Tempat Fasum: Halim Perdanakusuma

  • Gempa Myanmar, Kepala BNPB Pastikan Kondisi WNI Aman, Tak Ada Korban Luka-luka atau Korban Jiwa – Halaman all

    Gempa Myanmar, Kepala BNPB Pastikan Kondisi WNI Aman, Tak Ada Korban Luka-luka atau Korban Jiwa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto buka suara terkait gempa bumi yang terjadi di Myanmar.

    Diketahui sebelumnya Myanmar diguncang gempa bumi dengan magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3/2025).

    Suharyanto memastikan kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar aman dan dalam kondisi baik.

    Hal tersebut diungkap Suharyanto saat melepas tim Satgas Kemanusiaan yang akan diberangkatkan ke Myanmar untuk membantu korban gempa di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).

    “Nah, sejauh ini WNI aman, Alhamdulillah baik,” kata Suharyanto dilansir Kompas.com, Selasa (1/4/2025).

    Tak hanya itu, Suharyanto juga menyebut bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dari gempa Myanmar ini.

    “Yang luka-luka, apalagi korban jiwa, tidak ada,” imbuhnya.

    Meski demikian, korban gempa bumi Myanmar kini sudah menyebabkan korban jiwa lebih dari 2.600 jiwa.

    Masih banyak juga korban yang diduga terjebak di reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa.

    “Akibat yang diderita sungguh luar biasa, per hari ini tercatat yang meninggal sudah di atas 2.600 tetapi yang masih perlu diselamatkan juga masih banyak,” terang Suharyanto.

    Menurut Suharyanto kondisi gempa yang terjadi di Myanmar ini sangat jauh berbeda dengan yang pernah terjadi di Indonesia.

    Mengingat Myanmar merupakan wilayah konflik.

    Meski demikian Suharyanto tetap memompa semangat Satgas Kemanusiaan dengan mengingat kembali pengalaman membantu korban gempa di Turki dan Suriah.

    Dimana pada saat itu Satgas bisa mengevakuasi jenazah meski sudah tidak dalam waktu-waktu emas atau golden time.

    “Atau kalau Basarnas pernah melaksanakan tugas serupa tahun 2023 ketika Turki dan Suriah terkena gempa, mungkin situasinya lebih sulit saat ini.”

    “Karena disana diinformasikan bahwa komunikasi juga belum berjalan dengan baik, kemudian juga beberapa daerah listriknya masih padam, tentu saja nanti yang mendukung pelaksanaan tugas tim ini juga sangat terbatas.”

    “Bahkan walaupun sudah lewat golden time, waktu itu kita memberangkatkan lebih dari seminggu setelah kejadian gempa, masih bisa menemukan 15 jenazah.”

    “Nah, saya rasa pengalaman itu menjadi modal yang berharga bagi Bapak Ibu sekalian ketika sekarang melaksanakan tugas ke daerah operasi Myanmar,” tegas Suharyanto.

    TNI Kirimkan Satgas Bantuan Kemanusiaan untuk Gempa Myanmar

     TNI mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam di Myanmar.

    Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan memimpin Apel Kesiapan dan Pemberangkatan Satgas Bantuan Kemanusiaan (Banusia) Luar Negeri tersebut.

    Ia meninjau langsung kesiapan dan pemberangkatan bantuan kemanusiaan di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (31/03/2025).

    Dalam sambutannya, Wamenhan RI menegaskan bahwa misi ini merupakan wujud kepedulian bangsa Indonesia terhadap masyarakat internasional yang terdampak bencana.

    “Saya memberikan apresiasi kepada personel yang akan berangkat melaksanakan Satgas Bantuan Kemanusiaan, di tengah cuti lebaran harus kembali untuk melaksanakan  tugas negara ini,” ujarnya.

    Satgas Bantuan Kemanusiaan Bencana Gempa Bumi dipimpin oleh Kolonel Pnb Beni Aprianto sebagai Mission Commander beserta 37 personel yang terdiri dari TNI, PMK, BNPB dan BASARNAS.

