Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Trump Kembali Serang Powell, Mau Gugat Proyek Renovasi The Fed

    Trump Kembali Serang Powell, Mau Gugat Proyek Renovasi The Fed

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkap sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait proyek renovasi kantor pusat bank sentral yang menuai sorotan akibat pembengkakan biaya.

    Dalam unggahan di media sosial, Trump kembali melancarkan kritik kepada Powell atas keputusan The Fed menahan suku bunga acuan, sekaligus menyoroti pengelolaan renovasi yang dinilainya buruk.

    Dia menilai, kerusakan yang ditimbulkan Powell karena selalu terlambat tidak terhitung jumlahnya. Namun, dia menilai ekonomi AS begitu kuat sehingga Negeri Paman Sam mampu melampaui Powell dan Dewan Gubernur The Fed yang disebutnya pasif.

    “Namun, saya mempertimbangkan untuk mengizinkan gugatan besar terhadap Powell karena pekerjaan yang mengerikan dan sangat tidak kompeten dalam mengelola pembangunan Gedung The Fed,” tulis Trump dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/8/2025). 

    Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, juga mengonfirmasi rencana Trump tersebut ketika ditanya apakah pemerintahan AS mempertimbangkan menggugat Powell terkait renovasi tersebut.

    “Itu yang presiden katakan. Dia sedang mempertimbangkannya. Saya akan membiarkan presiden yang menjelaskannya langsung,” ujarnya kepada wartawan dalam jumpa pers, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

    Pernyataan Trump tersebut membuat kurva imbal hasil obligasi AS semakin curam, dengan imbal hasil tenor 10 tahun berbalik naik dari tekanan data inflasi dan menyentuh level tertinggi sesi.

    Data yang dirilis sebelumnya pada Selasa menunjukkan inflasi inti AS meningkat pada Juli, meski kenaikan harga barang cenderung moderat. Hal ini meredam kekhawatiran tekanan harga akibat tarif dan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September.

    Proyek renovasi menjadi salah satu fokus kampanye tekanan Trump terhadap Powell dan The Fed yang dinilai gagal memangkas biaya pinjaman. Bulan lalu, Trump bahkan melakukan kunjungan langka ke kantor pusat The Fed untuk meninjau langsung lokasi konstruksi, yang sempat menandai jeda singkat ketegangan antara keduanya.

    Namun, kritik kembali menguat setelah The Fed mempertahankan suku bunga pada Juli, diikuti periode gejolak di mana Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS usai laporan melemahnya pasar tenaga kerja.

    Trump berulang kali mendesak Powell mundur, bahkan sempat mempertimbangkan pemecatan langsung sebelum memutuskan menunggu hingga masa jabatan Powell berakhir demi menghindari guncangan pasar. 

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat ini tengah mencari kandidat pengganti, dengan Trump dijadwalkan mengumumkan pilihannya pada musim gugur ini.

    Pekan lalu, Trump juga memanfaatkan peluang lebih awal untuk mempengaruhi arah kebijakan The Fed dengan menunjuk Stephen Miran, penasihat ekonominya, sebagai anggota Dewan Gubernur The Fed menggantikan Adriana Kugler yang masa jabatannya berakhir Januari 2026. Penunjukan ini masih menunggu konfirmasi Senat.

  • Pertemuan Trump-Putin di Alaska, Siapa yang Diuntungkan?

    Pertemuan Trump-Putin di Alaska, Siapa yang Diuntungkan?

    Jakarta

    Vladimir Putin dan Donald Trump akan melakukan pertemuan pada 15 Agustus di Alaska. Hal ini diumumkan jelang akhir dari Ultimatum-Perang-Ukraina yang diajukan Presiden AS kepada pemimpin Rusia. Meski para pakar tidak melihat adanya terobosan baru dari pertemuan ini, namun beberapa hal dapat mendesak Putin untuk melakukan gencatan senjata.

    Siapa yang diuntungkan dari pertemuan yang ini?

    Pertemuan mendatang antara Putin dan Trump adalah pertemuan langsung pertama sejak Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS. Pada pertengahan Juli, Trump menyatakan kekecewaannya kepada Putin, setelah melancarkan serangan udara terhadap Kyiv, dan menegaskan AS tidak diam atas tindakan Rusia.

