Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Zelensky Akan Terbang ke AS Usai Trump Bertemu Putin

    Zelensky Akan Terbang ke AS Usai Trump Bertemu Putin

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan terbang ke Washington DC, ibu kota Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Presiden Donald Trump. Hal ini setelah Zelensky mendapatkan penjelasan via telepon dari Trump soal isi pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan di Alaska.

    Zelensky dalam pengumumannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), mengatakan dirinya akan bertolak ke Washington DC pada Senin (18/8) mendatang, untuk membahas “penghentian pembunuhan dan perang” dengan Trump.

    Dikatakan Zelensky bahwa hal tersebut dilakukan setelah dia berbicara via telepon dengan Trump, di mana Presiden AS itu menyampaikan “poin-poin utama” pembicaraannya dengan Putin dalam pertemuan puncak pada Jumat (15/8) di Alaska. Pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan apa pun soal Ukraina.

    “Pada Senin (18/8), saya akan bertemu dengan Presiden Trump di Washington DC untuk membahas semua detail terkait penghentian pembunuhan dan perang,” kata Zelensky dalam pernyataannya pada Sabtu (16/8).

    “Saya berterima kasih atas undangannya,” imbuhnya.

    Zelensky, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa dirinya memiliki “percakapan yang panjang dan substantif dengan Trump”, yang dimulai sebagai pembicaraan empat mata, sebelum kemudian melibatkan para pemimpin Eropa.

    Tidak dijelaskan lebih detail oleh Zelensky soal topik percakapan teleponnya dengan Trump tersebut.

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa Trump melakukan “panggilan telepon panjang” dengan Zelensky dalam penerbangan kembali ke Washington DC dari Anchorage, Alaska.

    Trump, sebut Leavitt, juga berbicara via telepon dengan para pemimpin NATO.

    Zelensky sendiri belum menanggapi langsung pertemuan puncak antara Trump dan Putin yang tidak menghasilkan gencatan senjata untuk Ukraina.

    Pertemuan antara Zelensky dan Trump di Washington DC dijadwalkan tiga hari setelah pembicaraan di Alaska, yang berakhir tanpa terobosan nyata untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Sehari setelah pertemuan Trump dan Putin itu, Zelensky meminta sekutu-sekutu Eropa untuk terlibat di “setiap tahap” perundingan. Dia juga menegaskan kembali bahwa dirinya siap untuk pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin — sesuatu yang telah didorong oleh Kyiv tetapi ditolak oleh Kremlin.

    “Ukraina menekankan bahwa isu-isu kunci dapat dibahas di tingkat para pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini,” kata Zelensky.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Tiba di Alaska, Trump Bakal Bertemu Putin Desak Akhiri Perang

    Tiba di Alaska, Trump Bakal Bertemu Putin Desak Akhiri Perang

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di pangkalan militer di Alaska. Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin guna mendesak diakhirinya perang berdarah Moskow di Ukraina.

    Dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025) Trump dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan tatap muka dengan pemimpin Kremlin tersebut. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke wilayah Barat sejak memerintahkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, yang memicu konflik dan menewaskan puluhan ribu orang.

    Sementara, Gedung Putih menyampaikan Trump didampingi para ajudan utama saat bertemu Putin. Dia juga akan ditemani oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Utusan Khusus Steve Witkoff sebelum pertemuan yang lebih besar saat makan siang yang akan mencakup pejabat lainnya.

    Trump sebelumnya mengatakan ia merencanakan pertemuan kedua dengan mitranya Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan kedua dengan bersama pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky setelah pertemuan di Alaska.

    Dilansir AFP, Kamis (14/8/2025), Trump dijadwalkan bertemu dengan Putin di Anchorage pada Jumat (15/8), pertemuan pertama antara pemimpin Rusia dan Presiden AS yang sedang menjabat sejak 2021.

    “Saya ingin melakukannya segera, dan kami akan mengadakan pertemuan kedua yang cepat antara Presiden Putin dan Presiden Zelensky dan saya sendiri, jika mereka mengizinkan saya hadir.”

    Perundingan berisiko tinggi ini terjadi di tengah upaya Trump untuk menengahi berakhirnya perang Rusia yang telah berlangsung hampir tiga setengah tahun di Ukraina, dan Zelensky beserta sekutu-sekutunya di Eropa telah mendesak Partai Republik untuk mendorong gencatan senjata.

