Tempat Fasum: Kebun Binatang Ragunan

  • Soal Wacana BPJS Hewan di Jakarta, Pemprov: Bukan Iuran Tapi Subsidi – Page 3

    Soal Wacana BPJS Hewan di Jakarta, Pemprov: Bukan Iuran Tapi Subsidi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) Pemprov Jakarta, Hasudungan Sidabalok menjelaskan program BPJS hewan bukan seperti skema yang berlaku bagi manusia. Melainkan bentuk dari subsidi pemotongan harga. 

    Dia menjelaskan, program BPJS hewan diperuntukkan bagi pemilik hewan yang taraf ekonominya kurang mampu. Nantinya, Pemerintah Provinsi Jakarta akan memberikan potongan harga saat hewan peliharaannya butuh perawatan medis.

    “Skema teknis BPJS hewan yang disebutkan oleh Pak Kenneth sebelumnya bukan seperti skema BPJS manusia. Beliau menyebut kalimat BPJS hewan mungkin hanya berupa ungkapan, karena kalimat BPJS ini memang mudah di terima oleh masyarakat,” kata Hasudungan dalam keterangan pers diterima, Kamis (19/6/2025).

    Hasudungan menambahkan, pihaknya hanya akan memberikan subsidi atau potongan harga, terutama bagi warga Jakarta yang mempunyai hewan peliharaan yang dari latar belakang ekonomi tidak mampu.

    “Nah kalau BPJS manusia kan ada iurannya. Kalau ini tidak di kenakan iuran sama sekali,” jelas Hasudungan.

    Hasudungan menuturkan, sistem subsidi tersebut akan berlaku saat pemilik membawa hewannya untuk diperiksa ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Namun ditegaskan, wacana ini masih dalam tahap perencanaan awal dan masih memerlukan kajian komprehensif sebelum diimplementasikan.

    “Sebelum direalisasikan, Dinas KPKP akan mempersiapkan sarana prasarana terlebih dahulu. Seperti menambah Puskeswan di 5 kotamadya di Jakarta karena untuk saat ini Jakarta baru memiliki dua Puskeswan, yakni di Ragunan, Jakarta Selatan, dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur,” ungkap dia.

  • SDA Jaksel imbau warga tak tempati bantaran kali karena rawan banjir

    SDA Jaksel imbau warga tak tempati bantaran kali karena rawan banjir

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan mengimbau warganya agar tak tinggal di daerah bantaran kali karena rawan terkena banjir.

    “Imbauannya jangan menempati di bantaran kali, apalagi ini adalah rawan banjir tentunya harus perlu kita waspadai,” kata Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan Santo kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Dengan adanya imbauan itu diharapkan menjadi pertimbangan bagi warga untuk mencari tempat tinggal yang lebih aman.

    “Kita kasihan kalau melihat warga kita kebanjiran. Artinya, ada ‘tamu tak diundang, datang’,” ujarnya.

    Sudin SDA Jaksel tengah melakukan pengerukan kali di tujuh lokasi, yakni Kali Grogol (depan Mayapada), Kali Jelawe (Kebayoran Baru), Kali Ciliwung (Tebet), Kali Cideng (Tebet), Waduk L dan Waduk Filter (Ragunan), serta saluran penghubung (Phb) Pelita (Cilandak).

    Ke depannya, SDA Jakarta Selatan akan menyasar Kali Ciliwung segmen lainnya untuk melakukan pengerukan kali.

    Pemkot Jaksel berkomitmen untuk menggencarkan pengerukan kali untuk memastikan air di kali dan saluran bisa mengalir dengan lancar.

    Selain itu, menggencarkan pembuatan sumur resapan melalui “Gerakan Menabung Air” untuk mencegah potensi banjir di Jaksel. Gerakan ini menjadi salah satu solusi strategis dalam mengurangi risiko banjir dan sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengerukan Kali Krukut Dikebut Dua Bulan demi Kurangi Banjir Jaksel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juni 2025

    Pengerukan Kali Krukut Dikebut Dua Bulan demi Kurangi Banjir Jaksel Megapolitan 16 Juni 2025

