Tempat Fasum: lumbung pangan

  • Kepala Bapanas: Kunci kemandirian pangan berada di desa

    Kepala Bapanas: Kunci kemandirian pangan berada di desa

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai bahwa kunci kemandirian pangan terletak di desa, yang memegang peranan strategis sebagai ujung tombak penghasil pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.

    “Kami percaya bahwa kunci kemandirian pangan nasional itu berada di desa. Oleh karena itu, dalam menguatkan swasembada pangan, kami mendukung sepenuhnya inisiatif dari semua pihak yang mendorong produktivitas dan kemandirian pangan,” kata Arief saat menghadiri Peringatan Hari Desa dan Festival Bangun Desa Bangun Negeri di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.

    Dia menyampaikan bahwa Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menaruh aspek ketahanan pangan sebagai prioritas utama penunjang perwujudan swasembada pangan.

    “Guna mendukung itu, Bapanas turut berkomitmen untuk mendukung terwujudnya visi swasembada pangan tersebut. Salah satunya melalui penguatan desa sebagai basis utama kemandirian pangan,” ujarnya.

    Sebagaimana arahan Presiden Prabowo, lanjut Arief, swasembada pangan perlu didorong dari tingkat desa, misalnya dengan pengembangan lumbung pangan. Sebagai ujung tombak penghasil pangan, desa memegang peranan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

    Menurutnya, swasembada pun dapat dimulai dari tingkat desa yang mampu menunjang ketahanan pangan secara nasional.

    “Ini penting supaya cadangan pangan masyarakat desa selalu ada, sehingga hasil panen petani pun selalu terserap,” ujarnya.

    Berkaitan dengan itu, Bapanas telah memetakan untuk pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Berdasarkan survei klasifikasi LPM yang dilakukan sampai November 2024, total LPM yang aktif di seluruh Indonesia ada sebanyak 1.751 yang tersebar pada 34 provinsi.

    LPM terbanyak ada di Provinsi Jawa Timur dengan 337 LPM. Sedangkan provinsi terbanyak kedua yakni Jawa Barat dengan 189 LPM.

    “Sementara petani yang ada di Kabupaten Subang telah memiliki program kerja sama ‘Mitra Tani’ bersama Perum Bulog dengan total luasan mencapai 100 hektare,” ucapnya.

    Dia menerangkan, LPM merupakan tempat penyimpanan hasil produksi petani yang dikombinasikan dengan fasilitasi alat dan mesin pengolahan. Ini dibangun untuk memperkuat Cadangan Pangan Masyarakat (CPM) sebagai bagian dari Cadangan Pangan Nasional.

    Arief menuturkan bahwa dengan adanya CPM dapat membantu antisipasi tatkala terjadi paceklik, fluktuasi harga, dan bencana.

    Selain LPM, lanjut Arief, pengembangan pangan berbasis sumber daya lokal di desa juga akan digalakkan. Ini karena pangan lokal termasuk penting dan strategis.

    “Kita akan dorong sepenuhnya pemanfaatan pangan lokal sebagai strategi jangka panjang dalam mendukung swasembada pangan. Ini telah sesuai amanat dalam Perpres 81 Tahun 2024,” terang Arief.

    Arief menyatakan bahwa LPM juga menjadi salah satu fokus dalam arahan Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara mendorong pengembangan lumbung pangan nasional hingga dapat menyentuh ke tingkat desa.

    Senada, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menjelaskan semangat Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan.

    “Ini baru tiga bulan, (tapi) kita sudah putuskan tidak impor beras. Bapak Presiden bilang semangat dulu, kerja keras dulu, usaha dulu. Jangan sedikit-sedikit impor,” kata Zulhas.

    Zulhas menegaskan pentingnya mengawal program swasembada pangan agar terlaksana segera, hal itu sesuai arahan Presiden Prabowo demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.

    “Presiden cintanya kepada rakyat luar biasa. Jangan kita sia-siakan, walaupun 1 detik untuk terus berjuang bersama-sama menuju swasembada pangan, sehingga Indonesia menjadi negara yang maju,” tambah Zulhas.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kementrans upayakan penguatan SDM transmigrasi lewat balai pelatihan

    Kementrans upayakan penguatan SDM transmigrasi lewat balai pelatihan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Transmigrasi (Kementrans) berkomitmen untuk memprioritaskan penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang transmigrasi melalui balai pelatihan dan pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah, salah satunya Yogyakarta.

