Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindahkan ke Dukuh Atas, Tuai Pro dan Kontra Warga
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan pemindahan Patung Jenderal Sudirman dari Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, ke lokasi baru di perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menuturkan pemindahan ini bertujuan agar patung lebih terlihat oleh masyarakat, khususnya ketika lalu lintas padat.
“Patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta terutama kalau sedang macet, karena akan nampak menjadi lebih baik dan tentunya itu yang kita atur lebih baik prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” ujar Pramono, Jumat (3/10/2025).
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menambahkan, pemindahan dilakukan seiring pembangunan kawasan
Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas yang akan menjadi simpul utama integrasi moda transportasi massal di Jakarta.
“Itu semua akan terkoneksi satu sama lainnya, jadi ini akan memudahkan masyarakat Jakarta dan non Jakarta juga karena ini akan terhubung semuanya,” kata Dudy.
Nantinya, TOD Dukuh Atas akan menghubungkan MRT, LRT, KRL, hingga kereta bandara, sehingga warga tidak perlu keluar gedung untuk berpindah moda transportasi.
Sebagian warga Jakarta mendukung rencana ini, karena posisi patung saat ini dinilai kurang terlihat.
Rizky Widiyanto (30), warga Jakarta Selatan menyatakan setuju dengan pemindahan itu, demi efektivitas Pembangunan kawasan
Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
“Demi efektifitas pembangunan, saya setuju Patung Sudirman direlokasi ke tempat yang lebih baik,” ujar Rizky saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Rizky menyadari beberapa pihak menolak pemindahan, karena menganggap nama Jalan Jenderal Sudirman kehilangan simbolik.
Namun, ia menilai posisi patung saat ini sulit diperhatikan.
“Jujur, saya enggak pernah
engeh
Patung Sudirman di sebelah mana, di depan gedung apa. Kalau mau lihat patungnya, kayaknya harus benar-benar jeli karena itu jalur protokol dan kendaraan cepat,” kata Rizky.
Menurut dia, jika dipindahkan, Patung Sudirman bisa menjadi bagian dari pusat integrasi transportasi umum di Terminal Dukuh Atas.
“Kalau di depan Terminal Dukuh Atas, itu akan menjadi pusat integrasi transportasi umum. Pengguna transportasi dari Jakarta atau luar Jakarta pasti bisa menikmati. Bisa jadi daya tarik turis juga,” kata Rizky.
KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian Patung Jenderal Sudirman Akan Dipindahkan, Warga: Ini Bukan Cuma Patung, Tapi Simbol Jalan Sudirman
Di sisi lain, warga lain menolak pemindahan. Salah satunya adalah Erfanto (27) dari Jakarta Selatan, yang menilai keberadaan patung saat ini sudah tepat sebagai simbol penghormatan bagi sang pahlawan.
“Salah satu pahlawan besar sudah tepat berada di jalan protokol utama,” ujar Erfanto, Sabtu (4/10/2025).
Ia menekankan pentingnya keterkaitan historis antara nama jalan dan lokasi patung serta simbol perjuangan yang tetap hidup di jantung Ibu Kota.
“Keterkaitan historis antara nama dan tempat, serta sebagai simbol semangat perjuangan yang diabadikan di jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta,” kata Erfanto.
“Keberadaannya di tengah Kota Jakarta menggambarkan, meskipun zaman berubah, semangat perjuangan, patriotisme, dan pengabdian terhadap Tanah Air harus tetap hidup di hati setiap warga negara,” tambahnya.
Erfanto menyarankan agar Pemprov DKI menambah patung pahlawan baru di kawasan Dukuh Atas, tanpa memindahkan patung yang sudah ada.
“Selain untuk mengingat jasa pahlawan, bisa juga sebagai edukasi. Rasanya budget pemindahan dan membuat kembali patung tidak berbeda jauh,” ujar Erfanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tempat Fasum: Jalan Jenderal Sudirman
-
/data/photo/2025/10/03/68df533626e09.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindahkan ke Dukuh Atas, Tuai Pro dan Kontra Warga Megapolitan 5 Oktober 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370805/original/065877100_1759573027-Untitled.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir dan Longsor Melanda Sejumlah Titik di Murung Raya Kalteng
Liputan6.com, Murung Raya – Hujan yang turun sejak Sabtu dini hari membuat sejumlah tempat di Kabupaten Murung Raya, Kalteng, terendam banjir. Tak hanya itu, beberapa titik di wilayah tersebut juga dilanda tanah longsor.
