Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Arena Pertempuran Baru China Vs AS, Bisa Tentukan Siapa Penguasa Dunia

    Arena Pertempuran Baru China Vs AS, Bisa Tentukan Siapa Penguasa Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai dua negara adidaya kini menemukan medan pertempuran baru, Afrika.

    Benua dengan cadangan mineral raksasa ini menjadi medan utama perebutan pengaruh geopolitik antara dua kekuatan dunia. Persaingan yang semula berbasis ekonomi kini berubah menjadi perebutan kendali atas sumber daya strategis yang menentukan masa depan teknologi dan keamanan nasional.

    Afrika menyimpan hampir 30% dari total cadangan global untuk mineral seperti kobalt, litium, dan unsur tanah jarang, semuanya komponen penting dalam kendaraan listrik, energi terbarukan, dan sistem pertahanan.

    Seiring lonjakan permintaan global yang diperkirakan akan meningkat dua hingga sepuluh kali lipat pada 2050, kekayaan mineral Afrika telah mengangkat posisinya dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi aktor strategis dalam percaturan global.

    “Benua Afrika berada di pusat ekonomi sumber daya abad ke-21,” kata Afshin Molavi, peneliti senior di Foreign Policy Institute, Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, kepada Newsweek, dilansir Rabu (6/8/2025).

    “Tantangannya adalah memastikan bahwa kekayaan mineral ini dapat diterjemahkan menjadi pembangunan yang inklusif. Dorongan global untuk teknologi hijau saat ini membuka peluang baru untuk mengubah dinamika lama tersebut.”

    Dominasi China

    Selama dua dekade terakhir, China telah menanamkan pengaruh ekonominya di Afrika secara masif melalui investasi infrastruktur seperti jalur kereta api dan pelabuhan. Menurut data Visual Capitalist, hampir semua negara di Afrika kini memiliki volume perdagangan lebih besar dengan China ketimbang Amerika Serikat.

    Pada 2003, hanya 18 negara Afrika (35%) yang menjadikan China sebagai mitra dagang utama mereka. Namun pada 2023, jumlah itu melonjak drastis: 52 dari 54 negara di benua tersebut (97%) lebih banyak berdagang dengan China daripada dengan AS.

    Volume perdagangan China-Afrika pun mencapai $295 miliar pada 2024, naik 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Namun, pengaruh China tidak berhenti di perdagangan umum. Justru pada sektor mineral kritis-yang menyuplai kebutuhan industri kendaraan listrik dan energi bersih-dominasinya makin kuat.

    “Keberadaan tambang China di Afrika memang hanya menyumbang kurang dari 10 persen dari total produksi pertambangan benua,” jelas Eric Olander, pemimpin redaksi The China-Global South Project, kepada Newsweek.

    “Namun pengaruhnya sangat besar di wilayah-wilayah kunci seperti Guinea, Zambia, Republik Demokratik Kongo, dan Zimbabwe.”

    Yang membuat dominasi China sangat menentukan adalah penguasaan mereka terhadap proses pemurnian dan pengolahan. Sekalipun mineral ditambang di luar China, sekitar 60%-80% kapasitas pemurnian global-terutama untuk kobalt, litium, dan tanah jarang-berada di tangan mereka.

    “Mineral-mineral ini kini bukan sekadar komoditas, tapi telah menjadi aset strategis,” kata Molavi. “Model penguasaan vertikal China atas rantai pasok mineral memberikan keunggulan struktural dibandingkan pesaing dari Barat.”

    Retorika Amerika Serikat

    Di sisi lain, kehadiran AS dalam sektor pertambangan Afrika masih sangat terbatas. “Kalau menyebut ini persaingan, itu tidak tepat,” kata Olander.

    “Kehadiran tambang AS di Afrika sangat minim dibandingkan China. Bukan berarti perusahaan tambang AS tak akan masuk, tapi saat ini belum ada upaya yang berarti.”

    Ia menambahkan bahwa Washington telah menyadari pentingnya diversifikasi rantai pasok mineral strategis, namun belum menunjukkan tindakan nyata.

    “Pemerintahan Trump maupun Biden sama-sama menyuarakan perlunya memutus ketergantungan AS terhadap pasokan mineral kritis dari China. Termasuk dengan membangun kapasitas tambang dan pemurnian di Afrika. Namun hingga kini, AS lebih banyak bicara daripada bertindak,” ujar Olander.

