Tempat Fasum: lumbung pangan

  • Ahmad Luthfi Curhat ke DPR, Dia Bukan Nabi Musa, sehingga Sulit Atasi Kemiskinan Jateng
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 April 2025

    Ahmad Luthfi Curhat ke DPR, Dia Bukan Nabi Musa, sehingga Sulit Atasi Kemiskinan Jateng Nasional 30 April 2025

    Ahmad Luthfi Curhat ke DPR, Dia Bukan Nabi Musa, sehingga Sulit Atasi Kemiskinan Jateng
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Komjen (Purn)
    Ahmad Luthfi
    curhat ke DPR mengenai betapa sulitnya membenahi wilayah Jateng.
    Luthfi bahkan menyebut dirinya bukan Nabi Musa yang bisa langsung mengubah keadaan.
    Hal tersebut Luthfi sampaikan saat rapat antara sejumlah gubernur dan Komisi II DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
    “Kami sudah menjabat sebagai gubernur selama 70 hari, dan kami bukan Nabi Musa bisa langsung mengubah suatu keadaan,” ujar Luthfi.
    Luthfi memaparkan, salah satu masalah yang menjadi fokus utama di Jateng adalah mengentaskan
    masalah kemiskinan
    .
    Menurut dia, saat ini, ada hampir 9,58 juta penduduk Jateng yang masuk ke kategori miskin.
    “Tetapi kenyataan ketika kami menjabat sebagai gubernur, angka kemiskinan kita sangat tinggi sekali. Hampir 9,58 (juta) yang di antara Jawa lain, miskinnya Jawa Tengah nomor 1. Kita menang hanya sama Jogja,” ujar dia.
    “Sehingga secara tidak langsung ini merupakan suatu tantangan. Jawa Tengah harus maju, keberlanjutan menuju Indonesia Emas 2045,” tambah Luthfi.
    Maka dari itu, dalam 5 tahun ke depan, Luthfi menargetkan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
    Dia ingin menjadikan Jateng sebagai
    lumbung pangan nasional
    .
    “Maju yang kita maksudkan adalah kita harus memiliki daya ungkit dalam rangka bersaing bagaimana Jawa Tengah menjadi lumbung pangan nasional dalam rangka menumpuk industri nasional,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sawit Watch: Ketergantungan Tinggi pada Sawit Bahayakan Ekonomi

    Sawit Watch: Ketergantungan Tinggi pada Sawit Bahayakan Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA — Struktur sektor perkebunan dan industri pengolahan yang hanya bertumpu pada segelintir komoditas seperti sawit dinilai dapat membahayakan perekonomian. Sawit Watch mengimbau agar pemerintah membuka ruang untuk diversifikasi.

    Direktur Eksekutif Sawit Watch Achmad Surambo menilai pemerintah semestinya memberikan batasan terhadap pengembangan kelapa sawit. Ketergantungan yang tinggi terhadap komoditas global dengan harga fluktuatif dia sebut berdampak signfikan pada perekonomian secara keseluruhan.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya yang merupakan salah komoditas unggulan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$2,19 miliar pada Maret 2025. Nilai ekspor itu turun 3,55% secara bulanan (Month-to-Month/MtM) dibandingkan dengan bulan sebelumnya di angka US$2,27 miliar.

    Meski turun secara bulanan, nilai ekspor pada Maret 2025 tercatat lebih tinggi daripada Maret 2025 yang kala itu hanya bernilai US$1,56 miliar. Artinya, ada kenaikan hingga 40,85%.

    “Seharusnya negara membatasi [ekspansi sawit]. Karena kalau tidak, akan menarik lebih banyak aktivitas ekonomi. Namun saat perekonomian kolaps, seluruh negeri ikut kolaps. Jangan sampai kita hanya bergantung ke satu komoditas, itu tidak baik secara ekonomi menurut saya,” kata Achmad dalam Forum Editor: Potret Konflik Sawit dan Pentingnya Penerapan Prinsip Keberlanjutan di Aryaduta Menteng, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

    Makin menggeliatnya ekonomi yang bertumpu pada sawit turut tecermin dari ekspansi yang kini merambah wilayah timur Indonesia, seperti Sulawesi, Papua, bahkan wilayah Nusa Tenggara yang terkenal dengan iklim keringnya.

