Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Harga Emas Hari Ini Melejit Setelah Rilis Data Inflasi AS – Page 3

    Harga Emas Hari Ini Melejit Setelah Rilis Data Inflasi AS – Page 3

    Sementara itu, seorang hakim federal pada Selasa untuk sementara memblokir upaya Trump untuk mencopot Gubernur Federal Reserve Lisa Cook, sebuah kemunduran awal bagi Gedung Putih dalam pertarungan hukum yang mengancam independensi bank sentral.

    Perhatian kini beralih ke pembacaan indeks harga konsumen hari Kamis, yang dipandang penting dalam membentuk sikap kebijakan Fed.

    “Angka USD 3.750 muncul sebagai resistensi signifikan berikutnya, dan konsolidasi di atasnya dapat mendorong logam mulia mendekati USD 3.900 pada akhir tahun,” ujar Analis Senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista.

    Di tempat lain, harga perak spot naik 0,7% menjadi USD 41,16 per ounce. Platinum naik 1,8% menjadi USD 1.392,65 dan paladium naik 2,9% menjadi USD 1.180,95.

  • Indeks Inflasi Produsen AS Rendah, Wall Street Ditutup Menghijau

    Indeks Inflasi Produsen AS Rendah, Wall Street Ditutup Menghijau

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (10/9/2025) waktu setempat setelah rilis data inflasi produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan mempengaruhi ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

    Berdasarkan data Reuters pada Kamis (11/9/2025), indeks S&P 500 naik 19,72 poin atau 0,30% menjadi 6.532,33. Nasdaq Composite menguat tipis 5,27 poin atau 0,02% ke level 21.884,75. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 219,15 poin atau 0,48% ke posisi 45.492,19. Sepanjang 2025, S&P 500 telah naik sekitar 11%, sedangkan Nasdaq melonjak sekitar 13%.

    Rilis data inflasi produsen atau producer price index (PPI) yang lebih rendah dari perkiraan memberikan dorongan tambahan bagi pasar, memperkuat taruhan investor bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini. Data terbaru pasar tenaga kerja juga mengonfirmasi perlambatan pertumbuhan lapangan kerja di AS.

    Alat CME FedWatch menunjukkan pelaku pasar memperkirakan The Fed hampir pasti memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan depan, dengan peluang 10% untuk pemangkasan lebih dalam sebesar 50 basis poin.

    “Fundamental pasar saham domestik tetap sangat kuat. Namun, valuasi saat ini sudah cukup tinggi dan dapat menjadi faktor penahan bagi reli lebih lanjut,” ujar Bill Northey, Direktur Investasi Senior di U.S. Bank Wealth Management, Montana.

    Investor kini menantikan data inflasi konsumen yang akan dirilis Kamis (11/9/2025) waktu setempat, yang dinilai penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed.

    “Data PPI yang lebih lunak, fokus The Fed yang semakin besar pada pasar tenaga kerja, serta tren revisi turun data ketenagakerjaan bulanan, semuanya memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga,” jelas Jordan Rizzuto, CIO GammaRoad Capital Partners.

    Di sisi lain, Gedung Putih menghadapi kemunduran setelah hakim federal pada Selasa (9/9) memblokir sementara upaya Presiden AS Donald Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook.

    Sejumlah bank besar, termasuk Barclays dan Deutsche Bank, menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500, dengan alasan kinerja laba korporasi yang kuat, ketahanan ekonomi AS, serta optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI).

    Sementara itu, saham Oracle melonjak dalam kenaikan harian terbesar sejak 1992, setelah perusahaan teknologi tersebut mengungkap lonjakan permintaan dari perusahaan AI untuk layanan cloud-nya. 

    Kapitalisasi pasar Oracle sempat menembus US$970 miliar, melampaui nilai pasar Eli Lilly, JPMorgan Chase, dan Walmart, serta mendekati kapitalisasi Tesla yang mencapai US$1,1 triliun.

