Tempat Fasum: Istana Negara

  • 3
                    
                        Ragam Spanduk "Nyeleneh" di Tengah Demo Mahasiswa Indonesia Gelap
                        Megapolitan

    3 Ragam Spanduk "Nyeleneh" di Tengah Demo Mahasiswa Indonesia Gelap Megapolitan

    Ragam Spanduk “Nyeleneh” di Tengah Demo Mahasiswa Indonesia Gelap
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aksi unjuk rasa “
    Indonesia Gelap
    ” yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Senin (17/2/2025), di sekitar Patung Kuda dan Istana Negara, Jakarta Pusat, tak hanya diwarnai orasi.
    Sejumlah spanduk dengan tulisan unik dan sindiran tajam juga ikut meramaikan aksi mahasiswa ini.
    Salah satu spanduk yang menarik perhatian bertuliskan, “
    Anaknya makan gratis, ortu-nya di-PHK”
    .
    Kalimat ini menyentil program makanan bergizi gratis (MBG) yang sudah berjalan sejak 6 Januari 2025 dan dikaitkan dengan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai instansi.
    Selain itu, beberapa spanduk lain juga terlihat di tengah kerumunan demonstran.
    Ada yang bertuliskan
    “Tut Wuri Efisiensi”
    . Tak ketinggalan, sindiran lainnya, seperti 
    “EfisienShit!”
    , dan
    “Ok Gas Ok Gas, Anggaran Sulit!”
    juga ikut mewarnai aksi ini.
    Ketua BEM UI 2024, Iqbal Cheisa Wiguna, sebelumnya mengonfirmasi, sekitar 1.000 mahasiswa UI akan turun ke jalan.
    Mereka berangkat sekitar pukul 11.30-12.00 WIB menuju Istana Negara.
    “Teman-teman UI kita akan bergabung dengan massa nasional nanti bersama BEM Seluruh Indonesia dan bersama Aliansi Masyarakat Sipil. Kita akan fokuskan massa ini di Istana Negara, apabila kita tidak sampai ke sana, mungkin kita akan mentok di Patung Kuda,” ujar Iqbal.
    Dalam aksi ini, mahasiswa membawa lima tuntutan utama. Kelimat itu yakni, pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
    Kemudian, evaluasi program MBG, hingga pencairan tunjangan dosen dan tenaga pendidik tanpa pemotongan birokrasi.
    Selain itu, mahasiswa juga menuntut pencabutan pasal RUU Minerba terkait izin tambang bagi kampus serta memprotes inkonsistensi pemerintah dalam membuat kebijakan.
    Aksi ini masih berlangsung dan diperkirakan semakin ramai.
    (Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BEM UI Sebut 600.000 Mahasiswa Terancam Tak Bisa Lanjutkan Kuliah Gara-gara Efisiensi Anggaran

    BEM UI Sebut 600.000 Mahasiswa Terancam Tak Bisa Lanjutkan Kuliah Gara-gara Efisiensi Anggaran

    loading…

    Ketua BEM UI Iqbal Cheisa Wiguna memberikan keterangan kepada media di sela aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap, Senin (17/2/2025). FOTO/FELLDY UTAMA

    JAKARTA – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia ( BEM UI ) Iqbal Cheisa Wiguna mengaku mendengar kabar akan ada 600.000 mahasiswa penerima program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) di seluruh Indonesia yang terancam tak bisa melanjutkan kuliahnya. Hal itu sebagai imbas dari efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Iqbal mengaku mendapat kabar tersebut sekitar 3-4 hari yang lalu. Informasi itu membuat teman-teman mahasiswa merasa sedih mendengarnya. Karena itu, mahasiswa UI menuntut pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran di Kementerian/lembaga.

    “Terkait efisiensi anggaran untuk pendidikan ini sempat viral juga waktu itu, sekitar 600 ribu mahasiswa penerima KIP-K di Indonesia itu terancam untuk tidak bisa melanjutkan kuliahnya,” kata Iqbal saat ditemui di halaman Fisip UI ketika tengah bersiap untuk melakukan aksi demonstrasi bertajuk ‘Indonesia Gelap’, Senin (17/2/2025).

    Tak hanya KIP Kuliah saja, Iqbal juga menyebut ada dampak lainnya yang informasinya akan mempengaruhi di sektor pendidikan, utamanya di lingkungan kampus.

    “Lalu dampak-dampak dari hal-hal tersebut juga berdampak kepada salah satunya adalah isu mengenai kenaikan UKT. Itu rasanya yang akan berdampak kepada mahasiswa-mahasiswa di Indonesia terutama yang ada di UI,” ujarnya.