    Setelah utusan khusus AS, Steve Witkoff, mengunjungi Putin di Kremlin pada 6 Agustus lalu, Gedung Putih mengumumkan saksi sekunder terhadap Rusia masih akan diberlakukan, dan juga memberikan sanksi tambahan terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia.

    Apa yang akan dibahas secara spesifik dalam pertemuan di Alaska masih belum jelas. Namun, pertemuan tersebut dipastikan akan membahas Ukraina, yang tidak hadir di sana. Baik Washington dan Moskow tidak berencana mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

    Para pengamat yang diwawancarai oleh DW meyakini, pertemuan tersebut akan menguntungkan Rusia. “Putin selalu berupaya agar dia dan Presiden AS – siapa pun yang menjabat posisi tersebut – menentukan nasib dunia. Citra ini diharapkan dapat menyebar ke seluruh dunia,” kata Mikhail Kasyanov, mantan Perdana Menteri Rusia tahun 2000 hingga 2004.

    Politikus oposisi Rusia Dmitry Gudkov, yang kini hidup sebagai eksil mengatakan, pertemuan di Alaska juga akan menjadi kesempatan langka bagi Putin untuk dapat berjabat tangan dengan salah satu pemimpin dunia Barat. Putin tidak ingin melewatkan kesempatan itu.

    “Bagi Putin, kesempatan untuk bertemu Trump sudah merupakan keuntungan besar. Trump pada dasarnya melegitimasi seorang penjahat perang dan memberinya hak untuk bernegosiasi dengan negara barat,” kata Gudkov. Jika Trump tidak ada, tambahnya, tidak akan ada yang bernegosiasi dengan Putin.

    Apa yang membuat Putin ingin menemui Trump?

    Kirill Rogov, ilmuwan politik dan juga pendiri media daring berbahasa Rusia “Re: Russia” yang menerbitkan analisis para ilmuwan Rusia, menyorot kian memburuknya kondisi ekonomi Rusia, melambatnya pergerakan pasukan Rusia di Ukraina, dan sanksi sekunder AS yang berpotensi membahayakan Rusia. Mengingat hal tersebut, Putin memiliki kepentingan untuk mengupayakan akhir dari perang.

    “Putin juga berharap, dapat menjual persetujuannya dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada yang ia peroleh nantinya. Sebab hingga akhir tahun, posisi Putin akan makin memburuk jika serangan tidak berdampak dan tidak berubahnya situasi di medan perang,” kata Rogov. Pada saat yang sama, Rusia akan kehilangan India sebagai pembeli minyak mentah akibat sanksi lanjutan AS, dan terpaksa mempersiapkan serangan ofensif untuk tahun ketiga secara berturut-turut.

    Siapa diuntungkan gencatan senjata di ruang udara?

    Kremlin menyadari, kunjungan Steve Witkoff adalah kesempatan terakhir yang menghantarnya untuk bernegosiasi dengan Trump, menurut sumber anonim yang dikutip Bloomberg. Untuk hal tersebut, Putin mungkin memilih untuk ‘mengorbankan’ gencatan senjata di ruang udara.

    Menurut Dmitry Gudkow, langkah yang dikoordinasikan dengan administrasi Trump ini menguntungkan Moskow, bukan Kyiv. Pasalnya, Ukraina telah melakukan serangan balasan yang “efektif”, yang dalam beberapa waktu terakhir sering mengakibatkan penutupan bandara-bandara Rusia.

    Selain itu, gudang senjata, peralatan militer, dan kilang minyak di Rusia juga menjadi sasaran. Hal ini penting dari sudut pandang psikologis membuat warga Rusia menyadari bahwa perang juga terjadi di sekitar mereka, bukan hanya di televisi, kata Gudkov. “Jika serangan udara ini berhenti, Putin akan dengan tenang melanjutkan serangannya melalui darat, di mana Rusia memiliki keunggulan,” kata politisi oposisi tersebut.

    “Sikap Istimewa Trump Terhadap Putin”

    “Bahkan jika Trump dan Putin tidak mencapai kemajuan yang signifikan dalam pembicaraan mereka, Presiden Rusia mungkin dapat terhindar dari konsekuensi serius,” kata ilmuwan politik, Rogov.

