Tempat Fasum: Laut Baltik

  • Inggris Temukan Sensor Mata-mata Rusia di Dasar Laut untuk Lacak Kapal Selamnya – Halaman all

    Inggris Temukan Sensor Mata-mata Rusia di Dasar Laut untuk Lacak Kapal Selamnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Inggris baru-baru ini menemukan sensor mata-mata di laut sekitar Inggris.

    Perangkat ini diyakini telah dipasang oleh Rusia untuk melacak pergerakan kapal selam nuklir Inggris.

    “Rusia dapat menggunakan kemampuan maritimnya untuk mempersiapkan sabotase terhadap Inggris,” lapor surat kabar Inggris, The Times, mengutip diskusi selama berbulan-bulan dengan militer dan mantan menteri pertahanan Inggris.

    Sensor yang ditemukan di laut itu diyakini sebagai perangkat mata-mata Rusia.

    “Beberapa terlepas dari dudukannya dan terdampar di pantai oleh ombak, sementara yang lain ditemukan dengan bantuan angkatan laut,” lapor The Times, Minggu (6/4/2025).

    Demi alasan keamanan nasional, wartawan merahasiakan lokasi pasti dan beberapa detail lain dari penemuan tersebut.

    Militer Inggris meyakini Rusia memasang sensor untuk mengumpulkan intelijen pada kapal selam nuklir Inggris – yang salah satunya selalu berada di laut sebagai bagian dari strategi pencegahan berkelanjutan Inggris.

    Artikel tersebut juga menyoroti potensi ancaman yang ditimbulkan oleh kemampuan kapal selam Rusia, yang telah terus dikembangkan sejak Perang Dingin. 

    The Times mencatat bahwa Rusia memiliki keterampilan yang sangat maju dalam peperangan kapal selam dan spionase, yang mungkin melampaui kemampuan Inggris dan anggota NATO lainnya di beberapa bidang.

    Bahkan sebelum Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, Kremlin telah mulai mempersiapkan diri untuk konflik perang dengan NATO.

    Strategi ini melibatkan pemantauan dan persiapan untuk kemungkinan sabotase infrastruktur bawah laut.

    Selain itu, Angkatan Laut Inggris mencurigai Rusia berada di balik sabotase pipa gas Nord Stream pada 2022 dan beberapa insiden lain di Laut Baltik. 

    Mereka menilai cara kerja dalam insiden itu mirip dengan taktik militer Rusia.

    The Times mencatat dalam artikelnya bahwa kapal pesiar milik oligarki Rusia diduga pernah digunakan untuk memata-matai wilayah Inggris, bahkan sebelum invasi ke Ukraina dimulai. 

    Salah satu kapal tersebut pernah berlabuh mencurigakan di dekat kapal perang Inggris pada tahun 2018.

    Militer Inggris khawatir Rusia bisa menyerang infrastruktur penting seperti ladang angin lepas pantai, pipa gas dari Norwegia, dan kabel komunikasi bawah laut. 

    Kabel-kabel ini sangat penting untuk pasokan listrik dan komunikasi, termasuk militer, dan perusahaan swasta yang mengelolanya sudah meningkatkan pengamanan untuk mengurangi risiko serangan semacam itu.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Untuk Pertama Kali, Negara Baru NATO Kerahkan Jet yang Dibuat Khusus untuk Perang Lawan Rusia – Halaman all

    Untuk Pertama Kali, Negara Baru NATO Kerahkan Jet yang Dibuat Khusus untuk Perang Lawan Rusia – Halaman all

    Untuk Pertama Kali, Negara NATO Kerahkan Jet yang Dibuat Khusus untuk Perang Lawan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Anggota terbaru NATO untuk pertama kalinya mengerahkan jet tempur yang dirancang khusus untuk bertempur dengan Rusia guna melindungi perbatasan aliansi tersebut, BI melaporkan, dikutip Jumat (28/3/2025).

    Negara NATO yang dimaksud adalah Swedia dan jet tempur khusus untuk memerangi Rusia tersebut adalah jet JAS 39 Gripen.

    “Angkatan bersenjata Swedia mengatakan enam pesawat tempur JAS 39 Gripen milik negara itu mendarat di pangkalan udara di Malbork, Polandia, pada Rabu kemarin untuk bergabung dengan misi pengawasan wilayah udara aliansi NATO,” tulis laporan tersebut.

    NATO mengatakan ini adalah pertama kalinya pesawat tempur Swedia berpartisipasi dalam “misi pengawasan udara yang ditingkatkan” aliansi tersebut dari dalam wilayah udara sekutu lain sejak bergabung pada Maret 2024.

    Sebelumnya, Swedia hanya mengambil bagian dalam misi pengawasan udara NATO di wilayahnya sendiri, sebagai negara mitra.

    Swedia, bersama dengan tetangganya Finlandia, memutuskan untuk melepas status ‘netralitas’ selama puluhan tahun untuk bergabung dengan NATO.

    Invasi Rusia ke Ukraina menjadi alasan utama negara-negara tersebut untuk berkubu ke NATO.

    “Langkah itu adalah dampak yang tidak diinginkan dari perang brutal Presiden Rusia Vladimir Putin , yang salah satu alasannya adalah untuk membatasi perluasan aliansi NATO,” tulis ulasan BM.

    KAWAL BOMBER – Tiga jet tempur Saab JAS 39 Gripen Swedia mengawal pesawat bomber B-52H Stratofortress dalam penerbangan tahun 2022. Swedia mengerahkan jet tempur Gripen pada misi pertahanan udara NATO untuk pertama kalinya.

    Gripen Dirancang Khusus untuk Perangi Jet Sukhoi Rusia

    Baik Swedia maupun Finlandia membangun militer mereka dengan mempertimbangkan ancaman dari Rusia , dan Gripen adalah salah satu proyek tersebut.

    Jet tempur tersebut, yang dibuat oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan Swedia Saab AB, secara khusus dibuat untuk melawan Rusia.

    Komandan angkatan udara Swedia saat itu, Mats Helgesson , mengatakan pada tahun 2019 bahwa Gripen “dirancang untuk menghancurkan Sukhoi,” jenis jet tempur Rusia.

    Gripen dapat beroperasi di jalan sipil, bukan di landasan pacu di lapangan udara militer  yang riskan menjadi sasaran.

    Diketahui, Rusia memang telah menargetkan infrastruktur semacam itu selama perang melawan Ukraina.

    Gripen juga memerlukan perawatan yang lebih sedikit daripada beberapa pesawat lain, seperti F-16 buatan AS yang tersedia secara luas di sejumlah gudang senjata NATO.

    Michael Bohnert, analis peperangan di RAND Corporation, mengatakan fleksibilitas Gripen membuatnya “jauh lebih baik bagi negara yang berbatasan dengan agresor (Rusia).” 

    FORMASI UDARA – Jet tempur F-16 Angkatan Udara AS membentuk formasi udara dengan JAS 39 Gripen Swedia di atas Laut Baltik selama latihan pada tahun 2018. Swedia mengerahkan jet tempur Gripen pada misi pertahanan udara NATO untuk pertama kalinya.

    Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina di sebelah barat, menganggap dirinya sebagai sekutu garis depan NATO.

    Para ahli peperangan, karena alasan ini, menunjuk Gripen sebagai pesawat tempur generasi keempat terbaik yang tersedia dari semua pesawat NATO untuk dipakai Ukraina. 

    Swedia belum menjanjikan apa pun, meskipun telah menjajaki gagasan tersebut .

