Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Akui Negara Palestina, Macron Desak Israel Setop Perang Gaza Segera

    Akui Negara Palestina, Macron Desak Israel Setop Perang Gaza Segera

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin (22/9) waktu setempat secara resmi mengakui Negara Palestina. Dia pun mendesak diakhirinya segera perang di Gaza, dengan menyatakan bahwa “waktunya untuk perdamaian telah tiba.”

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/9/2025), berbicara pada pembukaan konferensi internasional tingkat tinggi tentang penerapan solusi dua negara, Macron mengatakan saatnya telah tiba bagi Israel dan Palestina “untuk hidup berdampingan dalam damai dan aman.”

    “Namun, saat ini, Israel terus memperluas operasi militernya di Gaza, dengan tujuan yang dinyatakan untuk menghancurkan Hamas,” kata Macron, mengecam serangan yang sedang berlangsung.

    Ia menekankan korban jiwa akibat konflik tersebut: “Ratusan ribu orang telah mengungsi, terluka, kelaparan, dan trauma. Kehidupan mereka masih terus dihancurkan. Tidak ada yang membenarkan perang yang sedang berlangsung di Gaza. Tidak ada.”

    Macron juga mengumumkan bahwa Prancis akan membuka kedutaan besar untuk Negara Palestina setelah semua sandera di Gaza dibebaskan dan gencatan senjata tercapai.

    Portugal, Monako, Kanada, Belgia, Luksemburg, dan Malta kemudian juga turut mengakui Negara Palestina.

    Mesir akan menjadi tuan rumah konferensi rekonstruksi Gaza

    Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengatakan bahwa negaranya akan menjadi tuan rumah konferensi rekonstruksi Gaza segera setelah gencatan senjata tercapai di Gaza.

    “Mesir akan, segera setelah kita mencapai gencatan senjata, menjadi tuan rumah konferensi rekonstruksi internasional di Jalur Gaza untuk memobilisasi dana yang diperlukan bagi rencana rekonstruksi Arab-Islam,” ujarnya di konferensi tersebut.

    Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengadakan pertemuan multilateral dengan Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

    Trump juga akan mengadakan serangkaian pertemuan penting di Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu ini, dimulai dengan pembicaraan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan para pemimpin dari Ukraina, Argentina, dan Uni Eropa.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump Akan Gelar Pertemuan dengan Pemimpin Negara Muslim, Termasuk RI

    Trump Akan Gelar Pertemuan dengan Pemimpin Negara Muslim, Termasuk RI

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengadakan pertemuan multilateral dengan sejumlah pemimpin negara-negara Muslim di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negara-negara tersebut adalah Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab dan Yordania. Demikian disampaikan Gedung Putih pada hari Senin (22/9) waktu setempat.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (23/9/2025), pertemuan tersebut akan digelar pada hari Selasa (23/9) waktu setempat di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York untuk membahas cara-cara mengakhiri perang di Gaza.

    Pertemuan tersebut akan berlangsung beberapa hari sebelum Trump menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada 29 September mendatang.

    Pertemuan ini juga akan berlangsung di tengah gelombang pengakuan Negara Palestina oleh negara-negara Barat dan ancaman Israel untuk membalas dengan mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.

    Trump juga akan mengadakan serangkaian pertemuan penting di PBB minggu ini, dimulai dengan pembicaraan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan para pemimpin dari Ukraina, Argentina, dan Uni Eropa, kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.

    (ita/ita)

  • Beda Pandangan, Gubernur The Fed Sekutu Trump Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Beda Pandangan, Gubernur The Fed Sekutu Trump Ingin Suku Bunga Turun Lebih Dalam

    Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur baru The Fed Stephen Miran mendesak pemangkasan agresif suku bunga acuan AS hingga 150 basis poin tahun ini, pandangan yang berbeda tajam dengan mayoritas pejabat bank sentral.

