Tempat Fasum: Malioboro

  • Ini Kronologi Kecelakaan KA Maut di Magetan, 7 Kendaraan Tertabrak dan 4 Meninggal

    Ini Kronologi Kecelakaan KA Maut di Magetan, 7 Kendaraan Tertabrak dan 4 Meninggal

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di perlintasan langsung nomor 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, pada Senin (19/5/2025) sekitar pukul 12.48 WIB. Peristiwa tragis ini melibatkan dua kereta api dan tujuh kendaraan yang tengah melintas di perlintasan resmi yang dijaga.

    Kronologi bermula saat KA 269 Matarmaja relasi Malang–Pasar Senen melintas terlebih dahulu di perlintasan JPL 08. Setelah kereta melaju, palang pintu perlintasan dibuka seperti biasa. Namun, dari arah berlawanan, KA 170 Malioboro Ekspres relasi Purwokerto–Malang ternyata belum melintasi perlintasan tersebut.

    Dalam hitungan detik setelah palang dibuka dan kendaraan mulai melintas, KA Malioboro Ekspres datang dan langsung menghantam tujuh kendaraan yang berada di atas rel. Beberapa kendaraan, termasuk sepeda motor, ringsek akibat benturan keras dari kereta.

    “Informasi dari masinis KA 170 diterima pukul 12.49 WIB bahwa kereta menabrak sepeda motor di titik JPL 08 km 176+586 emplasemen Stasiun Magetan,” ungkap petugas.

    Akibat tabrakan tersebut, empat orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian. Kelima korban luka berat lainnya telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Salah satu korban meninggal merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Kecamatan Barat.

    Petugas gabungan mengevakuasi jenazah dari sekitar rel dan langsung mengamankan lokasi kejadian. Polisi juga menutup total arus lalu lintas dari arah Tugu Barat menuju Simpang Jembatan Kembar untuk memperlancar proses evakuasi dan penyelidikan. Warga diimbau menjauhi lokasi agar tidak menghambat kerja petugas.

    Saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan serta mengevaluasi prosedur pengamanan di perlintasan untuk mencegah kejadian serupa terulang. [fiq/beq]

  • 7 Kendaraan Tertabrak KA Malioboro Express di Magetan, 4 Meninggal

    7 Kendaraan Tertabrak KA Malioboro Express di Magetan, 4 Meninggal

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan kereta di jalan perlintasan langsung nomor 08 masuk kelurahan mangge Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Total ada 7 kendaraan yang tertabrak Malioboro Express, Senin (19/5/2025) pukul 12.48 WIB.

    Kemudian ada empat orang yang dikabarkan meninggal yang saat ini sudah dievakuasi dari pinggir rel KA. Sementara ada sekitar lima orang yang mengalami luka berat.

    Hingga saat ini pihak kepolisian dan petugas gabungan masih menyisir dan mengamankan jalur KA dari kerumunan warga yang menonton.

    Jalur arah Tugu Barat ke Simpang Jembatan Kembar sementara ditutup untuk kendaraan. Seluruh kendaraan diminta putar balik.

    Ada salah seorang ASN yang bertugas di Kecamatan Barat yang turut menjadi korban meninggal dunia dalam kejadian ini. [fiq/beq]

  • Investasi Akomodasi Dorong Pariwisata Yogyakarta di Tengah Tantangan Overtourism

    Investasi Akomodasi Dorong Pariwisata Yogyakarta di Tengah Tantangan Overtourism

    Liputan6.com, Yogyakarta – Geliat sektor pariwisata di Yogyakarta yang semula menjadi motor penggerak ekonomi kini menghadapi sejumlah tantangan krusial. Ledakan jumlah wisatawan, ketimpangan infrastruktur, hingga komersialisasi budaya dinilai semakin mempersulit tata kelola pariwisata berkelanjutan di wilayah ini. Pengamat wisata sekaligus cucu dari Sri Sultan Hamengkubuwono VII, RM Kukuh Hertriyasning, menyebut bahwa Yogyakarta saat ini tengah berada di ambang krisis pariwisata jika tidak segera dilakukan pembenahan. “Yogyakarta tidak kekurangan wisatawan. Justru yang kini dibutuhkan adalah pengaturan, pembatasan, dan keberpihakan pada pelestarian lingkungan serta budaya lokal,” ujar Ndoro Aning akrab panggilannya.