    Perubahan pendekatan AS mulai terlihat melalui perjanjian damai yang dimediasi Presiden Donald Trump antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda pada Juni lalu. Perjanjian itu bertujuan menstabilkan wilayah timur Kongo yang kaya mineral.

    “Kami mendapatkan banyak hak atas mineral dari Kongo sebagai bagian dari kesepakatan,” ungkap Trump, secara gamblang mengaitkan diplomasi dengan akses sumber daya strategis.

    Langkah ini menandai pergeseran penting dalam kebijakan luar negeri AS di Afrika, di mana inisiatif perdamaian dikaitkan langsung dengan kepentingan sumber daya alam.

    Pada 9 Juli, Trump mengadakan KTT di Gedung Putih dengan lima pemimpin Afrika-dari Gabon, Guinea-Bissau, Liberia, Mauritania, dan Senegal-untuk membahas perluasan hubungan ekonomi dan membendung pengaruh China di kawasan tersebut.

    Presiden Gabon, Brice Oligui Nguema, menggambarkan perspektif Afrika dalam forum tersebut: “Kami bukan negara miskin. Kami negara kaya dalam hal sumber daya alam. Tapi kami butuh mitra yang mendukung kami dan membantu mengembangkan sumber daya itu dalam kemitraan yang saling menguntungkan.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Ungkap Daftar Calon Pengganti Ketua The Fed, Scott Bessent Dicoret – Page 3

    Trump Ungkap Daftar Calon Pengganti Ketua The Fed, Scott Bessent Dicoret – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Scott Bessent telah menyatakan tidak berminat untuk menjadi Ketua Federal Reserve (The Fed). Pernyataan ini membuat Bessent resmi dicoret dari daftar calon pengganti Jerome Powell.

    Dikutip dari The New York Times, Rabu (6/8/2025), Donald Trump mengatakan bahwa Bessent telah menyampaikan keputusannya secara langsung sehari sebelumnya

    .“Saya mencintai Scott, tetapi dia ingin tetap di tempatnya,” kata Trump.

    “Saya baru saja bertanya kepadanya tadi malam, ‘Apakah ini yang Anda inginkan?’ dan dia bilang, ‘Tidak, saya ingin tetap di sini.’” tambah Trump. 

    Ia pun menyebut telah mempersempit pilihannya menjadi empat nama. Dua di antaranya adalah mantan gubernur Federal Reserve, Kevin Warsh, dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett.

    “Saya pikir kedua Kevin itu berkinerja baik,” ujar Trump. “Dan saya punya dua orang lain yang berkinerja baik.”

    Meski Trump telah lama mengkritik Powell karena tidak menurunkan suku bunga sesuai keinginannya, ia belum secara resmi mencopot Powell dari jabatan ketua The Fed, yang akan berakhir pada Mei 2026.

    Trump juga menyatakan bahwa ia akan segera menentukan siapa yang akan dipilih untuk menggantikan Powell. Salah satu opsinya adalah menempatkan kandidat pilihannya di kursi Dewan Gubernur Federal Reserve, menggantikan Adriana D. Kugler yang baru-baru ini mengundurkan diri lebih awal dari jabatannya.

    Meski masa tugasnya seharusnya berakhir pada Januari, pengunduran diri Kugler memberi Trump kesempatan untuk lebih cepat menunjuk pengganti yang potensial menjadi Ketua The Fed di masa mendatang.

    “Terkadang mereka semua sangat baik sampai Anda menempatkan mereka di sana, dan kemudian mereka tidak begitu baik,” kata Trump, merujuk pada pengalamannya mengangkat pejabat tinggi yang kemudian mengecewakan.

  • Putin Diyakini Tak akan Tunduk Ultimatum Trump

    Putin Diyakini Tak akan Tunduk Ultimatum Trump

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar tidak akan tunduk pada ultimatum sanksi yang akan berakhir Jumat ini dari Presiden AS Donald Trump.

    Putin tetap mempertahankan tujuan untuk merebut empat wilayah Ukraina secara keseluruhan, sumber yang dekat dengan Kremlin mengatakan kepada Reuters.

    Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia dan mengenakan tarif 100% kepada negara-negara pembeli minyaknya—yang terbesar di antaranya adalah China dan India—kecuali Putin menyetujui gencatan senjata dalam perang Rusia di Ukraina.

