Tempat Fasum: Mayo Clinic

  • Menguap Keseringan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Bukan Cuma Sekadar Ngantuk

    Menguap Keseringan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Bukan Cuma Sekadar Ngantuk

    Jakarta

    Menguap kerap dikaitkan dengan rasa kantuk. Ternyata, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), kebiasaan sering mengantuk dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang serius.

    “Mengantuk adalah masalah kesehatan serius dengan konsekuensi yang luas,” kata presiden AASM Dr Eric Olson, seorang spesialis pengobatan tidur di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

    Para ahli mengatakan tidur malam yang tidak berkualitas, setidaknya 7-8 jam, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Misalnya seperti memperburuk kondisi diabetes, depresi, penyakit jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi, obesitas, dan stroke.

    Kebanyakan orang menganggap sering menguap hanya sebagai tanda-tanda kantuk. Tetapi, para ahli beranggapan bahwa tanda itu mungkin bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih berbahaya.

    “Kantuk yang berlebihan di siang hari dapat mengganggu kinerja dan menjadi indikator gangguan tidur yang mendasarinya atau masalah lainnya,” terang spesialis tidur Kristen Knutson, dikutip dari CNN.

    “Jika seseorang mengalami rasa kantuk berlebihan di siang hari terlalu sering, disarankan segera berkonsultasi ke dokter,” sambungnya.

    Bahaya Tersembunyi dari Sering Menguap

    Tubuh melakukan hal-hal aneh saat mengantuk terus-menerus. Menguap mengirim sinyal bahwa seseorang sebenarnya sedang mengatasi kekurangan tidur.

    Namun, seorang ahli tidur di Veterans Administration Medical Center di Penn Medicine, Philadelphia, Dr Indira Gurubhagavatula, mengatakan sinyal-sinyal tersebut sama sekali tidak benar.

    “Yang disayangkan adalah data menunjukkan bahwa saat mengalami kekurangan tidur yang kronis, kemampuan kita untuk memahami gangguan yang dialami tubuh sendiri menjadi tidak lagi akurat. Kita pikir baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak,” jelas Dr Gurubhagavatula.

    “Ketika kami melakukan tes untuk mengukur seberapa baik otak berfungsi, seperti kemampuan mengingat, tes memori, dan koordinasi, kami menemukan banyak orang sebenarnya melakukan kesalahan,” lanjut dia.

    Hal yang lebih berbahaya adalah otak dapat mengalami ‘microsleep’ atau tidur singkat selama 2-10 detik tanpa disadari. Tentu ini sangat berisiko jika tengah mengemudi atau melakukan aktivitas berbahaya.

    “Yang lebih mengkhawatirkan, dengan kurang tidur kronis, seseorang jadi tidak mampu menilai tingkat kelelahan dirinya sendiri secara akurat. Mereka akan merasa baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak,” kata Dr Gurubhagavatula.

    Untuk menilai seberapa parah kantuk yang dialami seseorang, para ahli menggunakan Epworth Sleepiness Scale. Tes ini dapat menilai kemungkinan seseorang tertidur saat melakukan aktivitas pasif, seperti menonton TV atau duduk sebagai penumpang di mobil selama satu jam.

    Jika skor yang didapatkan di atas 10, itu dianggap signifikan dan perlu ditindaklanjuti secara medis.

    “Jika Anda merasa kelopak mata berat, tubuh merosot, merasa pusing, tangan gemetar, atau menjadi impulsif dan tidak peduli dengan sekitar, itu bisa menjadi gejala bahaya akibat kekurangan tidur,” tambahnya.

    NEXT: Penyebab lain dari kantuk berlebihan

    Penyebab Lain dari Kantuk Berlebihan

    Selain kurang tidur, rasa kantuk yang berlebihan juga bisa dipicu oleh gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, sindrom kaki lelah, hingga gangguan ritme sirkadian. Bisa juga dipicu oleh penyakit kronis, efek samping obat, hingga gaya hidup tertentu.

    Sebagian orang percaya dengan mengonsumsi alkohol dapat membantu tidur lebih cepat. Tetapi, itu malah akan menurunkan kualitas tidur secara keseluruhan.

    Alkohol mungkin membuat lebih cepat tidur, tetapi tubuh akan terbangun saat efeknya sudah habis.

    Maka dari itu, para ahli menekankan perlunya menjaga kebiasaan sehat sebelum tidur. Itu termasuk menghindari konsumsi kafein berlebihan, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan memiliki rutinitas tidur yang konsisten untuk menjaga kesehatan serta kewaspadaan sepanjang hari.

  • Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    JAKARTA – Sebelum diabetes, terdapat kondisi seseorang mengalami pradiabetes. Ini merupakan kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.