    Untuk diketahui, mahasiswa UI ikut turun menggelar aksi demo bertajuk Indonesia Gelap yang digelar serentak di berbagai daerah pada hari ini. Mereka akan bergabung dengan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Koalisi Masyarakat Sipil di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat.

    “Massa teman-teman UI kita akan bergabung dengan massa nasional nanti bersama BEM Seluruh Indonesia, dan bersama Koalisi Masyarakat Sipil. Kita akan fokuskan massa ini di Istana Negara, apabila tidak sampai ke sana mungkin kita akan mentok di Patung Kuda,” kata Iqbal di halaman FISIP UI, Depok, Senin (17/2/2025).

    Para mahasiswa UI sudah berkumpul. Mereka terlihat kompak mengenakan almamater kuning yang dipadukan dengan kaus berwarna hitam. Sebelum berangkat, Iqbal bersama pengurus BEM UI dengan menggunakan mobil komando juga sempat mengajak semua mahasiswa UI yang berada di fakultas masing-masing untuk ikut bergabung dalam demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap pada hari ini.

  • 3
                    
                        Ragam Spanduk "Nyeleneh" di Tengah Demo Mahasiswa Indonesia Gelap
                        Megapolitan

    8 Spanduk Demo Indonesia Gelap: Anaknya Makan Gratis, Orangtua Di-PHK Megapolitan

    Spanduk Demo Indonesia Gelap: Anaknya Makan Gratis, Orangtua Di-PHK
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) akan menggelar aksi unjuk rasa “
    Indonesia Gelap
    ” di sekitar patung kuda dan Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).
    Mereka membawa sejumlah spanduk yang mewakili bentuk protes mahasiswa saat tengah berkumpul di Lapangan FISIP UI.
    Salah satunya bertuliskan
    “Anaknya makan gratis, ortu-nya di-PHK”.
    Kalimat tersebut menyentil keras salah satu program makanan bergizi gratis (MBG) yang telah berlangsung sejak 6 Januari 2025.
    Program yang serentak diperuntukkan bagi semua anak sekolah hingga ibu hamil ini dikaitkan dengan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai instansi.
    Tak hanya itu, beberapa spanduk lainnya juga terlihat mengiringi aksi unjuk rasa yang diperkirakan baru akan berlangsung pada siang nanti.
    Salah satu spanduknya bertuliskan
    “Prabowo Puas, Kami Lemas”
    dengan warna pilok kombinasi hitam dan merah.
    Lalu, isi spanduk lainnya adalah
    “Tut Wuri Efisiensi”, “EfisienShit!”,
    dan
    “Ok Gas Ok Gas, Anggaran Sulit!”.
    Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI 2024 Iqbal Cheisa Wiguna mengonfirmasi bahwa jumlah massa dari UI yang akan berangkat ke Jakarta mencapai 1.000 orang.
    Mereka akan berangkat sekitar pukul 11.30-12.00 WIB menggunakan bus dengan tujuan Istana Negara.
    “Teman-teman UI kita akan bergabung dengan massa nasional nanti bersama BEM Seluruh Indonesia dan bersama Aliansi Masyarakat Sipil. Kita akan fokuskan massa ini di Istana Negara, apabila kita tidak sampai ke sana, mungkin kita akan mentok di Patung Kuda,” ujar Iqbal.
    Ada lima tuntutan yang akan dibawa mahasiswa dalam aksi hari ini.
    Pertama, mendesak pemerintah mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran.
    Kedua, mengevaluasi seluruhnya program MBG yang dilihat masih kurang tepat dalam realisasinya.
    Ketiga, mencabut pasal RUU Minerba yang menyebutkan, kampus dapat mengolah izin tambang demi menjaga independensi akademik.
    Keempat, mahasiswa meminta pemerintah mencairkan tunjangan dosen dan tenaga pendidik, tanpa ada pemotongan ataupun hambatan akibat birokrasi.
    Kelima, mahasiswa memprotes sikap inkonsistensi pemerintah dalam mengambil atau membuat kebijakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • OIKN: Pengerjaan pembangunan beberapa gedung penting terus dilakukan

    OIKN: Pengerjaan pembangunan beberapa gedung penting terus dilakukan

    Penajam Paser Utara (ANTARA) – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut pengerjaan beberapa pembangunan gedung penting di kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) Kota Nusantara, ibu kota Indonesia berlokasi di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terus dilakukan.

