Tempat Fasum: lumbung pangan

  • Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh

    Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh

    Presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kiri) menginspeksi pasukan dalam upacara HUT ke-79 Bhayangkara di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/7/2025). HUT ke-79 Bhayangkara mengangkat tema Polri Untuk Masyarakat sebagai cerminan semangat pengabdian dan transformasi kepolisian negeri ini. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/app/rwa/pri. (ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)

    Kapolri: Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 01 Juli 2025 – 16:29 WIB

    Elshinta.com – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa kritik dan saran menjadi energi bagi Polri untuk tumbuh dan berbenah menjadi lebih baik. Dalam HUT Ke-79 Bhayangkara di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa, Kapolri mengaku bahwa Polri belum sepenuhnya sempurna. Dirinya memahami atas kritik dan saran yang disampaikan masyarakat.

    Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan energi bagi Polri untuk tumbuh menjadi lebih baik dan melakukan pembenahan.

    “Kami berkomitmen untuk selalu berpegang pada keyakinan bahwa setiap kritik dan saran dari masyarakat adalah wujud dukungan dan energi bagi kami agar terus tumbuh, beradaptasi, serta melakukan pembenahan yang berkelanjutan,” katanya.

    Pembenahan berkelanjutan itu, lanjut dia, demi mewujudkan satu tujuan mulia, yaitu menghadirkan sosok Polri untuk masyarakat. Jenderal polisi bintang empat itu mengatakan bahwa perjuangan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan.

    Namun, dirinya meyakini bahwa visi tersebut dapat dicapai dengan kolaborasi semua pihak.

    “Kami yakin sepenuhnya bahwa cita-cita mulia ini dapat tercapai melalui sinergisitas seluruh komponen bangsa,” ujarnya.

    Adapun Polri telah turut serta berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, antara lain melalui program ketahanan pangan dan pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Sumber : Antara

  • Kapolri: Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh

    Kapolri: Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh

    Kami yakin sepenuhnya bahwa cita-cita mulia ini dapat tercapai melalui sinergisitas seluruh komponen bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa kritik dan saran menjadi energi bagi Polri untuk tumbuh dan berbenah menjadi lebih baik.

    Dalam HUT Ke-79 Bhayangkara di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa, Kapolri mengaku bahwa Polri belum sepenuhnya sempurna. Dirinya memahami atas kritik dan saran yang disampaikan masyarakat.

    Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan energi bagi Polri untuk tumbuh menjadi lebih baik dan melakukan pembenahan.

    “Kami berkomitmen untuk selalu berpegang pada keyakinan bahwa setiap kritik dan saran dari masyarakat adalah wujud dukungan dan energi bagi kami agar terus tumbuh, beradaptasi, serta melakukan pembenahan yang berkelanjutan,” katanya.

    Pembenahan berkelanjutan itu, lanjut dia, demi mewujudkan satu tujuan mulia, yaitu menghadirkan sosok Polri untuk masyarakat.

    Jenderal polisi bintang empat itu mengatakan bahwa perjuangan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan.

    Namun, dirinya meyakini bahwa visi tersebut dapat dicapai dengan kolaborasi semua pihak.

    “Kami yakin sepenuhnya bahwa cita-cita mulia ini dapat tercapai melalui sinergisitas seluruh komponen bangsa,” ujarnya.

    Adapun Polri telah turut serta berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, antara lain melalui program ketahanan pangan dan pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Optimistis Indonesia Capai Lumbung Pangan Dunia dan Kemandirian Energi

    Prabowo Optimistis Indonesia Capai Lumbung Pangan Dunia dan Kemandirian Energi

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia tidak hanya akan mencapai swasembada pangan, tetapi juga akan menjadi lumbung pangan dunia.

    Hal itu disampaikannya dalam sambutan peresmian pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan serta pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebagai bagian dari program menuju kemandirian energi nasional.

    “Saya sudah katakan, keyakinan saya bahwa Indonesia tidak hanya akan swasembada pangan, kita akan menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Prabowo dalam forum tersebut.

    Orang nomor satu di Indonesia itu menambahkan bahwa dengan pencapaian ini, Indonesia akan memiliki ketahanan dalam menghadapi kemungkinan krisis global.