    Riset yang dilakukan Sawit Watch menunjukkan bahwa kehadiran sawit di daerah-daerah baru ini diikuti dengan konversi lahan komoditas yang sempat menjadi andalan masyarakat setempat, seperti kakao dan karet.

    “Ekspansi [sawit] terjadi juga di Jawa, sehingga memicu konversi dari komoditas yang ada, konversi dari kakao karet menjadi sawit. Bahkan di Jawa Timur yang kita anggap sebagai lumbung pangan nasional, ini juga sawit juga bisa dikembangkan,” tuturnya.

    Dia pun meminta adanya kebijakan pemerintah yang tegas terkait pengembangan kelapa sawit ke depan. Adapun laporan teranyar Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa luas tutupan sawit mencapai 17,3 juta hektare (ha) pada 2024. Luas tutupan ini naik dibandingkan dengan 16,38 juta ha yang tertuang dalam Kepmen Nomor 833/2019 tentang Penetapan Luas Tutupan Kelapa Sawit Indonesia.

  • Mendes Yandri Dorong Desa di Jabar Segera Bentuk Koperasi Desa Merah Putih – Halaman all

    Mendes Yandri Dorong Desa di Jabar Segera Bentuk Koperasi Desa Merah Putih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto meluncurkan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih se-Jawa Barat di Bale Asri Pusdai, Bandung, Jawa Barat pada Senin (28/4/2025).

    Mendes Yandri mengharapkan desa-desa di Jawa Barat segera menuntaskan pelaksanaan Musdesus ini untuk segera membentuk Koperasi Desa Merah Putih sebagai instrumen percepatan pembangunan desa.

    Kementerian Desa PDT mendapat tugas dari Inpres Nomor 9 tahun 2025 untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh desa dan membantu pengadaan lahan untuk Kopdes Merah Putih minimal 20×20 meter persegi.

    “Lahan itu untuk unit usaha pengadaan sembako, simpan pinjam, klinik Desa, apotek Desa, cold storage, pergudangan/lumbung pangan dan logistik desa,” kata Mendes Yandri.

    Pemerintah Desa Bersama BPD melaksanakan Musdesus untuk membahas, kelembagaan, modal, keanggotan, struktur organisasi dan kegiatan utama Kopdes Merah Putih.

    Peserta Musdesus yaitu Kades dan Perangkat Desa, BPD, Kelompok Masyarakat dengan didampingi oleh Tenaga Pendamping Profesional, Pendamping Keluarga Harapan, Penyuluh Pertanian, OPD teknis dan pendamping lainnya.

    Sekali lagi, Mendes Yandri menegaskan jika keberadaan Koperasi Desa Merah Putih tidak akan menggantikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sebaliknya, koperasi tersebut akan memperkuat peran BUMDes dalam mendorong kemandirian dan pemerataan ekonomi desa.

    Mendes Yandri menjelaskan bahwa ke depan, hubungan antara Koperasi Merah Putih dan BUMDes akan diatur secara kelembagaan. Koperasi bisa menjadi bagian dari unit usaha BUMDes, atau sebaliknya.

    Pemerintah saat ini tengah menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) sebagai dasar pengaturan hubungan antara BUMDes dan Koperasi Merah Putih.

    Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 sendiri merupakan kebijakan strategis nasional yang dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat terbentuknya 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia.

    Acara ini diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang juga dihadiri Menteri Saifullah Yusuf, Menter Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Nasional Wihaji.

     

  • Presiden Prabowo Dinilai Punya Komitmen Lindungi Industri Pertanian – Halaman all

    Presiden Prabowo Dinilai Punya Komitmen Lindungi Industri Pertanian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto dinilai sukses membangun kemandirian pangan. Prabowo hadir dengan napas dan semangat Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Demikian disampaikan eksponen Gerakan Mahasiswa 1998 UGM Yogyakarta, Haris Rusly Moti.