    Pengerukan Kali Krukut Dikebut Dua Bulan demi Kurangi Banjir Jaksel
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan menargetkan pengerukan
    Kali Krukut
    di segmen Jalan NIS, Cilandak Timur, rampung dalam dua bulan.
    Pengerjaan difokuskan pada titik-titik rawan luapan air yang kerap menyebabkan banjir di kawasan permukiman warga.
    “Target dua bulan. Kita harus kejar karena masih banyak titik lain yang perlu ditangani. Penanganan harus merata ke semua kecamatan,” ujar Kepala
    SDA Jakarta Selatan
    , Santo dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).
    Sebanyak tiga unit ekskavator, satu unit ekskavator vertikal, dan sepuluh dump truck dikerahkan untuk mengeruk sedimen sepanjang 281 meter kali tersebut.
    Lebarnya disesuaikan dengan kondisi lapangan, yang kini sebagian menyempit akibat padatnya permukiman.
    “Ini kedalaman (pengerukan) sekitar 1 meter. Untuk segmen (pengerukan) di TB Simatupang (tepatnya) ke Kolong tol Antasari kedalaman pengerukan sekitar 1.2 meter,” kata Santo.
    Kali Krukut diketahui menjadi salah satu titik prioritas karena genangan air kerap muncul bahkan setelah hujan sebentar.
    Pemerintah Kota Jakarta Selatan mengupayakan agar potensi banjir dapat ditekan sebelum puncak musim hujan tiba.
    “Kami lakukan pengerukan di Kali Krukut, agar ketika hujan tidak terlalu parah ke permukiman,” ujar Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar.
    Selain Kali Krukut, pengerukan juga telah dilakukan di beberapa lokasi lain seperti Kali Grogol, Kali Cideng, Kali Cabang Tengah, Kali Jelawe, hingga Waduk Ragunan.
    Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno terkejut saat meninjau langsung kondisi Kali Krukut di Jalan NIS, Cilandak Timur, Pasar Minggu pada Jumat (21/2/2025).
    Ia menyebut banjir di kawasan tersebut bisa mencapai dua meter.
    “Woh tadi saya lihat, banjir bisa 2 meter. Waduh. Saya bilang, kaget juga kalau daerah sini banjir 2 meter,” ujar Rano.
    Rano menilai warga sudah lelah dengan banjir tahunan dan membuka opsi relokasi ke rumah susun (rusun) di lahan yang tersedia di sekitar lokasi.
    Ia menyadari bahwa tantangan terbesar bukan di pembangunan rusun, melainkan proses sosialisasi dan kesiapan warga untuk direlokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono minta Dinas KPKP tambah Puskeswan di Jakarta

    Pramono minta Dinas KPKP tambah Puskeswan di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI untuk menambah pusat kesehatan hewan (Puskeswan) untuk memastikan semua hewan peliharaan mendapatkan layanan kesehatan yang layak.

    “Saya akan meminta Kepada Dinas KPKP DKI untuk membuka minimal di satu kota wilayah itu, ada satu Puskeswan,” kata Pramono kepada wartawan di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Minggu.

    Hingga saat ini, Jakarta baru memiliki dua Puskeswan di Ragunan, Jakarta Selatan dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur, sehingga dianggap masih kurang.

    Terlebih, pihaknya juga menggencarkan layanan sterilisasi terhadap 22.000 ekor kucing untuk mencegah pertumbuhan populasi kucing yang tidak terkendali.

    “Maka untuk sterilisasi kucing yang dulu kami canangkan 22.000 mungkin kuotanya akan kami tambah. Karena ternyata beranak-pinaknya di luar dugaan, lebih cepat dari yang kita perkirakan,” ujarnya.

    Dinas KPKP DKI Jakarta menargetkan ada 10 pusat kesehatan hewan (Puskeswan) pada 2026.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono Mau Naikkan Tarif Parkir di Jakarta, Begini Reaksi Ahok

    Pramono Mau Naikkan Tarif Parkir di Jakarta, Begini Reaksi Ahok

    Jakarta

    Mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi rencana Gubernur Jakarta, Pramono Anung yang mau menaikkan tarif parkir untuk kendaraan. Dia menyarankan agar sistem voucher diberlakukan di kota berjuluk The Big Durian tersebut.

    Ahok mulanya bercerita soal pengalamannya mengelola parkir Jakarta saat masih menjabat sebagai gubernur. Ketika itu, dia menggunakan mesin parkir untuk menutup kebocoran yang diraup jukir liar.