    Tekad Putin untuk terus maju didorong oleh keyakinannya Rusia sedang menang dan skeptisisme bahwa sanksi AS lainnya akan berdampak besar setelah gelombang sanksi ekonomi berturut-turut selama 3,5 tahun perang, menurut tiga sumber yang mengetahui diskusi di Kremlin.

    Pemimpin Rusia itu tidak ingin membuat Trump marah. Putin menyadari dia mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Washington dan Barat, tetapi tujuan perangnya lebih diutamakan, kata dua sumber tersebut.

    Tujuan Putin adalah untuk sepenuhnya merebut wilayah Ukraina Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, yang diklaim Rusia sebagai miliknya, dan kemudian membicarakan perjanjian damai, kata salah satu sumber.

    “Jika Putin mampu sepenuhnya menduduki keempat wilayah yang diklaimnya untuk Rusia, ia dapat mengklaim bahwa perangnya di Ukraina telah mencapai tujuannya,” kata James Rodgers, penulis buku yang akan segera terbit, “The Return of Russia”.

    Proses perundingan saat ini, di mana negosiator Rusia dan Ukraina telah bertemu tiga kali sejak Mei, merupakan upaya Moskow untuk meyakinkan Trump bahwa Putin tidak menolak perdamaian, kata sumber pertama, seraya menyebut perundingan tersebut tidak memiliki substansi nyata selain diskusi tentang pertukaran kemanusiaan.

    Rusia menyatakan keseriusannya untuk menyepakati perdamaian jangka panjang dalam perundingan tersebut, tetapi prosesnya rumit karena sikap kedua belah pihak sangat berbeda.

    Putin pekan lalu menggambarkan perundingan tersebut sebagai hal yang positif.

    Tuntutan yang dinyatakan Moskow mencakup penarikan penuh Ukraina dari keempat wilayah tersebut dan penerimaan status netral oleh Kyiv serta pembatasan jumlah militernya – tuntutan yang ditolak oleh Ukraina.

    Sebagai tanda mungkin masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan sebelum batas waktu, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, diperkirakan akan mengunjungi Rusia minggu ini, menyusul meningkatnya retorika antara Trump dan Moskow mengenai risiko perang nuklir.

    “Presiden Trump ingin menghentikan pembunuhan, itulah sebabnya ia menjual senjata buatan Amerika kepada anggota NATO dan mengancam Putin dengan tarif dan sanksi yang ketat jika ia tidak menyetujui gencatan senjata,” ujar juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, menanggapi permintaan komentar.

    Trump yang sebelumnya memuji Putin dan menawarkan prospek kesepakatan bisnis yang menguntungkan antara kedua negara, belakangan ini menunjukkan ketidaksabaran yang semakin meningkat terhadap presiden Rusia.

    Trump mengeluhkan apa yang disebutnya “omong kosong” Putin dan menyebut pemboman tanpa henti Rusia di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya sebagai “menjijikkan”.

  • Trump Perintahkan NASA Hancurkan 2 Satelit Bumi, Dampaknya Fatal

    Trump Perintahkan NASA Hancurkan 2 Satelit Bumi, Dampaknya Fatal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump memerintahkan NASA untuk menghancurkan dua satelit yang membawa misi besar terkait perubahan iklim.

    Laporan NPR menyebut pejabat Gedung Putih berkoordinasi langsung ke NASA untuk membatalkan dua misi yang disebut ‘Orbiting Carbon Observatories’.

    Misi tersebut telah mengumpulkan data yang secara luas digunakan oleh perusahaan minyak dan gas, serta petani. Data itu berisi informasi terperinci tentang distribusi karbon dioksida dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kesehatan tanaman.

    Satu satelit dipasang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sementara satelit lainnya berdiri sendiri dan berfungsi mengumpulkan data.

    Satelit yang berdiri sendiri itu akan mengalami kehancuran permanen setelah terbakar di atmosfer jika misinya dihentikan, dikutip dari Futurism, Selasa (5/8/2025).

    Sebagai informasi, pemerintahan Trump selama ini memang secara blak-blakan tak mendukung upaya penanggulangan perubahan iklim. Bahkan, Trump menyebut isu perubahan iklim sebagai informasi yang menyesatkan.

    Menurut para ilmuwan yang diwawancara NPR, dua satelit yang akan dimusnahkan tersebut sebenarnya diperkirakan masih berfungsi selama beberapa tahun lagi.

    Dalam wawancara pada 2023 silam, NASA mengatakan data yang dihasilkan kedua satelit berkualitas tinggi dan sangat bermanfaat.