    Keberangkatan Tim Aju Satgas Bantuan Kemanusiaan ini membawa bantuan kemanusiaan serta menjalankan misi tanggap darurat di wilayah terdampak.

    Rombongan diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1342, yang membawa muatan logistik seberat 12.240 Kg yang terdiri dari 30 Tenda dari Kemhan, Bahan makanan (Super Mie) dari Kemhan, Logistik BNPB, dan 1 Unit Truck Basarnas.

    Pesawat Hercules yang membawa Satgas dan bantuan kemanusiaan dijadwalkan akan menempuh perjalanan langsung ke Myanmar dengan rute penerbangan Halim PK – Banda Aceh (RON) – Naypyidaw (NPT), Myanmar  dan bergabung dengan tim tanggap darurat di lokasi bencana.

    Disela Apel Kesiapan dan Pemberangkatan Satgas Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri ini, Letda infantri Lutfi Komandan Peleton (Danton) dari Bataliyon Infanteri 305/Tengkorak menegaskan telah mendapatkan tugas dalam bantuan kemanusiaan di tengah cuti bersama keluarga.

    “Telah mendapatkan perintah tugas ditengah melaksanakan cuti lebaran bersama keluarga di Kabupaten Bandung pada malam takbiran dan diperintahkan untuk kembali ke Bataliyon meninggalkan istri dan kedua anaknya di kampung halaman,” pungkasnya.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)(Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)

  • Kepala BNPB: Korban Jiwa Gempa Myanmar di Atas 2.600, Masih Banyak yang Perlu Diselamatkan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    Kepala BNPB: Korban Jiwa Gempa Myanmar di Atas 2.600, Masih Banyak yang Perlu Diselamatkan Nasional 1 April 2025

    Kepala BNPB: Korban Jiwa Gempa Myanmar di Atas 2.600, Masih Banyak yang Perlu Diselamatkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
    Suharyanto
    mengatakan, data yang ia peroleh hingga hari ini tercatat lebih dari 2.600 korban jiwa akibat gempa bumi di Myanmar.
    Hal ini disampaikan Suharyanto saat melepas
    tim Satgas Kemanusiaan
    yang akan diberangkatkan ke Myanmar untuk membantu korban gempa.
    “Akibat yang diderita sungguh luar biasa, per hari ini tercatat yang meninggal sudah di atas 2.600 tetapi yang masih perlu diselamatkan juga masih banyak,” kata Suharyanto, dalam amanatnya saat melepas Satgas Kemanusiaan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    Sebelum melepas keberangkatan mereka, Suharyanto mengingatkan Satgas Kemanusiaan tentang kondisi di Myanmar saat ini.
    Menurutnya, kondisi di sana jelas berbeda dengan Indonesia. Selain karena wilayah konflik, Myanmar juga tengah dilanda bencana.
    “Atau kalau Basarnas pernah melaksanakan tugas serupa tahun 2023 ketika Turki dan Suriah terkena gempa, mungkin situasinya lebih sulit saat ini,” pesan Suharyanto.
    “Karena di sana diinformasikan bahwa komunikasi juga belum berjalan dengan baik, kemudian juga beberapa daerah listriknya masih padam, tentu saja nanti yang mendukung pelaksanaan tugas tim ini juga sangat terbatas,” tambah dia.
    Kendati begitu, ia memompa semangat Satgas Kemanusiaan dengan mengingat kembali pengalaman membantu korban gempa di Turki dan Suriah.
    Di mana, sebut Suharyanto, Satgas bahkan bisa mengevakuasi jenazah meski sudah tidak dalam waktu-waktu emas atau
    golden time
    .
    “Bahkan walaupun sudah lewat
    golden time
    , waktu itu kita memberangkatkan lebih dari seminggu setelah kejadian gempa, masih bisa menemukan 15 jenazah. Nah, saya rasa pengalaman itu menjadi modal yang berharga bagi Bapak Ibu sekalian ketika sekarang melaksanakan tugas ke daerah operasi Myanmar,” tegas jenderal TNI bintang tiga itu.
    Terakhir, Suharyanto mengonfirmasi bahwa hingga kini tiada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa maupun luka akibat gempa bumi di Myanmar.
    “Nah, sejauh ini WNI aman, Alhamdulillah baik. Yang luka-luka, apalagi korban jiwa, tidak ada,” tutur dia.
    Diberitakan sebelumnya, gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar dengan magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3/2025).
    Menurut laporan kantor berita AFP, Senin (31/3/2025), Indonesia mengirim tim pencarian dan penyelamatan, tim medis, dan
    bantuan logistik
    ke Myanmar.
    Selain itu, militer Indonesia juga akan mengirim sebuah kapal rumah sakit, tiga pesawat Hercules, dan empat helikopter untuk membantu tanggap darurat.
    Pada Senin, Kementerian Pertahanan telah memberikan 12 ton bantuan logistik ke Myanmar.
    Bantuan dari Indonesia ini diharapkan dapat meringankan beban para korban serta mempercepat proses pemulihan di wilayah terdampak bencana tersebut.
    Selain Indonesia, negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina turut berkontribusi dalam memberikan bantuan untuk Myanmar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Indonesia Kirim 12 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Myanmar