    Pradiabetes juga sering disebut sebagai diabetes batas atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Dikutip dari Cleveland Clinic, pada Minggu, 13 April 2025, kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70 sampai 99 miligram per desiliter (mg/dL).

    Jika seseorang mengalami pradiabetes yang tidak terdiagnosis, kadar gula darah biasanya mencapai 100 sampai 125 mg/dL. Kondisi pradiabetes dengan kadar gula darah ini dialami oleh hampir semua penderita diabetes tipe 2.

    Penyebab Pradiabetes

    Penyebab pradiabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yakni resistensi insulin. Ini terjadi ketikan sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin bagaimana seharusnya.

    Insulin merupakan hormon yang diproduksi pankreas, yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Jika Anda tidak memiliki cukup insulin, maka akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

    Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan resistensi insulin, seperti penyakit riwayat keturunan keluarga, memiliki lemak tubuh berlebih, kurang aktivitas fisik, sering konsumsi makanan olahan.

    Gejala Pradiabetes

    Sebagian besar orang dengan pradiabetes tidak mengalami gejala apa pun, sehingga tidak disadari hingga berujung menjadi diabetes sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti tes glukosa puasa.

    Namun, pada sebagian kasus, gejala yang mungkin muncul adalah kulit menghitam di area leher, ketiak, atau bagian tubuh tertentu. Pradiabetes juga dapat ditandai dengan munculnya kutil kecil dikulit hingga berkaitan dengan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati diabetik.

    Peluang Pulih Pradiabetes

    Dikutip dari Mayo Clinic, pradiabetes masih dapat dikendalikan dan dipulihkan ke kadar normal. Untuk memulihkan pradiabetes, seseorang yang mengalaminya perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi sehat.

    Adapun langkahnya dengan memperbaiki pola makan, seperti konsumsi makanan bernutrisi, hindari makanan olahan serta minuman yang tinggi gula. Kemudian menjaga berat badan, rutin berolahraga dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal.

  • Mata Belekan Bisa Sembuh Berapa Hari? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya

    Mata Belekan Bisa Sembuh Berapa Hari? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya

    Jakarta

    Munculnya belek di mata merupakan hal yang normal ketika baru bangun tidur. Sebenarnya, belek atau kotoran mata merupakan hasil proses biologi tubuh yang normal.

    Belek berasal dari proses perlindungan mata dalam menghadapi kotoran atau benda asing lain dengan air mata dan cairan lainnya. Dalam kondisi mata terbuka, maka kotoran bisa hilang saat mata berkedip.

    Namun, jika belek di mata terjadi selama berhari-hari dan disertai gejala tertentu, maka detikers harus waspada. Sebab, hal itu bisa mengindikasikan jika kamu mengalami penyakit tertentu.

    Lantas, mata belekan bisa sembuh dalam waktu berapa hari? Lalu bagaimana cara mengobati mata belekan? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

    Mata Belekan Bisa Sembuh Berapa Hari?

    Pada dasarnya, cepat atau lamanya mata belekan bisa sembuh tergantung dari penyebab dan cara mengobatinya, apakah sudah tepat atau belum. Apabila diobati secara tepat, maka belek di mata bisa cepat sembuh.

    Jika dilihat dari penyebabnya, mata belekan yang terjadi secara terus menerus merupakan gejala dari konjungtivitis. Kondisi itu dapat terjadi karena adanya peradangan pada selaput mata yang melapisi permukaan bola mata.

    Dilansir situs Cleveland Clinic, adapun gejala umum yang dialami pengidap konjungtivitis, di antaranya:

    Mata merahKotoran mata atau belekan yang terus menerusMata keringMata berairMuncul rasa gatal di area mata

    Dalam beberapa kasus, pengidapnya mengalami gejala penglihatan kabur, sensitivitas terhadap cahaya, hingga kelopak mata bengkak. Apabila mata belek disebabkan oleh konjungtivitis, maka harus segera diobati.

    Sebagai informasi, penyebab konjungtivitis terbagi ke dalam dua faktor, yakni karena infeksi dan non-infeksi. Apa bedanya?

    Konjungtivitis non-infeksi adalah gangguan pada konjungtiva karena peradangan. Kondisi ini tidak menular dan umumnya bergejala ringan, seperti menyebabkan mata merah, terkadang muncul gatal, dan berair.

    Sementara itu, konjungtivitis infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit. Konjungtivitis jenis ini dapat menular ke orang lain dan berpotensi memicu komplikasi jika tidak segera diobati.

    Mengutip laman National Eye Institute, mata belekan karena konjungtivitis virus baru bisa sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa memakan waktu selama tiga minggu untuk benar-benar sembuh.