    Menurutnya, ketahanan pangan dan energi merupakan kunci utama dalam menjaga kedaulatan dan keberlangsungan suatu bangsa.

    “Energi juga bagian yang sangat penting dalam kedaulatan suatu bangsa. Kita bersyukur memiliki sumber-sumber energi terbarukan yang luar biasa. Hari ini adalah bukti kemampuan bangsa Indonesia menuju swasembada energi,” tegasnya.

    Presiden Ke-8 RI itu juga mengapresiasi dimulainya pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan serta peresmian PLTP sebagai simbol bahwa Indonesia sedang menuju kemandirian energi.

    “Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan mampu menyediakan energi untuk seluruh rakyat Indonesia secara efisien dan ekonomis,” kata Prabowo.

    Tak hanya itu, Kepala negara pun menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas, dan para mitra baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

    Secara khusus, Presiden menyebut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan jajarannya yang dinilai telah bekerja dengan baik, tanpa kepentingan pribadi atau kelompok.

    “Saya juga bangga melihat anak-anak muda kita insinyur-insinyur muda, para pekerja di lapangan sudah mampu mengelola proyek-proyek yang sangat canggih dan rumit. Ini sangat membanggakan saya,” ujarnya.

    Prabowo turut menyampaikan apresiasi kepada sejumlah mitra strategis seperti Medco Energi yang dipimpin oleh Hilmi Panigoro, serta ExxonMobil, yang telah lama bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam pengembangan sektor energi.

    “Kepada semua mitra kami dari swasta dan luar negeri yang telah aktif dan efektif, saya ucapkan terima kasih. Kerja sama ini membuktikan bahwa kita mampu membangun masa depan energi bangsa dengan solid,” pungkas Prabowo.

  • Bulog Butuh Rp6 Triliun untuk Pengadaan 1 Juta Ton Jagung Tahun Ini

    Bulog Butuh Rp6 Triliun untuk Pengadaan 1 Juta Ton Jagung Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog membutuhkan dana senilai Rp6 triliun untuk pengadaan 1 juta ton jagung pipilan kering pada 2025. Tercatat, per 20 Juni 2025, serapan jagung dalam negeri oleh Bulog telah mencapai 50.490,03 ton.

    Untuk diketahui, pemerintah membidik pengadaan jagung pipilan kering yang bersumber dari dalam negeri sebesar 1 juta ton pada 2025 dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram dan kadar air 18–20%.

    “Dana yang dibutuhkan Rp6 triliun, [dan target] 1 juta [ton jagung pipilan kering] sampai Desember sesuai tren masa panen,” kata Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin Widiarso kepada Bisnis, Rabu (25/6/2025).

    Namun, pria yang akrab disapa Wiwiet itu menjelaskan bahwa untuk sementara ini Bulog akan menggunakan dana dari kredit bank.

    “Pendanaan pasti diperlukan, untuk sementara menggunakan dana dari kredit bank sambil menunggu dana OIP [operator investasi pemerintah] dari pemerintah yang sedang berproses,” ujarnya.

    Nantinya, Wiwiet menjelaskan skema mekanisme pengadaan jagung kering pipilan ini sama dengan pengadaan beras.

    “Bisa melalui tim jemput jagung, kemudian sebagian akan diolah sendiri, sebagian lain bekerja sama dengan mitra pengolah,” terangnya.

    Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025 (Inpres 10/2025) tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

    Adapun, Inpres ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung pencapaian swasembada jagung.

    Dalam hal ini, Perum Bulog akan melaksanakan pengadaan tersebut yang berdasarkan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Selanjutnya, Bulog melakukan pengolahan jagung hasil serapan menjadi sesuai standar kualitas CJP. 

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah strategis pemerintah melalui Inpres No. 10/2025 ini merupakan bentuk konkret dari upaya stabilisasi harga sekaligus perlindungan terhadap petani jagung. Dia menuturkan, Presiden Prabowo juga telah mengarahkan agar Indonesia ke depan dapat menjadi lumbung pangan dunia.