    “Pembangunan beberapa gedung penting di Kota Nusantara masih sedang berlangsung,” ujar Kepala OIKN Basuki Hadimuljono di Sepaku, Penajam Paser Utara, Senin.

    Gedung penting tersebut di antaranya Istana Presiden, Istana Negara, lapangan upacara, dan Istana Wakil Presiden yang kini kemajuan pengerjaan mencapai 40 persen.

    “Kalau Kantor Sekretariat Presiden sudah selesai 100 persen, dan Kantor OIKN selesai Maret 2025,” jelasnya.

    Kemudian juga sudah tersedia empat dusun untuk menampung atau digunakan sebagai hunian para pegawai OIKN.

    “OIKN akan pindah berkantor, termasuk Kepala OIKN berkantor di Kota Nusantara pada Maret 2025,” katanya.

    Sebagian pegawai OIKN sudah berada di Kota Nusantara, dan pemindahan dilakukan secara bertahap, ke depan semua kegiatan OIKN bakal dilakukan di Kota Nusantara, ibu kota Indonesia.

    OIKN juga memastikan infrastruktur ibu kota Indonesia telah disetujui pemerintah pusat, berjalan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) lebih kurang Rp48,8 triliun, serta dukungan skema pembiayaan selain APBN.

    Tahap dua, pembangunan perkantoran legislatif dan yudikatif, seiring rencana ibu kota Indonesia sebagai ibu kota politik pada 2028, dan juga diisi kantor perbankan dan proyek investasi lainnya, demikian Basuki.

    Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • 6
                    
                        Jelang Demo Indonesia Gelap, Kendaraan Taktis Brimob Parkir Dekat Patung Kuda
                        Megapolitan

    6 Jelang Demo Indonesia Gelap, Kendaraan Taktis Brimob Parkir Dekat Patung Kuda Megapolitan

    Jelang Demo Indonesia Gelap, Kendaraan Taktis Brimob Parkir Dekat Patung Kuda
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Jelang aksi unjuk rasa bertajuk “
    Indonesia Gelap
    ”, sejumlah kendaraan taktis terparkir di sekitar Patung Arjuna Wijaya atau patung kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025)
    Dari pantauan
    Kompas.com
    pukul 11.39 WIB, terdapat tiga bus dan empat truk milik Korps Brimob serta Dit Samapta Polda Metro Jaya di dekat patung kuda.
    Selain itu, ada dua kendaraan taktis milik Korps Brimob yang bersiaga untuk mengamankan demo.
    Lalu, terlihat juga satu mobil pembawa besi pembatas.
    Jalan Medan Merdeka Barat depan Kementerian Pariwisata mulai ditutup menggunakan
    barrier
    beton.
    Kendati demikian, beton pembatas belum ditutup seluruhnya, hanya setengah jalan yang sudah dipasang atau tiga beton besar.
    Kendaraan dari arah Jalan M H Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Barat masih bisa melintas.
    Sebelumnya, polisi menerjunkan lebih dari seribu personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).
    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personil gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Senin (17/2/2025).
    Personel gabungan terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemerintah Provinsi Jakarta, dan instansi terkait.
    Para personel akan ditempatkan di sejumlah titik di sekitar bundaran Patung Kuda hingga di depan Istana Negara.
    Untuk pengalihan arus lalu lintas, Susatyo mengatakan hal itu bersifat situasional.
    Rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.
    “Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan,” kata Susatyo.
    “Diimbau kepada warga yang akan melintas sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar Patung Kuda,” ujar dia.
    Susatyo mengingatkan seluruh personel yang terlibat dalam pengamanan untuk selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi maupun terprovokasi, mengutamakan negosiasi, memberikan pelayanan yang humanis, serta menjaga keamanan dan keselamatan.
    “Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di bundaran Patung Kuda, dan beberapa lokasi lainnya,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini Hasil MCU Rijanto-Beky Sebelum Pelantikan Bupati dan Wabup Blitar

    Ini Hasil MCU Rijanto-Beky Sebelum Pelantikan Bupati dan Wabup Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Bupati dan Wakil Bupati Blitar terpilih Rijanto dan Beky Herdihansah telah menjalani sejumlah persiapan untuk pelantikan serentak yang akan diadakan pada Rabu (20/2/2025) mendatang.

    Beberapa persiapan yang sudah dilakukan diantaranya adalah melakukan medical check up (MCU)  sebagai salah satu syarat yang diwajibkan ada untuk mengikuti kegiatan orientasi kepemimpinan yang diadakan sehari setelah pelatikan.

    Menurut Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Blitar, Mulyadi mengatakan jika ada dua tahapan pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan oleh kepala daerah terpilih. Sebelum menjalani tahapan pelantikan.