    Trump mengatakan Rusia akan menghadapi “konsekuensi yang sangat berat” jika Putin tidak setuju untuk mengakhiri perang setelah pertemuan, tanpa penjelasan lebih lanjut.

    Pemimpin AS tersebut telah berjanji puluhan kali selama kampanye pemilihannya tahun 2024 untuk mengakhiri perang pada hari pertamanya menjabat, tetapi hanya membuat sedikit kemajuan dalam menengahi kesepakatan damai.

    Ia mengancam akan memberikan “sanksi sekunder” kepada mitra dagang Rusia atas invasinya ke Ukraina, tetapi tenggat waktu tindakannya telah berlalu minggu lalu tanpa ada tindakan yang diumumkan.

    Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah melakukan “komunikasi yang sangat baik” dengan para pemimpin Eropa termasuk Zelensky saat ia menjawab pertanyaan dari para wartawan di sebuah acara seni di Kennedy Center, Washington.

    “Saya akan memberi nilai 10. Anda tahu–sangat, sangat bersahabat,” katanya.

    (dek/dek)

  • Tentara Bayaran AS Serbu Negara Bandit, Tumpas Gangster Sampai Habis

    Tentara Bayaran AS Serbu Negara Bandit, Tumpas Gangster Sampai Habis

    Jakarta, CNBC Indonesia – “Tentara bayaran” Amerika Serikat (AS) akan bertengger di Haiti. Ini terkait perjanjian terbaru yang dibuat pendukung terkemuka Donald Trump, Erik Prince, soal pasukan penjaga keamanan swasta di negeri itu, melalui perusahaannya Vectus Global.

    Prince menyatakan telah mencapai kesepakatan 10 tahun dengan Haiti. Tak hanya mencakup “perjuangan melawan geng-geng kriminal” di negara tersebut tetapi juga mengambil peran dalam memulihkan sistem pengumpulan pajak di negeri para bandit itu.

    “Kami berharap bisa merebut kendali jalan-jalan utama dan wilayah dari geng-geng dalam waktu sekitar satu tahun,” ujarnya dikutip Reuters, yang juga dimuat The Guardian, Jumat (15/8/2025).

    “Salah satu ukuran keberhasilan utama bagi saya adalah ketika Anda bisa berkendara dari Port-au-Prince ke Cap Haitian dengan kendaraan biasa tanpa dihentikan oleh geng-geng,” kata Prince.

    Prince tidak bersedia memberikan komentar mengenai berapa banyak uang yang akan dibayarkan pemerintah Haiti kepada Vectus Global. Ia juga enggan menyebut berapa banyak pajak yang ia harapkan dapat dikumpulkan di Haiti.

    Sebenarnya, Vectus mulai beroperasi di Haiti pada bulan Maret. Awalnya, perusahaan tersebut sudah berjaga-jaga di Haiti, menggunakan drone untuk melawan gangster.

    Seorang sumber yang mengetahui operasi Vectus di sana mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut akan mengintensifkan upaya melawan bandit beberapa minggu mendatang. Vectus akan bekerja sama dengan polisi Haiti dan mengerahkan beberapa ratus pejuang terlatih dari AS, Eropa, dan El Salvador yang memiliki keahlian sebagai penembak jitu, spesialis intelijen dan komunikasi, serta menggunakan helikopter dan kapal. 

    Namun, keterlibatan jangka panjang dan peran dalam pengumpulan pajak baru pertama kali dilaporkan. Presiden baru dewan transisi Haiti, Laurent Saint-Cyr, tidak menanggapi permintaan komentar.

    Perlu diketahui, Prince sendiri awalnya seorang mantan anggota U.S. Navy Seal. Ia mendirikan perusahaan keamanan militer Blackwater pada tahun 1997.

    Ia menjual perusahaan tersebut pada tahun 2010 setelah beberapa karyawannya dihukum karena secara tidak sah membunuh 14 warga sipil tak bersenjata saat mengawal konvoi kedutaan AS di Lapangan Nisour, Baghdad, Irak. Namun, para pelaku tersebut diampuni oleh Trump selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

    Sejak Trump kembali ke Gedung Putih, Prince telah memberikan saran kepada Ekuador mengenai cara memerangi geng kriminal. Ia juga mencapai kesepakatan dengan Republik Demokratik Kongo untuk membantu mengamankan dan mengenakan pajak atas kekayaan mineralnya.

