Tempat Fasum: Mayo Clinic

  • Kebiasaan Sederhana yang Bisa Cegah Kanker Prostat Menurut Studi, Apa Saja?

    Kebiasaan Sederhana yang Bisa Cegah Kanker Prostat Menurut Studi, Apa Saja?

    Jakarta – Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang pria, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Meski hingga saat ini belum ada cara yang benar-benar terbukti bisa mencegah kanker prostat, sejumlah penelitian dan saran pakar menyebutkan gaya hidup sehat bisa menurunkan risiko.

    Perubahan pola makan, menjaga berat badan, hingga penggunaan obat tertentu, tetapi tetap dengan pengawasan medis. Berikut rangkumannya, dikutip dari Mayo Clinic:

    1. Kurangi Makanan Tinggi Lemak

    Beberapa studi menunjukkan konsumsi lemak berlebih, terutama dari produk hewani, seperti daging merah dan susu tinggi lemak, bisa meningkatkan risiko kanker prostat.

    Alih-alih memilih makanan daging berlemak, lebih disarankan daging tanpa lemak (lean meat), susu rendah lemak atau tanpa lemak. Studi juga menyarankan pengurangan penggunaan minyak saat memasak.

    Selain membantu menekan potensi risiko kanker, langkah ini juga bagus untuk jantung dan menjaga berat badan tetap ideal.

    2. Perbanyak Buah dan Sayur

    Buah dan sayur mengandung banyak vitamin, mineral, serta antioksidan yang bisa membantu melawan pertumbuhan sel kanker. Selain itu, buah dan sayur juga membantu merasa kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi konsumsi makanan tidak sehat.

    Tips untuk meningkatkan asupan sayur:

    – Tambahkan satu jenis buah atau sayur di setiap kali makan
    – Jadikan buah sebagai camilan di sore hari
    – Buat jus atau smoothie tanpa tambahan gula

    3. Produk Susu

    Beberapa penelitian menemukan pria yang mengonsumsi produk berikut dalam jumlah besar, seperti susu, keju, dan yogurt, memiliki risiko kanker prostat sedikit lebih tinggi. Namun hasil penelitian tersebut masih dianalisis lebih lanjut.

    4. Jaga Berat Badan Ideal

    Obesitas atau kelebihan berat badan sering dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih ganas atau sudah menyebar. Indeks massa tubuh (IMT) di atas 30 dikategorikan sebagai obesitas.

    Bila berat badan sudah berlebih, mulai kurangi kalori dari makanan dan tingkatkan aktivitas fisik. Bisa dengan memulai langkah kecil:

    – Kurangi makan gorengan dan makanan cepat saji
    – Perbanyak jalan kaki
    – Tidur cukup dan hindari stres

    Semua itu bisa berdampak besar dalam jangka panjang.

    5. Rajin Olahraga, Minimal 150 Menit per Minggu

    Olahraga terbukti membantu menurunkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk prostat. Penelitian menyebut pria yang aktif secara fisik punya peluang lebih kecil terkena kanker ini dibanding yang pasif.

    Target ideal:

    – 150-300 menit aktivitas sedang per minggu (jalan cepat, bersepeda ringan), atau
    – 75-150 menit aktivitas berat (lari, berenang cepat), atau komhinasikan keduanya.

    Jika belum terbiasa olahraga, mulai saja dari hal simpel seperti naik tangga, jalan kaki saat istirahat makan siang, atau parkir agak jauh supaya bisa lebih banyak jalan.

    6. Hindari Merokok

    Meskipun belum ada bukti kuat merokok menyebabkan kanker prostat, beberapa studi menunjukkan pria dengan kanker prostat yang merokok lebih berisiko mengalami kekambuhan dan penyebaran kanker ke organ lain.

    Konsultasikan ke dokter atau gunakan bantuan program dalam upaya berhenti merokok.