    Sementara itu, konjungtivitis karena non-infeksi baru bisa membaik dalam waktu sekitar 2-5 hari. Namun, dalam sejumlah kasus penyakit mata ini baru sembuh dalam waktu dua minggu atau lebih.

    Namun, semua itu tergantung dari cara penanganan yang cepat dan pengobatan yang tepat. Jika mata belekan terjadi terus-menerus, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Cara Mengobati Konjungtivitis

    Jika mengalami mata merah, jangan khawatir karena dapat diobati hingga sembuh. Sebagian besar pengobatan konjungtivitis menggunakan obat-obatan medis yang umumnya meliputi kortikosteroid atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen.

    Untuk bisa mendapatkan obat-obatan tersebut harus melalui resep dokter. Selain itu, ada sejumlah obat-obatan umum yang juga direkomendasikan oleh dokter, yakni obat tetes mata yang dijual bebas di apotek.

    Untuk pengobatan alternatif lainnya bisa melakukan kompres hangat atau dingin di bagian mata yang merah. Gunakan handuk atau kain basah yang bersih untuk membersihkan kotoran atau belek di kelopak mata jika sudah terlalu banyak.

    Tips Mencegah Mata Merah

    Ada sejumlah cara untuk mencegah terjadinya mata merah atau konjungtivitis. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut sejumlah tipsnya:

    Jangan sentuh mata dengan menggunakan tangan yang kotorSelalu mencuci tangan secara rutinGunakan handuk yang bersihJangan berbagi handuk dengan orang lainRuting mengganti sarung bantal secara rutinBuang kosmetik yang sudah lama, seperti maskaraJangan berbagi kosmetik mata atau barang perawatan mata pribadi dengan orang lain.

    Demikian penjelasan tentang waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan mata belek dan cara mengobatinya. Semoga dapat membantu detikers.

    (ilf/fds)

  • Apa Itu Prediabetes dan Dapatkah Disembuhkan?

    Apa Itu Prediabetes dan Dapatkah Disembuhkan?

    Jakarta

    Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Meski sering tidak menimbulkan gejala, prediabetes bukan kondisi yang bisa dianggap sepele.

    Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang berada di fase awal menuju diabetes. Jika tidak ditangani dengan tepat, prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes penuh, yang memerlukan penanganan jangka panjang.

    Kondisi ini menjadi peringatan penting bahwa tubuh mulai mengalami gangguan dalam mengatur kadar gula darah. Tapi, prediabetes masih bisa dikendalikan dengan gaya hidup yang sehat dan disiplin.

    Apa Itu Prediabetes?

    Disadur dari laman Cleveland Clinic, prediabetes merupakan kondisi saat kadar gula darah berada di atas batas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Keadaan ini sering juga disebut sebagai diabetes batas atau Impaired Glucose Tolerance (IGT).

    Kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70-99 miligram per desiliter (mg/dL). Jika kamu memiliki prediabetes yang tidak terdiagnosis, kadar gula darah biasanya adalah 100-125 mg/dL.

    Menurut laman WebMD, hampir semua penderita diabetes tipe 2 sebelumnya pernah mengalami prediabetes. Penyebab pradiabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yakni resistensi insulin. Hal ini terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin sebagaimana mestinya.

    Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas, yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Jika kamu tidak memiliki cukup insulin atau tubuh tidak meresponnya dengan benar, kamu akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

    Beberapa faktor dapat menyebabkan resistensi insulin, yakni penyakit riwayat keturunan keluarga, memiliki lemak tubuh berlebih terutama di perut dan sekitar organ, kurangnya aktivitas fisik, sering mengkonsumsi makanan olahan yang tinggi karbohidrat dan lemak jenuh.

    Selain itu stres kronis; kurang tidur, memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, hingga memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga menjadi salah satu faktor pemicu prediabetes.

    Gejala Prediabetes

    Kebanyakan orang dengan prediabetes tidak mengalami gejala apa pun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti tes glukosa puasa. Jika kamu khawatir tentang prediabetes, kamu dapat menghubungi dokter umum dan meminta tes darah.

    Dilansir dari laman The British Diabetic Association, tes yang paling umum adalah memeriksa kadar HbA1c, yaitu kadar glukosa (gula) darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir. Jika kadar HbA1c antara 42 mmol/mol (6%) – 47 mmol/mol (6,4%), ini berarti kadarnya lebih tinggi dari normal dan berisiko terkena diabetes tipe 2.

    Namun pada sebagian kasus, gejala yang mungkin muncul yakni kulit menghitam di area leher, ketiak, atau bagian tubuh tertentu. Selain itu, ditandai dengan kemunculan kutil kecil di kulit. Bisa juga ditandai dengan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati diabetik.

    Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

    Ahli Endokrinologi, Eleanna De Filippis, M.D., Ph.D dalam laman Mayo Clinic menjelaskan bahwa prediabetes masih dapat dikendalikan dan bahkan disembuhkan ke kadar normal. Caranya dengan melakukan perubahan gaya hidup sehat.

    Adapun langkah-langkahnya seperti memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga. Hal ini terbukti dapat mencegah atau memperlambat peralihan menuju diabetes.

    Makan makanan sehat, banyak melakukan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian, dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal. Perubahan gaya hidup yang sama yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2.

    Penanganan Prediabetes

    Temui tenaga medis atau dokter terkait, jika kamu khawatir tentang diabetes atau jika melihat gejala diabetes tipe 2. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani prediabetes, dilansir dari laman Mayo Clinic:

    1. Makan Makanan Bergizi

    Utamakan konsumsi makanan yang kaya nutrisi dan serat, seperti sayuran, buah, serta biji-bijian. Hindari makanan olahan serta minuman tinggi gula.

    2. Aktif Berolahraga

    Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, dapat membantu menurunkan risiko diabetes dan menjaga gula darah tetap stabil.

    3. Mengontrol Berat Badan

    Sebuah studi yang diterbitkan di National Library of Medicine tahun 2017 oleh Donna H. Ryan dan Sarah Ryan Yockey menyebutkan bahwa penurunan berat badan sekitar 1 kg dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 16% pada penderita prediabetes.

    4. Konsultasi Gizi dan Jauhi Kebiasaan Buruk

    Jika tidak ditangani, prediabetes berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pada ginjal, jantung, pembuluh darah, dan mata. Maka dari itu, penting untuk mencegahnya dengan konsultasi ke ahli gizi dan menyusun pola makan sehat, lakukan diet jika berat badan berlebih.

    Hentikan kebiasaan merokok, kurangi stres, dan atasi gangguan tidur jika ada. Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan tenaga medis sangat disarankan untuk mengetahui risiko serta mencegah perkembangan kondisi ini lebih lanjut.

    (aau/fds)

  • 8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    8 Tips Mengatasi Tekanan Darah Tinggi setelah Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah Lebaran, banyak orang yang mengalami lonjakan tekanan darah akibat perubahan pola makan dan gaya hidup. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi garam, lemak, dan gula yang menjadi bagian dari hidangan khas Lebaran. Lalu, bagaimana tips mengatasi tekanan darah tinggi?

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi sangat penting diketahui untuk menjaga kesehatan pasca-Lebaran, terutama bagi penderita hipertensi yang harus lebih berhati-hati terhadap makanan yang dikonsumsi.

    Berikut ini delapan tips untuk mengatasi tekanan darah tinggi setelah Lebaran, dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (9/4/2025).

    Tips Mengatasi Darah Tinggi

    1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran

    Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya kalium, magnesium, dan serat. Buah, seperti pisang dan jeruk, serta sayuran, seperti bayam dan brokoli, dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami.

    Selain itu, buah dan sayur tersebut juga rendah kalori yang sangat bermanfaat setelah banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi saat Lebaran.

    2. Batasi konsumsi garam

    Makanan saat Lebaran sering kali mengandung banyak garam yang dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya, setelah Lebaran, batasi konsumsi garam dalam makanan Anda. Pilihlah bumbu alami, seperti rempah-rempah, jahe, atau bawang putih.

    3. Olahraga teratur

    Setelah beristirahat sejenak selama Lebaran, cobalah untuk mulai berolahraga secara teratur. Jalan kaki, berlari ringan, hingga yoga selama 30 menit sehari dapat membantu memperlancar sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah.

    4. Perhatikan asupan lemak

    Makanan yang digoreng dan berlemak tinggi sering menjadi pilihan saat Lebaran. Namun, lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Cobalah untuk menggantinya dengan lemak sehat, seperti yang terdapat dalam alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak seperti salmon.

    5. Kurangi stres

    Stres adalah faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Setelah Lebaran, luangkanlah waktu untuk bersantai dan mengelola stres. Teknik relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau mendengarkan musik yang menenangkan bisa membantu mengurangi stres dan menjaga tekanan darah tetap stabil.

    Tips mengatasi tekanan darah tinggi tidak hanya fokus pada makanan, tetapi juga pada kesehatan mental yang berdampak besar terhadap tekanan darah.

    6. Perbanyak minum air putih

    Dehidrasi bisa membuat tekanan darah menjadi tidak stabil. Untuk itu, pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari. Air putih membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mendukung fungsi ginjal, berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.