    “Karena waktu zaman saya, waktu membuat sistem mesin parkir, itu naiknya gila-gilaan, misalnya Sabang gitu ya, setorannya cuma berapa juta sampai belasan juta per hari, per malam. Termasuk Kelapa Gading,” ujar Ahok di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, dikutip dari detikNews, Sabtu (14/6).

    Pengendara membayar parkir saat keluar dari Park and Ride Vertical Ragunan, Jakarta, Rabu (11/6/2025). Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana menaikkan tarif parkir untuk membenahi sistem transportasi di Jakarta sekaligus membiayai subsidi transportasi gratis untuk 15 golongan masyarakat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/agr Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

    Menurut Ahok, Pemprov Jakarta saat ini tak perlu menyewa lagi mesin parkir untuk mengoptimalkan pendapat dari sewa parkir. Dia usul sistemnya pakai voucher.

    “Nah sekarang nggak perlu sewa mesin itu mahal-mahal lagi. Misalnya kenapa nggak gunakan sistem voucher parkir, digital, di HP. Dan voucher ini ada hadiah, misalnya ada hadiah mobil, dari parkir ya, tukang parkir. Nah itu mungkin masyarakat akan setiap saat parkir dia minta voucher-nya,” jelasnya.

    Ahok menjelaskan, voucher tersebut bisa sekaligus diundi untuk mendapatkan hadiah. Sehingga itu dinilainya jadi win-win solution bagi Pemprov, jukir, hingga pemilik kendaraan.

    “Dan tukang parkir pun dia terima duit komisinya yang bentuk voucher. Voucher-nya dia bisa belanja ke toko-toko Alfamart, Indomaret atau sejenis itu ya, dia bisa belanja di situ. Nah ini akan sangat menolong,” ungkapnya.

    Tarif parkir motor di Jakarta diusulkan naik. Foto: Andhika Prasetia

    Pendapatan parkir tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk memberikan subsidi kepada sejumlah program yang dilakukan Pemprov. Ahok meminta sistem ini bisa diterapkan.

    “Saya kira sistem parkir berbasis digital itu voucher harus dijalankan. Supaya dapet meningkat, kita subsidi silang. Tugas pejabat kan mengadministrasi keadilan sosial. Nah kan duit ini dorong ke bus, bagaimana, tempat yang sepi mungkin parkirnya murah. Tapi bisa di-adjust,” tuturnya.

    Meski demikian, Ahok meminta rencana kenaikan tarif parkir Jakarta bisa dikaji lebih dalam. Sehingga, nantinya ditemukan sistem yang pas untuk melakukan optimalisasi.

    “Jadi kita mesti kaji, kalau naikin parkir mungkin per jam, jadi dia ada adjust. Mungkin kalau kamu jam kedua bisa lebih mahal, supaya dorong orang nggak lama ngetem di sana. Sama kayak kita buka warung fast food gitu ya, kenapa kursinya nggak nyaman? Supaya kamu jangan lama-lama di situ gitu, belanja dikit, lama kan, supaya cepat gerak itu sih,” kata dia.

    (sfn/lth)

  • Dinas KPKP DKI klarifikasi soal isu BPJS hewan

    Dinas KPKP DKI klarifikasi soal isu BPJS hewan

    Petugas bersiap menyuntikkan vaksin rabies gratis di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga Oktober 2023 jumlah vaksinasi rabies mencapai sebanyak 56.173 ekor. ANTARA FOTO/Lifia Mawaddah Putri

    Dinas KPKP DKI klarifikasi soal isu BPJS hewan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 13 Juni 2025 – 19:30 WIB

    Elshinta.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok mengklarifikasi bahwa wacana mengenai layanan kesehatan hewan yang ramai disebut sebagai “BPJS hewan” tidak benar.

    Hasudungan pun meluruskan bahwa program tersebut bukanlah BPJS seperti yang berlaku bagi manusia, melainkan subsidi atau potongan harga untuk pelayanan kesehatan hewan, khususnya bagi pemilik hewan dari kalangan kurang mampu.

    “Bukan BPJS. Hanya subsidi atau potongan harga kalau BPJS kan ada iurannya. Wacana untuk memberikan subsidi kepada pemilik hewan yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hewan,” kata dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Dia menjelaskan sistem subsidi atau potongan harga yang dimaksud akan berlaku saat pemilik membawa hewannya untuk diperiksa ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Namun, dia menekankan wacana ini masih dalam tahap perencanaan awal dan memerlukan kajian komprehensif sebelum bisa diimplementasikan.