    Observatorium tersebut menyediakan pengukuran karbon dioksida terperinci di berbagai lokasi, yang memungkinkan para ilmuwan mendapatkan gambaran detail tentang bagaimana aktivitas manusia memengaruhi emisi gas rumah kaca.

    Mantan karyawan NASA David Crisp, yang bekerja pada instrumen Orbiting Carbon Observatories, mengatakan kepada NPR bahwa staf saat ini menghubunginya untuk menanyakan beberapa hal yang mendesak.

    “Satu-satunya hal yang memotivasi mereka mempertanyakan hal-hal tersebut adalah ketika ada pihak yang meminta mereka menghentikan proyek tersebut,” kata Crisp, dikutip dari Futurism.

    Crisp mengatakan tidak masuk akal secara ekonomi untuk menghentikan misi NASA yang mengembalikan data yang sangat berharga.

    Ia membeberkan biaya pemeliharaan kedua observatorium tersebut hanya US$15 juta per tahun, yang merupakan sebagian kecil dari anggaran NASA sebesar US$25,4 miliar.

    Ilmuwan lain yang telah menggunakan data dari misi tersebut juga telah ditanyai pertanyaan terkait penghentian misi.

    Kedua observatorium tersebut hanyalah dua dari puluhan misi antariksa yang menghadapi ancaman eksistensial berupa anggaran tahun fiskal 2026 yang diusulkan pemerintahan Trump.

    Banyak ilmuwan yang geram dengan usulan tersebut, dengan alasan bahwa usulan tersebut dapat mempercepat berakhirnya kepemimpinan AS di bidang antariksa.

    Para anggota parlemen telah menyusun tawaran balasan yang akan menjaga anggaran NASA tetap sesuai dengan anggaran tahun ini.

    “Kami menolak pemotongan yang akan menghancurkan sains NASA sebesar 47 persen dan akan menghentikan 55 misi operasional dan yang direncanakan,” kata senator dan pejabat tinggi anggaran Chris Van Hollen (D-MD) dalam sebuah pernyataan pada bulan Juli, seperti dikutip Bloomberg.

    Pemusnahan misi antariksa dinilai sebagai hal yang berdampak fatal dan menunjukkan agenda anti-sains dari pemerintahan Trump. Bahkan, menurut otoritas hukum, hal tersebut berpotensi melanggar hukum.

    “Menghapus anggaran atau mereduksi operasi satelit monitor Bumi akan membawa petaka dan menghancurkan kemampuan kita untuk meramalkan, mengendalikan, dan merespons bencana alam dan perubahan iklim,” kata Zoa Lofgren, anggota DPR dan Komite Sains, Antariksa, dan Teknologi, kepada NPR.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anggota DPR AS dari Partai Demokrat Desak Trump Akui Negara Palestina

    Anggota DPR AS dari Partai Demokrat Desak Trump Akui Negara Palestina

    Washington DC

    Sekelompok anggota House of Representatives (HOR) atau DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat menandatangani surat yang mendesak Presiden Donald Trump untuk mengakui negara Palestina. Surat itu menyatakan hak-hak Palestina “sebagai sebuah bangsa dan rakyat” harus segera ditegakkan.

    Surat yang ditandatangani oleh lebih dari selusin anggota DPR AS dari Partai Demokrat itu, seperti dilansir Anadolu Agency dan The Guardian, Selasa (5/8/2025), dilaporkan oleh media Axios pada Senin (4/8) waktu setempat.

    Anggota DPR Ro Khanna dari California memimpin penyusunan draft surat yang ditujukan untuk Trump dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio. Beberapa anggota DPR lainnya yang menandatangani surat itu termasuk Greg Casar dari Texas, Pramila Jayapal dari Washington, dan Maxwell Frost dari Florida.

    “Momen tragis ini telah menyoroti bagi dunia mengenai kebutuhan yang telah lama tertunda untuk mengakui hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” demikian bunyi salah satu bagian dari surat tersebut.

    “Sebagaimana nyawa rakyat Palestina harus dilindungi segera, hak-hak mereka sebagai sebuah bangsa dan rakyat juga harus segera diakui dan ditegakkan,” cetus surat tersebut.

    Para anggota DPR AS dari Partai Demokrat, dalam surat tersebut, menyoroti janji Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Rubio telah mengkritik janji Macron tersebut.

    “Kami mendorong pemerintah negara-negara lainnya yang belum mengakui negara Palestina, termasuk Amerika Serikat, untuk melakukannya juga,” tegas surat yang ditujukan untuk Trump tersebut.