    7. Hati-hati dengan Suplemen Vitamin

    Awalnya, suplemen seperti vitamin E dan selenium sempat diklaim bisa mencegah kanker prostat. Namun, sebuah studi besar bernama SELECT (Selenium and Vitamin E Cancer Prevention Trial) justru menemukan suplemen ini tidak menurunkan risiko, bahkan vitamin E berpotensi meningkatkan risiko kanker prostat.

    Selain itu, asupan kalsium dari makanan dan suplemen juga perlu diperhatikan. Konsumsi berlebihan bisa sedikit meningkatkan risiko, tetapi ini tidak berlaku untuk pasien yang direkomendasikan dokter untuk tetap mengonsumsi kalsium.

    Disarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen sembarangan tanpa saran dokter.

    (naf/kna)

  • Ciri-ciri Orang Terkena Kanker Hati, Salah Satunya Bisa Terlihat Lewat Urine

    Ciri-ciri Orang Terkena Kanker Hati, Salah Satunya Bisa Terlihat Lewat Urine

    Jakarta

    Hati merupakan salah satu organ terpenting, karena manusia tidak bisa hidup tanpa hati. Beberapa jenis kanker bisa terbentuk di organ ini.

    Jenis kanker yang paling umum adalah karsinoma hepatoseluler. Mendeteksi tanda-tanda kanker hati bisa menjadi langkah penting untuk tindakan penyembuhan.

    Tanda-tanda Kanker Hati

    Banyak orang yang tidak mengalami tanda dan gejala pada tahap awal kanker hati. Namun, dikutip dari Md Anderson dan Mayo Clinic, gejala yang muncul meliputi:

    Penurunan berat badanKehilangan nafsu makanNyeri perut bagian atasMual dan muntahKelelahanPembengkakan perutPerubahan warna menjadi kuning pada kulit dan bagian putih mataKotoran berwarna putih dan berkapurMerasa kenyang setelah makan sedikitUrine berwarna gelapPembengkakan pembuluh darah di perutBenjolan keras di bawah tulang rusuk sebelah kanan

    Stadium Kanker Hati

    Ada 4 stadium kanker hati yang ditandai dengan perkembangan gejala hingga ukuran tumor.

    Stadium I/stadium O: Ada satu tumor di hati berukuran kurang dari 2 cm.Stadium II/stadium A: Ada satu tumor berukuran 5 cm. Selain itu, terdapat beberapa tumor lain berukuran lebih kecil dari 3 cm. Stadium kanker ini mencakup kanker hati yang menyebar ke pembuluh darah.Stadium III/stadium B: Ada lebih dari satu tumor dan atau satu tumor berukuran 5 cm atau lebih besar. Kemungkinan kanker hati berada di kelenjar getah bening, pembuluh darah besar, atau organ lain.Stadium IV: Ada kanker hati di bagian tubuh lain, seperti paru-paru atau tulang.

    Faktor Risiko Kanker Hati

    Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker hati yaitu:

    Infeksi kronis dengan virus hepatitis B (HBV) atau virus hepatitis C (HCV)Adanya sirosis, yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut di hati dan meningkatkan risiko terkena kanker hatiMengidap diabetesAdanya penumpukan lemak di hatiKonsumsi alkohol berlebihan

    Cara Mencegah Kanker Hati

    Dapatkan vaksin hepatitis BBerhenti merokokHentikan konsumsi alkoholPertahankan berat badan yang sehat

    (elk/kna)

  • Jangan Anggap Sepele, Ini Perubahan yang Terjadi pada Otak saat Alami Depresi

    Jangan Anggap Sepele, Ini Perubahan yang Terjadi pada Otak saat Alami Depresi

    Jakarta – Penuaan otak berkaitan dengan menurunnya fungsi kognitif yang akhirnya mengurangi kemampuan mengingat hingga berpikir kritis. Selain itu, penuaan otak juga dikaitkan dengan kondisi neurodegeneratif, seperti demensia dan alzheimer.

