat celsius, menurut Mayo Clinic.

    Cara memeriksa yang paling sederhana adalah dengan memasukkan jari atau siku ke dalam air sebelum memasukkan bayi. Air harus terasa hangat (tidak panas) dan cukup tinggi mencapai dada bayi.

    2. Jaga Bayi Hangat

    Setelah pakaian dilepas, segera masukkan bayi ke dalam air hangat agar tidak kedinginan. Gunakan satu tangan untuk menyangga kepala dan satu tangan lagi untuk menuntun tubuhnya ke dalam air.

    “Pastikan wajah dan sebagian besar tubuh tetap berada di atas permukaan air. Siramkan air hangat secara berkala ke tubuhnya agar tetap hangat,” kata profesor madya pediatri Wisconsin School of Medicine and Public Health, Dipesh Navsaria.

    Biarkan bayi selama beberapa saat jika suka bermain air. Namun, pastikan jangan terlalu lama untuk mencegah kedinginan atau kulit keriput. Dikutip dari Raising Children, mandi sekitar 5-10 menit sudah cukup untuk bayi.

    Jangan lupa juga untuk menggunakan sabun dan sampo khusus bayi. Sabun dan sampo khusus bayi biasanya dibuat lebih ringan untuk mencegah kemungkinan iritasi pada kulit bayi dan mengurangi busa.

    3. Langsung Keringkan Tubuh Bayi Setelah Mandi

    Setelah mandi, langsung keringkan dan balut tubuh bayi dengan handuk. Ini untuk mencegah bayi masuk angin setelah mandi. Pastikan tubuh bayi benar-benar kering.

    “Tepuk-tepuk tubuh bayi hingga kering, lalu oleskan pelembap ringan yang bebas pewangi dan hipoalergenik untuk mencegah kulit kering atau eksim,” sambungnya. ‘

    4. Pakaikan Minyak Telon Hangat

    Untuk menambahkan kehangatan, tubuh bayi bisa dioleskan minyak telon. Ini membantu menjaga kulit lembut, lembab, dan memberikan perlindungan ringan terhadap udara dingin.

    Setelah itu, segera pakaikan pakaian hangat, popok bersih, dan gunakan bedong atau selimut bila diperlukan.

    (avk/tgm)

  • Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Bukan 10 Ribu Langkah, Jalan Kaki ala Jepang Diklaim Lebih Efektif Perpanjang Umur

    Jakarta

    Jalan kaki 10.000 langkah per hari sudah lama dikenal sebagai ‘standar emas’ gaya hidup sehat. Namun, benarkah harus sebanyak itu? Sebuah metode jalan kaki asal Jepang yang hanya butuh 30 menit sehari diklaim justru bisa memberi manfaat lebih besar, bahkan hingga 10 kali lipat.

    Konsep 10.000 langkah ini sebenarnya berasal dari kampanye pemasaran pedometer ‘Manpo-Kei’ di Jepang pada 1960-an. Meski bukan angka yang ditentukan lewat sains, jumlah ini jadi populer sebagai target harian. Namun, studi Universitas Granada pada 2023 menyebut 8.000 langkah saja sebenarnya sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian dini secara signifikan.

    Masalahnya, mencapai 10.000 langkah butuh waktu lebih dari 90 menit per hari. Hal ini tentu tak mudah bagi mereka yang punya jadwal padat. Nah, di sinilah metode jalan kaki Jepang masuk sebagai alternatif.

    Dikutip dari The Independent, pelatih kebugaran Eugene Teo memperkenalkan metode jalan kaki interval, hanya 30 menit per hari, dilakukan lima kali dalam sehari. Formatnya simpel:

    Tiga menit jalan kaki dengan intensitas rendah (pace santai)Tiga menit jalan kaki dengan intensitas tinggi (pace cepat)

    Lebih Efektif dari Jalan Kaki Biasa?

    Metode ini bukan isapan jempol. Sebuah studi di jurnal Mayo Clinic Proceedings tahun 2007 menguji efektivitas metode interval ini, disebut interval walking training (IWT), dibandingkan jalan kaki biasa atau continuous walking training (CWT)

    Penelitian melibatkan lebih dari 240 orang usia rata-rata 63 tahun. Hasilnya, peserta IWT menunjukkan:

    Peningkatan kekuatan otot paha hingga 17 persenKapasitas aerobik naik 8 persenPenurunan tekanan darah sistolik yang lebih besar dibanding kelompok lain

    Menariknya, hasil itu didapat dengan waktu jalan kaki mingguan yang lebih sedikit dibanding peserta CWT.

    Menurut dr Elroy Aguiar, pakar jalan kaki dari University of Alabama, aktivitas intensitas tinggi, meski hanya satu menit per hari, bisa berdampak signifikan pada kesehatan metabolik.

    “Satu menit aktivitas paling intens setiap hari bisa jadi indikator kuat seseorang punya risiko sindrom metabolik atau tidak,” ujarnya.

    Dalam studinya di Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, ia menyebut jalan kaki dengan ritme sekitar 100 langkah per menit sudah tergolong intensitas sedang, dan di situlah manfaat paling besar didapat.

    Metode jalan kaki ala Jepang ini, jika dilakukan 4 kali seminggu, nyaris menyentuh batas 150 menit aktivitas fisik sedang per minggu yang direkomendasikan organisasai kesehatan dunia (WHO). Cukup menambahkan latihan kekuatan ringan, dan sudah punya paket latihan sehat yang praktis dan minim waktu.

    Jadi, kalau 10.000 langkah terasa terlalu berat, coba saja cara Jepang ini. Lebih ringkas, tapi tetap bikin bugar.

    (naf/naf)