    7. Tidur yang cukup

    Setelah beberapa hari Lebaran yang mungkin penuh dengan aktivitas dan menyebabkan jam tidur berantakan, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setelah Lebaran. Tidur yang berkualitas selama 7-8 jam setiap malam dapat membantu tubuh Anda memulihkan diri dan mengatur tekanan darah.

    8. Kontrol berat badan

    Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi. Jika selama Lebaran Anda mengalami kenaikan berat badan, mulailah untuk mengontrol pola makan dan melakukan olahraga untuk menurunkan berat badan secara bertahap. Penurunan berat badan yang sehat dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan jantung Anda.

    Dengan menerapkan tips mengatasi tekanan darah tinggi di atas, Anda dapat memulihkan kesehatan secara perlahan setelah Lebaran. Pola hidup sehat yang konsisten akan membantu menstabilkan tekanan darah serta mengurangi risiko komplikasi jangka panjang akibat hipertensi.

  • Leher Belakang Cenat-cenut Tanda Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

    Leher Belakang Cenat-cenut Tanda Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

    Jakarta

    Masalah nyeri leher, khususnya setelah makan-makan, seringkali dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Memangnya betul berkaitan ya?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJp(K) menjelaskan anggapan nyeri belakang leher merupakan gejala kolesterol tinggi tidaklah benar. Menurutnya, masalah nyeri leher umumnya muncul karena kesalahan postur.

    “Mitos itu, muncul sakit di otot leher bukan karena kolesterol,” kata dr Ario ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

    Dihubungi terpisah, spesialis gizi klinik dr Diana F Suganda, SpGK menjelaskan masalah kolesterol tinggi biasanya justru tidak menunjukkan gejala khas. Artinya, pemeriksaan perlu dilakukan apakah seseorang memiliki kadar kolesterol tinggi atau tidak.

    “Jadi nggak ada tuh yang orang bilang ,’oh sakit nih di leher berarti kolesterol tinggi’, belum tentu. Jadi nggak ada tanda-tanda khas kolesterol tinggi yang bisa dilihat dari fisik,” ujarnya.

    Kolesterol adalah zat lilin yang berada di dalam darah. Tubuh sebenarnya membutuhkan kolesterol, tapi kadar yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

    Kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah, bersama zat-zat lain, dapat membentuk plak yang seiring waktu dapat mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

    Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa faktor risiko masalah kolesterol tinggi yang berbahaya:

    Kebiasaan makan, mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh atau lemak trans dapat menyebabkan kenaikan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.

    Obesitas, penyakit kompleks ini melibatkan terlalu banyak lemak tubuh.

    Kurang olahraga, memperbanyak gerak membantu meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik dalam tubuh.

    Merokok, kebiasaan ini dapat menurunkan kadar HDL.

    Minum alkohol, kebiasaan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol total.

    Usia tua, orang dengan usia di atas 40 memiliki risiko kolesterol tinggi lebih besar.

    (avk/naf)

  • Kapan Waktu Terbaik Jalan Kaki Biar Makin Sehat dan Bugar? Begini Kata Ahli

    Kapan Waktu Terbaik Jalan Kaki Biar Makin Sehat dan Bugar? Begini Kata Ahli

    Jakarta

    Jalan kaki adalah aktivitas fisik yang mudah dilakukan untuk melawan gaya hidup mager alias malas gerak. Jalan kaki membuat tubuh tetap aktif dan memberikan dampak kesehatan yang besar untuk tubuh.

    Ahli gizi di India Dr Riddhi Patel mengungkapkan waktu terbaik jalan kaki untuk kesehatan adalah setelah makan, baik sarapan, makan siang, atau makan malam selama 10 menit. Menurutnya aktivitas ini memberikan dampak lebih baik dibanding jalan kaki pagi hari.

    Sementara itu jalan kaki dengan total durasi 30 menit sehari, termasuk jalan kaki setelah makan, memberikan manfaat kesehatan dua kali lipat dibanding jalan kaki pagi dengan durasi yang lama.

    “Tidak hanya membantu pencernaan, tetapi juga menghasilkan lonjakan gula yang lebih rendah setelah makan. Jadi, jika Anda pengidap diabetes, ini adalah salah satu aturan yang harus Anda patuhi,” kata Patel dikutip dari Hindustan Times, Sabtu (29/3/2025).

    Dibandingkan harus jalan 10 ribu langkah sekaligus, Patel lebih menyarankan metode ini dilakukan secara rutin.