    Sebelum direalisasikan, kata Hasudungan, Dinas KPKP lebih memilih untuk mempersiapkan sarana prasarana terlebih dahulu, seperti menambah Puskeswan karena untuk saat ini Jakarta baru memiliki dua Puskeswan, yakni di Ragunan, Jakarta Selatan, dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

    Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD Jakarta Fraksi PDI-P Hardiyanto Kenneth mendorong wacana layanan BPJS hewan untuk pemilik yang kurang mampu karena tidak semua pemilik hewan di Jakarta memiliki kondisi ekonomi yang memadai.

    “Tidak semua pemilik hewan berlatar belakang dari kalangan mampu. Kadang yang mereka rescue itu kucing liar dan anjing liar, biasanya mereka juga akan merawatnya. Mereka adalah garda terdepan dalam bantuan pada hewan domestik,” kata Kenneth.

    Layanan BPJS hewan nantinya akan terintegrasi dengan sistem identifikasi peliharaan melalui microchip yang bertujuan untuk pendataan.

    Oleh karena itu, Kenneth berharap agar Puskeswan Ragunan menjadi barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia. Sebab, dia menyoroti Puskeswan Ragunan telah memiliki kemajuan pelayanan yang signifikan.

    “Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Puluhan  ribu pengunjung padati Ragunan saat libur Idul Adha

    Puluhan ribu pengunjung padati Ragunan saat libur Idul Adha

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 99.314 pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan saat libur Idul Adha 1446 Hijriah/2025 atau selama lima hari libur dan cuti bersama.

    “Jumlah pengunjung selama periode Jumat (6/6) hingga Senin (9/6) tercatat sebanyak 99.314 orang,” kata Pejabat Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Bambang merinci pada Jumat (6/6) sebanyak 16.103 orang, Sabtu (7/6) sebanyak 25.875 orang, Minggu (8/6) sebanyak 47.330 orang dan pada Senin (9/6) sebanyak 10.006 orang.

    Angka jumlah pengunjung ini terbilang meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2024, yakni sekitar 40.000 pengunjung.

    Maka itu, Bambang menilai Ragunan masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat selama libur panjang Idul Adha dan cuti bersama.

    “Antusiasme masyarakat cukup tinggi, terutama pada Minggu yang mencatat angka kunjungan tertinggi selama periode libur panjang ini,” ujarnya.

    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan memprediksi jumlah pengunjung mencapai 80.000 orang selama libur Idul Adha 1446 Hijriah, cuti bersama dan akhir pekan yang berlangsung 5-9 Juni 2025.

    Pada libur panjang ini, pihaknya juga mengimbau pengunjung untuk mengenakan masker sesuai prosedur kesehatan mengingat adanya temuan COVID-19 di wilayah Jakarta.

    “Diimbau kepada pengunjung untuk jalankan kembali prokes dan pastikan kondisi badan sehat,” katanya.

    Pada perayaan Hari Idul Adha, Taman Margasatwa Ragunan tetap buka pada Jumat (6/6) pukul 10.00-16.00 WIB.

    Kemudian, Senin (9/6) juga pelayanan dibuka. Sedangkan pada Selasa ini, Ragunan tutup atau libur satwa.

    Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, memiliki luas 147 hektare serta dihuni lebih dari 2.009 ekor satwa dan ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon.

    Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk berlibur karena akses yang mudah, harga tiket yang terjangkau, dan koleksi satwa yang menarik untuk edukasi keluarga.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jelang Libur Sekolah, Empat Ekor Kapibara Mulai Huni Semarang Zoo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Juni 2025

    Jelang Libur Sekolah, Empat Ekor Kapibara Mulai Huni Semarang Zoo Regional 6 Juni 2025

    Jelang Libur Sekolah, Empat Ekor Kapibara Mulai Huni Semarang Zoo
    Penulis
    SEMARANG, KOMPAS.com

    Taman Margasatwa Semarang
    atau
    Semarang Zoo
    kembali menambah koleksi tiga jenis satwa, yakni
    kapibara
    ,
    sitatunga
    (antelop), dan domba, untuk semakin melengkapi koleksi satwa yang dimiliki.
    Direktur Semarang Zoo Bimo Wahyu Widodo, di Semarang, Jumat, mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Taman Margasatwa Ragunan untuk program konservasi satwa yang dilindungi undang-undang.