    Dalam pidato kebijakan perdananya di Economic Club of New York, Senin (22/9/2025) waktu setempat, Miran menilai neutral rate of interest atau tingkat suku bunga netral—di mana kebijakan moneter tidak merangsang maupun menekan ekonomi—telah turun signifikan tahun ini akibat tarif impor, pembatasan imigrasi, dan kebijakan pajak.

    “Implikasinya, kebijakan moneter saat ini terlalu ketat. Membiarkan suku bunga jangka pendek sekitar 2 poin persentase di atas netral berisiko menyebabkan PHK yang tidak perlu dan pengangguran lebih tinggi,” kata Miran dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/9/2025).

    Miran ikut serta dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan lalu, yang memutuskan pemangkasan suku bunga 25 basis poin ke kisaran 4%–4,25%. Namun, dia memilih berbeda pendapat (dissent) dengan menginginkan pemangkasan lebih besar, yakni 50 basis poin.

    Dalam proyeksi suku bunga pekan lalu, Miran mengusulkan pemangkasan total 150 basis poin sepanjang 2025. Alasannya, suku bunga netral saat ini jauh lebih rendah sehingga pelonggaran sebaiknya dilakukan lebih cepat. 

    Sebagai perbandingan, median proyeksi 19 pejabat Fed menunjukkan pemangkasan tambahan hanya 50 basis poin.

    “Itu bukan langkah panik. Panik adalah jika kita memangkas 75 basis poin atau lebih. Saya tidak panik, hanya melihat risikonya akan semakin besar jika kita terlalu lama berada di atas netral,” ujarnya. 

    Miran menegaskan akan tetap bersikap berbeda dalam rapat-rapat Fed berikutnya.

    Sebelumnya, Miran menjabat Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih. Dia tidak mengundurkan diri dari jabatan itu, melainkan mengambil cuti tanpa bayaran. Masa jabatannya di Dewan Gubernur Fed berakhir Januari mendatang, meski belum jelas apakah akan bertahan hingga akhir.

    Adapun, pandangan Miran langsung menuai skeptisisme. Joe Brusuelas, Kepala Ekonom RSM, menilai kebijakan Fed saat ini tidak bisa disebut ketat. Kondisi keuangan masih akomodatif, sementara pasar tenaga kerja mendekati full employment.

    Miran berargumen turunnya imigrasi, pendapatan tarif impor, dan dorongan pertumbuhan akibat kebijakan pajak menjadi faktor penekan suku bunga netral. Menurutnya, perkiraan netral berada di level 2,5%, lebih rendah dari median proyeksi pejabat Fed sebesar 3%.

    Selain itu, Miran juga membuka kemungkinan mendukung penghapusan target inflasi 2% yang dinilai sulit diukur. Namun, dia menegaskan perubahan tersebut hanya mungkin dilakukan setelah target tercapai secara konsisten agar tidak menimbulkan kesan Fed mengubah aturan di tengah jalan.

    Pandangan Miran kontras dengan sejumlah pejabat Fed lain yang berbicara pada hari yang sama. Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menyatakan siap mendukung pemangkasan suku bunga tambahan hanya dalam kondisi tertentu.

    “Jika muncul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut, saya akan mendukung pemangkasan tambahan, dengan catatan risiko inflasi di atas target tidak meningkat dan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap terkendali,” ujar Musalem.

    Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menegaskan inflasi masih terlalu tinggi sehingga pejabat bank sentral perlu berhati-hati agar pelonggaran tidak memicu overheating ekonomi.

    “Kebijakan saat ini hanya ‘sangat sedikit’ restriktif setelah pemangkasan bulan ini. Kekhawatiran saya, jika pembatasan itu dicabut, perekonomian bisa kembali memanas,” jelas Hammack.

    Adapun Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, mengaku belum siap menyatakan dukungan terhadap pemangkasan suku bunga berikutnya.