    “Sulit membayangkan mereka beroperasi tanpa persetujuan dari pemerintahan Trump,” kata kepala program Haiti di Global Initiative Against Transnational Organized Crime, Romain Le Cour Grandmaison,  yang berbasis di Jenewa, Swiss.

    (tps/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemerintah AS Berencana Akuisisi Saham Intel, Ingin Kembangkan Semikonduktor

    Pemerintah AS Berencana Akuisisi Saham Intel, Ingin Kembangkan Semikonduktor

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang berdiskusi untuk akuisisi saham intel, menunjukkan upaya mencampuri urusan raksasa semikonduktor tersebut.

    Kesepakatan tersebut dirancang untuk membantu perusahaan memperluas upaya manufakturnya di AS, termasuk pabrik chip di Ohio yang telah lama tertunda.

    Dilansir TechCrunch (15/8/25), kabar tersebut muncul kurang dari satu pekan setelah Presiden Donald Trump mendesak CEO Intel, Lip-Bu Tan untuk mengundurkan diri karena dugaan konflik kepentingan.

    Walaupun tidak disebutkan apa alasan Trump melakukan desakan tersebut, tetapi hal tersebut diyakini merupakan imbas setelah Senator AS dari partai Republik, Tom Cotton, menulis surat kepada dewan direksi Intel untuk menanyakan dugaan hubungan Tan dengan China.

    CEO Intel tersebut kemudian menemui pemerintahan Trump pada Senin (11/8/25), dalam rangka meredakan kekhawatiran pemerintah dan mencari cara agar perusahaan dapat bekerja sama dengan pemerintahan.

    Juru bicara Intel mengatakan, perusahaannya berkomitmen mendukung penuh upaya Presiden Trump dalam memperkuat kepemimpinan teknologi dan manufaktur AS.

    “Kami berharap dapat melanjutkan kerjasama dengan pemerintahan untuk memajukan prioritas bersama ini, tetapi kami tidak akan menanggapi rumor atau spekulasi apapun,” jelas juru bicara tersebut, dikutip dari TechCrunch.

    Hasilnya, dengan pernyataan Intel yang menolak berkomentar terkait rumor apapun, pertemuan tersebut menjadi pemicu diskusi tentang kemungkinan pemerintah AS mengambil alih kepemilikan langsung perusahaan Intel.

    Kesepakatan akuisisi itu diperkirakan akan memperkuat Intel, yang kini tertinggal dari para pesaing setelah kehilangan gelombang teknologi penting. Kabarnya, setelah pembicaraan tersebut, saham Intel naik lebih dari 7% pada Kamis (14/8/2025).

    Hingga kini, belum jelas kapan atau apakah kesepakatan tersebut akan ditandatangani, tetapi, jika terwujud, itu dapat menjadi model bagi investasi lain Pemerintahan Trump, yang juga mempertimbangkan peluang mengambil saham serupa di berbagai perusahaan AS di industri-industri penting.

    Kesepakatan antara Gedung Putih dengan Intel bukanlah hal tidak biasa pertama yang dilakukan pemerintahan AS dengan perusahaan swasta. Pada Juli, perusahaan material tanah jarang Amerika, MP Materials mengumumkan paket investasi bernilai miliaran dolar, serta komitmen pembelian jangka panjang dari Departemen Pertahanan AS.

    Selain itu, pembuat Chip AS, AMD dan Nvidia, juga pada pekan ini setuju untuk membayar pemerintah AS sebesar 15% dari pendapatan penjualan chip ke China sebagai imbalan atas lisensi ekspor. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Trump Siapkan Pertemuan Damai Ukraina-Rusia

    Trump Siapkan Pertemuan Damai Ukraina-Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan optimisme soal kemungkinan perdamaian antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    “Kami akan bertemu dengan Presiden Putin besok. Saya rasa pertemuan itu akan berjalan baik,” kata Trump kepada wartawan. “Namun, yang lebih penting adalah pertemuan kedua yang sedang kami rencanakan.”