    Indonesia Kirim 12 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Myanmar

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mengirim sebanyak 12 ton bantuan logistik bagi korban gempa bumi Myanmar, Senin (31/3/2025).

    Kemhan RI menyatakan bahwa pengiriman bantuan tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU yang membawa personel dan bantuan logistik, Senin (31/3/2025).

    Tim Aju bantuan Indonesia yang berangkat berjumlah 39 orang, terdiri dari personel TNI, BNPB, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Basarnas, Baznas, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Tim Aju ini diberangkatkan menggunakan Pesawat Hercules C-130J-30 Super Hercules A-1342 yang memiliki kapasitas muatan logistik dan alat kelengkapan sebanyak 12 ton hingga 15 ton.

    Adapun bantuan logistik tersebut berasal dari TNI, Basarnas, Baznas, serta berbagai elemen pemerintah dan masyarakat. 

    Melansir laman resmi TNI, bantuan logistik yang dikirim meliputi 20 unit tenda serba guna, selimut, sarung, dan makanan siap saji dari Kementerian Pertahanan RI, bantuan logistik tambahan dari BNPB, serta satu unit truk dari Basarnas untuk operasional di lokasi.

    Pesawat Hercules diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, pada pukul 15.30 WIB, Senin (31/3/2025), dengan rute Halim Perdanakusuma, melalui Banda Aceh ke Naypyidaw, Myanmar.

    Setelah mengantar bantuan, pesawat Hercules akan langsung kembali ke Indonesia pada Selasa (1/4/2025) dengan rute Naypyidaw Myanmar, ke Banda Aceh, lalu menuju Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Adapun pengiriman bantuan ini sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam membantu masyarakat yang terdampak gempa di Myanmar dan akan dilakukan dalam beberapa tahap pemberangkatan. 

    Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025) dengan guncangan gempa terasa kuat hingga ke Bangkok, Thailand. Korban tewas sudah lebih dari 2.000 orang hingga Selasa (1/4/2025).

  • Bawa 12 Ton Bantuan, Baznas Kirim Personel Bantu Korban Gempa Myanmar

    Bawa 12 Ton Bantuan, Baznas Kirim Personel Bantu Korban Gempa Myanmar

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengirim tim kemanusiaan untuk membantu korban bencana gempa bumi di Myanmar. Tim ini dipimpin oleh Kepala Biro Umum dan Protokoler Baznas Tito Kurniawan dan tergabung dalam tim aju.

    Diketahui, tim aju merupakan kelompok yang terdiri atas personel terbatas untuk bertugas sebagai perwakilan awal Pemerintah Indonesia dalam memberikan bantuan darurat kepada masyarakat terdampak gempa di Myanmar.

    Ketua Baznas KH Noor Achmad mengatakan tim kemanusiaan Baznas yang ikut dalam tim aju telah dilepas oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Kantor BNPB, Senin (31/3/2025).

    “Setelah pelepasan, seluruh personel menjalani vaksinasi tetanus di base off Halim Perdanakusuma. Vaksinasi ini dilakukan sebagai langkah pencegahan terhadap risiko penyakit yang mungkin dihadapi di daerah terdampak bencana,” ujar KH Noor Achmad kepada wartawan, Selasa (1/4/2025).

    KH Noor Achmad mengatakan, tim kemanusiaan Baznas juga mengikuti apel kesiapan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan untuk memastikan kesiapan mental dan fisik seluruh personel sebelum diberangkatkan ke wilayah terdampak.

    “Kemudian, pada sore harinya, tim bertolak dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh. Tim akan bermalam di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke Myanmar,” tandas KH Noor Achmad soal bantuan untuk korban gempar Myanmar itu.

    Dia berharap, tim kemanusiaan yang dikirim Baznas dapat memberikan manfaat dan meringankan penderitaan para korban gempa di Myanmar serta membawa kebaikan bagi semua pihak yang membutuhkan bantuan.

    Sementara itu, Wamenhan Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan mengatakan, Indonesia mengirimkan bantuan untuk korban terdampak gempa magnitudo 7,7 di Myanmar, sebanyak 12 ton bantuan.

    Pesawat Hercules yang membawa tim aju dan bantuan kemanusiaan dijadwalkan akan menempuh perjalanan langsung ke Myanmar dengan rute penerbangan Halim PK-Banda Aceh (RON)-Naypyidaw (NPT) dan bergabung dengan tim tanggap darurat di lokasi gempa itu.

  • Kapuspen: Anak Buah Berbuat Salah, Komandan Satuan Juga Bertanggung Jawab
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    Kapuspen: Anak Buah Berbuat Salah, Komandan Satuan Juga Bertanggung Jawab Nasional 1 April 2025

    Kapuspen: Anak Buah Berbuat Salah, Komandan Satuan Juga Bertanggung Jawab
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)
    TNI

    Brigjen Kristomei Sianturi
    mengatakan,
    komandan satuan
    (dansat) juga ikut bertanggung jawab jika prajurit di satuannya berbuat kesalahan atau melanggar hukum.
    Hal itu disampaikan usai ditanya soal usulan agar TNI melakukan evaluasi terhadap
    SOP prajurit keluar barak
    .
    Usulan itu disampaikan oleh
    Komisi I DPR
    melihat banyaknya kasus kekerasan oleh oknum TNI.
    “Jadi, kalau anak buahnya berbuat salah, itu tuh komandannya juga bertanggung jawab soal itu. Itu sudah jelas tuh kalau di tentara begitu,” kata Kapuspen saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    Ia mengungkapkan, sudah ada
    SOP prajurit
    keluar dari barak.
    Jika ada usulan mengenai evaluasi, menurut dia, hal itu semestinya membuat Dansat semakin memperketat imbauan kepada prajurit yang hendak keluar.
    “Sebenarnya SOP standar untuk keluar dari kesatrian itu sudah ada. Tinggal dari unsur pengawasan dari unsur komandan kesatuan yang ada, untuk lebih menekankan lagi kepada prajuritnya untuk benar-benar mematuhi itu dan fungsi pengawasan dari komandan satuan masing-masing,” ujar dia.
    Ia mengatakan, setiap prajurit TNI memiliki ragam aturan yang harus ditaati.
    Pertama, aturan soal Sapta Marga. Kemudian, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI yang mesti dipatuhi seluruh prajurit.
    “Itu suatu keputusan mutlak. Jika ada yang melanggar dari aturan itu tadi, dihukum seberat-beratnya,” ungkap dia.
    “Toh, yang di tentara juga banyak TNI-nya. Kalau kita hukum satu dua orang yang nakal itu ya enggak ada masalah,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal mengusulkan agar aturan-aturan soal keberadaan prajurit TNI di luar barak disusun ulang.
    Hal ini untuk memastikan pengawasan terhadap prajurit ketika beraktivitas di luar barak bisa ditingkatkan demi mencegah pelanggaran.
    “Bagaimana caranya mereka keluar barak, bagaimana SOP mereka keluar dari markas. Kemudian, penugasan seperti apa dan bagaimana mereka bersikap saat mereka berada di posisi sipil,” kata Rizal.
    “Kemampuan adaptasi dengan sipil yang mesti ditingkatkan. Kapan mereka bertindak profesional sebagai seorang prajurit, kapan sebagai bagian dari komunitas sipil, bagian dari masyarakat. Jadi, itu tidak boleh dicampur,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Kirim Pasukan Bantu Evakuasi Korban Gempa di Myanmar

    BNPB Kirim Pasukan Bantu Evakuasi Korban Gempa di Myanmar

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan personel untuk membantu proses evakuasi dan pengobatan warga yang menjadi korban gempa di Myanmar.

    Kepala BNPB Suharyanto mengatakan personel yang terdiri dari anggota Baznas dan Basarnas ini akan diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan Pesawat Boeing milik TNI AU pukul 10.00 WIB.

    “Nah hari ini tim pencarian pertolongan, SAR, setelah ini diberangkatkan. Kekuatannya 53 orang dibantu pengamanan dan satu pesawat Boeing 747 milik TNI Angkatan Udara,” ujarnya dilansir Antara, Selasa (1/4/2025). 

    Pesawat tersebut akan langsung mendarat di Bandara Myanmar hari ini dan langsung melakukan misi kemanusiaan seperti mencari korban di tumpukan puing bangunan, membangun posko kemanusiaan hingga memberikan pertolongan medis.

    Setelah pemberangkatan hari ini, pihaknya beserta TNI akan kembali mengirimkan pasukan pada Kamis (2/4) besok untuk memaksimalkan proses evakuasi korban gempa.

    “Kemudian nanti hari Kamis, insyaallah ya rekan-rekan media sekalian, akan berangkat dua pesawat. Satu pesawat Garuda 747-800 berisi personel, delegasi resmi,” katanya. 

    Para personel yang berada di bawah koordinasi BNPB itu akan bertugas selama satu minggu. Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” ucapnya. 

    Dia memastikan personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi. Tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban.

  • Presiden Prabowo Bakal Lepas Pasukan Misi Kemanusiaan ke Myanmar

    Presiden Prabowo Bakal Lepas Pasukan Misi Kemanusiaan ke Myanmar

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto diharapkan melepas keberangkatan pasukan misi kemanusiaan gempa Myanmar dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis (3/4/2025).

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan pengiriman pasukan merupakan bagian dari rangkaian pengiriman bantuan yang telah dilakukan sebelumnya, yakni 12 ton logistik dan personel TNI pada Senin (31/3) dan personel BNPB pada hari ini.

    “Nanti akan berangkat sama-sama pada 3 April 2025, mudah-mudahan bisa dilepas oleh Presiden Prabowo Subianto,” katanya, dikutip dari Antara, Selasa (1/4/2025).

    Suharyanto mengatakan, pengiriman itu merupakan bagian dari rangkaian pengiriman bantuan yang telah dilakukan sebelumnya yakni 12 ton logistik dan personel TNI pada Senin (31/3) dan personel BNPB pada hari ini.

    Tidak hanya itu, pemerintah juga akan mengirimkan bantuan dalam jumlah besar pada 3 April mendatang. Pemerintah akan mengirim dua pesawat dimana pesawat pertama berisi delegasi pemerintah, personel TNI dan petugas dari Kementerian Kesehatan.

    Sementara, pesawat satunya berisi bantuan berupa logistik yang berasal dari pemerintah dan  swasta. “Satu pesawat kargo dengan isinya adalah barang-barang yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terdampak bencana. Itu dengan tonase sekitar 80 ton,” kata Suharyanto.

    BNPB sendiri telah menerjunkan 53 personel ditambah petugas dari TNI guna membantu proses evakuasi korban gempa di Myanmar, hari ini. Personel yang dikirimkan BNPB terdiri dari Basarnas dan Baznas.

    Nantinya tim Basarnas akan bertugas mencari korban, dan pencarian pertolongan. Di sisi lain, Baznas, akan bertugas untuk mendukung kerja Basarnas dalam proses evakuasi korban.

    Adapun personel Basarnas akan bertugas selama satu minggu ke depan. Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” tambahnya.

  • Presiden akan lepas keberangkatan pasukan misi kemanusiaan ke Myanmar

    Presiden akan lepas keberangkatan pasukan misi kemanusiaan ke Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan melepas keberangkatan pasukan misi kemanusiaan gempa Myanmar dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis (3/4).

    “Nanti akan berangkat sama-sama pada tanggal 3 April 2025, mudah-mudahan bisa dilepas oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto,” kata Suharyanto saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa.

    Suharyanto mengatakan, pengiriman itu merupakan bagian dari rangkaian pengiriman bantuan yang telah dilakukan sebelumnya yakni 12 ton logistik dan personel TNI pada Senin (31/3) dan personel BNPB pada hari ini.

    Suharyanto melanjutkan pemerintah akan mengirimkan bantuan dalam jumlah besar pada 3 April mendatang.

    Dia menjelaskan, pemerintah akan mengirim dua pesawat dimana pesawat pertama berisi delegasi pemerintah, personel TNI dan petugas dari Kementerian Kesehatan.

    Sedangkan pesawat satunya berisi bantun berupa logistik yang berasal dari pemerintah dan swasta.

    “Satu pesawat kargo dengan isinya adalah barang-barang yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terdampak bencana. Itu dengan tonase sekitar 80 ton,” kata Suharyanto.

    Dia melanjutkan, BNPB sendiri telah menerjunkan 53 personel ditambah petugas dari TNI guna membantu proses evakuasi korban gempa di Myanmar, hari ini.

    Personel yang dikirimkan BNPB terdiri dari Basarnas dan Baznas.

    “Basarnas tugasnya adalah mencari korban, pencarian pertolongan. Syukur-syukur masih ketemu yang hidup. Tapi kalau pun tidak hidup, ya nggak apa-apa, mungkin jenazah,” kata dia.

    Sedangkan Baznas, lanjut dia, bertugas untuk mendukung kerja Basarnas dalam proses evakuasi korban.

    Suharyanto melanjutkan, para personelnya akan bertugas selama satu minggu ke depan.

    Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” kata Suharyanto.

    Walau demikian, Suharyanto mengaku personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi.

    Dia memastikan tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kapuspen: Anak Buah Berbuat Salah, Komandan Satuan Juga Bertanggung Jawab
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    TNI Diminta Evaluasi SOP Prajurit Keluar dari Barak, Kapuspen Minta Dansat Perketat Pengawasan Nasional 1 April 2025

    TNI Diminta Evaluasi SOP Prajurit Keluar dari Barak, Kapuspen Minta Dansat Perketat Pengawasan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI,
    Brigjen Kristomei Sianturi
    , menegaskan bahwa aturan standar operasional prosedur (SOP) prajurit keluar dari barak memang sudah ada di setiap satuan.
    Akan tetapi, ia sepakat jika memang harus ada perketat pengawasan dari Komandan Satuan (Dansat) kepada setiap prajurit yang hendak keluar barak.
    Hal itu disampaikan merespons adanya usulan agar TNI mengevaluasi aturan SOP prajurit keluar dari barak karena belakangan kasus kekerasan oknum TNI semakin meningkat.
    “Sebenarnya SOP standar untuk keluar dari kesatrian itu sudah ada,” kata Kapuspen yang ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    “Tinggal dari unsur pengawasan dari unsur komandan kesatuan yang ada, untuk lebih menekankan lagi kepada prajuritnya untuk benar-benar mematuhi itu,” sambung dia.
    Kapuspen menegaskan bahwa hal tersebut sejatinya adalah fungsi dari setiap Dansat untuk menekankan kepada prajurit untuk mematuhi aturan.
    Di lain sisi, menurut dia, setiap Dansat harus ikut bertanggung jawab apabila ada prajurit di satuannya yang berbuat salah.
    “Jadi, kalau anak buahnya berbuat salah, itu tuh komandannya juga bertanggung jawab soal itu. Itu sudah jelas tuh kalau di tentara begitu,” kata jenderal bintang satu ini.
    Ia mengungkapkan, setiap prajurit TNI memiliki ragam aturan yang harus ditaati.
    Pertama, aturan soal Sapta Marga. Kemudian, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI yang mesti dipatuhi seluruh prajurit.
    “Itu suatu keputusan mutlak. Jika ada yang melanggar dari aturan itu tadi, dihukum seberat-beratnya,” ungkap dia.
    “Toh, yang di tentara juga banyak TNI-nya. Kalau kita hukum satu dua orang yang nakal itu ya enggak ada masalah,” pungkas dia.
    Diberitakan sebelumnya, Komisi I DPR meminta Panglima TNI Agus Subiyanto memanggil Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk membahas banyaknya kasus tindak pidana yang dilakukan prajurit selama beberapa waktu terakhir.
    Hal itu dianggap perlu setelah adanya kasus kematian Juwita, jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang dibunuh oleh prajurit TNI AL berinisial J.
    “Jadi memang sudah jadi atensi Komisi I dan kita memang sudah minta Panglima itu untuk mengusut tuntas kasus di Kalsel,” ujar Anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal saat dihubungi, Jumat (28/3/2025).
    “Kemudian kami juga minta Panglima TNI itu memanggil KSAD, KSAL, dan KSAU untuk membicarakan bahwa di akhir-akhir ini memang kelihatan banyak sekali masalah-masalah yang berkaitan dengan moral prajurit,” sambungnya.
    Politikus PKB itu berpandangan, konflik antara TNI dan masyarakat sipil saat ini sudah mengalami pergeseran.
    Sebab, permasalahan yang terjadi bukan lagi institusional, melainkan juga perorangan masing-masing prajurit.
    “Kalau dulu kan masalah TNI itu kehadirannya misalnya masalah teritori, bentrok dengan masyarakat setempat karena ada batalion baru. Kemudian, masalah sosial karena ada lahan yang dipakai latihan. Itu kita dengar dulu-dulu kan. Kalau sekarang ini itu sudah pada perilaku personal,” kata Rizal.
    Oleh karena itu, penting bagi Panglima TNI membahas dan mengevaluasi secara komprehensif sistem pembinaan prajurit dengan semua kepala staf angkatan.
    Bahkan, Rizal mengusulkan agar aturan-aturan soal keberadaan prajurit TNI di luar barak disusun ulang.
    Hal ini untuk memastikan pengawasan terhadap prajurit ketika beraktivitas di luar barak bisa ditingkatkan demi mencegah pelanggaran. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB kirimkan personel untuk evakuasi korban gempa di Myanmar

    BNPB kirimkan personel untuk evakuasi korban gempa di Myanmar

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan personel untuk membantu proses evakuasi dan pengobatan warga yang menjadi korban gempa di Myanmar.

    “Nah hari ini tim pencarian pertolongan, SAR, setelah ini diberangkatkan. Kekuatannya 53 orang dibantu pengamanan dan satu pesawat Boeing 747 milik TNI Angkatan Udara,” kata Kepala BNPB Suharyanto saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

    Suharyanto mengatakan personel yang terdiri dari anggota Baznas dan Basarnas ini akan diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan Pesawat Boeing milik TNI AU pukul 10.00 WIB.

    Pesawat itu, lanjut Suharyanto, akan langsung mendarat di Bandara Myanmar hari ini. Mereka akan langsung melakukan misi kemanusiaan seperti mencari korban di tumpukan puing bangunan, membangun posko kemanusiaan hingga memberikan pertolongan medis.

    Setelah pemberangkatan hari ini, pihaknya beserta TNI akan kembali mengirimkan pasukan pada Kamis (2/4) besok untuk memaksimalkan proses evakuasi korban gempa.

    “Kemudian nanti hari Kamis, insyaallah ya rekan-rekan media sekalian, akan berangkat dua pesawat. Satu pesawat Garuda 747-800 berisi personel, delegasi resmi,” jelas Suharyanto.

    Suharyanto melanjutkan, para personel yang berada di bawah koordinasi BNPB itu akan bertugas selama satu minggu.

    Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.

    “Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” kata Suharyanto.

    Walau demikian, Suharyanto mengaku personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi. Dia memastikan tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025