    “Saya khawatir inflasi sudah terlalu lama bertahan di level tinggi. Jadi untuk saat ini saya tidak akan mendukung langkah tersebut, meski kita lihat perkembangan selanjutnya,” kata Bostic.

  • Nvidia Investasi Rp1.661 Triliun di OpenAI, Bangun Pusat Data AI Raksasa

    Nvidia Investasi Rp1.661 Triliun di OpenAI, Bangun Pusat Data AI Raksasa

    Bisnis.com, JAKARTA – Nvidia Corp. akan berinvestasi hingga US$100 miliar atau sekitar Rp1.661 triliun di OpenAI untuk membangun pusat data berkapasitas 10 gigawatt, memperkuat dominasi chip semikonduktor Nvidia di era ledakan kecerdasan buatan.

    Melansir Bloomberg pada Selasa (23/9/2025), hal ini menandai salah satu kesepakatan terbesar yang menegaskan melonjaknya permintaan global atas teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dan daya komputasi untuk menjalankannya.

    Kedua perusahaan mengumumkan telah menandatangani letter of intent untuk kerja sama strategis tersebut. Investasi itu akan digunakan untuk membangun pusat data berkapasitas sedikitnya 10 gigawatt, yang dilengkapi chip canggih Nvidia guna melatih dan mengoperasikan model AI.

    Kerja sama ini menempatkan keduanya di garis depan pembangunan pusat data global untuk generasi baru aplikasi AI — sebuah proyek yang diperkirakan menelan biaya triliunan dolar. Infrastruktur ini menuntut chip mutakhir, server, sistem pendingin, dan konsumsi listrik dalam skala masif.

    “Investasi dan kemitraan infrastruktur ini menjadi lompatan berikutnya — membangun 10 gigawatt untuk menggerakkan era baru kecerdasan,” ujar CEO Nvidia Jensen Huang dalam pernyataan resminya.

    Menurut sumber Bloomberg, Nvidia akan memperoleh saham di OpenAI dalam kesepakatan tersebut. Investasi diberikan bertahap, dimulai dengan US$10 miliar saat kontrak ditandatangani. Tahapan berikutnya akan dicairkan setiap kali kapasitas komputasi 1 gigawatt terealisasi.

    Meski begitu, baik Nvidia maupun OpenAI belum mengungkap detail lebih lanjut soal jadwal investasi. 

    “Kami berharap dapat merampungkan detail fase baru kemitraan strategis ini dalam beberapa pekan mendatang,” bunyi pernyataan bersama kedua perusahaan.

    Investor menyambut positif kerja sama kedua perusahaan. Saham Nvidia melonjak hingga 4,5% dalam perdagangan di New York dan kini sudah menguat sekitar 36% sepanjang tahun berjalan, mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. 

    Sementara itu, OpenAI kini menyandang predikat sebagai startup teknologi terbesar dengan valuasi US$500 miliar.

    Bagi Nvidia, kesepakatan ini memperkuat hubungan dengan sekutu penting. OpenAI, pembuat chatbot ChatGPT, tengah memperluas infrastruktur AI sendiri dan akan tetap menjadi pelanggan utama Nvidia meskipun perusahaan itu juga mencari pemasok lain.

    Nvidia juga berupaya tampil sebagai pendukung pembangunan infrastruktur teknologi dalam negeri, sejalan dengan prioritas pemerintahan Trump. Produsen chip asal Santa Clara, California itu terus menjalin hubungan dengan Gedung Putih, terutama saat perusahaan membutuhkan pelonggaran aturan ekspor teknologi ke China.

    Pekan lalu, Nvidia juga sepakat berinvestasi hingga US$5 miliar ke Intel Corp., produsen chip yang kini sebagian sahamnya dimiliki pemerintah AS.

    CEO OpenAI Sam Altman menegaskan kesepakatan dengan Nvidia akan membuka jalan bagi terobosan AI berikutnya dengan menjamin ketersediaan daya komputasi. 