    Selain itu, penting juga bagi masyarakat untuk meningkatkan intensitas jalan kaki. Jalan kaki dengan buru-buru memberikan efek yang lebih maksimal ke tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini sederet manfaat jalan cepat setiap hari:

    Menjaga berat badan ideal.Menghilangkan lemak tubuh.Menjaga kesehatan kardiovaskular.Mencegah kanker, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.Memperkuat tulang dan otot.Meningkatkan daya tahan tubuh.Meningkatkan kadar energi.Meningkatkan suasana hati, kognisi, memori, dan kualitas tidur.Mengurangi tingkat stres dan ketegangan.

    (avk/suc)

  • Ahli Ungkap yang Terjadi pada Tubuh Pasca 30 Hari Puasa Ramadan

    Ahli Ungkap yang Terjadi pada Tubuh Pasca 30 Hari Puasa Ramadan

    Jakarta

    Ramadan menjadi bulan paling suci dalam kalender Islam. Selama bulan ini, jutaan orang berpuasa dari makanan dan minuman, serta mengalihkan fokus mereka pada refleksi diri dan pertumbuhan spiritual.

    Menariknya, manfaat-manfaat puasa telah lama dipelajari, mengingat umat Islam telah menjalankan puasa dari fajar hingga senja selama Ramadan selama berabad-abad. Lantas, apa yang terjadi pada tubuh manusia setelah 30 hari menjalani pembatasan waktu makan atau makan dengan waktu terbatas?

    1. Meningkatkan Fungsi Otak

    Ahli gizi di Rumah Sakit Medcare Dubai, Arab, dr Lina Shibib mengatakan praktik tidak makan dan minum secara berkala selama sebulan telah terbukti meningkatkan berbagai proses penyembuhan dan meningkatkan fungsi tubuh.

    Sebuah studi terbaru dari Institut Psikiatri, Psikologi, dan Ilmu Saraf King’s College London menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi otak, memperkuat daya ingat jangka panjang, serta merangsang pembentukan neuron baru di hipokampus, yang berperan dalam mencegah gangguan neurodegeneratif.

    “Puasa dan olahraga sama-sama meningkatkan pembentukan protein yang disebut faktor neurotropik yang berasal dari otak, atau BDNF, dalam sel-sel saraf,” kata Shibib, dikutip dari Arabnews.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa protein tersebut terlibat dalam pembelajaran, memori, dan pembentukan sel-sel baru serta memiliki kemampuan untuk membuat neuron lebih tahan stres.

    “Selama puasa, neuron masuk ke dalam kondisi konservasi sumber daya dan ketahanan stres,” paparnya.

    “Ketika seseorang makan setelah berpuasa, neuron mereka masuk ke mode ‘pertumbuhan’, sehingga menghasilkan lebih banyak protein, tumbuh, dan membentuk koneksi baru,” kata Shibib.

    Hasilnya, siklus tantangan metabolik ini diikuti oleh periode pemulihan yang dapat meningkatkan neuroplastisitas, pembelajaran, memori, konsentrasi, ketajaman, dan ketahanan stres di otak.

    “Para peneliti juga menemukan (bahwa neuron hipokampus ini) akan memperlambat perkembangan penurunan kognitif, sehingga (berpotensi) menunda atau mencegah demensia dan Alzheimer,” ungkap Shibib.

    2. Mendetoksifikasi Racun dalam Tubuh

    Di bagian tubuh lainnya, para ahli kesehatan juga melihat perubahan halus pada fungsi organ.

    Misalnya, satu penelitian melaporkan penurunan kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin pada orang yang berpuasa selama bulan Ramadan.

    “Saat kita berpuasa, tubuh kita tidak memiliki akses ke glukosa seperti biasanya, sehingga sel-sel kita harus mencari cara lain untuk menghasilkan energi,” sambungnya lagi.

    Pada dasarnya, lanjut dr Shibib, puasa itu membersihkan tubuh dari racun, jika dilakukan secara teratur. Puasa juga dapat mendorong sel-sel untuk terlibat dalam proses yang biasanya tidak dipicu saat pasokan makanan tersedia secara teratur.

    Faktanya, organ-organ seperti hati dan ginjal, yang keduanya bertanggung jawab untuk detoksifikasi, kemudian sepenuhnya mampu beregenerasi tanpa masuknya racun tambahan secara terus-menerus.

    Proses pembersihan sel yang penting tersebut dikenal sebagai “autofagi” terjadi saat tubuh tidak perlu mencerna makanan apa pun, yang meningkatkan pertahanan imunnya sendiri.

    3. Menghancurkan Lemak

    Di sisi lain, lemak adalah salah satu racun tubuh yang paling sulit dihilangkan, dan karena itu penurunan berat badan merupakan proses yang sulit bagi jutaan orang di seluruh dunia.

