Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Citi Ramal Harga Emas Bakal Anjlok pada Akhir 2025, Sentuh Level Segini – Page 3

    Citi Ramal Harga Emas Bakal Anjlok pada Akhir 2025, Sentuh Level Segini – Page 3

    Sebelumnya, harga emas stabil pada perdagangan Jumat, 20 Juni 2025. Harga emas menuju koreksi mingguan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda keputusan memasuki perang Iran Israel.

    Mengutip CNBC, Sabtu (21/6/2025), harga emas spot sedikit berubah ke posisi USD 3.368,68 per ounce, pada pukul 01.42 EDT (17.42 GMT), terendah sejak 12 Juni, sementara indeks turun 1,8% selama sepekan.

    Harga emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih rendah menjadi USD 3.385,70. “Harga emas tetap stabil karena Trump menarik kembali serangan yang akan segera terjadi terhadap Iran. Untuk saat ini, tampaknya semua berita buruk sudah keluar,” ujar Pedagang Logam Independen, Tai Wong seperti dikutip dari CNBC.

    Ia menuturkan, koreksi harga emas menuju USD 3.250 per ounce mungkin terjadi. Namun, pembelian secara agresif di tengah penurunan dalam reli emas ini.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan apakah AS akan terlibat dalam perang udara Iran Israel, demikian disampaikan Gedung Putih pada Kamis pekan ini. Hal itu meningkatkan tekanan pada Teheran untuk bernegosiasi.

     

  • Ultimatum AS ke Iran, Ekonom: Trump Salah Kalkulasi

    Ultimatum AS ke Iran, Ekonom: Trump Salah Kalkulasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai ultimatum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyerang Iran jika tak mau berdamai merupakan kesalahan kalkulasi yang justru dapat memperburuk ketegangan kawasan.

    Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar kepada Iran, jika Iran tak melakukan perdamaian. Hal itu diumumkan Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X, The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Kepala Negara AS itu menyatakan bahwa tiga fasilitas nuklir utama Iran kini telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yaitu Fordow, Natanz, dan Esfahan.

    Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memandang ancaman Trump merupakan sikap yang tidak rasional dan emosional. Di sisi lain, Wijayanto menilai AS juga membutuhkan invasi darat skala besar untuk mengalahkan Iran.

    “Trump salah kalkulasi, negara seperti Iran tidak bisa diultimatum seperti itu, dan untuk mengalahkan Iran, perlu serangan darat yang masif. Saya tidak yakin EU dan AS mau melakukan. Mereka hanya bisa menyerang dari udara saja,” kata Wiyanto kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Menurutnya, hal itu justru akan menimbulkan konflik AS dan Iran, bahkan bisa memperburuk stabilitas kawasan di Timur Tengah.

    ”Apa yang terjadi hanya akan semakin mendestabilisasi kawasan. Israel semakin tidak aman, rakyat makin gelisah, apalagi Iran mempunyai senjata canggih yang tidak bisa dihalangi oleh pertahanan Israel,” ujarnya.

    Di sisi lain, sambung dia, dinamika ini juga membuat pertumbuhan ekonomi global berpotensi menjadi semakin melemah akibat kenaikan harga energi dan disrupsi rantai pasok (supply chain).

    “AS akan menjadi pihak yang palig dirugikan,” imbuhnya.

    Sebelumnya diberitakan, Trump menyatakan akan memberikan serangan lebih besar kepada Iran jika perdamaian tak dilakukan.

    “Tetapi sekarang saatnya berdamai. Jika mereka tidak melakukannya, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” kata Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X, The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Dia kembali memberikan ultimatum bahwa Iran harus memilih antara menerima perdamaian atau menghadapi serangan yang jauh lebih parah dari apa yang telah terjadi dalam delapan hari terakhir.

    “Tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target lainnya dengan kecepatan dan keterampilan presisi, sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit,” tandasnya.

  • Ultimatum AS ke Iran, Ekonom: Trump Salah Kalkulasi

    Ultimatum AS ke Iran, Ekonom: Trump Salah Kalkulasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai ultimatum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyerang Iran jika tak mau berdamai merupakan kesalahan kalkulasi yang justru dapat memperburuk ketegangan kawasan.

    Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar kepada Iran, jika Iran tak melakukan perdamaian. Hal itu diumumkan Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X, The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Kepala Negara AS itu menyatakan bahwa tiga fasilitas nuklir utama Iran kini telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yaitu Fordow, Natanz, dan Esfahan.

    Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memandang ancaman Trump merupakan sikap yang tidak rasional dan emosional. Di sisi lain, Wijayanto menilai AS juga membutuhkan invasi darat skala besar untuk mengalahkan Iran.

    “Trump salah kalkulasi, negara seperti Iran tidak bisa diultimatum seperti itu, dan untuk mengalahkan Iran, perlu serangan darat yang masif. Saya tidak yakin EU dan AS mau melakukan. Mereka hanya bisa menyerang dari udara saja,” kata Wiyanto kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Menurutnya, hal itu justru akan menimbulkan konflik AS dan Iran, bahkan bisa memperburuk stabilitas kawasan di Timur Tengah.

    ”Apa yang terjadi hanya akan semakin mendestabilisasi kawasan. Israel semakin tidak aman, rakyat makin gelisah, apalagi Iran mempunyai senjata canggih yang tidak bisa dihalangi oleh pertahanan Israel,” ujarnya.

    Di sisi lain, sambung dia, dinamika ini juga membuat pertumbuhan ekonomi global berpotensi menjadi semakin melemah akibat kenaikan harga energi dan disrupsi rantai pasok (supply chain).

    “AS akan menjadi pihak yang palig dirugikan,” imbuhnya.

    Sebelumnya diberitakan, Trump menyatakan akan memberikan serangan lebih besar kepada Iran jika perdamaian tak dilakukan.

    “Tetapi sekarang saatnya berdamai. Jika mereka tidak melakukannya, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” kata Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X, The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Dia kembali memberikan ultimatum bahwa Iran harus memilih antara menerima perdamaian atau menghadapi serangan yang jauh lebih parah dari apa yang telah terjadi dalam delapan hari terakhir.

    “Tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target lainnya dengan kecepatan dan keterampilan presisi, sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit,” tandasnya.

  • Bos The Fed Jerome Powell Bawa Data Inflasi Lapor ke Kongres AS

    Bos The Fed Jerome Powell Bawa Data Inflasi Lapor ke Kongres AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan melaporkan pandangan ke Kongres AS pekan ini, yang akan memberikan sinyal arah kebijakan moneter.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (22/6/2025), setelah rilis data kunci pada Jumat dan pengumuman The Fed pekan ini mempertahankan suku bunga tetap, Jerome Powell akan menghadiri sidang dihadapan kongres di Capitol Hill selama dua har. Dia akan kembali menjelaskan alasan di balik pendekatan kebijakan moneter yang hati-hati dari bank sentral.  

    Ketua Fed kemungkinan akan menekankan tentang meskipun pemotongan suku bunga mungkin terjadi tahun ini, pejabat bank sentral ingin lebih jelas tentang dampak kebijakan perdagangan Gedung Putih terhadap ekonomi. 

    Para ekonom memperkirakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) tanpa makanan dan energi akan naik 0,1% pada Mei untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal ini akan menandai periode tiga bulan terlemah sejak pandemi lima tahun lalu.

    Pejabat bank sentral AS secara umum melihat penggunaan tarif yang diperluas oleh pemerintahan Trump akan memberikan tekanan naik pada harga, pada akhirnya. Namun, proyeksi ekonomi terbaru mereka juga menunjukkan bahwa pejabat melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi tahun ini.

    Gubernur The Fed Christopher Waller pada Jumat mengatakan kepada CNBC bahwa dampak inflasi dari bea impor kemungkinan akan bersifat sementara, dan dia melihat ruang untuk melanjutkan penurunan biaya pinjaman mulai bulan depan. Keputusan kebijakan Fed berikutnya akan diumumkan pada 30 Juli.  

    Sejumlah Ekonom Bloomberg Estelle Ou, Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, dan Chris G. Collins menyampaikan bahwa indikator inflasi inti PCE yang menjadi acuan The Fed kemungkinan naik hanya 2 basis poin pada Mei, kenaikan moderat yang tidak memberikan kejelasan tentang risiko kenaikan inflasi dalam beberapa bulan ke depan.  

    “Hal ini kemungkinan akan membuat beberapa pejabat The Fed tetap menyeimbangkan kedua sisi mandatnya, daripada beralih fokus ke risiko kenaikan inflasi,” tulis ekonom tersebut.

    Bersama dengan data inflasi Mei, laporan pemerintah pada Jumat ini diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan moderat selama dua bulan berturut-turut dalam pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. 

    Dua bulan terakhir mencatat penurunan tajam dalam sentimen, sebagian terkait dengan kekhawatiran meningkat tentang dampak tarif yang lebih tinggi terhadap harga.

    Para ekonom juga akan memperhatikan data pendapatan pribadi dalam laporan tersebut untuk menilai kemampuan konsumen untuk terus berbelanja. Dalam tiga bulan hingga April, pertumbuhan pendapatan disposable yang disesuaikan dengan inflasi rata-rata 0,6%, yang terkuat dalam lebih dari dua tahun. 

    Data AS lainnya dalam minggu ini termasuk penjualan rumah existing dan baru pada Mei, serta dua survei kepercayaan konsumen Juni. Pada Kamis, pemerintah akan menerbitkan laporan indikator ekonomi awal yang mencakup perkiraan awal defisit perdagangan barang untuk Mei.

    Selain Powell yang menyampaikan laporan kebijakan semi-tahunan The Fed—dia akan bersaksi di depan panel DPR pada Selasa dan Komite Perbankan Senat pada Rabu—sejumlah bankir sentral lain, termasuk Presiden Federal Reserve New York John Williams, akan tampil di forum publik.

    Di utara, Statistik Kanada akan merilis data inflasi pertama dari dua data inflasi sebelum keputusan suku bunga Bank Kanada pada Juli. Pembuat kebijakan memantau inflasi inti yang lebih tinggi dari perkiraan dan telah memberi sinyal bahwa mereka akan tetap menahan diri kecuali tekanan harga mendasar mereda.  

    Data produk domestik bruto (PDB) berdasarkan sektor industri untuk April dan perkiraan awal untuk Mei kemungkinan akan menunjukkan penurunan ekspor dan investasi bisnis seiring penerapan tarif Trump. 

    Di tempat lain, rilis data inflasi di Asia, penampilan para kepala bank sentral zona euro dan Inggris, serta kemungkinan pemotongan suku bunga di Meksiko mungkin menjadi sorotan utama. 

  • Berapa Harga Emas Antam Hari Ini? Termurah Dibanderol Segini per 22 Juni 2025 – Page 3

    Berapa Harga Emas Antam Hari Ini? Termurah Dibanderol Segini per 22 Juni 2025 – Page 3

    Sebelumnya, harga emas stabil pada perdagangan Jumat, 20 Juni 2025. Harga emas menuju koreksi mingguan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda keputusan memasuki perang Iran Israel.

    Mengutip CNBC, Sabtu (21/6/2025), harga emas spot sedikit berubah ke posisi USD 3.368,68 per ounce, pada pukul 01.42 EDT (17.42 GMT), terendah sejak 12 Juni, sementara indeks turun 1,8% selama sepekan.

    Harga emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih rendah menjadi USD 3.385,70. “Harga emas tetap stabil karena Trump menarik kembali serangan yang akan segera terjadi terhadap Iran. Untuk saat ini, tampaknya semua berita buruk sudah keluar,” ujar Pedagang Logam Independen, Tai Wong seperti dikutip dari CNBC.

    Ia menuturkan, koreksi harga emas menuju USD 3.250 per ounce mungkin terjadi. Namun, pembelian secara agresif di tengah penurunan dalam reli emas ini.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan apakah AS akan terlibat dalam perang Iran Israel, demikian disampaikan Gedung Putih pada Kamis pekan ini. Hal itu meningkatkan tekanan pada Teheran untuk bernegosiasi.

    Iran meluncurkan rentetan rudal baru ke Israel pada Jumat pagi yang menyerang dekat apartemen perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas industri di kota Selatan Beersheba.

    Adapun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi.