    Pål Jonson, menteri pertahanan Swedia, dilansir BI, bulan lalu mengatakan kalau dia “melakukan dialog” dengan Ukraina dan negara-negara lain dalam Koalisi Angkatan Udara, sekelompok sekutu yang berkomitmen untuk membantu Ukraina.

    Ia mengatakan “lebih sulit bagi Ukraina untuk menyerap jet tempur lain.”

    Seperti diketahui, Ukraina telah menerima F-16 buatan Amerika dan Mirage buatan Prancis, jadi Swedia, kata menteri pertahanan, telah disarankan untuk fokus pada pengiriman platform sensor udara yang dapat memberikan dukungan komando dan kontrol.

    Meskipun jet-jet tempur ini mendapat pujian, Gripen Swedia belum berpengalaman menghadapi jenis pertempuran seperti yang akan mereka hadapi di Ukraina. 

    Mereka juga belum pernah mengalami apa yang akan mereka hadapi dalam perang Rusia melawan aliansi NATO.

    MANUVER UDARA – Jet tempur Saab Gripen Swedia saat bermanuver terbang. Swedia mengerahkan jet tempur Gripen pada misi pertahanan udara NATO untuk pertama kalinya.

    Eropa Bersiap Hadapi Agresi Lanjutan Rusia

    Namun, Eropa tengah bersiap menghadapi skenario semacam itu.

    Menyaksikan invasi Moskow tersebut, sebagian besar Eropa, terutama negara-negara yang lebih dekat dengan Rusia seperti Polandia dan Swedia, tengah bersiap menghadapi kemungkinan konflik dengan Rusia.

    Banyak sekutu NATO yang meningkatkan pengeluaran dan manufaktur pertahanan, menjalin perjanjian pertahanan , dan mengadakan latihan NATO yang lebih besar.

    Polandia dan Swedia merupakan mitra internasional terbesar Ukraina dan termasuk negara yang paling keras memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang tempat lain di Eropa .

    Tahun lalu, Swedia memberikan warga negaranya sebuah buklet yang berisi saran tentang cara mempersiapkan diri menghadapi perang.

    Menteri pertahanan negara itu memperingatkan kalau bahkan jika pasukan Rusia “tertahan di Ukraina,” Rusia “menimbulkan ancaman bagi Swedia, seperti halnya bagi negara-negara NATO lainnya.”

    Ia mengatakan Swedia “tidak dapat mengesampingkan kemungkinan serangan Rusia terhadap negara kami.”

    Polandia juga telah memberikan peringatan, termasuk menteri luar negerinya yang mengatakan dia tidak akan terkejut jika Rusia menyerang negaranya.

    Kedua negara tersebut merupakan negara NATO yang paling banyak mengeluarkan biaya untuk pertahanan.

    Polandia menghabiskan proporsi tertinggi dari produk domestik brutonya untuk pertahanan dibandingkan negara anggota lainnya, termasuk AS, dan Swedia melampaui 2 persen dari PDB untuk pedoman pertahanan yang ditetapkan NATO.

    Jet tempur Gripen Swedia akan dikerahkan di Polandia mulai April bersama dengan beberapa jet tempur Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Kerajaan Inggris, kata NATO.

    NATO menggambarkan “misi Peningkatan Pengawasan Udara” sebagai misi masa damai yang diperkenalkan pada tahun 2014 setelah Rusia secara ilegal mencaplok wilayah Krimea di Ukraina.

    Aliansi tersebut menyatakan bahwa upaya kekuatan udaranya sejak 2014 dirancang “untuk menunjukkan tekad kolektif Sekutu, menunjukkan sifat defensif NATO, dan menghalangi Rusia dari agresi atau ancaman agresi terhadap Sekutu NATO.”

    Dengan pemerintahan Trump yang menggoyahkan aliansi yang telah lama terjalin, beberapa sekutu telah mempertanyakan rencana untuk membeli F-35 . Pesawat seperti Gripen atau Eurofighter Typhoon bisa menjadi jauh lebih penting.

    “Ada peluang bagi perusahaan pertahanan Eropa, tetapi ini menciptakan masalah bagi negara-negara Eropa, karena jumlah jet jenis itu yang tersedia lebih sedikit dan produksinya, setidaknya untuk saat ini, lebih lambat,” tulis laporan BM.

  • Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO – Halaman all

    Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO – Halaman all

    Pesawat Su-24M Rusia Serang Lebih 50 Target di Baltik, Sinyal Merah Putin Buat Sayap Timur NATO

    TRIBUNNEWS.COM – Pekan ini, awak pesawat pengebom taktis Su-24M dari penerbangan Angkatan Laut Armada Baltik Rusia dilaporkan melakukan latihan penerbangan taktis di dekat Kaliningrad.

    Situs militer BM, melansir Armada Baltik Rusia tengah melatih serangan presisi dan terkoordinasi terhadap target musuh yang disimulasikan.

    Latihan tersebut, yang diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah Rusia TASS, difokuskan pada penghancuran fasilitas industri militer, lapangan udara, infrastruktur ekonomi penting, konsentrasi pasukan, pos komando, dan kolom peralatan militer.

    “Sekitar 10 pesawat terbang dan 50 personel dari resimen penerbangan campuran armada berpartisipasi, menargetkan lebih dari 50 sasaran dengan roket dan bom udara-ke-udara yang tidak terarah,” tulis situs tersebut menggambarkan aksi latihan militer ini.

    Disebutkan, latihan yang diadakan di wilayah Laut Baltik ini bertujuan untuk menyempurnakan koordinasi awak dan keterampilan taktis, dengan memanfaatkan pengalaman dari operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. 

    “Pelatihan ini menggarisbawahi upaya Moskow untuk memperkuat postur pertahanannya di wilayah yang secara strategis sensitif dan berbatasan dengan negara-negara NATO,” tulis laporan BM, dikutip Jumat (28/3/2025).

    TERHIMPIT NATO – Peta wilayah Kaliningrad, Rusia yang dihimpit wilayah-wilayah negara NATO. Kaliningrad merupakan enclave, teritorial yang terpisah dari daratan utama, Rusia.

    Kaliningrad Dihimpit Wilayah NATO, Risiko Ancaman di Baltik Bagi Rusia

    Sebagai catatan, Pesawat Su-24M, pesawat pengebom garis depan era Soviet dengan sayap sapuan variabel, tetap menjadi aset utama Armada Baltik, yang sebagian besar berpusat di Kaliningrad—daerah kantong yang terjepit di antara Polandia dan Lithuania—dan dekat St. Petersburg.

    Selama latihan, pilot Rusia berlatih manuver di ketinggian rendah, taktik pertempuran udara, pengintaian, dan serangan dengan persenjataan di pesawat, yang mensimulasikan medan pertempuran gabungan modern. 

    Menurut TASS, latihan tersebut mencakup pemberian dukungan tembakan kepada pasukan darat Armada Baltik, sebuah skenario yang mencerminkan integrasi pasukan udara dan darat dalam peperangan kontemporer.

    Biro pers pasukan Armada Baltik Rusia menekankan kalau pelatihan tersebut dibangun berdasarkan pelajaran dari “operasi militer khusus” Rusia —istilah yang digunakan Moskow untuk menggambarkan agresi militer Moskow di Ukraina— yang menekankan fokus pada penerapan di dunia nyata. 