    “Sikap Trump terhadap Putin selalu istimewa, hal ini lah yang diandalkan Putin. Trump selalu menghindari situasi yang menekan Putin secara langsung. Dan saat tekanan tidak terhindarkan, Trump memberikan peluang baru untuk mencapai kesepakatan, sehingga tekanan tidak benar benar diberikan,” jelas Rogov. Contohnya saja negosiasi antara kedua pemimpin negara yang dilakukan lewat dari tenggat waktu ultimatum.

    Apa yang dapat menekan Kremlin?

    Dmitrij Gudkow berpendapat, tidak ada lagi cara nyata yang efektif untuk menekan Rusia. Meskipun ada sanksi, ratusan tanker masih mengangkut minyak Rusia melintasi lautan dunia.

    Gudkow mengaitkan harapan akan gencatan senjata cepat, lebih dengan faktor internal daripada eksternal yang dapat menekan Kremlin.

    Semakin lama perang berlangsung, kata Gudkow, semakin sulit bagi Putin menjual perang dengan ‘kemenangan Rusia’. “Pada akhirnya, orang Rusia tidak akan peduli apakah Ukraina bergabung dengan NATO atau bagaimana perang ini berakhir – yang penting perang ini dapat berakhir,” kata politisi tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor Agus Setiawan

    Tonton juga video “Trump Ambil Alih Kendali Polisi Washington-Kerahkan Garda Nasional” di sini:

    (ita/ita)

  • Pertemuan Trump-Putin di Alaska, Siapa yang Diuntungkan?

    Pertemuan Trump-Putin di Alaska, Siapa yang Diuntungkan?

    Jakarta

    Vladimir Putin dan Donald Trump akan melakukan pertemuan pada 15 Agustus di Alaska. Hal ini diumumkan jelang akhir dari Ultimatum-Perang-Ukraina yang diajukan Presiden AS kepada pemimpin Rusia. Meski para pakar tidak melihat adanya terobosan baru dari pertemuan ini, namun beberapa hal dapat mendesak Putin untuk melakukan gencatan senjata.

    Siapa yang diuntungkan dari pertemuan yang ini?

    Pertemuan mendatang antara Putin dan Trump adalah pertemuan langsung pertama sejak Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS. Pada pertengahan Juli, Trump menyatakan kekecewaannya kepada Putin, setelah melancarkan serangan udara terhadap Kyiv, dan menegaskan AS tidak diam atas tindakan Rusia.

    Setelah utusan khusus AS, Steve Witkoff, mengunjungi Putin di Kremlin pada 6 Agustus lalu, Gedung Putih mengumumkan saksi sekunder terhadap Rusia masih akan diberlakukan, dan juga memberikan sanksi tambahan terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia.

    Apa yang akan dibahas secara spesifik dalam pertemuan di Alaska masih belum jelas. Namun, pertemuan tersebut dipastikan akan membahas Ukraina, yang tidak hadir di sana. Baik Washington dan Moskow tidak berencana mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

    Para pengamat yang diwawancarai oleh DW meyakini, pertemuan tersebut akan menguntungkan Rusia. “Putin selalu berupaya agar dia dan Presiden AS – siapa pun yang menjabat posisi tersebut – menentukan nasib dunia. Citra ini diharapkan dapat menyebar ke seluruh dunia,” kata Mikhail Kasyanov, mantan Perdana Menteri Rusia tahun 2000 hingga 2004.

    Politikus oposisi Rusia Dmitry Gudkov, yang kini hidup sebagai eksil mengatakan, pertemuan di Alaska juga akan menjadi kesempatan langka bagi Putin untuk dapat berjabat tangan dengan salah satu pemimpin dunia Barat. Putin tidak ingin melewatkan kesempatan itu.

    “Bagi Putin, kesempatan untuk bertemu Trump sudah merupakan keuntungan besar. Trump pada dasarnya melegitimasi seorang penjahat perang dan memberinya hak untuk bernegosiasi dengan negara barat,” kata Gudkov. Jika Trump tidak ada, tambahnya, tidak akan ada yang bernegosiasi dengan Putin.

    Apa yang membuat Putin ingin menemui Trump?

    Kirill Rogov, ilmuwan politik dan juga pendiri media daring berbahasa Rusia “Re: Russia” yang menerbitkan analisis para ilmuwan Rusia, menyorot kian memburuknya kondisi ekonomi Rusia, melambatnya pergerakan pasukan Rusia di Ukraina, dan sanksi sekunder AS yang berpotensi membahayakan Rusia. Mengingat hal tersebut, Putin memiliki kepentingan untuk mengupayakan akhir dari perang.