  • Ditegur AS Usai Serang Hamas di Qatar, Israel Bilang Gini

    Ditegur AS Usai Serang Hamas di Qatar, Israel Bilang Gini

    Jakarta

    Duta Besar (Dubes) Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan negaranya tidak selalu bertindak demi kepentingan sekutunya, Amerika Serikat. Hal ini disampaikan setelah serangan Israel yang menargetkan para pemimpin kelompok Hamas di Qatar menuai teguran langka dari Presiden AS Donald Trump.

    Gedung Putih pada hari Selasa (9/9) waktu setempat mengatakan Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah sekutu AS tersebut.

    “Kami tidak selalu bertindak demi kepentingan Amerika Serikat. Kami berkoordinasi, mereka memberi kami dukungan yang luar biasa, kami menghargai itu, tetapi terkadang kami membuat keputusan dan memberi tahu Amerika Serikat,” kata Danon kepada sebuah stasiun radio Israel, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/9/2025).

    “Itu bukan serangan terhadap Qatar; itu adalah serangan terhadap Hamas. Kami tidak menentang Qatar, atau terhadap negara Arab mana pun, kami saat ini menentang organisasi teroris,” katanya.

    Danon mengatakan Israel “masih menunggu hasil” operasi tersebut.

    “Masih terlalu dini untuk mengomentari hasilnya, tetapi keputusan ini tepat,” tambahnya.

    Hamas mengatakan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan udara Israel di ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat itu. Salah satu korban tewas merupakan anak dari negosiator utama Hamas. Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), mengatakan bahwa para pemimpin senior mereka yang ada di Doha berhasil selamat dari serangan Israel tersebut.

    Pemerintah Qatar mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayahnya, yang disebutnya menargetkan rumah sejumlah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut, yang juga menjadi markas kepemimpinan Hamas.

    Dalam pernyataannya, Hamas menyebut tiga pengawal dan seorang ajudan untuk negosiator utama mereka Khalil al-Hayya tewas dalam serangan tersebut. Anak laki-laki Al-Hayya juga tewas dalam serangan Israel itu.

    Kementerian Dalam Negeri Qatar, dalam pernyataan terpisah, menyebut satu anggota pasukan keamanan internalnya tewas dalam serangan Israel, dan beberapa personel keamanan lainnya mengalami luka-luka.

    Lihat juga Video Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington

    Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diteriaki “Hitler zaman kita” saat sedang makan di sebuah restoran di area Washington DC pada Selasa (9/9) waktu setempat. Momen ini terekam video yang menjadi viral di media sosial.

    Teriakan cemoohan untuk Trump itu, seperti dilansir AFP, Rabu (10/9/2025), dilontarkan oleh sejumlah orang yang ada di dalam restoran yang sama, yang menjadi tempat Trump dan sejumlah menterinya makan malam bersama.

    AFP menyebut orang-orang yang meneriaki Trump itu sebagai demonstran, sedangkan media NBC News menyebut mereka sebagai para aktivis. Tidak diketahui secara jelas bagaimana mereka bisa masuk ke dalam restoran yang menjadi tempat sang Presiden AS bersantap.

    Beberapa video yang viral di media sosial menunjukkan momen para demonstran itu mencemooh Trump dengan meneriakkan: “Bebaskan DC! Bebaskan Palestina! Trump adalah Hitler zaman kita!”.

    Salah satu video menunjukkan para demonstran itu membentangkan bendera dan syal Palestina sembari meneriaki Trump di dalam restoran.

    Sang Presiden AS yang berusia 79 tahun ini, seperti terlihat dalam video yang viral, tampak mendekati para demonstran yang berteriak. Dia berhenti dalam jarak hanya beberapa langkah dari mereka, menganggukkan kepala, dan tersenyum tenang tanpa memberikan respons apa pun untuk cemoohan tersebut.

    Beberapa detik kemudian, Trump memberi isyarat agar area tersebut dikosongkan, sambil berkata “Ayo, kita pergi”.

    Para agen Secret Service kemudian membubarkan para demonstran itu, dan meminta mereka untuk segera keluar dari restoran. Namun teriakan para demonstran itu tidak berhenti dan terus berlanjut di luar restoran, seperti terlihat dalam video yang beredar di media sosial.

    Para demonstran yang meneriaki Trump diminta keluar dari restoran oleh agen Secret Service Foto: AFP

    Saat momen itu terjadi, beberapa orang lainnya yang ada di dalam restoran terdengar mencemooh balik para demonstran dan meneriakkan “U-S-A! U-S-A!”.

    Belum ada pernyataan resmi dari Secret Service maupun dari Kepolisian Metropolitan DC terkait insiden tersebut.

    Makan malam di depan umum tergolong hal yang langka bagi Trump. Namun Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa sang Presiden AS dan timnya menikmati makan malam di sebuah restoran yang hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih.

    Trump didampingi oleh Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Heghseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Wakil Kepala Staf Stephen Miller, Leavitt, dan beberapa stafnya yang lainnya. Dalam salah satu video yang beredar, Vance tampak menjabat tangan para pengunjung restoran dan meminta mereka untuk menikmati hidangan.

    Tonton juga video “Gedung Putih Sebut Trump Prihatin Israel Serang Qatar” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu: Perang Gaza Berakhir Jika Hamas Terima Proposal Trump

    Netanyahu: Perang Gaza Berakhir Jika Hamas Terima Proposal Trump

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang Gaza dapat berakhir “segera” jika kelompok Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Netanyahu menyebut pemerintahnya telah menerima persyaratan yang disebutkan dalam usulan gencatan senjata tersebut.

    “Israel telah menerima prinsip-prinsipnya, proposal yang diajukan oleh Presiden Trump untuk mengakhiri perang, dimulai dengan pembebasan segera semua sandera kami,” kata Netanyahu dalam sebuah acara di Kedutaan Besar AS di Yerusalem. “Jika proposal Presiden Trump diterima, perang dapat segera berakhir,” tambahnya, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/9/2025).

    Sebelumnya, Trump mengumumkan pada hari Minggu (7/9) lalu bahwa ia telah mengajukan usulan untuk mengamankan pembebasan para sandera di Gaza. Namun, Gedung Putih belum merilis detail apa pun tentang hal itu.

    Sementara itu, militer Israel pada Selasa (9/9) waktu setempat mengatakan mereka akan bertindak dengan “kekuatan lebih besar” dalam operasi militer di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza yang ingin mereka kuasai. Militer Israel pun memperingatkan penduduk Kota Gaza untuk segera mengungsi.

    Militer Israel dalam pernyataannya, mengatakan pengerahan “kekuatan lebih besar” di Kota Gaza itu bertujuan untuk mengalahkan kelompok Hamas, yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.

    “Kepada seluruh penduduk Kota Gaza… pasukan pertahanan bertekad untuk mengalahkan Hamas dan akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar di wilayah Kota Gaza,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial X.

    “Segera mengungsi melalui poros Al-Rashid,” cetus Adraee dalam pernyataannya.

    Imbauan mengungsi itu disampaikan militer Israel setelah Netanyahu memperingatkan penduduk Kota Gaza untuk mengungsi sesegera mungkin.

    Israel semakin mengintensifkan pengeboman terhadap Kota Gaza sebagai persiapan untuk operasi mengambil alih kendali atas kota tersebut dari Hamas, meskipun negara-negara Barat dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan telah berulang kali meminta Tel Aviv untuk membatalkan rencananya itu.

    “Dalam dua hari ini, kami telah merobohkan 50 menara teror, dan ini hanyalah tahap awal dari manuver darat yang intensif di Kota Gaza. Saya mengatakan kepada para penduduk: kalian telah diperingatkan, pergi sekarang!” kata Netanyahu dalam pernyataan via video pada Senin (8/9) malam.

    “Semua ini hanyalah pendahuluan, hanya pembukaan, untuk operasi intensif utama — manuver darat pasukan kami, yang sekarang sedang bersiap dan berkumpul untuk memasuki Kota Gaza,” tegasnya memberi peringatan.

    Dalam tanggapannya, Hamas menyebut ancaman yang dilontarkan Netanyahu sebagai “tindakan nyata untuk pemindahan paksa” para penduduk Kota Gaza.

    “Ini terjadi di bawah tekanan pengeboman, pembantaian, kelaparan, dan ancaman kematian — yang merupakan tantangan secara terang-terangan dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hukum dan konvensi internasional,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Hamas Bilang 6 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Qatar

    Hamas Bilang 6 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Qatar

    Doha

    Kelompok Hamas mengatakan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan udara Israel di ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat. Salah satu korban tewas merupakan anak dari negosiator utama Hamas.

    Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), menambahkan bahwa para pemimpin senior mereka yang ada di Doha berhasil selamat dari serangan Israel tersebut.

    Otoritas Qatar mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayahnya, yang disebutnya menargetkan rumah sejumlah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut, yang juga menjadi markas kepemimpinan kelompok tersebut.

    Dalam pernyataannya, Hamas menyebut tiga pengawal dan seorang ajudan untuk negosiator utama mereka Khalil al-Hayya tewas dalam serangan tersebut. Anak laki-laki Al-Hayya juga tewas dalam serangan Israel itu.

    Hamas, dalam pernyataannya, menegaskan “kegagalan musuh untuk membunuh saudara-saudara kita dari delegasi negosiasi”.

    Kementerian Dalam Negeri Qatar, dalam pernyataan terpisah, menyebut satu anggota pasukan keamanan internalnya tewas dalam serangan Israel, dan beberapa personel keamanan lainnya mengalami luka-luka.

    Serangan Israel itu menuai kritikan langka dari Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, dengan Presiden Donald Trump mengatakan dirinya “tidak senang dengan seluruh situasi ini”, meskipun Tel Aviv telah mengabari Washington terlebih dahulu sebelum membombardir Doha.

    Gedung Putih mengatakan bahwa Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah sekutu AS tersebut, dan telah memberikan peringatan dini untuk Qatar soal serangan yang akan datang.

    Namun Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang besar, mengakui belum menerima peringatan apa pun dari AS hingga serangan Israel berlangsung di wilayahnya.

    Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengatakan kepada Trump saat keduanya berbicara via telepon bahwa Doha akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan dan menjaga kedaulatannya.

    Tonton juga video “Hamas: Para Pemimpin Senior Selamat dari Serangan Israel ke Doha” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Video: Trump Sudah Peringatkan Qatar Soal Serangan Israel

    Video: Trump Sudah Peringatkan Qatar Soal Serangan Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gedung Putih menyatakan bahwa presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat menyesalkan serangan Israel terhadap sasaran hamas di Doha, Qatar. Melansir Reuters, Trump mengklaim memerintahkan utusan khususnya, Steve Witkoff untuk memperingatkan pihak Qatar mengenai rencana serangan Israel tersebut.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Rabu, 10/09/2025) berikut ini.

  • Gedung Putih Akui Israel Kabari AS Sebelum Bombardir Qatar

    Gedung Putih Akui Israel Kabari AS Sebelum Bombardir Qatar

    Washington

    Militer Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan para pemimpin Hamas di Doha, Qatar. Israel disebut telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) sebelum meluncurkan serangan ke Qatar.

    “Kami telah diberitahu sebelumnya,” kata pejabat Gedung Putih AS, yang tidak disebutkan namanya, dilansir AFP, Selasa (9/9/2025).

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan serangan militer Israel di Doha merupakan operasi independen dan tanggung jawab penuh Israel.

    “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Aljazeera, Selasa (9/9).

    “Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh,” lanjut Netanyahu.

    Baik militer Israel maupun Netanyahu tidak secara eksplisit merujuk lokasi serangan di ibu kota Qatar dalam pernyataan mereka.

    Israel Bombardir Doha

    Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

    “IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9).

    Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

    “Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” kata militer Israel.

    (fas/jbr)

  • Kesaksian Pekerja Korsel Saat Imigrasi AS Gerebek Pabrik Hyundai

    Kesaksian Pekerja Korsel Saat Imigrasi AS Gerebek Pabrik Hyundai

    Jakarta

    Seorang pekerja Korea Selatan menuturkan kepanikan dan kebingungan yang dialami rekan-rekannya ketika agen-agen federal Amerika Serikat masuk ke pabrik dan menangkap ratusan orang dalam penggerebekan imigrasi besar-besaran di pabrik mobil Hyundai di Negara Bagian Georgia.

    Pria yang tidak berkenan disebutkan namanya itu berada di pabrik milik Hyundai dan LG Energy Solution ketika agen-agen dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) menangkap 475 orang, termasuk 300 warga negara Korea Selatan. Beberapa di antara mereka digiring dengan rantai.

    Dia pertama kali menyadari adanya penggerebekan pada Kamis (04/09) pagi ketika dia dan rekan-rekannya menerima banyak sekali panggilan telepon dari para bos perusahaan.

    “Beberapa saluran telepon berdering dan pesannya adalah menutup operasi,” katanya.

    Ketika berita tentang penggerebekan tersebut menyebar, yang merupakan penggerebekan terbesar sejak Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih, pria itu mengatakan bahwa anggota keluarga yang panik mencoba menghubungi para pekerja.

    “Mereka ditahan dan mereka meninggalkan semua telepon seluler mereka di kantor. Telepon terus berdering, tapi kami tidak bisa menjawab karena [kantor] dikunci,” katanya.

    Menurut para pejabat AS, beberapa pekerja mencoba melarikan diri, termasuk beberapa orang yang melompat ke kolam limbah.

    Para pekerja dipisahkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kewarganegaraan dan status visa.

    Kemudian mereka diproses dan dimasukkan ke dalam beberapa bus.

    Sekitar 400 agen negara bagian dan federal telah berkumpul di luar kompleks pabrik senilai US$7,6 miliar, yang berjarak sekitar setengah jam dari Kota Savannah.

    Mereka lantas memasuki pabrik pada Kamis (04/09) sekitar pukul 10:30 waktu setempat.

    Kompleks seluas 3.000 hektare ini dibuka tahun lalu dan para pekerja di sana merakit mobil listrik.

    Petugas imigrasi berupaya menyelidiki dugaan praktik ketenagakerjaan ilegal di pabrik baterai kendaraan listrik yang sedang dibangun di kompleks tersebut.

    Operasi ini menjadi operasi imigrasi di satu lokasi terbesar dalam sejarah investigasi Keamanan Dalam Negeri, kata para pejabat.

    Dalam operasi tersebut, ratusan orang yang secara hukum tidak diizinkan untuk bekerja di AS ditahan.

    BBC Verify telah meninjau rekaman yang diunggah di media sosial dan tampaknya direkam di dalam pabrik baterai.

    Baca juga:

    Sebuah video menunjukkan para pria berbaris di sebuah ruangan, sedangkan seorang laki-laki bertopeng, mengenakan rompi berinisial HISHomeland Security Investigationsmemegang walkie-talkie, memberi tahu mereka:

    “Kami Keamanan Dalam Negeri, kami memiliki surat perintah penggeledahan untuk seluruh lokasi. Kami ingin kontruksi segera dihentikan, kami ingin semua pekerjaan di lokasi dihentikan sekarang juga.”

    BBC Verify bertemu dengan pekerja tersebut di Savannah, kota terdekat dari pabrik mobil besar tersebut. Mereka secara hukum berhak untuk bekerja di Amerika Serikat.

    Pria yang kami wawancarai mengatakan bahwa ia “syok tetapi tidak terkejut” dengan operasi imigrasi tersebut.

    Dia mengatakan bahwa sebagian besar pekerja yang ditahan adalah mekanik yang memasang jalur produksi di lokasi itu dan dipekerjakan oleh kontraktor.

    Dia juga mengatakan sebagian kecil dari mereka yang ditangkap telah dikirim dari kantor pusat di Seoul dan telah melakukan pelatihan, yang belum dapat dikonfirmasi oleh BBC.

    Pria tersebut mengatakan bahwa dia yakin hampir semua pekerja memiliki hak legal untuk berada di AS, namun jenis visanya salah atau hak mereka untuk bekerja telah habis masa berlakunya.

    XOperasi ini menjadi operasi imigrasi terbesar di satu lokasi dalam sejarah investigasi Keamanan Dalam Negeri, kata para pejabat.

    BBC telah menghubungi Hyundai dan LG Energy Solution untuk memberikan komentar.

    Dalam pernyataan bersama yang dirilis setelah penggerebekan, Hyundai dan LG Energy Solution mengatakan bahwa mereka “bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang terkait aktivitas di lokasi konstruksi kami. Untuk membantu pekerjaan mereka, kami telah menghentikan sementara konstruksi.”

    Hyundai juga mengatakan bahwa “berdasarkan pemahaman kami saat ini, tidak ada satupun dari mereka yang ditahan dipekerjakan secara langsung oleh Hyundai Motor Company”.

    Kedua perusahaan menambahkan bahwa mereka “berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi semua hukum dan peraturan di setiap pasar tempat kami beroperasi”.

    Baca juga:

    BBC Verify juga telah menghubungi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) untuk memberikan komentar dan rincian lebih lanjut tentang mengapa para pekerja tersebut ditahan dan apa yang mereka lakukan di pabrik tersebut.

    Pada Jumat (05/09), sehari setelah penggerebekan, Steven Schrank selaku agen ICE yang bertanggung jawab atas operasi tersebut mengatakan bahwa semua 475 tahanan “berada di Amerika Serikat secara ilegal”.

    Dia mengatakan bahwa mereka adalah para pekerja “yang masuk ke Amerika Serikat dengan berbagai cara yang berbeda, ada yang masuk secara ilegal, ada yang masuk dengan bebas visa dan dilarang bekerja, ada juga yang memiliki visa dan tinggal melebihi batas waktu yang ditentukan.”

    EPAPara pekerja di pabrik Hyundai dibariskan dan digeledah oleh aparat imigrasi AS.

    Operasi penggerebekan yang dijuluki oleh para pejabat AS sebagai “Operasi Tegangan Rendah” ini menargetkan pabrik baterai listrik yang sedang dibangun di pabrik mobil Hyundai.

    ICE telah merilis rekaman penggerebekan yang menunjukkan agen-agen federal tiba dengan kendaraan lapis baja dan membariskan para pekerja di luar pabrik.

    Beberapa orang terlihat dirantai bersama sebelum dimasukkan ke dalam bus.

    Foto lain menunjukkan dua orang pria di sungai yang tampaknya mencoba melarikan diri, dan seorang pria lainnya ditarik keluar dari air oleh agen yang berbicara kepadanya dalam bahasa Spanyol.

    Pekerja yang kami ajak bicara mengatakan bahwa ia bersimpati pada mereka yang telah ditahan, namun ia mengatakan bahwa tindakan keras bukanlah hal yang mengejutkan di bawah pemerintahan Trump.

    “Slogan mereka adalah mengutamakan Amerika, dan jika Anda bekerja di Amerika secara legal, Anda tidak akan mendapat masalah,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa waktu dan rintangan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan visa AS telah mendorong perusahaan-perusahaan asing untuk mengambil jalan pintas demi menyelesaikan proyek-proyek mereka tepat waktu, tetapi mereka mungkin perlu menilai kembali.

    “Maksud saya, setelah hal ini terjadi, banyak perusahaan akan berpikir ulang untuk berinvestasi di Amerika Serikat karena mendirikan proyek baru akan memakan waktu lebih lama dari sebelumnya,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa banyak dari mereka yang ditahan adalah spesialis dan mencari pekerja lokal untuk menggantikan mereka tidak akan mudah.

    Ketika BBC mengunjungi lokasi tersebut pada akhir pekan lalu, hanya ada sedikit tanda-tanda yang terlihat dari penggerebekan pada Kamis (04/09), meskipun dua tim keamanan meminta kami untuk terus berjalan saat kami merekam dari sisi jalan.

    Kompleks bernilai US$7,6 miliar ini berjarak setengah jam berkendara dari Kota Savannah, Georgia. (Getty Images)

    Pabrik mobil listrik di Ellabell, Negara Bagian Georgia, adalah kompleks besar yang mendominasi lanskap dan telah menjadi sumber lapangan kerja utama sejak proyek ini diumumkan pada 2022.

    Gubernur Negara Bagian Georgia dari Partai Republik, Brian Kemp, sebelumnya memuji kompleks senilai US$7,6 miliar tersebut.

    Dia menyebutnya sebagai proyek pembangunan ekonomi terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut.

    Dampak dari usaha ini telah tercermin dalam kebangkitan Asosiasi Amerika Korea di Greater Savannah.

    “Komunitasnya terus berkembang,” kata Cho Dahye, presiden asosiasi tersebut.

    Dahye, yang menjadi warga negara AS pada 1980-an dan juga dikenal dengan nama Amerika Ruby Gould, mengatakan bahwa operasi penangkapan ICE telah membuat banyak orang terkejut.

    Ia berharap penggerebekan di depan rumahnya tidak akan berdampak lebih luas pada hubungan AS-Korea Selatan.

    “Ini sangat mengejutkan bagi saya dan citra perusahaan global yang terkenal,” katanya.

    Laporan tambahan oleh Aisha Sembhi dan Woongbee Lee

    Tonton juga video “Trump soal Pabrik Hyundai Digerebek: Hubungan AS-Korsel Sangat Baik” di sini:

    (ita/ita)

  • Sebulan Tarif Trump Berlaku dan Dinamika Perdagangan Global

    Sebulan Tarif Trump Berlaku dan Dinamika Perdagangan Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Sudah satu bulan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi memberlakukan tarif timbal balik perdagangan terhadap puluhan negara.

    Namun, sejak tarif berlaku 7 Agustus 2025 hingga saat ini, masih banyak dinamika yang terjadi, mulai dari proses negosiasi sejumlah negara, ancaman tarif baru, hingga putusan pengadilan Federal yang menyebut tarif Trump ilegal.

    Terbaru, Pengadilan banding federal AS memutuskan bahwa sebagian besar tarif global Presiden Trump ilegal. Pada 29 Agustus lalu, pengadilan banding federal dengan suara 7–4 menilai undang-undang itu tidak memberi presiden kewenangan memberlakukan tarif, bea masuk, atau pajak secara sepihak.

    Meski begitu, pengadilan mengizinkan tarif tersebut tetap berlaku hingga 14 Oktober untuk memberi waktu bagi pemerintah mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

    Putusan tersebut menguatkan putusan sebelumnya oleh Pengadilan Perdagangan Internasional bahwa Trump secara keliru menggunakan undang-undang tersebut untuk ‘menghantam’ negara-negara di seluruh dunia dengan tarif yang tinggi. 

    “Undang-undang tersebut memberikan wewenang yang signifikan kepada Presiden untuk melakukan sejumlah tindakan dalam menanggapi keadaan darurat nasional yang dinyatakan, tetapi tidak satu pun dari tindakan ini secara eksplisit mencakup wewenang untuk mengenakan tarif, bea, atau sejenisnya, atau wewenang untuk mengenakan pajak,” kata pengadilan seperti dikutip Bloomberg, Senin (9/9/2025).

    Secara terpisah, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif Negeri Paman Sam untuk berbagai negara di seluruh dunia tetap berlaku.

    “SEMUA TARIF MASIH BERLAKU!” ujar Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social tak lama setelah putusan pengadilan banding tersebut dikeluarkan.

    Trump pekan lalu mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Gedung Putih meminta keputusan dapat dicapai paling lambat 10 September mengenai apakah perkara tersebut akan didengar pada November.

    Kesepakatan Dagang Terancam Batal

    Trump juga mengancam membatalkan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan jika Mahkamah Agung AS menguatkan putusan yang menyatakan tarif-tarifnya ilegal.

    Berbicara di Gedung Putih pada Rabu (3/9/2025) waktu setempat, Trump mengatakan pemerintahannya akan menang dalam perkara tersebut.

    “Kami sudah membuat kesepakatan dengan Uni Eropa di mana mereka membayar hampir US$1 triliun. Dan Anda tahu apa? Mereka senang. Semua kesepakatan itu sudah selesai. Tapi saya rasa kami harus membatalkannya,” ujarnya dikutip dari Reuters, Jumat (5/9/2025).

    Pernyataan tersebut menjadi yang pertama kali secara eksplisit menyinggung bahwa kesepakatan dagang dengan mitra utama—yang dinegosiasikan terpisah di luar kebijakan tarif—berpotensi tidak berlaku jika Mahkamah Agung menguatkan putusan pekan lalu.

    Trump menegaskan pencabutan tarif akan sangat merugikan AS. Namun, para ekonom mencatat bahwa bea masuk sebenarnya dibayar oleh importir di AS, bukan perusahaan asal negara pengekspor, dan berpotensi mendorong inflasi domestik.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan AS akan mengembalikan dana ke negara-negara di seluruh dunia jika Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak tarif Presiden Donald Trump,

    “Kami harus memberikan pengembalian dana sekitar setengah dari tarif, yang akan sangat buruk bagi keuangan negara,” kata Bessent seperti dikutip USA Today, Selasa (9/9/2025).

     

    Negosiasi Terus Berjalan

    Terlepas dari putusan pengadilan federal, proses negosiasi sejumlah negara terhadap tarif Trump terus berjalan. Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang secara resmi memberlakukan perjanjian dagang dengan Jepang, termasuk tarif maksimum 15% atas sebagian besar produk dan komitmen dana investasi US$550 miliar.

    Kesepakatan tersebut, yang juga mencakup komitmen Jepang membentuk dana investasi senilai US$550 miliar di AS, pertama kali dicapai pada Juli lalu namun baru difinalisasi pekan ini setelah Washington dan Tokyo bernegosiasi terkait detail perjanjian.

    Sementara itu, Trump juga menggandakan tarif impor terhadap India menjadi 50%. Naiknya tarif ini sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh India.

    Di Tanah Air sendiri, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan tarif timbal balik sebesar 19% sudah berlaku, namun negosiasi dengan pemerintah AS masih terus berjalan.

    “Iya, iya [tarif impor 19% dari Trump berlaku 7 Agustus 2025]. Ya kan itu 7 hari setelah tanggal 31 [Juli 2025] kan. Ya berarti hari ini [7 Agustus 2025],” kata Budi saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

    Budi menjelaskan hingga saat ini, pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi dengan pemerintah AS. Langkah ini sama seperti upaya pemerintah dalam menurunkan tarif resiprokal menjadi 19% dari yang semula 32%.