    Sebuah studi dalam jurnal Psychological Medicine mengidentifikasi kontribusi gangguan depresi mayor dalam membuat otak lebih tua dari usia sebenarnya. Gangguan depresi mayor merupakan penyakit mental yang tidak sama dengan suasana hati yang buruk. Dikutip dari Mayo Clinic, depresi ini memengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, serta bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

    Penelitian tersebut menganalisis pemindahan otak dari 670 orang, 239 orang dengan depresi dan sisanya tidak. Pada orang yang mengalami depresi, otak mereka tampak jauh lebih tua dari pada mereka yang tidak didiagnosis gangguan mental tersebut.

    Perubahannya ditemukan pada struktur otak itu sendiri, terutama bagian daerah ventral kiri dan bidang mata premotorik yang menunjukkan penipisan yang signifikan.

    Sebab otak sangat penting untuk fungsi kognitif, seperti perhatian, ingatan, penalaran, serta pengendalian diri, temuan ini menunjukkan wawasan baru tentang bagaimana kemampuan tersebut bisa melemah karena depresi.

    Para peneliti menemukan hubungan antara penipisan otak dan kadar neurotransmitter, seperti dopamin, serotonin, dan glutamat yang penting untuk mengelola suasana hati dan kemampuan kognitif. Saat mengalami depresi, kadar neurotransmitter seseorang menjadi tidak seimbang dan menyebabkan perubahan pada struktur otak.

    Hal lain yang penting untuk diketahui adalah depresi juga memiliki aspek genetik. Artinya, gen tertentu bisa meningkatkan kemungkinan depresi.

    Penting untuk menghargai kondisi kesehatan mental sama seperti kesehatan fisik. Banyak orang yang biasa meremehkan kesehatan mental. Padahal, dapat dipahami dari penelitian ini bahwa depresi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Depresi lebih dari sekedar gangguan suasana hati.

    (elk/kna)

  • 7 Cara Simpel Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Apa Saja?

    7 Cara Simpel Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Apa Saja?

    Jakarta – Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi saat ada timbunan lemak. Kondisi ini bisa mengancam nyawa lantaran pembuluh darah yang selama ini berfungsi mengalirkan darah ke otak dan kepala (arteri karotis) tersumbat dan berisiko memicu seseorang terkena stroke.

    Penanganan medis darurat sesegera mungkin sebelum otak kehilangan sebagian besar atau seluruh suplai darah. Saat stroke, otak tidak mendapatkan oksigen dan sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi secara bertahap. Pada tahap awal, seringnya tidak menunjukkan gejala, sampai kondisinya lebih serius.

    Dikutip dari Mayo Clinic, dalam kondisi tersebut, umumnya penyumbatan pembuluh darah di otak memicu gejala berikut:

    Sakit kepala hebat yang datang secara mendadakKesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadakGangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanyaSulit menelanSulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbanganMuntah-muntahHilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnyaKesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatuSering kebingungan

    Sebelum terlambat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menekan risiko terjadinya kondisi tersebut:

    Hindari merokok

    Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, termasuk terhadap pembuluh darah di otak. Zat-zat berbahaya dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke, serta kerusakan pada otak dan organ tubuh lainnya.

    Berat badan ideal

    Berat badan berlebih meningkatkan faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan sleep apnea, yang bisa ikut meningkatkan kemungkinan tersumbatnya pembuluh darah di otak.

    Makanan yang sehat

    Fokus pada buah dan sayur, biji-bijian dan ikan utuh, kacang-kacangan dan polong-polongan. Batasi kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans.

    Makanan yang baik untuk kesehatan pembuluh darah otak meliputi ikan berlemak, buah beri, dark chocolate, alpukat, sayuran hijau, gandum utuh, kopi, teh, kacang-kacangan, dan telur. Konsumsi makanan ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan otak.

    Kurangi asupan garam

    Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah pada sebagian orang. Para ahli menyarankan agar orang dewasa yang sehat mengonsumsi kurang dari 1.500 miligram garam sehari.

    Berolahraga secara teratur

    Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) atau kolesterol ‘baik’ dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah serta jantung secara keseluruhan. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, mengendalikan diabetes, dan mengurangi stres.

    Batasi atau hindari alkohol

    Jika memilih untuk minum alkohol, sebaiknya dibatasi dalam jumlah sedang. Bagi orang dewasa yang sehat, itu berarti hingga satu gelas sehari untuk wanita dan hingga dua gelas sehari untuk pria.

    Mengontrol penyakit

    Mengelola kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi membantu melindungi pembuluh darah di otak.

    Saksikan pula video “Menteri Wihaji Ungkap Strategi Indonesia Perangi Stunting” di sini:

    (naf/naf)

  • 8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    Jakarta – Batu ginjal adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan terbentuknya endapan keras dari garam dan mineral dalam ginjal. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri hebat.

    Orang yang pernah mengalami batu ginjal kemungkinan besar akan mengalaminya lagi dalam waktu 5-10 tahun kemudian. Lakukan cara berikut ini untuk mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal.

    Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal

    Terdapat beberapa cara alami untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:

    1. Tetap Terhidrasi

    Ginjal merupakan sistem penyaringan tubuh dan membutuhkan cukup air untuk mengeluarkan urine. Dikutip dari laman Healthline, urine adalah produk limbah utama yang memungkinkan tubuh mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan.

    Jika asupan air sedikit, maka volume urine yang dikeluarkan juga sedikit. Padahal, keluaran urine yang rendah bisa menyebabkan disfungsi ginjal, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (ISK).

    Sehingga, minum air yang cukup begitu penting untuk ginjal agar dapat membuang kelebihan limbah dengan baik.

    2. Tingkatkan Asupan Asam Sitrat

    Asam sitrat adalah asam organik yang ditemukan dalam banyak buah dan sayur. Buah-buahan yang mengandung asam sitrat di antaranya lemon dan jeruk nipis. Asam sitrat bisa membantu mencegah pembentukan dan pembesaran batu ginjal kalsium oksalat.

    3. Jangan Mengkonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi

    Menurut penelitian, suplemen vitamin C dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena batu ginjal. Sebuah studi di Swedia pada pria setengah baya dan lebih tua memperkirakan bahwa mereka yang mengkonsumsi suplemen vitamin C dua kali lebih mungkin mengalami batu ginjal.

    4. Cukupi Kalsium

    Pola makan yang kaya kalsium dikaitkan dengan penurunan risiko pembentukan batu ginjal. Dikutip dari Mayo Clinic Network, orang yang mengonsumsi makanan atau minuman kaya kalsium setiap hari bisa mengurangi jumlah oksalat yang diserap ke aliran darah. Sehingga, nantinya akan mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal baru.

    5. Tingkatkan Asupan Magnesium

    Banyak orang yang tidak mengkonsumsi magnesium dalam jumlah yang cukup. Padahal, magnesium merupakan mineral yang penting. Contoh dari asupan magnesium adalah alpukat, kacang-kacangan, dan tahu.

    Beberapa bukti mengatakan bahwa magnesium bisa membantu mencegah pembentukan batu ginjal kalsium oksalat. Adapun acuan asupan harian untuk magnesium adalah 420 mg per hari.

    6. Batasi Makanan yang Mengandung Oksalat Tinggi

    Oksalat adalah antinutrisi yang dapat ditemukan di banyak makanan nabati, misalnya sayur berdaun hijau, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kakao. Tubuh juga memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup besar.

    Perlu diketahui, asupan oksalat yang tinggi bisa meningkatkan ekskresi oksalat dalam urine. Oksalat bisa mengikat kalsium dan mineral lainnya, kemudian membentuk kristal yang bisa menyebabkan pembentukan batu.

    Meski demikian, penting untuk tetap melakukan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli gizi mengenai hal ini. Apakah kamu akan mendapat manfaat dari pembatasan makanan kaya oksalat atau tidak.

    7. Kurangi Konsumsi Protein Hewani

    Makanan yang mengandung protein hewani, seperti daging, ikan, dan susu dikaitkan dengan risiko terkena batu ginjal yang lebih tinggi. Mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani bisa meningkatkan ekskresi kalsium dan menurunkan kadar sitrat.

    8. Kurangi Asupan Garam

    Pada beberapa orang, diet tinggi garam bisa meningkatkan risiko batu ginjal. Kandungan natrium tinggi dalam garam dapur bisa meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine. Hal tersebut menjadi salah satu faktor risiko utama dari batu ginjal.

    Meski tidak terjamin 100 persen berhasil, namun setidaknya pencegahan ini dapat mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal. Pada intinya, pastikan tetap terhidrasi dan terapkan pola makan yang baik untuk ginjal.

    (elk/kna)

  • Kenali Gejala Asam Lambung Naik, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Kenali Gejala Asam Lambung Naik, Penyebab, dan Faktor Risikonya

    Jakarta

    Asam lambung naik terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan dan tenggorokan.Asam lambung sebenarnya bukan sebuah penyakit, melainkan sejenis cairan asam yang normalnya diproduksi oleh lapisan lambung.

    Dikutip dari Healthline, cairan asam lambung berwujud encer dan tidak berwarna, serta berfungsi untuk memecah makanan agar lebih mudah dicerna. Cairan asam yang diproduksi lambung itu dikenal juga dengan nama asam klorida (HCl).

    Produksi cairan asam lambung yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan seperti acid reflux maupun Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Kondisi inilah yang oleh orang awam kerap disebut penyakit asam lambung atau asam lambung naik

    Gejala Asam Lambung Naik

    Dikutip dari WebMd dan Cleveland Clinic, gejala umum dari asam lambung naik yaitu:

    Sensasi terbakar di dada (nyeri ulu hati) atau lebih dekat ke perut.Rasa asam atau pahit yang naik ke tenggorokan atau mulut.

    Sementara itu, gejala asam lambung naik juga bisa meliputi:

    KembungDisfagia atau sensasi makanan tersangkut di tenggorokanCegukan yang tak kunjung redaMualBau atau rasa tidak enak di mulutNyeri di dadaSendawaAsmaBatuk kering, suara serak, atau sakit tenggorokan kronis.Penyebab Asam Lambung Naik

    Untuk bisa masuk ke kerongkongan, asam harus melewati katup di bagian bawah kerongkongan yang mencegahnya naik kembali. Katup itu disebut dengan Lower esophageal sphincter (LES) atau sfingter esofagus bagian bawah.

    LES akan terbuka saat seseorang menelan, lalu menutup lagi untuk menahan zat-zat di dalam perut. Selain itu, LES juga akan terbuka untuk mengeluarkan gelembung gas saat seseorang bersendawa atau cegukan. Dikutip dari Mayo Clinic, LES yang melemah atau tidak rileks dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

    Faktor Risiko Asam Lambung Naik

    Faktor risiko umum dari asam lambung naik yaitu:

    Berbaring setelah makanMemiliki berat badan berlebih atau obesitasMakan camilan menjelang tidurMengonsumsi makanan seperti jeruk, tomat, coklat, daun mint, bawang putih, bawang bombay, atau makanan pedas atau berlemak.Minum minuman seperti alkohol, minuman berkarbonasi, kopi, atau tehMerokokSedang hamilMengkonsumsi aspirin, ibuprofen, pelemas otot tertentu, atau obat tekanan darah

    (elk/suc)

  • 8 Keluhan dan Perubahan di Kaki yang Bisa Jadi Gejala Tekanan Darah Tinggi

    8 Keluhan dan Perubahan di Kaki yang Bisa Jadi Gejala Tekanan Darah Tinggi

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi umumnya tidak memiliki gejala dan dapat berbahaya bila tidak kunjung diobati. Hipertensi yang tak terkontrol memicu seseorang terkena stroke, serangan jantung, dan masalah lain.

    Hampir setengah dari orang dewasa dengan kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Artinya, pemeriksaan rutin menjadi sangat penting, termasuk menjaga pola makan, olahraga, dan dibantu pengobatan.

    Tekanan darah tinggi terjadi ketika kekuatan darah yang mengalir masuk dan melalui pembuluh darah terlalu besar. Tekanan darah normal adalah 120/80 atau lebih rendah. Jika mencapai 130/80 atau lebih tinggi, itu dianggap tekanan darah tinggi.

    Bila tekanan darah sudah mencapai 180/110 atau lebih tinggi, penting untuk segera mencari pertolongan medis.

    Menurut American Heart Association (AHA), tanda dan gejala sering disalahartikan dengan keluhan lain, yang memicu keterlambatan diagnosis dan pengobatan. Salah satunya tanda tekanan darah tinggi di kaki.

    Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dan pembuluh darah di bagian bawah tubuh. Sering kali hal ini dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk di tungkai. Kondisi yang terkait dengan itu, disebut penyakit arteri perifer (PAD).

    Menurut Mayo Clinic, PAD adalah kondisi umum saat arteri menyempit mengurangi aliran darah ke lengan atau tungkai. Hal ini terjadi karena tungkai dan lengan tidak menerima aliran darah memadai untuk memenuhi permintaan. Akibatnya, seseorang merasakan nyeri pada tungkai saat berjalan.

    Salah satu gejala pada bagian tubuh bawah adalah kondisi kaki dingin. Hal ini dapat muncul bersamaan dengan keluhan tangan dingin.

    “Jari kaki merah atau biru, kesemutan di kaki, dan rambut rontok yang tidak terduga di kaki semuanya dapat menunjukkan masalah sirkulasi,” jelas pakar di AS, dikutip dari British Heart Foundation.

    Gejala umum masalah sirkulasi yang bisa menunjukkan kondisi hipertensi pada kaki lainnya, meliputi:

    Kram pada kaki dan tungkai, terutama saat berolahragaLuka pada kaki atau tungkaiLuka pada tungkai dan tungkai membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuhPerubahan warna pada kakiPerubahan suhu pada kaki (sangat dingin saat disentuh)Kerontokan rambut pada kaki dan tungkaiSensasi terbakar pada kaki (akibat denyut nadi yang melemah)Mati rasa dan kesemutan pada kaki

    Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki

    Keluhan-keluhan di atas tidak selalu menandakan hipertensi, tetapi perlu diwaspadai lebih lanjut bila diikuti dengan gejala berikut:

    Penglihatan kaburMimisanSesak napasNyeri dadaPusingSakit kepala

    Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mencatat semakin banyak garam yang dikonsumsi, semakin tinggi tekanan darah seseorang.

    Mereka merekomendasikan untuk mengonsumsi kurang dari 6g garam sehari, yaitu sekitar satu sendok teh. Diet rendah lemak yang mengandung banyak serat, seperti nasi gandum utuh, roti dan pasta, serta banyak buah dan sayuran juga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

    (naf/kna)

  • 7 Cara Simpel Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Apa Saja?

    Ciri-ciri Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak, Jangan Sampai Terlambat

    Jakarta

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi saat ada timbunan lemak, disebut plak, menyumbat pembuluh darah yang selama ini berfungsi mengalirkan darah ke otak dan kepala (arteri karotis). Sumbatan ini berisiko memicu seseorang terkena stroke.

    Walhasil, membutuhkan penanganan medis darurat sesegera mungkin sebelum otak kehilangan sebagian besar atau seluruh suplai darah. Pasalnya, saat stroke, otak tidak mendapatkan oksigen dan sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

    Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi secara bertahap. Pada tahap awal, seringnya tidak menunjukkan gejala, sampai kondisinya lebih serius yakni otak kekurangan pasokan darah hingga memicu serangan stroke.

    Dikutip dari Mayo Clinic, dalam kondisi tersebut, umumnya penyumbatan pembuluh darah di otak memicu gejala berikut:

    Mendadak mati rasa atau lemah di wajah dan anggota badan lain, terjadi pada satu sisi tubuh.Tiba-tiba kesulitan berbicara dan memahami pembicaraanAdanya gangguan penglihatan, pada satu atau kedua mata.Pusing dan kehilangan keseimbanganMendadak sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnyaDeliriumPingsan

    Kapan Harus ke Dokter?

    Meskipun gejalanya hanya berlangsung sebentar dan kemudian merasa baik-baik saja, segera temui dokter terdekat untuk memastikan risiko yang bisa terjadi.

    Berbicara dengan dokter bila memiliki faktor risiko penyakit arteri karotis meskipun tidak memiliki gejala. Mengelola faktor risiko dapat melindungi seseorang dari penyumbatan pembuluh darah di otak yang memicu stroke.

    Inikah Pemicunya?

    Penyumbatan pembuluh darah di otak juga bisa terjadi pada usia muda, tergantung faktor risiko masing-masing orang. Khususnya pada mereka yang tidak mengelola kondisi berikut:

    Tekanan darah tinggi

    Terlalu banyak tekanan pada dinding arteri dapat melemahkannya dan membuatnya lebih mudah rusak.

    Merokok

    Nikotin dapat mengiritasi lapisan dalam arteri. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

    Diabetes

    Diabetes menurunkan kemampuan untuk memproses lemak, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.

    Kadar lemak darah tinggi

    Kadar kolesterol lipoprotein densitas rendah yang tinggi dan kadar trigliserida yang tinggi, lemak darah, membantu penumpukan plak.

    Riwayat keluarga

    Risiko penyakit arteri karotis lebih tinggi jika ada kerabat yang menderita aterosklerosis atau penyakit arteri koroner.

    Usia

    Arteri menjadi kurang fleksibel dan lebih mungkin cedera seiring bertambahnya usia.

    Obesitas

    Berat badan berlebih meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan diabetes.

    Sleep apnea

    Henti napas di malam hari dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah di otak.

    Kurang olahraga

    Tidak berolahraga menyebabkan kondisi yang dapat merusak arteri, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

    (naf/naf)

  • Benarkah Kopi Tanpa Gula Mempengaruhi Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya

    Benarkah Kopi Tanpa Gula Mempengaruhi Kadar Gula Darah? Begini Penjelasannya

    Jakarta

    Kopi menjadi salah satu minuman favorit yang dikonsumsi banyak orang sebelum beraktivitas. Selain memberikan energi dan mencegah kantuk, ternyata kopi terutama yang tanpa gula dapat memberikan manfaat untuk kesehatan.

    Efek kafein yang ada di dalam kopi akan berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang tidak akan mengalami efek yang serius dan memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2.

    Namun, beberapa orang dengan diabetes juga diimbau untuk tidak minum kopi secara berlebihan. Pasalnya, kafein dapat berdampak negatif pada sensitivitas insulin di dalam tubuh.

    Kandungan kafein di dalam kopi dapat memberikan efek yang berbeda pada kadar gula darah di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, orang dewasa sehat yang minum kopi sekitar 3-4 cangkir sehari tidak mengalami perubahan kadar gula darah yang signifikan.

    “Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum kopi – baik berkafein maupun tanpa kafein – sebenarnya dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2,” kata spesialis endokrinologi Dr Pankaj Shah dari Mayo Clinic.

    Dr Shah mengatakan kafein dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin pada pasien diabetes yang bisa menyebabkan gula darah lebih tinggi atau lebih rendah. Untuk beberapa orang dengan diabetes, sekitar 200 miligram kafein dapat menyebabkan perubahan ini.

    “Bagi yang lain, itu mungkin tidak memiliki efek yang signifikan pada gula darah” katanya lagi

    Dikutip dari WebMD, orang dengan diabetes memiliki risiko mengalami peningkatan kadar gula darah sebesar delapan persen atau lebih setelah minum kopi.

    Kafein di dalam kopi akan menurunkan sensitivitas insulin, sehingga sel-sel tubuh tidak dapat menyerap gula dari darah setelah makan atau minum. Dampaknya, kadar gula akan meningkat.

    Namun, efek ini akan berbeda pada setiap orang, sehingga diimbau untuk rutin memeriksakan kadar gula darah tubuh, khususnya sebelum dan sesudah minum kopi pahit atau kopi hitam tanpa gula.