    Tidak ada musuh tertentu yang disebutkan, tetapi lokasi dan cakupannya menunjukkan respons terhadap ancaman yang dirasakan Rusia di wilayah Baltik.

    Posisi unik Kaliningrad memperkuat signifikansi latihan-latihan ini.

    Dikelilingi oleh negara-negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania, daerah kantong tersebut berfungsi sebagai pangkalan operasi terdepan bagi Rusia, yang menampung gabungan pasukan udara, laut, dan rudal.

    Laut Baltik, wilayah compact dengan garis pantai yang dimiliki oleh Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Denmark, Jerman, dan Finlandia yang baru saja bergabung dengan NATO, telah lama menjadi titik nyala ketegangan Timur-Barat.

    Fokus kru pesawat Su-24M dalam menyerang infrastruktur penting dan target militer mencerminkan strategi pencegahan Rusia yang lebih luas, yang bertujuan melindungi sisi baratnya dari potensi serangan. 

    “Dengan melibatkan sekitar 10 pesawat, latihan ini berskala sederhana tetapi terkenal karena kompleksitasnya, menguji kemampuan Armada Baltik Rusia untuk melaksanakan rencana taktis terpadu dalam kondisi simulasi pertempuran,” papar laporan BM.

    JET PENGEBOM – Pesawat jet pengebom Su-24M Rusia yang menjadi bagian dari Armada Baltik, saat lepas landas. Rusia mengerahkan jet pengebom ini dalam latihan di kawasan Baltik di tengah ketegangan Moskow dengan negara-negara NATO, ditambah lokasi kaliningrad yang terhimpit negara-negara Barat.

    Seputar Penggunaan Su-24M oleh Militer Rusia

    Sejarah Su-24M memberikan konteks bagi perannya saat ini bagi militer Rusia. 

    Diperkenalkan pada tahun 1970-an, pesawat ini dirancang untuk serangan penetrasi dalam terhadap pasukan NATO selama Perang Dingin.

    Pesawat ini diketahui mampu membawa hingga 8 ton persenjataan, termasuk bom, roket, dan amunisi berpemandu presisi awal.

    Meskipun sudah tua, peningkatan seperti sistem navigasi dan penargetan yang lebih baik membuatnya tetap relevan, dengan radius tempur sekitar 600 kilometer—cukup untuk mencapai target di seluruh negara Baltik atau ke Polandia dari Kaliningrad.

    Kemampuan terbang di ketinggian rendah, yang sering kali di bawah deteksi radar, meningkatkan kemampuan bertahannya terhadap pertahanan udara, taktik yang mungkin diasah selama latihan baru-baru ini.

    Rusia telah mengerahkan Su-24 secara luas di Suriah dan Ukraina, tempat ia menargetkan infrastruktur militer dan sipil, menawarkan pengalaman praktis kepada awaknya yang sekarang dapat diterapkan dalam pelatihan.

    Sinyal Merah Putin Bagi Sayap Timur NATO 

    Analis pertahanan melihat latihan militer Armada Baltik Rusia ini sebagai sinyal merah dari Presiden Vladimir Putin bagi sayap timur NATO. 

    Estonia, Latvia, dan Lithuania—mantan negara republik Soviet yang menjadi sekutu NATO—terletak dalam jarak serang Kaliningrad, begitu pula Polandia, pemain kunci dalam strategi regional aliansi tersebut.

    Sejak 2014, NATO telah memperkuat kehadirannya di negara-negara ini melalui inisiatif Enhanced Forward Presence, dengan menempatkan kelompok tempur multinasional yang dipimpin oleh AS, Inggris, Jerman, dan Kanada.

    Negara-negara Baltik, dengan angkatan udara mereka sendiri yang terbatas, sangat bergantung pada misi pengawasan udara NATO yang diterbangkan dari pangkalan-pangkalan seperti Ämari di Estonia dan Šiauliai di Lithuania.

     Seorang pensiunan perwira Angkatan Udara AS, berbicara kepada Defense News, mencatat kalau kemampuan Su-24M Rusia sejalan dengan misi untuk mengganggu operasi pengawasan dan patroli NATO.

    Su-24M berpotensi menargetkan landasan pacu atau lokasi radar dalam keadaan krisis.

    “Ini adalah senjata yang ‘tumpul’, tetapi dapat menyelesaikan tugas,” katanya.

    Wilayah udara Laut Baltik yang padat menambah lapisan kompleksitas lainnya. NATO secara rutin melakukan latihan di sini, seperti latihan angkatan laut tahunan BALTOPS, yang melibatkan kapal dan pesawat dari berbagai anggota, termasuk Denmark dan Jerman. Rusia melawan dengan manuvernya sendiri, sering terbang dekat dengan wilayah udara NATO untuk menguji waktu respons.

    Su-24M telah terlibat dalam insiden semacam itu—terutama pada tahun 2016, ketika dua pesawat pengebom menabrak USS Donald Cook saat terbang rendah di atas Laut Baltik, yang memicu kecaman AS.

    Latihan terbaru ini, meskipun tidak secara langsung bersifat provokatif, sesuai dengan pola penegasan kendali atas wilayah tersebut.

    Seorang perwira angkatan laut Rusia, yang dikutip secara anonim oleh TASS, menggambarkan pelatihan tersebut sebagai “langkah rutin untuk menjaga kesiapan,”.

    Perwira Rusia tersebut membantah adanya niat eskalasi di kawasan tersebut.

    Pesawat Jet F-16 Angkatan Udara Ukraina di langit Ukraina pada Agustus 2024 (Angkatan Udara Ukraina via Defence Express)

    Jet Barat Vs Su-24M

    Dibandingkan dengan jet-jet milik Barat macam F-16 AS atau Tornado GR4 Inggris—keduanya sudah pensiun atau tidak lagi digunakan dalam beberapa armada—Su-24M memang tidak memiliki kemampuan siluman.

    Namun, kelemahan itu diimbangi dengan kecepatan dan kemampuan muatan Su-24M.

    F-16, dengan radius tempur lebih dari 500 kilometer dan amunisi berpemandu presisi, unggul dalam hal fleksibilitas, sementara Su-24M mengandalkan daya tembak mentah dan penetrasi tingkat rendah.

    Pertahanan NATO modern, seperti Patriot PAC-3 atau NASAMS Norwegia, dapat mematahkan kemampuan bertahan pesawat tua ini, terutama mengingat sistem pertahanan elektroniknya yang sudah ketinggalan zaman.

    “Namun, kemampuan Su-24M untuk menyerang dengan cepat dari Kaliningrad membuatnya tetap relevan, terutama terhadap target yang lebih lunak seperti infrastruktur atau formasi pasukan, seperti yang dipraktikkan dalam latihan,” tulis BM.

    Penekanan latihan pada koordinasi awak mencerminkan tren yang lebih luas dalam doktrin militer Rusia.

    Pelajaran dari Ukraina, di mana dukungan udara sangat penting tetapi sering terhambat oleh pertahanan udara Ukraina, tampaknya menjadi dasar pelatihan.

    Siaran pers Armada Baltik, yang dikutip oleh TASS, menekankan kerja sama tim di seluruh unit udara dan darat, sebagai bentuk penghormatan terhadap peperangan hibrida yang terlihat di Eropa Timur.

    Pilot berlatih manuver mengelak dan mengidentifikasi target, keterampilan yang sangat penting di wilayah udara yang diperebutkan di mana pesawat tempur NATO seperti Eurofighter Typhoon atau F-35 dapat merespons dengan cepat.