    “Segalanya berawal dari komputasi. Infrastruktur komputasi akan menjadi fondasi ekonomi masa depan,” ujarnya.

    ChatGPT kini digunakan sekitar 700 juta orang setiap pekan, dan memerlukan daya komputasi besar untuk mendukung pengoperasian serta pengembangan produknya. OpenAI sebelumnya kerap menghadapi keterbatasan kapasitas komputasi, terutama saat meluncurkan produk baru.

    Altman bahkan mengungkap lewat media sosial bahwa OpenAI akan segera merilis sejumlah produk baru yang “sangat intensif komputasi” dalam beberapa pekan mendatang.

    Kesepakatan ini menambah daftar panjang proyek pembangunan pusat data bernilai jumbo tahun ini. OpenAI dan Oracle Corp. sebelumnya menggagas pembangunan kapasitas 5 gigawatt melalui proyek Stargate, termasuk fasilitas di Abilene, Texas.

    Pada Januari lalu, OpenAI, Oracle, dan SoftBank Group Corp. juga mengumumkan rencana investasi US$500 miliar untuk 10 gigawatt daya komputasi dalam empat tahun.

    Terpisah, Oracle sedang menjajaki kerja sama dengan Meta Platforms Inc. senilai US$20 miliar untuk layanan komputasi awan, di samping proyek pusat data besar Meta di Louisiana yang ditopang pembiayaan sedikitnya US$29 miliar.

    Sementara itu, awal bulan ini Microsoft Corp. meneken kontrak multiyear hampir US$20 miliar dengan Nebius Group NV untuk kapasitas cloud computing AI serta menyewa layanan komputasi AI senilai US$6,2 miliar di Norwegia. 

    Kesepakatan tersebut di luar rencana belanja US$30 miliar pada kuartal III/2025 guna memperluas jaringan pusat datanya.

  • Resmi! Prancis Akui Negara Palestina, Sekutu Israel “Berguguran”

    Resmi! Prancis Akui Negara Palestina, Sekutu Israel “Berguguran”

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengakui negara Palestina, langkah bersejarah yang segera memicu gelombang dukungan serupa dari sejumlah negara Barat.

    Dalam pidatonya dalam KTT soal solusi dunia negara untuk Palestina di PBB, Macron menyerukan diakhirinya perang yang telah menimbulkan penderitaan besar.

    “Waktu untuk perdamaian telah tiba, ketika kita hanya berjarak beberapa saat dari kehilangan kesempatan itu selamanya,” kata Macron, Senin (22/9/2025) waktu setempat.

    “Waktu telah tiba untuk membebaskan 48 sandera yang ditahan Hamas. Waktu telah tiba untuk menghentikan perang, pemboman di Gaza, pembantaian, dan pengusiran,” imbuhnya.

    Meski demikian, Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan membuka kedutaan besar untuk negara Palestina sampai syarat gencatan senjata di Gaza dan pembebasan seluruh sandera terpenuhi.

    Walaupun masih bersyarat, langkah Prancis tersebut disambut meriah oleh Otoritas Palestina. Delegasi Palestina menyebutnya sebagai keputusan “bersejarah dan penuh keberanian”.

    Tidak hanya Prancis, pengakuan terhadap Palestina juga diumumkan pada hari yang sama oleh Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal. Sebelumnya, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia sudah menyatakan pengakuan pada Mei lalu, sementara Swedia melakukannya sejak 2014.

    Macron menyebut bahwa Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, Monako, dan San Marino juga bergabung dalam daftar negara yang kini mengakui Palestina.

    Namun, langkah tersebut mendapat tentangan keras dari Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji tidak akan mengizinkan terbentuknya negara Palestina. Bahkan, sejumlah anggota kabinet garis kerasnya mengancam untuk mencaplok Tepi Barat demi menutup jalan menuju negara Palestina.

    Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan, “Israel akan mengambil tindakan. Mereka tidak sedang mempromosikan perdamaian. Mereka mendukung terorisme.”