    Surat itu muncul saat para pakar hak asasi manusia (HAM) menyuarakan kekhawatiran atas bencana kelaparan yang berlangsung di Jalur Gaza, dan saat beberapa sekutu utama Israel di Barat, termasuk Prancis dan Kanada, baru-baru ini berjanji untuk mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum PBB.

    Inggris juga menyampaikan janji serupa jika Israel tidak bersedia menyetujui gencatan senjata Gaza hingga batas waktu pada September nanti.

    Surat dari para anggota DPR AS dari Partai Demokrat itu juga menambahkan bahwa negara Palestina yang layak “perlu sepenuhnya mengakui Israel dan mengadopsi kerangka kerja untuk menjamin keamanan Israel, termasuk perlucutan senjata dan pelepasan kekuasaan oleh Hamas agar dapat diterima secara luas oleh komunitas bangsa-bangsa”.

    Kerangka kerja tersebut diusulkan oleh Macron bulan lalu.

    Kantor Khanna dalam pernyataannya menyebut surat itu akan dikirimkan secara resmi setelah 16 September, yang bertepatan dengan Sidang Majelis Umum PBB yang berlangsung dari 8-23 September tahun ini.

    “Inilah saatnya bagi Amerika Serikat untuk secara resmi mengakui negara Palestina,” ujar Khanna saat berbicara kepada The Guardian, sembari menambahkan bahwa dirinya baru mulai menjangkau para anggota DPR “pekan lalu” namun tanggapan yang diterima “luar biasa”.

    Sembari menekankan bahwa lebih dari 147 negara telah mengakui negara Palestina, Khanna mengatakan bahwa: “Kita tidak dapat terisolasi dari dunia bebas lainnya.”

    Terlepas dari hal itu, pemerintahan Trump telah menegaskan bahwa mereka tidak setuju dengan semakin banyaknya negara yang setuju untuk mengakui negara Palestina. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pekan lalu menegaskan bahwa Trump memandang status kenegaraan Palestina pada akhirnya “memberikan hadiah bagi Hamas”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik

    AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik

    Ilustrasi – Konsentrat hasil tambang PT Freeport Indonesia dimuat ke kapal di Portsite Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. ANTARA/Agus Salim

    AS terapkan tarif impor tembaga nol persen, Freeport utamakan domestik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 13:44 WIB

    Elshinta.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik, meskipun Amerika Serikat memberi tarif impor sebesar nol persen untuk konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode).

    “Prioritas utama perusahaan tetap pada pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri,” ucap VP Corporate Communications Freeport Indonesia Katri Krisnati dilansir dari ANTARA, Senin.

    Lebih lanjut, selain untuk pasar domestik, Katri juga menjelaskan bahwa produk Freeport Indonesia saat ini dipasarkan di Asia, bukan Amerika Serikat.

    “Produk PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini dipasarkan di pasar domestik Indonesia dan Asia,” tuturnya.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.

    Airlangga menyebut bahwa tarif 19 persen yang diperoleh Indonesia merupakan salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara, kecuali Singapura yang mendapat tarif hanya 10 persen dari AS.

    Beberapa komoditas yang mendapat tarif impor nol persen adalah konsentrat tembaga dan katoda tembaga.

    Hal ini sejalan dengan diskusi strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.

    “Bahkan, untuk copper concentrate, copper cathode di nol (persen) kan. Itu sejalan dengan pembicaraan untuk mineral strategis antara lain copper dan AS sudah umumkan juga. Jadi, itu yang Indonesia sebut industrial commodities, jadi secondary process sesudah ore, sudah sejalan dengan apa yang kemarin diumumkan juga oleh menteri perdagangan dari Gedung Putih,” ungkap Menko.

    Terkait ketertarikan Amerika Serikat terhadap tembaga Indonesia, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menyampaikan belum ada pertimbangan untuk memindahkan pasar utama dari China ke AS.

    “Untuk memindahkan pasar? Kalau ke Amerika itu jauh, (butuh waktu pengiriman) 45 hari. Sementara kalau ke China itu cuma 7 hari pengapalan, dan China mengonsumsi 50 persen dari copper di dunia ini,” kata Tony.

    Sumber : Antara

  • Pesawat Sipil Nyelonong Dekati Kediaman Trump, Jet Tempur AS Dikerahkan!