Berdasarkan pantauan di Puruk Cahu, Sabtu, titik yang mengalami banjir akibat luapan sungai serta menutup akses jalan terjadi di dalam wilayah Kota Puruk Cahu, di antaranya Jalan Ahmad Yani depan masuk Jalan Pulo Basan, Jalan Jenderal Sudirman Seberang dekat SMAN 3 dan Jalan Polita Mayong.
Di luar dari itu, banjir juga terjadi di Desa Sungai Lunuk Kecamatan Tanah Siang serta Jalan Gajah Mada yang merupakan akses dari Kecamatan Murung ke Laung Tuhup juga tidak bisa dilewati akibat banjir.
Sedangkan bencana longsor yang terjadi menyebabkan rusaknya beberapa fasilitas umum, seperti di Makam Pahlawan depan Gereja Hosana yang berada di Jalan Veteran Kota Puruk Cahu, serta Jembatan Sanggrahan di Jalan Veteran yang sekarang tidak bisa dilewati kendaraan akibat menurunnya struktur tanah.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Murung Raya Fitrianul Fahriman mengatakan saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terkait musibah banjir dan tanah longsor tersebut.
“Teman-teman BPBD saat ini tengah mengumpulkan data terkait kejadian ini dan setelah ada nanti kami akan sampaikan kembali,” katanya.
Menanggapi tingginya curah hujan yang saat ini turun, Fitrianul mengimbau agar masyarakat selalu waspada agar tidak sampai menjadi korban pada saat terjadi banjir di beberapa titik seperti sekarang ini.
“Selain itu saat ini pemerintah daerah sudah melakukan langkah cepat, di antaranya seperti yang saya sampaikan tadi melakukan pendataan serta juga menutup tempat yang terjadi longsor, seperti Jembatan Sanggrahan yang saat ini tidak boleh lagi dilewati kendaraan karena dikhawatirkan bisa ambruk,” ungkapnya.
-
/data/photo/2022/01/24/61ee311fef9c5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Tolak Pemindahan Patung Jenderal Sudirman, Lokasinya Sudah Tepat Megapolitan 4 Oktober 2025
Warga Tolak Pemindahan Patung Jenderal Sudirman, Lokasinya Sudah Tepat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Erfanto (27), warga Jakarta Selatan, menolak rencana pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman karena menilai keberadaannya sudah tepat sebagai simbol penghormatan bagi sang pahlawan.
“Salah satu pahlawan besar sudah tepat berada di jalan protokol utama,” ujarnya saat berbincang dengan
Kompas.com
, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Erfanto, keberadaan patung di Jalan Jenderal Sudirman sudah menjadi ikon yang tidak bisa dipisahkan dari identitas kawasan tersebut.
Ia menyarankan agar Gubernur Jakarta Pramono Anung membangun patung pahlawan lain di Terminal Dukuh Atas, bukan memindahkan patung yang sudah ada.
“Selain untuk mengingat jasa pahlawan, bisa juga sebagai edukasi. Rasanya budget pemindahan dan membuat kembali patung tidak berbeda jauh,” jelasnya.
Ia menilai posisi patung saat ini sudah merepresentasikan penghormatan atas jasa Jenderal Besar Sudirman.
“Keterkaitan historis antara nama dan tempat, serta sebagai simbol semangat perjuangan yang diabadikan di jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta,” ujarnya.
“Keberadaannya di tengah Kota Jakarta menggambarkan, meskipun zaman berubah, semangat perjuangan, patriotisme, dan pengabdian terhadap Tanah Air harus tetap hidup di hati setiap warga negara,” tambahnya.
Sementara itu, warga Jakarta Selatan lainnya, Rizky Widiyanto (30), justru mendukung wacana pemindahan Patung Sudirman.
“Demi efektivitas pembangunan, saya setuju Patung Sudirman direlokasi ke tempat yang lebih baik,” kata Rizky.
Ia menyadari sejumlah pihak menolak pemindahan karena khawatir nama Jalan Jenderal Sudirman akan kehilangan makna simboliknya.
“Sedangkan banyak nama jalan di mana-mana pakai nama pahlawan tapi enggak ada patungnya oke saja kok,” ucapnya.
Rizky, yang mengaku lahir dan besar di Jakarta, bahkan menyebut dirinya tidak terlalu memperhatikan keberadaan Patung Sudirman saat melintas di kawasan tersebut.
“Jujur, saya enggak pernah engeh Patung Sudirman di sebelah mana, di depan gedung apa. Kalau mau lihat patungnya, kayaknya harus benar-benar jeli karena itu jalur protokol dan kendaraan cepat,” katanya.
Karena itu, ia menilai posisi patung saat ini kurang strategis.
“Setuju sama Pak Gub, patung harus ditempatkan di tempat yang memang banyak orang lihat,” jelas Rizky.
“Kalau di depan Terminal Dukuh Atas, itu akan menjadi pusat integrasi transportasi umum. Pengguna transportasi dari Jakarta atau luar Jakarta pasti bisa menikmati. Bisa jadi daya tarik turis juga,” tambahnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan Patung Jenderal Besar Sudirman akan dipindahkan ke lokasi baru yang dinilai lebih representatif seiring pembangunan kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, patung pahlawan nasional itu harus lebih menonjol agar mudah dilihat masyarakat.
“Patung Sudirman tentunya kita harus memberikan apresiasi karena bagaimanapun ini adalah jenderal besar, sehingga nanti kalau di Dukuh Atas akan dibangun, dikoneksikan, Patung Sudirman harus ditempatkan yang betul-betul di depan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Rencananya, patung yang kini berdiri di kawasan Jalan Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
“Patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta terutama kalau sedang macet karena akan nampak menjadi lebih baik dan tentunya itu yang kita atur lebih baik. Prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” tambah Pramono saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Menurut Pramono, penataan ini akan membuat masyarakat yang melintas dari arah Jalan Thamrin dapat melihat patung dengan lebih jelas.
“Malah ketika kita sebelum naik ke Dukuh Atas, kalau kita dari Thamrin, Patung Sudirman akan kelihatan dengan lebih jelas dan lebih enak untuk dilihat. Nanti akan kami atur untuk itu,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/10/03/68df56b93f258.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sudah Berkali-kali Lewat, Warga Tak Tahu di Mana Patung Sudirman Berdiri Megapolitan 4 Oktober 2025
Sudah Berkali-kali Lewat, Warga Tak Tahu di Mana Patung Sudirman Berdiri
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Rizky Widiyanto (30), warga Jakarta Selatan, mengaku tidak terlalu menyadari keberadaan Patung Jenderal Sudirman setiap kali melintas di Jalan Jenderal Sudirman.
Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi wacana pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman ke lokasi baru yang dinilai lebih representatif seiring pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
“Jujur, saya enggak pernah engeh Patung Sudirman di sebelah mana, di depan gedung apa. Kalau mau lihat patungnya, kayaknya harus benar-benar jeli karena itu jalur protokol dan kendaraan cepat,” kata Rizky saat berbincang dengan
Kompas.com
di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Rizky, posisi Patung Sudirman saat ini kurang terlihat jelas dari jalur utama.
“Setuju sama Pak Gub, patung harus ditempatkan di tempat yang memang banyak orang lihat,” ujarnya.
Ia menyadari adanya penolakan terhadap rencana pemindahan tersebut.
Sebagian pihak menilai, jika patung itu dipindahkan, maka nama Jalan Jenderal Sudirman seolah kehilangan simbolnya.
“Sedangkan banyak nama jalan di mana-mana pakai nama pahlawan tapi enggak ada patungnya, oke saja kok,” tambahnya.
Sementara itu, Ernanto (27), warga Jakarta Selatan lainnya, justru tidak sepakat dengan wacana pemindahan itu.
Menurutnya, Patung Jenderal Besar Sudirman sudah menjadi ikon di Jalan Jenderal Sudirman.
“Salah satu pahlawan besar sudah tepat berada di jalan protokol utama,” tegasnya pada kesempatan berbeda, Sabtu.
Ertanto menyarankan agar Gubernur Jakarta Pramono Anung membuat patung pahlawan lain di kawasan Dukuh Atas, bukan memindahkan yang sudah ada.
“Selain untuk mengingat jasa pahlawan, bisa juga sebagai edukasi. Rasanya budget pemindahan dan membuat kembali patung tidak berbeda jauh,” jelasnya.
Menurut dia, keberadaan patung tersebut sudah merepresentasikan penghormatan atas jasa sang jenderal.
“Keterkaitan historis antara nama dan tempat, serta sebagai simbol semangat perjuangan yang diabadikan di jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta,” ujar Ertanto.
“Keberadaannya di tengah Kota Jakarta menggambarkan, meskipun zaman berubah, semangat perjuangan, patriotisme, dan pengabdian terhadap Tanah Air harus tetap hidup di hati setiap warga negara,” imbuhnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan Patung Jenderal Besar Sudirman akan dipindahkan ke lokasi baru yang lebih representatif seiring dengan penataan kawasan TOD Dukuh Atas.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, patung pahlawan nasional itu perlu ditempatkan di posisi yang lebih menonjol agar mudah dilihat masyarakat.
“Patung Sudirman tentunya kita harus memberikan apresiasi karena bagaimanapun ini adalah jenderal besar, sehingga nanti kalau di Dukuh Atas akan dibangun, dikoneksikan, Patung Sudirman harus ditempatkan yang betul-betul di depan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Rencananya, patung yang kini berada di kawasan Jalan Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
“Patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta terutama kalau sedang macet karena akan nampak menjadi lebih baik. Prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” kata Pramono saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Ia menambahkan, penataan baru ini akan membuat masyarakat yang melintas dari arah Jalan Thamrin lebih mudah melihat sosok Jenderal Sudirman.
“Malah ketika kita sebelum naik ke Dukuh Atas, kalau kita dari Thamrin, Patung Sudirman akan kelihatan dengan lebih jelas dan lebih enak untuk dilihat. Nanti akan kami atur untuk itu,” lanjutnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/10/03/68df56b93f258.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Beragam Reaksi Warga Soal Pemindahan Patung Jenderal Sudirman Jakarta Megapolitan 4 Oktober 2025
Beragam Reaksi Warga Soal Pemindahan Patung Jenderal Sudirman Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rizky Widiyanto (30), warga Jakarta Selatan, mendukung rencana pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman ke lokasi baru yang dinilai lebih representatif.
Diketahui, patung tersebut akan dipindahkan seiring pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
“Demi efektifitas pembangunan, saya setuju Patung Sudirman direlokasi ke tempat yang lebih baik,” kata Rizky saat berbincang dengan
Kompas.com
di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Dia menyadari bahwa tidak sedikit orang mengkritik wacana pemindahan tersebut.
Salah satu alasannya, jika patung itu dipindahkan, maka nama Jalan Jenderal Sudirman seolah kehilangan sosok Sudirman yang menjadi simbolnya.
“Sedangkan banyak nama jalan di mana-mana pakai nama pahlawan, tapi enggak ada patungnya, oke saja kok,” ucap dia.
Sejak lahir tinggal di Jakarta dan hingga kini memiliki satu anak, Rizky mengaku tidak terlalu menyadari keberadaan Patung Jenderal Sudirman setiap kali melintas di Jalan Jenderal Sudirman.
“Jujur, saya enggak pernah
ngeh
Patung Sudirman di sebelah mana, di depan gedung apa. Kalau mau lihat patungnya, kayaknya harus benar-benar jeli karena itu jalur protokol dan kendaraan cepat,” kata dia.
Oleh karena itu, ia sependapat dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung yang menganggap posisi Patung Sudirman di Jalan Jenderal Sudirman kurang terlihat dengan jelas.
“Setuju sama Pak Gub, patung harus ditempatkan di tempat yang memang banyak orang lihat,” jelas dia.
“Yang pasti, kalau di depan Terminal Dukuh Atas, itu akan menjadi pusat integrasi transportasi umum. Pengguna transportasi dari Jakarta atau luar Jakarta pasti bisa menikmati. Bisa jadi daya tarik turis yang datang,” tambah dia.
Berbeda dengan Rizky, warga Jakarta Selatan bernama Eranto (27) mengaku tidak sepakat dengan wacana pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman karena sudah menjadi ikon di Jalan Jenderal Sudirman.
“Salah satu pahlawan besar sudah tepat berada di jalan protokol utama,” tegas dia dalam kesempatan berbeda, Sabtu.
Menurut Ertanto, keberadaan Patung Jenderal Besar Sudirman di Jalan Jenderal Sudirman sudah tepat karena lokasi tersebut dinilai merepresentasikan bentuk penghormatan atas jasa sang jenderal.
“Keterkaitan historis antara nama dan tempat, serta sebagai simbol semangat perjuangan yang diabadikan di jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta,” ujar dia.
“Keberadaannya di tengah Kota Jakarta menggambarkan, meskipun zaman berubah, semangat perjuangan, patriotisme, dan pengabdian terhadap Tanah Air harus tetap hidup di hati setiap warga negara,” tambah dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan Patung Jenderal Besar Sudirman akan dipindahkan ke lokasi baru yang lebih representatif seiring pembangunan kawasan
Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Pramono Anung menegaskan, penempatan patung pahlawan nasional itu harus lebih menonjol agar dapat dengan mudah dilihat masyarakat.
“Patung Sudirman tentunya kita harus memberikan apresiasi karena bagaimanapun ini adalah jenderal besar, sehingga nanti kalau di Dukuh Atas akan dibangun, dikoneksikan, Patung Sudirman harus ditempatkan yang betul-betul di depan,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Rencananya, patung yang saat ini berada di kawasan Jalan Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
“Patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta terutama kalau sedang macet karena akan nampak menjadi lebih baik dan tentunya itu yang kita atur lebih baik, prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” tambah Pramono saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Menurut Pramono, penataan baru ini akan membuat masyarakat yang melintas dari arah Jalan Thamrin lebih jelas melihat sosok Jenderal Sudirman.
“Malah ketika kita sebelum naik ke Dukuh Atas, kalau kita dari Thamrin, Patung Sudirman akan kelihatan dengan lebih jelas dan lebih enak untuk dilihat. Nanti akan kami atur untuk itu,” lanjutnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pro Kontra Warga Jakarta soal Pemindahan Patung Jenderal Sudirman
Jakarta –
Wacana pemindahan Patung Jenderal Sudirman ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman menuai pro kontra. Ada warga yang mendukung, namun tak sedikit pula yang menolak pemindahan patung yang diresmikan pada 2003 itu.
Rizky (30) menyambut positif rencana tersebut. Ia menilai pemindahan patung perlu dilakukan demi penataan kawasan integrasi transportasi Dukuh Atas.
“Sebagai warga Jakarta, saya menyambut positif pemindahan Patung Jenderal Sudirman ya, terlebih pemindahan itu demi kepentingan banyak orang juga. Kita tahu moda transportasi umum kayak KRL sangat diminati masyarakat, terutama pas jam-jam sibuk kerja, makanya memang dinilai perlu adanya perbaikan seperti di area stasiun ya menurut saya,” kata Rizky saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Meski begitu, Rizky meminta Pemprov DKI tetap memperhatikan aspek sejarah. Ia menyebut Pemprov DKI harus meminta pertimbangan berbagai pihak agar pemindahan tak menjadi polemik.
“Tapi saya juga minta Pemprov DKI tuh nggak mengurangi makna sejarah kalau mau mindahin Patung Jenderal Sudirman. Pemprov harus meminta pertimbangan dari sejumlah pihak biar pemindahannya nggak menimbulkan polemik,” ujarnya.
Sementara itu, Adit (27) tidak setuju dengan pemindahan patung. Ia menilai langkah itu hanya akan menambah biaya pengeluaran Pemprov DKI.
“Kalau menurut saya sebagai warga Jakarta, apalagi aktivitas saya lebih banyak di Jakarta Pusat, kurang tepat kalau Patung Jenderal Sudirman dipindahkan. Soalnya patung itu sudah bersejarah, berdiri di situ. Kalau dipindahkan pasti otomatis mengeluarkan biaya lagi,” katanya.
Menurut Adit, patung tersebut sudah menjadi ikon Jalan Sudirman. Ia menyebut ada sesuatu hal yang hilang jika patung dipindahkan.
“Apalagi itu menjadi ikon Jalan Jenderal Sudirman ya. Kalau patung itu dipindahkan, orang pasti merasa ada yang hilang. Patung itu sangat bagus, jangan dipindah-pindahkan lah, karena memindahkan suatu barang pasti membutuhkan biaya,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI seharusnya lebih fokus pada masalah besar yang dihadapi warga Jakarta seperti banjir, polusi, dan kemacetan.
“Patung Jenderal Sudirman tidak sama sekali mengganggu akses transportasi. Intinya jangan mengeluarkan kebijakan yang tidak menyangkut orang banyak. Dan kalau tetap dipindahkan, jangan pakai anggaran negara,” tegasnya.
Warga lainnya, Haecal (29), juga menolak pemindahan patung. Ia menilai langkah itu hanya akan membuang anggaran.
“Saya rasa nggak perlu deh dipindahkan, karena itu sudah terkonsep dari para pejuang pahlawan di titik itu. Kalau cuma untuk pemandangan masyarakat, apalagi gubernur bilangnya patung bisa dilihat kalau lagi macet, saya rasa nggak juga. Yang ada buang-buang anggaran aja, mending dipakai untuk bantuan ke rakyat miskin yang masih banyak di Jakarta,” kata Haecal.
Ia meminta Pemprov lebih fokus membuka lapangan kerja. “Fokus ke masyarakat aja, mendingan. Yang membutuhkan pekerjaan masih banyak yang nganggur,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan Patung Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Menurutnya, lokasi baru itu akan lebih ikonik.
“Jadi saya akan memindahkan Patung Sudirman betul-betul di perbatasan antara Thamrin dan Sudirman,” kata Pramono di kawasan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/10).
Ia menjelaskan, lokasi baru berada di jalur strategis menuju kawasan Dukuh Atas yang akan menjadi simpul transportasi transit-oriented development (TOD).
“Sehingga tempatnya malah jadi lebih ikonik. Pas mau naik ke atas Sudirman ke Dukuh Atas, patung itu akan bisa dinikmati warga Jakarta, terutama kalau sedang macet, karena akan nampak menjadi lebih baik,” ujarnya.“Prinsipnya, pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
(mib/aik)
-
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5368949/original/072937700_1759401838-IMG_9810.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Top 3 News: Detik-Detik Hacker Bjorka Ditangkap: Pakai Celana Pendek, Ditemani Dua Wanita – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Perburuan terhadap sosok hacker atau peretas dengan nama Bjorka, berakhir. Pemuda berinisial WFT (22), disebut-sebut sebagai orang yang mengendalikan akun dengan nama Bjorka di forum dark web. Itulah top 3 news.
Bjorka disebut-sebut sebagai peretas 4,9 juta data orang Indonesia. Dia menjual data tersebut di situs gelap.
Penangkapan hacker Bjorka dilakukan oleh Siber Polda Metro Jaya di rumahnya, Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, pada Selasa, 23 September 2025. Dalam video yang diterima, beberapa polisi berpakaian sipil masuk ke dalam sebuah rumah.
Sementara itu, ayah dan ibu Nadiem Makarim, yakni Nono Anwar Nadiem dan Atika Algadri turut menghadiri persidangan gugatan praperadilan penetapan status tersangka anaknya.
Keduanya berharap majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) segera membebaskan sang putra dari pidana yang menjeratnya. Nono Anwar Makarim mengatakan, dari lubuk hati terdalam sangat percaya bahwa anaknya adalah sosok yang bersih dan jujur.
Menurut Nono, Nadiem telah banyak berjasa dalam kehidupan sosialnya. Meninggalkan perusahaan yang dibangunnya meski memberikan banyak keuntungan, hingga membuka jutaan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Patung Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke lokasi baru yang dinilai lebih strategis karena adanya rencana untuk mengembangkan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas.
Menurut Gubernur Jakarta Pramono Anung monumen pahlawan nasional itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
Politikus senior PDIP ini mengatakan, lokasi baru tersebut justru akan membuat patung Jenderal Sudirman lebih mudah dilihat dan dinikmati keindahannya oleh masyarakat.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat 3 Oktober 2025:
Polisi Siber Polda Metro Jaya menangkap pemuda berinisial WFT (22) yang diduga sebagai sosok hacker Bjorka. Ia ditangkap di rumahnya di Desa Totolan, Kakas Barat, pada Selasa (23/9).
-

Imbas hujan, sejumlah ruas jalan di Jakarta alami kemacetan
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta mengalami kemacetan akibat hujan deras yang melanda Jakarta pada Senin sore.
Berdasarkan pemantauan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, kemacetan terjadi mulai Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Bahkan, kemacetan terjadi hingga Bundaran Senayan dan simpang Semanggi.
“Saat ini memang lagi bertepatan dengan jam pulang kantor masyarakat. Terus juga ada beberapa kegiatan yang masih berlangsung di Monas gladi HUT TNI. Terus untuk situasi arus lalu lintas dari Sudirman-Thamrin memang mengalami kepadatan karena dampak dari hujan dari sore,” kata Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Robby Hefadus di Jakarta, Senin.
Robby mengatakan, para pekerja yang mulai perjalanan pulang setelah hujan reda, membuat antrean kendaraan mengular di jalanan Jakarta.
“Masyarakat mungkin baru bisa memulai perjalanan pulang kantor di sore hingga malam ini. Sehingga, kepadatan cukup tinggi terjadi dari Jalan Sudirman-Thamrin sampai Bundaran Senayan, termasuk Semanggi. Jadi memang volume kendaraan yang cukup tinggi,” katanya.
Kendati demikian, Robby menegaskan tidak ada penutupan pintu tol yang dapat memperparah kemacetan.
“Secara keseluruhan untuk penutupan gerbang tol juga sampai saat ini Gerbang Tol Semanggi 1 dan 2 masih terbuka, masih bisa diakses, jadi tidak ada penutupan yang menyebabkan kepadatan,” katanya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Ada 3 Titik Demo di Jakpus Hari Ini, 4.645 Personel Siaga
Jakarta –
Sebanyak 4.645 personel gabungan Polri, TNI, dan pemda DKI diterjunkan hari ini untuk melakukan pengamanan unjuk rasa di sejumlah titik. Sejauh ini, akan ada tiga unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat di wilayah Jakarta Pusat (Jakpus).
“Kuat pengamanan wilayah Jakpus 4.645 personel gabungan Polri, TNI, dan pemda DKI,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).
Dia mengatakan demonstrasi hari ini terbagi di tiga titik, yakni di Silang Selatan Monas, Kementerian Lingkungan Hidup (LH), serta Jalan Jenderal Sudirman.
Dia menjelaskan di Silang Selatan Monas dan Kementerian LH, unjuk rasa dilakukan oleh Koalisi Nasional Untuk Reforma Agraria. Sementara itu, aksi di Jalan Sudirman dilakukan oleh Asosiasi Petani Sawit Pasang Kayu.
“Kami mengimbau masyarakat yang akan melaksanakan aksi penyampaian pendapat bisa melakukan secara tertib,” ujar Susatyo.
“(Rekayasa) lalin situasional melihat eskalasi di lapangan,” terangnya.
(yld/yld)
-
/data/photo/2022/07/26/62df4495e62c3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 3 Titik Demo Hari Ini di Jakarta: di Monas hingga Sudirman Megapolitan
3 Titik Demo Hari Ini di Jakarta: di Monas hingga Sudirman
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Tiga aksi demonstrasi akan berlangsung di wilayah Jakarta Pusat pada Kamis (25/9/2025).
Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, mengaku sudah menyiapkan personel keamanan untuk menjaga demo hari ini.
“Total ada 4.645 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemda DKI yang diterjunkan,” ujar Ruslan dalam keterangan tertulis, Kamis.
1. Koalisi Nasional untuk Reforma Agraria bersama sejumlah elemen massa di kawasan Silang Selatan Monas, Gambir.
2. Koalisi Nasional untuk Reforma Agraria di depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tanah Abang, Jakarta Pusat.
3. Asosiasi Petani Sawit Pasang Kayu di Jalan Jenderal Sudirman.
Ruslan menambahkan, arus lalu lintas di sekitar titik-titik aksi akan bersifat situasional. Polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas menyesuaikan eskalasi jumlah massa di lapangan.
“Sesuai eskalasi massa, semua situasional sesuai perkembangan di lapangan,” kata Ruslan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.