    Dari Washington, Gedung Putih juga menyatakan ketidaksetujuan. Juru bicara Presiden Donald Trump, Karoline Leavitt, mengatakan, “Presiden percaya bahwa pengakuan (negara Palestina) adalah hadiah untuk Hamas.”

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam wawancara dengan AFP sebelum dimulainya pertemuan menyampaikan agar dunia tidak gentar terhadap ancaman balasan. “Kita tidak boleh merasa terintimidasi oleh risiko retaliasi,” ujarnya.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sosok Pemilik Baru TikTok Orang Terkaya Dunia, Bukan Elon Musk

    Sosok Pemilik Baru TikTok Orang Terkaya Dunia, Bukan Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan siapa orang yang akan memiliki Tiktok di negara itu. Dia adalah Rupert Murdoch yang merupakan pembisnis media dan juga anaknya Lachlan, yang tercatat memiliki kekayaan US$23,9 miliar (Rp 396,9 triliun).

    “Seorang pria bernama Lachlan ikut. Lachlan Murdoch…Rupert mungkin akan masuk dalam kelompok itu, saya pikir mereka akan masuk dalam kelompok itu,” kata Trump dikutip dari CNBC Internasional, Senin (22/9/2025).

    CNBC Internasional mengutip seorang sumber mengatakan Lachlan Murdoch kemungkinan tidak berpartisipasi dalam pembelian secara individu. Namun akan dibekingi oleh perusahaan tempat Lachlan menjabat sebagai CEO, yakni Fox Corporation.

    Selain keluarga Murdoch, Trump juga menyebut beberapa orang yang bakal ikut dalam kesepakatan pembelian operasional TikTok di AS. Mulai dari ketua eksekutif Oracle Larry Ellison dan CEO Dell Technologies Michael Dell.

    Larry Ellison diketahui sempat menyalip Elon Musk sebagai orang terkaya nomor 1 di dunia. Namun, kedudukan itu tak bertahan lama. Ellison saat ini tercatat sebagai orang terkaya ke-2 di dunia dengan estimasi harta US$370,9 miliar (Rp6.159 triliun), menurut laporan Forbes.

    Trump mengatakan orang-orang tersebut adalah seorang patriot Amerika dan meyakini kesepakatan itu akan berjalan dengan baik.

    “Beberapa orang lain yang sangat hebat, orang-orang terkemuka,” kata Trump.

    “Dan mereka patriot Amerika, mereka mencintai negara ini. Jadi saya pikir mereka akan melakukan pekerjaan sangat baik,” dia menambahkan.

    Kepemilikan TikTok di AS harus dialihkan dari induk perusahaannya ByteDance karena masalah keamanan nasional. Jika tidak, pemerintah setempat akan memblokir layanan di negara tersebut.

    Gedung Putih mengatakan enam dari tujuh dewan yang mengendalikan TikTok bakal menjadi warga AS. Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan pemerintah setempat akan mengendalikan algoritma aplikasi.

    Dia menambahkan data dan privasi TikTok versi AS akan dipimpin oleh Oracle.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Momen Trump-Elon Musk Reuni Pertama Kali Usai Bentrok Berbulan-bulan

    Momen Trump-Elon Musk Reuni Pertama Kali Usai Bentrok Berbulan-bulan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk akhirnya kembali reuni. Mereka terlihat mengobrol untuk pertama kalinya di depan publik pasca berbulan-bulan terlibat adu mulut di internet.

    Momen kebersamaan Trump dan Musk tertangkap kamera saat keduanya menghadiri upacara peringatan (memorial service) Charlie Kirk pada Minggu (21/9) waktu setempat.

    Tampak jejeran politikus papan atas Republik turut hadir di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, tempat memorial service untuk Kirk digelar. Ribuan orang berkumpul untuk mengenang mendiang Kirk yang tewas ditembak pada 10 September 2025.