    “Putin juga berharap, dapat menjual persetujuannya dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada yang ia peroleh nantinya. Sebab hingga akhir tahun, posisi Putin akan makin memburuk jika serangan tidak berdampak dan tidak berubahnya situasi di medan perang,” kata Rogov. Pada saat yang sama, Rusia akan kehilangan India sebagai pembeli minyak mentah akibat sanksi lanjutan AS, dan terpaksa mempersiapkan serangan ofensif untuk tahun ketiga secara berturut-turut.

    Siapa diuntungkan gencatan senjata di ruang udara?

    Kremlin menyadari, kunjungan Steve Witkoff adalah kesempatan terakhir yang menghantarnya untuk bernegosiasi dengan Trump, menurut sumber anonim yang dikutip Bloomberg. Untuk hal tersebut, Putin mungkin memilih untuk ‘mengorbankan’ gencatan senjata di ruang udara.

    Menurut Dmitry Gudkow, langkah yang dikoordinasikan dengan administrasi Trump ini menguntungkan Moskow, bukan Kyiv. Pasalnya, Ukraina telah melakukan serangan balasan yang “efektif”, yang dalam beberapa waktu terakhir sering mengakibatkan penutupan bandara-bandara Rusia.

    Selain itu, gudang senjata, peralatan militer, dan kilang minyak di Rusia juga menjadi sasaran. Hal ini penting dari sudut pandang psikologis membuat warga Rusia menyadari bahwa perang juga terjadi di sekitar mereka, bukan hanya di televisi, kata Gudkov. “Jika serangan udara ini berhenti, Putin akan dengan tenang melanjutkan serangannya melalui darat, di mana Rusia memiliki keunggulan,” kata politisi oposisi tersebut.

    “Sikap Istimewa Trump Terhadap Putin”

    “Bahkan jika Trump dan Putin tidak mencapai kemajuan yang signifikan dalam pembicaraan mereka, Presiden Rusia mungkin dapat terhindar dari konsekuensi serius,” kata ilmuwan politik, Rogov.

    “Sikap Trump terhadap Putin selalu istimewa, hal ini lah yang diandalkan Putin. Trump selalu menghindari situasi yang menekan Putin secara langsung. Dan saat tekanan tidak terhindarkan, Trump memberikan peluang baru untuk mencapai kesepakatan, sehingga tekanan tidak benar benar diberikan,” jelas Rogov. Contohnya saja negosiasi antara kedua pemimpin negara yang dilakukan lewat dari tenggat waktu ultimatum.

    Apa yang dapat menekan Kremlin?

    Dmitrij Gudkow berpendapat, tidak ada lagi cara nyata yang efektif untuk menekan Rusia. Meskipun ada sanksi, ratusan tanker masih mengangkut minyak Rusia melintasi lautan dunia.

    Gudkow mengaitkan harapan akan gencatan senjata cepat, lebih dengan faktor internal daripada eksternal yang dapat menekan Kremlin.

    Semakin lama perang berlangsung, kata Gudkow, semakin sulit bagi Putin menjual perang dengan ‘kemenangan Rusia’. “Pada akhirnya, orang Rusia tidak akan peduli apakah Ukraina bergabung dengan NATO atau bagaimana perang ini berakhir – yang penting perang ini dapat berakhir,” kata politisi tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor Agus Setiawan

    Tonton juga video “Trump Ambil Alih Kendali Polisi Washington-Kerahkan Garda Nasional” di sini:

    (ita/ita)

  • Trump Kerahkan Garda Nasional Atasi Kejahatan di Ibu Kota AS

    Trump Kerahkan Garda Nasional Atasi Kejahatan di Ibu Kota AS

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan mengerahkan militer dan penegak hukum federal ke Washington DC dalam upaya mengendalikan kejahatan di ibu kota AS tersebut.

    Dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Selasa (12/8/2025), Trump mengungkapkan rencananya untuk menempatkan Kepolisian Metropolitan DC di bawah kendali langsung pemerintah federal, sambil mengirimkan Garda Nasional ke ibu kota AS tersebut.