    Ia menyoroti fenomena overtourism yang menyebabkan kawasan seperti Malioboro, Taman Sari, hingga pantai-pantai di Gunungkidul mengalami kepadatan ekstrem, penurunan kenyamanan, serta peningkatan volume sampah. Di sisi lain, kerusakan lingkungan akibat pembangunan tanpa kajian mendalam pun mulai terlihat di sejumlah titik.

    Tak hanya itu, minimnya fasilitas akomodasi yang seimbang dengan lonjakan kunjungan wisatawan turut memicu persoalan baru. Kukuh menilai kurangnya investasi pada sektor akomodasi alternatif membuat wisatawan kesulitan mendapatkan penginapan, terutama saat musim liburan.

    Fenomena tersebut diakui pula oleh pelaku industri properti. M. Syarief Hidayat, Board of Director Royal D’Paragon Land, menyebut bahwa keterbatasan lahan dan belum optimalnya infrastruktur mendesak pelaku usaha untuk menghadirkan solusi baru. “Ketika peak season, banyak wisatawan kesulitan mendapatkan tempat menginap. Maka dari itu, pengembangan akomodasi berbasis investasi menjadi salah satu opsi yang bisa mendukung pariwisata,” ujarnya.

    Royal D’Paragon Land mengembangkan model indekos eksklusif dan villa berbasis co-ownership untuk menjawab kebutuhan tersebut. Menurut Syarief, dua proyek yang baru dirilis pada Mei ini D’Kraton dan D’Catra menawarkan model kepemilikan bersama yang dinilai menarik oleh investor. Konsep ini juga dinilai dapat berkontribusi terhadap pendapatan daerah, terutama dari sektor pajak dan transaksi properti. Royal D’Paragon Land tercatat sebagai salah satu pengembang yang rutin membayar pajak sewa kamar dan pernah menerima penghargaan atas kepatuhannya.

    Meski begitu, Ndoro Aning menegaskan bahwa pertumbuhan pariwisata tidak cukup hanya disokong oleh pembangunan fisik. Ia menekankan pentingnya perlindungan terhadap pelaku UMKM, penataan ruang yang adil, serta pelestarian budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem wisata. Dengan tantangan dan peluang yang saling berdampingan, masa depan pariwisata Yogyakarta kini sangat bergantung pada keberanian semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat untuk menata ulang arah pembangunan dengan lebih bijak dan berkelanjutan. “Pariwisata harus memberi kehidupan yang adil bagi warga, bukan hanya keuntungan jangka pendek,” pungkas Aning.

  • Tren penumpang kereta api dari wisman ke wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta meningkat

    Tren penumpang kereta api dari wisman ke wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta meningkat

    Sumber foto: Deni Suryanti/elshinta.com.

    Tren penumpang kereta api dari wisman ke wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta meningkat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 02 Mei 2025 – 14:31 WIB

    Elshinta.com – KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta mencatat adanya peningkatan signifikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per Triwulan I tahun 2025. Yakni warga negara asing (WNA) yang menggunakan layanan kereta api di wilayah Daop 6 selama periode Januari hingga Maret. Total volume penumpang WNA yang mengakses keberangkatan dan kedatangan di seluruh stasiun wilayah Daop 6 Yogyakarta, mencapai 47.471 penumpang. Jumlah tersebut naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebanyak 44.274 penumpang.

    Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih mengatakan, bahwa tren kenaikan penumpang WNA ini menunjukkan tingkat kunjungan wisatawan asing ke Yogyakarta dan sekitarnya. Peningkatan didorong berbagai faktor antara lain kemudahan dan peningkatan layanan, peremajaan sarana, peningkatan waktu tempuh, hingga promosi yang dilakukan secara konsisten melalui berbagai platform.