    Sebelum Trump maju ke atas panggung untuk menyapa massa, Musk tampak menghampirinya dan duduk di bangku sebelah yang kosong, dikutip dari Fortune, Senin (22/9/2025).

    Mereka tampak saling berjabat tangan dan mengobrol santai layaknya kawan lama yang baru bertemu. Musk kemudian membagikan foto kebersamaannya dengan Trump ke akun X personalnya dengan menuliskan caption ‘For Charlie’ (untuk Charlie).

    Foto: Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk berbincang saat menghadiri peringatan memorial aktivis konservatif Charlie Kirk di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, Minggu (21/9/2025). (X/@elonmusk)
    Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk berbincang saat menghadiri peringatan memorial aktivis konservatif Charlie Kirk di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, Minggu (21/9/2025). (X/@elonmusk)

    Akun X resmi Gedung Putih juga membagikan momen Trump dan Musk yang tampak berbicara dan diambil dari sisi belakang. Musk kemudian turut me-retweet unggahan tersebut.

    Ini adalah kali pertama Trump dan Musk terlihat bersama di depan publik sejak Juni 2025, ketika keduanya saling sindir di media sosial terkait rencana pengeluaran dan pajak yang ditetapkan Trump.

    Saat ‘One Big Beautiful Bill’ maju ke Kongres, Musk mengkritiknya habis-habisan. Ia menyebut aturan itu akan menambah utang AS. Selain itu, aturan tersebut juga mengakhiri insentif pajak untuk mobil listrik dan modul energi solar, produk-produk yang dijual Tesla milik Musk.

    Musk bahkan menyebut peran Trump dalam kasus Jeffrey Epstein dan mengancam akan menarik roket SpaceX yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah federal.

    Tak tinggal diam, Trump mengancam akan mengerahkan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang sebelumnya dikepalai Musk untuk menyelidiki subsidi yang diterima perusahaan-perusahaan Musk.

    Seiring waktu, ketegangan keduanya mulai reda, tetapi Trump menekankan hubungannya dengan Musk telah berakhir. Trump juga mengatakan tak memiliki rencana berkomunikasi dengan Musk dalam waktu dekat.

    Pada pertengahan tahun ini, Kirk sempat menyebut Musk dan Trump pada akhirnya akan kembali bersatu. Kirk menilai Musk dan Trump akan jauh lebih kuat jika bersama.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netanyahu Ngamuk Banyak Negara Akui Kemerdekaan Palestina

    Netanyahu Ngamuk Banyak Negara Akui Kemerdekaan Palestina

    GELORA.CO -Pengakuan resmi atas kenegaraan Palestina oleh sejumlah negara Eropa pada Minggu, 21 September 2025, menuai kecaman dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Netanyahu bahkan menuduh Australia, Inggris, dan Prancis telah memberikan “hadiah” kepada Hamas. 

    “Itu tidak akan terjadi. Negara Palestina tidak akan berdiri di sebelah barat Sungai Yordan,” ujarnya, dikutip dari Associated Press, Senin 22 September 2025.

    Netanyahu dijadwalkan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB pada Jumat mendatang sebelum bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Ia mengatakan, tanggapan resmi Israel akan diumumkan setelah kunjungan tersebut.

    Sebagai respons, Netanyahu juga mengancam akan mengambil langkah sepihak, termasuk kemungkinan mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.

    Sebelumnya, Australia, Inggris dan Kanada secara resmi mengakui kenegaraan Palestina. Sebuah langkah yang kemudian disusul oleh Portugal

  • Trump Beri Bocoran Calon Pembeli TikTok AS, Siapa Saja?

    Trump Beri Bocoran Calon Pembeli TikTok AS, Siapa Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali memberikan sinyal mengenai calon pembeli platform media sosial TikTok. Beberapa nama konglomerat disebut-sebut masuk dalam daftar calon pembeli.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyampaikan Presiden China Xi Jinping telah menyetujui kesepakatan yang memungkinkan platform video pendek tersebut tetap beroperasi di AS melalui konsorsium investor lokal.