    Menurut dr Pankaj Shah, ahli endokrinologi di Mayo Clinic, lemak hanya menjadi racun ketika kapasitas tubuh untuk menyimpannya dalam sel-sel lemak terlampaui, sehingga tubuh mulai menyimpan di area yang berbahaya.

    Sebagai contoh, lemak yang menumpuk di hati dapat menyebabkan perlemakan hati dan meningkatkan risiko diabetes. Demikian pula, lemak yang tersimpan di serat otot atau pankreas dapat berkontribusi pada kondisi serupa.

    “Jika dengan berpuasa total lemak tubuh berkurang, itu karena lemak makanan digantikan oleh lemak yang lebih sehat,” kata Shah, yang merujuk pada pengurangan asupan kalori yang diperlukan.

    Jika berat badan turun selama bulan Ramadan, maka akan terlihat jelas perbaikan pada fungsi hati, otot, sekresi insulin dan kerja insulin, serta kemungkinan terjadinya penurunan risiko penyakit kardiovaskular.

    Faktanya, tinjauan dari Universitas Sydney, Charles Perkins Center, Australia, menemukan 70 penelitian dan menunjukkan bahwa selama periode Ramadan, terjadi pengurangan kadar lemak tubuh (sebagai persentase berat badan) pada mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.

    Karena merangsang metabolisme dan menyeimbangkan hormon lapar dan kenyang, puasa dianggap sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dan biasanya tidak berhasil.

    Selain perubahan fisik dan manfaat puasa, puasa juga dianggap sebagai praktik yang mendatangkan perhatian dan membantu pemenuhan mental dan spiritual.

    “Banyak manfaat yang dirasakan di bulan Ramadan mungkin terkait dengan perubahan fisik selama berpuasa, tetapi juga, lebih banyak waktu bersama keluarga, meditasi, doa, dan rasa syukur ekstra yang sering terlihat selama periode keagamaan tersebut,” kata Shah.

    (suc/suc)

  • Titiek Puspa Operasi Pecah Pembuluh Darah, Apa Pemicunya?

    Titiek Puspa Operasi Pecah Pembuluh Darah, Apa Pemicunya?

    Jakarta

    Titiek Puspa menjalani operasi pecah pembuluh darah. Ia masih dirawat intensif di ICU rumah sakit, untuk proses pemulihan setelah operasi.

    Manajer Titiek Puspa, Mia, menyebut operasi penyanyi senior tersebut berjalan lancar.

    “Eyang (Titiek Puspa) sudah operasi semalam. Kondisinya, aku tadi ngobrol sama dokter. Operasinya berjalan baik, alhamdulillah cuma kita lagi nunggu reaksinya besok buat dia. Biar dia istirahat dulu,” kata Mia, dikutip dari detikHot, Kamis (27/3/2025).

    Kondisi Titiek Puspa mulai stabil tetapi masih terus dalam pemantauan dokter. Ia semula mendadak pingsan saat tengah berjalan karena kelelahan.

    “Sekarang sudah di ruang ICU, lagi nunggu besok. Tadi darahnya sudah normal gitu, sudah baik. Kondisi darahnya sudah baik,” tutur Mia.

    “(Kronologinya) lagi jalan capek, tiba-tiba pingsan, makanya dari pihak Trans membantu untuk segera dibawa ke RS. Itu tadi pecah pembuluh darah makanya dioperasi,” terang Mia.

    Kondisi pecah pembuluh darah bisa terjadi pada bagian tubuh mana saja. Dampaknya bergantung pada bagian mana yang ‘terserang’ dan tingkat keparahannya, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa.

    Ada sejumlah pemicu pecah pembuluh darah termasuk riwayat hipertensi hingga adanya cedera. Pada beberapa kasus, juga kerap terjadi akibat aneurisma atau pembengkakan abnormal pada dinding pembuluh darah yang bisa pecah.

    Faktor risiko terjadinya pecah pembuluh darah juga terkait adanya plak yang terbentuk akibat kolesterol tinggi, riwayat penyakit keluarga, hingga gaya hidup tidak sehat. Waspadai gejala pecah pembuluh darah seperti berikut, dikutip dari Mayo Clinic:

    PerdarahanNyeri yang mendadak dan hebat, terutama jika terjadi di otak atau jantung.Kelemahan atau kebas pada satu sisi tubuh, terutama jika terjadi di otak.Gangguan bicara, sulit berbicara atau memahami ucapan orang lain.Gangguan penglihatan, pandangan kabur atau ganda.Sakit kepala yang hebat tan terjadi tiba-tiba serta parah.Pingsan atau kehilangan kesadaranRuam atau memar

    Pecah pembuluh darah bisa memicu komplikasi serius termasuk stroke, jika terjadi di otak, gagal jantung, bahkan kematian bila tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

    Sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko pecah pembuluh darah adalah mengontrol tekanan darah, menjaga berat badan, olahraga teratur, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, mengurangi alkohol, hingga mengelola stres.