    Washington DC yang mayoritas penduduknya merupakan pendukung Partai Demokrat, sedang menghadapi tuduhan dari para politisi Partai Republik bahwa ibu kota AS itu dibanjiri kejahatan, dipenuhi tunawisma, dan mengalami salah kelola keuangan — meskipun tingkat kejahatan sarat kekerasan tercatat menurun.

    “Ini adalah Hari Pembebasan di DC, dan kita akan mengambil kembali Ibu Kota kita,” ucap Trump dalam konferensi pers pada Senin (11/8) waktu setempat.

    Trump — seorang Presiden AS yang juga merupakan penjahat terpidana dan telah mengampuni sekitar 1.500 orang yang terlibat dalam penyerbuan Gedung Capitol AS tahun 2021 — mengeluhkan bahwa polisi dan jaksa tidak cukup tegas.

    Dia berulang kali mengancam akan mengambil alih secara federal kota berpenduduk 700.000 jiwa tersebut, dengan mengatakan bahwa kejahatan di Washington DC “benar-benar di luar kendali”.

    Klaim Trump itu bertolak belakang dengan data awal dari Kepolisian Metropolitan DC yang menunjukkan penurunan signifikan dalam tindak kejahatan sarat kekerasan antara tahun 2023 hingga tahun 2024, meskipun hal itu terjadi setelah lonjakan pascapandemi.

    Pendekatan baru yang diambil Trump ini mengingatkan pada kebijakan imigrasinya yang secara efektif menutup perbatasan selatan AS di tengah deportasi massal, sembari mengerahkan tentara aktif untuk melawan para demonstran di Los Angeles.

    Trump, dalam konferensi pers terbaru, juga mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya berencana menerapkan kebijakan tersebut ke kota-kota lainnya di AS yang rawan kejahatan, dengan menyoroti masalah di New York dan Chicago.

    Tidak seperti 50 negara bagian AS lainnya, Washington DC dikelola di bawah hubungan unik dengan pemerintah federal yang membatasi otonominya dan memberikan Kongres AS kendali luar biasa atas urusan lokal.

    Sejak pertengahan tahun 1970-an, Undang-undang Home Rule memungkinkan para penduduk DC untuk memilih Wali Kota dan Dewan Kota, meskipun Kongres AS masih mengendalikan anggaran kota tersebut.

    Sementara itu, sebelum konferensi pers digelar, Trump mengatakan via media sosial bahwa dirinya ingin memerintahkan para gelandangan atau tunawisma untuk “pindah keluar” dari Washington DC. Dia menjanjikan “tempat tinggal” untuk para tunawisma, namun “JAUH dari Ibu Kota”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gempa di Turki Tewaskan Satu Orang dan Puluhan Terluka

    Gempa di Turki Tewaskan Satu Orang dan Puluhan Terluka

    Rangkuman Dunia Hari Ini kembali kami sajikan dengan berita utama yang terjadi dari berbagai belahan dunia selama 24 jam terakhir.

    Berita utama kami hadirkan dari Turki.

    Gempa bumi di Turki melukai puluhan

    Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter mengguncang Provinsi Balikesir di barat laut Turki, menewaskan sedikitnya satu orang dan menyebabkan puluhan bangunan runtuh.

    Para pejabat mengonfirmasi sedikitnya 29 orang terluka dalam gempa yang berpusat di kota Sindirgi tersebut.

    [map]

    Seorang perempuan lanjut usia meninggal dunia tak lama setelah berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan yang runtuh di Sindirgi, ungkap Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya kepada wartawan.

    Empat orang lainnya berhasil diselamatkan dari bangunan tersebut.

    Tanggapan Israel soal Australia akui negara Palestina

    Duta Besar Israel untuk Australia, Amir Maimon, mengatakan pengakuan Palestina sebagai negara tidak akan mengakhiri perang di Gaza.

    Duta Besar Maimon juga membantah Israel memiliki kebijakan untuk membuat warga di Gaza kelaparan, dalam sebuah interview di program televisi 7.30 dari ABC.

    Di dalam program yang sama, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan pemerintah Australia “sangat prihatin” dengan keputusan Kabinet Keamanan Israel yang mengambil alih kota Gaza.