    Selain itu, konektivitas kereta api ke tujuan wisata unggulan seperti Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, Malioboro, hingga Borobudur (melalui koneksi ke Magelang) menjadi nilai tambah bagi wisatawan. “Kami apresiasi kepercayaan wisatawan mancanegara yang memilih kereta api selama berwisata di Indonesia, khususnya di wilayah Daop 6. Kepercayaan ini tentu akan kami jaga dan peningkatan pelayanan tak akan berhenti,” kata Feni

    Menurutnya, Wilayah Daop 6 tidak hanya menawarkan keindahan Yogyakarta, tetapi juga Solo yang kaya akan budaya dan sejarah. Dari pesona Keraton Surakarta, Pasar Klewer, hingga sentra batik tradisional dapat dengan mudah dinikmati, termasuk ragam kuliner autentik yang ditawarkan. Keberagaman atraksi wisata inilah yang membuat Yogyakarta dan Solo menjadi magnet kuat bagi turis mancanegara.

    Feni juga menambahkan bahwa KAI terus berupaya meningkatkan pelayanan agar wisatawan dapat menikmati pengalaman perjalanan yang nyaman dan berkesan. Guna mendukung pertumbuhan ini, Daop 6 Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana, memperbaiki fasilitas di stasiun, dan memperkenalkan paket-paket perjalanan wisata berbasis kereta api, sehingga wisatawan dapat mengeksplorasi keragaman budaya dan keindahan alam Yogyakarta dan Solo dengan lebih mudah.

    “Daop 6 memperkuat fasilitas pendukung seperti layanan informasi multi bahasa serta memperluas kolaborasi dengan industri pariwisata lokal,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Jumat (2/5). 

    KAI Daop 6 Yogyakarta optimistis kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian lokal akan terus meningkat, seiring dengan terus bertumbuhnya kepercayaan wisatawan terhadap layanan kereta api di Indonesia. Tercatat, volume kepadatan penumpang wisatawan mancanegara tertinggi selama Triwulan I 2025 berturut-turut Stasiun Yogyakarta sebanyak 35.716 penumpang, Stasiun Solo Balapan sejumlah 4.925 penumpang dan Stasiun Lempuyangan 4.249 penumpang.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Sultan HB X: Pemindahan Gedung DPRD DIY demi menata wajah Kota Yogya

    Sultan HB X: Pemindahan Gedung DPRD DIY demi menata wajah Kota Yogya

    Suara rakyat kini tidak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan, tetapi berseliweran di ruang maya.

    Yogyakarta (ANTARA) – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa pemindahan Gedung DPRD DIY dari kawasan Malioboro ke Jalan Kenari merupakan bagian dari penataan wajah Kota Yogyakarta agar lebih representatif dan fungsional.

    “Bukan semata urusan teknis, melainkan sebuah langkah untuk turut menata wajah kota, memberi ruang yang lebih representatif bagi kerja-kerja legislasi, sekaligus menyelaraskan demokrasi dengan dinamika tata ruang perkotaan,” ujar Sultan saat peletakan batu pertama pembangunan gedung baru DPRD DIY di Yogyakarta, Jumat.

    Sultan menuturkan bahwa gedung lama DPRD DIY yang berlokasi di kawasan Malioboro telah menjadi saksi sejarah perjalanan demokrasi di Yogyakarta. Namun, perkembangan zaman dan kebutuhan kelembagaan menuntut hadirnya ruang baru yang lebih adaptif dan terbuka.

    Gubernur DIY berharap gedung baru lima lantai yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp293,8 miliar itu dapat menjadi “rumah demokrasi kerakyatan” yang tidak hanya berdiri sebagai bangunan fisik, tetapi juga memiliki jendela lebar terhadap aspirasi publik.

    Sultan juga mendorong DPRD DIY untuk mulai membuka kanal digital seperti data engagement platform dan media analytics yang mampu menangkap dan merespons suara masyarakat dengan cara baru.

    “Suara rakyat kini tidak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan, tetapi berseliweran di ruang maya,” tutur Ngarsa Dalem.

    Menanggapi dampak efisiensi anggaran terhadap pembangunan, Sultan menjelaskan bahwa hal tersebut tergantung pada kebijakan dan pengelolaan daerah masing-masing.

    “Kalau pusat itu ‘kan APBN. Kalau kita ada APBN dan ada APBD. Ya, kalau kita menggunakan APBD, soal efisiensi ‘kan tergantung pada daerah itu sendiri,” ujar Sultan.

    Lebih jauh Sultan menaruh harapan agar gedung DPRD yang baru bisa menjadi “Prabayasa Demokrasi”, yakni ruang mulia penjaga aspirasi, lentera kebijakan, dan simbol nilai keadaban.

    Ketua DPRD DIY Nuryadi mengatakan bahwa pembangunan gedung baru ini merepresentasikan rumah rakyat yang lebih fungsional, inklusif, dan selaras dengan semangat zaman.

    “Gedung ini adalah simbol demokrasi daerah, tempat bertemunya ide, dialog, dan aspirasi yang mewakili beragam kepentingan masyarakat,” ucap Nuryadi.

    Dijelaskan pula bahwa desain Gedung DPRD DIY dirancang dengan pendekatan holistik, memadukan aspek fisik, filosofi keistimewaan Yogyakarta, serta tata ruang yang mendukung transparansi dan partisipasi publik.

    Nuryadi turut mengajak seluruh elemen masyarakat mengawal pembangunan dengan target selesai pada bulan Desember 2026.

    “Insyaallah, gedung ini tidak hanya akan menjadi monumen pembangunan, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang,” ujarnya.

    Sementara itu, Sekretaris DPRD DIY Yudi Ismono menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan gedung baru sejak 2020 melalui kajian kawasan oleh Dinas PUP-ESDM DIY.

    Pandemi COVID-19 sempat menghambat proses tersebut. Namun, kata dia, kembali dilanjutkan pada tahun 2022 dengan penyusunan detail engineering design (DED), serta studi analisis dampak lingkungan (amdal) dan analisis dampak lalu lintas (andalalin) pada tahun 2023.

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Meninggal Dunia, Hamzah Sulaiman Dikenal sebagai Budayawan-Pengusaha

    Meninggal Dunia, Hamzah Sulaiman Dikenal sebagai Budayawan-Pengusaha

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Dunia budaya dan kuliner Yogyakarta berduka. Pendiri House of Raminten Hamzah Sulaiman atau yang dikenal dengan nama Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanoyohamidjinindya, meninggal dunia pada usia 75 tahun, Rabu (23/4/2025) pukul 22.34 WIB di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.

    Hamzah merupakan sosok ikonik yang dikenal luas sebagai tokoh budaya dan pengusaha kuliner yang nyentrik. Ia menciptakan karakter Raminten yang khas melalui pertunjukan ketoprak humor yang melekat di hati masyarakat, dan kemudian mengembangkannya menjadi konsep restoran bernuansa tradisional Jawa yang unik melalui House of Raminten.

    Tak hanya itu, almarhum juga mendirikan Hamzah Batik, sebuah pusat oleh-oleh dan batik yang menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara di kawasan Malioboro. Usahanya banyak mengangkat unsur budaya lokal dan membawanya ke panggung yang lebih luas, menjadikannya figur penting dalam pelestarian budaya Jawa modern.

    Jenazah Hamzah Sulaiman, pendiri House of Raminten disemayamkan di Rumah Duka Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ) Kasihan, Bantul. Prosesi kremasi dijadwalkan pada Sabtu (26/4/2025).

    Kepergian Hamzah Sulaiman, pendiri House of Raminten meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Yogyakarta dan para pelaku seni budaya. Warisan karyanya akan terus dikenang sebagai bagian dari identitas budaya Kota Yogyakarta.

  • Wanita Ditemukan Tewas Dalam Kamar Rumahnya di Semarang, Ada Bekas Jeratan di Lehernya – Halaman all

    Wanita Ditemukan Tewas Dalam Kamar Rumahnya di Semarang, Ada Bekas Jeratan di Lehernya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Seorang wanita ditemukan tewas di kamar rumahnya, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/4/2025).

    Hasil pemeriksaan awal ditemukan luka di kepala bagian belakang akibat benturan benda tumpul serta jeratan di leher korban.

    Temuan tersebut menguatkan dugaan ada unsur kekerasan di balik kematian korban.

    Kapolres Semarang, AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan pihaknya segera mendatangi lokasi kejadian setelah menerima laporan dari Bhabinkamtibmas dan warga setempat sekitar pukul 06.30 WIB.

    “Tim Sat Reskrim, Inafis, dan Polsek Bawen sudah melakukan olah TKP,” ungkap AKBP Ratna.

    Korban diketahui berinisial HR (50).

    Korban pertama kali ditemukan anak kandungnya sendiri, Achmad (26) saat hendak berangkat kerja.

    Dia membuka paksa kamar ibunya lantaran sebelumnya tidak kunjung dibuka meski diketuk berkali-kali.

    Achmad mengatakan, dia sempat curiga lantaran rumah dalam keadaan sepi dan tidak ada tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya pada malam sebelumnya.

    “Saya kira ibu dan bapak ke Jogja, karena ibu sempat bilang ingin jalan-jalan ke Malioboro,” kata Achmad.

    Ketua RT setempat, Suroso (54), menyampaikan bahwa tidak ada kejanggalan dalam keseharian korban.

    “Tiga hari lalu korban masih terlihat ceria, tidak ada tanda-tanda mencurigakan,” ujar dia.

    Lebih lanjut, Kapolsek Bawen, AKP Wiwid Wijayanti mengonfirmasi bahwa pihaknya langsung mensterilkan lokasi kejadian begitu menerima laporan.

    Area rumah tersebut kini dipasang garis polisi.

    “Saat ini masih dalam penyelidikan untuk menemukan pelaku,” tegas dia.

    Jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk proses autopsi guna mengungkap pasti penyebab kematian korban.

    Penulis: Reza Gustav Pradana

  • BREAKING NEWS Wanita Ditemukan Tewas di Bawen Semarang, Ada Bekas Luka Jerat Leher

    BREAKING NEWS Wanita Ditemukan Tewas di Bawen Semarang, Ada Bekas Luka Jerat Leher

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Suasana pagi di Ngancar, Desa/Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang mendadak gempar seusai ditemukannya jenazah wanita paruh baya di dalam kamar rumahnya di lingkungan tersebut, Rabu (23/4/2025).

    Dari hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh tenaga medis dari Puskemas Bawen, dr. Dian, ditemukan luka di kepala bagian belakang akibat benturan benda tumpul serta jeratan di leher korban, yang menguatkan dugaan adanya unsur kekerasan.

    Kapolres Semarang, AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan bahwa pihaknya segera mendatangi lokasi kejadian seusai menerima laporan dari Bhabinkamtibmas dan warga setempat sekitar pukul 06.30 WIB.

    “Tim Sat Reskrim, Inafis, dan Polsek Bawen sudah melakukan olah TKP,” ungkap AKBP Ratna.

    Korban diketahui berinisial HR (50), yang kali pertama ditemukan oleh anak kandungnya sendiri, Achmad (26) saat hendak berangkat kerja.

    PASANG GARIS – Polisi memasang garis di rumah yang menjadi tempat penemuan jenazah perempuan di Ngancar, Desa/Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (23/4/2025).

    Dia membuka paksa kamar ibunya lantaran sebelumnya tidak kunjung dibuka meski diketuk berkali-kali.

    Achmad mengatakan, dia sempat curiga lantaran rumah dalam keadaan sepi dan tidak ada tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya pada malam sebelumnya.

    “Saya kira ibu dan bapak ke Jogja, karena ibu sempat bilang ingin jalan-jalan ke Malioboro,” kata Achmad.

    Ketua RT setempat, Suroso (54), menyampaikan bahwa tidak ada kejanggalan dalam keseharian korban.

    “Tiga hari lalu korban masih terlihat ceria, tidak ada tanda-tanda mencurigakan,” ujar dia.

    Lebih lanjut, Kapolsek Bawen, AKP Wiwid Wijayanti mengonfirmasi bahwa pihaknya langsung mensterilkan lokasi kejadian begitu menerima laporan.

    Area rumah tersebut kini dipasang garis polisi.

    “Saat ini masih dalam penyelidikan untuk menemukan pelaku,” tegas dia.

    Jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk proses autopsi guna mengungkap pasti penyebab kematian korban. (*)

     

  • Matangkan Relokasi, Pemda dan Pemkot Yogyakarta Tunda Penutupan Parkir Abu Bakar Ali

    Matangkan Relokasi, Pemda dan Pemkot Yogyakarta Tunda Penutupan Parkir Abu Bakar Ali

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkaitan dengan penutupan parkir Abu Bakar Ali atau ABA yang ada di sisi utara Malioboro untuk menyiapkan lokasi parkir sementara sembari mematangkan solusi jangka panjang. Terlebih penutupannya diundur karena kontrak sewa pengelolaan asetnya perpanjang sampai 28 April 2025.

    “Pak Wali dan sebagainya kan sudah koordinasi. Misalnya di TKP Abu Bakar Ali itu ada 100 juru parkir, maka akan hilang. Yang penting itu mereka tidak ditelantarkan sehingga bisa beralih di parkir Mandala Krida (sementara), Terminal Giwangan dan sebagainya,” ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa, (15/4/2025).

    Sri Sultan mengatakan pemerintah tengah menyiapkan beberapa lokasi untuk merelokasi parkir beserta juru parkirnya baik lokasi yang bersifat permanen maupun yang bersifat sementara. Tempat relokasi permanen yang tengah disiapkan yaitu Terminal Giwangan dan tempat parkir Ketandan, sementara lokasi parkir sementara ada di Stadion Mandala Krida.

     

    “Kita buka parkir juga di stadion Mandala Krida, itu bukan permanen, tetapi yang penting diopeni jangan ditelantarkan. Itu orang Yogya juga, mereka butuh makan, sekeluarga jangan ditelantarkan. Jika dipindahkan di Ketandan, orang berapa yang harus pindah di sana. Tetapi itu permanen, kan gitu. Nanti yang di terminal Giwangan, kalau sudah dibuka itu permanen, jadi berapa,” ungkapnya.

    Soal nasib para pedagang dalam penutupan parkir Abu Bakar Ali ini Sri Sultan menyatakan tidak mengetahui asal-usulnya, sebab sejak awal tempat parkir ABA dikhususkan sebagai lokasi parkir. Menurut Sultan keberadaan pedagang di tempat parkir ABA ini justru dipertanyakan, terlebih kalau mereka juga meminta difasilitasi di lahan baru.

    “Yang suruh siapa? Ya saya nggak tahu, karena itu di maintenance sama Pemkot. Ya, nanti kita cari pemecahan, tetapi kita harus bicara sama Pemkot. Jika modelnya seperti ini tidak akan pernah selesai semua. Tempat parkir tapi dimasuki pedagang. Akhirnya kan tidak bertanggung jawab, tetapi saya yang disuruh tanggung jawab,” tegasnya. 

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Wiyos Santoso mengatakan sesuai arahan Gubernur DIY kepada Wali Kota Yogyakarta untuk di selesaikan bersama dengan Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta sedang mempersiapkan alternatif relokasi pedagang ABA yang berlokasi di Babadan/Batikan dengan kapasitas daya tampung pedagang sebanyak 168 kios.

    “Rencananya para pedagang setelah pindah ke lokasi tersebut di kurasi Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta agar di tempatkan sesuai dengan jenis dagangannya. Kurasi pedagang yang ada di ABA baru sempat dilakukan hari ini supaya data seluruh pedagang yang ada di sana lengkap. Kurasi ini akan lebih memudahkan dalam menempatkan lokasi pedagang sesuai jenis dagangan,” tandasnya.

    Soal juru parkir, Wiyos menyebut jika Dishub Kota Yogyakarta sedang mengidentifikasi lokasi parkir baik yang di badan jalan atau di lokasi khusus parkir untuk menampung jukir ABA. Nantinya kalau proses kurasi pedagang maupun jukir selesai maka ada lokasi alternatif relokasi. Diharapkan bangunan ABA dapat dibongkar dan dipindahkan ke lokasi sementara di Parkir Ketandan pada 28 April 2025 nantinya.

    Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo berkomitmen mengikuti arahan Gubernur DIY terkait rencana relokasi juru parkir dan penataan kawasan TKP ABA. Pihaknya tengah memetakan dan menyiapkan empat titik strategis yang akan dijadikan kantong parkir sementara. “Saya mengikuti apa yang menjadi arahan Ngarsa Dalem supaya kita itu empati, terus betul-betul mengurus orang-orang yang akan direlokasi. Kami memulai menyiapkan tempat-tempat yang sebelumnya mungkin tidak produktif, akan kami ubah menjadi produktif. Contohnya Terminal Giwangan, itu kan selama ini lahan tidur,” terbangnya.

    Pemkot Yogyakarta melihat ada potensi di lokasi lain yang dapat dimanfaatkan, seperti di kawasan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Kota Yogyakarta (PASTY) sebelah barat dan ruko-ruko kosong di Terminal Giwangan yang kondisinya masih bagus. Dalam penataan ini, Pemkot tidak hanya fokus pada urusan parkir, tetapi juga ingin menciptakan kawasan terpadu yang strategis serta membuka lapangan pekerjaan baru.

    Mengenai penataan pedagang, Hasto menjelaskan hal tersebut berada di bawah koordinasi Pemda DIY. Sementara soal pemanfaatan lahan setelah relokasi penutupan parkir Abu Bakar Ali, pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut karena kepemilikan tanah bukan berada di bawah kewenangan Pemkot Yogyakarta.

  • Ribuan Wisatawan Serbu Malioboro Saat Libur Panjang Paskah

    Ribuan Wisatawan Serbu Malioboro Saat Libur Panjang Paskah

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Libur panjang Paskah menjadi momen yang dimanfaatkan ribuan wisatawan untuk menyerbu kawasan Malioboro, Yogyakarta. Suasana ikonik Malioboro dipadati pengunjung dari berbagai daerah yang tidak hanya ingin menikmati pesona romantis Kota Gudeg, tetapi juga berburu oleh-oleh khas Yogya.

    Oleh-oleh favorit, seperti bakpia dan aneka pakaian batik menjadi incaran utama wisatawan. Selain berbelanja, pengunjung juga ramai mengabadikan momen liburan dengan berfoto mengenakan baju adat Jawa bersama keluarga di sepanjang trotoar Malioboro.

    “Sengaja datang untuk menikmati keindahan kota Yogya, kita sudah tiga hari di sini,” ujar Muhammad Sidiq, wisatawan asal Lampung kepada Beritasatu.com saat menikmati libur panjang Paskah di Malioboro, Sabtu (19/4/2025).

    Tingginya antusiasme wisatawan tidak hanya memadati trotoar dan pusat oleh-oleh, tetapi juga menyebabkan kepadatan lalu lintas di sepanjang Jalan Malioboro. Deretan kendaraan pribadi berpelat luar kota, bus Trans Jogja, hingga angkutan tradisional, seperti becak dan delman terlihat memenuhi jalur utama kawasan wisata legendaris ini.

    Libur panjang Paskah memang menjadi salah satu momen favorit untuk berlibur ke Yogyakarta, terutama bagi para pecinta suasana budaya dan belanja oleh-oleh khas di Malioboro.