    Seorang analis pertahanan Eropa, yang diwawancarai oleh Jane’s Defence Weekly, menyatakan bahwa Rusia bermaksud menutupi kelemahan usia tua Su-24M dengan kecakapan pilot.

    “Mereka memanfaatkan setiap kemampuan dari platform lama,” katanya.

    Reaksi Negara-Negara NATO

    Reaksi regional beragam. Kementerian Pertahanan Lithuania mengeluarkan pernyataan singkat kepada Reuters, mengakui latihan tersebut tetapi menolak berspekulasi mengenai tujuannya, hanya mencatat bahwa NATO memantau aktivitas Rusia dengan ketat.

    Estonia dan Latvia, yang sering menjadi sasaran penerbangan Rusia, belum berkomentar secara terbuka, meskipun ketergantungan mereka pada pencegahan NATO tetap jelas.

    Sementara itu, Polandia telah meningkatkan pertahanan udaranya sendiri, dengan mengerahkan sistem HIMARS dan Patriot yang dipasok AS dalam beberapa tahun terakhir, sebuah langkah yang dipandang sebagai penyeimbang bagi persenjataan Kaliningrad.

    “Kami siap menghadapi skenario apa pun,” kata seorang juru bicara militer Polandia kepada kantor berita PAP, yang mencerminkan kewaspadaan Warsawa.

    Obrolan publik di platform seperti X menawarkan pandangan sekilas ke persepsi yang lebih luas. Beberapa pengguna menganggap latihan itu sebagai rutinitas.

    Seorang netizen menulis, “Pedoman lama Kaliningrad yang sama—tidak ada yang baru di sini.”

    Netizen lain melihatnya sebagai upaya melawan NATO, dengan tulisan, “Su-24 terbang di Baltik lagi? Rusia tidak cerdik.”

    Tanpa komentar resmi NATO, dampak langsung latihan ini masih bersifat spekulatif, tetapi waktunya di tengah ketegangan Timur-Barat yang sedang berlangsung memastikan bahwa latihan ini tidak akan luput dari perhatian.

    Pesawat Tua yang Tetap Jadi Ancaman

    Riwayat operasional Su-24M di Baltik tidaklah sempurna.

    Pada tahun 2014, sebuah kecelakaan selama penerbangan pelatihan di dekat Kaliningrad menewaskan kedua awaknya, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang perawatan dan keandalannya.

    Upaya modernisasi telah meningkatkan armada, meskipun jumlah pasti yang beroperasi tidak jelas—perkiraan dari Institut Internasional untuk Studi Strategis menunjukkan Rusia mengoperasikan sekitar 100 Su-24 di semua cabang, dengan sebagian kecil ditugaskan ke Baltik.

    Keberhasilan latihan tersebut, dengan lebih dari 50 target yang berhasil dihantam, menunjukkan bahwa pesawat tersebut tetap berfungsi, meskipun efektivitasnya terhadap pertahanan mutakhir masih diperdebatkan.

    Sebuah laporan tahun 2023 oleh Center for Naval Analyses mencatat bahwa meskipun Su-24M masih dapat mengancam aset yang tidak terlindungi, hari-harinya sebagai penyerang garis depan sudah dihitung.

     Ke depannya, ketergantungan Armada Baltik pada Su-24M mungkin akan bergeser seiring Rusia memperkenalkan platform baru seperti Su-34 atau Su-57, meskipun kendala anggaran dan penundaan produksi telah memperlambat transisi tersebut.

     Untuk saat ini, pesawat pengebom tersebut berfungsi sebagai pekerja keras, menjembatani kesenjangan antara warisan Soviet dan kebutuhan modern. Perannya dalam latihan tersebut menggarisbawahi pendekatan pragmatis—memaksimalkan aset yang ada untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan tempat kehadiran NATO terus tumbuh.

    Latihan yang berfokus pada sasaran ekonomi juga mengisyaratkan strategi gangguan, yang bertujuan untuk menimbulkan kerusakan maksimum dalam konflik hipotetis tanpa memerlukan teknologi canggih.

    “Saat debu mulai mereda di tempat latihan dekat Kaliningrad, kemampuan Armada Baltik tetap menjadi fokus bagi Rusia dan negara-negara tetangganya. Latihan ini, meskipun tidak mengubah keadaan, memperkuat komitmen Moskow untuk mempertahankan pos terdepannya di wilayah barat,” tulis ulasan BM.

    Apakah hal itu akan mengubah keseimbangan di Laut Baltik? Itu bergantung pada respons NATO dan langkah Rusia selanjutnya.

    “Untuk saat ini, awak Su-24M telah mengasah keterampilan mereka, sehingga papan catur strategis di kawasan itu tetap tegang seperti sebelumnya,” tutup ulasan tersebut.

     

     

  • Pesawat Pengintai Rusia Dekati Wilayahnya, Jerman Kerahkan Jet Tempur

    Pesawat Pengintai Rusia Dekati Wilayahnya, Jerman Kerahkan Jet Tempur

    Berlin

    Sebuah pesawat pengintai Rusia terdeteksi mendekati wilayah timur laut Jerman pada Kamis (27/3) waktu setempat. Militer Berlin mengerahkan sejumlah jet tempurnya untuk mengawal pesawat pengintai Moskow itu menjauhi wilayahnya.

    Angkatan Udara Jerman, seperti dilansir AFP, Jumat (28/3/2025), mengatakan bahwa Peringatan Reaksi Cepat (QRA) diaktifkan di pangkalan udara Laage, yang terletak dekat Rostock, di pantai Baltik di sebelah timur laut Jerman.

    “Alasannya adalah pesawat tidak dikenal mengudara di atas Laut Baltik, yang terbang tanpa rencana penerbangan atau transponder yang diaktifkan,” demikian pernyataan Angkatan Udara Jerman, yang mengonfirmasi laporan media terkemuka Bild.

    Sejumlah jet tempur Eurofighter milik Jerman dikerahkan untuk mengidentifikasi pesawat pengintai Ilyushin Il-20.

    Disebutkan Angkatan Udara Jerman bahwa pesawat pengintai itu “dikawal” kembali ke daerah kantong Rusia, Kaliningrad, yang menjadi lokasi pertama pesawat itu dilacak.

    Blid dalam laporannya menyebut pesawat pengintai Rusia itu terdeteksi, pada Kamis (27/3) dini hari, sedang mengudara di sebelah timur laut Pulau Rugen, dan dari lokasi tersebut, pesawat itu bergerak menuju ke “wilayah udara Jerman”.

    Fakta bahwa transponder pesawat pengintai Rusia itu dinonaktifkan, sebut Bild, memicu “bahaya besar bagi lalu lintas udara sipil”.

    Sumber-sumber militer setempat, yang dikutip Bild, mengatakan bahwa pesawat pengintai Rusia terkadang teridentifikasi di lepas pantai Jerman. Banyak negara anggota NATO memiliki sistem QRA untuk membantu melindungi wilayah udara mereka.

    Ketegangan di Laut Baltik meningkat sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina tahun 2022 lalu.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Bombardir Apartemen di Ukraina, 3 Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.129: Zelensky Desak AS Bereaksi saat Rusia Langgar Perjanjian Energi – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.129: Zelensky Desak AS Bereaksi saat Rusia Langgar Perjanjian Energi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.129 pada Jumat (28/3/2025).

    Pada tengah malam, peringatan serangan udara dicabut di Kyiv.