    Saat mengunjungi Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (BBPPM) Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Yogyakarta di Sleman, Yogyakarta, Selasa, Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan pentingnya peran balai pelatihan dalam mendukung terciptanya SDM yang andal.

    “Transmigrasi membangun ekosistem ekonomi baru yang terintegrasi dengan mengirimkan SDM unggul. Peran Balai adalah menyiapkan SDM unggul yang ada,” kata M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.

    Ia pun mengapresiasi berbagai fasilitas unggulan yang dimiliki BBPPM Yogyakarta, termasuk pengolah air hujan, fasilitas mes, dan demplot sebagai sarana pendukung pelatihan.

    “Fasilitas seperti ini sangat penting untuk memastikan bahwa peserta pelatihan mendapatkan pengalaman terbaik,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Transmigrasi yang diterima di Jakarta.

    Selama kunjungan, Iftitah juga berdialog dengan para pegawai BBPPM Yogyakarta untuk memberikan arahan strategis serta mendengarkan masukan terkait pengembangan berbagai program pelatihan di masa mendatang.

    Ia berharap upaya penguatan SDM transmigrasi melalui balai pelatihan dapat menciptakan masyarakat yang mandiri serta mampu berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi di kawasan transmigrasi.

    “Saya berharap balai ini dapat terus meningkatkan perannya dalam mencetak SDM yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu menghadapi tantangan di kawasan transmigrasi,” imbuhnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementrans menyatakan siap membantu Kementerian Pertanian (Kementan) mengakselerasi swasembada pangan sesuai yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto dengan menyiapkan 100 ribu transmigran sektor pangan dalam kurun waktu 5 tahun.

    Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman usai bertemu dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Senin (16/12/2024), mengatakan bahwa pihaknya akan membantu Kementan untuk pemenuhan tenaga kerja di lumbung pangan (food estate) yang tengah dikerjakan.

    “Karena nanti ada lahan-lahan pertanian yang tersedia untuk mencapai swasembada pangan, Kementerian Transmigrasi akan menyediakan tenaga kerjanya, berikut dengan perumahannya,” katanya.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gubernur Jateng panen raya jagung di Grobogan

    Gubernur Jateng panen raya jagung di Grobogan

    Semarang (ANTARA) – Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana melakukan panen raya jagung bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) di lahan seluas 578 hektar di Desa Tegalsumur, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jateng, Selasa.

    Produktivitas lahan yang ditanami jagung tersebut mencapai 8 sampai 10 ton per hektare sehingga total jumlah produksi bisa sampai 4.624 – 5.780 ton.

    “Ini juga berkaitan dengan kebijakan Presiden terkait swasembada pangan. Beliau menyampaikan untuk menghentikan impor beberapa komoditas pangan. Antara lain beras, jagung, garam, dan gula,” katanya.

    “Tambahan produksi ini memperkuat Jateng sebagai salah satu provinsi lumbung pangan, (berupa, red.) padi dan jagung,” tambahnya.

    Ia menyebutkan bahwa di Kabupaten Grobogan terdapat 13 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial, yang mengerjakan lahan seluas 3.950 ha.

    Kelompok usaha tersebut mendapat dukungan modal dari PT. BPR BKK Purwodadi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam.

    Hasil panen jagung tersebut langsung ditampung oleh industri, yakni PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Mulia Harvest Agritech, PT. CJ Feed and Care, dan PT. Malindo Feedmill, dengan nilai Rp20,49 miliar.

    Ia berharap panen raya jagung tersebut menjadi motivasi untuk mewujudkan swasembada pangan dan menjaga laju inflasi.

    “Saya harap ini menjadi motivasi dan pendorong untuk lebih baik. Saya minta sinergitas dan keterpaduan pemerintah, petani, dan pengusaha terus ditingkatkan, agar produktivitas (tanaman pangan, red.), seperti jagung meningkat,” katanya.

    Menurut dia, panen raya jagung tersebut merupakan tindak lanjut dari program New Food Suplay Chain pada komoditas beras, jagung dan cabai yang telah dikukuhkan tanggal 1 November 2024 lalu dalam acara “Jateng Inspiring Economic Effort Award”.