    “Kami pada dasarnya tidak setuju dengannya [Israel]. Dan saya bergabung dengan yang lain dalam menyuarakan penolakan kami terhadapnya. Keputusan ini akan memperburuk bencana kemanusiaan. Keputusan ini akan meningkatkan eskalasi konflik,” ujarnya di televisi.

    Irak mengalami pemadaman listrik nasional

    Listrik padam di seluruh Irak karena suhu yang menembus angka 50 derajat Celcius.

    Kementerian Ketenagalistrikan mengatakan jaringan listrik mengalami “pemadaman total” setelah dua saluran transmisi dimatikan “akibat kenaikan suhu yang memecahkan rekor.”

    Jaringan tersebut mengalami “kehilangan daya lebih dari 6.000 megawatt secara tiba-tiba dan tidak disengaja”, tambah kementerian tersebut.

    Kelangkaan listrik merupakan keluhan yang sering terjadi di Irak, yang terkadang diguncang oleh protes ketika pemadaman listrik memburuk di bulan-bulan musim panas.

    Donald Trump akan usir tunawisma dari Washington DC

    Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mengusir tunawisma dari ibu kota AS dan akan memenjarakan para penjahat, meski Wali Kota Washington DC berargumen saat ini tidak ada lonjakan tingkat kejahatan.

    “Para tunawisma harus pindah, SEGERA. Kami akan memberi kalian tempat tinggal, tetapi JAUH dari Ibu Kota. Para penjahat, kalian tidak perlu pindah. Kami akan memenjarakan kalian di tempat yang seharusnya,” tulis Presiden Trump di platform Truth Social.

    Gedung Putih menolak menjelaskan kewenangan hukum apa yang akan digunakan Presiden Trump untuk mengusir orang-orang tunawisma dari Washington, karena presiden hanya menguasai tanah dan bangunan federal di kota tersebut.

    Menurut Community Partnership, sebuah organisasi yang berupaya mengurangi tunawisma di Washington DC, setiap malam terdapat 3.782 orang yang mengalami tunawisma di kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa tersebut.

  • Trump Minta Pajak Penjualan 15% dari Ekspor Chip Nvidia

    Trump Minta Pajak Penjualan 15% dari Ekspor Chip Nvidia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya awalnya meminta 20% bagian dari penjualan chip Nvidia ke China. Namun angka itu turun menjadi 15% setelah CEO Nvidia, Jensen Huang melakukan negosiasi langsung di Gedung Putih pekan lalu.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Selasa, 12/08/2025) berikut ini.

  • Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komitmen Apple membangun pabrik dan memperbesar investasi di Amerika Serikat (AS) langsung berdampak positif ke raksasa teknologi Cupertino tersebut di pasar saham.

    Saham produsen iPhone tersebut naik 4% dan ditutup di level US$229,35 per lembar pada perdagangan Jumat (8/8), menandai kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2020.

    Lonjakan pekan ini menambah nilai kapitalisasi pasar Apple lebih dari US$400 miliar, sehingga kini mencapai US$3,4 triliun.

    Lonjakan ini terjadi usai CEO Tim Cook tampil bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Rabu lalu, untuk mengumumkan rencana investasi jumbo.

    Apple akan menggelontorkan tambahan investasi US$100 miliar dalam empat tahun ke depan untuk belanja pada perusahaan dan komponen buatan AS, termasuk membangun fasilitas produksi chip di negeri Paman Sam.

    Langkah ini disambut hangat Trump. Dalam pertemuan publik tersebut, Trump memastikan Apple akan dibebaskan dari tarif baru yang bisa menggandakan harga chip impor.

    Sebelumnya, investor khawatir kebijakan tarif Trump dapat menggerus profitabilitas Apple hingga lebih dari US$1 miliar pada kuartal ini.

    “Apple dan Tim Cook memberikan masterclass dalam mengelola ketidakpastian setelah berbulan-bulan bayang-bayang tantangan dari tarif,” tulis analis JP Morgan, Samik Chatterjee, yang memberikan rekomendasi overweight untuk saham Apple, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (11/8/2025).

    Pertemuan Cook di Gedung Putih ini terjadi hanya dua minggu setelah Apple melaporkan kinerja keuangan kuartal Juni, di mana pendapatan keseluruhan naik 10% dan penjualan iPhone meningkat 13%.

    Apple pun bertahan sebagai perusahaan paling bernilai ketiga di dunia, di bawah Nvidia dan Microsoft, namun unggul atas Alphabet dan Amazon.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ditekan Presiden, Raksasa Teknologi Makin Sempoyongan

    Ditekan Presiden, Raksasa Teknologi Makin Sempoyongan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Intel sedang menghadapi tekanan politik dari Pemerintahan Amerika Serikat (AS). Presiden Trump secara terbuka mendesak CEO Intel Lip-Bu Tan untuk mundur dari jabatannya, dengan alasan hubungan bisnis Tan dengan sejumlah perusahaan China.

    Trump menilai Tan sangat memiliki konflik kepentingan karena koneksinya dengan China. Reuters pada April lalu melaporkan Tan berinvestasi di ratusan perusahaan China, beberapa di antaranya diduga terkait militer Negeri Tirai Bambu.

    Situasi ini menjadi distraksi besar bagi Tan yang baru menjabat enam bulan lalu dan sedang berjuang mengembalikan kejayaan Intel. Alih-alih fokus pada efisiensi biaya dan restrukturisasi, kini ia harus menghadapi tekanan politik dari Gedung Putih.

    “Ini mengganggu,” kata Ryuta Makino, analis di Gabelli Funds, salah satu investor Intel, dikutip dari Reuters, Senin (11/8/2025).

    Menurutnya, Trump kemungkinan akan menuntut Intel berinvestasi lebih besar di AS, padahal kemampuan perusahaan belum sebanding dengan raksasa seperti Apple atau Nvidia.

    Sebelumnya, Nvidia dan Apple telah menggelontorkan ratusan miliar dolar untuk memperluas produksi chip di dalam negeri, sejalan dengan agenda Trump membawa kembali lapangan kerja ke AS.

    Intel sempat menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari CHIPS Act 2022, ketika CEO sebelumnya, Pat Gelsinger, mengumumkan rencana membangun pabrik chip canggih.

    Namun di bawah kepemimpinan Tan, Intel justru memangkas ambisi pembangunan pabrik chip canggih yang pernah dicanangkan CEO sebelumnya.

    Tan bahkan menunda proyek pabrik baru di Ohio dan hanya akan membangun jika permintaan chip memadai, langkah yang berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut dengan Trump.

    Tan sendiri membantah tuduhan konflik kepentingan. “Amerika Serikat telah menjadi rumah saya selama lebih dari 40 tahun. Saya mencintai negara ini dan perusahaan ini,” katanya. Ia juga menegaskan selalu bekerja dengan standar hukum dan etika tertinggi, serta mendapat dukungan penuh dari dewan direksi.

    Veteran industri chip itu menjabat CEO Intel sekitar enam bulan lalu setelah dewan menggulingkan Pat Gelsinger karena serangkaian kesalahan dan kerugian besar. Saham perusahaan cenderung stagnan tahun ini setelah anjlok hampir dua pertiga nilainya tahun lalu.

    Sebelumnya, Tan adalah CEO pembuat software desain chip Cadence Design dari 2008 hingga Desember 2021.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Keluar Penjara, Bandar Kripto Penipu Bawa Kabar Mengejutkan

    Keluar Penjara, Bandar Kripto Penipu Bawa Kabar Mengejutkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua tahun setelah mengaku bersalah atas pelanggaran pencucian uang di Amerika Serikat, pendiri Binance Changpeng Zhao kini bebas dari penjara. Kabarnya, ia sedang menggalang kampanye untuk mendapatkan pengampunan (grasi) dari Presiden AS Donald Trump.

    Miliarder kelahiran China itu mengaku bersalah pada 2023 bersama Binance atas kejahatan serius, termasuk sistem kepatuhan yang lemah sehingga memungkinkan pelaku kriminal memindahkan dana lewat platformnya.

    Namun, pemerintahan Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan memberi grasi, langkah yang bisa membuka jalan bagi Binance kembali beroperasi di pasar AS. Meski banyak pemohon grasi membayar mahal pelobi dan pengacara yang dekat dengan Trump, upaya Zhao terbilang menonjol.

    Zhao secara terbuka memuji kebijakan kripto Trump lewat podcast, sementara di balik layar timnya merekrut pelobi yang terhubung ke lingkaran Trump. Binance bahkan membangun hubungan bisnis dengan keluarga Trump lewat kesepakatan yang menguntungkan perusahaan kripto keluarga tersebut, World Liberty Financial.

    Gedung Putih disebut telah menerima permohonan grasi dari Zhao dan Binance. Menurut sumber yang mengetahui, permohonan tersebut sedang dalam tahap peninjauan. Hal ini menjadi fakta mengejutkan bahwa Zhao akan kembali berkiprah di industri kripto, setelah tersandung kasus besar.

    Dalam percakapan pribadi dengan eksekutif lain, penasihat Trump disebut-sebut membahas peluang grasi untuk Zhao dan mempertimbangkan dampak politiknya.

    Kabar ini memicu kekhawatiran dari kubu Demokrat. Senator Richard Blumenthal menuding langkah ini sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan grasi demi keuntungan pribadi presiden, keluarga, dan kolega, serta memberi jalan bagi pelaku kejahatan kembali ke pasar kripto yang minim regulasi.

    “Ini membuka jalan emas menuju kesepakatan tambahan,” kata Senator Richard Blumenthal dari Connecticut, dikutip dari New York Times, Senin (11/8/2025). Ia telah meminta informasi dari Gedung Putih dan World Liberty terkait hubungan perusahaan itu dengan Binance dan upaya lobi grasi.

    Di media sosial, Zhao menepis tuduhan bahwa hubungan Binance dengan World Liberty terkait kampanye pengampunannya.

    Pada Mei lalu, ia mengakui bahwa sebuah perusahaan modal ventura menggunakan koin digital buatan World Liberty untuk berinvestasi di Binance, namun berpendapat bahwa mata uang yang digunakan dalam transaksi semacam itu “lebih banyak ditentukan oleh pilihan pihak pembayar.”

    Jika grasi dikabulkan, Binance bisa menghapus hambatan lisensi di AS, yang sempat mandek sejak pengakuan bersalah. Dalam podcast pada Juli, Zhao mengatakan Binance ingin kembali hadir di Amerika Serikat.

    “Ada regulasi yang berlaku, jadi kita harus melangkah selangkah demi selangkah,” ujarnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • CEO Intel Sowan Gedung Putih Setelah Didesak Trump Mundur

    CEO Intel Sowan Gedung Putih Setelah Didesak Trump Mundur

    Jakarta

    CEO Intel Lip-Bu Tan disebut bakal mendatangi Gedung Putih pada hari Senin (11/8) waktu setempat setelah ia didesak mundur dari Intel oleh Presiden AS Donald Trump.

    Informasi ini berasal dari laporan Wall Street Journal yang mengutip sumber yang mengetahui masalah ini. Namun baik Intel maupun Gedung Putih belum merespon kabar ini.

    Tan disebut akan berbicara banyak dengan Trump sembari menjelaskan latar belakang pribadi dan profesionalnya. Ia pun akan menawarkan sejumlah solusi agar Intel dan Pemerintah AS bisa bekerja sama.

    Lewat pertemuan ini Tan berharap bisa mendapat persetujuan dari Trump, yaitu dengan menunjukkan komitmen Intel terhadap Amerika dan menjamin pentingnya menjaga kemampuan pembuatan chip Intel sebagai masalah keamanan nasional.

    Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba-tiba meminta Lip-Bu Tan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Intel. Seruan ini sepertinya terkait dengan dugaan hubungan Tan dengan sejumlah perusahaan teknologi China.

    Dalam postingannya di Truth Social, Trump mengindikasikan Tan memiliki konflik kepentingan, namun ia tidak menjelaskan lebih jauh. Belum lama ini Senator Tom Cotton dari Arizona bertanya kepada chairman direksi Intel apakah hubungan Tan dengan China akan bentrok dengan regulasi keamanan.

    “CEO Intel sangat penuh konflik kepentingan dan harus segera mengundurkan diri,” tulis Trump dalam postingannya di Truth Social.

    Kemudian dalam memo internal untuk karyawan Intel, Tan mengatakan ada banyak misinformasi yang beredar tentang pekerjaannya sebelum bergabung dengan Intel.

    “Saya ingin menegaskan sepenuhnya: Selama lebih dari 40 tahun di industri, saya telah membangun hubungan di seluruh dunia dan di seluruh ekosistem yang beragam – dan saya selalu beroperasi mengikuti standar hukum dan etika tertinggi,” tulis Tan dalam memo tersebut.

    (asj/asj)