    Pada pukul 01.50 waktu setempat, ledakan terdengar di Odessa, seperti diberitakan Suspilne.

    Berkat Ceko, Ukraina Akan Mendapat 1,5 Juta Peluru Artileri Tahun Ini

    Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala, mengatakan prakarsa amunisi yang dipimpin Ceko untuk Ukraina dapat mengirimkan 1,5 juta butir peluru artileri lagi pada tahun 2025 seperti tahun lalu.

    Prakarsa tersebut diluncurkan tahun lalu dan didanai oleh sejumlah sekutu.

    Di antara butir peluru yang disediakan pada 2024 adalah 500.000 unit peluru kaliber 155 mm pada bulan Februari tahun ini, yang cocok dengan senjata artileri NATO yang disediakan oleh sekutu Barat untuk Ukraina.

    Eropa Kembali Tegaskan Dukungan untuk Ukraina

    Para pemimpin Eropa menegaskan dukungan mereka untuk Ukraina pada pertemuan puncak di Paris pada hari Kamis (27/3/2025).

    Mereka sepakat, sekarang bukan saatnya untuk mencabut sanksi terhadap Rusia.

    Sebaliknya, para pemimpin Eropa membahas bagaimana sanksi dapat ditingkatkan “untuk mendukung inisiatif AS untuk membawa Rusia ke meja perundingan.

    “Itu berarti meningkatkan tekanan ekonomi pada Rusia, mempercepat sanksi baru yang lebih keras yang menekan pendapatan energi Rusia dan bekerja sama untuk membuat tekanan ini berarti,” kata Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    Kepala Angkatan Darat Prancis, Inggris, dan Jerman Akan Kunjungi Ukraina

    Dalam pertemuan di Paris pada hari Kamis, Keir Starmer, mengonfirmasi kepala angkatan darat Prancis, Inggris, dan juga Jerman akan pergi ke Kyiv untuk membantu merencanakan dukungan bagi angkatan darat Ukraina.

    Mereka akan bertemu dengan kelompok kontak pertahanan Ukraina yang bertugas mengumpulkan lebih banyak bantuan militer dan menjaga Ukraina dalam pertempuran.

    Presiden Prancis: Eropa Pasti Akan Kirim Pasukan Perdamaian

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbicara tentang rencana “Coalition of the willing” Prancis dan Inggris untuk mengirim pasukan ke Ukraina untuk membantu mempertahankan gencatan senjata pada akhirnya dalam pertemuan kelompok tersebut di Paris.

    “Tidak ada suara bulat hari ini, tetapi kita tidak memerlukan suara bulat untuk melakukan ini,” kata Macron. 

    Italia termasuk di antara sekutu Ukraina yang mengatakan mereka tidak akan mengirim pasukan.

    “Akan ada pasukan jaminan dengan beberapa negara Eropa yang akan dikerahkan (ke Ukraina),” kata Macron, seperti diberitakan The Guardian.

    Ukraina Tuduh Rusia Langgar Gencatan Senjata Energi

    Gubernur Kherson mengatakan Rusia melakukan penembakan besar-besaran di sebuah stasiun transportasi umum di kota Kherson, Ukraina selatan pada hari Kamis.

    Infrastruktur kereta api rusak dan pasokan listrik terganggu.

    Dampak pemadaman listrik atas serangan itu menyebabkan Ukraina menuduh Rusia melanggar komitmen untuk tidak menyerang target energi Ukraina dalam kesepakatan gencatan senjata 30 hari.

    Sementara itu, Ukraina menolak tuduhan Rusia, pesawat tak berawak Ukraina menyerang fasilitas energi di wilayah Kursk dan Bryansk Rusia, dan di semenanjung Krimea yang diduduki.

    Zelensky Minta AS Respons Pelanggaran Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis meminta AS untuk menanggapi apa yang disebutnya pelanggaran Moskow terhadap komitmennya untuk tidak menyerang target energi Ukraina.

    “Saya pikir harus ada reaksi dari AS,” kata presiden Ukraina itu kepada wartawan di Paris pada hari Kamis.

    Ia mengatakan bahwa fasilitas energi telah rusak dalam serangan pada hari Kamis dan tidak jelas siapa yang memantau janji untuk menghentikan serangan tersebut.

    Zelensky Optimis AS Akan Kehilangan Kepercayaan pada Rusia

    Zelensky menunjukkan nada optimisme strategis minggu ini, AS mungkin akan kehilangan kepercayaan kepada Rusia

    Meskipun ia mengeluh tentang pesan Kremlin yang diulang oleh Steve Witkoff, utusan Donald Trump, Zelensky beralasan bahwa seiring waktu tim Gedung Putih akan menghargai Kremlin tidak bertindak dengan itikad baik.

    “Akan menjadi jelas bahwa Rusia tidak menginginkan gencatan senjata tanpa syarat karena mereka semakin banyak mengajukan keberatan. Orang-orang tidak akan semakin mempercayai Rusia setiap hari,” katanya.

    Jet Tempur Jerman Cegat Pesawat Pengintai Rusia

    Jet tempur Eurofighter Jerman mencegat dan mengawal pesawat pengintai Ilyushin Il-20 Rusia yang mendekati Jerman timur laut di atas Laut Baltik pada hari Kamis. 

    “Penyebabnya adalah pesawat tak dikenal di atas Laut Baltik, yang terbang tanpa rencana penerbangan atau transponder yang diaktifkan,” kata angkatan udara Jerman.

    Pesawat itu diarahkan kembali ke daerah kantong Rusia Kaliningrad dari tempat pertama kali dilacak, seperti diberitakan kantor berita Jerman, Bild.

    Zelensky: AS Terus Mengubah Ketentuan Perjanjian Mineral

    Zelensky mengatakan kepada wartawan bahwa AS terus-menerus mengubah ketentuan kesepakatan mineral yang diusulkan, tetapi ia tidak ingin Washington berpikir Kyiv menentangnya.

    Menurut Financial Times, proposal baru akan memberikan AS hak pertama untuk membeli sumber daya yang diekstraksi berdasarkan perjanjian tersebut.

    Selain itu, AS akan mendapatkan kembali semua uang yang telah diberikannya kepada Ukraina sejak 2022, di samping tingkat bunga tahunan 4 persen, sebelum Ukraina mulai mendapatkan akses ke keuntungan.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina harus mengembalikan bantuan yang diberikan oleh AS selama perang melawan Rusia dan memberikannya dalam bentuk perjanjian mineral.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Eropa Panas! Pesawat Pengintai Rusia Dekati Jerman, Jet Tempur Turun

    Eropa Panas! Pesawat Pengintai Rusia Dekati Jerman, Jet Tempur Turun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah pesawat pengintai Rusia dilaporkan mendekati wilayah timur laut Jerman, Kamis waktu setempat. Hal ini membuat angkatan udara Jerman bergerak dan menerjunkan jet tempur.

    Dalam sebuah pernyataan di saluran komunikasi Whatsapp, angkatan udara Jerman melaporkan “peringatan reaksi cepat (QRA)” diaktifkan di pangkalan udara Laage dekat Rostock. Wilayah itu berada di pantai Baltik, di timur Laut.

    “Penyebabnya adalah pesawat tak dikenal di atas Laut Baltik, yang terbang tanpa rencana penerbangan atau transponder yang diaktifkan,” kata angkatan udara dalam pesan tersebut, dikutip AFP, Jumat (28/3/2025).

    “Jet tempur Eurofighter Jerman dikerahkan untuk mengidentifikasi pesawat pengintai Ilyushin Il-20, yang kemudian ‘dikawal’ kembali ke daerah kantong Rusia Kaliningrad, tempat pertama kali pesawat itu dilacak.”

    Laporan awal sendiri diutarakan media lokal Bild. Bild mengatakan pesawat Rusia itu ditemukan Kamis dini hari di sebelah timur pulau Baltik Jerman Rugen dari tempat pesawat itu menuju wilayah udara Jerman.

    “Fakta bahwa transponder pesawat itu dinonaktifkan menimbulkan bahaya besar bagi lalu lintas udara sipil,” kata Bild.

    Sumber militer yang dikutip Bild mengatakan bahwa pesawat pengintai Rusia kadang-kadang diidentifikasi di lepas pantai Jerman. Banyak negara NATO memiliki sistem QRA untuk membantu melindungi wilayah udara mereka.

    Ketegangan di Laut Baltik meningkat sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Hingga kini perang tersebut belum kelar dan upaya gencatan senjata tengah dilakukan dengan mediator Amerika Serikat (AS).

    (sef/sef)

  • Pemerintah Baru Jerman Akan Hadapi Tantangan Kebijakan Luar Negeri

    Pemerintah Baru Jerman Akan Hadapi Tantangan Kebijakan Luar Negeri

    Berlin

    Pemerintah baru Jerman akan menghadapi tantangan kebijakan luar negeri yang sangat besar ketika mulai berkuasa. Banyak yang menyebut momen dalam sejarah Jerman ini sebagai awal dari sebuah era baru, di mana negara ini harus melakukan reorientasi di hampir semua bidang. Atau dengan kata lain: Perpisahan terakhir dengan posisi nyaman sebagai negara yang kuat secara ekonomi, tapi secara geopolitik harus berhati-hati.

    Selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II, Jerman Barat tetap berkomitmen kuat terhadap Barat, menjadi duta multilateralisme dan pendukung demokrasi serta supremasi hukum. Keputusan kebijakan luar negeri dibuat melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara Barat yang bersahabat, sementara Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas keamanan negara.

    Lalu sekarang? Pada Konferensi Keamanan Mnchen (MSC) pada pertengahan Februari 2025, Wakil Presiden AS yang baru, JD Vance, mengumumkan bahwa Eropa harus membayar biaya pertahanannya sendiri dan bertanggung jawab atas pertahanannya sendiri.

    Dalam sebuah wawancara dengan DW, Friedrich Merz, Ketua Uni Demokratik Kristen (CDU) yang beraliran tengah-kanan dan kemungkinan besar akan menjadi kanselir Jerman berikutnya, mengungkapkan kekesalannya: “Kita berada pada titik bersejarah: Jaminan keamanan dari AS dipertanyakan dan Amerika mempertanyakan lembaga-lembaga demokrasi.”

    Amerika Serikat dan China

    Roderich Kiesewetter, pakar urusan luar negeri dari kelompok parlemen CDU, mengatakan bahwa negara ini sedang berada di persimpangan jalan. Ia percaya bahwa Jerman harus memahami bahwa demokrasi dan supremasi hukumnya semakin terancam. China, misalnya, saat ini melakukan segala cara untuk memperluas pengaruhnya dan membuat negara-negara demokratis seperti Jerman semakin tergantung.

    Dalam wawancara dengan DW, Kiesewetter menganjurkan kebijakan yang mengutamakan kepentingan nasional dan ekonomi Jerman.

    “Jika tidak, dampak ekonominya akan sangat besar, dan NATO tidak akan efektif lagi sebagai penangkal,” kata Kiesewetter.

    “Untuk mencapai hal ini, bagaimanapun juga diperlukan reorientasi strategis dan politik yang jelas terhadap kebijakan luar negeri dan keamanan. Pemikiran kuno yang menenangkan dan kenaifan terhadap China bukanlah jalan ke depan, melainkan kontraproduktif,” tambahnya.

    Pasukan penjaga perdamaian Jerman di Ukraina?

    Bahkan ketika menyangkut topik kebijakan Ukraina yang masih dominan, tidak ada yang akan tetap sama. Setelah perang agresi Rusia terhadap Ukraina dimulai pada musim semi 2022, Jerman menjadi pendukung terbesar Ukraina setelah AS, baik secara militer maupun dalam hal menerima pengungsi.

    Kini, sebuah kesepakatan untuk mengakhiri perang tampaknya sedang dalam proses, yang mungkin akan dinegosiasikan hanya antara AS dan Rusia. Jerman dan negara-negara lain, yang kemungkinan besar berasal dari Eropa, akan bertanggung jawab untuk menjaga kesepakatan tersebut dengan tentara mereka sendiri. Bagaimanapun, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan bahwa ia tidak ingin berkontribusi.

    Apakah para pemilih Jerman akan menerima hal ini atau tidak, masih harus dilihat: Dalam survei yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Forsa, 49% mengatakan bahwa mereka mendukung pengerahan pasukan semacam itu, sementara 44% tidak.

    Angkatan bersenjata Jerman sedang diperluas besar-besaran

    Yang pasti, Jerman harus fokus untuk memastikan pertahanannya sendiri yang efektif, lebih baik lagi jika bekerja sama dengan negara anggota Uni Eropa lainnya. Anggota parlemen dari Partai Hijau, Anton Hofreiter, memperkirakan biayanya mencapai € 500 miliar atau sekitar Rp 8,5 kuadriliun, jumlah yang sangat besar.

    Selain itu, menurut kandidat kanselir CDU Friedrich Merz, Jerman harus mengambil inisiatif di Eropa.

    “Semua orang mengharapkan Jerman mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk kepemimpinan,” kata Merz kepada DW.

    “Saya sudah berulang kali menyerukan hal ini. Jerman merupakan negara terpadat di Eropa. Jerman terletak di pusat geostrategis benua Eropa. Kita harus memenuhi peran ini.”

    Bagi Merz, persenjataan Jerman tidak hanya penting terkait Ukraina: “Ini untuk memastikan perdamaian di Eropa dari agresi Rusia, yang kita hadapi di Jerman setiap hari ancaman terhadap infrastruktur kita, ancaman terhadap jaringan data kita, ancaman terhadap kabel data di bawah Laut Baltik.”

    Akankah anggaran pertahanan meningkat hampir dua kali lipat setelah tahun 2028?

    Apa artinya semua ini secara praktis? Ini mungkin berarti peningkatan kemampuan militer yang dibawa oleh Menteri Pertahanan saat ini, Boris Pistorius (SPD), pada bulan Oktober 2023 ketika dia mengatakan bahwa negara harus “siap untuk berperang.”

    Sejak musim panas 2022, ada dana khusus (yang dibiayai dengan utang baru) sekitar €100 miliar atau Rp1,7 kuadriliun untuk mempersenjatai ulang Bundeswehr, tetapi dana ini akan habis pada 2028.

    Namun, menurut Kieswetter, jika Jerman tidak membangun kekuatan militernya, maka Jerman tidak akan lagi dianggap serius di Washington: “Sehubungan dengan kemitraan trans-Atlantik di masa depan, Eropa harus memberikan kontribusi minimum yang diperlukan untuk memastikan bahwa AS tetap menjadi mitra yang kuat di Eropa dan NATO.”

    Tidak ada perubahan kebijakan terhadap Israel

    Di sisi lain, di Timur Tengah, pengaruh Jerman akan tetap terbatas, seperti di masa lalu. Pemerintah mendatang akan terus dipandu oleh prinsip “alasan bernegara”, yang berarti dengan tegas menjunjung tinggi hak Israel untuk hidup. Dan akan terus mengadvokasi “solusi dua negara” antara Israel dan Palestina. Meskipun hal ini semakin kecil kemungkinannya.

    Mitra Baru: Arab Saudi dan negara-negara Amerika Latin?

    Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock telah berulang kali menyerukan Eropa sebagai jawaban atas semua perubahan di dunia.

    “Kami adalah 450 juta orang. Kami adalah pasar tunggal terbesar di dunia,” katanya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, ZDF.

    “Kami telah menjalin kemitraan baru. Dan sekarang kita harus memanfaatkan semua ini bersama-sama dan tidak tersesat dalam hal-hal kecil,” tambahnya.

    Kemitraan baru itu mencakup perjanjian dengan negara-negara di kawasan Teluk bersama dengan negara-negara Mercosur, yaitu Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay, sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani dengan Uni Eropa pada Desember 2024.

    Singkatnya, Jerman sedang berada di awal perubahan yang menakjubkan dalam kebijakan luar negerinya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Review Hotel dan Restoran, Asli atau Palsu dan Apa Cirinya? – Halaman all

    Review Hotel dan Restoran, Asli atau Palsu dan Apa Cirinya? – Halaman all

    Pujian setinggi langit dilontarkan dalam ulasan seorang pria yang menandatangani review-nya dengan nama Dan. “Kamar-kamarnya benar seperti dalam mimpi. Luas, berperabotan keren, dan dirancang dengan baik hingga ke detailnya,” tulisnya dalam review atau ulasan Google tentang hotel The Flamingo di Timmendorfer Strand di pantai Laut Baltik, Jerman. Ia juga mengaku dibuat takjub oleh kebersihan hotel dan pemandangan yang indah.

    Tapi Anja tidak terkesan. “Kalau mau kebersihan dan kualitas, ini bukan tempat yang tepat,” tulisnya. Rambut di saluran pembuangan, debu, handuknya kotor, jamur. Hotel itu sendiri tidak mengomentari ulasan Anja.

    Kian banyak wisatawan mencari ulasan pelanggan di platform seperti Google, Booking.com, atau Tripadvisor saat memutuskan hotel atau restoran saat berlibur.

    “Peringkat dan ulasan daring sangatlah penting,” kata Tobias Warnecke, direktur pelaksana Asosiasi Hotel Jerman IHA. Di samping rekomendasi dari teman dan kenalan, ulasan jadi kriteria terpenting bagi banyak orang yang ingin liburan.

    Ulasan daring makin penting bagi konsumen

    Ulasan pelanggan juga penting bagi pelaku bisnis perhotelan, kata Warnecke. “Jika sebuah hotel tidak muncul di dua halaman pertama hasil pencarian di portal terkait, pelanggan mungkin tidak akan menemukannya,” katanya.

    Penilaian pelanggan juga membantu meningkatkan hasil pencarian hotel di platform seperti Google. Karena itu, sebagian besar pelaku bisnis perhotelan berupaya membaca dan menanggapi ulasan tersebut.

    Namun jumlah ulasan palsu terus meningkat. Menurut penyelidikan Komisi Eropa tahun 2022, sebanyak dua pertiga ulasan bisa jadi bukan ulasan asli.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Jonas Kahl, pengacara yang mengkhususkan diri dalam hukum media, menangani masalah ini setiap hari. “Karena ulasan di internet semakin penting bagi konsumen, jumlah sengketa hukum pun meningkat,” ujar Kahl.

    Spektrum konfliknya berkisar dari ulasan positif yang dibayar oleh perusahaan, ulasan negatif dari pelanggan yang ingin memeras perusahaan tertentu, hingga ulasan palsu yang dipakai perusahaan untuk merugikan saingan mereka.

    Hati-hati bila terlalu banyak ulasan positif

    Sekilas, ulasan sulit palsu dikenali. Menurut perusahaan Jerman Trusted Shops, yang memiliki sistem pemeringkatan sendiri dan memberi sertifikasi ke perusahaan daring, pelanggan harus waspada jika hanya melihat ulasan positif dari suatu layanan atau perusahaan.

    Ulasan berbayar sering kentara dari buruknya gaya penulisan, karena banyak yang dibuat dengan alat penerjemahan otomatis. Indikasi lain adalah jika jumlah ulasan tiba-tiba meroket pada tanggal tertentu. Hati-hati juga dengan ulasan anonim.

    Memang, tidak mudah mengenali ulasan palsu karena ada banyak perusahaan di internet yang menawarkan layanan ulasan berbayar. Pakar hukum seperti Kahl sangat menyarankan perusahaan untuk tidak menggunakannya. Itu jelas tidak mendukung adanya persaingan sehat, katanya.

    Platform perjalanan melawan ulasan palsu

    Gara-gara membanjirnya ulasan palsu, tekanan pada platform pemesanan juga meningkat. Uni Eropa telah mengharuskan perusahaan untuk setidaknya menunjukkan apakah mereka telah memeriksa keaslian komentar dan ulasan.

    Banyak industri juga makin sadar bahwa ulasan palsu bisa mempertanyakan kredibilitas dan model bisnis mereka. Maka pada tahun 2023, platform perjalanan terbesar Booking.com, TripaAdvisor, dan Expedia, yang bergerak di bidang perhotelan, penelitian, dan layanan pelanggan, membentuk Coalition for Trusted Reviews. Kelompok ini berkomitmen memastikan konsumen dapat memercayai ulasan yang dibaca.

    Tahun 2023, TripAdvisor melaporkan, mencatat rekor dengan memblokir 2 juta ulasan menyesatkan dari situsnya. Ulasan juga tidak segera dipublikasikan, tetapi disaring dulu oleh sistem otomatis dan, jika perlu, oleh tim moderator. Menurut Tripadvisor, moderator konten bertugas 24 jam sehari, tujuh hari seminggu dan bekerja dalam 28 bahasa untuk memeriksa apa pun yang dipertanyakan oleh sistem otomatis.

    Booking.com mengatakan bahwa hanya pelanggan yang benar-benar memesan akomodasi lewat platform tersebut yang dapat memberi ulasan. Di sisi lain, Google menjelaskan bahwa ulasan tidak diperiksa keasliannya sebelum dipublikasikan, tapi Google punya sistem deteksi spam otomatis untuk menyingkirkan kemungkinan ulasan palsu. Perusahaan tersebut juga mendorong bisnis untuk melaporkan ulasan yang melanggar kebijakan Google dan mungkin palsu.

    Namun, para advokat konsumen mengatakan peraturan saat ini belum cukup. “Dengan cara yang dipublikasikan saat ini, ulasan daring tidak terlalu membantu konsumen,” kata Stefanie Grunert, yang sehari-hari berurusan dengan hukum dan perdagangan di Asosiasi Federal Organisasi Konsumen di Berlin, Jerman.

    Grunert menyarankan dibuatnya seperangkat aturan yang jelas dan seragam, karena saat ini masih”ada banyak yang membingungkan” konsumen, ujarnya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Ancaman Besar Bos NATO kepada Putin: Kami Bisa Hancurkan Rusia, Jangan Menyerang – Halaman all

    Ancaman Besar Bos NATO kepada Putin: Kami Bisa Hancurkan Rusia, Jangan Menyerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte menyampaikan ancaman keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Rutte mengklaim NATO bisa menghancurkan Rusia jika negara terbesar di dunia itu nekat menyerang salah satu anggota NATO.

    Dalam beberapa tahun belakangan para pejabat Eropa memang sudah menuding Rusia punya rencana agresif terhadap NATO.

    Di lain pihak, Putin berulang kali membantah tudingan itu dan menyebutnya tidak masuk akal. Dia mengatakan tudingan itu adalah dalih NATO untuk meningkatkan anggaran militer.

    “Saat ini jika Putin menyerang NATO, balasannya akan menghancurkanleburkan. Dia akan kalah. Jadi, jangan biarkan dia mencobanya, dan dia paham. [Kekuatan] penangkisan dan pertahanan [NATO] sangat kuat,” kata Rutte dalam konferensi pers di Kota Brussels, Belgia, hari Rabu, (12/2/2025), dikutip dari Russia Today.

    Lalu, Rutte mengatakan NATO perlu menggelontorkan dana lebih banyak dalam hal pertahanan agar bisa membela diri untuk periode lima tahun ke depan.

    Dia mendesak anggota NATO untuk membuat sejumlah keputusan sulit tahun ini perihal anggaran pertahanan.

    Setiap anggota NATO diwajibkan menggelontorkan dana senilai 2 persen produk domestik bruto (PDB) untuk keperluan pertahanan. Namun, Rutte mengimbau agar dana itu ditingkatkan atau lebih dari 2 persen.

    Dia mengklaim negara-negara Barat sudah punya pabrikan senjata yang fantastis. Namun, produksi pabrikan itu belum mencukupi sehingga perlu segera ditangani.

    Barat menduga Rusia akan menyerang

    Muncul dugaan mengenai rencana serangan Rusia setelah ada laporan dari Dinas Intelijen Pertahanan Denmark hari Selasa kemarin.

    Menurut laporan itu, dalam waktu lima tahun berakhirnya perang di Ukraina, Rusia akan siap menggelar operasi militer besar di Eropa. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa anggaran pertahanan tetap pada level saat ini.

    “Rusia tampaknya akan lebih suka menggunakan kekuatan militer jika Rusia memandang NATO lemah secara militer atau terpecah belah secara politik,” demikian pernyataan dinas intelijen itu.

    “Ini terutama benar jika memperkirakan bahwa Amerika Serikat tidak bisa atau tidak akan membantu negara-negara NATO dalam suatu perang.”

    Menurut laporan itu, Rusia tak akan punya cukup kemampuan untuk mengobarkan perang dengan banyak negara dalam waktu bersamaan.

    Dikutip dari Politico, Dinas Intelijen Denmark menyampaikan tiga skenario mengenai rencana perang Rusia jika konflik di Ukraina sudah rampung.

    Pertama, dalam waktu enam bulan, Rusia akan mengobarkan perang dengan negara-negara tetangganya.

    Kedua, dalam waktu dua tahun, Rusia bisa mengobarkan perang regional di kawasan Laut Baltik.

    Ketiga, dalam waktu lima tahun, Rusia bisa melancarkan serangan besar ke Eropa.

    Adapun bulan lalu Rutte meminta para anggota NATO untuk “bergeser ke paradigma masa perang” demi mencegah perang meletus.

    Dia juga menyindir anggota NATO yang enggan menggelontor dana lebih banyak untuk pertahanan.

    Kata dia, anggota yang enggan itu lebih baik “mengikuti kursus bahasa Rusia atau pindah ke Selandia Baru”.

    Akhir tahun kemarin Rutte menyarankan anggota NATO di Eropa untuk mengalihkan dana kesejahteraan masyarakat ke dana militer.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mendesak para anggota NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 5 persen PDB atau lebih dari dua kali target.

    Trump menyebut AS bisa saja keluar dari NATO jika para anggota NATO tidak membayar dengan cara mereka.

    Tahun lalu dia pernah mengaku bakal “mendorong” Rusia untuk menyerang negara NATO mana pun yang tidak memenuhi kewajiban anggarannya.

    (*)

  • Kapal Armada Bayangan Rusia Meledak Dekat ‘Sarang’ Putin, Kenapa?

    Kapal Armada Bayangan Rusia Meledak Dekat ‘Sarang’ Putin, Kenapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ledakan dilaporkan terjadi di atas kapal tanker minyak yang diyakini digunakan oleh armada bayangan Rusia yang berlabuh di Ust-Luga di Rusia barat laut, dekat kota asal Presiden Vladimir Putin, St. Petersburg.

    Badan Federal Rusia untuk Transportasi Laut dan Perairan Pedalaman, Rosmorrechflot, mengatakan “ledakan terjadi di ruang mesin” kapal Koala pada Minggu (9/2/2025) pagi. Insiden ini memaksa awak kapal untuk mengungsi.

    Rosmorrechflot juga mengatakan penyelidikan atas insiden tersebut sedang berlangsung.

    “Pada pagi hari tanggal 9 Februari, di pelabuhan Ust-Luga, sebuah insiden buatan manusia terjadi pada kapal tanker Koala saat menghidupkan mesin, yang mengakibatkan ruang mesin rusak,” kata Gubernur wilayah Leningrad Alexander Drozdenko via Telegram, seperti dikutip Newsweek, Senin (10/2/2025).

    “Kapal tanker itu ditambatkan di tempat berlabuhnya. Tidak ada ancaman tumpahan minyak. Awak kapal telah dievakuasi, tidak ada korban jiwa,” tambahnya. “Tindakan sedang diambil untuk memeriksa ruang mesin dan memastikan penyebab kecelakaan.”

    Beberapa media, termasuk Baza, yang terkait dengan dinas keamanan Rusia, dan Fontanka dari St. Petersburg mengatakan sebanyak tiga ledakan terjadi di ruang mesin kapal. Baza mengatakan ledakan terjadi saat kapal bersiap untuk berlayar.

    Media Rusia, Important Stories, mengatakan kapal yang dibangun pada tahun 2023 itu sedang menuju Mesir. Media tersebut mengatakan Greenpeace menggolongkan Koala sebagai bagian dari armada bayangan Rusia.

    Kapal tersebut, yang menurut Kyiv Post membawa 130.000 ton bahan bakar minyak, sedang berlabuh di pelabuhan Ust-Luga, sekitar 100 mil dari kota asal presiden Rusia, St. Petersburg, saat ledakan terjadi.

    Pejabat NATO telah menyuarakan kekhawatiran tentang armada bayangan Rusia dan juga menuduh Moskow menggunakan kapal-kapal tersebut untuk melakukan sabotase terhadap infrastruktur penting seperti kabel bawah laut.

    Rusia menyusun armada bayangan untuk menghindari pembatasan ekspor minyaknya sebagai tanggapan atas sanksi Barat yang dijatuhkan setelah invasi besar-besaran Putin ke Ukraina pada tahun 2022.

    Armada ini beroperasi di Laut Baltik dan terdiri dari kapal-kapal tua yang sering beroperasi dengan kepemilikan yang tidak jelas dan tidak memiliki asuransi yang memadai, sehingga sering kali mengubah registrasi bendera mereka. Kapal-kapal ini mencakup sekitar 17 persen dari kapal tanker minyak di seluruh dunia.

    Bulan lalu, Washington mengumumkan sanksi baru terhadap “jumlah kapal pengangkut minyak yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang banyak di antaranya merupakan bagian dari armada bayangan.

    (luc/luc)