Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Donald Trump Yakin Putin Ingin Perang Ukraina Berakhir

    Donald Trump Yakin Putin Ingin Perang Ukraina Berakhir

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Senin (18/8), bahwa ia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin ingin perang dengan Ukraina berakhir. Hal itu Disampaikan Trump dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih.

    Zelensky juga mengungkapkan ingin perang ini segera berakhir. Dan pihaknya siap bekerja sama secara trilateral dengan Amerika Serikat untuk menghentikan perang tersebut.

  • Tak Gabung NATO, Tak Dapat Crimea

    Tak Gabung NATO, Tak Dapat Crimea

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara mengenai nasib Ukraina yang saat ini berperang dengan Rusia. Trump mengatakan Ukraina tidak akan bergabung dengan kelompok NATo dan tidak akan mengambil kembali Crimea yang dianeksasi Rusia.

    Dilansir BBC, Senin (18/8/2025), hal tersebut disampaikan Trump beberapa jam sebelum ia dijadwalkan menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih. Trump juga mengatakan tidak akan ada pengembalian semenanjung Crimea, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014, delapan tahun sebelum melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.

    Pernyataan Trump ini menyusul pertemuan puncaknya dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Alaska, yang mengakibatkan presiden AS tersebut membatalkan tuntutan gencatan senjata, dan menyerukan kesepakatan damai permanen.

    Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada Minggu (17/8) malam waktu setempat, Trump menuliskan: “Presiden Zelensky dari Ukraina dapat segera mengakhiri perang dengan Rusia, jika ia mau, atau ia dapat terus berjuang.”

    “Ingat bagaimana semuanya bermula. Tidak ada pengembalian Crimea yang diberikan oleh Obama dan TIDAK ADA UKRAINA MASUK NATO. Beberapa hal tidak pernah berubah!!!” tambah Trump.

    Sebelum Trump kembali berkuasa pada bulan Januari lalu, negara-negara NATO menyepakati “jalur yang tidak dapat diubah” bagi Kyiv untuk menjadi anggota aliansi tersebut.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, bersama para pemimpin Eropa termasuk Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer, akan bergabung dengan Zelensky di Washington, AS untuk membahas masa depan Ukraina pada hari Senin (18/8).

    Trump kemudian menambahkan: “Besok adalah hari besar di Gedung Putih. Tidak pernah ada begitu banyak pemimpin Eropa sekaligus. Kehormatan besar bagi saya untuk menjamu mereka!!!”

    Zelensky mengunggah postingan di media sosial yang mengatakan bahwa ia “bersyukur” atas undangan Trump. “Kita semua memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan andal”.

    Ia juga menegaskan kembali perlunya jaminan keamanan yang efektif dari sekutu, “tidak seperti bertahun-tahun yang lalu… ketika Ukraina diberi apa yang disebut ‘jaminan keamanan’ pada tahun 1994 tetapi tidak berhasil”.

    “Tentu saja, Krimea seharusnya tidak diserahkan saat itu,” tambahnya. “Sama seperti Ukraina yang tidak menyerahkan Kyiv, Odesa, atau Kharkiv setelah tahun 2022”.

    Putin Ungkap Ada ‘Kesepahaman’ dengan Trump Soal Ukraina

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada “kesepahaman” yang dicapai dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah keduanya melakukan pertemuan di Alaska. Putin menyebut bahwa “kesepahaman” itu dapat membawa perdamaian di Ukraina.

    Putin dan Trump melakukan pertemuan yang sangat dinantikan di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, yang dimaksudkan untuk membahas perang di Ukraina dan langkah-langkah menuju perdamaian.

    Namun kedua pemimpin mengakhiri pertemuan tanpa ada kesepakatan apa pun soal Ukraina, setelah melakukan pembicaraan selama tiga jam di Joint Base Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska. Kendati demikian, Putin menyebut ada “kesepahaman” antara dirinya dan Trump mengenai Ukraina dalam pertemuan itu.

    “Kami berharap kesepahaman yang telah kami capai akan… membuka jalan bagi perdamaian di Ukraina,” kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Trump setelah pembicaraan keduanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    Putin tidak menjelaskan lebih lanjut soal “kesepahaman” yang dimaksudnya tersebut.

    Dalam konferensi pers yang digelar singkat dengan backdrop sederhana bertuliskan “Pursuing Peace” tersebut, Putin mengatakan bahwa Rusia berharap agar “Kyiv dan ibu kota Eropa akan memandang semua ini secara konstruktif dan tidak akan menciptakan hambatan apa pun”.

    Putin juga memperingatkan terhadap “upaya-upaya untuk mengganggu kemajuan yang telah muncul melalui provokasi atau intrik di-balik-layar”.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Trump Sebut Putin Sepakat soal Jaminan Keamanan Barat untuk Ukraina

    Trump Sebut Putin Sepakat soal Jaminan Keamanan Barat untuk Ukraina

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima jaminan keamanan untuk Ukraina dari AS dan negara-negara eropa. Trump menyebut poin ini cukup penting dalam upaya kesepakatan damai Rusia dan Ukraina.

    “Dalam sebuah langkah yang sangat signifikan, Presiden Putin setuju bahwa Rusia akan menerima jaminan keamanan untuk Ukraina dan ini adalah salah satu poin kunci yang perlu kita pertimbangkan dan kita akan mempertimbangkannya di meja perundingan, juga siapa yang akan melakukan apa,” kata Trump saat membuka pembicaraan dengan para pemimpin Eropa dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, AS, Senin waktu setempat, dilansir AFP, Selasa (19/8/2025).

    “Saya pikir negara-negara Eropa akan menanggung banyak beban. Kami akan membantu mereka dan kami akan membuatnya sangat aman,” kata Trump.

    Dalam kesempatan yang sama, Zelensky memberikan penilaian optimis terhadap perundingan dengan mitranya dari AS, Donald Trump, dan mengatakan bahwa mereka membahas jaminan keamanan.

    “Kami telah melakukan percakapan yang sangat baik dengan Presiden Trump, dan itu benar-benar yang terbaik — atau, maaf, mungkin yang terbaik di masa mendatang,” kata Zelensky pada pertemuan yang diperluas dengan para pemimpin Eropa.

    Trump Buka Peluang Satukan Pertemuan Putin-Zelensky

    Trump turut membuka kemungkinan pertemuan trilateral bersama mitranya, Ukraina yang dipimpin Volodymyr Zelensky, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyebut pertemuan itu bertujuan mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.

    “Kita akan mengadakan pertemuan. Saya pikir jika semuanya berjalan lancar hari ini (pertemuan Trump dengan Zelensky), kita akan mengadakan trilateral dan saya pikir akan ada peluang yang wajar untuk mengakhiri perang ketika kita melakukannya,” kata Trump, duduk bersama Zelensky di Gedung Putih.

    Zelensky berterima kasih kepada Trump karena telah menjadi tuan rumah pembicaraan tersebut, yang akan diperluas untuk melibatkan para pemimpin Eropa di kemudian hari.

    “Terima kasih atas undangannya dan terima kasih banyak atas upaya Anda, upaya pribadi Anda untuk menghentikan pembunuhan dan menghentikan perang ini,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/fca)

  • Trump Bakal Telepon Putin Usai Bertemu Zelensky di Gedung Putih

    Trump Bakal Telepon Putin Usai Bertemu Zelensky di Gedung Putih

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerima Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, AS, untuk membahas kesepakatan damai dengan Rusia. Trump mengaku akan berkomunikasi melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pertemuan.

    “Saya baru saja berbicara dengan Presiden Putin secara tidak langsung dan kami akan menelepon tepat setelah pertemuan ini hari ini,” kata Trump kepada wartawan saat bertemu dengan Zelensky di Ruang Oval, Senin waktu setempat, dilansir AFP, Selasa (19/8/2025).

    Trump juga membuka kemungkinan pertemuan trilateral bersama mitranya, Ukraina yang dipimpin Zelensky, dengan Putin. Ia menyebut pertemuan itu bertujuan mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.

    “Kita akan mengadakan pertemuan. Saya pikir jika semuanya berjalan lancar hari ini (pertemuan Trump dengan Zelensky), kita akan mengadakan trilateral dan saya pikir akan ada peluang yang wajar untuk mengakhiri perang ketika kita melakukannya,” kata Trump.

    Zelensky berterima kasih kepada Trump karena telah menjadi tuan rumah pembicaraan tersebut, yang akan diperluas untuk melibatkan para pemimpin Eropa di kemudian hari.

    (fca/fca)

  • Trump Sebut Putin Sepakat soal Jaminan Keamanan Barat untuk Ukraina

    Trump Sebut AS Terlibat Beri Jaminan Keamanan Ukraina Jika Perang Berakhir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan perundingan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, AS. Trump mengatakan negaranya akan terlibat dalam memberikan jaminan keamanan sebagai bagian dari perjanjian damai untuk mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (19/8/2025), Trump mengatakan bahwa meskipun negara-negara Eropa adalah garis pertahanan pertama lantaran berada di sekitar kawasan, namun AS akan tetap terlibat.

    “(negara-negara Eropa) garis pertahanan pertama karena mereka ada di sana, mereka adalah Eropa, kami juga akan membantu mereka. Kami akan terlibat,” kata Trump yang duduk di sebelah Zelensky di Gedung Putih, Senin siang waktu setempat.

    Sebelumnya diberitakan, Trump menyambut kedatangan Zelensky di Gedung Putih, AS. Pertemuan mereka dalam rangka merundingkan kemungkinan kesepakatan damai Ukraina dengan Rusia.

    “Kami mencintai mereka,” kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apa pesannya kepada rakyat Ukraina setelah menjabat tangan Zelensky.

    Ia juga memuji jaket hitam Zelensky yang elegan, setelah pria Ukraina itu dikritik oleh media sayap kanan karena tidak mengenakan setelan jas saat berkunjung pada bulan Februari yang berakhir dengan adu mulut.

    (fca/fca)

  • Trump Terima Zelensky di Gedung Putih, Bahas Kesepakatan Damai Ukraina-Rusia

    Trump Terima Zelensky di Gedung Putih, Bahas Kesepakatan Damai Ukraina-Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, AS. Pertemuan mereka dalam rangka merundingkan kemungkinan kesepakatan damai Ukraina dengan Rusia.

    Dilansir AFP, Selasa (19/8/2025), pertemuan Trump dan Zelensky digelar pada hari Senin waktu setempat.

    “Kami mencintai mereka,” kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apa pesannya kepada rakyat Ukraina setelah menjabat tangan Zelensky.

    Ia juga memuji jaket hitam Zelensky yang elegan, setelah pria Ukraina itu dikritik oleh media sayap kanan karena tidak mengenakan setelan jas saat berkunjung pada bulan Februari yang berakhir dengan adu mulut.

    Trump Buka Peluang Satukan Pertemuan Putin-Zelensky

    Presiden AS Donald Trump membuka kemungkinan pertemuan trilateral bersama mitranya, Ukraina yang dipimpin Volodymyr Zelensky, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyebut pertemuan itu bertujuan mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.

    “Kita akan mengadakan pertemuan. Saya pikir jika semuanya berjalan lancar hari ini (pertemuan Trump dengan Zelensky), kita akan mengadakan trilateral dan saya pikir akan ada peluang yang wajar untuk mengakhiri perang ketika kita melakukannya,” kata Trump, duduk bersama Zelensky di Gedung Putih.

    Zelensky berterima kasih kepada Trump karena telah menjadi tuan rumah pembicaraan tersebut, yang akan diperluas untuk melibatkan para pemimpin Eropa di kemudian hari.

    “Terima kasih atas undangannya dan terima kasih banyak atas upaya Anda, upaya pribadi Anda untuk menghentikan pembunuhan dan menghentikan perang ini,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/fca)

  • Israel Gelar Protes Nasional Menuntut Diakhirinya Perang Gaza

    Israel Gelar Protes Nasional Menuntut Diakhirinya Perang Gaza

    Selamat hari Senin!

    Kami kembali menghadirkan rangkuman sejumlah informasi utama yang terjadi selama 24 jam terakhir dari berbagai tempat di dunia.

    Dunia Hari Ini edisi Senin, 18 Agustus 2025, diawali dengan perkembangan terkini dari Gaza.

    Protes nasional di Israel

    Setidaknya 500.000 warga Israel turun jalan menyerukan agar perang segera diakhiri dan dicapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera.

    Menurut laporan media, lima puluh sandera Israel masih berada di Gaza, 20 orang di antaranya diyakini masih hidup.

    Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang menyerukan Presiden AS Donald Trump untuk “menyelamatkan” Israel dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Mereka yang hari ini menyerukan diakhirinya perang tanpa kekalahan Hamas tidak hanya memperkuat Hamas dan menunda pembebasan sandera, tapi mereka juga memastikan bahwa kengerian 7 Oktober akan terulang kembali, dan putra-putri kita harus berjuang lagi dan lagi dalam perang tanpa akhir,” demikian tanggapan PM Netanyahu soal unjuk rasa.

    Qantas didenda karena memecat ribuan pekerja

    Hakim Pengadilan Federal Australia Michael Lee mengatakan denda untuk maskapai penerbangan nasional Australia bisa mencapai maksimum AU$121 juta, dan tidak boleh kurang dari A$90 juta, atau 75 persen dari jumlah maksimum.

    Ia mengatakan AU$50 juta dari denda tersebut harus dibayarkan kepada Serikat Pekerja Transportasi (TWU).

    Hal ini menyusul keputusan Qantas pada tahun 2020 untuk memberhentikan ‘ground staff’-nya saat COVID, yang kemudian dinyatakan ilegal oleh Pengadilan Federal.

    TWU meminta agar maskapai tersebut didenda maksimum AU$121 juta, di samping kompensasi AU$120 juta yang wajib dibayarkan kepada karyawan yang terdampak.

    Lebih dari 300 orang tewas karena banjir

    Badan penanggulangan bencana di Pakistan mengatakan korban tewas akibat hujan lebat di wilayah utara Pakistan sudah meningkat menjadi setidaknya 337 orang.

    Pihak berwenang sudah memperingatkan akan adanya banjir bandang dan kemungkinan tanah longsor antara hari ini dan Selasa besok, sehingga mendesak pemerintah daerah untuk tetap waspada.

    Dalam konferensi persnya, Letnan Jenderal Inam Haider, ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mengatakan Pakistan mengalami perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim.

    Beberapa negara sudah menghubungi Pakistan untuk menawarkan bantuan, tetapi Inam mengatakan Pakistan memiliki sumber daya yang memadai dan tidak memerlukan bantuan asing saat ini.

    Para pemimpin Eropa ke Gedung Putih

    Menjelang perundingan soal perang di Ukraina yang akan digelar di Gedung Putih, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan bergabung untuk menjamu koalisi sekutu, termasuk Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, untuk memperkuat posisi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

    Para pemimpin berharap bisa mengamankan jaminan keamanan bagi Ukraina yang akan mencakup peran Amerika Serikat.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan Rusia akan menghadapi “konsekuensi”, termasuk sanksi yang lebih berat, jika kesepakatan tidak tercapai.

    Setelah KTT Alaska dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Trump menelepon Presiden Zelenskyy dan mengatakan jika para pemimpin Rusia sudah menawarkan untuk membekukan sebagian besar garis depannya jika Ukraina menyerahkan seluruh Provinsi Donetsk, yang merupakan salah satu target utama Moskow.

    Menurut seorang sumber, Presiden Zelenskyy menolak tuntutan tersebut, sementara Rusia sudah menguasai seperlima wilayah Ukraina, termasuk sekitar tiga perempat Provinsi Donetsk, yang pertama kali dimasukinya pada tahun 2014.

  • Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Surat pribadi Melania Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang disebut sebagai surat perdamaian memicu perdebatan publik tentang kemungkinan pembuatannya menggunakan kecerdasan buatan (AI).

    Dalam unggahan di media sosial resminya, ibu negara AS itu menyerukan agar Putin dapat “seorang diri mengembalikan tawa melodi anak-anak” yang telah lama hilang akibat perang besar yang berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina. Surat tersebut kemudian diserahkan langsung oleh Presiden Donald Trump kepada Putin dalam pertemuan puncak di Alaska, Jumat lalu, menurut laporan Reuters yang mengutip dua pejabat Gedung Putih.

    Di balik pesan penuh harapan dari Melania Trump itu, spekulasi lain muncul. Sejumlah komentator mempertanyakan apakah surat tersebut benar-benar ditulis langsung oleh sang ibu negara atau dihasilkan oleh AI.

    Keith Edwards, seorang strategi Demokrat, menulis di platform X bahwa surat itu “mengatakan banyak hal tanpa makna konkret” dan “mungkin ditulis oleh AI.” Chris Jackson, pendukung lama Joe Biden sekaligus aktivis Demokrat, mengeklaim dirinya telah menjalankan surat itu melalui perangkat AI yang menyimpulkan pesan ke Kremlin tersebut dihasilkan mesin.

    Perusahaan xAI milik Elon Musk, lewat sistem analisis Grok, menyatakan surat itu “menunjukkan tanda-tanda kuat sebagai hasil generasi AI dengan sedikit penyuntingan manusia untuk nada.”

    Meski begitu, tidak ada bukti konkret bahwa surat tersebut memang dibuat menggunakan AI. Pakar AI yang dimintai tanggapan menyebut gaya tulisan surat itu cenderung idealistis dan abstrak.

    “Kata-kata seperti kemurnian, kepolosan, kemanusiaan, cinta, kemungkinan, dan martabat ditumpuk rapat tanpa rincian kebijakan nyata. Model AI cenderung menggunakan nilai universal semacam ini ketika diminta menulis dengan nada inspirasional,” kata salah satu analisis, dilansir Newsweek, Senin (18/8/2025).

    Namun pakar itu juga mencatat surat tersebut tidak memperlihatkan perubahan nada atau frasa janggal khas konten buatan AI.

    Adapun isu AI bukan hal baru bagi Melania Trump. Baru-baru ini ia merilis audiobook berdurasi tujuh jam yang dipasarkan sebagai karya dengan teknologi audio AI sepenuhnya, menggunakan “suara resmi AI Melania Trump” sebagai narator.

    Selain itu, pada 2016, Melania pernah dituduh menjiplak pidato Michelle Obama dalam Konvensi Nasional Partai Republik. Saat itu tim Trump membela diri dengan menyatakan ia hanya menggunakan “kata-kata umum” dan tidak menyalin pidato ibu negara AS sebelumnya.

    Respons Ukraina

    Meski dipenuhi kontroversi, surat Melania Trump ternyata mendapat apresiasi dari Ukraina. Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha menyampaikan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Donald Trump atas “perhatian tulus” ibu negara terhadap nasib anak-anak Ukraina.

    Namun, versi surat yang dipublikasikan Melania di Instagram tidak secara eksplisit menyinggung tentang anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia.

    Sejak awal invasi skala penuh, Kyiv menuduh Moskow menculik ribuan anak dan memindahkan mereka ke wilayah Rusia atau daerah yang dikuasai pasukan Kremlin. Ukraina menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang.

    Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Maret 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris anak Rusia, karena diduga bertanggung jawab atas deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

    Moskow menolak tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa anak-anak dipindahkan demi melindungi mereka dari bahaya konflik. Namun laporan PBB menunjukkan kenyataan yang lebih suram: anak-anak di wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia mengalami eksekusi singkat, penahanan sewenang-wenang, kekerasan seksual terkait konflik, hingga penyiksaan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Ada Gencatan Senjata, Trump Desak Zelenskyy Buat Kesepakatan dengan Rusia

    Tak Ada Gencatan Senjata, Trump Desak Zelenskyy Buat Kesepakatan dengan Rusia

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina harus menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, sementara mereka tidak,” kata Trump setelah mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin yang gagal menghasilkan gencatan senjata dilansir Reuters, Sabtu, 16 Agustus.

    Dalam perubahan besar, Trump juga mengatakan ia telah sepakat dengan Putin soal cara terbaik untuk mengakhiri perang adalah dengan langsung menuju penyelesaian damai – bukan melalui gencatan senjata, seperti yang dituntut oleh Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa, yang hingga saat ini didukung oleh AS.

    Pernyataan Trump muncul setelah ia bertemu Putin selama hampir tiga jam di Alaska pada hari Jumat dalam pertemuan puncak AS-Rusia pertama sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

    “Semua pihak sepakat bahwa cara terbaik untuk mengakhiri perang yang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah dengan langsung mencapai Perjanjian Damai, yang akan mengakhiri perang, dan bukan sekadar Perjanjian Gencatan Senjata, yang seringkali tidak dapat dipertahankan,” tulis Trump di Truth Social dilansir Reuters, Sabtu, 16 Agustus.

    Perang tersebut—yang paling mematikan di Eropa selama 80 tahun—telah menewaskan atau melukai lebih dari satu juta orang dari kedua belah pihak, termasuk ribuan warga sipil yang sebagian besar berasal dari Ukraina, menurut para analis.

    Trump mengatakan akan mengadakan pembicaraan di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin pekan depan.

    “Jika semuanya berjalan lancar, kami akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Putin. Berpotensi, jutaan nyawa orang akan terselamatkan,” tuturnya.

    Setelah percakapan panjang dengan Trump pasca-KTT Alaska, Zelenskyy mengatakan Ukraina siap untuk kerja sama yang konstruktif, dan ia mendukung gagasan pertemuan trilateral.

    “Ukraina menegaskan kembali kesiapannya untuk bekerja dengan upaya maksimal demi mencapai perdamaian,” tulisnya di media sosial.

    Namun, Putin tidak menyebutkan pertemuan dengan Zelenskyy ketika berbicara kepada wartawan sebelumnya.

    Kantor berita pemerintah Rusia TASS mengutip penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, yang mengatakan bahwa kemungkinan pertemuan puncak tiga pihak yang melibatkan Zelenskyy belum dibahas.

  • Bukan Gencatan Senjata, Trump Dorong Perjanjian Damai untuk Perang Ukraina

    Bukan Gencatan Senjata, Trump Dorong Perjanjian Damai untuk Perang Ukraina

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengesampingkan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia setelah pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin. Trump menegaskan bahwa perjanjian damai secara langsung yang akan mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow.

    Kedua pemimpin sama-sama menyinggung beberapa poin kesepakatan selama pembicaraan tiga jam di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat, namun tidak menawarkan terobosan apa pun terkait gencatan senjata dalam konflik yang menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan kerusakan luas di Ukraina.

    “Hari yang hebat dan sangat sukses di Alaska!” kata Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025).

    “Pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia berjalan sangat baik, begitu pula percakapan telepon larut malam dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky dari Ukraina, dan berbagai pemimpin Eropa, termasuk Sekretaris Jenderal NATO yang sangat dihormati,” sebutnya.

    “Semua pihak sepakat bahwa cara terbaik untuk mengakhiri perang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah secara langsung mencapai Perjanjian Damai, yang akan mengakhiri perang, dan bukan sekadar Perjanjian Gencatan Senjata, yang seringkali tidak bertahan,” tegas Trump dalam pernyataan terbaru pada Sabtu (16/8) dini hari waktu AS, setelah dia mendarat di Washington DC.

    Pernyataan Trump ini disampaikan setelah Zelensky, dalam pengumumannya, mengatakan akan terbang ke Washington DC, ibu kota AS, untuk bertemu Trump pada Senin (18/8) mendatang. Trump mengonfirmasi pertemuan dengan Zelensky itu akan diadakan di Ruang Oval Gedung Putih.

    “Jika semuanya berjalan lancar, kami akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Putin,” ucap Trump, tanpa menjelaskan apakah pertemuan itu merupakan pertemuan trilateral.

    “Sangat mungkin, jutaan nyawa orang akan terselamatkan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya melakukan “percakapan yang panjang dan substantif dengan Trump” via telepon, yang dimulai sebagai pembicaraan empat mata, sebelum kemudian melibatkan para pemimpin Eropa. Dalam percakapan telepon itu, Trump menyampaikan “poin-poin utama” pembicaraannya dengan Putin.

    Tidak dijelaskan lebih detail oleh Zelensky soal topik percakapan teleponnya dengan Trump.

    Namun dalam pernyataan via media sosial, Zelensky menyuarakan dukungan terhadap usulan Trump, yang disebutnya menyangkut soal pertemuan trilateral. Dia menegaskan kembali bahwa dirinya siap untuk pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin — sesuatu yang didorong oleh Kyiv tetapi ditolak Kremlin.

    “Kami mendukung usulan Presiden Trump untuk pertemuan trilateral antara Ukraina, AS, dan Rusia. Ukraina menekankan bahwa isu-isu utama dapat dibahas di tingkat para pemimpin, dan format trilateral cocok untuk ini,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)