    Dilansir dari TechCrunch, Senin (22/9/2025), Trump menyebut taipan media Rupert Murdoch dan putranya, Lachlan Murdoch, kemungkinan besar akan terlibat dalam konsorsium tersebut.

    “Ada seseorang bernama Lachlan yang terlibat. Lachlan Murdoch… Rupert [Murdoch] sepertinya juga akan bergabung dalam kelompok itu. Saya rasa mereka akan masuk dalam grup investor,” kata Trump. 

    Trump juga menyebut Chairman Oracle Larry Ellison dan CEO Dell Technologies Michael Dell berpotensi ikut serta. Meski dirinya tidak menjelaskan apakah investasi itu bersifat pribadi atau melalui perusahaan, laporan Deadline menyebut Fox Corp, induk Fox News yang dipimpin CEO Lachlan Murdoch dan lama dipimpin Rupert Murdoch sedang dalam pembicaraan untuk masuk ke konsorsium investor yang akan membiayai pemisahan TikTok di AS dari induknya, ByteDance.

    Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kesepakatan sudah tercapai meski belum ditandatangani. Berdasarkan kesepakatan itu, operasional TikTok di AS akan dipisahkan dan mayoritas sahamnya akan dimiliki investor Amerika.

    Menurut Leavitt, enam dari tujuh kursi dewan direksi perusahaan baru akan diisi oleh orang Amerika, sementara algoritma TikTok akan berada di bawah kendali AS. 

    “Semua detail sudah disepakati, sekarang tinggal menunggu tanda tangan, yang saya perkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya dikutip Bloomberg.

    Bloomberg juga melaporkan, pejabat senior Gedung Putih menyebut investor baru TikTok akan mencakup Oracle, Andreessen Horowitz, serta firma ekuitas swasta Silver Lake Management, dengan Oracle bertanggung jawab atas keamanan aplikasi. 

    ByteDance sendiri disebut hanya akan memiliki kurang dari 20% saham di perusahaan hasil spin-off tersebut. Kesepakatan ini lahir setelah undang-undang federal yang disahkan tahun lalu mengancam pelarangan TikTok di AS pada Januari, tepat sebelum Trump kembali menjabat. 

    Aplikasi itu bahkan sempat tidak bisa diakses di AS. Namun, Trump beberapa kali memperpanjang tenggat bagi ByteDance untuk melepas TikTok ke pemilik baru.

    Trump juga menyebut Presiden China Xi Jinping telah menyetujui kesepakatan tersebut. TikTok pun mengeluarkan pernyataan yang berterima kasih kepada Xi dan Trump atas upaya mereka menjaga keberadaan TikTok di AS. 

    “ByteDance akan tetap mematuhi hukum yang berlaku untuk memastikan TikTok tetap tersedia bagi pengguna di Amerika melalui TikTok U.S.,” kata perusahaan itu.

  • Paniknya Pekerja Asing di AS Usai Trump Naikkan Biaya Visa Jadi Rp 1,6 M

    Paniknya Pekerja Asing di AS Usai Trump Naikkan Biaya Visa Jadi Rp 1,6 M

    Jakarta

    Kepanikan, kebingungan, dan amarah merebak ketika para pekerja pemegang visa H-1B atau visa kerja sementara asal India dan China terpaksa membatalkan rencana perjalanan mereka dan bergegas kembali ke Amerika Serikat (AS).

    Hal ini terjadi imbas keputusan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan biaya visa baru sebagai bagian dari pengetatan kebijakan imigrasi. Sejumlah perusahaan teknologi dan bank mengirim memo darurat kepada karyawan.

    Dikutip dari Reuters, Senin (22/9/2025, perusahaan meminta karyawan segera kembali sebelum batas waktu pukul 12:01 dini hari waktu setempat pada Minggu, sekaligus mengingatkan agar tidak meninggalkan Negeri Paman Sam.

