Tempat Fasum: Kebun Binatang Ragunan

  • Ragunan andalkan tim medis agar satwa tak stres pada jam malam hari

    Ragunan andalkan tim medis agar satwa tak stres pada jam malam hari

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan mengandalkan tim medis untuk memastikan satwa agar tak stres pada jam buka malam hari atau “Night at Ragunan Zoo”.

    “Pengecekan kesehatan satwa dilakukan setiap hari oleh tim medis Taman Margasatwa Ragunan,” kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Sebagai pengelola, pihaknya memastikan satwa dalam kondisi sehat melalui pemeriksaan rutin oleh tim medis. Salah satunya, satwa diberikan multivitamin agar satwa tidak stres dan tak ada penurunan nafsu makan.

    “Iya tidak ada yang stres dan mengalami penurunan nafsu makan karena telah dilakukan habituasi terhadap satwa dan lingkungannya,” katanya.

    Kemudian, dikatakan pencahayaan di kandang hewan-hewan sudah disesuaikan dengan kenyamanan satwa.

    Sebanyak 3.713 orang mengunjungi uji coba hari pertama Ragunan buka jam malam hari (Night at Ragunan Zoo) pada Sabtu (11/10). Jumlah kendaraan yang datang, yakni 318 unit mobil, 651 unit motor dan 39 unit sepeda.

    Program itu dilaksanakan setiap Sabtu atau malam Minggu dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.

    Dalam uji coba ini, hanya seperempat area Taman Margasatwa Ragunan yang diaktivasi meliputi area jalan kaki (jogging) 1,8 km, area kuliner UMKM di sekitar bundaran hingga empat titik lokasi satwa yang aktif di malam hari.

    Adapun empat titik satwa tersebut antara lain namalia kecil (binturong, landak, musang), reptil (ular, kura-kura) serta harimau dan kuda nil.

    Untuk menikmati kegiatan ini, pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang dalam satu kali perjalanan dengan tarif yang telah ditentukan.

    Di lokasi tersebut, akan ada atraksi pemberian makan satwa dan edukasi oleh para penjaga kebun binatang (zookeeper) dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    Bagi pengunjung yang ingin berkeliling melihat satwa “nocturnal” (aktif di malam hari) tersedia layanan “e-car” yang disewakan seharga Rp250.000 per jam dengan kapasitas lima orang.

    Kemudian, ada kegiatan berolahraga yakni “Night Workout at Ragunan Zoo” yang menawarkan pengalaman olahraga unik di tengah suasana malam kebun binatang yang dikelilingi oleh alam, udara segar dan suara satwa malam.

    Kegiatan ini cocok untuk individu maupun komunitas yang ingin mencoba cara baru menikmati malam Jakarta.

    Pengunjung diajak untuk aktif bergerak melalui berbagai aktivitas olahraga dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan, yakni 1,8 km.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ragunan tambah penerangan dan “buggy car” untuk buka sampai malam

    Ragunan tambah penerangan dan “buggy car” untuk buka sampai malam

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, akan menambah penerangan dan mobil angkut (buggy car) untuk mendukung operasional sampai malam atau “Night at Ragunan Zoo”.

    “Kami sudah melakukan evaluasi terkait penambahan penerangan dan keterbatasan ‘buggy car’,” kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Evaluasi itu meliputi penambahan penerangan di zona rekreasi dan olahraga. Direncanakan akan ditambah 100 unit.

    Kemudian, untuk “buggy car” sedang dalam tahapan pengkajian lebih lanjut terkait pengadaannya. “Kalau untuk penerangan akan kami maksimalkan dan untuk ‘buggy car’ sedang kami lakukan kajian,” katanya.

    Sebanyak 3.713 orang mengunjungi uji coba hari pertama Ragunan buka jam malam hari (Night at Ragunan Zoo) pada Sabtu (11/10). Jumlah kendaraan yang datang, yakni 318 unit mobil, 651 unit motor dan 39 unit sepeda.