    Program tersebut, kata dia, diharapkan menjadi solusi, baik bagi petani, industri maupun masyarakat.

    Bagi petani, program tersebut akan membantu mendapat kepastian pasar dan harga, sementara bagi pengusaha dan masyarakat akan mendapat kepastian pasokan dan harga komoditas yang terjangkau karena rantai distribusinya yang pendek.

    Dengan harga yang terjangkau, Nana mengatakan, pemerintah dapat mengendalikan angka inflasi.

    Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni menambahkan bahwa penanaman jagung oleh petani dilakukan dengan sistem methuk.

    Jadi, sebelum dipanen, petani sudah menanam bibit baru sehingga masa panennya bisa lebih banyak.

    “Pemkab Grobogan dan PT BPR BKK Purwodadi berkomitmen mendampingi sektor pertanian hulu-hilir, dari tanam sampai penjualan,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • KKP pastikan tingkatkan produktivitas budi daya perikanan di Sumsel

    KKP pastikan tingkatkan produktivitas budi daya perikanan di Sumsel

    Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah yang potensial untuk ditingkatkan produktivitasnya

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan siap mendorong peningkatan produktivitas sektor budi daya perikanan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) guna mewujudkan swasembada pangan.

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, peningkatan produktivitas budi daya menjadi salah satu fokusnya dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan hingga 2029.

    “Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah yang potensial untuk ditingkatkan produktivitasnya,” kata Trenggono dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Palembang, Sumatera Selatan, sebagaimana keterangan di Jakarta, Selasa.

    Menteri Trenggono menjelaskan, pihaknya tengah menyelesaikan berbagai persoalan budi daya yang menjadi perhatian masyarakat, termasuk di Sumatera Selatan.

    “Soal pakan ikan memang secara nasional sedang kita merancang dan formulasikan agar bisa stabil. Kedua, bibit. Salah satunya Musi Rawas yang paling besar produksinya di Sumatera Selatan. Sedang kita siapkan. Segera kita selesaikan,” ujarnya.

    Menurut Trenggono, perikanan Sumsel sangat potensial, hal itu dibuktikan dengan produksi perikanan budi daya Sumatera Selatan yang cukup tinggi pada tahun 2023.

    Sumatera Selatan juga memiliki potensi lahan budi daya laut, darat, dan payau mencapai 433 ribu hektare. Komoditas budi daya yang dapat ditingkatkan produktivitasnya yaitu ikan patin, lele, nila, udang, gurami, dan bandeng.

    “Produksi perikanan Sumatera Selatan sebanyak 485 ribu ton, perikanan tangkap sekitar di 162 ribu ton sementara 320 ribu ton di budi daya. Dibanding perikanan tangkap, di Sumatera Selatan produksinya lebih besar budi daya,” ungkapnya.

    Menteri Trenggono berharap dengan pengembangan budi daya perikanan di Sumatera Selatan yang merupakan salah satu daerah lumbung pangan, akan mendukung pencapaian target swasembada pangan pada tahun 2027, sebagaimana yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • TNI dorong swasembada pangan melalui inovasi bibit unggul dan metode tanam

    TNI dorong swasembada pangan melalui inovasi bibit unggul dan metode tanam

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    TNI dorong swasembada pangan melalui inovasi bibit unggul dan metode tanam
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 13 Januari 2025 – 14:47 WIB

    Elshinta.com –  Dalam upaya mendukung program swasembada pangan nasional, Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya membuka dan menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2025 yang berlangsung selama tiga hari, bertempat Yonif 315/Grd dan lahan Polbantan Kementerian Pertanian RI di Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (09/01/2025).

    Bimtek yang diikuti oleh 41 peserta, terdiri dari 15 Babinsa dari Matra Darat, 3 Babinpotmar dari Matra Laut, 3 Babinpotdirga dari Matra Udara, serta 20 perwakilan kelompok tani dari wilayah binaan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Serbuan Teritorial TNI yang dilaksanakan pada 19 Desember 2024 di Pemalang, Jawa Tengah, yang melibatkan penanaman 250 hektare padi dan 250 hektare jagung.

    Dalam kegiatan ini, peserta diberikan pelatihan tentang metode penanaman padi unggulan menggunakan pendekatan inovatif “Jajar Legowo Super Sinar Mentari”. Benih padi unggul “Sinar Mentari”, yang dikembangkan TNI, memiliki keunggulan produktivitas hingga 16 ton per hektare, efisiensi penggunaan pupuk, serta ketahanan terhadap hama. Selain materi teori, peserta juga mengikuti praktik lapangan untuk memastikan pemahaman dan penerapan yang optimal.

    Sebagai langkah strategis, TNI akan melaksanakan demplot dan Uji Multi Lokasi (UML) di 21 wilayah di Indonesia dengan target penanaman serentak 100.000 hektare benih “Sinar Mentari” pada tahun 2025. Program ini bertujuan memperkuat cadangan pangan nasional sekaligus mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    Peserta yang telah menyelesaikan pelatihan diharapkan menjadi kader ketahanan pangan yang mampu mengembangkan program ini secara masif di daerah masing-masing. Dengan dukungan TNI, pemerintah, dan masyarakat, langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
     

    Sumber : Elshinta.Com

  • Menteri UMKM: UMKM ujung tombak untuk wujudkan swasembada pangan

    Menteri UMKM: UMKM ujung tombak untuk wujudkan swasembada pangan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan UMKM merupakan salah satu ujung tombak untuk merealisasikan swasembada pangan.

    “Memang harus diakui kalau kita bicara tentang pangan maka di situ bicara tentang tanaman, tumbuh-tumbuhan, peternakan, perikanan itu masuk di situ dan di mana UMKM sebagai salah satu ujung tombak atau sektor terdepan yang untuk bisa merealisasikan mimpi besar swasembada pangan,” ujar Maman di Palembang, Sumatera Selatan pada Senin.

    Menurut dia, kalau mengambil contoh di sektor perikanan, tentu di ujungnya mau tidak mau adalah pemberdayaan UMKM. Begitu juga di sektor pertanian dan sebagainya.

    “Keterlibatan UMKM harus menjadi salah satu kewajiban pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

    Artinya ada beberapa kebijakan pemerintah untuk bisa mengoptimalkan dalam rangka untuk menumbuhkan perekonomian dan menuju swasembada pangan, tentunya UMKM menjadi salah satu sektor yang sangat dibutuhkan untuk dilakukan dorongan atau akselerasi dalam rangka untuk mewujudkan visi besar Presiden RI.

    “Ini adalah dalam rangka upaya kita sebagai pembantunya Bapak Presiden RI Prabowo Subianto merealisasikan mimpi besar Pak Prabowo sebagai Presiden RI untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan ke depannya. Ini merupakan sebuah visi besar yang diinginkan oleh Bapak Presiden RI dan kita sebagai pembantu beliau harus segera merealisasikan,” kata Maman.

    Selain itu Maman juga mengapresiasi pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, karena Sumatera Selatan adalah daerah atau provinsi peringkat keempat dengan hasil pangan terbagus dan tertinggi.

    “Ini adalah bagian dari kita mendorong atau lebih memotivasi atau melakukan akselerasi agar Sumatera Selatan ke depan bisa menjadi salah satu lumbung pangan di wilayah Sumatera,” katanya.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto menyatakan tentang pentingnya mewujudkan swasembada pangan dan energi sebagai dasar kedaulatan bangsa dalam agenda pembangunan nasional 2025-2029.

    Presiden mengatakan, upaya ini harus menjadi prioritas untuk memastikan Indonesia mampu berdiri di atas kekuatan sendiri.

    Ia menekankan bahwa swasembada pangan merupakan fondasi perlindungan fisik bagi rakyat. Tanpa pangan yang cukup, negara tidak dapat menjamin keberlangsungan kehidupan warganya.

    Menurut Presiden, hal itu merupakan makna dasar pembangunan nasional sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ekonom Celios Sebut Moratorium Sawit Ciptakan Kontribusi Ekonomi Rp28,9 Triliun pada 2045 – Halaman all

    Ekonom Celios Sebut Moratorium Sawit Ciptakan Kontribusi Ekonomi Rp28,9 Triliun pada 2045 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang perluasan kebun sawit dengan pembukaan lahan baru demi ambisi bioenergi sangat berisiko. 

    Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, sawit Indonesia akan dijadikan pembenaran dari negara importir untuk tambah berbagai hambatan dagang baik tarif maupun non-tarif. 

    Ini seolah pemerintah dukung perluasan kebun sawit meski ada risiko deforestasi. 

    “Saya kira itu blunder sekali. Apalagi era perang dagang, sawit Indonesia rentan jadi sasaran proteksionisme negara maju. Justru dengan adanya EUDR yang harus dipastikan itu kebun sawit nya tidak bertambah luas tapi tambah produktif. Jika masalah pak Prabowo ini soal produksi sawit, maka jawabannya bukan dengan perluasan kebun sawit baru atau ekstensifikasi lahan,” kata Bhima dalam keterangan tertulis Senin (13/1/2025).

    Kata Bhima, masalah selama ini adalah produktivitas per lahan sawit yang rendah. 

    Sawit di Indonesia secara rata rata hanya hasilkan 12,8 ton per hektar untuk tandan buah segar. 

    Sementara di Malaysia bisa capai 19 ton per hektar tandan buah segar. 

    Karena itu,  solusinya intensifikasi lahan, masalah teknologi pertanianya, pembibitan, sampai pupuk. 

    Berdasarkan perhitungan Celios, moratorium perluasan kebun sawit punya banyak manfaat. 

    “Dampak implementasi kebijakan moratorium sawit ditambah skema replanting dinilai mampu menciptakan kontribusi ekonomi pada tahun 2045 yakni output ekonomi bertambah Rp 28,9 triliun, PDB Rp 28,2 triliun, pendapatan masyarakat naik Rp 28 triliun, surplus usaha Rp 16,6 triliun, penerimaan pajak bersih Rp 165 miliar, ekspor Rp 782 miliar, pendapatan tenaga kerja Rp 13,5 triliun, dan penyerapan tenaga kerja 761 ribu orang. Hasilnya jauh lebih positif dibanding skenario pembukaan kawasan hutan besar-besaran,” tutup Bhima.

    Sebelumnya, Kementerian Kehutanan RI mengklaim ada potensi 20,6 juta hektar lahan hutan yang dapat digunakan. 

    Sumber lahan tersebut adalah hutan lindung dan hutan produksi.

    Wacana hutan cadangan pangan dan energi tersebut disampaikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta akhir tahun lalu. 

    “Ini hanya men-support terhadap apa yang dikerjakan Menteri Pertanian dan Menteri ESDM, yaitu dengan konsep hutan cadangan pangan dan energi. Kami telah mengidentifikasi dengan Menteri Pertanian, ada sekitar 20 juta hektar yang dapat digunakan,” ungkap Raja Juli.

    Raja Juli Antoni juga mengatakan bahwa seluruh lahan hutan cadangan pangan dan energi adalah bagian dari proyek lumbung pangan/food estate. 

    Lokasinya tersebar di seluruh provinsi, bahkan di tingkat desa. 

    “Ada di seluruh provinsi, jadi itu akan menjadi lumbung pangan kecil. Tidak hanya food estate yang besar, namun bahkan bisa di desa. Ini menjadi bagian dari program swasembada pangan.” kata Raja Juli.

    Tujuan untuk memperluas program lumbung pangan/food estate perlu dipertanyakan. 

    Pasalnya, jutaan hektar hutan yang telah dibabat sejak tahun 1995, terbukti gagal dan malah menimbulkan kehancuran ekosistem hutan dan lahan gambut. 

    Bahkan, hasil kajian Pantau Gambut tahun 2024 bertajuk “Swanelangsa Pangan di Lumbung Nasional” menyebutkan bahwa ribuan hektar lahan bekas food estate dijadikan perkebunan kelapa sawit.

    Dosen di Departemen Antropologi UI, Suraya Afif mengatakan bahwa ada ketidakjelasan informasi yang disampaikan oleh pemerintah terkait proyek-proyek besar yang akan dilakukan selama ini. 

    “Masalah terbesarnya adalah pemerintah tidak pernah jelas, apakah pembangunan yang dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. Kita ketahui bersama proyek food estate selama ini malah diberikan seluruh aksesnya terhadap tentara dan perusahaan-perusahaan swasta, sementara rakyat malah terusir,” ungkap Suraya.

    Ketimpangan dan kemiskinan harusnya bisa diturunkan melalui berbagai proyek tersebut. 

    Kata dia, selama ini masyarakat hanya dijadikan sebagai buruh di proyek-proyek pemerintah, sehingga tidak akan pernah sejahtera. 

    Harusnya masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan. 

    Mereka berhak mendapatkan perlindungan, akses ke lahan, dan kepastian dukungan dari pemerintah.

    Kepala Tani Center IPB, Hermanu Triwidodo mengatakan bahwa kedaulatan pangan dapat dicapai tanpa program food estate. 

    “Sebenarnya tidak perlu menambah lahan untuk food estate. Dua hal utama yang dapat dilakukan adalah penguatan diversifikasi pangan dan menangani lahan-lahan kering di Indonesia.” ungkap Hermanu.

    Diversifikasi pangan menggambarkan keberagaman konsumsi jenis pangan oleh masyarakat. 
    Artinya, tidak terbatas hanya padi untuk mendapatkan asupan karbohidrat. 

    “Indonesia memiliki banyak sekali sumber karbohidrat, tidak terbatas hanya beras. Ada singkong, sagu, umbi, dan jagung. Itu semua tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.” kata Hermanu.

    Persoalan lahan untuk hutan cadangan pangan dan energi seluas 20 juta hektar berisiko memperparah kerusakan lingkungan dan ketimpangan di tengah masyarakat. 

    Koordinator Program LaporIklim, Yoesep Budianto mengatakan bahwa pengelolaan lahan yang buruk malah mendatangkan petaka ekologis bagi masyarakat. 

    “Saat ini banyak sekali banjir bandang, kekeringan, atau tanah longsor yang terjadi di pusat proyek dan area sekitarnya. Akhirnya, pihak yang paling menderita adalah masyarakat.” kata Yoesep.

  • Tanam Padi-Jagung, Peringatan Hari Desa di Subang Dukung Ketahanan Pangan

    Tanam Padi-Jagung, Peringatan Hari Desa di Subang Dukung Ketahanan Pangan

    Jakarta

    Peringatan Hari Desa di di Lapangan Desa Cisaat (Lapangan Zinedine Zidane), Kecamatan Ciater, Subang jadi salah satu langkah untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini dilakukan melalui penanaman beberapa tanaman pangan.

    Seperti diketahui, ketahanan pangan merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat dilantik beberapa bulan yang lalu. Lewat program ini, Prabowo menginginkan Indonesia dapat memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

    “Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar,” tegasnya saat pelantikan Presiden beberapa waktu lalu.

    “Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” lanjutnya.

    Adapun kegiatan Peringatan Hari Desa yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI (Kemendes PDT) mendukung ketahanan pangan dengan melakukan penanaman padi dan jagung di desa.

    Selain itu kegiatan yang mengambil tema ‘Membangun dari Desa, dari Bawah untuk Pemerataan Pembangunan’ ini juga akan menggelar festival bangun desa bangun Indonesia, launching buku panduan lomba,serta launching buku panduan pemuda-pemudi pelopor desa.

    Hal ini sejalan dengan Asta Cita ke-6 dari Prabowo Subianto, yaitu ‘Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan’ yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pembangunan desa.

    Acara yang digelar pada 14-15 Januari di Lapangan Desa Cisaat (Lapangan Zinedine Zidane), Kecamatan Ciater, Subang ini bakal dihadiri oleh Mendes PDT, Yandri Susanto, Wamendes PDT Ahmad Riza Patria, dan beberapa Menteri/Kepala Lembaga Kabinet Prabowo-Gibran, serta sejumlah kepala daerah, tokoh agama, hingga masyarakat sekitar.

    Penetapan Hari Desa bertujuan untuk untuk mengingatkan seluruh elemen bangsa desa merupakan unsur pemerintahan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Peringatan Hari Desa yang didukung oleh PT Adaro Andalan Indonesia TBK.

    (anl/ega)

  • TNI Dukung Ketahanan Pangan, Pangdam Brawijaya Targetkan Jatim Produksi Beras 2 Juta Ton

    TNI Dukung Ketahanan Pangan, Pangdam Brawijaya Targetkan Jatim Produksi Beras 2 Juta Ton

    Probolinggo, Beritasatu.com – Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menargetkan, wilayah Jawa Timur mampu memproduksi 2 juta ton beras pada 2025. Komitmen tersebut ditegaskannya, saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Jawa Timur, salah satunya ke Kodim 0820 Probolinggo, Jumat (10/1/2025).  

    Kunjungan kerja Pangdam yang juga peraih Adi Makayasa 1997 tersebut, diterima oleh Dandim 0820 Probolinggo Letkol Arm Heri Budiasto bersama ratusan personel jajaran Kodim.

    Dalam arahannya, Pangdam menekankan pentingnya kesiapsiagaan TNI dalam menghadapi bencana dan mendorong ketahanan pangan di wilayah Jawa Timur. 

    Sebagai bagian dari Satgas Pangan, Mayjen TNI Rudy Saladin menegaskan TNI harus berperan aktif dalam mendukung pencapaian target produksi beras nasional.

    “TNI harus bersinergi dengan instansi terkait untuk memastikan Jawa Timur menjadi lumbung pangan nasional,” ujar Pangdam melalui Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Kolonel Kav Donan Wahyu kepada awak media.  

    Kunjungan kerja ini menjadi momen penting dalam memastikan kesiapan jajaran Kodam V/Brawijaya dalam menjalankan program ketahanan pangan, termasuk mengantisipasi tantangan bencana alam yang dapat mengancam produksi pertanian.

    Dengan langkah sinergis ini, diharapkan Jawa Timur mampu mempertahankan statusnya sebagai salah satu pusat swasembada pangan nasional.  

    Kolonel Kav Donan Wahyu menambahkan, kerja sama TNI dengan berbagai pihak, termasuk petani dan pemerintah daerah, menjadi kunci utama untuk mencapai target tersebut.

    “Jawa Timur harus menjadi contoh ketahanan pangan bagi provinsi lain,” pungkasnya.

  • Pj Gubernur Apresiasi Komitmen Pusat Perbaiki Saluran Irigasi Jatim

    Pj Gubernur Apresiasi Komitmen Pusat Perbaiki Saluran Irigasi Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono mengapresiasi komitmen pemerintah pusat yang memberikan atensi khusus terhadap perbaikan saluran irigasi di Jawa Timur. Sebab, irigasi menjadi komponen utama dalam mempertahankan status lumbung pangan di Jatim.

    “Perbaikan saluran irigasi yang rusak sangat penting karena menjadi kunci keberhasilan usaha tani dan pengembangan sektor pertanian,” kata Adhy setelah mendampingi Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meninjau Bendungan Lengkong Sidoarjo.

    Menurut Adi,, atensi yang diberikan untuk perbaikan saluran irigasi meningkatkan produksi padi atau beras dan komoditas lainnya yang posisinya ada di daerah irigasi. Salah satunya, melalui pendekatan melalui Climate Smart Agriculture (CSA).

    “Implementasi teknologi yang inputnya rendah tetapi dapat mendongkrak produktivitas dan risiko lingkungannya sangat minimal,” tuturnya.

    Sejauh ini, kata Adhy, Provinsi Jatim melalui Dinas PU SDA hadir dengan berbagai inisiatif dan proyek yang telah diimplementasikan untuk mengatasi tantangan pengelolaan air, penanggulangan banjir, pemeliharaan kualitas air, serta pengelolaan sungai berkelanjutan.

    “Sudah banyak sungai yang berhasil kami revitalisasi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Adhy menyebut, jaringan Irigasi ini berfungsi untuk memenuhi dan meningkatkan ketersediaan air pada lahan sawah dengan pembangunan Infrastruktur irigasi yang berdampak pada peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas pangan.

    Kegiatan irigasi pertanian untuk percepatan tanam dan peningkatan indeks pertanaman di antaranya irigasi perpompaan yaitu sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.

    “Pastinya bukan hanya menjadi tugas petani. Namun juga peran seluruh petugas irigasi yang menjaga kelancaran pengairan lahan pertanian. Tujuannya agar kedaulatan pangan bisa terjaga,” kata Adhy.

    Sementara itu, Menko Pangan Zulhas yang sempat berdialog dengan beberapa petani menyampaikan bahwa akan mengoptimalkan saluran irigasi yang mengalami kerusakan.

    “Sabar dan tenang tahun ini akan dioptimalkan karena irigasi menjadi program prioritas utama pemerintah,” ucapnya.

    Sebelumnya, Pj Gubernur Adhy bersama Menko PMK meninjau Bendungan Lengkong yang jebol beberapa Minggu lalu di Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo. [tok/aje]