    (naf/kna)

  • 6 Pantangan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat

    6 Pantangan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat

    Jakarta, Beritasatu.com – Asam urat adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri sendi akibat penumpukan kristal asam urat dalam tubuh. Kondisi ini dapat diperparah oleh pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.

    Beberapa jenis makanan dan minuman dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, sehingga memicu serangan nyeri yang menyakitkan. Selain itu, saat berpuasa, risiko kambuhnya asam urat juga meningkat akibat perubahan pola makan dan dehidrasi.

    Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pantangan makanan serta cara mengatasi asam urat agar tetap bisa menjalani puasa dengan nyaman.

    Pantangan Penderita Asam Urat

    Berikut ini beberapa hal yang perlu dihindari untuk mencegah kambuhnya asam urat, dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (26/3/2025).

    1. Makanan tinggi purin

    Purin adalah zat yang dipecah oleh tubuh menjadi asam urat. Konsumsi makanan tinggi purin dapat memperburuk kondisi penderita asam urat. Hindari makanan seperti jeroan, daging merah, makanan laut (seperti udang dan kepiting), serta beberapa jenis kacang-kacangan.

    2. Minuman beralkohol

    Alkohol, terutama bir, dapat meningkatkan produksi asam urat serta menghambat proses pembuangannya dari tubuh. Hal ini menyebabkan serangan asam urat lebih sering dan lebih parah.

    3. Minuman manis dan bersoda

    Minuman dengan kandungan gula tinggi, terutama fruktosa, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan memperburuk peradangan di persendian.

    4. Makanan olahan dan cepat saji

    Makanan olahan serta makanan cepat saji mengandung lemak jenuh dan zat tambahan yang bisa memperparah peradangan serta meningkatkan risiko serangan asam urat.

    5. Kurang minum air putih

    Dehidrasi dapat menyebabkan penumpukan asam urat dalam tubuh. Penderita disarankan untuk minum air putih setidaknya 2–3 liter per hari agar tubuh dapat membuang asam urat dengan baik melalui urine.

    6. Gaya hidup kurang aktif

    Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan salah satu faktor pemicu tingginya kadar asam urat dalam darah. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga untuk menjaga berat badan dan mengurangi risiko serangan asam urat.

    Cara Mengatasi Asam Urat Kambuh

    Jika asam urat kambuh saat puasa, berikut ini cara mengatasinya.

    Kompres dingin pada sendi yang sakit

    Tempelkan kompres es atau handuk berisi es batu pada sendi yang terasa nyeri selama 15-20 menit. Cara ini dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan nyeri akibat asam urat.

    Lakukan aktivitas fisik ringan

    Meskipun sedang berpuasa, tetaplah aktif agar peredaran darah lancar dan nyeri sendi akibat asam urat berkurang. Lakukan aktivitas ringan seperti jalan kaki, stretching, atau yoga, dan hindari olahraga berat.

    Konsumsi obat jika diperlukan

    Jika nyeri asam urat tidak tertahankan, konsumsi obat pereda nyeri yang diresepkan dokter setelah berbuka atau saat sahur. Sebelum mengonsumsi obat, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter agar dosisnya sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

    Hindari begadang dan kurangi stres

    Kurang tidur dan stres dapat memicu lonjakan kadar asam urat. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam per malam, dan hindari begadang yang tidak perlu.

    Istirahatkan sendi yang sakit

    Jika serangan asam urat terjadi, segera hentikan aktivitas yang sedang dilakukan. Istirahatkan sendi yang nyeri dan usahakan tidak menggerakkannya secara berlebihan. Meletakkan sendi di atas bantal atau permukaan lembut dapat membantu mengurangi tekanan dan nyeri.

    Perbanyak minum air putih

    Saat berpuasa, tubuh mengalami kekurangan cairan dalam waktu lama, sehingga ginjal kesulitan membuang asam urat melalui urine. Untuk mencegahnya, pastikan Anda minum setidaknya 8 gelas air per hari saat berbuka dan sahur.

    Hindari makanan tinggi purin saat sahur dan berbuka

    Saat berpuasa, penting untuk lebih selektif dalam memilih makanan. Hindari makanan tinggi purin seperti jeroan, makanan laut, daging merah, dan kacang-kacangan, karena dapat memicu lonjakan asam urat dalam darah.

    Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, penderita asam urat tetap bisa menjalani puasa dengan nyaman tanpa mengalami nyeri sendi yang mengganggu.