    Program itu dilaksanakan setiap Sabtu atau malam Minggu dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.

    Dalam uji coba ini, hanya seperempat area Taman Margasatwa Ragunan yang diaktivasi meliputi area jalan kaki (jogging) 1,8 km, area kuliner UMKM di sekitar bundaran hingga empat titik lokasi satwa yang aktif di malam hari.

    Adapun empat titik satwa tersebut antara lain namalia kecil (binturong, landak, musang), reptil (ular, kura-kura) serta harimau dan kuda nil.

    Untuk menikmati kegiatan ini, pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang dalam satu kali perjalanan dengan tarif yang telah ditentukan.

    Di lokasi tersebut, akan ada atraksi pemberian makan satwa dan edukasi oleh para penjaga kebun binatang (zookeeper) dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    Bagi pengunjung yang ingin berkeliling melihat satwa “nocturnal” (aktif di malam hari) tersedia layanan “e-car” yang disewakan seharga Rp250.000 per jam dengan kapasitas lima orang.

    Kemudian, ada kegiatan berolahraga yakni “Night Workout at Ragunan Zoo” yang menawarkan pengalaman olahraga unik di tengah suasana malam kebun binatang yang dikelilingi oleh alam, udara segar dan suara satwa malam.

    Kegiatan ini cocok untuk individu maupun komunitas yang ingin mencoba cara baru menikmati malam Jakarta.

    Pengunjung diajak untuk aktif bergerak melalui berbagai aktivitas olahraga dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan, yakni 1,8 km.

    Selain menyehatkan tubuh, kegiatan ini juga memberikan sensasi berbeda karena dilakukan di luar jam kunjungan biasa sehingga suasana Ragunan terasa lebih tenang dan magis.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3.713 Pengunjung Rasakan Sensasi "Night at Ragunan Zoo"
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Oktober 2025

    3.713 Pengunjung Rasakan Sensasi "Night at Ragunan Zoo" Megapolitan 13 Oktober 2025

    3.713 Pengunjung Rasakan Sensasi “Night at Ragunan Zoo”
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Uji coba pembukaan kebun binatang pada malam hari atau
    Night at Ragunan Zoo
    menarik perhatian sebanyak 3.713 pengunjung pada Sabtu (11/10).
    “Sejak uji coba pertama pada Sabtu, tercatat sebanyak 3.713 pengunjung,” kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati saat dihubungi, Senin (13/10/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Endah merinci, pengunjung datang dengan 318 unit mobil, 651 sepeda motor, dan 39 sepeda.
    Program ini dibuka setiap Sabtu malam dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.
    “Night at Ragunan Zoo hanya dibuka setiap Sabtu,” ujarnya.
    Dalam uji coba ini, hanya seperempat area kebun binatang yang diaktifkan.
    Pengunjung bisa berjalan kaki sejauh 1,8 km sambil menikmati area kuliner UMKM di sekitar bundaran, serta mengunjungi empat titik satwa malam yang aktif, seperti binturong, landak, musang, reptil, harimau, dan kuda nil.
    Bagi pengunjung yang ingin pengalaman berbeda, tersedia mobil kereta dengan kapasitas lima orang per perjalanan, termasuk atraksi pemberian makan satwa dan edukasi dari para zookeeper.
    Selain itu, layanan e-car disewakan Rp250.000 per jam untuk berkeliling melihat satwa nocturnal.
    Tidak hanya untuk sekadar berkeliling, Night at Ragunan Zoo juga menawarkan kegiatan olahraga, Night Workout at Ragunan Zoo.
    Pengunjung diajak bergerak aktif di tengah suasana malam yang tenang, dikelilingi alam dan suara satwa malam.
    Dengan jarak tempuh 1,8 km, pengalaman ini cocok untuk individu maupun komunitas yang ingin menikmati malam Jakarta dengan cara berbeda.
    Program ini memberi sensasi baru karena pengunjung bisa merasakan keindahan Ragunan saat malam hari, lebih tenang, dan magis dibanding jam kunjungan biasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ragunan buka hingga malam, fasilitas penunjang perlu diperhatikan

    Ragunan buka hingga malam, fasilitas penunjang perlu diperhatikan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ali Lubis menyatakan, fasilitas penunjang seperti lampu penerangan, petunjuk jalan dan toilet perlu diperhatikan oleh pengelola Taman Margasatwa Ragunan ketika dibuka hingga malam hari.