    “Pemeriksaan kesehatan ini terbagi menjadi dua. yakni yang diperlukan untuk orientasi kepemimpinan di Lembah Akademi Militer Magelang dan juga untuk pelantikan serentak di Istana Negara Jakarta,” kata Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Blitar, Mulyadi, Senin (17/2/2025).

    Untuk keperluan pemeriksaan kesehatan orientasi kepemimpinan di Magelang, keterangan Medical Check Up (MCU) ini paling tidak sudah dilakukan pada H-7 sebelum pelaksanaan. Rijanto-Beky pun sudah melaksanakan medical check up di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat.

    “MCU kita laksanakan kemarin, Sabtu, 15 Februari 2025 di RSUD Srengat. Keduanya, baik Pak Rijanto dan Mas Beky sudah menjalani pemeriksaan ini,” tuturnya.

    Sementara terkait pemeriksaan kesehatan untuk pelatikan serentak, Mulyadi menyebut akan dilakukan di Jakarta. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan serentak di Kementerian Dalam Negeri (Kemendag).

    “Pemeriksaan kesehatan untuk pelantikan serentak akan dilakukan di Kementerian dalam negeri, harus registrasi juga. Untuk Jawa Timur ada di sesi 3 yang diadakan pada hari ini. Namun karena ada kepentingan, untuk Kabupaten Blitar dilakukan besok, Senin 17 Februari 2025,” ungkapnya.

    Dari hasil MCU yang dilakukan di RSUD Srengat Kabupaten Blitar, kondisi kesehatan Bupati dan wakil Bupati Blitar dinyatakan baik. Rijanto-Beky dinyatakan siap untuk menjalani pelantikan sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar.

    “Hasil tes kesehatan bapak Rijanto-Beky dinyatakan baik,” tandasnya.

    Sebelum menjalani pelantikan serentak pada 20 Februari 2025, kepala daerah terpilih akan menjalani kegiatan gladi kotor pada 18 Februari 2025 dan gladi bersih pada 19 Februari 2025. Untuk kegiatan orientasi kepemimpinan akan dilaksanakan pada 21-28 Februari 2025. [owi/beq]

  • Aksi Unjuk Rasa ‘Indonesia Gelap’ di Depan Istana, Berikut Lima Tuntutan Mahasiswa – Halaman all

    Aksi Unjuk Rasa ‘Indonesia Gelap’ di Depan Istana, Berikut Lima Tuntutan Mahasiswa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan elemen mahasiswa lainnya akan menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap.”

    Aksi unjuk rasa digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025) ini.

    Informasi mengenai aksi unjuk rasa disampaikan oleh Koordinator Aksi Universitas Indonesia, Muhammad Rafid Naufal Abrar.

    “Untuk aksi, sasaran utama kami adalah Istana Negara. Kami akan berangkat dari Depok sekitar jam 11.00 siang,” tuturnya.

    Aksi turun ke jalan ini dilakukan dalam rangka meminta pertanggungjawaban pemerintah mengenai situasi negara yang memburuk. 

    Kondisi itu disebut disebabkan oleh berbagai permasalahan yang terjadi akibat tindakan sewenang-wenang pemerintah.

    “Aksi pastinya untuk menyikapi terkait isu yang muncul hampir setiap hari belakangan yang tak berpihak pada rakyat dan tidak memenuhi prinsip demokrasi serta keadilan,” kata Rafid.

    Rafid mengungkapkan, terdapat lima tuntutan utama yang akan disuarakan.

    Pertama adalah mendesak pemerintah untuk mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran.

    Kebijakan yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkait penghematan dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 itu dianggap tidak berpihak kepada rakyat.

    “Kedua, mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik,” ujar Rafid.

    Ketiga, mahasiswa meminta pemerintah untuk mencairkan tunjangan dosen dan tenaga pendidik tanpa ada pemotongan ataupun hambatan akibat birokrasi.

    Selain itu, mahasiswa juga mendesak pemerintah untuk mengevaluasi total pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan.

    “Dan terakhir, berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah yang tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” kata Rafid.

    Polri Terjunkan 1.623 Personel

    Sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa dari sejumlah aliansi dan BEM Seluruh Indonesia (SI) di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.

    Susatyo menuturkan, personel gabungan tersebut berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait.

    Personel ditempatkan di sejumlah titik di sekitar Bundaran Patung Kuda Monas hingga di depan Istana Negara.

    Untuk pengalihan arus lalu lintas, Susatyo menuturkan bahwa hal itu bersifat situasional. Artinya, rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas akan normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran Bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lalu lintas akan dialihkan,” kata dia.

    “Diimbau kepada warga yang akan melintas sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar Patung Kuda,” ujarnya.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat dalam pengamanan untuk selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis, serta menjaga keamanan dan keselamatan.

    Kapolres juga mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.

    “Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan lainnya yang akan melintas di

    Bundaran Patung Kuda Monas dan beberapa lokasi lainnya,” ungkapnya.

    “Personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api. Hormati dan hargai saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya dengan cara yang humanis dan profesional,” tutur Susatyo.

  • Polisi Terjunkan 1.623 Personel untuk Amankan Demo BEM SI di Monas (17/2)

    Polisi Terjunkan 1.623 Personel untuk Amankan Demo BEM SI di Monas (17/2)

    Bisnis.com, JAKARTA — Polisi menerjunkan 1.623 personil untuk mengawal aksi unjuk rasa dari sejumlah aliansi dan BEM Seluruh Indonesia (SI) di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat pada hari ini Senin (

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan ribuan personel itu terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda Jakarta dan instansi terkait.

    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personil gabungan,” kata Susatyo dalam keterangan tertulis, Senin (17/2/2025).

    Dia menambahkan ribuan personel itu akan disebar di sejumlah titik di sekitar bundaran Patung Kuda Monas hingga di depan Istana Negara.

    Terkait rekayasa lalu lintas, Susatyo menekankan bahwa hal itu bersifat situasional. Artinya, rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan,” tambahnya.

    Adapun, Susatyo juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin melintas di sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar Patung Kuda.

    “Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di bundaran Patung Kuda Monas, dan beberapa lokasi lainnya,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Koordinator Pusat BEM SI Herianto mengatakan aksi unjuk rasa itu akan diikuti oleh 5.000 massa yang akan turun serentak di setiap daerah.

    Dia menjelaskan terdapat tujuh poin tuntutan demo ini yakni menuntut Presiden mencabut Inpres No.1/2025 yang dinilai merugikan rakyat.

    Transparansi status pembangunan dan kinerja program makan bergizi gratis. Selanjutnya, menolak revisi UU Minerba dan Dwifungsi TNI.

    “Keenam tangkap dan adili Jokowi dan ketujuh sahkan RUU Perampasan aset,” tutur Herianto.

  • Polri Kerahkan 1.623 Personel, Amankan Aksi Demo di Patung Kuda Jakarta Pusat – Page 3

    Polri Kerahkan 1.623 Personel, Amankan Aksi Demo di Patung Kuda Jakarta Pusat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa dari sejumlah aliansi dan BEM Seluruh Indonesia (SI) di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025).

    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis, Senin (17/2/2025).

    Susatyo menyebutkan, personel gabungan terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI dan instansi terkait. Nantinya personel bakal ditempatkan di sejumlah titik di sekitar bundaran Patung Kuda Monas hingga di depan Istana Negara.

    Sementara untuk pengalihan arus lalu lintas, Susatyo mengatakan, sifatnya situasional. Artinya, rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan, dihimbau kepada warga yang akan melintas sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan disekitar Patung Kuda,” ujar dia.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

  • Unjuk Rasa Mahasiswa di Patung Kuda Jakarta Pusat, Polri Terjunkan 1.623 Personel

    Unjuk Rasa Mahasiswa di Patung Kuda Jakarta Pusat, Polri Terjunkan 1.623 Personel

    GELORA.CO  – Sebanyak 1.623 personel gabungan dikerahkan mengawal aksi unjuk rasa dari sejumlah aliansi dan BEM Seluruh Indonesia (SI) di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

    “Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.

    Susatyo menuturkan, personel gabungan tersebut dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI dan instansi terkait. 

    Personel ditempatkan di sejumlah titik di sekitar bundaran Patung Kuda Monas hingga di depan Istana Negara.

    Untuk pengalihan arus lalu lintas, Susatyo menuturkan hal itu bersifat situasional. 

    Artinya, rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dan dinamika situasi di lapangan.

    “Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas akan dialihkan,” kata dia.

    “Diimbau kepada warga yang akan melintas sekitar Monas agar mencari jalan alternatif untuk menghindari penumpukan kendaraan disekitar Patung Kuda,” ujarnya.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

    Kapolres juga mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.

    “Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di bundaran Patung Kuda Monas, dan beberapa lokasi lainnya,” ungkapnya.

    “Personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api. Hormati dan hargai saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya di muka dengan humanis dan profesional,” tutur Susatyo