    Bagi yang mengalami peningkatan atau penurunan kadar gula darah yang signifikan setelah minum kopi pahit, diimbau untuk membatasi konsumsi kafein per hari atau memilih jenis kopi tanpa kafein. Pasalnya, gula darah tinggi yang terjadi terus-menerus dan tidak segera diatasi dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kerusakan saraf dan penyakit jantung.

    Berapa batas konsumsi kafein yang aman per hari?

    Konsumsi kafein sebanyak 200 mg atau sekitar 1-2 cangkir kopi dapat mempengaruhi kadar gula darah. Tetapi, efek ini akan berbeda pada setiap orang, sehingga perlu memperhatikan reaksi tubuh setelah minum kopi.

    Bagi orang dengan diabetes disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksakan kadar gula darah secara rutin. Hal ini untuk mengetahui efek kafein pada tubuh.

    Ketika kopi yang diminum membuat orang yang mengonsumsinya kesulitan mengatur kadar gula darah, disarankan untuk membatasi atau memilih kopi tanpa kafein.

    (sao/kna)

  • Tanda Ginjal Bermasalah yang Bisa Dirasakan di Perut dan Dada, Jangan Diabaikan!

    Tanda Ginjal Bermasalah yang Bisa Dirasakan di Perut dan Dada, Jangan Diabaikan!

    Jakarta

    Ginjal memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, mulai dari menyaring limbah hingga membantu produksi sel darah merah yang sehat.

    Meskipun fungsi ginjal sangat vital, tanda-tanda gangguan pada organ ini sering kali begitu samar hingga banyak orang tidak menyadari adanya masalah, hingga sudah terlambat.

    Tanda Ginjal Bermasalah

    Dikutip dari Best Life, berikut tanda ginjal yang perlu diwaspadai, beberapa di antaranya bisa dirasakan di perut dan di dada, kerap kali diabaikan.

    1. Nyeri di Bawah Tulang Rusuk

    Banyak orang mengaitkan masalah ginjal dengan nyeri di punggung bagian bawah. Padahal, nyeri di sekitar tulang rusuk justru lebih mungkin menandakan gangguan pada ginjal.

    “Ginjal Anda sebenarnya lebih tinggi dari yang Anda kira dan secara anatomis terletak di bawah tulang rusuk,” jelas Jennifer Linehan , MD, ahli urologi dan profesor madya onkologi urologi di John Wayne Cancer Institute, Providence Saint John’s Health Center, Santa Monica, California.

    2. Mual

    Ketika batu ginjal berpindah dari ginjal ke ureter, saluran tersebut bisa tersumbat dan menghambat aliran urine. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri, yang kerap disertai mual dan muntah, menurut dr S Adam Ramin, ahli bedah urologi dan direktur medis Urology Cancer Specialists di Los Angeles.

    3. Kehilangan Nafsu Makan

    Kehilangan minat terhadap makanan favorit bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada ginjal. Menurut dr S. Adam Ramin, kanker ginjal stadium awal umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika kondisinya memburuk, kanker ginjal dapat menimbulkan rasa penuh di perut serta hilangnya nafsu makan.

    4. Sesak Napas

    Ketika ginjal tidak mampu menyaring dan membuang limbah serta cairan dengan optimal, gejala berupa sesak napas dapat muncul. Yayasan Perawatan Urologi atau Urology Care Foundation AS mencatat bahwa kondisi ini terutama terjadi jika cairan sudah menumpuk di paru-paru.

    5. Nyeri di Samping Tubuh

    Batu ginjal, yaitu endapan keras dari garam dan mineral yang terbentuk di dalam ginjal, dapat menimbulkan rasa nyeri hebat saat bergerak melalui ureter dan kandung kemih. Menurut Mayo Clinic, nyeri akibat batu ginjal biasanya terasa di sisi tubuh dan muncul secara bergelombang.

    “(Jika nyeri disebabkan oleh batu ginjal), nyerinya bisa sangat parah dan biasanya perubahan posisi dapat membantu atau justru menyakitkan,”kata dr Jennifer Linehan.

    (suc/kna)