    Pesawat Sipil Nyelonong Dekati Kediaman Trump, Jet Tempur AS Dikerahkan!

    Washington DC

    Sejumlah jet tempur Amerika Serikat (AS) dikerahkan untuk mencegat sebuah pesawat sipil yang memasuki wilayah udara terbatas di atas klub golf Bedminster di New Jersey, yang menjadi tempat Presiden Donald Trump menghabiskan waktu akhir pekan. Klub golf Bedminster merupakan milik Trump sendiri.

    Zona pembatasan penerbangan sementara atau TFR, seperti dilansir New York Post dan Newsweek, Senin (4/8/2025), sedang diberlakukan di atas klub golf Bedminster, New Jersey, ketika seorang pilot pesawat sipil terbang masuk ke zona tersebut pada Minggu (3/8) siang, sekitar pukul 12.50 waktu setempat.

    Sejumlah jet tempur dari Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) dikerahkan mencegat dan mengawal pesawat sipil itu keluar dari zona TFR.

    NORAD, dalam pernyataannya, menyebut suar digunakan untuk menarik perhatian pilot pesawat sipil itu, sebelum pesawat itu dikawal keluar dari zona TFR.

    Menurut NORAD, insiden itu merupakan pencegatan kedua di zona TFR pada Minggu (3/8) waktu setempat, dan aksi pencegatan kelima sepanjang akhir pekan. Disebutkan NORAD bahwa ada satu pesawat lainnya yang juga memasuki zona TFR di Bedminster, New Jersey, pada hari yang sama.

    “Para pilot penerbangan umum diingatkan untuk memverifikasi semua Notice to Airmen (NOTAM) dari Badan Penerbangan Federal (FAA) dan informasi penerbangan sebelum setiap penerbangan,” imbau NORAD dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, NORAD mengakui bahwa penggunaan suar dalam pencegatan itu mungkin terlihat oleh publik. Namun ditegaskan oleh NORAD bahwa suar “digunakan dengan sangat memperhatikan keselamatan pesawat yang dicegat dan orang-orang yang ada di darat”.

    Disebutkan juga oleh NORAD bahwa suar yang digunakan oleh jet-jet tempur mereka terbakar dengan cepat dan sempurna, sehingga tidak membahayakan orang-orang di daratan saat hancur.

    NORAD telah menekankan dalam beberapa kasus sebelumnya soal betapa pentingnya bagi keselamatan penerbangan di wilayah Amerika Utara agar para pilot menghindari pelanggaran TFR.

    “Semua pilot harus memahami pembaruan wilayah udara terbatas, termasuk meninjau NOTAM FAA yang baru dan yang sudah ada yang berdampak pada rencana dan aktivitas penerbangan mereka,” demikian pernyataan NORAD.

    “Mematuhi protokol wilayah udara terbatas FAA adalah hal yang wajib, terlepas dari wilayah geografis, badan pesawat, atau awak pesawat,” imbuh pernyataan itu.

    Menurut jadwal kepresidenan AS, Trump sedang berada di luar kota, tepatnya di Trump National Golf Club di Bedminster, News Jersey, pada Minggu (3/8). Dia dijadwalkan kembali ke Gedung Putih pada Minggu (3/8) malam waktu setempat.

    Lihat juga Video: Jet Tempur Siluman F-35 AS Jatuh di California, Pilot Selamat

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jet-Jet Tempur AS Tiba-Tiba Tembak Suar ke Pesawat Sipil, Ada Apa?

    Jet-Jet Tempur AS Tiba-Tiba Tembak Suar ke Pesawat Sipil, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jet tempur Amerika Serikat (AS) tiba-tiba dikerahkan Minggu waktu setempat. Hal ini terjadi setelah sebuah pesawat melanggar wilayah udara terbatas di atas klub golf Presiden Donald Trump di Bedminster, New Jersey.

    Pesawat tersebut merupakan pesawat sipil. Namun, Ini menandai pelanggaran kelima pesawat masuk tanpa izin ke wilayah zona Pembatasan Penerbangan Sementara (TRF), selama akhir pekan.

    Mengutip pernyataan resmi Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), insiden tersebut terjadi sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat. NORAD mengerahkan jet militer untuk mengawal pesawat tersebut, menggunakan suar untuk memperingatkan pilot dan memastikan pesawat dikeluarkan dari zona tersebut dengan aman.