    “Tentu kita patut bersyukur karena produksi jagung dalam negeri terus meningkat pesat. Bahkan, kita sudah mulai dapat ekspor jagung. Ini karena visi Presiden Prabowo tidak hanya swasembada saja, tapi Indonesia harus mampu jadi lumbung pangan dunia,” kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (25/6/2025).

    Arief menambahkan upaya pencapaian swasembada jagung ini mendapat dukungan penuh dari lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, hingga TNI dan Polri. 

    Adapun, Bapanas diberikan peran sentral dalam penyelenggaraan CJP yang mencakup perencanaan anggaran, penetapan harga pembelian dan standar mutu, penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan, hingga pemberian penugasan kepada Bulog dalam pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran jagung. 

    Selain itu, Bapanas juga bertanggung jawab dalam penyusunan mekanisme kompensasi serta koordinasi lintas kementerian untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program secara menyeluruh.

    “Langkah ini menjadi bagian integral dalam membangun ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berkelanjutan,” tandasnya.

  • Jawa Timur Jadi Lumbung Pangan Nasional, Mentan: Harus Dijaga

    Jawa Timur Jadi Lumbung Pangan Nasional, Mentan: Harus Dijaga

    Lumajang, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, Provinsi Jawa Timur memiliki peran strategis sebagai lumbung pangan nasional yang tidak tergantikan.

    Hal ini disampaikannya saat kunjungan kerja ke Kebun P240T milik PG Djatiroto di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Selasa (10/6/2026).

    “Jawa Timur ini jadi lumbung pangan nomor satu di Indonesia. Kita harus jaga betul. Kalau daerah ini terganggu, maka ketahanan pangan nasional ikut terguncang,” ujar Amran.

    Produksi Pangan dan Komoditas Strategis

    Jawa Timur saat ini menjadi salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lain, seperti tebu, kopi, kakao, dan karet.

    Keberadaan kebun dengan produktivitas tinggi, seperti di Lumajang memperkuat posisi Jawa Timur dalam mendukung swasembada pangan nasional.

    Amran menyatakan bahwa ketahanan pangan Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan produksi di daerah-daerah utama, seperti Jawa Timur.

    Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian, Kementerian Pertanian terus menggenjot program modernisasi pertanian di Jawa Timur melalui penguatan benih unggul, irigasi presisi, dan digitalisasi pembiayaan petani.

    Tak hanya itu, Mentan Amran juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan petani guna mewujudkan swasembada gula nasional.

    “Dulu zaman Belanda, kita bisa produksi hingga 14 ton gula per hektare. Sekarang tinggal 4 ton. Ini PR kita bersama,” tegasnya.

    Amran menekankan, yang ingin dicapai adalah produktivitas tinggi seperti masa lalu, bukan kondisi kolonialnya.

    Jaga dan Wariskan Lumbung Pangan Nasional

    Mentan Amran mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk menjaga, memperkuat, dan mewariskan lumbung pangan ini bagi generasi mendatang.

    “Kalau kita jaga Jawa Timur, maka kita jaga Indonesia. Lumbung ini harus kita lindungi, tingkatkan, dan wariskan,” tambahnya.

    Ia juga menekankan pentingnya pengawasan distribusi sarana produksi pertanian agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan petani di lapangan.

    Sebagai penghasil utama berbagai komoditas strategis, Jawa Timur memainkan peran vital dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus memperkuat provinsi ini melalui program-program modernisasi, kolaborasi multisektor, dan pengawasan ketat distribusi pertanian.

    Masa depan pangan Indonesia, kata Mentan Amran, berakar dari kekuatan lumbung-lumbung pangan nasional, seperti Jawa Timur.

  • Produksi Jagung Surplus 380.000 Ton, Indonesia Siap Ekspor

    Produksi Jagung Surplus 380.000 Ton, Indonesia Siap Ekspor

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan bahwa Indonesia semakin dekat menuju swasembada jagung. Berkat peningkatan produksi yang signifikan, Indonesia kini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memiliki surplus 380.000 ton jagung yang siap diekspor atau dijadikan stok cadangan pangan nasional.

    Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi jagung pipilan kering kadar air 14% (JPK KA 14%) sepanjang Januari–Juli 2025 diperkirakan mencapai 9,45 juta ton. Angka ini melonjak tajam 11,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Produksi jagung dalam negeri terus meningkat pesat. Bahkan kita sudah mampu ekspor jagung. Ini karena visi Presiden Prabowo tidak hanya swasembada, tapi Indonesia harus jadi lumbung pangan dunia,” ujar Kepala Bapanas (NFA) Arief Prasetyo Adi, Selasa (10/6/2025).

    Berdasarkan analisis NFA, setelah memperhitungkan potensi kehilangan hasil sebesar 4,62%, produksi bersih jagung dalam negeri diperkirakan mencapai sekitar 9,01 juta ton. Angka ini jauh melampaui kebutuhan konsumsi nasional periode Januari–Juli yang hanya 8,63 juta ton, menghasilkan surplus sebesar 380.000 ton.

    “Alhamdulillah untuk jagung, kita mencatatkan surplus. Artinya produksi kita sudah cukup, bahkan lebih. Ini bisa kita manfaatkan untuk ekspor atau cadangan pangan pemerintah (CPP),” tambah Arief.

    Sebelumnya, pada Kamis (5/6/2025), Presiden Prabowo secara resmi melepas ekspor jagung sebanyak 1.200 ton dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menuju Kuching, Malaysia. Ekspor perdana jagung ini, setelah beberapa tahun Indonesia mengimpor, disebut sebagai penanda awal bagi Indonesia menuju cita-cita sebagai lumbung pangan dunia.

  • Mentan Tingkatkan Produktivitas Tebu lewat Studi Banding ke 3 Negara

    Mentan Tingkatkan Produktivitas Tebu lewat Studi Banding ke 3 Negara

    Lumajang,  Beritasatu.com – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan langkah nyata untuk mempercepat peningkatan produktivitas tebu nasional melalui kerja sama internasional. Salah satunya dengan rencana pengiriman delegasi studi banding ke negara-negara penghasil tebu unggulan seperti India, Brasil, dan Thailand.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungan kerjanya ke kebun tebu produktivitas tinggi (P240T) di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (10/6/2025).

    “Kita akan kirim delegasi ke India, Brasil, juga Thailand untuk belajar dari mereka. Di sana bibit dan teknologi pengelolaan tebunya sudah sangat maju,” kata Mentan Amran kepada awak media.

    Studi banding ini, lanjut Mentan akan melibatkan unsur dari pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) serta tim teknis dari Kementan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar menuju swasembada gula nasional dan peningkatan efisiensi industri tebu dalam negeri.

    “Jawa Timur adalah lumbung pangan nasional nomor satu di Indonesia. Kita harus jaga ini. Kalau perlu belajar keluar negeri, ya kita belajar. Karena itu bagian dari investasi masa depan,” tegasnya.

    Menurut Amran, kolaborasi lintas sektor dan internasional penting dilakukan mengingat produktivitas tebu Indonesia saat ini masih jauh tertinggal. Ia mencontohkan, pada masa kolonial Belanda, produktivitas gula bisa mencapai 14 ton per hektare, sementara sekarang hanya sekitar 8 sampai 10 ton saja.

    Selain itu, rencana studi banding ke luar negeri ini juga menjadi bagian dari usaha untuk menyusun roadmap jangka panjang revitalisasi perkebunan tebu nasional, yang selama ini menghadapi berbagai masalaj mulai dari kualitas benih, sistem irigasi, hingga tata niaga.

    “Kita tak bisa kerja sendiri. Ini kerja kolektif. Pemerintah, BUMN, petani, dan dunia internasional harus saling menguatkan,” pungkas Mentan Amran.

    Dengan ini, Kementan  menargetkan Indonesia juga mampu bersaing dalam industri gula global berbasis pertanian modern dan juga berkelanjutan.

  • Lapas Banyuwangi Panen Raya! Warga Binaan Ikut Sukseskan Swasembada Pangan

    Lapas Banyuwangi Panen Raya! Warga Binaan Ikut Sukseskan Swasembada Pangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Lapas Kelas IIA Banyuwangi melaksanakan panen raya padi di lahan Saraha Asimilasi dan Edukasi (SAE) seluas dua hektare di Kelurahan Pakis, Kecamatan Banyuwangi, Selasa (10/6).

    Panen raya dihadiri langsung Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan (Kakawanwil Ditjenpas) Jawa Timur, Kadiyono, Kepala Lapas se eks Karesidenan Besuki atau wilayah tapal kuda, dan perwakilan dari Pemda Banyuwangi.

    Kadiyono mengaku, kegiatan panen raya dilakukan demi mendukung swasembada pangan nasional. Panen padi yang dilaksanakan merupakan implementasi dari Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada pangan.

    “Serta implementasi 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan khususnya poin dua, terkait pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan dalam rangka ketahanan pangan,” kata Kadiyono.

    Pihaknya mengaku, lahan dua hektar yang ditanami padi itu merupakan hibah dari Pemkab Banyuwangi. Kadiyono bersyukur atas dukungan dari pemerintah daerah, sehingga implementasi swasembada pangan ini bisa terwujud.

    “Tempatnya sangat strategis masih di tengah kota. Kualitas tanahnya juga luar biasa, dan lebih penting lagi pengairannya masuk di kategori Kelas 1, kalau melihat dari debit airnya,” ujar Kadiyono.

    Kalapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, mengatakan, lahan seluas dua hektar ini ditanami varietas padi Inpari 32. Jenis ini cocok ditanam di lahan SAE karena dengan kondisi kontur tanah liat berpasir.

    Diketahui, padi mulai ditanam pada 27 Februari lalu. Setelah genap berumur empat bulan, tanaman sudah siap dipanen. “Kami perkirakan hasil panen padi mencapai 6 hingga 7 ton,” jelas Wayan.

    Menurut Wayan, sebanyak lima warga binaan turut dilibatkan dalam pengelolaan lahan tersebut. Mereka bekerja setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga sore hari dengan pendampingan dari petugas Lapas Banyuwangi.

    “Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menjadikan Lapas Banyuwangi lebih produktif dan mandiri, sekaligus memberikan keterampilan pertanian kepada warga binaan,” harapnya.

    Kapala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, Nuryo Sekartono menambahkan, berkat kerjasama seluruh pihak, cadangan beras pangan di Kementerian Pertanian kini tersedia sebanyak 4 juta ton.

    “Cadangan pangan hari ini di Indonesia merupakan tertinggi sepanjang kurang lebih 20 hingga 30 tahun kebelakang,” ucapnya, saat menghadiri panen raya padi.

    Capain ini, menjadi salah satu tolak ukur, semangat, dan motivasi terhadap swasembada pangan di kemudian hari. Serta bagaimana terus mewujudkan Banyuwangi sebagai lumbung pangan nasional.

    “Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dari stakeholder. Baik TNI, Polri, dan Lapas yang hari melangsungkan panen, karena telah membantu kami dalam rangka mencapai swasembada pangan nasional, yang menjadi prioritas Bapak Presiden,” pungkasnya. [kun]

  • Membangkitkan Pengambau Hilir Luar sebagai desa lumbung pangan

    Membangkitkan Pengambau Hilir Luar sebagai desa lumbung pangan

    Hulu Sungai Tengah (ANTARA) – Sudiani mulai beranjak dari tempat tidur untuk memacu kendaraan roda dua miliknya sesaat sebelum mentari menghampiri cakrawala. Lelaki yang sudah puluhan tahun bertani itu adalah tokoh masyarakat di Desa Pengambau Hilir Luar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

    Tak seperti biasanya, Sudiani hanya butuh sekitar 5 menit hingga tiba di jalan lintas perkotaan. Sebelumnya, untuk ke tempat yang sama, dia harus melalui kabupaten tetangga dengan jarak 10 kilometer lebih.

    Berkat adanya jalan baru di desanya, bahkan menuju lahan pertanian pun kini lebih leluasa. Dengan memarkir kendaraan di pinggir jalan, Sudiani sudah bisa memandang hamparan sawah di desa itu.

    Wajah baru jalan itu tampak kokoh dengan panjang sekitar 1,030 kilometer dengan lebar 3 meter. Beberapa bulan sebelumnya, jalan itu masih berupa jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan.

    Berkat sentuhan tangan prajurit dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1002/Hulu Sungai Tengah (HST), jalan setapak itu diubah menjadi jalan yang lebar dan leluasa dilalui berbagai jenis kendaraan.

    Sudiani dan penduduk desa jadi lebih leluasa mengangkut hasil tani dan kebun melintasi jalan itu. Karenanya, kerja keras prajurit itu pantas mendapatkan pujian.

    “Sudah 45 tahun saya tinggal di desa ini. Ini pertama kalinya jalan bisa terhubung langsung ke pusat perkotaan dan lebih mudah ke ladang. Dulu kami seperti anak tiri yang jauh dari pusat kota karena minim infrastruktur,” ujar Sudiani.

    Meski belum memasuki usia senja, Sudiani bukanlah pemula karena sudah turun temurun diajarkan bercocok tanam sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

    Sudiani berkisah, dulu, karena tidak ada akses jalan, petani harus menempuh jalan ke luar daerah untuk mengangkut hasil tani dan kebun dari desa itu. Bahkan seluruh anak-anak desa itu melanjutkan sekolah di luar daerah. Masyarakat Desa Pengambau Hilir Luar bergantung dengan infrastruktur kabupaten tetangga.

    Pengambau Hilir Luar sebenarnya menyimpan potensi sebagai desa lumbung pangan. Desa itu memiliki luas sawah sekitar 450 hektare, mampu menghasilkan 3.600-5.400 ton gabah dalam setahun jika panen 2-3 kali.

    Namun, banjir bandang empat tahun silam sempat menciutkan harapan petani desa setempat. Bendungan irigasi yang mengairi lahan petani tak lagi berfungsi akibat diterjang bencana itu. Karena kekurangan sumber air, petani hanya mampu panen sekali setahun, sekitar 1.800 ton gabah.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri tegaskan komitmen capai misi swasembada jagung

    Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri tegaskan komitmen capai misi swasembada jagung

    Sumber foto: Franky Pangkey/elshinta.com.

    Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri tegaskan komitmen capai misi swasembada jagung
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 09 Juni 2025 – 17:44 WIB

    Elshinta.com – Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komisaris Jenderal Dedi Prasetyo, selaku Pengawas Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri, menegaskan komitmen Polri dalam mendukung misi swasembada jagung nasional. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menggandeng Polri untuk membina petani serta menjaga ekosistem pertanian tetap sehat demi mendongkrak sektor pertanian, khususnya jagung.

    “Di kuartal kedua ini, sesuai arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kami melaksanakan panen raya di lahan seluas 440 ribu hektare dengan estimasi hasil panen mencapai lebih dari 1 juta ton,” ujar Komjen Dedi di Dusun Kandasan, Desa Bange, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025).

    Komjen Dedi menyebut Polri berkomitmen mendukung target Kementan untuk memproduksi total 4 juta ton jagung sepanjang 2025. Ia menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun, produksi jagung meningkat 39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    “Ini adalah komitmen kami untuk mencapai target 4 juta ton. Hingga semester satu ini, produksi sudah naik 39 persen dibanding semester satu tahun 2024,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kontributor Elshinta, Franky Pangkey, Senin (9/6). 

    Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan Indonesia saat ini mengalami surplus jagung. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan fokus mendorong ekspor dan memastikan harga beli jagung pascapanen tetap menguntungkan bagi petani.

    “Kita surplus jagung, maka yang harus kita dorong adalah ekspor agar hasil panen terserap baik, harganya bagus, dan semangat bertani masyarakat meningkat,” kata Mendag.

    Di lokasi yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan ekspor jagung merupakan langkah strategis dalam menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Ia menyebut permintaan ekspor terus meningkat.

    “Malaysia saja saat ini meminta 240 ribu ton per tahun atau lebih dari 20 ribu ton per bulan, hanya untuk komoditas jagung. Itu belum termasuk permintaan dari negara lain seperti Filipina,” ungkap Mendag.

    Sumber : Radio Elshinta