    Trump menambahkan bahwa pertemuan lanjutan, yang mungkin melibatkan para pemimpin Eropa, bisa berlangsung segera setelah pertemuan pertama pada hari Jumat (15/08).

    “Saya ingin mempersiapkan pertemuan berikutnya. Kalau pertemuan pertama buruk, akan segera dihentikan. Kalau baik, perdamaian bisa segera tercapai,” ujarnya di Oval Office.

    Kanselir Jerman: Putin punya kesempatan akhiri perang

    Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan bahwa Putin memiliki “kesempatan” untuk mengakhiri perang Ukraina saat bertemu Trump di Alaska. Namun, ia menekankan bahwa perdamaian harus melibatkan Ukraina.

    “Tujuannya harus ada pertemuan yang juga dihadiri Presiden Zelenskyy, di mana gencatan senjata disepakati,” tulis Merz di media sosial.

    Ia menambahkan bahwa Trump kini bisa mengambil langkah besar menuju perdamaian, lebih dari tiga tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina.

    Trump: Pemimpin Eropa mungkin ikut pertemuan kedua

    “Kami akan bertemu dengan Putin, Zelenskyy, saya sendiri, dan mungkin beberapa pemimpin Eropa. Atau mungkin tidak,” kata Trump di Gedung Putih.

    Pertemuan pertama dijadwalkan berlangsung di Alaska pada hari Jumat (15/08), tetapi Trump merendahkan ekspektasi, seraya menyebutnya sebagai persiapan untuk pertemuan yang lebih penting. Kremlin juga memperingatkan agar tidak berharap hasil konkret.

    Saat ditanya apakah ia akan menawarkan akses ke sumber daya alam langka atau pengurangan pasukan NATO di Eropa sebagai konsesi, Trump tidak memberikan jawaban spesifik.

    Artikel ini telah diterjemahkan dari bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Hani Anggraini

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

  • AS Beli Alaska dari Rusia, Kesepakatan Terbaik dalam Sejarah?

    AS Beli Alaska dari Rusia, Kesepakatan Terbaik dalam Sejarah?

    Jakarta

    Amerika Serikat dan Rusia akan melakukan pertemuan puncak di Alaska, pada Jumat (15/08), guna membahas penghentian perang di Ukraina. Pertemuan ini bisa dibilang sebagai salah satu perkembangan diplomatik paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Namun, lokasi pertemuan itu memiliki makna sejarah. Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin akan bertemu di Anchorage, kota terbesar di Alaska.

    Seandainya pertemuan itu terjadi di lokasi yang sama sekitar 150 tahun yang lalu, pertemuan itu akan berlangsung di wilayah Rusia.

    Sebab Alaska yang sekarang menjadi negara bagian terbesar di AS, mencakup sekitar seperlima dari total luas daratan negara itu dulunya dimiliki oleh Rusia.

    Lokasi yang ‘cukup logis’

    Terletak di ujung barat laut Amerika Utara, Alaska dipisahkan dari Rusia oleh Selat Beringyang lebarnya hanya 80 kilometer pada titik tersempitnya.

    Ketika Presiden Trump mengumumkan bahwa pertemuan puncak akan diadakan di Alaska, asisten presiden Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa hal itu tampak “cukup logis”.

    Dia bilang delegasi Rusia “cukup terbang melintasi Selat Bering agar pertemuan puncak para pemimpin kedua negara yang begitu penting dan dinantikan ini dapat diadakan di Alaska.”

    Peta yang menunjukkan Alaska di sebelah kanan, Selat Bering di tengah, dan Rusia di sebelah kiri. (BBC)

    Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh navigator Denmark, Vitus Bering, menemukan bahwa daratan baru itu tidak terhubung dengan daratan utama Rusia. Namun, karena kabut tebal, ekspedisi tersebut gagal.

    Pada 1741, ekspedisi lain yang kembali dipimpin oleh Bering berhasil dan beberapa orang dikirim ke daratan Alaska.

    Mungkin Anda tertarik:

    Beberapa ekspedisi komersial kemudian menyusul. Lalu, ketika bulu berang-berang laut dibawa ke Rusia, terbukalah pintu bagi perdagangan bulu yang menguntungkan antara Eropa, Asia, dan pesisir Pasifik Amerika Utara.

    Namun, pada abad ke-19, pedagang bulu Inggris dan Amerika menjadi pesaing sengit bagi Rusia. Persaingan itu lantas diselesaikan pada tahun 1824, ketika Rusia menandatangani perjanjian terpisah dengan Amerika Serikat dan Inggris.

    Beberapa dekade kemudian, Rusia bersedia menjual Alaska kepada AS akibat hampir punahnya berang-berang laut dan konsekuensi politik dari Perang Krimea (185356).

    Pembelian yang ‘bodoh’

    William Seward, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, memimpin negosiasi pembelian tanah dan berhasil mengamankan perjanjian dengan pihak Rusia.

    Setelah banyak pertentangan, Kongres AS menyetujui tawaran resmi Seward sebesar US$7,2 juta.

    Jika disesuaikan dengan inflasi, US$7,2 juta yang dibayarkan oleh AS akan setara dengan lebih dari US$100 juta saat ini atau Rp1,6 triliun, harga yang sangat murah bagi negara bagian terbesar di AS sekarang.

    Pada 18 Oktober 1867, bendera Amerika dikibarkan di Sitka, yang saat itu merupakan ibu kota Alaska.

    Pada awalnya, pembelian Alaska disebut sebagai “kebodohan Seward” oleh para kritikus yang yakin bahwa tanah itu tidak memiliki nilai apa pun.

    Namun, pandangan itu berubah ketika pada akhir abad ke-19 ditemukan cadangan emas, minyak, dan gas alam di Alaska yang segera menghasilkan keuntungan besar bagi AS.

    Langkah Seward terbukti membuahkan hasil. Pada 1959, Alaska secara resmi menjadi negara bagian ke-49 AS.

    Hasan Akbas/Anadolu via Getty ImagesAlaska adalah sumber minyak dan gas alam.

    Alaska saat ini memiliki lebih dari 12.000 sungai dan sejumlah besar danau.

    Ibu kotanya, Juneau, adalah satu-satunya ibu kota negara bagian di AS yang hanya dapat dijangkau dengan perahu atau pesawat.

    Lalu, Danau Hood di Anchorage adalah salah satu pangkalan pesawat amfibi tersibuk di dunia, yang menampung sekitar 200 penerbangan per hari.

    Presiden Trump dan Putin akan bertemu di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, instalasi militer terbesar di negara bagian tersebut.

    Pangkalan seluas 64.000 hektare itu merupakan lokasi yang penting bagi AS dalam hal kesiapan militer di wilayah Arktik.

    Ini bukanlah pertama kalinya bagi Alaska menjadi pusat acara diplomatik Amerika.

    Pada Maret 2021, tim diplomatik dan keamanan nasional pemerintahan Presiden Joe Biden yang baru dilantik bertemu dengan perwakilan China di Anchorage.

    Belum ada detail resmi mengenai pertemuan Trump dan Putin itu, namun Gedung Putih mengatakan bahwa pembicaraan di Alaska akan menjadi “latihan mendengarkan” bagi Trump dan akan memberikan presiden AS “petunjuk terbaik tentang cara mengakhiri perang ini”.

    Saat mengumumkan pertemuan puncak ini pekan lalu, Trump terdengar positif bahwa pertemuan itu dapat menghasilkan langkah-langkah konkret menuju perdamaian.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya telah mengatakan bahwa setiap kesepakatan tanpa keterlibatan Kyiv akan menjadi “keputusan yang sia-sia”.

    (ita/ita)

  • Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump diduga punya hasrat meraih Nobel Perdamaian. Ini diisyaratkan lewat kabar berembus yang menyebut Trump diam-diam bertanya nominasi Nobel Perdamaian ketika menelepon menteri keuangan Norwegia bulan lalu.

    Beberapa negara termasuk Israel, Pakistan, dan Kamboja mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian karena menjadi perantara perjanjian damai atau gencatan senjata.

    Trump dilaporkan harian bisnis Norwegia, Dagens Naeringsliv, mengaku pantas menerima penghargaan yang diberikan Norwegia tersebut. Nobel ini juga diterima oleh empat pendahulu Gedung Putih.

    “Tiba-tiba, ketika Menteri Keuangan Jens Stoltenberg sedang berjalan-jalan di Oslo, Donald Trump menelepon,” lapor Dagens Naeringsliv, mengutip sumber anonim dilansir Reuters, Kamis, 14 Agustus.

    “Dia menginginkan Hadiah Nobel – dan membahas tarif,” kata sumber itu.

    Gedung Putih, Kementerian Keuangan Norwegia, dan Komite Nobel Norwegia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Dengan ratusan kandidat yang dinominasikan setiap tahun, para pemenang dipilih oleh Komite Nobel Norwegia, yang lima anggotanya ditunjuk oleh parlemen Norwegia sesuai dengan keinginan industrialis Swedia abad ke-19, Alfred Nobel.

    Pengumuman tersebut akan diumumkan pada Oktober di Oslo.

    Surat kabar Norwegia tersebut mengatakan ini bukan pertama kalinya Trump menyinggung soal hadiah Nobel dalam percakapannya dengan Stoltenberg, mantan sekretaris jenderal aliansi militer NATO.

    Surat kabar tersebut mengutip Stoltenberg yang mengatakan panggilan telepon tersebut bertujuan untuk membahas tarif perdagangan dan kerja sama ekonomi sebelum Trump menelepon Perdana Menteri Norwegia Jonas Stoere.

    Ketika ditanya apakah Trump mempermasalahkan hadiah Nobel, Stoltenberg berkata: “Saya tidak akan membahas lebih jauh isi percakapan tersebut.”

    Beberapa pejabat Gedung Putih, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, turut serta dalam panggilan telepon tersebut, kata Stoltenberg.

    Gedung Putih pada 31 Juli mengumumkan tarif 15% untuk impor dari Norwegia, sama seperti yang diberlakukan Uni Eropa.

    Stoltenberg mengatakan Norwegia dan Amerika Serikat masih dalam pembicaraan mengenai tarif tersebut.

  • Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    Trump Diam-diam Ngebet Dapat Nobel Perdamaian

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump diduga punya hasrat meraih Nobel Perdamaian. Ini diisyaratkan lewat kabar berembus yang menyebut Trump diam-diam bertanya nominasi Nobel Perdamaian ketika menelepon menteri keuangan Norwegia bulan lalu.

    Beberapa negara termasuk Israel, Pakistan, dan Kamboja mencalonkan Trump untuk Nobel Perdamaian karena menjadi perantara perjanjian damai atau gencatan senjata.

    Trump dilaporkan harian bisnis Norwegia, Dagens Naeringsliv, mengaku pantas menerima penghargaan yang diberikan Norwegia tersebut. Nobel ini juga diterima oleh empat pendahulu Gedung Putih.

    “Tiba-tiba, ketika Menteri Keuangan Jens Stoltenberg sedang berjalan-jalan di Oslo, Donald Trump menelepon,” lapor Dagens Naeringsliv, mengutip sumber anonim dilansir Reuters, Kamis, 14 Agustus.

    “Dia menginginkan Hadiah Nobel – dan membahas tarif,” kata sumber itu.

    Gedung Putih, Kementerian Keuangan Norwegia, dan Komite Nobel Norwegia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Dengan ratusan kandidat yang dinominasikan setiap tahun, para pemenang dipilih oleh Komite Nobel Norwegia, yang lima anggotanya ditunjuk oleh parlemen Norwegia sesuai dengan keinginan industrialis Swedia abad ke-19, Alfred Nobel.

    Pengumuman tersebut akan diumumkan pada Oktober di Oslo.

    Surat kabar Norwegia tersebut mengatakan ini bukan pertama kalinya Trump menyinggung soal hadiah Nobel dalam percakapannya dengan Stoltenberg, mantan sekretaris jenderal aliansi militer NATO.

    Surat kabar tersebut mengutip Stoltenberg yang mengatakan panggilan telepon tersebut bertujuan untuk membahas tarif perdagangan dan kerja sama ekonomi sebelum Trump menelepon Perdana Menteri Norwegia Jonas Stoere.

    Ketika ditanya apakah Trump mempermasalahkan hadiah Nobel, Stoltenberg berkata: “Saya tidak akan membahas lebih jauh isi percakapan tersebut.”

    Beberapa pejabat Gedung Putih, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, turut serta dalam panggilan telepon tersebut, kata Stoltenberg.

    Gedung Putih pada 31 Juli mengumumkan tarif 15% untuk impor dari Norwegia, sama seperti yang diberlakukan Uni Eropa.

    Stoltenberg mengatakan Norwegia dan Amerika Serikat masih dalam pembicaraan mengenai tarif tersebut.

  • Berantas Kejahatan di AS, 800 Pasukan Garda Nasional Tiba di Washington

    Berantas Kejahatan di AS, 800 Pasukan Garda Nasional Tiba di Washington

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengerahkan pasukan Garda Nasional dalam memberantas kejahatan di ibu kota AS. Ratusan pasukan Garda Nasional kini telah tiba di Washington DC untuk menjalankan perintah Trump.

    “Seluruh 800 pasukan Garda Nasional yang diperintahkan ke ibu kota AS, Washington, untuk membantu personel penegak hukum oleh Presiden Donald Trump kini telah dimobilisasi,” bunyi keterangan Pentagon, dilansir AFP, Jumat (15/8/2025).

    Sekretaris Pentagon Kingsley Wilson mengatakan 800 pasukan Garda Nasional saat ini akan menetap di Washington DC. Mereka akan bertugas bersama Satuan Tugas Gabungan DC dalam mengatasi masalah kejahatan di ibu kota AS tersebut.

    “Mulai hari ini, seluruh 800 pasukan Garda Nasional Angkatan Darat dan Udara telah dimobilisasi sebagai bagian dari Satuan Tugas Gabungan DC, dan mereka sekarang berada di ibu kota kita,” ujar Wilson.

    “Mereka akan membantu Departemen Kepolisian Metropolitan DC dan mitra penegak hukum federal dengan pengamanan monumen, patroli keselamatan masyarakat, perlindungan fasilitas dan petugas federal” serta pos-pos pengaturan lalu lintas,” sambung Wilson.

    Pentagon tidak menjelaskan hingga kapan 800 pasukan Garda Nasional itu akan berada di Washington. Pentagon menyebut mereka tetap menetap di ibu kota sampai hukum dan ketertiban di kota tersebut telah kembali kondusif.

    Ini adalah pertama kalinya sejak 1965 seorang Presiden AS mengerahkan Garda Nasional yang bertentangan dengan keinginan gubernur negara bagian.

    Sebagian besar pasukan Garda Nasional berada di bawah kendali gubernur negara bagian dan harus “difederalisasi” agar berada di bawah kendali presiden, tetapi di Washington pasukan ini hanya melapor kepada Presiden AS.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diketahui telah mengatakan dirinya akan mengerahkan militer dan penegak hukum federal ke Washington DC dalam upaya mengendalikan kejahatan di ibu kota AS tersebut.

    Dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Selasa (12/8), Trump mengungkapkan rencananya untuk menempatkan Kepolisian Metropolitan DC di bawah kendali langsung pemerintah federal, sambil mengirimkan Garda Nasional ke ibu kota AS tersebut.

    Washington DC yang mayoritas penduduknya merupakan pendukung Partai Demokrat, sedang menghadapi tuduhan dari para politisi Partai Republik bahwa ibu kota AS itu dibanjiri kejahatan, dipenuhi tunawisma, dan mengalami salah kelola keuangan — meskipun tingkat kejahatan sarat kekerasan tercatat menurun.

    “Ini adalah Hari Pembebasan di DC, dan kita akan mengambil kembali Ibu Kota kita,” ucap Trump dalam konferensi pers pada Senin (11/8) waktu setempat.

    (ygs/ygs)

  • Garda Nasional Dipimpin Trump Patroli 24 Jam, Warga Washington Protes: Pulanglah Fasis!

    Garda Nasional Dipimpin Trump Patroli 24 Jam, Warga Washington Protes: Pulanglah Fasis!

    JAKARTA – Washington DC dipenuhi prajurit Garda Nasional dan kepolisian setempat seiring peningkatan keamanan di ibu kota Amerika Serikat (AS) tersebut atas komando Presiden Donald Trump.

    Pasukan keamanan federal yang dikerahkan ke Washington DC berjaga selama 24 jam di banyak titik.

    Pos pemeriksaan kendaraan didirikan di sepanjang koridor 14th Street Northwest yang ramai. Namun, tak jauh dari sana, warga Washington DC menggelar unjuk rasa menolak kehadiran prajurit Garda Nasional di kotanya.

    “Pulanglah, fasis!” teriak salah satu pengunjuk rasa, dikutip dari AFP.

    Prajurit Garda Nasional AS. (Grendelkhan-Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported)

    Sudah dua hari, kelompok kecil prajurit Garda Nasional terlihat di berbagai wilayah di Washington DC. Jumlahnya bertambah pada Rabu, tepatnya di gudang senjata Garda Nasional. Kemudian semakin meningkat pada Kamis waktu setempat.   

    Juru bicara Garda Nasional yang berbicara dengan syarat anonim untuk menjelaskan, pada Rabu agen dari Investigasi keamanan dalam negeri AS berpatroli di koridor U Street. Petugas Badan Penegakan Narkoba (DEA) terlihat di National Mall, sementara anggota Garda Nasional parkir di dekatnya. 

    Agen DEA juga bergabung dengan petugas Departemen Kepolisian Metropolitan Washington DC yang berpatroli di lingkungan Navy Yard, sementara agen FBI berjaga di sepanjang Massachusetts Avenue yang padat lalu lintas.

    Komando di Trump

    Pengerahan prajurit Garda Nasional di wilayah AS legal sampai batas waktu tertentu. Presiden AS menjadi pemegang komando tertinggi dalam pengerahan. 

    Presiden AS Donald Trump juga mengambil alih Departemen Kepolisian Metropolitan Washington DC setelah diumukan pada Senin pekan ini. 

    Kemungkinan besar Trump akan mengambil alih kepolisian setempat hingga 30 hari. Namun, wewenang yang diberikan UU terhadap Presiden AS itu baru bisa dijalankan jika disetujui Kongres.

    “Kita akan melakukan ini dengan sangat cepat. Tapi kita menginginkan perpanjangan. Saya tidak ingin menyatakan keadaan darurat nasional. Jika terpaksa, saya akan melakukannya,” kata Trump.

    Meski demikian, upaya Trump itu mendapat perlawanan dari Henderson, anggota Dewan Washington DC mantan staf Senator AS Chuck Schumer.

    Henderson mengatakan telah menghubungi teman-temannya di Kongres untuk menggalang perlawanan terhadap permintaan perpanjangan kewenangan Trump atas kepolisian setempat. 

    “Ini hari ketiga dan dia sudah mengatakan bahwa dia akan membutuhkan lebih banyak waktu?” kata Henderson.

    Pasukan Garda Nasional AS. (Creative Commons Attribution 2.0 Generic)

    Penangkapan

    Patroli ratusan petugas penegak hukum federal dan polisi setempat dilakukan di jalanan Washington dan menangkap 43 orang pada Selasa malam, melonjak 100 persen dari penangkapan pada malam sebelumnya.

    Menurut Gedung Putih, sebanyak 1.450 petugas federal dan lokal yang ditempatkan di seluruh Washington DC melakukan penangkapan atas dasar mengemudi di bawah pengaruh alkohol, masuk Washington secara ilegal, dan dugaan penyerangan memakai senjata mematikan. Tujuh senjata api ilegal telah disita.

    Juru bicara Gedung Putih Taylor Rogers menyebutkan, telah dilakukan lebih dari 100 penangkapan sejak Trump meningkatkan kehadiran petugas penegak hukum federal di Washington pekan lalu

    “Presiden Trump menepati janji kampanyenya untuk membersihkan kota ini dan mengembalikan kejayaan Amerika ke ibu kota kita yang berharga,” ujarnya.

    Bagi sebagian warga Washington, pengerahan besar-besaran petugas penegak hukum federal dan polisi setempat yang dikomandoi Trump sangat meresahkan.

    “Saya pernah melihat mereka di sini, di kereta bawah tanah… sebenarnya, mereka memblokir jalan tempat saya tinggal kemarin,” kata Sheina Taylor, penduduk asli Washington. 

    “Sekarang lebih menakutkan karena meskipun Anda warga negara yang taat hukum, di sini di Washington DC, Anda tidak tahu, terutama karena saya keturunan Afrika-Amerika,” sambungnya.