    “Suar-suar tersebut, yang mungkin terlihat oleh publik, digunakan dengan sangat memperhatikan keselamatan pesawat yang dicegat dan orang-orang di darat,” kata badan itu dalam sebuah pernyataan dikutip Senin (4/8/2025).

    “Intersepsi ini didahului oleh satu pelanggaran TFR terpisah sebelumnya pada hari itu, sehingga totalnya menjadi lima pelanggaran tanpa izin selama akhir pekan,” jelasnya.

    “Pesawat tersebut dikawal keluar dari area tersebut dengan selamat tanpa insiden lebih lanjut.”

    Kemudian NORAD pun mengeluarkan peringatan baru kepada pilot penerbangan umum untuk memeriksa semua Pemberitahuan kepada Misi Udara (NOTAM) Administrasi Penerbangan Federal (FAA) sebelum keberangkatan. Semua pihak wajib mematuhi protokol wilayah udara terbatas terlepas dari wilayah geografis, baik badan pesawat atau awak pesawat.

    Perlu diketahui, NORAD mengoperasikan jaringan pertahanan udara berlapis yang terdiri dari radar, satelit, dan jet tempur di seluruh Amerika Utara. Badan inimendeteksi dan merespons serangan pesawat tanpa izin.

    Pada bulan lalu, sebuah jet tempur F-16 mencegat sebuah pesawat sipil di atas Bedminster dan melakukan manuver “headbutt” standar untuk mengarahkan pesawat tersebut. Hari itu juga terjadi lima pelanggaran TFR terpisah.

    Trump sering menginap di Trump National Golf Club di Bedminster sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Pembatasan penerbangan sementara secara rutin diberlakukan di area tersebut selama kunjungannya, dan pelanggaran apa pun dapat mengakibatkan denda, interogasi, atau penangguhan lisensi pilot.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petani Beras dan Jagung Bakal Menangis Keras, Gigin Praginanto: Amerika Siap Banjiri Pasar Indonesia

    Petani Beras dan Jagung Bakal Menangis Keras, Gigin Praginanto: Amerika Siap Banjiri Pasar Indonesia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, menyebut, suatu waktu petani padi dan jagung di Indonesia akan dibuat menangis oleh kebijakan pemerintah.

    Dikatakan Gigin, hal tersebut akan terjadi ketikan terigu dan jagung Amerika bebas masuk ke Indonesia dan membanjiri pasar.

    “Petani padi dan jagung pun akan menangis keras, banyak orang Indonesia bakal berhemat,” kata Gigin di X @giginpraginanto (4/8/2025).

    Gigin bilang, warga Indonesia nantinya akan mulai berhemat dengan mengurangi konsumsi nasi atau bahkan berhenti.

    “Berhemat dengan mengurangi atau berhenti makan nasi,” tandasnya.

    Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan penyesuaian tarif impor terhadap barang-barang asal Indonesia. Tarif yang sebelumnya dikenakan sebesar 32 persen, kini diturunkan menjadi 19 persen.

    Kabar tersebut disampaikan Trump melalui akun media sosialnya, Selasa (15/7/2025) waktu setempat.

    Dalam unggahannya, ia menyebut bahwa ekspor dari AS ke Indonesia akan dibebaskan dari beban tarif dan hambatan non-tarif.

    Namun, penurunan tarif ini tidak datang tanpa komitmen dari pihak Indonesia. Dalam kesepakatan yang diunggah akun resmi Gedung Putih di Instagram, disebutkan bahwa Indonesia akan melakukan pembelian besar-besaran dari sektor energi, pertanian, dan aviasi Amerika.

    Tercatat, Indonesia berkomitmen untuk membeli produk energi senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS, serta 50 unit pesawat Boeing—mayoritas berjenis 777.

    Selain itu, kesepakatan ini juga membuka akses langsung bagi petani, peternak, dan nelayan asal Amerika untuk memasarkan produknya ke pasar Indonesia yang dihuni lebih dari 280 juta penduduk.

  • Kursi Kosong di The Fed, Trump Berpeluang Percepat Penunjukan Ketua Baru

    Kursi Kosong di The Fed, Trump Berpeluang Percepat Penunjukan Ketua Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berpeluang menunjuk pejabat baru di The Fed lebih cepat dari jadwal, usai Gubernur Adriana Kugler mengundurkan diri. Langkah ini juga mempercepat penunjukan ketua The Fed berikutnya menggantikan Jerome Powell.

    Melansir Bloomberg pada Senin (4/8/2025), pengunduran diri Kugler terjadi di tengah tekanan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gedung Putih terhadap bank sentral, menyangkut arah kebijakan moneter. 

    Trump secara rutin menyerang Ketua The Fed Jerome Powell di media sosial, dan pada Kamis (31/7/2025) pekan lalu menyebut Powell terlalu pemarah, bodoh, dan politis karena kembali menolak menurunkan suku bunga.

    Mundurnya Kugler memberi kesempatan langsung bagi Trump untuk menunjuk pejabat yang sejalan dengan keinginannya agar suku bunga diturunkan, tanpa harus menunggu masa jabatan Kugler berakhir pada Januari 2026.

    Namun, satu suara tambahan di Dewan Gubernur tidak serta-merta menjamin perubahan kebijakan. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini, panel yang menetapkan suku bunga itu memutuskan dengan suara 9–2 untuk mempertahankan tingkat bunga. 

    Dua suara yang berbeda berasal dari pejabat yang juga ditunjuk Trump pada masa jabatan pertamanya—dissent pertama sejak 1993.

    “Sekarang bola ada di tangan Trump.Selama ini Trump menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga dan ingin orang-orang pilihannya sendiri di sana. Sekarang dia punya peluang itu,” kata Derek Tang, ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics.

    Skenario Penggantian Ketua The Fed

    Adapun, pengunduran diri Kugler dapat mempercepat keputusan Trump dalam memilih Ketua The Fed berikutnya. Sebab, jika Trump ingin menunjuk orang luar seperti Direktur National Economic Council Kevin Hassett atau mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, peluang ini bisa jadi satu-satunya dalam waktu dekat.

    Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026, namun jabatannya sebagai anggota dewan berlaku hingga 2028. Jika Powell memutuskan tidak mundur sepenuhnya dari dewan, Trump tidak akan mendapat kursi kosong lagi di jajaran gubernur hingga tiga tahun ke depan.

    Dalam skenario ini, Trump kemungkinan harus menunjuk pengganti Kugler dengan orang yang juga akan dia angkat sebagai ketua baru pada Mei nanti. Jika ingin mempercepat penempatan loyalis, dia harus segera menentukan siapa yang akan memimpin bank sentral ke depan.

    “Ini adalah satu-satunya posisi kosong yang dimiliki Trump saat ini. Kalau dia ingin ketua baru berasal dari luar Dewan Gubernur saat ini, maka identitas orang itu akan segera terungkap,” kata Tobin Marcus, Kepala Riset Kebijakan AS di Wolfe Research.

    Namun, tidak semua pihak percaya Trump akan langsung bertindak cepat.

    Adam Posen, Presiden Peterson Institute for International Economics menilai, tidak ada alasan untuk menunda jika Trump sudah menentukan siapa yang ingin dia jadikan ketua The Fed.

    “Tapi ini bukan situasi yang memaksa. Dewan pernah berjalan dengan kurang dari tujuh anggota, dan pemerintahan ini tidak terlalu peduli soal kekosongan jabatan penting,” jelasnya.

    Hingga saat ini belum ada indikasi Trump sudah memutuskan. Selain Hassett dan Warsh, nama Menteri Keuangan Scott Bessent dan Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller juga disebut sebagai kandidat potensial.

    Meski begitu, proses pencalonan tetap harus melalui konfirmasi Senat yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.

    “Meski Senat dikuasai Partai Republik, tetap butuh waktu untuk memproses calon,” kata David Wessel, Direktur Hutchins Center for Fiscal and Monetary Policy di Brookings Institution.

    Pun bila Trump berhasil menempatkan ketua baru, keputusan suku bunga tetap berada di tangan mayoritas FOMC. Meski secara tradisi para anggota memberi ruang kepada ketua untuk membangun konsensus, hal itu sulit tercapai bila ketua The Fed tidak mampu menyampaikan argumen ekonomi yang meyakinkan.

    Saat meninggalkan Gedung Putih pada Jumat sore pekan lalu, Trump mengaku sangat senang dengan adanya kekosongan kursi di The Fed. 

    Dia juga mengatakan bahwa Kugler mundur karena berbeda pandangan dengan Powell soal suku bunga.

    Namun, klaim itu bertentangan dengan pandangan kebijakan Kugler yang disampaikan secara terbuka. Dalam pidato terakhirnya pada 17 Juli, Kugler menyatakan dengan inflasi barang yang kembali naik dan pasar tenaga kerja stabil, The Fed sebaiknya mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu.