Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Trump Sebut Negosiasi Dagang AS-China di London Berjalan Baik, Perang Tarif Mendingin?

    Trump Sebut Negosiasi Dagang AS-China di London Berjalan Baik, Perang Tarif Mendingin?

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan perkembangan positif perundingan dagang AS–China yang berlangsung di London, Inggris, seraya mengakui bahwa prosesnya jauh dari mudah.

    Melansir Reuters, Selasa (10/6/2025), dalam keterangannya di Gedung Putih, Senin (9/6) waktu setempat, Trump menyebut telah menerima “laporan yang bagus” terkait pembicaraan tersebut.

    Seorang pejabat senior Gedung Putih menambahkan, putaran diskusi akan dilanjutkan Selasa demi meredakan ketegangan soal pengiriman teknologi dan logam tanah jarang.

    Hari pertama negosiasi digelar selama lebih dari enam jam di Lancaster House, bangunan abad ke-19 dekat Istana Buckingham, dan berakhir sekitar pukul 20.00 waktu London. Pertemuan lanjutan dijadwalkan Selasa pukul 10.00.

    Delegasi AS dipimpin Menteri Keuangan Scott Bessent yang didampingi Menteri Perdagangan Howard Lutnick—mantan CEO Cantor Fitzgerald—serta Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Kehadiran Lutnick menegaskan krusialnya isu kontrol ekspor dalam agenda pembicaraan. Delegasi China diketuai Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

    Washington memberi sinyal siap mencabut sejumlah pembatasan ekspor—mulai perangkat lunak desain chip, komponen mesin jet, hingga material nuklir—sebagai imbalan agar Beijing melonggarkan kuota ekspor logam tanah jarang, bahan vital bagi industri energi, pertahanan, dan teknologi. China diketahui memasok hampir 70 persen produksi global komoditas tersebut.

    Meski demikian, Trump belum berkomitmen mencabut larangan ekspor apa pun. “China telah menipu Amerika Serikat selama bertahun-tahun,” ujarnya.

    Pernyataan itu dikukuhkan Kepala Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, yang menilai chip AI tercanggih Nvidia H2O masih akan tetap dibatasi.

    Optimisme pasar langsung tercermin di bursa. Saham perusahaan China di Hong Kong beranjak ke zona bullish, sementara indeks S&P 500 di Wall Street kini hanya berjarak 2 persen dari rekor Februari.

    Putaran negosiasi London—yang pertama sejak pertemuan sebulan lalu—diharapkan memulihkan kepercayaan kedua pihak atas komitmen yang dicapai di Jenewa, termasuk rencana penurunan tarif selama 90 hari guna menata ulang keseimbangan perdagangan yang selama ini menuai friksi.

  • Trump Tuding Demonstran yang Bentrok dengan Aparat di LA Pemberontak

    Trump Tuding Demonstran yang Bentrok dengan Aparat di LA Pemberontak

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, buka suara usai kericuhan terjadi di Los Angeles (LA) melibatkan demonstran dan aparat. Trump menyebut demonstran sebagai pemberontak profesional.

    “Orang-orang yang menyebabkan masalah adalah agitator dan pemberontak profesional,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir AFP, Selasa (10/6/2025).

    Bentrokan di LA dipicu kebijakan migrasi yang dikeluarkan Trump. Sejumlah orang diamankan petugas keamanan Amerika Serikat karena dinilai melanggar aturan migrasi terbaru.

    “Mereka orang jahat, mereka seharusnya dipenjara,” tambahnya ketika ditanya tentang bentrokan yang terjadi di beberapa bagian kota terbesar kedua di AS itu.

    Trump tidak menjawab ketika ditanya beberapa kali oleh wartawan apakah ia berencana untuk menerapkan Undang-Undang Pemberontakan. Penerapan aturan itu akan memungkinkan militer digunakan sebagai pasukan polisi dalam negeri.

    Gedung Putih sebelumnya mengatakan Trump mengandalkan undang-undang yang jarang digunakan, yang dikenal sebagai Judul 10, untuk mengerahkan Garda Nasional ke Los Angeles meskipun Gubernur Demokrat California Gavin Newsom mengatakan tindakan itu tidak perlu, mengingat sifat protes yang terbatas.

    “Ia telah melakukan pekerjaan yang buruk. Begini, saya suka Gavin Newsom, ia orang yang baik — tetapi ia sangat tidak kompeten, semua orang tahu,” kata Trump.

    Newsom menantang kepala perbatasan Trump, Tom Homan selama akhir pekan untuk menangkapnya. Hal itu usai Homan mengatakan gubernur dan Wali Kota LA Karen Bass dapat menghadapi tuntutan federal karena mencoba menghalangi agen imigrasi.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Demo Migrasi di LA Rusuh, Meksiko Minta AS Hormati Hak Imigran

    Demo Migrasi di LA Rusuh, Meksiko Minta AS Hormati Hak Imigran

    Jakarta

    Kota Los Angeles di Amerika Serikat (AS) rusuh buntut demonstrasi warga yang memprotes kebijakan imigrasi pemerintahan Donald Trump. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengecam kekerasan yang mewarnai demonstrasi tersebut.

    “Kami tidak setuju dengan tindakan kekerasan sebagai bentuk protes,” kata Sheinbaum dilansir AFP, Senin (9/6/2025).

    Sheinbaum hari ini menggelar konferensi pers di Meksiko menyusul kebijakan migrasi terbaru dari Trump. Meksiko mendesak otoritas Amerika Serikat untuk memperlakukan imigran dengan hormat.

    Sheinbaum meminta Amerika Serikat menghormati imigran seperti mereka menghormati martabat manusia lainnya.

    “Pemerintah Meksiko akan terus menggunakan semua saluran diplomatik dan hukum yang tersedia untuk menyatakan ketidakpuasannya terhadap praktik yang mengkriminalisasi migrasi dan membahayakan keselamatan dan kesejahteraan komunitas kami di Amerika Serikat,” katanya.

    Seperti diketahui, Tim Tempur Brigade Infanteri dari Garda Nasional telah mengerahkan sekitar 300 tentara ke tiga lokasi terpisah di wilayah Los Angeles yang lebih luas. Hal itu menyusul bentrokan yang terjadi antara demonstran dengan aparat dalam demonstrasi memprotes kebijakan migrasi Amerika.

    Foto-foto yang menyertai postingan tersebut menunjukkan dua tentara dengan perlengkapan tempur dan senjata otomatis di jalanan, serta sekitar 25 tentara berada di tempat yang tampak seperti area persiapan di garasi.

    Pada hari Minggu (08/06) sore, pengunjuk rasa berkumpul di luar Pusat Penahanan Metropolitan AS, di mana para tentara membentuk perimeter di sekitar gedung tersebut.

    Personel kepolisian Los Angeles berusaha menjauhkan para demonstran dari tentara Garda Nasional yang dikerahkan oleh Trump ke ruas jalanan di kota terbesar kedua di AS tersebut.

    Aksi protes dimulai di kota itu pada hari Jumat (06/06), setelah petugas Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) AS melaksanakan surat perintah penggeledahan di seluruh kota, sesuai arahan Presiden AS Donald Trump yang berupaya mendeportasi imigran tidak berdokumen.

    Pada hari Sabtu (07/06), Trump menandatangani memorandum pengerahan 2.000 temtara Garda Nasional untuk mengatasi yang disebut Gedung Putih sebagai “pelanggaran hukum yang dibiarkan berlarut-larut.”

    (ygs/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Protes Memuncak di LA Usai Trump Kerahkan Garda Nasional

    Protes Memuncak di LA Usai Trump Kerahkan Garda Nasional

    GELORA.CO -Ketegangan meningkat di pusat kota Los Angeles pada Minggu, 8 Juni 2025 waktu setempat menyusul pengerahan ratusan pasukan Garda Nasional oleh Presiden Donald Trump untuk meredam gelombang protes terhadap penggerebekan imigrasi yang dilakukan pemerintah federal.

    Sejak pagi hari, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan, memblokir jalan bebas hambatan 101, melemparkan batu dan benda lainnya ke arah aparat, serta membakar setidaknya empat mobil self-driving milik perusahaan Waymo. 

    Di tengah situasi kacau, aparat menanggapi dengan tembakan gas air mata, peluru karet, dan granat kejut.

    “Apa yang kita lihat di Los Angeles adalah kekacauan yang disebabkan oleh pemerintahan. Ini tentang agenda lain, ini bukan tentang keselamatan publik,” ujar Wali Kota Karen Bass dalam konferensi pers siang hari, seperti dimuat Associated Press.

    Pasukan Garda Nasional terlihat berdiri bahu membahu di luar Pusat Penahanan Metropolitan, bersenjata lengkap dan mengenakan perisai anti huru-hara. 

    Para demonstran meneriakkan “malu!” dan “pulanglah!” saat gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa. Suara ledakan flash-bang bergema setiap beberapa detik hingga malam.

    Beberapa pengunjuk rasa bahkan membuat penghalang darurat dari kursi taman dan melempari polisi dari seberang jalan. 

    “Kami tidak takut. Mereka yang takut adalah mereka yang menyembunyikan ketidakadilan di balik seragam,” kata seorang pengunjuk rasa yang enggan disebutkan namanya.

    Presiden Trump, yang berbicara kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One di New Jersey, membela tindakannya: “Ada orang-orang yang kejam di Los Angeles, dan mereka tidak akan lolos begitu saja. Akan ada hukum dan ketertiban yang sangat kuat.”

    Trump telah mengaktifkan ketentuan hukum yang memungkinkan pengerahan militer federal tanpa persetujuan gubernur negara bagian. 

    “Kami akan mengerahkan pasukan di mana-mana. Kami tidak akan membiarkan negara kami terkoyak seperti di bawah Biden,” tegasnya.

    Gubernur California Gavin Newsom mengecam langkah tersebut dalam surat terbuka kepada Gedung Putih, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara. Ia juga meminta pasukan ditarik segera.

    “Tidak pernah dalam sejarah modern negara bagian kita Garda Nasional dikerahkan tanpa permintaan gubernur. Ini adalah eskalasi berbahaya,” tegasnya MB.

    Gedung Putih membalas kritik tersebut melalui juru bicara Abigail Jackson yang mengatakan bahwa Gubernur Kalifornia itu berbohong dengan kondisi di Los Angeles.

    “Newsom berbohong besar untuk mengklaim tidak ada masalah di Los Angeles sebelum Presiden Trump terlibat,” bunyi pernyataan tersebut. 

    Di antara mereka yang ditahan dalam unjuk rasa adalah seorang pemimpin serikat pekerja ternama, sementara jumlah penangkapan imigran di wilayah LA pekan ini telah melampaui 100 orang, menurut otoritas federal.

    Mantan Wakil Presiden Kamala Harris, yang saat ini berdomisili di Los Angeles, menyebut tindakan pemerintahan Trump sebagai agenda kejam dan terencana untuk menyebarkan kepanikan dan perpecahan.

    “Saya berdiri bersama mereka yang mempertahankan hak dan kebebasan kita yang paling dasar,” tegas Harris.

    Demonstrasi hari Minggu ini merupakan yang ketiga berturut-turut dalam gelombang protes terhadap operasi imigrasi pemerintah. 

    Meski belum mencapai skala kerusuhan besar seperti peristiwa Rodney King pada 1992 atau demonstrasi 2020 terhadap kekerasan polisi, pengerahan Garda Nasional kali ini mencerminkan eskalasi serius dalam hubungan antara negara bagian dan pemerintah federal.

  • Larangan Perjalanan Trump Berlaku, Warga 12 Negara Dilarang Masuk AS!

    Larangan Perjalanan Trump Berlaku, Warga 12 Negara Dilarang Masuk AS!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Larangan perjalanan (travel ban) baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai berlaku Senin (9/6/2025) dini hari tepat setelah tengah malam, melarang warga negara dari belasan negara memasuki Negeri Paman Sam. 

    Seperti dilansir AFP, langkah tersebut diperkirakan akan mengganggu jalur pengungsi dan semakin membatasi imigrasi karena pemerintahan Trump memperluas tindakan kerasnya terhadap masuknya imigran ilegal.

    Banyak negara yang tercakup dalam pembatasan tersebut memiliki hubungan yang bermusuhan dengan AS, seperti Iran dan Afghanistan, sementara yang lain menghadapi krisis yang parah, seperti Haiti dan Libya.

    Saat mengumumkan pembatasannya minggu lalu, Trump mengatakan tindakan baru tersebut didorong oleh “serangan teroris” baru-baru ini terhadap orang Yahudi di Colorado. Kelompok tersebut telah memprotes sebagai bentuk solidaritas terhadap para sandera yang ditahan di Gaza ketika mereka diserang oleh seorang pria yang menurut Gedung Putih telah melewati batas visanya.

    Serangan itu, kata Trump, “menegaskan bahaya ekstrem yang ditimbulkan bagi negara kita oleh masuknya warga negara asing yang tidak diperiksa dengan benar” atau yang melewati batas visa mereka.

    Langkah tersebut melarang semua perjalanan ke AS oleh warga negara Afghanistan, Myanmar, Chad, Kongo-Brazzaville, Guinea Ekuatorial, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman, menurut Gedung Putih. Trump juga memberlakukan larangan sebagian bagi pelancong dari Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leone, Togo, Turkmenistan, dan Venezuela.

    Beberapa visa kerja sementara dari negara-negara tersebut akan diizinkan. Daftar negara baru, menurut Trump, dapat ditambahkan, “Seiring munculnya ancaman di seluruh dunia.”

    Mehria, seorang wanita berusia 23 tahun dari Afghanistan yang mengajukan status pengungsi, mengatakan aturan baru tersebut telah menjebaknya dan banyak warga Afghanistan lainnya dalam ketidakpastian. “Kami telah menyerahkan ribuan harapan dan seluruh hidup kami… atas janji dari AS, tetapi hari ini kami menderita satu demi satu neraka,” katanya kepada AFP.

    Pengecualian
    Larangan tersebut tidak akan berlaku bagi atlet yang berlaga di Piala Dunia 2026, yang diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat dengan Kanada dan Meksiko, atau Olimpiade Los Angeles 2028. Larangan tersebut juga tidak akan berlaku bagi diplomat dari negara-negara yang menjadi sasaran.

    Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Turk memperingatkan bahwa “sifat larangan perjalanan baru yang luas dan menyeluruh menimbulkan kekhawatiran dari perspektif hukum internasional.”

    Anggota parlemen Demokrat AS dan pejabat terpilih mengecam larangan tersebut sebagai tindakan kejam dan inkonstitusional.

    “Saya tahu penderitaan yang ditimbulkan oleh larangan perjalanan Trump yang kejam dan xenofobia karena keluarga saya telah merasakannya secara langsung,” ujar anggota kongres Yassamin Ansari, yang merupakan warga negara Iran-Amerika, memposting pada hari Minggu di X. “Kami akan melawan larangan ini dengan segala yang kami miliki.”

    Desas-desus tentang larangan perjalanan baru telah beredar setelah serangan Colorado, dengan pemerintahan Trump bersumpah untuk mengejar “teroris” yang tinggal di Amerika Serikat dengan visa.

    Pejabat AS mengatakan tersangka Mohamed Sabry Soliman, seorang warga negara Mesir menurut dokumen pengadilan, berada di negara itu secara ilegal setelah melewati batas visa turis, tetapi ia telah mengajukan suaka pada September 2022. Larangan perjalanan baru Trump secara khusus tidak mencakup Mesir.

    Afghanistan yang diperintah Taliban dan Libya, Sudan, Somalia, dan Yaman yang dilanda perang tidak memiliki otoritas pusat yang “kompeten” untuk memproses paspor dan pemeriksaan. Iran dimasukkan karena merupakan “negara sponsor terorisme,” kata perintah tersebut.

    Untuk negara-negara lain, Perintah Trump mengutip kemungkinan di atas rata-rata bahwa orang-orang akan melewati batas visa mereka.

    (miq/miq)

  • Negosiasi Dagang AS-China Berlanjut di London Pekan Ini

    Negosiasi Dagang AS-China Berlanjut di London Pekan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Negosiator dagang utama dari Amerika Serikat dan China dijadwalkan memulai babak baru perundingan di London pada Senin (9/6/2025), memunculkan harapan akan meredanya ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia.

    Melansir Bloomberg, delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Mereka akan bertemu dengan delegasi China yang dikomandoi Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

    Sebelumnya, kedua pihak saling tuding melanggar kesepakatan yang dicapai pada pertemuan Mei di Jenewa—upaya awal meredam eskalasi perang dagang. Sejak kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih, hubungan bilateral kembali memburuk, memperburuk ketidakpastian yang dihadapi pelaku bisnis dan investor global.

    Sabtu lalu, China mengumumkan telah menyetujui sebagian aplikasi ekspor tanah jarang, meski tidak mengungkap tujuan ekspor atau sektor yang terlibat. Langkah ini menyusul klaim Trump bahwa Presiden Xi Jinping telah menyetujui dilanjutkannya aliran mineral penting tersebut.

    “Kami ingin tanah jarang, magnet yang penting untuk ponsel dan segala sesuatu lainnya mengalir seperti yang terjadi sebelum awal April dan kami tidak ingin ada detail teknis yang memperlambatnya dan itu jelas bagi mereka,” ujar kepala Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett dikutip dari Bloomberg.

    Ketegangan kedua negara memuncak tahun ini setelah perang tarif saling balas mendorong bea masuk menembus 100%. Meskipun kesepakatan di Jenewa dimaksudkan sebagai titik balik, perundingan pasca-pertemuan justru kembali buntu akibat saling tuding.

    Washington mengeluhkan penurunan pasokan magnet tanah jarang yang krusial untuk kendaraan listrik dan pertahanan nasional, sementara Beijing gusar atas pembatasan chip AI milik Huawei, larangan akses terhadap teknologi mutakhir, serta pengawasan ketat terhadap mahasiswa China di AS.

    Tarif AS terhadap barang China dijadwalkan berakhir Agustus, kecuali diperpanjang. Jika pembicaraan gagal, Trump berencana mengembalikan tarif ke tingkat semula yang diumumkan April lalu—lebih tinggi dari tarif dasar 10% saat ini.

    Meski Trump menyampaikan optimisme di media sosial, menyebut pembicaraan akan berlangsung “sangat baik”, sentimen pasar masih ditandai kehati-hatian. Sejak menjabat kembali, Trump baru menandatangani satu kesepakatan dagang besar, yakni dengan Inggris.

    Pertemuan di Jenewa menjadi cermin rumitnya penyusunan kesepakatan dagang antara dua kekuatan besar tersebut.

    Kepala Program Ekonomi Internasional di Atlantic Council Josh Lipsky mengatakan terlalu banyak celah interpretasi yang dibiarkan terbuka, dan keduanya kini menanggung akibatnya.

    “Terjadi kebingungan, bahkan kesalahan tafsir yang disengaja dari kedua pihak, tergantung dari mana Anda melihatnya,” ungkap Lipsky.

    Usai pembicaraan telepon antara kedua pemimpin, China menyatakan bahwa Trump telah menyambut mahasiswa China untuk belajar di AS. Trump pun menegaskan bahwa merupakan suatu kehormatan untuk menerima mereka.

    Xi tampaknya kini bertaruh pada upaya rekonsiliasi yang diharapkan akan membuahkan hasil konkret dalam waktu dekat—seperti pemangkasan tarif, pelonggaran kontrol ekspor, dan suasana diplomatik yang lebih bersahabat.

    “AS dan China hanya ingin kembali ke tempat mereka berada di Swiss dengan beberapa perjanjian lagi di atas kertas untuk benar-benar memahami apa yang akan dilisensikan, apa yang diizinkan, apa yang tidak,” kata Lipsky.

  • Hubungan Dulu Mesra Sekarang Rungkad, Trump Mulai Ancam Elon Musk Ini

    Hubungan Dulu Mesra Sekarang Rungkad, Trump Mulai Ancam Elon Musk Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara mantan Presiden AS Donald Trump dan miliarder Elon Musk sepertinya sudah resmi renggang. Trump bahkan melontarkan peringatan keras kepada Musk terkait dukungannya ke Partai Demokrat.

    Dalam wawancara dengan NBC News yang dilansir Reuters, Minggu (8/6/2025), Trump menegaskan hubungan pribadinya dengan Musk telah berakhir. Ia juga memperingatkan bakal ada konsekuensi serius jika Musk benar-benar mendanai kandidat Demokrat yang menentang RUU pajak dan belanja besar-besaran yang diusulkan Trump.

    Namun Trump tak merinci ancaman apa yang dimaksud. Ia juga mengatakan belum ada pembicaraan soal kemungkinan penyelidikan terhadap Musk.

    Saat ditanya apakah hubungan dengan bos Tesla dan SpaceX itu sudah selesai, Trump menjawab, “Sepertinya iya.”

    Trump menegaskan tidak berniat untuk memperbaiki hubungan. “Saya nggak ada niat ngomong sama dia,” ucap Trump. Meski begitu, Trump mengaku belum memikirkan soal potensi pemutusan kontrak pemerintah AS dengan Starlink milik Musk, atau peluncuran roket SpaceX.

    Perseteruan Trump dan Musk memanas pekan ini. Musk secara terbuka mengecam RUU yang didorong Trump, menyebutnya sebagai “a disgusting abomination” atau “aib yang menjijikkan.” Penolakan Musk turut mempersulit proses pengesahan RUU tersebut di Kongres, di mana mayoritas Partai Republik sangat tipis.

    RUU tersebut sempat lolos tipis di DPR bulan lalu dan kini tengah dibahas di Senat. Sejumlah analis memperkirakan RUU itu akan menambah US$ 2,4 triliun ke utang nasional AS dalam 10 tahun ke depan, yang saat ini sudah menyentuh US$ 36,2 triliun. Ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi banyak legislator, termasuk di kubu Republik.

    Foto: REUTERS/Nathan Howard
    FOTO FILE: Presiden AS Donald Trump dan Elon Musk menghadiri konferensi pers di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 30 Mei 2025.REUTERS/Nathan Howard/File Photo

    Di sisi lain, Musk juga menyuarakan ide pembentukan partai politik baru untuk mewakili suara mayoritas masyarakat AS yang dinilai terjebak di tengah polarisasi politik. Kendati demikian, Trump tetap optimistis RUU ini bakal lolos sebelum Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli. “Orang-orang yang tadinya ragu, sekarang justru antusias untuk mendukung RUU ini,” kata Trump.

    Elon Musk Hapus Postingan Sindiran

    Sementara itu, Musk dilaporkan mulai menurunkan tensi konflik. Ia menghapus sejumlah postingan di media sosial yang sempat mengkritik Trump, termasuk postingan yang mendukung ide pemakzulan Presiden AS tersebut.

    Salah satu postingan yang dihapus adalah balasan terhadap unggahan pengguna lain yang bertanya, “Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Gw dukung Elon. Trump harus dimakzulkan.” Saat itu Musk sempat membalas singkat: “Yes.”

    Di podcast Theo Von bertajuk This Past Weekend, rekannya sesama Republikan JD Vance menyebut kritik Musk ke Trump sebagai kesalahan besar. “Aku selalu loyal sama Presiden. Dan semoga suatu saat Elon bisa balik lagi ke lingkaran. Tapi sekarang kayaknya udah kelewat jauh,” ujar Vance.

    Sebelumnya Musk adalah salah satu donatur besar Trump. Ia menggelontorkan hampir US$ 300 juta untuk kampanye Trump pada pemilu 2024 lalu, serta mengeklaim berperan dalam kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat.

    Trump bahkan sempat menunjuk Musk memimpin tim efisiensi pemerintahan AS dengan target pemangkasan anggaran. Namun realisasinya jauh di bawah target, hanya memangkas sekitar 0,5% dari total anggaran. Kini, hubungan keduanya tampaknya benar-benar retak. Trump dijadwalkan menghadiri pertandingan UFC di New Jersey pada Sabtu malam, namun Musk dipastikan absen.

    (wur)

  • Trump Rombak Kebijakan Siber Era Biden dan Obama

    Trump Rombak Kebijakan Siber Era Biden dan Obama

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump resmi menandatangani perintah eksekutif yang merevisi dan mencabut sejumlah kebijakan keamanan siber yang dibuat oleh pendahulunya, Presiden Joe Biden dan Barack Obama. 

    Dalam laporan lembar fakta White House, dikutip dari Tech Crunch, Minggu (8/6/2025) pemerintahan Trump menilai kebijakan di era Joe Biden justru mengganggu keamanan siber. 

    Salah satu poin utama yang ditolak Trump adalah ketentuan untuk menerima dokumen identitas digital sebagai bentuk verifikasi dalam program bantuan publik.

    Menurut Trump dan timnya, kebijakan tersebut dapat membuka celah bagi imigran ilegal untuk secara tidak sah mengakses berbagai manfaat publik. 

    “Ini adalah risiko nyata dari penyalahgunaan sistem secara luas,” tulis keterangan resmi Gedung Putih.

    Namun, sejumlah pengamat kebijakan siber menilai langkah ini sebagai bentuk politisasi isu keamanan digital.

    Direktur Senior Pusat Inovasi Siber dan Teknologi di Foundation for Defense of Democracies, Mark Montgomery mengatakan bahwa pendekatan Trump cenderung mengorbankan manfaat keamanan siber yang sudah terbukti. 

    “Fokus berlebihan pada isu imigrasi membuat kita kehilangan peluang penting untuk memperkuat sistem digital negara,” ujarnya. 

    Dalam kebijakan barunya, Trump juga membatalkan sejumlah inisiatif Biden yang bertujuan memperkuat keamanan siber melalui kecerdasan buatan (AI). 

    Beberapa kebijakan yang dicabut antara lain pengujian penggunaan AI untuk melindungi infrastruktur energi nasional, pendanaan riset federal di bidang keamanan AI, serta instruksi kepada Departemen Pertahanan (Pentagon) untuk mengintegrasikan model AI ke dalam sistem keamanan siber militer.

    Gedung Putih menyatakan bahwa langkah Trump ini adalah bagian dari reorientasi strategi AI ke arah yang lebih teknis dan realistis. Fokusnya kini bergeser ke identifikasi serta pengelolaan kerentanan siber, dan bukan ke arah yang menurut Trump berisiko memunculkan praktik sensor digital.

    Selain AI, Trump juga mencabut persyaratan enkripsi tahan kuantum yang sebelumnya diminta untuk segera diterapkan oleh semua lembaga federal.

    Kebijakan Biden yang mewajibkan kontraktor pemerintah membuktikan keamanan perangkat lunak mereka juga dihapus, dengan alasan dianggap terlalu memberatkan dan berorientasi pada daftar periksa kepatuhan alih-alih investasi nyata dalam sistem keamanan.

    “Ini adalah proses akuntansi yang tidak terbukti efektivitasnya,” jelas pernyataan resmi dari Gedung Putih.

    Lebih jauh lagi, Trump mencabut kebijakan era Obama yang mengizinkan penerapan sanksi terhadap pelaku serangan siber—baik asing maupun domestik. 

    Kini, sanksi hanya dapat dikenakan kepada oknum asing. Pemerintah berpandangan langkah ini bertujuan melindungi kebebasan politik dalam negeri dan mencegah penyalahgunaan wewenang terhadap lawan politik.

    “Sanksi tidak boleh digunakan terhadap kegiatan yang terkait pemilihan umum,” tegas pernyataan Gedung Putih.

  • AS Makin Chaos, Trump Turunkan Pasukan Khusus Hadapi Demo Imigran

    AS Makin Chaos, Trump Turunkan Pasukan Khusus Hadapi Demo Imigran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles sebagai respons atas aksi unjuk rasa terkait kebijakan imigrasi yang tengah memanas di kota tersebut.

    Pengumuman itu disampaikan Gedung Putih pada Sabtu malam (waktu AS), di tengah terus berlanjutnya bentrokan antara demonstran dan agen federal yang sedang melakukan operasi penegakan hukum imigrasi di Los Angeles. Sejauh ini, aksi tersebut telah berujung pada lebih dari 100 penangkapan.

    “Dalam beberapa hari terakhir, massa yang brutal telah menyerang petugas ICE (Imigrasi dan Bea Cukai AS) serta agen penegak hukum federal yang tengah menjalankan operasi deportasi di Los Angeles, California,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, dalam pernyataan resminya dikutip CNBC International, Minggu (8/6/2025).

    Leavitt juga mengatakan, Trump memutuskan untuk memfederalisasi sebagian Garda Nasional California, yang biasanya berada di bawah kewenangan Gubernur Gavin Newsom. Secara hukum, Presiden AS memang memiliki kewenangan tersebut dalam kondisi tertentu.

    Namun, keputusan Trump langsung menuai kritik dari Newsom. Ia bilang langkah tersebut sengaja memprovokasi dan justru akan memperburuk ketegangan.

    “Otoritas di Los Angeles memiliki akses penuh terhadap dukungan penegakan hukum kapan pun dibutuhkan,” tulis Newsom melalui platform X. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten, dan saat ini tidak ada kebutuhan yang belum terpenuhi.”

    “Ini adalah misi yang salah dan akan mengikis kepercayaan publik,” tegas Newsom.

    Di sisi lain, Gedung Putih tidak menunjukkan tanda-tanda akan meredakan situasi. Bahkan Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengancam akan mengerahkan Marinir AS untuk memperkuat pasukan Garda Nasional.

    “Jika kekerasan terus berlanjut, Marinir aktif di Camp Pendleton juga akan dikerahkan, mereka saat ini dalam status siaga tinggi,” tulis Hegseth di X.

    Trump sendiri turut berkomentar lewat media sosial, “Jika Gubernur Gavin ‘Newscum’ California dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass tidak bisa menjalankan tugas mereka (yang semua orang tahu mereka tidak bisa), maka Pemerintah Federal akan turun tangan dan menyelesaikan masalah kerusuhan dan penjarahan, seperti seharusnya!!!”

    Di tengah panasnya situasi, Trump justru terlihat menghadiri pertandingan Ultimate Fighting Championship (UFC) di Prudential Center, Newark, New Jersey, Sabtu malam. Gedung Putih juga merilis memo resmi dari Presiden kepada Menteri Pertahanan, Jaksa Agung, dan Menteri Keamanan Dalam Negeri.

    “Jika aksi protes atau kekerasan secara langsung menghambat pelaksanaan hukum, maka hal itu merupakan bentuk pemberontakan terhadap otoritas Pemerintah Amerika Serikat,” bunyi memo tersebut.

    Foto: REUTERS/Daniel Cole
    FILE PHOTO: A police officer uses stun grenades as they approach the protesters gathered around the Los Angeles Federal Building following multiple detentions by Immigration and Customs Enforcement (ICE), in downtown Los Angeles, California, U.S., June 6, 2025. REUTERS/Daniel Cole

    “Dengan mempertimbangkan insiden-insiden ini serta ancaman kekerasan yang kredibel, berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada saya sebagai Presiden, saya memanggil anggota dan unit Garda Nasional untuk bergabung dalam layanan federal.”

    Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance juga turut mengomentari aksi protes tersebut dengan menyebut para demonstran sebagai “pemberontak”.

    “Pemberontak yang membawa bendera asing menyerang petugas penegakan imigrasi, sementara sebagian pemimpin politik AS justru menganggap penegakan perbatasan adalah tindakan jahat,” tulis Vance.

    Di sisi lain, David Huerta, pemimpin serikat buruh SEIU California, dilaporkan mengalami luka saat ditangkap pada Jumat lalu saat memantau aksi protes. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menuduh Huerta telah menghalangi petugas federal.

    (haa/haa)

  • Trump Kerahkan 2.000 Pasukan Garda Nasional Buat Atasi Demo Soal Imigrasi

    Trump Kerahkan 2.000 Pasukan Garda Nasional Buat Atasi Demo Soal Imigrasi

    Washington DC

    Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Los Angeles pecah. Trump pun mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional untuk meredam demonstrasi ini.

    Dilansir AFP, Minggu (8/6/2025), pasukan ini dikerahkan pada Sabtu (7/8). Gedung Putih menyebut ini sebagai langkah untuk meredakan “pelanggaran hukum,” setelah protes yang terkadang disertai kekerasan meletus atas penggerebekan penegakan hukum imigrasi.

    Trump mengambil alih kendali federal atas militer negara bagian California untuk mendorong tentara ke kota terbesar kedua di negara itu. Tentara ini akan berhadapan dengan demonstran. Ini adalah langkah langka yang menurut Gubernur Gavin Newsom “sengaja menghasut.”

    Perkembangan itu terjadi setelah dua hari konfrontasi. Agen federal sempat menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah kerumunan yang marah atas penangkapan puluhan migran di kota dengan populasi Latino yang besar.

    Rekaman menunjukkan sebuah mobil dibakar di persimpangan jalan yang ramai. Sementara dalam video yang beredar di media sosial seorang pria berhelm sepeda motor terlihat melemparkan batu ke arah kendaraan federal yang melaju kencang.

    Para pengunjuk rasa terlihat mengejek para petugas dan merekam mereka dengan ponsel mereka.

    “Presiden Trump telah menandatangani Nota Presiden yang mengerahkan 2.000 Garda Nasional untuk mengatasi pelanggaran hukum yang dibiarkan terus berlanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt Sabtu (7/6) malam, menyalahkan apa yang disebutnya sebagai pemimpin Demokrat California yang “tidak bertanggung jawab”.

    “Pemerintahan Trump memiliki kebijakan toleransi nol terhadap tindak pidana dan kekerasan, terutama ketika kekerasan itu ditujukan kepada petugas penegak hukum yang berusaha melakukan tugas mereka.”

    Garda Nasional–militer cadangan–sering digunakan dalam bencana alam, seperti setelah kebakaran di LA, dan jarang digunakan dalam kasus kerusuhan sipil. Garda Nasional dikerahkan di Los Angeles setelah pembunuhan George Floyd pada tahun 2020.

    Newsom, yang sering menjadi lawan Trump dan musuh lama Partai Republik, menggunakan media sosial untuk mengecam perintah Gedung Putih itu. “Langkah itu sengaja dibuat untuk menghasut dan hanya akan meningkatkan ketegangan,” tulisnya di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

    Tonton juga “Kian Panas, Trump Mau Cabut Kerja Sama dengan Perusahaan Elon Musk” di sini:

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini