Tempat Fasum: lumbung pangan

  • 2 Misi Ini Mau Dibawa Hashim Djojohadikusumo di COP 29

    2 Misi Ini Mau Dibawa Hashim Djojohadikusumo di COP 29

    Jakarta

    Hashim Djojohadikusumo, CEO Arsari Group ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Indonesia Head of Delagation (Ketua Delegasi Indonesia) di COP29. Hashim punya dua misi utama yang bakal disuarakan di pertemuan internasional soal perubahan iklim dan lingkungan tersebut.

    Pertemuan Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change atau COP 29 UNFCCC tahun ini akan diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada 11-22 November 2024. Hashim akan memimpin sekitar 570 orang delegasi dari Indonesia yang terdiri dari perwakilan swasta, pemerintah, hingga LSM.

    Dalam catatan detikcom, Hashim pernah memaparkan dua misi utama yang mau disampaikan dalam COP 29. Pertama, dia akan menepis isu-isu penggundulan hutan atau deforestasi yang disebut kerap terjadi di Indonesia. Utamanya tudingan deforestasi karena proyek lumbung pangan alias food estate yang dijalankan pemerintah Indonesia.

    “Kami mau menangkis beberapa tuduhan-tuduhan mengenai deforestasi. Seolah-olah food estate itu akan menghancurkan, seolah-olah ya. Dan pemerintah Indonesia tidak setuju itu. Kita bisa bikin kawasan food estate tapi juga menjaga lingkungan hidup sekaligus,” kata Hashim saat berkunjung ke kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024) yang lalu.

    Selain itu, Hashim juga mau membawa misi untuk memperkenalkan program pengelolaan karbon di Indonesia, mulai dari perdagangan karbon atau carbon trading hingga urusan program tangkap dan simpan karbon atau bekennya disebut Carbon Capture and Storage (CCS).

    Hashim juga dijadwalkan bakal membuka Paviliun Indonesia juga dalam ajang COP 29. Nantinya, di Paviliun Indonesia akan diadakan banyak forum diskusi hingga pertemuan dengan sejumlah tamu global.

    Ini menjadi ajang soft diplomacy bagi Indonesia dalam rangka memerangi dampak perubahan iklim dan mengupayakan keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Ini juga menjadi penegasan peran Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim di dunia.

    (hal/rrd)

  • Sawah Menyusut 1 Juta Ha dalam 10 Tahun

    Sawah Menyusut 1 Juta Ha dalam 10 Tahun

    Jakarta” Visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan penuh tantangan. Salah satu persoalannya adalah lahan yang semakin terbatas.
     
    Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, lahan persawahan di Indonesia terus menyusut.
     
    “Sepuluh tahun terakhir sawah berkurang hampir satu juta hektare,” ujar pria yang akrab disapa Zulhas dalam Rapat Koordinasi Nasional dengan Pemerintah Daerah di Sentul, Bogor, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 8 November 2024.
     
    Penyusutan tersebut, ungkap Zulhas, disebabkan oleh alih fungsi lahan. Baik untuk perumahan ataupun industri.
     

     

    Cetak sawah baru

    Untuk mencapai target swasembada, Zulhas mengaku tidak punya pilihan lain selain mencetak sawah baru. Untuk lokasinya, ia memastikan di luar Jawa. “Kalau andalkan Jawa, Sumatra, sulit,” tukas dia.
     
    Salah satu lokasi yang dianggap punya potensi besar untuk menjadi lumbung pangan adalah Papua. Saat ini Papua, khususnya Merauke, dinilai punya kondisi tanah yang cukup baik untuk persawahan.
    “Kita punya masa depan, Papua Merauke,” kata dia. Sementara untuk Jawa dan Sumatra, yang bisa dilakukan adalah optimalisasi.
     
    Di hadapan jajaran kepala daerah, Zulhas meminta dukungan untuk merealisasikan target swasembada pangan pada 2028. Mengingat kepala daerah yang memiliki wilayah.
     
    “Untuk mencapai swasembada, tergantung kita semua,” ucap Zulhas.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • RI-Singapura hasilkan lima kerja sama soal pertahanan hingga energi

    RI-Singapura hasilkan lima kerja sama soal pertahanan hingga energi

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Singapura melalui pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, menghasilkan lima sektor kerja sama mulai dari bidang pertahanan hingga energi baru terbarukan.

    Presiden Prabowo mengatakan bahwa pertemuan bilateral dengan PM Lawrence yang berlangsung selama hampir 2,5 jam itu menghasilkan diskusi yang intensif dan konstruktif terhadap beberapa isu.

    “Pertama, mengenai kerja sama pertahanan dan hukum. Singapura dan Indonesia berkomitmen untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian kerja sama pertahanan defence cooperation agreement, termasuk pengaturan wilayah latihan militer,” kata Prabowo dalam keterangan pers bersama PM Lawrence di Istana Merdeka, Jakarta.

    Kedua, terkait kerja sama ekonomi, Presiden Prabowo menekankan bahwa Singapura telah menjadi mitra perdagangan dan investor terbesar di Indonesia.

    Baca juga: Prabowo terima kunjungan kenegaraan PM Singapura di Istana Merdeka

    Oleh karena itu, Kepala Negara berharap Singapura dapat memfasilitasi akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia melalui harmonisasi regulasi dan standar.

    “Kami juga membahas upaya untuk meningkatkan investasi Singapura di Indonesia pada sektor prioritas, termasuk energi baru terbarukan, hilirisasi industri, ketahanan pangan, digital dan semikonduktor, kesehatan serta IKN,” kata Presiden.

    Ketiga, terkait teknologi rendah karbon, kedua pemimpin negara membahas proyek kerja sama yang sedang berjalan, termasuk interkoneksi listrik lintas batas, pengembangan bersama untuk hidrogen hijau di Sumatera, dan pembangkit listrik tenaga surya.

    Baca juga: PM Singapura dijadwalkan berkunjung ke Jakarta temui Presiden Prabowo

    Pemerintah Indonesia dan Singapura juga sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama mengenai penangkapan dan penyimpanan karbon.

    Keempat, mengenai ketahanan pangan, Prabowo dan PM Lawrence membahas potensi kerja sama terkait transfer teknologi dan pertukaran keahlian di bidang ketahanan pangan, khususnya dalam pertanian perkotaan dan pengembangan kawasan lumbung pangan atau food estate.

    “Kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian MoU tentang kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian,” kata Presiden.

    Kelima, mengenai pengembangan sumber daya manusia, Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, digitalisasi, dan pertukaran profesional.

    Baca juga: Dongkrak ekspor impor, RI dan Singapura teken MoU jaminan produk halal
    Baca juga: Menko Marves pastikan Indonesia siap ekspor listrik EBT ke Singapura

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bertemu PM Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan-Investasi IKN

    Bertemu PM Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan-Investasi IKN

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengungkap lima aspek yang dibahas dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong yakni meliputi kerja sama pertahanan hingga investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Di sektor pertahanan, Indonesia-Singapura sepakat melakukan perjanjian pertahanan termasuk pengaturan wilayah militer.

    “Pertama, mengenai kerja sama pertahanan dan hukum, Singapura dan Indonesia berkomitmen untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian kerja sama pertahanan, defence cooperation agreement, termasuk pengaturan wilayah latihan militer,” kata Prabowo saat jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2024).

    Kedua, yakni kerja sama ekonomi. Prabowo menyebut Singapura merupakan salah satu mitra perdagangan dan investor terbesar di Indonesia. Ia berharap Singapura dapat terus meningkatkan investasi terutama juga di IKN.

    “Saya berharap, Singapura dapat memfasilitasi akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia, termasuk melalui harmonisasi regulasi dan standar. Kami juga membahas upaya untuk meningkatkan investasi Singapura di Indonesia pada sektor prioritas termasuk energi terbarukan, hilirisasi industri, ketahanan pangan, digital dan semikonduktor, kesehatan serta IKN,” ujarnya.

    Pembahasan lain, sebut Prabowo, yakni mengenai teknologi energi rendah karbon. Keduanya membahas proyek kerja sama yang sedang berjalan termasuk interkoneksi listrik lintas batas, pengembangan bersama untuk hidrogen hijau di Sumatera, dan pembangkit listrik tenaga surya.

    “Kami juga sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama terkait penangkapan dan penyimpanan karbon, carbon capture and storage,” ujarnya.

    Keempat mengenai ketahanan pangan, keduanya membahas potensi kerja sama transfer teknologi dan pertukaran keahlian di bidang ketahanan pangan. Khususnya dalam pertanian perkotaan dan pengembangan kawasan lumbung pangan, food estate.

    Pembahasan terakhir yakni pengembangan sumber daya manusia. Keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama bidang pendidikan hingga pertukaran ilmu teknologi.

    “Kelima, mengenai pengembangan sumber daya manusia. Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, digitalisasi, dan pertukaran profesional,” tutur Prabowo.

    (eva/whn)

  • Tantangan Swasembada Pangan di Era Prabowo

    Tantangan Swasembada Pangan di Era Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam pidato kenegaraan perdana se­­­te­­­lah pe­­­lan­­­tikan, Presiden Prabowo Subi­­anto menargetkan Indonesia swasembada pangan dalam 5 tahun ke depan. Bahkan Prabowo yakin dengan me­­­manfaatkan sumber daya alam yang melimpah, In­­­donesia dapat menjadi lum­­­bung pangan dunia.

    Namun, swasembada pa­­­ngan saja tidak cukup, harus diiringi dengan ketahanan pangan. Swasembada pangan berfokus pada peningkatan ketersediaan pangan di tingkat nasional. Ketahanan pangan lebih mengutamakan akses individu terhadap pangan bergizi untuk kesehatan dan produktivitas. Kom­­binasi keduanya akan memastikan ketersediaan dan akses pangan yang merata bagi seluruh masyarakat.

    Keinginan untuk mewujudkan swasembada dan ke­­­tahanan pangan berhadapan dengan tantangan besar. Me­­­nurut penelitian Hadi Santoso, Akhmad Makhfatih, dan Hengki Purwoto, infrastruktur berpengaruh pada ketahanan pangan. Data dari 33 provinsi (2012—2016) menunjukkan bahwa jalan, irigasi, dan listrik berdampak positif pada ketahanan pangan.

    Sayangnya pembangunan infrastruktur yang berlangsung masif selama dekade terakhir tidak banyak membantu ketahanan pangan nasional. Jalan tol dan bandara memang mempermudah mobilitas dan distribusi, tetapi investasi besar ini belum berhasil mengatasi masalah mendasar di sektor pertanian seperti akses teknologi, irigasi yang buruk, dan akses pasar yang terbatas. Dampaknya, ketergantungan Indonesia pada impor pangan masih tinggi.

    Menurut data The Food Trade Dependence Index 2022, Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk komoditas pangan utama. Sebanyak 54% gandum diimpor dari Australia dan 26% dari Kanada karena gandum sulit dibudidayakan di Indonesia akibat keterbatasan lahan. Ketergantungan ini membuat ketahanan pangan Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan global.

    Hal serupa terjadi pada kedelai, di mana 71% impor berasal dari Amerika Serikat, sementara produksi lokal hanya memenuhi kurang dari 10% kebutuhan nasional. Kedelai adalah bahan dasar tempe dan tahu, makanan pokok masyarakat. Tingginya ketergantungan pada impor menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur belum secara signifikan meningkatkan produksi pangan domestik. Kondisi yang memperlihatkan ketidakselarasan antara prioritas pembangunan infrastruktur dan kebutuhan ketahanan pangan.

    Situasi serupa terjadi pada beras. Meski memiliki lahan pertanian yang luas, produktivitas padi masih rendah. Indonesia harus mengimpor 37% beras dari Vietnam, 28% dari Thailand, 20% dari India, dan 15% dari Pakistan. Bahkan untuk jagung, yang penting bagi industri pakan ternak dan biofuel, Indonesia masih bergantung pada impor, terutama dari Argentina.

    Program swasembada pangan di bawah pemerintahan Prabowo harus dapat mengatasi tantangan tersebut. Pembangunan infrastruktur perlu diselaraskan dengan tujuan strategis mendukung sektor pertanian.

    Pengembangan irigasi yang efisien, akses ke teknologi pertanian modern, serta dukungan untuk meningkatkan produktivitas petani lokal menjadi kunci penting. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih besar pada infrastruktur yang langsung mendukung proses produksi pangan, seperti penyediaan irigasi, jalan tani, gudang penyimpanan, dan fasilitas pengolahan pangan di pedesaan.

    Pemerintah perlu memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Akses terhadap kredit, pelatihan teknis, dan pendampingan dalam penggunaan teknologi modern.

    Kesemuanya itu adalah langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian. Penting bagi pemerintah untuk memperkuat rantai pasok pangan. Tujuannya agar hasil pertanian dapat disimpan dan didistribusikan secara efisien, mengurangi kerugian pascapanen dan memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses pangan berkualitas dengan harga yang terjangkau.

    Dalam jangka panjang, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada kemampuan produksi dalam negeri semata. Harus dibarengi juga dengan kemampuan menjaga keberlanjutan produksi di tengah perubahan iklim. Skor rendah Indonesia dalam kategori Keberlanjutan dan Adaptasi menunjukkan pentingnya strategi adaptasi yang lebih baik.

    Salah satunya adalah dengan mengembangkan pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Investasi dalam penelitian pertanian yang berfokus pada inovasi teknologi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cuaca ekstrem menjadi sangat penting.

    Ambisi besar pemerintahan Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan, harus bisa mengatasi tantangan yang sangat kompleks dengan pendekatan holistik. Kepemimpinan Prabowo harus mampu mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan penguatan sektor pertanian.

    Integrasi tersebut merupakan solusi untuk mengakhiri ketergantungan Indonesia pada impor pangan. Termasuk mengatasi masalah mendasar dalam sektor pertanian. Kita menunggu kebijakan yang fokus pada pengembangan pertanian berkelanjutan dan investasi infrastruktur untuk mendukung sektor pangan.

    Dengan begitu, Indonesia tidak hanya memiliki peluang besar untuk mencapai swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia seperti yang diharapkan.

    Jika tidak, cita-cita swasembada pangan hanya akan menjadi janji tanpa realisasi.

  • Mendes Yandri Ungkap Peran Desa untuk Jaga Ketahanan Pangan Melalui Produk Turunan

    Mendes Yandri Ungkap Peran Desa untuk Jaga Ketahanan Pangan Melalui Produk Turunan

    Jakarta, Beritasatu.com – Desa memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Program ketahanan pangan melalui dana desa yang dijalankan, sehingga desa-desa di Indonesia dapat menjadi lumbung pangan yang menyediakan bahan makanan pokok yang berkualitas dan terjangkau.

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Suanto berharap, petani, nelayan, dan peternak di desa tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tetapi juga berpartisipasi dalam hilirisasi produk, seperti mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah.

    “Misalnya, hasil pertanian seperti jagung dan singkong dapat diolah menjadi berbagai produk turunan yang bisa dipasarkan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional,” ucap Yandri dalam keterangannya yang diterima pada Senin (4/11/2024).

    Desa itu memegang peranan yang sangat penting karena Indonesia ini penduduknya lebih banyak tinggal di desa. “Hampir 73% Indonesia ini penduduknya ada di desa, artinya bangun desa akan bangun Indonesia dan sejatinya kita melakukan pembangunan yang merata, terukur, dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Yandri.

    Yandri mengatakan, Presiden Prabowo menginginkan agar desa itu melakukan sesuatu yang terbaik buat negeri ini. Hal itu karena dengan membangun desa maka Indonesia akan sejahtera, akan bahagia, dan akan makmur termasuk warganya. Caranya adalah dengan memaksimalkan potensi yang ada di desa tersebut.

    “Maksimalkan potensi alamnya, sumber daya alamnya, dan kekayaannya. Indonesia semua ada termasuk jumlah penduduknya. Artinya kita dari sisi sumber daya alam dan sumber daya manusia dipadupadankan, maka cukup di kita dan enggak perlu cari pasar yang lain. Pasar dalam negeri sudah cukup,” ungkap Yandri.

    Yandri menyampaikan, dana desa pada 2025 hanya dibagi dua dalam dua porsi, yaitu bantuan langsung tunai dana desa dan dana operasional desa. 

    “Dengan kondisi tersebut diharapkan desa dapat lebih fleksibel dan maksimal dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan di desa sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki, dengan dapat mendukung swasembada pangan, swasembada energi, makan siang bergizi, dan hilirisasi,” ucapnya.

  • Terima dukungan Pendawa, Syah Afandin-Tiorita tawarkan ketahanan pangan

    Terima dukungan Pendawa, Syah Afandin-Tiorita tawarkan ketahanan pangan

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Terima dukungan Pendawa, Syah Afandin-Tiorita tawarkan ketahanan pangan
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Senin, 04 November 2024 – 16:15 WIB

    Elshinta.com – Persatuan Pemuda Jawa (Pendawa) Kabupaten Langkat resmi mendeklarasikan diri mendukung pasangan Syah Afandin-Tiorita (Satria) di Pilkada Langkat pada 27 November 2024. Deklarasi ini disampaikan Ketua Pendawa Kecamatan Kuala Zulham Putrayanda diikuti ratusan keluarga besar Pendawa di Jambur Bretiganna, Desa Namo Mbelin, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Minggu (3/11).

    Wakil Ketua DPC Pendawa Kabupaten Langkat H Sakidi, dalam sambutannya mengatakan, Pendawa Langkat tetap setia dalam barisan Satria dalam Pilkada Langkat 2024. “Sejak awal Pendawa tetap solid memberikan dukungan kepada pasangan Satria, karena memiliki program kesejahteraan rakyat yang jelas. Saya mengingatkan kepada seluruh keluarga besar Pendawa untuk satu suara memenangkan pasangan Satria di seluruh Kabupaten Langkat,” ujarnya.

    Sementara itu, pasangan Syah Afandin-Tiorita br Surbakti dalam orasinya menyampaikan, tidak perlu takut dan ragu memilih pasangan Satria dan Boby-Hasan pada Pilkada 27 November 2024 nanti. Dijelaskan Syah Afandin, bersama pasangan Bobby-Hasan, pasangan Satria akan terus melanjutkan program pemerintahan Prabowo di Sumut dan Langkat.

    “Kita bersama Bobby-Hasan satu suara menjalankan program pemerintahan Prabowo Subianto di Sumut dan Langkat,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Senin (4/11).

    Lebih jauh dikatakan Syah Afandin atau Ondim, program ketahanan pangan yang diusung pemerintahan Prabowo sangat sesuai dengan Sumut dan Kabupaten Langkat yang memiliki sejumlah lumbung pangan atau areal pertanian yang luas. “Sehingga program pemerintah pusat itu, akan cepat terlaksana di Sumut dan Langkat bila pasangan Bobby-Hasan dan Satria terpilih di Sumut dan Langkat,” tegasnya.

    Maka dari itu, dia mengajak semua lapisan masyarakat terkhusus Pendawa untuk menjalankan program ketahanan pangan tersebut jika terpilih nanti. “Langkat ini begitu luas, kami tidak mungkin bisa kerja sendiri, sehingga perlu dukungan semua masyarakat untuk nantinya ikut serta dalam menjalankan program ketahanan pangan nantinya,” terangnya.

    Syah Afandin juga menyampaikan, dengan dukungan 15 parpol pengusung dan pendukung, dia berharap masyarakat Langkat tidak ragu dalam menentukan pilihan. “Jangan takut, dengan dukungan 15 partai bersama Satria, tidak perlu ragu memilih nomor 1 Langkat dan Sumut pada 27 November 2024,” pintanya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Dampingi Prabowo, Mentan Amran Incar Papua Selatan Jadi Wilayah Lumbung Pangan Nasional

    Dampingi Prabowo, Mentan Amran Incar Papua Selatan Jadi Wilayah Lumbung Pangan Nasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk mempercepat program swasembada pangan, khususnya dalam pengembangan kawasan sentra produksi pangan di wilayah Indonesia Timur.

    Selama kunjungan tersebut, pemerintah memberikan pendampingan kepada petani dan memperkuat mekanisasi dalam transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Langkah ini sejalan dengan misi menjadikan Papua Selatan sebagai lumbung pangan Indonesia.

    “Presiden meminta agar kita mempercepat gagasan besar cetak sawah sebagai upaya mewujudkan swasembada. Selain itu, beliau juga berpesan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan masyarakat di Papua,” ujar Amran dalam keterangan resmi, Senin (4/11/2024).

    Sebagai langkah konkret, Amran menuturkan bahwa pemerintah siap membangun saluran irigasi tersier dan memberikan benih gratis kepada petani yang ingin mengembangkan pertanian modern di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

    “Saya pastikan pemerintah hadir untuk kesejahteraan masyarakat. Kata kuncinya adalah pemerintah hadir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, dan kami menargetkan swasembada pangan dalam waktu empat tahun,” katanya.

    Sampai saat ini, banyak masyarakat yang meminta pengembangan lahan pertanian sebagai area cetak sawah baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

    “Saya mendengar bahwa masyarakat di beberapa distrik memohon agar olah lahan segera dilakukan, karena program ini dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Kami telah mengunjungi daerah ini selama 12 bulan dan banyak masyarakat yang mendukungnya,” jelasnya.

  • Mentan Dorong Percepatan Swasembada Pangan di Wilayah Indonesia Timur

    Mentan Dorong Percepatan Swasembada Pangan di Wilayah Indonesia Timur

    Liputan6.com, Merauke – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat program swasembada di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Di antaranya dengan melakukan pendampingan petani serta memasifkan mekanisasi sebagai transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern.

    Upaya tersebut sejalan dengan perhatian besar Presiden Prabowo yang ingin Papua Selatan menjadi lumbung pangan Indonesia.

    “Beliau minta agar kita melakukan akselerasi gagasan besar cetak sawah menjadi upaya mewujudkan swasembada. Dan kedua, Bapak Presiden berpesan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan masyarakat di sana (Papua),” ujar Mentan usai mendampingi kunjungan perdana Presiden Prabowo, Minggu, 3 November 2024.

    Sebagai langkah nyata, Mentan Amran menyebutkan, pemerintah siap membangun saluran irigasi tersier dan memberikan benih gratis kepada petani yang mau membangun pertanian modern di seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

    “Saya pastikan pemerintah hadir untuk kesejahteraan masyarakat. Kata kuncinya adalah pemerintah hadir untuk kesejahteraan masyarakat papua dan kita target nasional swasembada dalam waktu empat tahun,” katanya.

     

    Sampai saat ini, kata Mentan, banyak masyarakat yang memohon untuk pengembangan lahan pertanian di sana sebagai area cetak sawah baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

    “Yang saya dengar masyarakat di beberapa distrik bermohon untuk segera dilakukan olah lahan karena program ini dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Kami sudah 12 bulan bulak balik ke sini dan banyak masyarakat yang mendukungnya,” jelasnya.

    Sebelumnya Presiden RI, Prabowo Subianto didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggelar kunjungan kerja (Kunker) perdananya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Di sana, Presiden mendorong percepatan swasembada agar dilakukan secara masif dan berkelanjutan, terutama dalam pengembangan kawasan sentra produksi pangan di wilayah Indonesia Timur.

  • Video: Kunker Perdana, Prabowo Tinjau Lumbung Pangan di Merauke

    Video: Kunker Perdana, Prabowo Tinjau Lumbung Pangan di Merauke

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Desa Wanam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). Kunjungan tersebut untuk meninjau langsung proses tanam dan panen padi dalam rangka program swasembada pangan nasional.

    Selengkapnya saksikan di CNBC Indonesia.