     

  • Trump Ancam Akan Lebih Banyak Serangan Jika Iran Tidak Segera Berdamai

    Trump Ancam Akan Lebih Banyak Serangan Jika Iran Tidak Segera Berdamai

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato singkat kepada rakyat AS usai militer negaranya membombardi 3 situs nuklir Iran. Trump mengatakan serangan udara AS telah menghancurkan sepenuhnya fasilitas pengayaan nuklir Iran dan mengancam akan melakukan lebih banyak serangan jika Teheran tidak berdamai.

    “Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir. Ingatlah bahwa masih banyak target yang tersisa,” kata Trump dalam pidato larut malam kepada rakyat AS dilansir AFP, Minggu (22/6/2025)

    “Jika perdamaian tidak segera datang, kami akan menyerang target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan.”

    Dilansir CNN, Trump juga mengatakan bahwa pejabat tinggi akan mengadakan konferensi pers pada Minggu (22/6) pagi waktu AS, di Pentagon untuk membahas operasi AS yang menargetkan fasilitas nuklir Iran.

    “Besok, Jenderal Caine, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, akan mengadakan konferensi pers pukul 8 pagi di Pentagon,” kata Trump di akhir pidatonya selama tiga setengah menit di Gedung Putih, yang tidak memberikan rincian substantif tentang serangan tersebut.

    Donald Trump sempat berbicara dengan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai militer AS melancarkan serangan ke 3 fasilitas nuklir Iran. Dalam pernyataan video, Netanyahu mengucapkan selamat kepada Trump dan mengatakan upaya AS itu menjadi sejarah perdamaian.

    Sementara itu, Iran memastikan tidak ada bahan radioaktif di lokasi yang menjadi sasaran pengeboman oleh militer AS. Bahan aktif yang menyebabkan radiasi itu diperkirakan telah dikeluarkan sebelum dibom.

    “Tidak ada bahan di ketiga lokasi nuklir ini yang menyebabkan radiasi,” kata pernyataan tersebut, seperti dikutip Aljazeera, Minggu (22/6).

    Lihat Video ‘Wujud Pesawat yang Digunakan AS untuk Bom 3 Situs Nuklir Iran’:

    (rfs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Udara Terjadi di Dekat Fordow, Isfahan, dan Natanz, Pertahanan Qom Diaktifkan

    Serangan Udara Terjadi di Dekat Fordow, Isfahan, dan Natanz, Pertahanan Qom Diaktifkan

    GELORA.CO  – Pemerintah Iran secara resmi mengonfirmasi bahwa tiga wilayah strategis yang menjadi lokasi fasilitas nuklir utama di negara itu, Fordow, Isfahan, dan Natanz mengalami serangan udara yang diklaim dilancarkan oleh Amerika Serikat.

    Serangan ini memicu pengaktifan sistem pertahanan udara di berbagai kota, termasuk Qom, Isfahan, dan Kashan.

    “Beberapa jam yang lalu, setelah pengaktifan pertahanan udara Qom dan identifikasi target musuh, sebagian wilayah di sekitar lokasi nuklir Fordow diserang udara musuh,” ujar Kepala Manajemen Krisis Provinsi Qom, dikutip dari Iran International.

    Wakil Gubernur Isfahan untuk urusan keamanan juga mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara diaktifkan sebagai respons terhadap deteksi ancaman di wilayahnya.

    Ledakan terdengar hampir bersamaan di sekitar Isfahan dan Natanz, dua lokasi penting dalam program nuklir Iran.

    “Kami menyaksikan serangan musuh di dekat fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz,” ungkap pejabat tersebut.

    Warga Qom, yang terletak sekitar 140 kilometer selatan Teheran, melaporkan mendengar beberapa ledakan keras di luar kota.

    Trump Klaim AS Luncurkan Serangan ke Tiga Fasilitas Nuklir Iran

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump, melalui akun Truth Social miliknya, pada Sabtu malam menyatakan bahwa militer AS telah melakukan “serangan yang sangat berhasil” terhadap tiga situs nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!” tulis Trump, dikutip dari CNN.

    Ia juga menambahkan bahwa akan menyampaikan pidato resmi kepada rakyat Amerika pada pukul 10 malam waktu setempat dari Gedung Putih. 

    Dalam unggahan terpisah, Trump menulis bahwa ini adalah “momen bersejarah bagi Amerika Serikat, Israel, dan dunia,” dan mendesak Iran untuk “mengakhiri perang ini.”

    Trump turut mengunggah ulang pernyataan yang menyatakan “FORDOW SUDAH HILANG,” menandakan bahwa situs tersebut menjadi target utama dalam serangan udara tersebut.

    Hingga saat ini, otoritas tinggi Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai dampak kerusakan maupun potensi langkah balasan terhadap tindakan militer AS tersebut. 

    Serangan ini, yang disebut-sebut sebagai bagian dari kampanye untuk menghentikan program nuklir Iran, berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

    Ketiga fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan selama ini dianggap sebagai tulang punggung program nuklir sipil Iran, yang menurut Teheran bertujuan damai. 

    Iran secara konsisten membantah bahwa program nuklirnya bertujuan militer, sementara AS dan sekutunya terus menyuarakan tuduhan sebaliknya

  • Trump Bicara dengan Netanyahu Usai Bombardir 3 Situs Nuklir Iran

    Trump Bicara dengan Netanyahu Usai Bombardir 3 Situs Nuklir Iran

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah militer AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Kabar Trump bicara dengan Netanyahu itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih.

    Dilansir AFP, Minggu (22/6/2025), Amerika Serikat juga “memberi tahu Israel sebelum serangan,” kata pejabat itu kepada AFP dengan syarat anonim, saat Washington bergabung dengan serangan udara Israel terhadap Iran.

    Sementara itu dilansir CNN, Netanyahu mengatakan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang fasilitas nuklir Iran akan “mengubah sejarah,”.

    “Selamat Presiden Trump, keputusan berani Anda untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan Amerika Serikat yang luar biasa dan benar akan mengubah sejarah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

    “Presiden Trump dan saya sering mengatakan: ‘Perdamaian melalui kekuatan.’ Pertama datang kekuatan, kemudian datang perdamaian. Dan malam ini, Presiden Trump dan Amerika Serikat bertindak dengan sangat kuat,” Netanyahu menambahkan.

    Donald Trump mengklaim militer AS telah berhasil melakukan serangan terhadap 3 lokasi nuklir Iran. Serangan itu termasuk terhadap fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordow.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” kata Trump seperti disampaikan melalui akun X nya, dilihat Minggu (22/6).

    “Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat,” tuturnya.

    Lihat Video ‘Amerika Serikat Mengebom 3 Situs Nuklir Iran!’:

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Serang Tiga Lokasi Nuklir Iran, Trump: Operasi Sangat Berhasil

    AS Serang Tiga Lokasi Nuklir Iran, Trump: Operasi Sangat Berhasil

    GELORA.CO -Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan keberhasilan militer AS menyerang langsung tiga fasilitas nuklir utama Iran, menandai eskalasi besar dalam konflik yang sebelumnya didorong oleh ketegangan antara Tel Aviv dan Teheran.

    Dalam pernyataan yang dirilis melalui akun media sosial pribadinya pada Sabtu malam waktu setempat, 21 Juni 2025, Trump mengatakan militer AS sukses besar menyerang tiga fasilitas nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh Bom dijatuhkan di lokasi utama, Fordow,” tulisnya, seperti dimuat NBC. 

    Trump bahkan menyebut pesawat militer yang AS kerahkan di luar wilayah udara Iran berhasil kembali ke negaranya dengan selamat. 

    “Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini. Sekarang waktunya perdamaian!” tegas Trump.

    Presiden AS itu dijadwalkan menyampaikan pidato resmi kepada rakyat Amerika  pada Sabtu malam pukul 22.00 waktu setempat. 

    Langkah militer ini menempatkan AS dalam konflik bersenjata langsung dengan Iran, yang sebelumnya hanya menjadi pendukung tidak langsung Israel. 

    Serangan dilakukan oleh pesawat-pesawat pengebom siluman B-2 yang lepas landas dari Missouri dan diketahui membawa bom penghancur bunker GBU-57 seberat 30.000 pon, dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator.

    Operasi ini secara efektif mengubur peluang diplomasi yang sebelumnya diklaim masih terbuka. Pada hari Kamis lalu, 19 Juni 2025, Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan mengambil keputusan dalam dua minggu terkait kemungkinan keterlibatan militer.

    “Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar negosiasi yang mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan,” kata Trump dalam pernyataan resmi Gedung Putih.

    Namun hanya dua hari berselang, keputusan militer diambil, mengesampingkan pendekatan diplomasi yang sempat diupayakan Gedung Putih di balik layar.

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah sebelumnya telah memperingatkan akan memberikan balasan yang serius terhadap setiap upaya AS menghancurkan Teheran.

    “Setiap masuknya militer Amerika niscaya akan menemui kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Jika mereka masuk secara militer, mereka akan menghadapi bahaya yang tidak dapat mereka atasi,” tegasnya. 

    Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran pasca serangan ini, namun banyak pihak memperkirakan pembalasan akan dilakukan dalam berbagai bentuk, baik langsung maupun tidak langsung.

    Salah satu kekhawatiran utama yang mencuat adalah dampaknya terhadap jalur perdagangan minyak dunia, terutama di Selat Hormuz. 

    Analis energi Helima Croft dari RBC Capital Markets mengungkapkan: “Kami sudah menerima laporan bahwa Iran mengganggu transponder kapal dengan sangat, sangat agresif.”

    Ia menambahkan bahwa penanaman ranjau laut oleh Iran berpotensi menutup selat tersebut, yang merupakan jalur transit 20 persen pasokan minyak dunia. 

    Beberapa negara, termasuk Qatar dan Yunani, telah mengeluarkan peringatan kepada kapal-kapal mereka untuk menghindari kawasan itu.

  • AS Bombardir Iran, Trump: Pusat Nuklir Iran Sudah Tidak Ada

    AS Bombardir Iran, Trump: Pusat Nuklir Iran Sudah Tidak Ada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengerahkan pasukan AS untuk menyerang tiga lokasi di nuklir Iran. Dalam unggahan di akun media sosialnya, Trump mengatakan serangan sangat berhasil dan mahkota program nuklir Teheran di Fordow diklaim sudah lenyap. 

    Setelah berhari-hari berunding, keputusan Trump untuk bergabung dengan kampanye militer Israel melawan saingan utamanya, Iran, merupakan eskalasi besar dalam konflik tersebut.

    “Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat,” kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social, dikutip dari Reuters, Minggu (22/6/2025).

    “Selamat kepada prajurit Amerika kita yang hebat,” ia menambahkan.

    CBS News melaporkan bahwa AS menghubungi Iran secara diplomatis pada Sabtu (21/6) waktu setempat untuk mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan rencana AS dan bahwa upaya perubahan rezim tidak direncanakan.

    Trump mengatakan pasukan AS menyerang tiga lokasi nuklir utama Iran: Natanz, Esfahan, dan Fordow. Ia mengatakan kepada Fox News bahwa enam bom penghancur bunker dijatuhkan di Fordow, sementara 30 rudal Tomahawk ditembakkan ke lokasi nuklir lainnya.

    Pesawat pengebom B-2 AS terlibat dalam serangan tersebut, kata seorang pejabat AS kepada Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim.

    “Sejumlah penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow,” tulis Trump.

    “Fordow sudah tidak ada,” ia menambahkan.

    Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa negara itu “berkoordinasi penuh” dengan Washington terkait serangan AS.

    Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah serangan tersebut. Serangan itu terjadi saat Israel dan Iran terlibat dalam pertempuran udara selama lebih dari seminggu yang mengakibatkan kematian dan cedera di kedua negara.

    Israel melancarkan serangan terhadap Iran dengan mengatakan bahwa mereka ingin menghilangkan kemungkinan Teheran mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

    Upaya diplomatik oleh negara-negara Barat untuk menghentikan permusuhan tidak berhasil.

    Dalam beberapa hari terakhir, anggota parlemen Demokrat dan beberapa anggota Republik berpendapat bahwa Trump harus menerima izin dari Kongres AS sebelum mengerahkan militer AS untuk memerangi Iran.

    Pejabat militer Israel mengatakan sebelumnya pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyelesaikan serangkaian serangan lain di Iran barat daya, dengan menargetkan puluhan target militer.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]