Tempat Fasum: Malioboro

  • Ramai-Ramai ke Juwara Pedas, Kuliner Baru di Yogyakarta Sajikan Iga Ganas dan Koyor Nyonyor

    Ramai-Ramai ke Juwara Pedas, Kuliner Baru di Yogyakarta Sajikan Iga Ganas dan Koyor Nyonyor

    Liputan6.com, Yogyakarta – Bagi penyuka pedas, ada kabar bagus yang tak boleh terlewatkan. Satu resto penyedia masakan pedas di pusat kota, telah hadir melengkapi destinasi wisata kuliner di Yogyakarta. Namanya Juwara Pedas yang beralamat di Jalan Pajeksan No 65/59 Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta.

    Sejak Sabtu (15/12/2025), Juwara Pedas telah mulai grand opening dan bisa dikunjungi masyarakat dan pecinta kuliner pedas. Menu yang dihadirkan beragam. Mulai dari daging sapi, ayam, hingga ikan laut. Harganya pun sangat terjangkau dan ramah di kantong.

    Selama sebulan masa grand opening, pengelola memberikan tawaran menarik hingga 15 Maret 2025 mendatang dengan “Promo Free Refill Nasi Putih dan Teh Sepuasnya.” Deretan menu-menu yang menggoda lidah pun siap menyambut konsumen diantaranya Iga Ganas dengan harga Rp 30 ribu, Koyor Nyonyor Rp 25 ribu, Cumi Granat Rp 25 ribu, Ayam Beringas Rp 25 ribu serta Cakalang Nendang.

    Harga tersebut bisa didapatkan selama masa promo. Sedangkan bagi yang tidak suka pedas, tersedia menu ayam goreng dan sop iga sapi. Harga setiap menu di Juwara Pedas yang sangat terjangkau, semakin lengkap dengan adanya menu paket.

    Wahyu Karnadijaya, Manajer Juwara Pedas, menyebutkan, kehadiran resto ini diharapkan memberi warna baru khususnya untuk pecinta pedas di Yogyakarta.

    “Kalau kita ngomong kuliner, di setiap tempat kan banyak orang yang suka dengan masakan pedas. Di restoran-restoran biasa, yang tersaji sebatas pedas biasa saja. Tapi jika menyantap di Juwara Pedas, tingkat kepedasannya terasa lebih dari resto lain yang selama ini menyediakan masakan pedas. Karena kehadiran kami ini untuk memberikan warna khusus bagi pecinta pedas,” kata Wahyu.

    Kehadirannya yang berada di kawasan wisata Malioboro, sangat memudahkan bagi para wisatawan untuk menjangkaunya. Bahkan, keberadaannya pun sekaligus tak jauh dari pusat oleh-oleh Patuk.

    “Kami telah siapkan secara khusus menu spesial unggulan kami yaitu Iga Ganas dan Koyor Nyonyor. Dua menu spesial ini kami suguhkan bagi pecinta kuliner penyuka iga dan koyor dengan cita rasa super pedas,” terang Wahyu.

    Wahyu tak menampik grand opening yang berdekatan dengan datangnya  Ramadan juga akan dimanfaatkan untuk menyediakan tempat bagi siapa saja yang akan berbuka puasa bersama.

    Jika selama ini konsumen biasanya harus merogoh kocek Rp 60 ribu untuk bisa bukber, di Juwara Pedas bisa puas hanya dengan Rp 50 ribuan. Harga itu sudah bisa dapat paket lengkap terdiri minuman, makanan dan free refil nasi. Jadi ini cukup menarik untuk pecinta kuliner pedas saat bukber,” sambungnya.

     

  • Pendapatan Pasar Wates Kediri 2024 Lampaui Target, Revitalisasi Sukses Dongkrak Jumlah Pengunjung

    Pendapatan Pasar Wates Kediri 2024 Lampaui Target, Revitalisasi Sukses Dongkrak Jumlah Pengunjung

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kediri mencatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pasar Wates pada tahun 2024 mencatat hasil yang menggembirakan dengan realisasi mencapai Rp 600 juta. Jumlah tersebut melampaui target awal sebesar Rp 300 juta. 

    Keberhasilan ini menjadi dorongan bagi Disdagin untuk meningkatkan target PAD tahun 2025 menjadi Rp 700 juta.  

    Kepala Disdagin Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih mengungkapkan bahwa capaian ini berasal dari berbagai sektor, seperti retribusi kios, stand, lapak-lapak, parkir, dan sampah.

    Dari sektor retribusi pasar saja, pemasukan yang diperoleh mencapai Rp 168 juta, sementara retribusi sampah memberikan kontribusi sebesar Rp 200 juta.  

    “PAD ini bersumber dari retribusi pedagang yang berjualan di kios dan lapak, parkir pengunjung, serta retribusi sampah. Peningkatan signifikan pada 2024 menjadi pijakan untuk pengelolaan yang lebih baik di tahun depan,” kata Tutik, Selasa (11/2/2025).  

    Saat ini, Pasar Wates memiliki 450 unit lapak dan los, ditambah dengan sekitar 100 pedagang dari sektor UMKM dan kuliner malam, sehingga total pedagang yang beraktivitas di pasar ini mencapai 500 orang.

    Pemerintah juga telah menerapkan sistem e-parking untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas pengelolaan pasar.  

    Dalam kebijakan terbaru, tarif retribusi lapak mengalami penyesuaian. Jika sebelumnya tarif dihitung berdasarkan luas dengan nominal Rp 500 per hari, maka dalam aturan terbaru, pedagang yang menempati lapak berukuran 3 x 2 meter dikenakan retribusi Rp 3.000 per hari, dengan pengecualian bagi mereka yang tidak berjualan.

    “Alhamdulillah dengan suasana pasar wates yang semakin ramai saat ini bisa terus memberikan multiplayer effect bagi masyarakat Kediri,” ungkapnya. 

    Sementara itu, revitalisasi area depan Pasar Wates juga turut mendongkrak jumlah pengunjung. Nugroho, salah satu pedagang di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kehadiran pedestrian seperti Malioboro Yogyakarta di depan pasar membuat kawasan ini semakin ramai.

    “Dulu pengunjung tidak menentu, kadang ramai, kadang sepi. Namun, setelah area depan ditata ulang, sekarang lebih banyak orang datang. Ada yang sekadar jalan-jalan, mengajak anak bermain, atau menikmati kuliner khas di sini,” jelasnya.  

    Tak hanya menawarkan beragam produk makanan dan minuman, Pasar Wates juga menghadirkan hiburan seni di malam hari, yang semakin memperkuat daya tariknya sebagai destinasi wisata. Kehadiran pertunjukan seni ini bahkan menarik perhatian pengunjung dari luar Kecamatan Wates.  

    “Kami berharap agar fasilitas pendukung, seperti area parkir dan kebersihan terus diperbaiki guna memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan meningkatkan daya saing pasar sebagai pusat ekonomi dan wisata lokal,” ungkapnya.

  • Pasca Kericuhan Demo di Malioboro, Belum Ada Pelaku yang Diamankan
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        10 Februari 2025

    Pasca Kericuhan Demo di Malioboro, Belum Ada Pelaku yang Diamankan Yogyakarta 10 Februari 2025

    Pasca Kericuhan Demo di Malioboro, Belum Ada Pelaku yang Diamankan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Pasca kericuhan demo di
    Malioboro
    Polisi belum mengamankan pelaku yang terlibat dalam kericuhan, Jumat (7/2/2025).
    “Jadi setelah kericuhan perlu kami informasikan sampai dengan saat ini kami Polresta Yogyakarta tidak mengamankan satu orangpun pasca kejadian itu,” kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Sujarwo, Senin (10/2/2025).
    Jarwo sapaan akrabnya menambahkan pihaknya juga belum menerima aduan masyarakat atau laporan polisi terkait adanya korban kekerasan.
    “Kalau penyelidikan pasti itu (dilakukan), kan potensi konflik sosial. Masih jalan tapi belum menerima laporan dari mereka yang merasa dirugikan,” katanya.
    Disinggung berapa saksi yang diperiksa ia juga mengatakan yang hal sama. Pihaknya belum memeriksa saksi-saksi.
    Pemeriksaan baru sebatas pencarian informasi terkait kericuhan antara pendemo dengan orang yang tak dikenal.
    “Sama sekali belum ada yang kita mintai keterangan. Mencari informasi belum melakukan pemeriksaan,” kata dia.
    Sebelumnya, aksi demonstrasi yang digelar oleh eks pedagang
    Teras Malioboro
    2 di depan DPRD DIY berakhir ricuh setelah sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba menyerang massa aksi, Jumat (7/2/2025).
    Kelompok tersebut merangsek masuk ke dalam barisan demonstran, memicu bentrokan di tengah aksi. Mereka tampak kesal dengan demonstrasi yang berlangsung terlalu lama dan menutup akses jalan di kawasan Malioboro.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekomendasi Spot Foto Hits Instagramable di Kawasan Malioboro

    Rekomendasi Spot Foto Hits Instagramable di Kawasan Malioboro

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Malioboro, Yogyakarta bukan hanya surga bagi para pencinta belanja dan kuliner, tetapi juga menjadi tempat favorit bagi wisatawan yang ingin mengabadikan momen dengan latar yang Instagramable.

    Kawasan ini memiliki banyak spot foto menarik yang sayang untuk dilewatkan. Berikut beberapa lokasi foto hits di Malioboro yang wajib dikunjungi.

    1. Jalan Malioboro dengan Nuansa Ikonik

    Jalan Malioboro merupakan spot foto wajib yang menyajikan nuansa khas Yogyakarta. Dengan deretan bangunan klasik, lampu jalan yang khas, serta aktivitas pedagang kaki lima, foto di sini akan memberikan kesan Yogyakarta yang sangat kuat.

    Cobalah berfoto di trotoar dengan latar belakang kendaraan tradisional seperti becak atau andong yang melintas. Ini adalah cara sempurna untuk menangkap atmosfer kota yang kental dengan budaya.

    2. Titik Nol Kilometer Yogyakarta

    Titik Nol Kilometer Yogyakarta adalah tempat pertemuan beberapa jalan utama yang dikelilingi oleh bangunan bersejarah, seperti Benteng Vredeburg, Istana Jogja (Gedung Agung), dan Gedung Bank Indonesia. 

    Pada malam hari, lampu-lampu yang menyinari area ini menciptakan suasana dramatis yang cocok untuk foto malam hari yang memukau.

    3. Plang Malioboro dan Kursi Taman

    Sepanjang jalan Malioboro, terdapat beberapa plang bertuliskan “Malioboro” yang menjadi spot foto populer bagi wisatawan. 

    Selain itu, kursi-kursi taman yang tersebar di sekitar area ini bisa menjadi properti foto menarik, terutama saat senja. Dengan cahaya matahari sore yang lembut, foto-foto yang dihasilkan akan terasa sangat Instagramable.

    4. Terowongan Stasiun Tugu Yogyakarta

    Terowongan bawah tanah yang ada di dalam Stasiun Tugu Yogyakarta menawarkan desain modern dengan pencahayaan artistik yang memikat. 

    Banyak wisatawan yang mengabadikan momen di sini karena suasananya yang unik dan Instagramable. Pencahayaan yang dramatis di terowongan ini cocok untuk foto dengan nuansa urban yang menarik.

    5. Benteng Vredeburg

    Benteng Vredeburg adalah situs bersejarah peninggalan kolonial yang menawarkan latar foto bergaya klasik dengan nuansa sejarah. Tembok putih dan lorong-lorong di dalam benteng sering menjadi lokasi favorit bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan gaya ala tempo dulu. 

    Benteng ini juga sering digunakan sebagai latar untuk foto pre-wedding atau sekadar berfoto dengan latar belakang sejarah Yogyakarta.

    6. Pasar Beringharjo

    Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional yang tak hanya menjadi tempat berburu batik dan oleh-oleh khas Yogyakarta, tetapi juga menawarkan sudut-sudut menarik untuk foto. 

    Warna-warni kain batik yang dipajang di kios-kios pedagang dan aktivitas para pedagang yang sibuk memberikan latar yang unik dan otentik untuk berfoto.

    Jika berencana mengunjungi Malioboro, jangan lupa membawa kamera atau ponsel dengan baterai penuh agar bisa mengabadikan setiap momen. Selain itu, pastikan untuk tetap menjaga kebersihan dan ketertiban di setiap lokasi. Jadi, spot foto mana yang ingin kamu kunjungi terlebih dahulu?

  • Pasca Kericuhan Demo di Malioboro, Belum Ada Pelaku yang Diamankan
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        10 Februari 2025

    Demo Eks Pedagang Teras Malioboro 2 Ricuh, Diserang Kelompok Tak Dikenal Yogyakarta 7 Februari 2025

    Demo Eks Pedagang Teras Malioboro 2 Ricuh, Diserang Kelompok Tak Dikenal
    Tim Redaksi
     
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Aksi demonstrasi yang digelar oleh eks pedagang Teras Malioboro 2 di depan DPRD DIY berakhir ricuh setelah sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba menyerang massa aksi, Jumat (7/2/2025).
    Kelompok tersebut merangsek masuk ke dalam barisan demonstran, memicu bentrokan di tengah aksi.
    Mereka tampak kesal dengan demonstrasi yang berlangsung terlalu lama dan menutup akses jalan di kawasan Malioboro.
    “Bubar, bubar, kene ya golek mangan (kita juga cari makan),” ujar salah seorang dari kelompok tersebut.
    “Massa ra sepiro wae nutup dalan (massa tidak seberapa saja menutup jalan),” timpal lainnya.
    Polisi Bubarkan Kericuhan, Massa Aksi Diminta Masuk ke DPRD
    Melihat ketegangan yang terjadi, aparat kepolisian dan Satpol PP langsung turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok.
    Polisi meminta massa aksi untuk masuk ke halaman DPRD DIY agar bentrokan tidak semakin meluas, sementara kelompok tak dikenal tersebut dihalau keluar area dan diarahkan ke Jalan Perwakilan.
    Sebelumnya, aksi demonstrasi ini telah berlangsung sejak pukul 14.00 WIB dengan tuntutan utama para eks pedagang Teras Malioboro 2 agar bisa kembali berjualan di selasar Malioboro.
    Hingga kini, pihak kepolisian masih berjaga di lokasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nikmatnya Sate Kere Beringharjo, Kuliner Legendaris Khas Yogyakarta

    Nikmatnya Sate Kere Beringharjo, Kuliner Legendaris Khas Yogyakarta

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Apabila berkunjung ke kawasan Malioboro, Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner khas yang sudah melegenda, yaitu satai atau sate kere Beringharjo.

    Meski nama “kere” dalam bahasa Jawa berarti “miskin,” rasa sate ini sama sekali tidak murahan. Bahkan, sate kere menjadi salah satu kuliner favorit baik bagi wisatawan maupun warga lokal karena kelezatannya yang unik dan harganya yang terjangkau.

    Satai atau sate kere terbuat dari koyor, yaitu bagian otot atau lemak sapi yang dibumbui dengan rempah-rempah khas dan dibakar hingga mengeluarkan aroma yang menggugah selera. 

    Saat disajikan, kuliner satu ini biasanya dilengkapi dengan bumbu kacang gurih-manis dan disajikan dengan lontong atau nasi. Beberapa penjual juga menambahkannya dengan pilihan sate jeroan sapi, daging sapi, atau ayam sebagai pendamping.

    Salah satu tempat terkenal untuk menikmati sate kere adalah di sekitar Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Salah satu penjual legendaris adalah sate kere Mbah Sudinem. Kini berusia 73 tahun, Mbah Sudinem sudah berjualan di pasar Beringharjo sejak usia 15 tahun.

    “Sudah lama sejak saya belum punya bojo (suami), sudah jualan sejak dahulu. Awalnya jualan buah, tetapi yang paling terkenal itu sate koyor (kere), sate ayam, sate daging sapi. Koyor itu bagian otot sapi, dahulu membeli daging itu rasanya mahal, tetapi koyor lebih murah,” ujarnya mengenang saat ditemui Beirtasatu.com belum lama ini.

    Selain cita rasanya yang khas, suasana sederhana dan klasik di sekitar pasar semakin menambah pengalaman makan yang autentik. Satai atau sate kere ini merupakan bagian dari sejarah kuliner masyarakat Yogyakarta, yang sejak zaman dahulu telah menjadi makanan rakyat.

    Salah seorang pembeli asal Tangerang, Banten, Kusumo, mengaku sengaja membeli sate kere di Beringharjo karena kerinduannya akan masa lalu saat masih tinggal di Jogja.

    “Dahulu saya kecil di Jogja, dari SD sampai kuliah di sini, sering ke pasar belanja sama orang tua. Kangen dengan sate kere ini. Kalau ke Malioboro, pasti sempatkan makan sate kere. Rasanya tetap enak, dan yang jelas murah,” ujar Kusumo.

    Dibandingkan dengan sate daging pada umumnya, sate kere jauh lebih murah namun tetap lezat. Harga sate kere di Beringharjo ini mulai dari Rp 3.000 per tusuk, dengan ukuran sate yang cukup besar.

    Jika Anda sedang berada di Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Pasar Beringharjo dan mencicipi satai atau sate kere yang legendaris ini. Selain menikmati kelezatannya, juga turut melestarikan salah satu warisan kuliner khas Nusantara.

  • Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 01 Februari 2025 – 18:46 WIB

    Elshinta.com – PT KAI Daop 6 Yogyakarta menerapkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 menggantikan Gapeka sebelumnya mulai 1 Februari 2025. Pada penerapannya, penyesuaian-penyesuaian terhadap perjalanan KA akan dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.

    Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan perubahan Gapeka 2025 merupakan bagian dari upaya KAI dan DJKA Kemenhub untuk meningkatkan keselamatan, keandalan prasarana dan sarana, kecepatan perjalanan, serta kapasitas angkut.

    “Salah satu peningkatan layanan terdapat di Stasiun Wates dimana pada penerapan Gapeka 2025 akan lebih banyak KA berhenti di stasiun tersebut. Ada tambahan 5 KA yang berhenti di Stasiun Wates pada Gapeka 2025 ini, sehingga total KA yang berhenti di Wates untuk naik turun penumpang sebanyak 20 KA,” ujar Krisbiyantoro.

    Krisbiyantoro merinci tambahan KA yang berhenti di Stasiun Wates mulai 1 Februari 2025 diantaranya adalah:

    1. KA Wijaya Kusuma relasi Ketapang – Wates – Cilacap pp
    2. KA Jayakarta relasi Surabaya Gubeng – Wates – Pasarsenen pp
    3. KA Kertanegara relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    4. KA Malioboro Ekspres relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    5. KA Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi – Wates – Cilacap pp (Fakultatif)

    Dengan adanya tambahan KA tersebut kini semakin banyak pilihan kereta api yang bisa digunakan untuk menuju ke Wates atau sebaliknya sehingga tingkat mobilitas orang di wilayah tersebut juga akan meningkat.

    Krisbiyantoro mengatakan bahwa Stasiun Wates memiliki peran strategis sebagai salah satu akses utama bagi wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi unggulan di Kulon Progo, seperti Pantai Glagah, Waduk Sermo, dan kawasan wisata lainnya.

    ““Penambahan jumlah kereta api yang berhenti di Stasiun Wates merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi bagi masyarakat dan wisatawan. Dengan adanya lebih banyak pilihan perjalanan, diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kulon Progo,” ungkap Krisbiyantoro.

    Selain penambahan KA KA yang berhenti di Stasiun Wates, Gapeka 2025 juga membawa peningkatan pada kapasitas angkut KA. Secara keseluruhan untuk KA KA Daop 6 kapasitas tempat duduk yang disediakan pada Gapeka 2025 yaitu sebanyak 13.604 tempat duduk. Meningkat dibandingkan Gapeka sebelumnya sebanyak 12.300 tempat duduk.  

    Kemudian juga terdapat perubahan jadwal beberapa KA dari Stasiun Wates pada penerapan Gapeka 2025 per 1 Februari 2025 ini, baik maju atau mundur jam keberangkatannya. 

    “Oleh karenanya kami mengimbau kepada calon pelanggan untuk memeriksa kembali jadwal keberangkatan KA yang tertera pada tiket. Jadwal keberangkatan tersebut sudah disesuaikan dengan Gapeka 2025, serta luangkan waktu yang cukup saat tiba di stasiun,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Sabtu (1/2).

    Sumber : Radio Elshinta

  • Malioboro Jadi Tujuan Wisata Andalan di Yogyakarta Saat Momen Libur Panjang

    Malioboro Jadi Tujuan Wisata Andalan di Yogyakarta Saat Momen Libur Panjang

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Pada momen libur panjang Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek 2025, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan dari berbagai penjuru Tanah Air. Kawasan Malioboro, yang menjadi ikon wisata Yogyakarta, mulai ramai dikunjungi wisatawan.

    Sejumlah wisatawan terlihat memadati pertokoan dan pusat perbelanjaan di sekitar Malioboro. Mereka berbelanja berbagai macam barang, mulai dari oleh-oleh khas Yogyakarta seperti batik, pernak-pernik, hingga makanan tradisional.

    Kondisi ini semakin ramai terutama menjelang sore hingga malam hari, dengan wisatawan menikmati suasana malam Malioboro yang khas dengan keindahan lampu-lampu kota dan hiburan jalanan.

    Bagi para wisatawan, Yogyakarta dikenal sebagai destinasi yang nyaman, ramah, dan penuh kehangatan. Kota ini menawarkan kombinasi budaya, sejarah, dan keramahan yang sulit ditemukan di tempat lain.

    Salah seorang wisatawan yang berasal dari Pulau Sumatera Akbar, mengaku puas menikmati liburan saat berkunjung ke Yogyakarta.

    “Buat saya, Yogyakarta ini tempatnya sangat enak dan nyaman. Saya memang sengaja datang ke sini untuk menikmati suasana dan menghabiskan waktu liburan,” ujar Akbar kepada Beritasatu.com, Minggu (26/1/2025).

    Tidak hanya dipenuhi oleh pejalan kaki, kawasan Malioboro juga terlihat dipadati kendaraan pribadi yang didominasi oleh kendaraan berpelat nomor luar daerah. Kemacetan di sekitar kawasan ini menjadi pemandangan yang cukup lumrah saat musim liburan panjang.

    Menurut prediksi, jumlah wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta, khususnya Malioboro, akan terus meningkat hingga puncaknya pada hari Rabu (29/1/2025).

    Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta, khususnya kawasan Malioboro tetap menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang tak pernah kehilangan daya tariknya, terutama di momen libur panjang seperti saat ini.

  • Merokok di Sepanjang Malioboro, Denda Rp 7,5 Juta Menanti

    Merokok di Sepanjang Malioboro, Denda Rp 7,5 Juta Menanti

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Malioboro menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi para wisatawan yang sedang berlibur di Yogyakarta. Meski demikian ada aturan baru yang harus dipatuhi jika berkunjung di kawasan Malioboro, terutama bagi para perokok, mengingat tempat tersebut merupakan kawasan bebas asap rokok. Aturan baru ini menyebutkan mereka yang merokok di Malioboro akan dikenai sanksi denda Rp 7,5 juta.

    Pada 2025 ini Pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan sanksi tegas terhadap para pelanggar, khususnya bagi pelaku usaha jasa pariwisata di kawasan Malioboro. Satpol PP Kota Yogyakarta telah memberikan edukasi dan sosialisasi terkait larangan merokok di kawasan Malioboro mulai 2017 lalu.

    Jika nantinya diulangi akan mendapatkan sanksi tegas berupa denda hingga Rp 7,5 juta atau kurungan maksimal 1 bulan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2017.

    “Pada 2025 kami bersama dengan tim akan menyosialisasikan. Paling tidak pada Januari ini kami akan bergerak,” kata Kepala Dinas Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat kepada Beritasatu.com, Kamis (23/1/2025).

    Langkah penegakan ini dilakukan setelah melihat tingginya jumlah pelanggar sepanjang 2024 yang tercatat mencapai 4.000 kasus. Sebagian besar pelanggar merupakan wisatawan, sementara lima persennya adalah pelaku usaha wisata di Malioboro seperti pegawai toko, tukang becak, kusir andong dan lainnya.

    “Bersama Dinkes nanti Satpol PP bisa menyosialisasikan terkait dengan perda perwal atau sanksi sehingga nanti pada tahap berikutnya kami akan melakukan yustisi. Kami akan koordinasi dengan Pengadilan Negeri Yogyakarta jika memang diperlukan ya sidang di tempat,” jelas Octo Noor Arafat.

    Dengan sosialisasi dan edukasi yang sudah dilakukan terkait larangan merokok di Malioboro terhadap pelaku usaha wisata, nantinya dapat menjadi agen perubahan bagi wisatawan yang merokok di kawasan Malioboro.

    Hal ini menjadi pro kontra bagi para pelaku usaha dan wisatawan karena ada yang mengetahui dan tidak terkait peraturan larangan merokok di kawasan Malioboro.

    Sanksi sebesar Rp 7,5 juta dianggap terlalu besar dan berat terutama bagi para pelaku usaha wisata.

    “Bagus sebenarnya biar bebas asap rokok terus diberi tempat untuk merokok, keberatan juga sanksinya banyak nominalnya soalnya, diingatkan saja,” ujar Setiawan, karyawan toko.

    Sebagai solusi, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan tiga lokasi tempat merokok di Malioboro, yaitu di daerah Abu Bakar Ali, utara Plaza Malioboro, dan lantai tiga Pasar Beringharjo.
     

  • 3
                    
                        GOR Kridosono Dikembalikan ke Keraton Yogyakarta, Bakal Dijadikan Area Hijau
                        Yogyakarta

    3 GOR Kridosono Dikembalikan ke Keraton Yogyakarta, Bakal Dijadikan Area Hijau Yogyakarta

    GOR Kridosono Dikembalikan ke Keraton Yogyakarta, Bakal Dijadikan Area Hijau
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Perumda Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Tirtamarta menyerahkan kembali aset berupa GOR Kridosono kepada Keraton Yogyakarta.
    Penghageng Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi, mengatakan, setelah GOR Amongrogo dikembalikan ke Keraton Yogyakarta, pihaknya akan melakukan penataan kawasan itu.
    Putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono X ini menuturkan, kawasan Kridosono akan diubah menjadi
    green area
    atau kawasan hijau.
    “Kami akan menjadikan kawasan Kridosono sebagai kawasan hijau yang diharapkan akan mengurai kepadatan wisatawan di kawasan Malioboro,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).


    GKR Mangkubumi menjelaskan, perencanaan ini juga untuk mendukung pedestrian di kawasan Malioboro dan Kotabaru.
    “Jadi di tengah kota tidak terlalu banyak bangunan. Namun, saya belum tahu bentuknya seperti apa, tapi yang jelas akan menjadi kawasan hijau,” ungkap dia.
    Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Keraton Yogyakarta karena selama ini telah memercayakan pengelolaan GOR Kridosono kepada PDAM Tirtamarta.
    “Dengan pengembalian aset ini, pengelolaan GOR Kridosono sepenuhnya akan dilakukan oleh Keraton Yogya,” katanya.
    Pihaknya berharap, dengan pengembalian aset milik Keraton Yogya ini, pengelolaan GOR Kridosono akan lebih berdaya guna ke depannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.