    “Kita berharap pengusaha nasional kita mulai masuk di sektor pertanian. Kampus atau perguruan tinggi juga mulai dilibatkan dalam riset dan inovasi terkait baik bibit maupun teknologi pertanian, agar hasil pertanian makin melimpah. Dengan demikian cita-cita menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia dapat diwujudkan,” kata Haris kepada wartawan, Senin (28/4/2025).

    Haris menuturkan Indonesia sedang menghadapi situasi peperangan menggunakan senjata tarif dan currency. 

    Di tengah guncangan dan ketidakpastian situasi geopolitik tersebut, Haris mengatakan Indonesia berhasil memulai langkah dengan dasar yang kuat dan arah yang tepat, yaitu membangun kemandirian di sektor pangan.

    “Saya pribadi cukup terharu dengan capaian 6 bulan pemerintahan di sektor pertanian. Dalam waktu yang terbilang singkat itu, kita berhasil mencapai swasembada beras, kita ‘kebanjiran’ beras dari petani kita sendiri,” katanya.

    Menurutnya, Indonesia berpeluang membangun kemandirian industri pangan justru ketika berlangsung perang tarif dan perang currency. 

    Penerapan kebijakan “border protection” melalui penerapan tarif yang tinggi, memaksa setiap negara di dunia untuk mandiri dan tidak bergantung.

    “Kita semua melihat sendiri bagaimana gempuran impor produk industri asing telah meruntuhkan industri nasional kita. Industri manufaktur kita yang menyerap lapangan pekerjaan tinggi ambruk, industri tekstil runtuh, industri pertanian babak belur,” kata Haris.

    “PHK dan pengangguran meluas sebagai akibat dari terjadinya deindustrialisasi nasional. Kita memang tidak diuntungkan oleh sistem perdagangan bebas tanpa hambatan tarif, tidak banyak produk industri yang kita ekspor, selain ekstraktif yang duitnya di parkir di luar negeri. Negara yang diuntungkan oleh perdagangan bebas tanpa hambatan tarif adalah yang mempunyai industri produk ekspor,” kata dia.

    Oleh karena itu, Haris mengatakan sangat tepat Gandhi mengajarkan gerakan swadesi. Maksudnya, “makan dan pakai apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri”. 

    Dalam bahasa sederhana, konsep swadesi Gandhi mengarah pada swarajya atau kemerdekaan. Dalam arti pemerintah oleh negeri sendiri yang bertumpu pada kekuatan sendiri.

    “Begitu juga Bung Karno yang menjadi guru ideologis Presiden Prabowo, mewariskan kepada kita tentang Trisakti, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian nasional. Sekali lagi kita mesti memanfaatkan momentum untuk menegakan Trisakti dalam situasi ketika berlangsung perang dagang,” kata Haris.

    Melihat data BPS, produksi gabah kering giling (GKG) pada periode Januari-April 2025 mencapai 24,22 juta ton, dengan produksi beras mencapai 13,95 juta ton. 

    Angka ini, dikatakan Haris, menjadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Sementara konsumsi beras domestik tercatat sekitar 10,37 juta ton.

    “Dengan data BPS ini, dipastikan untuk saat ini kita tidak perlu lagi impor beras,. Tidak gampang! Tapi itu fakta. Dan kita makin optimis, dalam 6 bulan ke depan kita akan menjadi salah satu eksportir beras. Kartel pemakan rente impor beras dan komoditi pangan lain pasti muntah darah, nangis darah dengan capaian ini,” ujarnya.

    Pada pertengahan April 2025, keterangan resmi merilis bahwa Perum Bulog telah berhasil menyerap 1,4 juta ton gabah dari target 2 juta ton pada bulan April 2025, jik dibandingkan 2022 994 ribu ton, 2023 1,066 juta ton, 2024 1,266 juta ton.

    Melalui Badan Pangan Nasional, pemerintah dalam 6 bulan membuat kebijakan menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp. 6.500 per kilogram.

    “Petani kita bisa mempunyai penghasilan jumbo dalam panen raya kali ini. Selama ini petani kita selalu menghadapi kutukan di saat datang musim tanam dan di saat panen raya. Saat musim tanam tiba, petani menghadapi kutukan sulit memperoleh pupuk dan benih unggul. Ketika panen raya datang, petani dihadapkan pada kutukan jatuhnya harga gabah. Petani kita merintih dan merana justru di saat berlangsung panen raya,” ujar Haris.

    Keterangan dari Kementerian Pertanian, menurut Haris, yakni problem distribusi pupuk subsidi terhambat oleh birokrasi yang sengaja dibikin ruwet. 

    Misalnya saja, yakni keharusan melalui lebih dari 145 aturan yang meliputi 41 undang-undang, 23 peraturan pemerintah, 6 peraturan presiden, serta harus melibatkan 11 kementerian dan lembaga.

    “Presiden Prabowo melakukan reformasi dengan menyederhanakan sistem distribusi pupuk, yang kini hanya melibatkan tiga pihak: Kementerian Pertanian, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), dan petani. Kebijakan ini sangat positif, distribusi pupuk menjadi lebih cepat dan tepat sasaran, petani kembali aktif menanam, konsumsi pupuk meningkat,” katanya.

    Haris mengatakan memang belum banyak yang sempurna dalam mengimplementasikan sejumlah kebijakan strategis pemerintah dan masih banyak kekurangan di sana sini, termasuk dalam program nasional swasembada pangan. 

    “Namun, niat baik itu telah dibuktikan melalui implementasi nyata melindungi petani dan industri pertanian. Menurut saya, selama seorang pemimpin itu punya niat baik untuk rakyat dan bangsanya, saya yakin InsyaAllah “wahyu” akan menyertai, melandasi, dan menuntunnya,” pungkas Haris. (Tribunnews.com/Reza Deni)

  • BI: Kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025

    BI: Kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025

    Jakarta (ANTARA) – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) menunjukkan kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada triwulan I 2025.

    “Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang tetap positif sebesar 7,63 persen,” kata Direktur Eksekutif​ Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Jumat.

    Kinerja sejumlah lapangan usaha (LU) tercatat positif dengan SBT tertinggi yaitu LU jasa keuangan (SBT 1,90 persen) diikuti LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (SBT 1,78 persen) serta LU perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan motor (SBT 1,50 persen).

    Hal ini sejalan dengan musim panen pada daerah lumbung pangan nasional serta peningkatan aktivitas pada periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

    Selanjutnya, kapasitas produksi terpakai pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 73,25 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2024 yang sebesar 72,91 persen. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (73,60 persen).

    Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, khususnya pada aspek likuiditas dan rentabilitas, dengan akses kredit yang tetap mudah.

    Berdasarkan survei BI, responden memprakirakan kegiatan usaha pada triwulan II 2025 meningkat dengan SBT sebesar 15,35 persen.

    Kegiatan usaha diprakirakan meningkat terutama bersumber dari LU pertanian, kehutanan, dan perikanan (SBT 2,20 persen).

    Hal ini sejalan dengan kondisi cuaca yang lebih mendukung, ketersediaan sarana produksi dan kapasitas penyimpanan, serta permintaan yang terjaga.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menko Pangan apresiasi dukungan PBNU-Ansor terhadap ketahanan pangan

    Menko Pangan apresiasi dukungan PBNU-Ansor terhadap ketahanan pangan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menko Pangan apresiasi dukungan PBNU-Ansor terhadap ketahanan pangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 24 April 2025 – 22:23 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengapresiasi dukungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) beserta Gerakan Pemuda (GP) Ansor terhadap ketahanan pangan di Indonesia melalui pengukuhan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan.

    “Saya sungguh merasa berbahagia sekaligus memberikan apresiasi, terima kasih, karena dalam milad GP Ansor yang ke-91 hari ini dikukuhkan Patriot Ketahanan Pangan. Kalau sudah Ansor ikut menanam, beres, insyaallah Indonesia menjadi lumbung pangan,” kata Menko Pangan saat memberi sambutan dalam Rapat Akbar dan Pengukuhan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan di Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis sore.

    Ia pun memaparkan alasan mengapa pangan menjadi penting, bahkan menjadi program prioritas utama Presiden Prabowo Subianto.

    Dalam setiap kesempatan, kata dia, Presiden Prabowo selalu menyampaikan bahwa tidak ada negara manapun di dunia ini yang tanpa swasembada pangan dan tanpa ketahanan pangan menjadi jaya raya.

    Oleh karena itu, lanjut dia, masalah pangan menjadi prioritas pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Ia mengaku bersyukur karena Presiden Prabowo memerintahkan kepada jajaran Menko Pangan agar selambat-lambatnya dalam tiga tahun sudah mencapai swasembada pangan.

    “Walaupun belum ditanyakan, tapi berkat dukungan PBNU, dukungan Ansor yang luar biasa, akhir April bulan ini kami sudah berani menyatakan kita sudah swasembada paling tidak beras dan jagung,” katanya.

    Menko Pangan mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia pada akhir bulan April sudah surplus beras 3,5 juta ton.

    “Karena dukungan PBNU, dukungan Ansor, alhamdulillah itu bisa dicapai,” katanya menegaskan.

    Akan tetapi, kata dia, hal itu sebagian kecil ketahanan pangan karena Presiden Prabowo ingin membangun ekonomi sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 berupa ekonomi kerakyatan atau gotong royong.

    Menurut dia, Presiden tidak ingin kekayaan hanya berkutat pada lima, enam, atau 10 orang, sehingga perlu ada pemerataan dan yang paling cepat dibangun dari desa.

    “Perlu kekayaan yang berputar, tidak hanya kepada itu, itu saja. Oleh karena itu dibentuklah inpres, instruksi Bapak Presiden bahwa dibangun satu ekosistem, tidak hanya swasembada beras atau jagung, tapi dibangun ekosistem yang bisa menggerakkan seluruh roda ekonomi pedesaan, itulah yang disebut dengan KopDes, kopdes itu artinya Koperasi Desa Merah Putih,” katanya.

    Dalam hal ini, kata dia, pemerintah akan membangun 70 ribu hingga 80 ribu KopDes Merah Putih untuk menangani seluruh kegiatan ekonomi di desa, mulai dari sembako, pupuk, kesehatan, dan sebagainya.

    Oleh karena itu, lanjut dia, peran Ansor sangat diperlukan dalam KopDes Merah Putih.

    “Kami meyakini kalau Ansor sudah ikut, insyaallah semua urusan sukses, insyaallah,” kata Menko Pangan.

    Rapat Akbar GP Ansor tersebut juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal PBNU yang juga Menteri Sosial Saifullah Yusuf, serta sejumlah tokoh nasional dan pejabat lainnya.

    Sumber : Antara

  • Wamentan: Indonesia siap jadi lumbung pangan dunia

    Wamentan: Indonesia siap jadi lumbung pangan dunia

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan Indonesia siap menjadi lumbung pangan dunia melalui peningkatan produksi, inovasi, dan kolaborasi sektor pertanian.

    “Sebagai Wakil Menteri tentu saya prioritaskan masyarakat kita. Tapi kami juga ingin berkontribusi memberi makan dunia,” kata Wamentan saat membuka acara International Fertilizer Producers Event di Bali sebagaimana keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Wamentan mengatakan Indonesia tidak hanya fokus pada ketahanan pangan domestik, tetapi siap berkontribusi pada ketahanan pangan global.

    Ia menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025 produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton. Sementara konsumsi beras domestik tercatat sekitar 10,37 juta ton, dan hal itu menunjukkan surplus dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

    Selain itu, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menjelaskan keberhasilan program penyediaan air melalui pompanisasi dan pipanisasi yang memungkinkan petani menanam dua hingga tiga kali dalam setahun.

    Melalui program itu, lebih dari 2 juta hektare lahan berhasil dialiri air, meningkatkan produktivitas pertanian yang sangat signifikan.

    “Indeks pertanaman kita meningkat. Ini berarti produktivitas lahan juga naik. Satu kali tanam dalam setahun kini bisa menjadi dua hingga tiga kali. Ini capaian luar biasa,” ucapnya.

    Dengan peningkatan produktivitas itu, Indonesia semakin optimistis untuk mencapai swasembada beras. Apalagi, Perum Bulog telah menyerap 1,4 juta ton gabah dari target 2 juta ton pada bulan April 2025. Jika target tersebut tercapai, Indonesia tidak lagi memerlukan impor beras.

    “Perum Bulog juga diminta untuk menjaga pasokan dan produksi beras di tengah krisis yang dialami sejumlah negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia,” kata Wamentan.

    Di sisi lain, Wementan menegaskan peran penting pupuk dalam menjaga ketahanan pangan global, terlebih di tengah tantangan besar akibat perubahan iklim dan meningkatnya populasi dunia.

    Ia menyatakan pupuk bukan sekadar bahan input pertanian, melainkan elemen utama dalam mencapai hasil pertanian yang optimal.

    “Pupuk adalah tulang punggung ketahanan pangan. Tanpa pupuk, benih dan air saja tidak cukup untuk menghasilkan produksi yang optimal,” ujarnya.

    Ia juga mengajak seluruh negara dan perusahaan untuk bekerja sama dalam menjamin ketersediaan bahan baku pupuk dan mendorong inovasi teknologi pupuk yang ramah lingkungan.

    “Indonesia sangat terbuka untuk kolaborasi dengan siapa pun, dari negara mana pun. Kolaborasi global adalah kunci masa depan pertanian dunia,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Wamentan menyampaikan kesiapan Kementerian Pertanian untuk berdialog dan membuka ruang kerja sama langsung dengan para peserta.

    “Jika ada isu yang ingin disampaikan, saya siap berdiskusi. Mari kita jadikan pertemuan ini sebagai awal dari kerja sama nyata untuk pertanian dunia yang lebih berkelanjutan,” kata Wamentan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo sebut inovasi pangan perlu seiring tambahan penduduk Indonesia

    Prabowo sebut inovasi pangan perlu seiring tambahan penduduk Indonesia

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Prabowo sebut inovasi pangan perlu seiring tambahan penduduk Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 23 April 2025 – 22:22 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa inovasi teknologi dan riset di bidang pangan diperlukan seiring pertambahan penduduk Indonesia sebesar 3,5 juta orang per tahun.

    Usai meluncurkan program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu, Presiden Prabowo mengatakan bahwa kerja sama seluruh unsur, baik para ahli pertanian, teknologi, pengusaha, insinyur, maupun ulama diperlukan untuk menangani masalah pertanian.

    “Masalah pertanian ini sekarang membutuhkan sains dan teknologi. Untuk kita mampu swasembada. Setiap tahun jumlah penduduk kita tambah sekitar 3,5 juta. Bayangkan dalam 10 tahun, 35 juta tambahan (penduduk). Kalau kita tidak inovatif, kita tidak pakai teknologi, kita tidak punya keberanian untuk mulai,” kata Presiden Prabowo melalui rekaman suara yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Presiden menjelaskan bahwa swasembada pangan dapat dicapai dengan membuat lumbung pangan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga di desa.

    Kepala Negara berdasarkan laporan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, mengatakan jika setiap keluarga menanam lima pot cabai maka harga komoditas tersebut dapat terkendali.

    Prabowo berharap setiap keluarga dapat mewujudkan kemandirian pangan, dengan menanam sayuran hingga buah-buahan di rumah sendiri.

    “Setiap keluarga bisa punya cabai sendiri, mungkin punya tomat sendiri, timun sendiri. Anak-anak kecil pun bisa memelihara ikan lele. Kita nanti latih yang (tanaman) bertingkat. Jadi, sekarang ini semua unsur bersatu. Ibarat kita membuat satu tim nasional untuk mencapai apa yang kita cita-citakan,” kata Prabowo.

    Adapun Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), yakni sebuah gerakan kolaboratif untuk membangkitkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menanam, menumbuhkan, dan memanen tanaman pangan.

    Melalui program Gerina ini, ada dua program penanaman tanaman pangan yang telah dikembangkan dan diperkenalkan kepada Presiden Prabowo. Ada Si Opung atau solusi olah padi terapung yang memanfaatkan kolam air untuk menanam padi.

    “Jadi yang tidak punya tanaman darat, dia punya kolam atau dia ingin bikin di samping rumahnya, itu bisa dirakit dengan biaya yang jangkau, kemudian bisa diolah dan bisa panen,” kata Ustaz Adi Hidayat, selaku perintis program tersebut.

    Program kedua dinamakan Si Cepot yakni solusi cepat panen via pot yang telah dilakukan riset untuk menanam tanaman sawah. Tidak hanya itu, media pot juga dapat dimanfaatkan untuk menanam bahan pangan lainnya seperti cabai dan kentang.

    “Dari tanaman sawah, kita riset dengan pot. Potnya kemudian kita riset bentuknya, gramasinya, volumenya. Dan kalau kita bisa susun satu keluarga, bisa simulasi 5 orang, kebutuhan makannya x sekian, itu dengan tanam pot itu 3x musim, dia bisa sampai nabung 100-300 ribu rupiah dibandingkan beli secara biasa,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Presiden hormati kebijakan tarif Trump

    Presiden hormati kebijakan tarif Trump

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Presiden hormati kebijakan tarif Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 23 April 2025 – 17:23 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto menyatakan dirinya menghormati kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump, tetapi Prabowo yakin kepada kemampuan Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).

    Oleh karena itu, seiring dengan berjalannya perundingan antara Indonesia dan AS, Presiden Prabowo menekankan Indonesia juga fokus membangun kemampuannya untuk bertahan, di antaranya dengan mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri.

    “Kita dihantam tarif berapa pun, kita akan berunding dan negosiasi. Kita hormati. Tetapi, kita percaya kepada kekuatan kita sendiri. Kalaupun mereka tidak membuka pasar mereka kepada kita, kita akan survive, kita akan tambah kuat, kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri,” kata Presiden Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu.

    Presiden melanjutkan dirinya optimistis Indonesia mampu membangun kekuatan di segala bidang, termasuk untuk swasembada pangan dan mencetak banyak lumbung pangan di dalam negeri.

    “Kita tidak akan pernah menyerah. Kita tidak akan berlutut. Kita tidak akan pernah mengemis. Kita tidak akan pernah minta-minta (belas) kasihan orang lain. Tidak perlu dikasihani! Bangsa Indonesia tidak perlu dikasihani,” kata Presiden.

    Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor dasar 10 persen ke seluruh negara, dan tarif impor resiprokal ke sejumlah negara termasuk Indonesia sebesar 32 persen.

    Walaupun demikian, Pemerintah AS saat ini menetapkan moratorium untuk pengenaan tarif resiprokal ke banyak negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari.

    Pemerintah RI telah mengutus tim negosiasi untuk berunding mengenai penetapan tarif impor resiprokal itu, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Di Washington D. C., Menko Airlangga bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Dagang AS (USTR) Jamieson Greer.

    Delegasi RI, yang dipimpin oleh Menko Airlangga, dan delegasi AS bersepakat untuk membahas negosiasi tarif secara intensif selama 60 hari ke depan terhitung sejak Minggu (20/4). Isu-isu yang dibahas dalam perundingan itu, antara lain mencakup perizinan impor, perdagangan digital dan Customs Duties on Electronic Transmissions (CDET), pre-shipment inspections, kewajiban surveyor, serta ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk sektor industri. Isu lainnya yang dibahas, yaitu implementasi tarif resiprokal, dan penguatan akses pasar kedua negara.

    Dalam pertemuannya dengan Lutnick, Airlangga menyampaikan sejumlah tawaran RI untuk AS, di antaranya Indonesia bersedia membeli LPG, gasoline, minyak mentah dari AS.

    “Indonesia juga berencana untuk membeli produk agrikultur, antara lain gandum, kacang kedelai, susu kacang kedelai, dan Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika,” kata Airlangga saat jumpa pers di Washington D. C. pada Jumat (18/4) minggu lalu.

    Indonesia menjadi beberapa negara yang diterima oleh AS untuk negosiasi pengenaan tarif resiprokal. Selain Indonesia, AS juga saat ini bernegosiasi dengan Vietnam, Jepang, dan Italia.

    Sumber : Antara

  • Bupati Lamongan Dinobatkan sebagai Kepala Daerah Pendukung Sektor Pangan Jawa Timur

    Bupati Lamongan Dinobatkan sebagai Kepala Daerah Pendukung Sektor Pangan Jawa Timur

    Lamogan (beritajatim.com) – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menerima penghargaan sebagai Kepala Daerah Pendukung Sektor Pangan Jawa Timur dalam ajang Beritajatim Award yang digelar di Whiz Luxe Hotel, Surabaya, Rabu (23/4/2025). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen dan keberhasilan Pemkab Lamongan dalam menjaga konsistensi produksi pangan, khususnya padi.

    Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Lamongan mencatatkan produksi padi sebesar 776.953 ton, menjadikannya daerah dengan produksi padi tertinggi di Jawa Timur. Angka ini menjadi indikator penting dari keberhasilan sektor pertanian Lamongan, yang terus menunjukkan performa positif di tengah berbagai tantangan iklim dan ekonomi.

    Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Pak Yes, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian tersebut. Ia menyebut penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan yang juga menjadi motivasi baru bagi pemerintah daerah dan masyarakat Lamongan untuk terus berinovasi dalam sektor pertanian.

    “Banyak hal yang sebenarnya telah kita lakukan di Kabupaten Lamongan, tapi kurang diketahui banyak orang. Alhamdulillah, Beritajatim memberi tahukan kepada khalayak, sehingga kegiatan-kegiatan kita diketahui,” ujar Yuhronur.

    Lebih lanjut, Pak Yes menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi menjadi pemacu semangat untuk terus bekerja keras. Ia menilai bahwa prestasi di bidang pertanian merupakan bagian penting dalam upaya mencapai kemandirian pangan daerah.

    “Penghargaan ini menjadi penguat bagi kami dan inspirasi bagi yang lain, bahwa Lamongan ini dalam swasembada pangan sangat siap dan punya prestasi yang luar biasa,” ujarnya.

    Dalam sambutannya, Yuhronur juga menyampaikan harapan agar Beritajatim.com terus menjadi media yang aktif mengawal perjalanan pembangunan daerah, khususnya di Lamongan.

    “Semoga Beritajatim bisa terus mengawal dan mengiringi perjalanan kami untuk menjaga kejayaan Lamongan dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” ucapnya.

    Penghargaan ini semakin mengukuhkan posisi Kabupaten Lamongan sebagai lumbung pangan Jawa Timur, sekaligus menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dicapai dengan sinergi antara pemerintah daerah, petani, dan masyarakat luas. [fak/suf]

    Untuk diketahui, Acara HUT ke 19 beritajatim.com ini didukung oleh:

    1. PT. Semen Imasco Asiatic
    2. Kominfo Jatim
    3. Bumi Suksesindo
    4. Pertamina EP Cepu JTB
    5. PT. Petrogas Jatim Utama
    6. Bank Jatim
    7. ExxonMobil Cepu Limited
    8. Pertamina EP Sukowati Field
    9. Safe & Lock
    10. PT INKA (Persero)
    11. Djarum Foundation
    12. HM Sampoerna
    13. Pertamina EP Cepu Field
    14. PHE WMO
    15. PT Pelindo Multi Terminal
    16. HCML
    17. PHE TEJ
    18. Pertamina EP Poleng Field
    19. PT. Pelindo Marine Service
    20. PT. SIER
    21. PT. Gudang Garam
    22. Prima Energi Bawean
    23. Pertamina EP Cepu ADK
    24. Medco Sampang
    25. Medco Madura Offshore
    26. Saka Indonesia Pangkah Limited
    27. Kangean Energi Indonesia
    28. Petronas Carigali Ketapang
    29. Saka Energi Muriah Limited
    30. JIIPE
    31. Hayyu Clinic
    32. DPD Ivendo Jatim
    33. Flat Production
    34. Rokins
    35. Whize Luxe Spazio Hotel
    36. Java Paragon
    37. Fiesta / Charoen Pokphand
    38. LNK Krimer
    39. Jamoe Iboe
    40. Itikminton
    41. JatimPark
    42. DNY Skincare
    43. Bola Mas
    44. Esbeeyee
    45. Make Over
    46. Enkai
    47. Dishub Provinsi Jatim
    48. Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jatim