Tempat Fasum: Istana Buckingham

  • PM Israel Salahkan PM Australia Soal Serangan ke Umat Yahudi di Sydney

    PM Israel Salahkan PM Australia Soal Serangan ke Umat Yahudi di Sydney

    Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa dan reaksi terhadap serangan penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia, hari Minggu kemarin (15/12).

    Serangan terjadi saat umat Yahudi di Sydney sedang merayakan hari pertama di pekan Hanukkah.

    Sejauh ini 15 korban serangan tewas. Satu dari dua pelaku penembakan juga tewas di lokasi kejadian.

    Sebanyak 38 orang lainnya, termasuk dua petugas polisi, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit di seluruh kota.

    Berikut reaksi dari para pemimpin dunia tersebut.

    Israel

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese atas serangan penembakan mematikan di Bondi.

    Dalam pidatonya yang berapi-api semalam, Netanyahu mengatakan “antisemitisme adalah kanker” yang “menyebar ketika para pemimpin tetap diam.”

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, peredaan dengan tekad. Sebaliknya, perdana menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan upaya meredakan dengan lebih banyak upaya untuk meredakan,” ujar Netanyahu.

    “Pemerintahan Anda tidak melakukan apa pun untuk menghentikan penyebaran antisemitisme di Australia. Anda tidak melakukan apa pun untuk mengekang sel-sel kanker yang tumbuh di negara Anda.

    “Anda tidak mengambil tindakan apa pun. Anda membiarkan penyakit ini [anti-Semitisme] menyebar dan hasilnya adalah serangan mengerikan terhadap orang Yahudi yang kita saksikan hari ini.”

    Amerika Serikat

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengomentari serangan mengerikan itu dan menyebutnya “murni serangan anti-Semit.”

    “Di Australia terjadi serangan yang mengerikan,” katanya pada hari Minggu, waktu AS, dalam perayaan Natal di Gedung Putih.

    “Ini adalah serangan yang mengerikan, 11 tewas, 29 luka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit.

    “Saya hanya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada semua orang.”

    Negara-negara Muslim

    Dalam pernyataannya Arab Saudi menegaskan sikapnya yang “menantang segala bentuk kekerasan, terorisme, ekstremisme” dan menyampaikan belang sungkawa terhadap keluarga korban serta pemerintah dan rakyat Australia.

    Kementerian Luar Negeri Iran turut mengecam serangan insiden penembakan di Pantai Bondi.

    “Serangan kekerasan terhadap warga sipil di Sydney. Teror dan pembunuhan massal harus dikecam, di mana pun terjadi, sebagai tindakan melawan hukum dan kriminal,” demikian pernyataan yang diunggah di akun X.

    Pernyataan yang serupa sudah dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri di Turki, Uni Emirat Arab, serta Qatar.

    Inggris

    Raja Charles mengatakan ia dan istrinya, Ratu Camilla “sangat terkejut dan sedih” mendengar berita serangan teroris anti-Semit terhadap warga Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah di Bondi.

    “Hati kami turut berduka cita kepada semua orang yang terkena dampak begitu mengerikan, termasuk para petugas polisi yang terluka saat melindungi anggota komunitas mereka,” katanya dalam pesan yang dirilis oleh Istana Buckingham.

    “Kami memuji polisi, layanan darurat, dan anggota masyarakat yang tindakan heroiknya tidak diragukan lagi mencegah kengerian dan tragedi yang lebih besar.

    “Di saat-saat sulit, warga Australia selalu bersatu dalam persatuan dan tekad. Saya tahu bahwa semangat kebersamaan dan cinta yang bersinar begitu terang di Australia, dan cahaya di jantung Festival Hanukkah, akan selalu menang atas kegelapan kejahatan semacam itu.”

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ini adalah berita yang sangat menyedihkan dari Australia.

    “Inggris menyampaikan simpati dan belasungkawa kami kepada semua orang yang terkena dampak serangan mengerikan di pantai Bondi. Saya terus menerima informasi terbaru tentang perkembangan situasi ini,” uajrnya.

    Prancis

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan “Prancis menyampaikan belasungkawa kepada para korban, yang terluka, dan orang-orang terkasih mereka.”

    “Kami turut merasakan duka cita rakyat Australia dan akan terus berjuang tanpa henti melawan kebencian anti-Semit, yang menyakiti kita semua, di mana pun terjadi,” katanya.

    Malaysia

    Melalui akun X-nya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan “tindakan kekerasan di Sydney telah merenggut nyawa yang tak bersalah.”

    “Saya sangat prihatin dengan serangan kekerasan di Sydney yang telah merenggut nyawa orang tak bersalah dan menyebabkan banyak lainnya terluka,” bunyi pernyataannya.