    Trump menuding banyak perusahaan di AS menyalahgunakan visa H-1B demi menekan pengeluaran mereka untuk upah. Hal ini dianggap merugikan pasar tenaga kerja bagi warga AS.

    “Sejumlah pemberi kerja, dengan praktik yang kini meluas di seluruh sektor, telah menyalahgunakan ketentuan H-1B dan regulasinya untuk menekan upah secara artifisial, sehingga merugikan pasar tenaga kerja bagi warga negara Amerika,” ujar Trump.

    Menteri Perdagangan Howard Lutnick sempat menyebut perusahaan harus membayar US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,66 miliar per tahun untuk visa pekerja H-1B. Namun, juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengklarifikasi bahwa biaya itu bukan tahunan, melainkan hanya biaya satu kali yang berlaku untuk setiap pengajuan.

    Pihak Gedung Putih pada Sabtu kemarin menjelaskan bahwa aturan tersebut hanya berlaku bagi pemohon baru, bukan bagi pemegang visa yang sudah ada atau yang mengajukan perpanjangan. Namun, pernyataan Trump sehari sebelumnya telah lebih dulu menimbulkan kegelisahan, khususnya di Silicon Valley.

    Takut tak bisa kembali setelah aturan baru berlaku, sejumlah warga India di Bandara San Francisco mengaku mempersingkat liburan mereka. “Ini situasi di mana kami harus memilih antara keluarga atau tetap di sini,” ujar seorang insinyur di salah satu perusahaan teknologi besar.

    Penerbangan itu tertunda lebih dari tiga jam setelah beberapa penumpang India yang mendapat kabar mengenai aturan baru atau memo dari kantor mereka meminta turun dari pesawat. Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, sedikitnya lima penumpang akhirnya diizinkan turun.

    Sebuah video peristiwa tersebut beredar di media sosial, meski kebenarannya belum bisa diverifikasi secara independen. Istri sang insinyur, yang juga pemegang visa H-1B, memilih tetap menuju India untuk merawat ibunya yang sakit.

    “Ini benar-benar menyedihkan. Kami sudah membangun kehidupan di sini,” kata insinyur tersebut.

    Di aplikasi media sosial populer China, Rednote, banyak pemegang visa H-1B berbagi pengalaman mereka harus buru-buru kembali ke AS. Bahkan ada yang baru beberapa jam mendarat di China atau negara lain harus berangkat lagi ke AS.

    “Perasaan saya campur aduk antara kecewa, sedih, dan frustasi,” tulis seorang pengguna dengan nama Emily’s Life in NY.

    Ia menceritakan sudah berada di dalam pesawat United Airlines dari New York menuju Paris. Pesawat bahkan sudah bersiap lepas landas, tapi setelah bernegosiasi dengan pihak maskapai, kapten setuju kembali ke gerbang untuk menurunkannya.

    Merasa terguncang, ia akhirnya membatalkan perjalanannya ke Prancis, meninggalkan rencana bertemu teman-temannya, termasuk yang datang dari China, setelah menerima surat dari pengacara perusahaan yang meminta karyawan di luar negeri segera kembali ke AS.

    Perusahaan besar seperti Microsoft, Amazon, Alphabet, dan Goldman Sachs termasuk di antara yang mengirim surel darurat berisi imbauan perjalanan kepada karyawan.

    Amazon pada Sabtu memberikan arahan tambahan setelah ada kejelasan soal siapa yang terdampak. Menurut sumber yang mengakses portal internal perusahaan, karyawan yang sudah memegang visa H-1B tidak perlu mengambil tindakan. Hingga berita ini diturunkan, Amazon belum merespons permintaan komentar di luar jam kerja.

    Tonton juga video “China Kecam AS Buntut Kebijakan Pembatasan Visa” di sini:

    (ily/rrd)