Tempat Fasum: Mayo Clinic

  • Kebiasaan yang Berkaitan dengan Risiko Perdarahan di Otak, Picu Stroke-Demensia

    Kebiasaan yang Berkaitan dengan Risiko Perdarahan di Otak, Picu Stroke-Demensia

    Jakarta

    Sebuah studi belakangan menunjukkan sleep apnea obstruktif bisa meningkatkan risiko mikroperdarahan baru di otak. Hal ini otomatis berpengaruh pada risiko stroke, demensia, hingga alzheimer di kemudian hari.

    Ciri-cirinya bisa dikenali dengan kebiasaan saat tidur. Mendengkur keras, diikuti dengan jeda napas atau terengah-engah hingga seperti tersedak saat terlelap.

    Keringat malam juga bisa menjadi tanda sleep apnea, karena penelitian menunjukkan sekitar 30 persen pengidap sleep apnea obstruktif melaporkan gejala tersebut.

    Terbangun setidaknya dua kali di malam hari, menggertakkan gigi, dan sakit kepala di pagi hari juga bisa menjadi indikasi masalah.

    Selain kebiasaan saat tidur dan aktivitas di malam hari, ciri-ciri seseorang memiliki sleep apnea obstruktif juga erat kaitannya dengan mengantuk di siang hari, kesulitan berkonsentrasi, mudah tersinggung, dan rasa lapar yang meningkat.

    “Mikroperdarahan otak merupakan temuan umum pada otak yang menua,” kata Jonathan Graff-Radford, profesor neurologi di Mayo Clinic College of Medicine di Rochester, Minnesota. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini.

    Mikroperdarahan meningkat seiring bertambahnya usia, dan orang yang mengalaminya memiliki risiko stroke di masa mendatang yang sedikit lebih tinggi dan penurunan kognitif lebih cepat, kata Graff-Radford, dikutip dari CNN.

    “Apa pun yang meningkatkan mikroperdarahan relevan dengan penuaan otak,” tambahnya.

    Sleep apnea obstruktif adalah kondisi saat penyumbatan saluran napas oleh jaringan lunak yang lemah, berat, atau relaks mengganggu pernapasan saat tidur. Kondisi ini berbeda dengan sleep apnea obstruktif, saat otak terkadang melewatkan perintah untuk bernapas.

    Ada beberapa cara untuk mengobati sleep apnea obstruktif, termasuk menggunakan alat bantu oral yang menjaga tenggorokan tetap terbuka saat tidur, menggunakan CPAP atau alat serupa secara teratur, dan menjalani operasi.

    Studi ini memiliki metodologi yang kuat dan seharusnya menekankan pentingnya skrining sleep apnea bagi dokter dan pengobatan bagi pasien, kata Dr. Rudy Tanzi, profesor neurologi di Harvard Medical School dan direktur Unit Penelitian Genetika dan Penuaan di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston. Ia tidak terlibat dalam penelitian ini.

    “Jangan abaikan. Lakukan sesuatu,” katanya.

    “Ini bukan hanya risiko langsung berupa pendarahan di kemudian hari, tetapi juga risiko penyakit Alzheimer di kemudian hari.”

  • Jadi Penyebab Ayah Jerome Polin Meninggal, Apa Itu Sumbatan Usus?

    Jadi Penyebab Ayah Jerome Polin Meninggal, Apa Itu Sumbatan Usus?

    Jakarta

    Kabar duka datang dari YouTuber Jerome Polin. Ayah Jerome, Marojahan Sintong Sijabat, meninggal dunia karena sumbatan usus pada Kamis (30/10/2025).

    Ibunda Jerome, Chrissie, menceritakan perjuangan suaminya dari merasakan gejala awal yang tampak sepele hingga kritis di ICU. Marojohan mulai merasakan sakit perut melilit yang tidak biasa pada Selasa (28/10).

    Ketika dilarikan ke National Hospital Surabaya, dari hasil CT scan dokter memperkirakan adanya sumbatan usus yang disebabkan oleh gumpalan darah beku (blood clot). Melihat itu, keluarga mempersiapkan untuk operasi yang dijadwalkan pada Kamis.

    “Jadi istilah kedokterannya itu clot namanya. Ternyata clot-nya itu tidak ada lagi di pembuluh darah yang menuju paru-paru, sehingga paru-parunya tidak bisa mendapatkan oksigen karena jalannya ke paru-parunya tersumbat,” ungkap Chrissie saat memberikan keterangan di rumah duka Grand Surabaya dilihat dari Channel YouTube milik Jerome, Minggu (2/11).

    “Semuanya semakin menurun, menurun, menurun sampai akhirnya Pak Marojohan dinyatakan sudah tidak ada lagi,” tambahnya.

    Apa Itu Sumbatan Usus?

    Dikutip dari Mayo Clinic, sumbatan usus dikenal sebagai kondisi obstruksi usus. Ini merupakan kondisi penyumbatan yang mencegah makanan atau cairan melewati usus halus atau besar (kolon).

    Penyebab obstruksi usus dapat meliputi perlengketan jaringan fibrosa (adhesi) di perut yang terbentuk setelah operasi, seperti hernia. Bisa juga disebabkan oleh kanker usus besar, obat-obatan tertentu, atau striktur (penyempitan) dari usus yang meradang yang disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti penyakit Crohn atau divertikulitis.

    Tanpa pengobatan, bagian usus yang tersumbat dapat mati dan menyebabkan masalah serius. Tetapi, dengan perawatan medis yang tepat waktu, obstruksi usus dapat diobati.

    Apa Saja Gejalanya?

    Berikut beberapa tanda dan gejala obstruksi usus:

    Nyeri perut atau kram yang hilang dan muncul.Kehilangan nafsu makan.Konstipasi.Muntah.Ketidakmampuan buang air besar atau buang angin.Pembengkakan perut.

    (sao/suc)

  • Aritmia Picu Stroke Ringan, Dokter Wanti-wanti Generasi Muda Juga Bisa Kena

    Aritmia Picu Stroke Ringan, Dokter Wanti-wanti Generasi Muda Juga Bisa Kena

    Jakarta

    Psikolog anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto tengah menjalani perawatan karena stroke ringan. Belakangan, Kak Seto juga diketahui mengalami aritmia, atau gangguan irama jantung.

    Ia sempat mengeluhkan gejala seperti pusing dan linglung beberapa hari sebelum memeriksakan diri. Apa kaitan keduanya?

    Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay, SpJP, MKes, FIHA, FAsCC, menjelaskan aritmia, terutama atrial fibrilasi (AF), merupakan salah satu kondisi yang dapat memicu stroke karena aliran darah di jantung tidak stabil.

    “Pada aritmia seperti AF, jantung berdenyut tidak teratur sehingga aliran darah melambat dan dapat terbentuk trombus atau bekuan darah di dalam jantung. Bekuan ini dapat lepas dan menyumbat pembuluh darah otak, sehingga memicu stroke,” beber dr Vito kepada detikcom Kamis (30/10/2025).

    Ia menambahkan, kelemahan otot jantung (heart failure) juga bisa memicu terbentuknya bekuan darah serupa, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    “Jadi bukan cuma orang tua yang bisa mengalami ini. Memang makin bertambah usia risikonya meningkat, tapi pada usia muda pun bisa terjadi, terutama bila ada faktor risiko lain seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, merokok, sumbatan jantung atau kelemahan pompa jantung,” lanjut dia.

    Kenapa Anak Muda Juga Berisiko?

    dr Vito mengingatkan aritmia bisa muncul tanpa gejala. Banyak orang baru mengetahuinya setelah pemeriksaan kesehatan rutin atau setelah mengalami keluhan lebih lanjut.

    “Karena itu, deteksi check up jantung sesuai usia dan kondisi klinis dan penanganan aritmia atau obat pengencer darah penting, agar kita bisa mencegah komplikasi seperti stroke,” bebernya.

    Perubahan pola hidup modern, kurang tidur, stres, konsumsi kafein berlebihan, hingga makanan tinggi gula dan lemak, juga semakin memperbesar risiko ini.

    Gejala Aritmia

    Dikutip dari Mayo Clinic, aritmia mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Detak jantung yang tidak teratur mungkin baru diketahui saat pemeriksaan kesehatan karena alasan lain.

    Gejala aritmia dapat meliputi:

    Rasa berdebar, berdebar-debar, atau berdebar kencang di dada.

    Detak jantung cepat.

    Detak jantung lambat.Nyeri dada.Sesak napas.Gejala lain dapat meliputi:Kecemasan.Merasa sangat lelah.Pusing atau sakit kepala ringan.Berkeringat.Pingsan atau hampir pingsan.

    Kapan harus ke dokter?

    Jika merasa jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, atau melewatkan satu detak pun, segera melakukan pemeriksaan kesehatan. Dapatkan perawatan medis darurat jika Anda mengalami gejala-gejala nyeri dada, sesak napas, pingsan.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Investasi Kesehatan Seumur Hidup, Ini Waktu Terbaik untuk Vaksin HPV

    Investasi Kesehatan Seumur Hidup, Ini Waktu Terbaik untuk Vaksin HPV

    Jakarta

    Investasi tidak selalu tentang uang, emas, atau saham. Ada jenis investasi lainnya yang tidak kalah penting, yaitu investasi kesehatan seumur hidup. Selain dapat meningkatkan kualitas hidup, investasi kesehatan juga mengurangi risiko penyakit sehingga dapat menjalankan rutinitas sehari-hari dengan maksimal.

    Salah satu jenis investasi kesehatan seumur hidup yang bisa dilakukan perempuan adalah melalui vaksinasi Human papillomavirus (HPV). Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit seperti kanker serviks. Sebagai informasi, kanker serviks menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Lantas, mengapa vaksin HPV penting? Dan kapan waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV?

    Apa Itu Virus HPV?

    Foto: Dok. Istimewa

    HPV adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker leher rahim (kanker serviks), kanker anogenital, serta kutil anogenital. Virus HPV memiliki 200 tipe yang beredar di dunia. Tipe HPV risiko tinggi sering menyebabkan kanker, sementara tipe HPV risiko rendah sering menyebabkan kutil anogenital.

    Kanker yang disebabkan oleh HPV menjadi ancaman serius bagi populasi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut laporan WHO, diperkirakan ada 660 ribu perempuan terdiagnosis kanker serviks di seluruh dunia pada 2022.

    Laporan WHO juga menyebutkan bahwa di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia dengan 36 ribu kasus baru dan 21 ribu kematian setiap tahunnya. Jumlah perempuan yang akan terdampak kanker leher rahim akan terus meningkat.

    Sementara itu dilansir dari Mayo Clinic, kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada sel-sel leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Berbagai jenis HPV dan infeksi menular seksual berperan dalam menyebabkan sebagian besar kanker serviks.

    Pada umumnya, kanker serviks berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika memasuki stadium lanjut. Untuk itu, mendeteksi kanker serviks sejak dini menjadi hal penting yang perlu dilakukan.

    Mengapa Vaksin HPV Penting?

    Foto: Dok. Istimewa

    Vaksin HPV menjadi penting dalam mencegah infeksi HPV penyebab kanker dan penyakit terkait HPV lainnya, baik pada pria maupun perempuan. Sebab jika tidak ditangani, bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.

    Data WHO mencatat lebih dari 95 persen kasus kanker serviks di Indonesia disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG, Subsp. Onk pun menjelaskan di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, dan 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah,” ungkap Prof Yudi dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).

    Senada, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp.Onk mengatakan vaksinasi sebelum aktivitas seksual juga dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait HPV. Di sisi lain, bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, vaksin HPV dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks.

    Ia juga menjelaskan vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas.

    “Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok wanita dewasa yang belum tercakup,” jelasnya..

    Berdasarkan alasan tersebut, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi. Rekomendasi sini menargetkan dua kelompok kunci, yaitu perempuan pra-nikah dan perempuan pascapersalinan.

    Rekomendasi ini juga mendapat dukungan dari PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MSD Indonesia), yang konsisten mendorong edukasi dan perluasan akses vaksinasi HPV di Indonesia.

    Kapan Vaksin HPV Sebaiknya Dilakukan?

    Foto: Istimewa

    Vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global. Namun, perlu dipahami, vaksinasi HPV hanya dapat mencegah infeksi HPV baru, tetapi tidak mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada. Oleh karena itu, vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

    Adapun vaksinasi HPV bisa diberikan pada anak perempuan mulai 9 tahun. Hal ini sesuai dengan rekomendasi IDAI 2023 dan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020, yaitu diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun atau sebelum aktif secara seksual. Sementara untuk dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah mengeluarkan jadwal imunisasi dewasa, yaitu vaksinasi HPV bisa diberikan mulai usia 19 tahun.

    Pentingnya Revaksinasi HPV dengan Vaksin yang Tepat

    Pada tahun 2023, terdapat enam vaksin HPV yang tersedia secara global, dan tiga vaksin HPV yang tersedia di Indonesia. Dikutip dari WHO, semuanya melindungi terhadap tipe HPV risiko tinggi yang menyebabkan sebagian besar kanker leher rahim dan anogenital, yaitu tipe 16 dan 18. Vaksin ini pun telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi HPV, kanker leher rahim dan anogenital.

    Namun, terdapat tipe HPV risiko tinggi selain tipe 16 dan 18, yaitu tipe 52 dan 58 yang masih mendominasi. Teknologi vaksin terbaru memungkinkan adanya pilihan vaksin yang melindungi lebih banyak virus, termasuk HPV tipe 52 dan HPV tipe 58.

    Oleh karena itu, PAPDI mendorong masyarakat untuk aktif melakukan vaksinasi HPV dan revaksinasi HPV demi perlindungan yang lebih lengkap dan menyeluruh.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, Sp.PD, K-AI mengungkapkan saat ini, sudah tersedia pilihan vaksin HPV yang memiliki cakupan proteksi yang lebih luas hingga sembilan tipe HPV. Vaksin ini memungkinkan perlindungan lebih komprehensif terhadap subtipe yang paling umum menjadi penyebab kanker leher rahim.

    “Yang perlu diwaspadai, tipe HPV yang dominan di Indonesia seperti HPV 52 dan 58 ternyata tidak tercakup dalam vaksin HPV generasi lama. Oleh karena itu, masyarakat dapat melakukan revaksinasi HPV yaitu dengan vaksinasi HPV terbaru yang dapat melindungi dari 9 tipe virus, termasuk tipe 52 dan 58 yang paling sering ditemukan di Indonesia. Masyarakat bisa memulai dengan berdiskusi dengan tenaga kesehatan untuk mendapat info yang lebih mendalam dan menyeluruh dalam kaitannya dengan vaksinasi ini,” tuturnya.

    Senada, Ketua Satgas Imunisasi PP PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mendorong masyarakat yang sudah divaksin dengan vaksin HPV generasi sebelumnya, untuk melakukan revaksinasi HPV generasi baru.

    “Kami mendorong masyarakat mengambil langkah untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV sesuai rekomendasi PAPDI. Bagi yang sudah divaksin dengan generasi sebelumnya, revaksinasi HPV dengan vaksin HPV generasi baru dapat dipertimbangkan. Bagi yang belum divaksinasi, bisa mempertimbangkan vaksinasi generasi baru agar mendapat perlindungan yang lebih luas. Vaksinasi HPV terbaru akan memberikan perlindungan yang lebih optimal terhadap beberapa jenis HPV penyebab kanker leher rahim seperti HPV tipe 52 dan HPV tipe 58,” ucapnya.

    Itulah penjelasan tentang pentingnya vaksin HPV penting sebagai investasi kesehatan seumur hidup bagi perempuan. Bagi Anda yang belum menerima vaksinasi HPV atau memiliki riwayat medis tertentu, segera konsultasi dengan tenaga kesehatan demi mendapatkan informasi dan rekomendasi yang sesuai.

    (akd/ega)

  • Mengenal 3 Jenis Rambut Rontok Akibat Stres Tinggi

    Mengenal 3 Jenis Rambut Rontok Akibat Stres Tinggi

    JAKARTA – Kerontokan rambut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres. Manusia dengan normal akan kehilangan 50 sampai 100 helai rambut per hari, tetapi saat stres tingkat tinggi jumlah rambut yang rontok bisa lebih banyak.

    Saat tubuh mengalami stres ekstrem, folikel rambut dapat berhentik tumbuh, bahkan siste imun bisa keliru dan menyerang akar rambut. Hal ini mengakibatkan rambut mudah rontok dan susah untuk tumbuh kembali.

    Dikutip dari Mayo Clinic, pada Selasa, 14 Oktober 2025, terdapat beberapa jenis rambut rontok yang diakibatkan oleh stres tinggi, sebagai berikut.

    1. Telogen Effluvium

    Dalam kondisi ini, stres berat mendorong banyak folikel rambut masuk ke dalam fase istirahat sekaligus. Beberapa bulan kemudian, rambut akan mulai rontok dalam jumlah besar, bahkan hanya saat Anda menyisir atau mencuci rambut.

    Meski demikian, kerontokan rambut dengan kondisi ini hanya bersifat sementara. Jika stres mulai terkendai, rambut bisa tumbuh kembali secara perlahan dengan baik.

    2. Trichotillomania

    Pernahkah Anda merasa ingin mencabut rambut sendiri saat dilanda stres? Itu bisa mejadi tanda trichotillomania, yang merupakan dorongan tak tertahankan untuk menarik rambut dari kulit kepala, alis, atau bagian tubuh lain.

    Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh stres emosional parah, yang butuh perhatian serius. Jika Anda mengalaminya dan sulit untuk mengontrol, bantuan profesional dengan terapi perilaku kognitif bisa sangat membantu.

    3. Alopecia Areata

    Jenis rambut rontok lainnya yang dipicu oleh stres tinggi adalah Alopecia Areata. Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang folikel rambut sendiri, menyebabkan area kepala menjadi botak.

    Stres yang parah dapat memperbutuk kondisi kerontokan rambut ini, karena menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan inflamasi di kulit kepala. Biasanya, rambut yang hilang dapat tumbuh kembali setelah stres berkurang dan pengobatan dilakukan.

    Namun, dalam prosesnya memerlukan waktu dan konsistensi. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga ketenangan pikiran, memperhatikan asupan gizi, serta mengikuti perawatan medis yang disarankan oleh dokter.

  • RI Ajak Jepang Bangun Wisata Kesehatan Premium di Kawasan Transmigrasi

    RI Ajak Jepang Bangun Wisata Kesehatan Premium di Kawasan Transmigrasi

    Jakarta

    Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengundang investor Jepang untuk mengembangkan sektor wisata kesehatan bertaraf internasional dan premium di kawasan-kawasan transmigrasi Indonesia.

    Menurutnya, keterbukaan terhadap investasi asing dengan menawarkan gagasan pendirian rumah sakit internasional di kawasan transmigrasi, terinspirasi dari model sukses Mayo Clinic di Amerika Serikat.

    “Kami justru menawarkan sesuatu yang berbeda. Kami terbuka, jika ada investor dari Jepang yang ingin mendirikan rumah sakit bertaraf internasional di kawasan transmigrasi seperti model Mayo Clinic di Amerika Serikat. Kami belajar dari satu kota kecil di Minnesota, Amerika Serikat, yang memiliki rumah sakit khusus kanker dan pasiennya datang dari seluruh dunia. Karena keahliannya sangat spesifik, keberadaan Rumah Sakit Mayo Clinic mampu menarik lebih dari 120 ribu tenaga profesional di rumah sakit itu, padahal total penduduk kota itu hanya 150 ribu orang,” ujar Iftitah dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).

    Hal itu disampaikan dalam forum bisnis bertajuk “From Mobility to Prosperity” yang digelar di Pavilion Indonesia, Osaka Expo 2025, Jepang, Minggu (30/9).

    Menurutnya, konsep investasi sektor wisata-kesehatan ini dapat diwujudkan di pulau pulau eksotis Indonesia yang memiliki keindahan alam sekaligus potensi besar untuk pengembangan layanan spesialis, seperti rumah sakit kanker, jantung, atau pemulihan jangka panjang.

    Iftitah juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menjalin kolaborasi erat dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan tersedianya layanan dasar kesehatan di seluruh kawasan transmigrasi. Namun, untuk level lanjut, pihaknya mengundang investor global untuk menciptakan fasilitas kelas premium yang dapat menampung kebutuhan ekspatriat dan wisatawan kesehatan.

    Selain sektor kesehatan, Menteri Iftitah juga mendorong investasi di bidang pariwisata mewah seperti resort, villa eksklusif, dan ekowisata berbasis budaya lokal. Beberapa wilayah transmigrasi seperti Lombok, Nihi Sumba, dan Kepulauan Anambas disebut memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata kelas dunia.

    “Tanah masih sangat luas dan indah. Contohnya di Kepulauan Anambas, cukup dekat dari Singapura, ada resort bernama Pulau Bawah yang tarifnya mencapai 200 juta rupiah per malam dan fully booked hingga akhir tahun,” jelasnya.

    Lebih lanjut Iftitah menegaskan kawasan transmigrasi yang berada di sekitar lokasi tersebut sangat siap menjadi pendukung industri pariwisata dengan menyediakan lahan, infrastruktur, dan tenaga kerja lokal yang kompeten.

    “Kami tidak hanya membuka peluang investasi, tapi juga memastikan masyarakat lokal menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Kami siapkan pelatihan bagi transmigran agar memenuhi standar industri pariwisata Jepang maupun global,” pungkasnya.

    (akd/akd)

  • Pola Makan Sehat yang Bantu Jaga Kesuburan Perempuan di Usia 30-an

    Pola Makan Sehat yang Bantu Jaga Kesuburan Perempuan di Usia 30-an

    JAKARTA – Memasuki usia 30-an, perhatian pada kesehatan reproduksi perempuan semakin mengetat. Ini karena kesuburan bisa menurun secara perlahan jika tidak dirawat dengan baik.

    Selain faktor genetik, gaya hidup dan nutrisi harian sangat berpengaruh pada kualitas sel telur. Mengonsumsi makanan sehat jadi salah satu cara untuk mendukung hormon reproduksi.

    Dengan demikian, melakukan pola diet makan sehat patut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa pola makan sehat yang dapat membantu jaga kesuburan perempuan di usia 30-an, dikutip dari Mayo Clinic, pada Rabu, 1 Oktober 2025.

    1. Perbanyak konsumsi protein

    Hal utama untuk meningkatkan kesuburan reproduksi perempuan di usia 30-an adalah rutin mengonsumsi protein, baik protein hewani maupun nabati. Protein hewani seperti dari ayam, ikan, dan telur mendukung produksi hormon reproduksi.

    Protein nabati dari kacang-kacangan juga penting untuk keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, pastikan setiap kali makan Anda mengonsumsi sumber protein agar tubuh mampu membentuk sel telur yang sehat.

    2. Perbanyak konsumsi antioksidan

    Memenuhi asupan antioksidan pada tubuh juga sangat berpengaruh pada kesuburan. Anda bisa dengan rutin mengonsumsi vitamin C dan vitamin E, yang kaya akan antioksidan.

    Vitamin tersebut dapat meningkatkan kualitas sel telur. Anda juga bisa mendapatkan asupan antioskidan dengan konsumsi buah seperti beri, jeruk, hingga tomat.

    3. Pilih asupan lemak sehat

    Untuk menjaga kesuburan di usia 30-an maka harus memperhatikan asupan lemak sehari-hari. Hindari lemak trans dari makanan olahan yang bisa mengganggu kesuburan.

    Konsumsilah lemak sehat dari alpukat, kacang, dan minyak zaitun yang membantu hormon reproduksi tetap stabil. Omega-3 yang terkandung pada ikan salmon dan biji chia juga baik untuk kualitas sel telur yang baik.

  • Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Lambung Ibunda Tasya Kamila Tersisa 15 Persen pasca Operasi Bariatrik demi Turun BB

    Jakarta

    Ibunda selebriti Tasya Kamila menjalani operasi bariatrik atau pemotongan lambung. Menurut Tasya, operasi tersebut dilakukan karena ibunya gagal diet selama 25 tahun.

    Ibunda Tasya sudah menjalani diet sejak tahun 2000. Pada awalnya, berat badan ibunya turun belasan kilogram, tapi setelah itu naik secara drastis. Setelah berkonsultasi dengan dokter, sang ibu memutuskan untuk operasi bariatrik pemotongan lambung.

    “Sekarang lambung mama sisa 15 persen aj, segede sedotan boba,” tulis Tasya di akun Instagramnya.

    Lantas, apa sebenarnya operasi bariatrik dan jenis-jenisnya? Siapa saja yang menjadi kandidat untuk bisa melakukan operasi ini?

    Apa Itu Operasi Bariatrik?

    Operasi bariatrik atau yang disebut operasi penurunan berat badan, merupakan kategori operasi bedah untuk membantu pengidap obesitas menurunkan berat badan. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, dokter bisa merekomendasikan operasi ini jika metode penurunan berat badan lain yang dilakukan tidak berhasil, sera obesitas tampak menimbulkan risiko kesehatan lebih besar dibandingkan operasi.

    Prosedur bedah bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, biasanya lambung, terkadang juga usus halus, untuk mengatur jumlah kalori yang bisa dikonsumsi dan diserap. Selain itu, prosedur ini juga bisa mengurangi sinyal lapar yang dikirim sistem pencernaan ke otak.

    Jenis-jenis Operasi Bariatrik

    Operasi bariatrik terdiri dari beberapa jenis. Berikut di antaranya:

    1. Gastric Sleeve

    Gastric sleeve dilakukan dengan mengangkat sebagian besar lambung, sekitar 80%, dan menyisakan kantong panjang seperti tabung. Lambung yang lebih kecil ini tidak bisa menampung banyak makanan dan memproduksi lebih sedikit hormon ghrelin pengatur nafsu makan, yang bisa mengurangi keinginan makan.

    2. Gastric Bypass

    Operasi ini bekerja dengan mengurangi jumlah makanan yang bisa didapat dalam sekali makan dan mengurangi penyerapan lemak dan kalori.

    Dikutip dari laman Mayo Clinic, dokter bedah akan memotong bagian atas lambung, memisahkannya dari bagian lambung lainnya. Kantung yang dihasilkan, berukuran kira-kira sebesar kacang kenari dan hanya bisa menampung sekitar 30 ml makanan. Biasanya lambung hanya menampung 90 ml makanan.

    Dokter juga memotong usus halus dan sebagiannya disambungkan ke kantung tersebut. Jadi, makanan yang masuk tidak melewati sebagian besar lambung dan bagian awal usus halus, tapi langsung ke bagian tengah usus halus.

    3. Biliopancreatic diversion with duodenal switch

    Biliopancreatic diversion with duodenal switch menggabungkan gastric sleeve dan intestinal bypass (prosedur yang yang melibatkan pemendekan usus halus). Secara signifikan, operasi ini mengurangi hormon lapar yang diproduksi di usus halus dan perut, serta membatasi seberapa banyak nutrisi yang bisa diserap usus halus.

    Siapa Saja yang Bisa Melakukan Operasi Bariatrik?

    Secara umum, operasi bariatrik bisa menjadi pilihan jika seseorang:

    Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 40 atau lebih (obesitas ekstrem)Memiliki IMT 35 hingga 39,9 atau yang disebut obesitas, serta memiliki masalah kesehatan serius terkait berat badan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi.

    BMI memang mudah diukur, tapi beberapa tes medis mungkin perlu dilakukan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan terkait obesitas.

    Risiko Menjalani Operasi Bariatrik

    Seperti operasi besar, bariatrik juga memiliki risiko kesehatan potensial, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa risiko operasi bariatrik meliputi:

    Pendarahan berlebihan.Infeksi.Reaksi terhadap anestesi.Gumpalan darah.Masalah paru-paru atau pernapasan.Kebocoran dalam sistem gastrointestinal.

    Selain itu, risiko dan komplikasi jangka panjang dari operasi penurunan berat badan bisa bervariasi. Risiko tersebut bisa meliputi:

    Obstruksi usus.Sindrom dumping, suatu kondisi yang menyebabkan diare, muka memerah, pusing, mual atau muntah.Batu empedu.Hernia.Gula darah rendah, disebut hipoglikemia.Malnutrisi.Muntah.Refluks asam.Kebutuhan untuk operasi atau prosedur kedua

    (elk/kna)

  • Begini Gejala Keracunan Massal MBG Akibat Kontaminasi Bakteri di Bandung Barat

    Begini Gejala Keracunan Massal MBG Akibat Kontaminasi Bakteri di Bandung Barat

    Jakarta

    Sebanyak 1.333 orang lebih menjadi korban keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Keracunan tersebut terungkap disebabkan oleh bakteri salmonella dan bacillus cereus.

    Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkesda Dinas Kesehatan Jawa Barat dr Ryan Bayusantika Ristandi menyampaikan bahwa bakteri ditemukan dari sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperiksa tim laboratorium.

    “Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” kata Ryan, dikutip Antara, Minggu (28/9/2025).

    Dikutip dari Mayo Clinic, infeksi Salmonella (salmonellosis) adalah penyakit bakteri yang umum menyerang saluran pencernaan. Bakteri Salmonella biasanya hidup di usus hewan dan manusia, lalu dikeluarkan melalui tinja. Manusia paling sering terinfeksi melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

    Sebagian orang dengan infeksi Salmonella tidak mengalami gejala apa pun. Namun, kebanyakan akan mengalami diare, demam, dan kram perut dalam waktu 8 hingga 72 jam setelah terpapar. Pada orang yang sehat, kondisi ini biasanya membaik dalam beberapa hari hingga satu minggu tanpa perlu pengobatan khusus.

    Dalam beberapa kasus, diare dapat menyebabkan dehidrasi berat dan membutuhkan penanganan medis segera. Komplikasi yang mengancam jiwa juga bisa muncul bila infeksi menyebar ke luar usus.

    Sementara bacillus cereus (B. cereus) adalah organisme mikroskopis yang melepaskan racun berbahaya. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan (B. cereus usus) atau gangguan kesehatan yang lebih serius (B. cereus non-usus). Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagian besar kasus keracunan makanan pulih dalam 24 jam. Namun, risiko komplikasi lebih tinggi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu.

    Bacillus cereus usus umumnya terjadi akibat konsumsi makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan. Keracunan makanan tetap dapat terjadi meskipun makanan tersebut sudah dipanaskan kembali.

    B. cereus usus membentuk spora yang mampu melepaskan racun. Pada suhu ruangan, spora ini dapat berkembang biak. Ketika spora tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan, racunnya dapat memicu muntah atau diare.

    Senada, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH juga mengatakan bakteri Salmonella sp memiliki masa inkubasi 12 hingga 24 jam atau kurang dari 48 jam.

    Bila tidak ditangani lebih lanjut, bakteri Salmonella sp bisa menyebabkan infeksi saluran cerna yang dikenal sebagai salmonellosis, dengan gejala diare, demam, mual, muntah, dan kram perut.

    Menurut Prof Ari, kontaminasi bisa terjadi sejak proses penanganan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi makanan.

    Sementara bakteri bacillus cereus, umumnya ditemukan pada susu dan nasi goreng yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang, bakteri tersebut memiliki masa inkubasi satu hingga lima jam.

    “Pasien dengan keracunan kuman ini umumnya datang dengan muntah-muntah dan diare,” bebernya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/up)

    Gaduh Keracunan MBG

    18 Konten

    Ribuan anak sekolah dilaporkan mengalami keracunan usai menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Apa saja kemungkinan penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya di kemudian hari?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Apa Itu Anoreksia? Kenali Gangguan Makan Berbahaya Ini

    Apa Itu Anoreksia? Kenali Gangguan Makan Berbahaya Ini

    Jakarta

    Berat badan ideal seringkali dianggap sebagai ukuran kesehatan dan penampilan. Namun, obsesi kurus bisa berubah menjadi masalah yang serius.

    Anoreksia merupakan gangguan makan berbahaya yang bisa berdampak buruk pada pengidapnya yang ingin menurunkan berat badan. Kondisi ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.

    Apa Itu Anoreksia?

    Anoreksia nervosa atau yang sering disebut sebagai anoreksia adalah gangguan makan dan gangguan kesehatan mental yang membatasi asupan kalori secara ekstrem. Dalam bahasa medis, anoreksia berarti tidak ingin makan. Sementara penambahan nervosa pada anoeksia mejadikannya kondisi kesehatan mental. Artinya kondisi ini bermula dari sistem saraf, di otak, saraf, impuls, dan pikiran.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, pengidap anoreksia melakukan diet ekstrem untuk menjaga berat badan serendah mungkin. Hal ini menyebabkan malnutrisi dan seringkali Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rendah.

    Mereka seringkali memiliki ketakutan yang kuat akan kenaikan berat badan dan mungkin merasa kelebihan berat badan, meski badannya kurus. Orang dengan kondisi ini juga sangat mementingkan pengendalian berat badan dan bentuk tubuh, serta melakukan upaya yang membahayakan hidup mereka.

    Gejala Anoreksia

    Beberapa pengidap anoreksia mungkin tidak terlihat terlalu kurus. Namun, dikutip dari laman Mayo Clinic, mereka bisa mengalami beberapa gejala fisik serta emosional dan perilaku seperti berikut:

    Gejala Fisik

    Irama jantung yang tidak teraturTekanan darah rendahDehidrasiJari-jari mungkin tampak membiru dan kulit mungkin keringRambut mulai menipis atau rontokPenurunan berat badan yang ekstrem atau tidak mencapai penambahan berat badan yang diharapkan berdasarkan usiaMerasa sangat lelah dan lemahPusing atau pingsanKesulitan buang air besar dan sakit perutMerasa kedinginanPembengkakan pada lengan atau kakKesulitan berkonsentrasi atau fokusSuasana hati yang burukMeningkatnya kecemasanBerkurangnya massa tulangPerempuan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi mungkin tidak mengalami menstruasi.

    Gejala Emosional dan Perilaku

    Melewatkan makan atau menolak makanSangat membatasi jumlah makanan yang dimakan melalui diet atau puasa, tidak mengakui rasa lapar, dan mencari alasan untuk tidak makanSaat makan, hanya mengkonsumsi beberapa makanan yang “aman”, seringkali makanan rendah lemak dan kaloriTerlalu fokus pada pola makan “bersih” atau sehat dan berhenti makan jenis makanan tertentu dengan cara yang tidak direkomendasikan tenaga kesehatan profesional.

    Orang yang mengidap anoreksia juga mungkin makan berlebihan dan memuntahkannya kembali. Jika mengalami anoreksia tipe ini, seseorang makan jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan.

    Gejala emosional dan perilaku anoreksia lainnya mungkin termasuk:

    Terlalu banyak olahragaTakut berat badan naikFokus pada penampilanKesulitan tidurMelukai diri sendiriMasalah Kesehatan Serius yang Bisa Disebabkan oleh Anoreksia

    Dikutip dari laman National Library of Medicine, masalah kesehatan serius yang bisa terjadi akibat anoreksia di antaranya:

    Masalah jantung, seperti irama jantung abnormal atau gagal jantungDehidrasi dan malnutrisi yang bisa menyebabkan pingsan, kejang atau pankreatitisAnemiaKerusakan gigi dan atau infeksi gusi

    Beberapa orang juga bisa memiliki masalah kesehatan mental seperti memikirkan atau mencoba bunuh diri.

    Ditinjau oleh:Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/naf)