    “Saya mengutuk tindakan ini dengan sekeras-kerasnya. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan yang ditujukan kepada warga sipil, apalagi serangan yang menargetkan orang berdasarkan ras atau agama, kapan pun dan di mana pun.”

    Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga turut menyampaikan belasungkawanya.

    “Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dan mendoakan kesembuhan yang cepat dan sepenuhnya bagi semua yang terluka,” ujar Presiden Zelenskyy.

    “Teror dan kebencian tidak boleh pernah gagal, keduanya harus dikalahkan di mana pun dan kapan pun.”

    Kanada

    Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengatakan “Hanukkah adalah waktu terang di tengah kegelapan dan peringatan akan ketahanan bangsa Yahudi.”

    “Semoga kita semua mendukung dan memperkuat ketahanan itu untuk melindungi komunitas Yahudi kita dan untuk memastikan, yang lebih mendasar, bahwa semua orang dapat berkembang dalam setiap aspek masyarakat kita.

    Selandia Baru

    Perdana Menteri Selandia Baru Christoper Luxon mengungkapkan rasa terkejutnya setelah mengatakan “Australia dan Selandia Baru lebih dari sekadar teman, kami adalah keluarga.”

    “Saya terkejut melihat insiden menyerikan di Bondi, tempat yang dikunjungi warga Selandia Baru setiap hari. Pikiran saya, dan pikiran seluruh warga Selandia Baru, bersama mereka yang terkena dampak,” ujarnya.

  • Raja Charles III ‘Spill’ Kondisi Terkini Pasca Didiagnosis Kanker

    Raja Charles III ‘Spill’ Kondisi Terkini Pasca Didiagnosis Kanker

    Jakarta

    Raja Charles III baru-baru ini mengungkapkan perawatan kankernya akan dikurangi pada tahun depan. Ia menyebut capaian tersebut sebagai sebuah ‘berkah’ sekaligus bukti dari kemajuan medis yang ‘luar biasa’.

    Pengumuman itu disampaikan Raja Charles melalui pesan yang telah direkam sebelumnya dan ditayangkan di Inggris pada Jumat malam waktu setempat.

    “Pada hari ini, saya dapat menyampaikan kabar baik bahwa berkat diagnosis dini, penanganan yang efektif, serta kepatuhan terhadap anjuran dokter, jadwal perawatan kanker saya dapat dikurangi pada tahun depan,” ujar Raja Charles, dikutip dari ABC News.

    “Saya berharap hal ini dapat memberi semangat bagi 50 persen dari kita yang, pada suatu titik dalam hidup, akan didiagnosis menderita penyakit ini,” katanya.

    Meski perawatan Raja Charles yang kini berusia 77 tahun akan dikurangi secara signifikan tahun depan, terapi tersebut tetap akan berlanjut.

    Di sisi lain, sudah hampir dua tahun sejak diagnosis kanker sang raja diumumkan ke publik. Selama periode tersebut, Istana Buckingham jarang mengungkapkan detail mengenai kondisi kesehatan maupun prognosisnya.

    Hingga kini, jenis kanker yang diidap Raja Charles III tidak pernah diungkapkan secara rinci. Namun, pihak istana telah memastikan bahwa ia tidak mengidap kanker prostat.

    “Yang Mulia menunjukkan respons yang sangat baik terhadap pengobatan, dan para dokter menyarankan bahwa perawatan selanjutnya akan memasuki tahap pencegahan,” ujar juru bicara Istana Buckingham.

    Diagnosis kanker Raja Charles pertama kali diumumkan pada Februari 2024. Saat itu, ia sempat mengurangi aktivitas publik, meski kembali menjalankan sebagian tugas kenegaraan dua bulan kemudian. Pada akhir tahun yang sama, Raja Charles III bersama Ratu Permaisuri Camilla bahkan melakukan kunjungan luar negeri, termasuk ke Australia.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Skandal Seks Bikin Pangeran Andrew Kehilangan Gelar dan Diusir

    Skandal Seks Bikin Pangeran Andrew Kehilangan Gelar dan Diusir

    London

    Raja Inggris, Charles III, resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Andrew juga diusir dari kediamannya di Istana Windsor.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Istana mengatakan Raja Charles III telah memulai rangkaian proses formal mencabut gelar saudaranya. Andrew diperintahkan pindah dari Kastil Windsor sesegera mungkin.

    Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan itu telah dibantah Andrew.

    “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.

    Istana menyebut Charles ingin menunjukkan simpati terhadap korban. Raja Charles disebut akan mendukung korban dan penyintas pelecehan.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” ujarnya.

    Andrew dilaporkan tidak keberatan dengan keputusan Raja Charles III. Spekulasi tentang Andrew itu muncul beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya.