    “Karena ini baru bersifat uji coba maka kami meminta Pemprov DKI Jakarta agar mempersiapkan betul segala fasilitasnya,” kata Ali di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, lampu penerangan dan petunjuk jalan menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih serius ketika Taman Margasatwa Ragunan dibuka hingga malam hari.

    Selain itu kata Ali, petugas juga perlu berjaga di setiap tempat hewan yang dipertontonkan kepada publik, terutama hewan yang berbahaya.

    “Rambu-rambu penunjuk jalannya harus jelas jangan sampai masyarakat yang datang nyasar, serta tidak kalah penting adalah jenis hewan yang akan dipertontonkan di malam hari juga harus yang ramah terhadap manusia dan setiap kandang harus ada petugas yang jaga,” ujarnya.

    Ia menambahkan, agar wisata di malam hari ini semakin nikmat dan seru pihaknya meminta agar dipersiapkan tempat-tempat makan dengan menu kedaerahan untuk dinikmati warga yang hadir.

    “Selain itu perlu dibuat sebuah pertunjukan hewan di beberapa titik agar lebih meriah,” katanya menambahkan.

    Sementara itu, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim mengatakan hewan-hewan di Taman Margasatwa Ragunan tak mengalami stres meski dilakukan uji coba Program “Night at the Ragunan Zoo”.

    Hal itu dikarenakan pencahayaan di kandang hewan-hewan sudah disesuaikan dengan kenyamanan hewan.

    “Alhamdulillah pantauan sementara dari uji coba, hewan tidak stres karena dikelola dari sisi pencahayaan dan juga minim suara,” kata Chico.

    Chico menjelaskan, masyarakat cukup antusias mengikuti uji coba hari pertama “Night at Ragunan Zoo” pada Sabtu (11/10).

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiga ribu orang lebih kunjungi uji coba pertama “Night at Ragunan Zoo”

    Tiga ribu orang lebih kunjungi uji coba pertama “Night at Ragunan Zoo”

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 3.713 orang mengunjungi uji coba hari pertama Ragunan buka jam malam hari (Night at Ragunan Zoo) pada Sabtu (11/10).

    “Sejak uji coba pertama pada Sabtu, tercatat sebanyak 3.713 pengunjung,” kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Endah merinci jumlah kendaraan yang datang yakni 318 unit mobil, 651 unit motor dan 39 unit sepeda.

    Dia menjelaskan, program itu dilaksanakan setiap Sabtu atau malam Minggu dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.

    “Night at Ragunan Zoo hanya dibuka setiap Sabtu,” ucapnya.

    Dalam uji coba ini, hanya seperempat area Taman Margasatwa Ragunan yang diaktivasi meliputi area jalan kaki (jogging 1,8 km, area kuliner UMKM di sekitar bundaran) hingga empat titik lokasi satwa yang aktif di malam hari.

    Adapun empat titik satwa tersebut antara lain namalia kecil (binturong, landak, musang), reptil (ular, kura-kura) serta harimau dan kuda nil.

    Untuk menikmati kegiatan ini, pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang dalam satu kali perjalanan dengan tarif yang telah ditentukan.

    Di lokasi tersebut, akan ada atraksi pemberian makan satwa dan edukasi oleh para penjaga kebun binatang (zookeeper) dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    Bagi pengunjung yang ingin berkeliling melihat satwa “nocturnal” (aktif di malam hari) tersedia layanan “e-car” yang disewakan seharga Rp250.000 per jam dengan kapasitas lima orang.

    Kemudian, ada kegiatan berolahraga yakni “Night Workout at Ragunan Zoo” yang menawarkan pengalaman olahraga unik di tengah suasana malam kebun binatang yang dikelilingi oleh alam, udara segar dan suara satwa malam.

    Kegiatan ini cocok untuk individu maupun komunitas yang ingin mencoba cara baru menikmati malam Jakarta.

    Pengunjung diajak untuk aktif bergerak melalui berbagai aktivitas olahraga dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan, yakni 1,8 km.

    Selain menyehatkan tubuh, kegiatan ini juga memberikan sensasi berbeda karena dilakukan di luar jam kunjungan biasa sehingga suasana Ragunan terasa lebih tenang dan magis.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penanganan parkir di Ragunan jadi prioritas

    Penanganan parkir di Ragunan jadi prioritas

    Jakarta (ANTARA) – Penanganan parkir di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, akan menjadi prioritas menyusul ramainya antusiasme masyarakat saat uji coba pembukaan kebun binatang tersebut pada malam hari.

    “Saya sudah mendapatkan laporan bahwa minat masyarakat itu luar biasa di luar dugaan,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Jakarta Selatan, Senin.

    Baru pada hari pertama saja sudah terjadi antrean terjadi. “Sehingga betul apa yang saya pikirkan untuk penanganan parkir dalam jangka, menengah, panjang di Ragunan sudah harus menjadi prioritas utama,” ujar Pramono.

    Sebab, kata Pramono, ia tak ingin kemacetan justru terjadi di kawasan Ragunan karena minimnya ketersediaan tempat parkir.

    Sebelumnya, Pramono meminta agar nantinya parkir mobil dapat menggunakan teknologi “elevated” sehingga lebih teratur. “Karena kemarin itu antusias orang dari mana-mana bahkan ada yang dari luar kota,” kata Pramono.

    Meski antusiasme warga cukup tinggi dan munculnya keinginan masyarakat agar Ragunan Malam tak hanya dibuka di Sabtu malam, Pramono menyebutkan untuk saat ini, hal tersebut hanya akan diberlakukan setiap Sabtu malam.

    Pada hari pertama uji coba program “Night at the Ragunan Zoo”, kebun binatang itu dikunjungi sebanyak 3.708 pengunjung.

    Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (UPTMR) Endah Rumiyati menjelaskan, Program “Night at the Ragunan Zoo” akan dilaksanakan setiap malam Minggu dengan jam operasional pukul 18.00-22.00 WIB.

    Bagi pengunjung yang ingin berkeliling melihat satwa “nocturnal” (aktif di malam hari) tersedia layanan “e-car” yang disewakan seharga Rp250.000 per jam dengan kapasitas lima orang.

    Pengunjung akan diajak berkeliling ke beberapa kandang satwa “nocturnal” di antaranya: kandang/area mamalia kecil, kandang/area harimau, kandang/area terarium, kandang/area kuda nil.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengunjung Wisata Malam Ragunan Tak Bisa Lihat Satwa, Pemprov Cari Solusi

    Pengunjung Wisata Malam Ragunan Tak Bisa Lihat Satwa, Pemprov Cari Solusi

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta merespons soal tidak semua pengunjung bisa melihat satwa di Night at The Ragunan Zoo atau wisata malam Ragunan. Pemprov Jakarta menyebut semua itu masih dalam tahap uji coba.

    “Tentu semua masih tahap uji coba,” kata Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Sosial Chico Hakim kepada wartawan, Senin (13/10/2025).

    Seperti diketahui, hanya pengunjung yang menaiki buggy car yang bisa melihat satwa. Chico menerangkan pihaknya akan terus mengevaluasi uji coba wisata malam Ragunan termasuk perihal buggy car. Pihaknya juga akan memperbaiki pencahayaan di area sekitar kandang satwa.

    “Dan akan terus dievaluasi dan diperbaiki, mulai dari pencahayaan khususnya yang bukan di area kandang, termasuk juga ketersediaan buggy car,” ujarnya.

    Chico mengatakan pengunjung bisa tetap berjalan kaki ke kandang-kandang satwa tapi memerlukan waktu yang lama. Pemprov Jakarta, katanya, kini tengah mencari solusi dan membuka opsi menggunakan shuttle bus.

    “Warga yang berjalan kaki tetap bisa menuju kandang-kandang namun memang membutuhkan waktu lebih lama. Kami sedang mencarikan solusi ke depannya, apakah dengan shuttle bus dan sebagainya,” ujar Chico.

    “Masyarakat Antusias dalam uji coba hari pertama Night at Ragunan Zoo, Sabtu, 11 Oktober 2025, Jumlah pengunjung sampai pukul 21.00 penutupan loket 3.708 pengunjung,” ujarnya.

    Chico menerangkan dalam uji coba wisata malam Ragunan ini hanya sebagian area yang dibuka. Area itu mulai dari area jogging 1,8 km, kuliner UMKM di sekitar bundaran, hingga 4 titik lokasi satwa yang aktif di malam hari.

    Lebih lanjut, Chico memerinci 4 titik satwa yang diuji coba wisata malam Ragunan antara lain mamalia kecil, reptil, harimau, kuda nil. Dia menyebut pengelola memperhatikan pencahayaan di sekitar area titik itu.

    “Ada 4 titik satwa antara lain : Mamalia kecil (Binturong, landak, musang), Reptil (Ular, kura-kura), harimau, kuda nil – dengan pencahayaan yang disesuaikan dengan kenyamanan hewan,” ujarnya.

    “Alhamdulillah Pantauan Sementara dari uji coba hewan tidak stress karena dikelola dari sisi pencahayaan dan juga minim suara,” imbuhnya.

    Pengunjung Mengeluh Tak Bisa Lihat Satwa

    Sebelumnya, pengunjung wisata malam Ragunan, Haini (32) mengaku baru tahu jika harus menaiki buggy car untuk bisa melihat satwa. Diketahui, harga sewa buggy car itu Rp 50 ribu per orang.

    “Tahunya lewat berita sama media sosial itu bisa lihat satwa cuman kan nggak semuanya, dan hewannya paling nokturnal kalau malam. Terus nggak harus sewa mobil, ternyata sewa mobil per orangnya Rp 50 ribu yang satu mobil itu, bisa sampai lima orang. Jadi pas udah nyampai sini, ya udah nggak bisa nikmatin satwa nokturnalnya,” kata Haini.

    Haini kecewa tak bisa melihat satwa di wisata malam Ragunan ini. Dia berharap informasi terkait hal itu akan disampaikan lebih detail.

    “Kalau dibilang kecewa ya kecewa cuman mungkin informasinya kurang aja, kurang lengkap,” ujarnya.

    Selain itu, Haini juga mengeluhkan minimnya lampu penerangan wisata malam Ragunan. Dia berharap lampu penerangan itu ditambah.

    “Dan yang kedua, kurangnya pencahayaan, kayak tadi pas masuk di gerbang utama dari parkiran itu kan memang gelap ya. Mungkin bisa nextnya ditambah pencahayaannya,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Ragunan Night Zoo atau wisata malam Ragunan dibuka pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB Sabtu (12/10) kemarin. Berikut jadwal kegiatan feeding time wisata zoo malam Ragunan kemarin:

    Kandang Mamalia Kecil
    – Trenggiling pukul 19.00 WIB
    – Linsang pukul 20.00 WIB
    – Landak pukul 21.00 WIB
    – Musang Bulan pukul 21.00 WIB
    – Harimau pukul 19.00 WIB
    – Kuda Nil Kerdil pukul 18.30 WIB dan 20.30 WIB

    (whn/imk)

  • 3.713 Pengunjung Rasakan Sensasi "Night at Ragunan Zoo"
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Oktober 2025

    Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam Megapolitan 12 Oktober 2025

    Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Taman Margasatwa Ragunan (TMR) resmi membuka jam operasional malam perdananya melalui program “Night at The Ragunan Zoo”, Sabtu (11/10/2025).
    Antusiasme pengunjung sudah terlihat bahkan sebelum gerbang dibuka.
    Beragam kelompok usia tampak penasaran ingin merasakan pengalaman baru menjelajahi kebun binatang di malam hari — sebuah program yang digagas Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
    Dalam pembukaan perdana ini, hanya beberapa satwa yang ditampilkan kepada pengunjung.
    Di antaranya mamalia kecil, harimau Sumatera, kuda nil, serta sejumlah reptil yang diberikan makan dalam atraksi
    feeding time
    oleh para zookeeper.
    Untuk menyaksikan atraksi tersebut, sebagian pengunjung menyewa
    buggy car
    untuk berkeliling menembus jalanan Ragunan yang masih minim pencahayaan.
    Di kawasan mamalia kecil, petugas memperkenalkan dua ekor binturong bernama Fitri dan Ranti.
    “Ini mereka (binturong) tidak akan terganggu dengan cahaya lampu karena nokturnal, ini termasuk kelompok musang,” ujar seorang
    zookeeper
    .
    Aktivitas satwa nokturnal di bawah langit malam menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
    Meski antusias, sejumlah pengunjung mengeluhkan minimnya penerangan di beberapa titik kawasan Ragunan.
    Menurut Mia (32), pengunjung asal Jagakarsa, area berkumpul pengunjung masih cukup gelap meskipun sudah ada tambahan lampu.
    “Tadi cahaya ada dari yang lampu jalan sama yang di area pejalan kaki, sisanya tuh dari
    booth
    yang jual makanan. Jadi masih terlalu gelap sih,” ujar Mia kepada
    Kompas.com.
    Ia berharap pencahayaan dapat ditambah agar aktivitas pengunjung di malam hari lebih nyaman.
    “Di sini kan luas, jadi biar enggak rabun melihat ke jarak yang jauh,” katanya.
    Hal serupa disampaikan Kiki (27), pengunjung asal Jatipadang yang rutin berolahraga di Ragunan. Ia menilai penerangan yang ada hanya sekitar 10 persen dari ekspektasinya.
    “Pas ditutup juga sedikit kecewa sih, pencahayaannya kurang banget. Tadi merasa masih gelap, hampir ketabrak anak-anak juga,” ungkap Kiki.
    Kiki juga menyayangkan ditutupnya
    jogging track
    selama wisata malam berlangsung, sehingga pelari harus berbagi jalur dengan pejalan kaki.
    “Sekarang kan terbatas (rute larinya). Disayangin banget sih, ya. Soalnya
    track
    larinya itu kan benar-benar enak buat lari,” ujarnya.
    Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, menjelaskan bahwa penerangan memang sengaja dibatasi demi menjaga kenyamanan satwa yang beristirahat di malam hari.
    “Memang ada beberapa area yang tidak boleh diterangkan karena menyangkut lingkungan area satwa yang tidak aktif di malam hari. Kami takut mengganggu,” jelas Fajar di lokasi.
    Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan evaluasi tersebut akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan berikutnya karena pencahayaan menjadi faktor penting untuk kenyamanan pengunjung sekaligus kesejahteraan satwa.
    “Sudah pasti (kami evaluasi), dari beberapa kali kami lakukan simulasi, penerangan pun jadi satu hal prioritas ya,” ujar Bambang.
    Menurut Bambang, penambahan cahaya hanya dimungkinkan di area publik seperti lapangan, taman, dan area piknik.
    Namun, pengaturan penerangan tetap harus memperhatikan kenyamanan satwa, terutama agar tidak terlalu banyak menerima paparan cahaya yang dapat mengganggu aktivitas mereka.
    Ia menuturkan, intensitas cahaya di sekitar area pengunjung saat ini sudah diukur dan berada dalam batas aman bagi satwa di kandang terdekat.
    Fajar menambahkan, pelaksanaan perdana Night at The Ragunan Zoo akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov DKI.
    Salah satunya terkait ketersediaan
    buggy ca
    r yang jumlahnya masih terbatas dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai 3.635 orang.
    “Memang
    buggy car
    -nya itu terbatas, karena untuk melihat satwa harus pakai buggy car. Kalau kita jalan kaki terlalu jauh,” kata Fajar.
    Selain fasilitas, Pemprov juga akan mengevaluasi perilaku satwa yang terlibat dalam atraksi malam hari. Para
    zookeeper
    diminta melaporkan kondisi satwa pasca acara untuk memastikan kesejahteraannya.
    “Apakah satwa itu stres atau tidak? Itu akan kami evaluasi. Atau secara perilaku, perilakunya berubah atau tidak (itu harus kami lihat lagi),” ujar Fajar.
    Menurut dia, pemerintah akan melakukan inventarisasi ulang terhadap jenis satwa yang benar-benar aktif di malam hari dan aman dikunjungi.
    “Evaluasi dalam waktu cepat setelah malam ini. Besok kami data, kami evaluasi, dan ke depan kami akan buka lagi,” kata Fajar.
    Program Night at The Ragunan Zoo dijadwalkan kembali dibuka pada Sabtu (18/10/2025) dengan jam operasional pukul 18.00–22.00 WIB.
    (Penulis: Dinda Aulia Ramadhanty)

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini Megapolitan 12 Oktober 2025

    Pengelola Janji Tambah Penerangan di Night at The Ragunan Zoo, tapi Hanya Area Ini
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjelaskan alasan di balik keluhan pengunjung soal minimnya pencahayaan pada malam perdana pelaksanaan program “Night at The Ragunan Zoo” di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025).
    Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan pencahayaan sengaja dibuat terbatas demi menjaga kesejahteraan satwa, khususnya yang tidak aktif di malam hari.
    “Kembali lagi kepada pengunjung, harus dipahami bahwa tidak boleh ini terlalu terang karena bisa mengganggu satwa ya,” ujar Bambang kepada wartawan, Sabtu malam.
    Menurut Bambang, pengaturan cahaya di malam pembukaan sudah diukur agar tidak melewati ambang batas kenyamanan bagi satwa.
    “Kami memang sudah ukur penerangan ini sebatas tidak mengganggu ambang batas satwa,” ungkapnya.
    “Karena di sini pun (area pengunjung) ada satwa yang tidak boleh kena cahaya berlebihan atau paparan cahaya,” sambungnya.
    Bambang menambahkan, peningkatan penerangan akan difokuskan di area yang jauh dari kandang satwa, seperti taman, tempat duduk, dan lapangan yang menjadi lokasi pengunjung berpiknik atau berolahraga.
    Sementara itu, pencahayaan di jalur menuju area satwa akan tetap dijaga agar tidak terlalu terang.
    “Sudah kami ukur pencahayaan ini hanya untuk jalur pedestrian saja, bukan untuk menerangi seperti siang hari, seperti itu,” jelas Bambang.
    Sebelumnya, sejumlah pengunjung mengeluhkan minimnya pencahayaan saat uji coba “Night at The Ragunan Zoo”.
    Salah satunya Kiki (27), warga Jatipadang yang rutin berolahraga di Ragunan. Kali ini, ia datang karena penasaran ingin mencoba pengalaman berolahraga di malam hari. Namun, ia merasa kurang nyaman karena penerangan yang minim.
    “Pas ditutup juga sedikit kecewa sih, pencahayaannya kurang banget. Tadi merasa masih gelap, hampir ketabrak anak-anak juga,” ujar Kiki, Sabtu.
    Menurut Kiki, tingkat pencahayaan malam itu hanya sekitar 10 persen dari ekspektasinya. Ia juga menyesalkan jalur lari yang ditutup selama program wisata malam, sehingga pelari dan pejalan kaki harus berbagi jalur.
    “Sekarang kan terbatas (rute larinya). Disayangin banget sih, ya. Soalnya track larinya itu kan benar-benar enak buat lari,” tutur Kiki.
    Keluhan serupa disampaikan Mia (32), pengunjung lain yang datang bersama keluarganya. Ia menilai pencahayaan di area tempat duduk dan sekitar lokasi kuliner masih terlalu redup.
    “Tadi cahaya ada dari yang lampu jalan sama yang di area pejalan kaki, sisanya tuh dari booth yang jual makanan. Jadi masih terlalu gelap sih,” ujar Mia.
    Mia berharap pencahayaan di area publik bisa ditingkatkan agar pengunjung lebih nyaman beraktivitas di malam hari.
    “Di sini kan luas jadi biar enggak rabun melihat ke jarak yang jauh,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penerangan Minim Jadi Evaluasi Night at The Ragunan Zoo, Pengelola Minta Pengunjung Maklum
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Penerangan Minim Jadi Evaluasi Night at The Ragunan Zoo, Pengelola Minta Pengunjung Maklum Megapolitan 12 Oktober 2025

    Penerangan Minim Jadi Evaluasi Night at The Ragunan Zoo, Pengelola Minta Pengunjung Maklum
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Penerangan bagi pengunjung menjadi salah satu aspek yang akan dievaluasi pengelola dalam program perdana “Night at The Ragunan Zoo” di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/10/2025) malam.
    Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan evaluasi tersebut akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan berikutnya karena pencahayaan menjadi faktor penting untuk kenyamanan pengunjung sekaligus kesejahteraan satwa.
    “Sudah pasti (kami evaluasi), dari beberapa kali kami lakukan simulasi, penerangan pun jadi satu hal prioritas ya,” ujar Bambang kepada wartawan, Sabtu.
    Menurut Bambang, penambahan cahaya hanya dimungkinkan di area publik seperti lapangan, taman, dan area piknik.
    Namun, pengaturan penerangan tetap harus memperhatikan kenyamanan satwa, terutama agar tidak terlalu banyak menerima paparan cahaya yang dapat mengganggu aktivitas mereka.
    “Kembali lagi kepada pengunjung harus dipahami bahwa tidak boleh ini terlalu terang karena bisa mengganggu satwa ya,” jelasnya.
    Ia menuturkan, intensitas cahaya di sekitar area pengunjung saat ini sudah diukur dan berada dalam batas aman bagi satwa di kandang terdekat.
    Karena itu, pengelola berharap pengunjung memahami bahwa suasana wisata malam di Ragunan memang berbeda dengan kunjungan siang hari.
    “Jadi ini segini cukup dan sudah kami ukur pencahayaan ini hanya untuk jalur pedestrian saja, bukan untuk menerangi seperti siang hari,” tutur Bambang.
    Selain mengatur penerangan, pengelola juga membatasi akses pengunjung untuk melihat satwa.
    Hanya pengunjung yang menyewa
    buggy car
    dengan tarif Rp 250.000 untuk lima orang yang dapat melihat satwa nokturnal, yaitu hewan yang aktif di malam hari.
    Biaya tersebut sudah mencakup pemandu yang akan menemani tur sekaligus memastikan keamanan pengunjung dan kenyamanan satwa.
    “Jadi ada
    guidance
    , pemandunya, jadi memang benar-benar
    safety
    untuk satwa juga,” lanjutnya.
    Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan wisata malam perdana di Ragunan terbilang tinggi. Data pengelola mencatat, jumlah pengunjung mencapai 3.635 orang pada Sabtu malam.
    Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, menyampaikan bahwa evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh agar pelaksanaan berikutnya bisa lebih baik.
    “Evaluasi dalam waktu cepat setelah malam ini. Besok kita data, kita evaluasi, dan ke depan kita akan buka lagi,” ujar Fajar.
    Rencananya, “Night at The Ragunan Zoo” akan kembali dibuka untuk umum pada Sabtu (18/10/2025) mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.