    Sitatunga
    satu pasang, kalau kapibaranya satu jantan dan tiga betina. Harapannya biar bisa berkembangbiak dan menjadi daya tarik karena kami kan belum ada (koleksi) kapibara maupun sitatunga,” katanya, dikutip dari Antara, Jumat (6/6/2025).
    Untuk menambah daya tarik, Semarang Zoo juga mendapatkan 10 ekor domba, terdiri atas betina texel, jantan dan betina dorper, dan jantan sulfok.
    “Ini termasuk hewan ternak, bukan satwa yang dilindungi, untuk menunjang kegiatan adik-adik, ‘feeding’ (memberi makan) dan ‘petting’ (interaksi). Domba kan cukup aman untuk interaksi dengan anak-anak, ora galak,” katanya pula.
    Ia menjelaskan bahwa program kerja sama dengan berbagai pihak dilakukan secara bertahap, dan beberapa hewan lain segera menyusul, yakni burung pelikan dan oran utan.
    “Tapi itu masih proses di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) karena satwa dilindungi. Jadi, proses administrasinya lebih panjang. Kalau pertukaran satwa yang tidak dilindungi itu kewenangannya di masing-masing BKSDA,” katanya.
    Dia mengatakan bahwa pihaknya juga masih terus menggalang kerja sama untuk program konservasi, baik untuk penambahan koleksi satwa maupun pertukaran indukan.
    “Orang utan (koleksi) kami kan tiga ini, jantan semua, nanti satunya ke Ragunan, kami kedatangan betina satu. Kami masih mikirkan nasibnya yang jantan satu ini, mau dikasih betina atau keluar dijodohkan ke lembaga konservasi yang lain,” katanya lagi.
    Manajer Konservasi Semarang Zoo drh Hedwigius Nico Setiawan menyebutkan koleksi baru, yakni domba berjumlah 10 ekor, kapibara ada empat ekor, dan sitatunganya satu pasang.
    Dengan adanya tambahan koleksi baru satwa itu, ia berharap tingkat kunjungan ke Semarang Zoo bertambah, apalagi sebentar lagi
    libur sekolah
    .
    Pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan sejak lama, baik dari desain kandang, pola makan maupun kenyamanan bagi satwa baru.
    Kapibara
    , kata dia lagi, merupakan jenis hewan pengerat yang memiliki kebiasaan memamah seperti umumnya hewan pengerat, dan juga terbiasa hidup berkoloni, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk bisa mengembangbiakkannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggota DPRD DKI dukung penuh program BPJS Hewan dari DKPKP

    Anggota DPRD DKI dukung penuh program BPJS Hewan dari DKPKP

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mendukung penuh program BPJS Hewan yang sedang digodok oleh pihak DKPKP (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian) untuk memberikan bantuan pembiayaan bagi pemilik hewan yang kurang mampu.

    “Ini ide bagus. Tidak semua pemilik hewan itu berlatar belakang dari kalangan mampu. Kadang yang mereka rescue itu kucing liar dan anjing liar, biasanya mereka juga akan merawatnya,” katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Kenneth menambahkan mereka adalah garda terdepan dalam bantuan pada hewan domestik, dengan program BPJS Hewan, harapannya agar mereka bisa lebih ringan dalam membiayai perawatannya.

    “Layanan BPJS Hewan nantinya akan terintegrasi dengan sistem identifikasi hewan melalui microchip, sehingga data hewan peliharaan bisa tercatat secara sistematis,” katanya.

    Ia juga menyebutkan kepemilikan hewan nantinya bisa diupgrade ke sistem microchip, tidak konvensional seperti buku dan sertifikat. Namun, program ini direncanakan hanya berlaku untuk masyarakat yang ber-KTP Jakarta dan tidak memiliki tunggakan pajak atau kewajiban administrasi lainnya saat dilakukan verifikasi.

    “Rencananya, Program ini akan mulai dilakukan studi kelayakan pada 2025, dengan target realisasi pada 2026,” jelasnya.

    Kent juga berharap besar agar Puskeswan Ragunan dapat menjadi barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia, bahkan dunia.

    “Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok menyampaikan, program inovatif untuk hewan peliharaan berupa pemasangan microchip, dan integrasi layanan kesehatan ala BPJS khusus hewan akan dimulai dengan studi kelayakan pada tahun 2025, sebelum uji coba pada 2026.

    “Semua hewan peliharaan seperti kucing dan anjing akan dipasangi microchip. Tujuannya untuk memudahkan identifikasi pemilik, jenis hewan, data vaksinasi rabies, serta status sterilisasinya. Microchip ini akan menjadi semacam KTP untuk hewan,” kata Hasudungan.

    Program ini juga dirancang untuk disinkronkan dengan layanan BPJS khusus hewan. Namun, Hasudungan menegaskan bahwa layanan BPJS ini hanya akan diberikan kepada hewan yang telah dipasangi microchip.

    “Konsep kami adalah BPJS hewan. Jadi, hewan yang ingin menerima layanan harus memiliki microchip terlebih dahulu agar terdata dengan baik,” jelasnya.

    Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian insentif bagi pemilik hewan dari kalangan masyarakat Jakarta yang kurang mampu, dengan mekanisme subsidi atau diskon biaya layanan.

    “Kami rencanakan akan ada diskon khusus, terutama untuk masyarakat Jakarta pemilik hewan yang kurang mampu. Tapi tidak sepenuhnya gratis, karena jika semuanya gratis, dikhawatirkan justru kurang dihargai upaya dari pemerintah,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Hasudungan menjelaskan bahwa hewan-hewan yang berada di pusat perawatan dan adopsi milik Pemprov seperti di Puskeswan nantinya juga akan dipasangi microchip secara gratis sebagai bagian dari pelayanan publik.

    “Tidak ada biaya untuk pemasangan microchip. Ini bentuk pelayanan kami supaya kepemilikan hewan lebih jelas dan bisa dibedakan dengan hewan jalanan,” tuturnya.

    Dengan program ini, Jakarta diharapkan dapat menjadi kota yang tidak hanya ramah bagi manusia, tetapi juga bagi hewan peliharaan.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ini alasan DKI revitalisasi “park and ride” Lebak Bulus

    Ini alasan DKI revitalisasi “park and ride” Lebak Bulus

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI merevitalisasi fasilitas parkir bagi penumpang pembawa kendaraan dekat halte atau stasiun (park and ride) Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk memudahkan mobilitas warga.

    “Untuk revitalisasi pengembangan ‘park and ride’ Lebak Bulus, MRT Jakarta akan melakukan penataan jangka pendek berupa penambahan fasilitas parkir,” kata Wakil Gubernur DKI Rano Karno di Halte Transjakarta Lebak Bulus Jakarta, Rabu.

    Pria yang akrab disapa Bang Doel ini menjelaskan jangka pendek itu berupa penambahan fasilitas parkir seperti peneduh atau kanopi serta dilengkapi toilet.

    Kemudian, penyediaan karcis otomatis dan sistem pembayaran non tunai (cashless) yang tarifnya terintegrasi dengan tarif MRT.

    “Nah, untuk penataan jangka panjang berupa gedung parkir yang disatukan dengan ‘retail’ dan hunian tapi mungkin itu masih memerlukan waktu tiga tahun,” ujarnya.

    Namun, katanya, ada perubahan tarif parkir “park and ride” Lebak Bulus ini yang sebelumnya motor semula rata Rp2 ribu kini menjadi Rp2 ribu per jam dan maksimal Rp10 ribu.

    Lalu, mobil yang semula rata Rp5 ribu menjadi Rp5 ribu per jam dan maksimal Rp20 ribu.

    Kenaikan tarif parkir ini dilakukan karena revitalisasi menggunakan dana investasi dengan mempertimbangkan harga lahan parkir lainnya di sekitar kawasan.

    “Tapi tetap ada lahan parkir rata dengan harga semula, namun di sebelah barat,” ucapnya.

    Sementara, Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat menambahkan manajemen parkir Lebak Bulus menggunakan dana non APBD.

    “Mudah-mudahan, ini bisa menampung dari sisi selatan Jakarta dan non Jakarta masuk ke sini sehingga nanti menggunakan transportasi publik,” ucap Tuhiyat.

    Dikatakan, pada awalnya lahan parkir itu hanya mampu menampung 700 motor dan 100 mobil. Setelah direvitalisasi dan telah beroperasi pada Kamis (1/5), menjadi 1.249 motor dan 109 mobil.

    DKI Jakarta memiliki tujuh lokasi “park and ride” yakni di kawasan Lebak Bulus, Ragunan, Terminal Pinang Ranti, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Pulogebang, PGC Cililitan dan Kalideres.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.