    Korban pelaku kejahatan seksual di AS, Jeffrey Epstein, tersebut mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa dia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika dia baru berusia 17 tahun. Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun.

    Sementara, Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks. Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut memuji langkah Raja Charles III tersebut.

    “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka kepada BBC.

    “Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya,” sambungnya.

    Andrew merupakan putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II. Dia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.

    Namun, dia telah setuju untuk membayar Giuffre, yang merupakan warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022. Uang itu diberikan untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.

    Pernyataan Pangeran Andrew

    Pada 17 Oktober, situs royal.uk telah merilis pernyataan yang mengumumkan Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut isi pernyataan Andrew:

    A statement by Prince Andrew
    Published 17 October 2025

    In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.

    With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.

    [Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.

    Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Heboh Pangeran Andrew Kehilangan Gelar Akibat Skandal Seks

    Heboh Pangeran Andrew Kehilangan Gelar Akibat Skandal Seks

    Jakarta

    Pangeran Andrew, anak ketiga mendiang Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, akan kehilangan gelar “pangeran” dan keluar dari kediamannya di Windsor, Royal Lodge.

    Dalam beberapa pekan terakhir Andrew mendapat sorotan publik terkait hubungannya dengan Jeffrey Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual yang telah divonis bersalah dan meninggal dunia di Amerika Serikat.

    Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kamis (30/10), Kerajaan Bersatu (UK) menyatakan saudara kandung Raja Charles tersebut kini hanya akan menyandang nama Andrew Mountbatten Windsor.

    Baca juga:

    Andrew telah menyerahkan sejumlah gelar kebangsawanan pada awal Oktober lalu, termasuk gelar Duke of York. Langkah itu merupakan imbas dari sorotan publik terhadap kehidupan pribadinya.

    Dalam memoar yang terbit setelah kematiannya, Virginia Giuffre, korban kekerasan seksual Jeffrey Epstein, mengulangi tuduhan bahwa saat masih remaja, dia pernah berhubungan seks dengan Andrew dalam tiga kesempatan terpisah. Andrew selalu membantah tuduhan tersebut.

    Dalam perkembangan terbaru, keluarga mendiang Giuffre mengatakan perempuan yang tewas April lalu itu “telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kebenaran dan keberanian luar biasanya”.

    ShutterstockPangeran Andrew tinggal di Royal Lodge sejak 2004.

    Sementara itu, pihak Kerajaan Bersatu menyebut Raja Charles telah memulai proses formal untuk mencabut titel, gelar kehormatan, dan penghargaan yang dipegang Andrew.

    Istana Buckingham juga bilang bahwa pemberitahuan resmi telah disampaikan agar Andrew menyerahkan Royal Lodge.

    Andrew akan pindah ke akomodasi pribadi di Sandringham Estate. Biaya kehidupan Andrew disebut akan didanai secara pribadi oleh Raja Charles.

    “Tindakan ini dianggap perlu, meskipun Andrew terus membantah tuduhan yang ditujukan padanya,” demikian pernyataan resmi Kerajaan Bersatu.

    Pihak kerajaan dalam pernyataannya juga menyatakan dukungannya bagi korban segala bentuk kekerasan.

    Sementara itu, dua putri Andrew yang telah dewasa, yakni Eugenie dan Beatrice, akan tetap mempertahankan gelar kebangsawanan mereka.

    Sarah Ferguson, mantan istri Andrew, akan pindah dari Royal Lodge dan akan mengatur tempat tinggalnya sendiri.

    Hingga Oktober ini, Sarah masih mempertahankan gelar Duchess of York. Namun dia kembali menggunakan nama mudanya, Sarah Ferguson, setelah Andrew secara sukarela melepaskan penggunaan gelar Duke of York.

    Menurut kabar yang beredar di lingkungan Istana Buckingham, keputusan mencabut gelar pangeran Andrew telah dikonsultasikan dengan pemerintah Kerajaan Bersatu di bawah pimpinan Perdana Menteri Keir Starmer.

    Pemerintah UK disebut mendukung pencabutan gelar itu.

    Menanggapi berita tersebut di BBC Question Time, Menteri Kebudayaan UK, Lisa Nandy, menyebut pencabutan gelar Andrew menunjukkan “dukungan yang sangat kuat kepada korban pelecehan seksual dan kejahatan seksual”.

    “Ini adalah perkembangan besar dan langkah besar yang diambil oleh Raja. Saya harus mengatakan, sebagai respons awal, saya benar-benar mendukung langkah yang dia ambil,” ujar Nandy.

    Getty ImagesSarah Ferguson, yang terlihat di sini bersama Andrew, juga akan pindah dari Royal Lodge.

    Pencabutan gelar Andrew menandai puncak tekanan yang semakin meningkat terhadap keluarga kerajaan dalam beberapa pekan terakhir.

    Skandal terkait hubungan Andrew dengan Jeffrey Epstein kembali mencuat setelah tuduhan pelecehan seksual disebut-sebut dalam memoar yang ditulis Virginia Giuffre.

    Meskipun Andrew selalu membantah, surat elektronik dari tahun 2011 yang mencuat ke publik menunjukkan Andrew tetap berhubungan dengan Epstein beberapa bulan setelah dia mengklaim persahabatan mereka berakhir.

    Rincian tentang pengaturan tempat tinggal Andrew juga menjadi sorotan. Muncul pertanyaan baru tentang bagaimana Andrew dapat membiayai gaya hidupnya meskipun bukan lagi anggota kerajaan yang aktif.

    Andrew tinggal di Royal Lodge sejak 2004. Saat itu dia menandatangani perjanjian sewa selama 75 tahun dengan pemilik properti, Crown Estate, yang beroperasi sebagai perusahaan properti independen.

    Royal Lodge, yang terdaftar sebagai bangunan bersejarah Kelas II di kompleks Windsor, dilengkapi dengan rumah tukang kebun, Chapel Lodge, rumah berukuran enam kamar tidur, dan akomodasi petugas keamanan.

    Rincian bagaimana Andrew selama ini membiayai kediamannya itu terkuak setelah perjanjian sewa diungkap ke publik.

    Merujuk berkas perjanjian tersebut, Andrew hanya pernah membayar sewa tahunan simbolis untuk Royal Lodge. Pembayaran itu sebenarnya tidak diperlukan berdasarkan perjanjian Andrew dengan Crown Estate, seperti dalam klausul sewa yang dilihat oleh BBC News.

    Berdasarkan kesepakatan tersebut, Andrew membayar sejumlah besar uang tunai di muka, termasuk untuk renovasi, alih-alih membayar sewa tahunan.

    Bagi pihak Kerajaan Bersatu, pengumuman pencabutan gelar Andrew adalah upaya untuk mengakhiri skandal yang melilit laki-laki berumur 65 tahun tersebut.

    (ita/ita)

  • Tentang Gelar Duke of York yang Dicabut dari Pangeran Andrew

    Tentang Gelar Duke of York yang Dicabut dari Pangeran Andrew

    Jakarta

    Raja Charles III resmi mencabut gelar kebangsawanan Duke of York dari adiknya, Pangeran Andrew, setelah kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret namanya kembali mencuat. Keputusan ini menandai akhir dari status resmi Andrew sebagai salah satu tokoh senior dalam keluarga kerajaan Inggris.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Keputusan pencabutan gelar tersebut sekaligus menyoroti salah satu gelar tertua dan paling bergengsi dalam monarki Inggris. Gelar Duke of York menyimpan sejarah panjang dan memiliki makna penting dalam sistem kebangsawanan yang diwariskan turun-temurun sejak berabad-abad lalu.

    Apa Itu Gelar Duke of York?

    Mengutip situs resmi The Royal Family, Duke of York atau Adipati York merupakan salah satu gelar kebangsawanan tertinggi di Inggris. Secara tradisi, gelar ini diberikan kepada anak laki-laki kedua dari penguasa yang sedang berkuasa. Artinya, gelar tersebut tidak diwariskan secara otomatis, melainkan harus diberikan kembali oleh raja atau ratu yang bertakhta.

    Nama “York” sendiri diambil dari kota bersejarah di Inggris utara yang pernah menjadi pusat penting kerajaan di masa lampau. Gelar ini telah melekat pada sejarah monarki sejak abad ke-14 dan kerap dikaitkan dengan tokoh-tokoh kerajaan berpengaruh, termasuk mereka yang memiliki kedekatan khusus dengan pewaris takhta.

    Sejak Kapan Pangeran Andrew Menjadi Duke of York?

    Masih merujuk pada The Royal Family, Pangeran Andrew dianugerahi gelar Duke of York oleh mendiang Ratu Elizabeth II pada 23 Juli 1986, bertepatan dengan hari pernikahannya dengan Sarah Ferguson. Sejak saat itu, Andrew resmi menyandang gelar Adipati York yang secara simbolik menandakan statusnya sebagai putra kedua sang ratu.

    Deretan Tokoh yang Pernah Menyandang Gelar Duke of York

    Menurut arsip kerajaan Inggris (Line of Succession), gelar Duke of York telah diberikan kepada sejumlah tokoh dari berbagai generasi. Gelar ini juga telah mengalami beberapa kali creation sejak pertama kali diberikan pada abad ke-14.

    Berikut daftar lengkapnya dari masa ke masa:

    First Creation (Abad ke-14)

    Edmund of Langley (1341-1402): Putra kelima Raja Edward III dan pemegang gelar Duke of York pertama dalam sejarah.Edward of Norwich (1373-1415): Putra Edmund of Langley. Gelarnya berakhir setelah ia meninggal tanpa keturunan sah di Pertempuran Agincourt.

    Second Creation (Abad ke-15)

    Richard of Shrewsbury (1473-1483?): Anak kedua Raja Edward IV. Hilang secara misterius bersama kakaknya di Tower of London dan gelarnya pun gugur.

    Third Creation (Abad ke-16)

    Henry VIII (1491-1547): Diberi gelar Duke of York saat masih kecil sebelum naik takhta menjadi Raja Henry VIII.

    Fourth Creation (Abad ke-17)

    James Stuart (1633-1701): Adik Raja Charles II yang kemudian menjadi Raja James II dari Inggris.

    Fifth Creation (Abad ke-18)

    Prince Ernest Augustus (1674-1728): Putra Raja James II, namun gelarnya tidak diakui setelah perubahan dinasti.

    Sixth Creation (Abad ke-18-19)

    Prince Edward, Duke of York and Albany (1739-1767): Adik Raja George III. Gelarnya berakhir tanpa pewaris.Prince Frederick (1763-1827): Anak kedua Raja George III. Gelarnya pun tidak diwariskan setelah ia wafat tanpa keturunan sah.

    Seventh Creation (Abad ke-20)

    Prince George (1895-1952): Putra kedua Raja George V, yang kemudian naik takhta sebagai Raja George VI-ayah dari Ratu Elizabeth II.

    Eighth Creation (Abad ke-20-21)

    Prince Andrew (lahir 1960): Putra kedua Ratu Elizabeth II. Gelar Duke of York yang ia terima pada 1986 kini telah resmi dicabut oleh Raja Charles III pada 2025.

    Daftar tersebut menunjukkan bahwa gelar Duke of York kerap berakhir di tangan raja Inggris berikutnya. Gelar ini pun menjadi simbol kedekatan dengan garis keturunan utama monarki dan bagian dari sejarah panjang istana Inggris.

    (wia/imk)

  • Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles

    Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles

    Jakarta

    Raja Charles III secara resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Keputusan itu diambil usai nama Andrew terseret dalam skandal kasus pelecehan Jeffrey Epstein.

    Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), keterlibatan nama Andrew dalam kasus pelecehan yang dilakukan Jeffrey Epstein mencuat usai catatan pribadi salah satu korban Epstein, Virgini Giuffre, terbit. Dalam catatan itu, Giuffre mengaku telah dijual untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali saat ia berusia 17 tahun.

    Giuffre sendiri bunuh diri pada April silam di usia 41 tahun. Sementara Epstein telah meninggal bunuh diri pada tahun 2019 di sel tahanannya.

    Pihak Andrew sendiri telah berulang kali membantah tuduhan terlibat kasus pelecehan Epstein. Namun, ia diketahui telah setuju membayar jutaan dolar Amerika kepada Giuffre pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan yang menimpanya itu.

    Istana mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Dalam keterangannya, pihak Kerajaan Inggris mengatakan pencabutan gelar bangsawan Pangeran Andrew merupakan komitmen dari Raja Charles III untuk berpihak pada korban pelecehan seksual.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” bunyi keterangan Istana.

    Mengutip dari situs resmi Keluarga Kerajaan Inggris (royal.uk), Pangeran Andrew (Andrew Mountbatten Windsor) lahir di Istana Buckingham pada 19 Februari 1960. Ia adalah anak ketiga dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip yang diberi nama Andrew Albert Christian Edward.

    Pada 23 Juli 1986, ia menikahi Sarah Ferguson di Westminster Abbey. Pasangan yang bercerai pada tahun 1996 ini dikaruniai dua anak, yaitu Putri Beatrice dan Putri Eugenie, serta empat cucu: August dan Ernest (putra dari Putri Eugenie dan Jack Brooksbank) dan Sienna dan Athena (putri dari Putri Beatrice dan Edoardo Mapelli Mozzi).

    Pangeran Andrew (Foto: BBC World)

    Pangeran Andrew bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan pada tahun 1979 dan lulus dari Britannia Royal Naval College Dartmouth pada tahun 1980, sebelum menjalani pelatihan penerbangan sayap tetap dan helikopter di RAF Leeming dan Royal Naval Air Station Culdrose.

    Letnan Muda Pangeran Andrew beralih ke helikopter Sea King, sebelum bergabung dengan unit garis depan pertamanya, Skuadron Udara Angkatan Laut (NAS) 820 yang berlayar di HMS INVINCIBLE. Pada April 1982, unit tersebut berlayar sebagai bagian dari Satuan Tugas ke Atlantik Selatan untuk merebut kembali Kepulauan Falkland. Dinas aktif Pangeran Andrew di Angkatan Laut Kerajaan berlangsung selama 22 tahun hingga Juli 2001.

    Setelah menyelesaikan karier militernya, Pangeran Andrew diundang untuk menduduki posisi baru sebagai Perwakilan Khusus Inggris untuk Perdagangan dan Investasi Internasional. Bekerja sama dengan Pemerintah Yang Mulia Ratu, khususnya Departemen Perdagangan dan Investasi Inggris (UKTI), peran tersebut mencakup promosi Inggris sebagai tujuan investasi asing, dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bisnis Inggris yang mengekspor dan berinvestasi di luar negeri.

    Pangeran Andrew mendukung mendiang Ratu dalam perannya sebagai kepala negara dengan mewakilinya di berbagai acara dan kunjungan di Inggris dan luar negeri; menerima kepala negara dan pejabat pemerintahan, serta menghadiri acara kenegaraan dan seremonial.

    Pernyataan Pangeran Andrew Melepas Gelarnya

    Pada 17 Oktober 2025, situs royal.uk merilis pernyataan yang mengumumkan bahwa Pangeran Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut ini bunyi pernyataan dari Pangeran Andrew.

    A statement by Prince Andrew
    Published 17 October 2025

    In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.

    With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.

    [Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.

    Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.]

    Halaman 2 dari 2

    (kny/imk)

  • Raja Charles Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew dan Mengusirnya dari Windsor

    Raja Charles Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew dan Mengusirnya dari Windsor

    Jakarta

    Raja Charles III resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Raja Charles juga mengusir Andrew dari kediamannya di Istana Windsor.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Istana juga mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.

    Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan ini telah dibantah Andrew.

    “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” tambahnya.

    Spekulasi tentang Andrew ini diketahui terjadi beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya, di mana korban pelaku kejahatan seksual di AS, Epstein, mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa ia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika ia baru berusia 17 tahun.

    Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun. Sementara Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks.

    Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut, memuji langkah Raja Charles tersebut. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada BBC bahwa “hari ini, ia menyatakan sebuah kemenangan”.

    “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka.

    “Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya.”

    Andrew, putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II, telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Namun, ia telah setuju untuk membayar Giuffre, warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.

    (zap/lir)

  • Raja Charles Cabut Seluruh Gelar dan Usir Adiknya dari Istana Buckingham

    Raja Charles Cabut Seluruh Gelar dan Usir Adiknya dari Istana Buckingham

    GELORA.CO -Raja Charles III akhirnya mengambil langkah paling tegas terhadap adiknya, Pangeran Andrew, dengan mencabut seluruh gelar kerajaan dan memintanya meninggalkan kediaman resmi keluarga. Keputusan dramatis ini diambil setelah meningkatnya tekanan publik terkait hubungan Andrew dengan pelaku kejahatan seksual terkenal, Jeffrey Epstein.

    Dalam pernyataan resmi Istana Buckingham pada Kamis, 30 Oktober 2025, disebutkan bahwa raja telah “memulai proses formal untuk mencabut Gaya, Gelar, dan Kehormatan Pangeran Andrew.” Setelah keputusan ini, ia tak lagi disebut “Pangeran Andrew”, melainkan hanya Andrew Mountbatten-Windsor, dan harus pindah dari Royal Lodge ke tempat tinggal pribadi.

    Langkah ini hampir belum pernah terjadi dalam sejarah modern Kerajaan Inggris. Terakhir kali seorang bangsawan kehilangan gelarnya terjadi pada 1919, ketika Pangeran Ernest Augustus dicabut statusnya karena berpihak pada Jerman di masa Perang Dunia I.

    Tekanan terhadap raja meningkat setelah Andrew menyerahkan gelar Adipati York awal bulan ini, menyusul terbitnya memoar anumerta Virginia Roberts Giuffre, korban Epstein yang menuduh Andrew melakukan pelecehan seksual. Publik menilai kerajaan terlalu lama diam menghadapi skandal ini.

    Raja Charles menilai hukuman ini perlu untuk menunjukkan sikap tegas terhadap kesalahan serius adiknya. “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana, dikutip dari Reuters.

    “Yang Mulia ingin menegaskan simpati mendalam kepada para korban dan penyintas pelecehan.”

    Andrew yang kini berusia 65 tahun, sebelumnya mundur dari tugas kerajaan setelah wawancaranya dengan BBC pada 2019 gagal meyakinkan publik. Ia juga membayar jutaan dolar kepada Giuffre pada 2022 dalam penyelesaian di luar pengadilan, meski tetap menyangkal tuduhan.

    Dengan dicabutnya semua gelar, termasuk Adipati York dan kehormatan seperti Order of the Garter, Andrew akan meninggalkan Royal Lodge dan pindah ke properti di Sandringham. Ia dikabarkan akan tetap mendapat dukungan finansial pribadi dari Raja Charles, meski kini tak lagi menjadi bagian dari keluarga kerajaan yang aktif.

  • Yang Dinantikan dari Kunjungan Donald Trump ke Inggris

    Yang Dinantikan dari Kunjungan Donald Trump ke Inggris

    Jakarta

    Satu kata yang terlintas di benak saat mendengar “kunjungan kenegaraan,” mungkin adalah “protokol”. Terutama ketika melibatkan Keluarga Windsor. Kastel dengan nama yang sama dengan keluarga kerjaan tersebut adalah tempat di mana Raja Charles III akan menjamu Presiden AS Donald Trump selama kunjungan kenegaraannya yang kedua ke Inggris 17-19 September mendatang. Karena pekerjaan renovasi, ruang-ruang berlapis emas di Istana Buckingham tidak dapat diakses.

    Biasanya presiden yang menjabat untuk kedua kalinya tidak ditawarkan untuk kunjungan kenegaraan, namun mereka dapat diundang untuk minum teh atau makan siang bersama keluarga kerajaan.

    Ini adalah kali kedua Trump melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris, kunjungan kenegaraan sebelumnya di tahun 2019 diterima oleh Ratu Elizabeth II. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kunjungan kedua ini “sangat bersejarah” dan “belum pernah terjadi sebelumnya.”

    Secara keseluruhan, kunjungan kenegaraan yang kurang formal (kurang Protokoler) dari presiden AS bisa dihitung jari. Selama pemerintahan Ratu Elizabeth II (1952-2022), hanya tiga acara serupa yang diadakan — dengan George W. Bush, Barack Obama, dan Trump.

    Disambut prosesi kereta kuda

    Trump yang awal tahun ini sempat menimbulkan kontroversi di AS setelah mengunggah cuitan “Long live the King” yang merujuk pada dirinya sendiri — akan disambut di Windsor oleh Pangeran William dan Putri Catherine pada Rabu (17/9) dengan prosesi kereta kuda kerajaan. Dalam kunjungan kenegaraan sebelumnya proses ini tidak ada mengingat logistik keamanan yang rumit jika diadakan di London.

    Menurut Sky News, jadwal kunjungan kenegaraan kedua Trump ini mencakup parade militer, peletakan karangan bunga di makam Ratu Elizabeth II di Kapel St George, atraksi penerbangan Red Arrows dan jet F-35, makan malam resmi, dan acara seremonial lainnya.

    Ini adalah jadwal yang dipenuhi tradisi. Namun, di balik kilauan perak dan pedang upacara tersembunyi ‘ladang ranjau’ protokol kerajaan, labirin penuh etiket yang bisa ‘menyesatkan’ para negarawan – bahkan mereka yang sudah berpengalaman.

    Pelanggaran-pelanggaran protokol petinggi negara atau pasangannya

    Dalam kunjungan pertamanya, Trump berjalan di depan Ratu Elizabeth II, membuat sang ratu yang bertubuh mungil tersembunyi di balik tubuh besar Trump — sebuah kesalahan yang ramai dijadikan berita utama.

    Tapi Trump bukanlah pemimpin Amerika satu-satunya yang melanggar protokol kerajaan.

    Pendahulunya, Joe Biden mengenakan kacamata hitam Ray-Ban aviator andalannya saat menyapa Ratu dalam kunjungannya di tahun 2021. Hal ini membuat para ahli etiket Inggris geleng-geleng kepala.

    “Saat bertemu Ratu secara langsung, tidak boleh memakai kacamata hitam atau sejenisnya karena kontak mata sangat penting dalam perkenalan,” kata Grant Harrold, pelayan kerajaan yang melayani Pangeran Charles saat itu, kepada Newsweek.

    Pada tahun 2019, Michelle Obama pernah merangkul Ratu Elizabeth dari belakang, sebuah gestur yang menghangatkan hati tapi juga mengejutkan.

    Dalam memoarnya “Becoming”, Michelle menyebut bahwa momen itu terjadi saat kaki merasa lelah dan mereka mengekspresikan rasa kemanusiaan yang sama: “Lupa bahwa Ratu Elizabeth mengenakan mahkota berlian dan bahwa saya datang ke London dengan pesawat kepresidenan: Kami hanyalah dua perempuan lelah yang terhimpit sepatu kami. Saya lalu melakukan apa yang secara naluriah saya lakukan setiap kali merasa terhubung dengan orang baru, yakni mengekspresikan perasaan saya secara terbuka. Saya meletakkan tangan dengan penuh kasih sayang di bahunya.”

    Michelle menambahkan jika tindakannya dianggap “tidak pantas” secara protokol, “setidaknya saya telah melakukan hal yang manusiawi.”

    Menelusuri kembali ke era Camelot di Washington D.C., kunjungan Jackie Kennedy pada tahun 1961 bersama Presiden John F. Kennedy tampaknya mengguncang dunia kerajaan.

    Seperti yang digambarkan dalam serial Netflix “The Crown,” kehadiran gemilangnya dilaporkan membuat Ratu Elizabeth II yang saat itu masih muda merasa terganggu, karena merasa tersaingi oleh pesona dan kecerdasan Ibu Negara AS tersebut. Episode tersebut mungkin didramatisir, tetapi berhasil menampilkan ketegangan yang mungkin timbul ketika seremoni Inggris bertemu dengan karisma Amerika.

    Tetap tenang meski canggung

    Ratu Elizabeth II, yang menjadi tuan rumah di tiap kunjungan kenegaraan presiden AS – dari Presiden Truman hingga Biden (kecuali Lyndon B. Johnson), menguasai seni diplomasi dengan sempurna. Ia tenang dan humoris meski menghadapi momen canggung – seperti saat George W. Bush pada kunjungannya di tahun 2007 menyebut sang ratu pernah mengunjungi AS pada 1776, padahal sang ratu lahir di tahun 1926.

    Sikap tenang jadi pesonanya menghadapi kedatangan yang terlambat, gestur yang berlebihan, atau kesalahan dalam percakapan. Ratu jarang menunjukkan reaksinya.

    Kini, King Charles III melanjutkan peran ini dengan gaya yang lebih santai dan komunikatif, namun tekanan diplomatik atasnya tetap tinggi.

    Momen yang berpotensi jadi Meme Internet

    Dalam setiap pertemuan tinggi, setiap jabat tangan, langkah, pandangan, atau pilihan busana begitu diperhatikan dan berpotensi jadi meme internet (video atau gambar yang jadi bahasa baru di internet). Trump tak pernah menghindar dari sorotan, sering menghadirkan momen seperti jabat tangan khasnya yang kuat atau memberi komentar spontan di luar naskah pidato.

    Pada bulan Juli dalam suatu konferensi pers di Skotlandia, Trump mengkritik Wali Kota London, Sadiq Khan menyebutnya “orang jahat” yang “melakukan pekerjaan buruk,” hal ini membuat Perdana Menteri Starmer terkejut.

    Meskipun terkendala protokol, kunjungan kenegaraan bertujuan mempererat hubungan negara dan menguatkan aliansi. Undangan resmi kunjungan kenegaraan diberikan oleh raja Inggris atas saran pemerintah.

    Karena situasi geopolitik dan sifat Trump yang bisa memicu atau meredakan ketegangan, media Inggris menyebut kunjungannya sebagai “serangan atas pesona kerajaan” dan “acara basa-basi”.

    Lord Simon McDonald, mantan sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri dan kepala Layanan Diplomatik mengatakan kepada Sky News kunjungan ini “bukan sekadar kereta kuda dan kemewahan, tapi mengenai agenda dunia.”

    Namun, bagi media dan publik, yang menarik adalah kemegahan upacara — dan potensi kesalahan — yang membuat kunjungan semacam ini menarik dengan kemungkinan menjadi bahan liputan, klik, dan perbincangan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Pangeran Harry Tiba di London untuk Bertemu Raja Charles III

    Pangeran Harry Tiba di London untuk Bertemu Raja Charles III

    Jakarta

    Putra Raja Charles III, Pangeran Harry, dilaporkan tiba di London, Inggris. Pangeran Harry dilaporkan akan bertemu sang ayah, Raja Charles III.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (11/9/2025), media Inggris mengatakan Pangeran Harry tiba di kediaman ayahnya, Raja Charles III, di Clarence House di London. Dilaporkan ini merupakan pertemuan pertama mereka sejak Februari 2024.

    Seperti diketahui, Pangeran Harry ke London setelah ayahnya didiagnosis mengidap kanker pada Februari 2024 lalu. Pangeran Harry selama ini tinggal di California, Amerika Serikat, bersama istrinya, Meghan Markle, dan anak-anak mereka.

    Dilansir AFP, Selasa (6/2/2024), Pangeran Harry telah berselisih dengan keluarganya sejak berhenti dari kehidupan kerajaan dan melontarkan rentetan kritik. Surat kabar The Telegraph dan The Sun melaporkan saat itu Harry tiba di Bandara Heathrow setelah penerbangan semalam dari Los Angeles.

    Mobilnya dikabarkan terlihat dikendarai dari bandara ditemani dua mobil polisi, kurang dari 24 jam sejak Istana Buckingham mempublikasikan diagnosis kanker Raja Charles.

    (whn/whn)