Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Dana Perang Ukraina Hampir Habis, Zelensky Mau Temui Biden di AS

    Dana Perang Ukraina Hampir Habis, Zelensky Mau Temui Biden di AS

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Washington DC, hari ini, Selasa (12/12) waktu setempat.

    Juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre mengatakan pertemuan tersebut akan membahas dukungan AS ke Ukraina.

    “[Bapak Presiden] menggarisbawahi komitmen dukungan AS ke masyarakat Ukraina yang tak berubah,” kata Pierre, dikutip NBC News.

    Dia lalu berujar, “Para pemimpin akan membahas kebutuhan mendesak Ukraina dan pentingnya dukungan berkelanjutan Amerika Serikat di masa kritis ini.”

    Sementara itu, kepresidenan Ukraina menyatakan pertemuan kedua pemimpin akan fokus dengan isu-isu utama seperti “proyek bersama mengenai produksi senjata dan sistem pertahanan udara.”

    Mereka juga mengatakan Zelensky dan Biden akan membahas kerja sama dan koordinasi antar negara di tahun mendatang, demikian dikutip AFP.

    Zelensky juga akan berbicara di depan Senat dan DPR AS.

    Rencana pertemuan Biden dan Zelensky berlangsung saat Gedung Putih berusaha meningkatkan upaya mereka untuk membuat Senat dan DPR menyetujui bantuan bagi Ukraina.

    Pekan sebelumnya, senat AS gagal meloloskan rancangan undang-undang (RUU) pendanaan bantuan untuk konflik perbatasan termasuk Ukraina dan Israel.

    Dari hasil pemungutan suara, hanya 49 senat mendukung dan 51 yang lain menolak RUU tersebut. Menurut aturan di AS, untuk meloloskan RUU perlu dukungan 100 angota senat. Penolakan itu mayoritas muncul dari anggota senat Partai Republik.

    RUU tersebut akan memberikan sekitar US$50 miliar atau Rp776 triliun untuk Ukraina. Dana ini mencakup bantuan di bidang keamanan, kemanusiaan, dan ekonomi.

    (isa/dna)

  • Putra Biden Didakwa Ngemplang Pajak Rp 21,7 Miliar!

    Putra Biden Didakwa Ngemplang Pajak Rp 21,7 Miliar!

    California

    Dakwaan baru dijeratkan terhadap Hunter Biden, putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, oleh Departemen Kehakiman AS. Kali ini, Hunter didakwa gagal membayar pajak sebesar US$ 1,4 juta (Rp 21,7 miliar) selama empat tahun, padahal dia menghabiskan jutaan dolar untuk gaya hidup mewahnya.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (8/12/2023), dakwaan terbaru untuk Hunter ini diajukan oleh Departemen Kehakiman AS pada Kamis (7/12) waktu setempat. Putra Biden ini sebelumnya didakwa berbohong soal penggunaan narkoba saat membeli senjata api — dakwaan pidana pertama untuk anak Presiden AS yang menjabat.

    Dalam rentetan dakwaan terbaru yang diajukan ke Pengadilan Distrik Pusat California, pekan ini, Hunter yang berusia 53 tahun ini telah didakwa atas tiga pelanggaran pidana berat dan enam pelanggaran pajak ringan. Dia terancam hukuman 17 tahun penjara jika terbukti bersalah.

    Departemen Kehakiman AS menyatakan penyelidikan terhadap Hunter masih berlangsung.

    “Terdakwa (Hunter-red) terlibat dalam skema empat tahun untuk tidak membayar pajak federal yang dihitung sendiri setidaknya sebesar US$ 1,4 juta yang harus dia bayarkan untuk tahun pajak 2016 hingga tahun 2019,” demikian bunyi penggalan dokumen dakwaan terhadap Hunter.

    Disebutkan juga dalam dokumen dakwaan tersebut bahwa Hunter malah menghabiskan sejumlah besar uang “untuk obat-obatan, penghibur dan pacar, hotel mewah dan properti sewaan, mobil-mobil eksotis, pakaian, dan barang-barang pribadi lainnya”. Uang sebesar US$ 70.000 (Rp 1 miliar) digunakannya untuk rehabilitasi narkoba.

    Pengacara Hunter, Abbe Lowell, dalam pernyataannya menegaskan kliennya telah melunasi pajaknya. Lowell justru menuduh jaksa khusus AS, David Weiss, yang memimpin penyelidikan terhadap Hunter, telah mengingkari perjanjian sebelumnya.

    Lihat juga Video: Lima Senator Meminta Biden untuk Berlakukan Larangan ke China

    Weiss ditunjuk menjadi jaksa Delaware oleh mantan Presiden AS Donald Trump, dan ditetapkan sebagai jaksa khusus oleh Jaksa Agung Merrick Garland pada Agustus lalu.

    “Jika nama belakang Hunter bukan Biden, dakwaan di Delaware, dan sekarang di California, tidak akan pernah diajukan,” sebutnya.

    Gedung Putih menolak untuk berkomentar atas dakwaan tersebut.

    Belum diketahui secara jelas kapan Hunter akan hadir dalam persidangan kasusnya ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa melindungi warga sipil di Gaza adalah hal yang “penting”. Biden juga mengatakan lebih banyak bantuan harus diizinkan masuk, kata Gedung Putih.

    Biden, yang berbicara melalui telepon dengan Netanyahu pada Kamis (7/12) waktu setempat untuk pertama kalinya sejak 26 November, menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk “memisahkan penduduk sipil dari Hamas”.

    “Presiden menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil dan memisahkan penduduk sipil dari Hamas, termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan aman dari wilayah perang tertentu,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/12/2023).

    Amerika Serikat sangat membela hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel, menewaskan 1.200 orang, sementara 138 orang masih disandera.

    Namun, pemerintahan Biden menyebut terlalu banyak warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 17.177 pada hari Kamis (7/12).

    Ketika pertempuran sengit di perkotaan terjadi di kota-kota terbesar di Gaza dan sekitarnya pada hari Kamis (7/12) waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Israel perlu berbuat lebih banyak.

    “Penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang sedang berkunjung pada hari Kamis.

    Gedung Putih menyatakan, Biden juga menyambut baik keputusan Israel untuk memberikan lebih banyak bahan bakar menyusul gagalnya gencatan senjata “tetapi menekankan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan secara menyeluruh.”

    Biden juga meminta Hamas untuk mengizinkan Palang Merah mengakses para sandera yang masih ditahan oleh kelompok milisi Palestina tersebut.

    Secara terpisah, Biden juga berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II, seiring upaya terus dilakukan untuk memulihkan gencatan senjata singkat yang gagal pekan lalu, kata Gedung Putih.

    Kedua pemimpin sepakat untuk mengupayakan “perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan di Timur Tengah termasuk pembentukan negara Palestina,” imbuh Gedung Putih.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Biden Tekan Netanyahu Soal Keselamatan Warga Sipil di Gaza

    Biden Tekan Netanyahu Soal Keselamatan Warga Sipil di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS Joe Biden kembali menekankan pentingnya melindungi warga sipil kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal itu ia sampaikan lagi di tengah agresi militer yang masih berlangsung di Gaza kini sejak 7 Oktober.

    Biden menegaskan “melindungi warga sipil di Gaza adalah hal penting.” Tak hanya itu, ia juga meminta lebih banyak lagi bantuan yang diizinkan masuk.

    “Presiden menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil,” kata Gedung Putih seperti diberitakan AFP pada Jumat (8/12).

    Itu disampaikan dalam panggilan telepon pertama Biden dan Netanyahu setelah 26 November. Dalam kesempatan tersebut, Biden juga disebut menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk “memisahkan penduduk sipil dari Hamas”.

    “Dan memisahkan penduduk sipil dari Hamas termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan aman dari wilayah permusuhan tertentu,” ungkap Gedung Putih.

    AS sejak awal sangat membela hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang dan 138 orang masih disandera.

    Namun, pemerintahan Biden menilai sudah terlalu banyak warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan sudah 17.177 orang tewas per Kamis (7/12) sejak serangan balasan 7 Oktober.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengingatkan Israel untuk berbuat lebih banyak untuk memastikan keselamatan warga sipil Palestina, terutama saat sedang melakukan serangan darat ke wilayah selatan.

    “Penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang sedang berkunjung pada Kamis (7/12).

    “Masih ada kesenjangan antara niat [Israel] untuk melindungi warga sipil dan hasil nyata yang kami lihat di lapangan.”

    Amerika Serikat juga telah berupaya untuk memberikan lebih banyak bantuan ke Gaza.

    Biden menyambut baik keputusan Israel untuk memberikan lebih banyak bahan bakar menyusul gagalnya gencatan senjata “tetapi menekankan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan secara menyeluruh.

    Gedung Putih turut mengungkapkan Joe Biden secara terpisah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II sebagai upaya untuk memulihkan gencatan senjata singkat yang gagal pekan lalu.

    “Kedua pemimpin sepakat untuk mengupayakan perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan di Timur Tengah termasuk pembentukan negara Palestina,” ungkap Gedung Putih.

    (tim/chri)

  • Ultimatum Serius Muslim AS soal Agresi Israel Bisa Bikin Biden Pusing

    Ultimatum Serius Muslim AS soal Agresi Israel Bisa Bikin Biden Pusing

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendapat kecaman sekaligus ultimatum serius dari pemimpin Muslim di negara bagian AS atas dukungannya soal agresi militer Israel ke Palestina.

    Ancaman itu disebut-sebut bisa bikin Biden pusing terkait peluangnya maju di pemilihan presiden AS 2024.

    Para pemimpin Muslim tersebut berjanji pada Sabtu (2/12) akan menggalang komunitas mereka untuk menolak terpilihnya kembali Biden sebagai presiden.

    Dilansir dari Al jazeera, kampanye #AbandonBiden mulai digaungkan saat warga Muslim Amerika di Minnesota menuntut Biden menyerukan gencatan senjata sejak 31 Oktober.

    Aksi ini menyebar hingga Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.

    “Konferensi #AbandonBiden 2024 ini diadakan dengan latar belakang pemilihan presiden tahun 2024 mendatang dan keputusan untuk menarik dukungan kepada Presiden Biden karena keengganannya menyerukan gencatan senjata dan melindungi orang-orang tak berdosa di Palestina dan Israel,”  kata kelompok tersebut.

    Partai Demokrat di Michigan telah memperingatkan Gedung Putih terkait cara Biden menangani perang di Gaza dapat menghilangkan cukup banyak dukungan dari komunitas Arab-Amerika yang mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2024, dikutip dari Press TV.

    Presiden dan wakil presiden Amerika Serikat dipilih oleh sekelompok pemilik suara yang sebagian besar dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut.

    “Kami tidak punya dua pilihan. Kami punya banyak pilihan,” kata Jaylani Hussein, direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota.

    Pernyataan ini dikeluarkan oleh Hussein saat ditanya mengenai alternatif Biden pada konferensi pers di Dearborn, Michigan.

    Dunia perpolitikan Amerika Serikat didominasi oleh dua partai, yaitu Demokrat dan Republik. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi kandidat independen untuk mencalonkan diri.

    Beberapa kandidat presiden Amerika Serikat menyampaikan penolakan mereka terhadap agresi Israel ke Gaza.

    Cornel West, Mantan profesor Harvard dan filsuf kulit hitam terkemuka yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menentang pendudukan Israel di Palestina.

    Jill Stein, yang ikut serta dalam platform Partai Hijau, juga menuntut adanya gencatan senjata di Gaza.

    Namun, sumbangan pihak swasta ke dalam sistem politik Amerika Serikat membuat kandidat independen lebih sedikit mendapatkan sokongan dana. Hal ini berarti kandidat independen akan sulit mengalahkan calon kandidat dari dua partai besar.

    Hingga saat ini, para pejabat Amerika Serikat menolak tekanan untuk menghentikan perang Israel dan Hamas secara permanen.

    Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menegaskan pernyataan Biden bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri.

    Penolakan komunitas Muslim terhadap Biden bukan berarti mereka mengharapkan kembali kepemimpinan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    “Kami tidak mendukung Trump,” ungkap Muslim Amerika.

    Mereka menganggap penolakan suara terhadap Biden merupakan satu-satunya cara mengubah kebijakan negara tersebut.

    Survey yang baru-baru ini diakan menunjukkan bahwa terjadi penurunan drastis dukungan Arab-Amerika dari suara mayoritas menjadi hanya 17 persen.

    Penurunan suara ini berdampak penting di negara-negara bagian, seperti Michigan, di mana Biden memperoleh kemenangan dengan selisih 2,8 poin persentase dan warga Amerika keturunan Arab memperoleh 5 persen suara, menurut Arab American Institute.

    (cpa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memamerkan satelit mata-mata negaranya yang berhasil mengobrit baru-baru ini bisa mengambil gambar fasilitas strategis Amerika Serikat.

    Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan satelit mata-mata tersebut menjadi “mata-mata dari langit” bagi Pyongyang. KCNA mengklaim sejauh ini satelit itu sudah mengambil sejumlah gambar mulai dari situs-situs utama militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, dua musuh utama Korut.

    Gambar-gambar tersebut diambil pada Jumat (24/11) pagi waktu setempat, dari pukul 10.15 hingga 10.27. KCNA lalu merinci citra yang diambil meliputi wilayah Seoul, Osan, Pyeongtaek, Mokpo, dan Gunsan.

    KCNA juga mengklaim satelit bernama Malligyong-1 tersebut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Ibu Kota Roma di Italia.

    KCNA melaporkan pada Senin (27/11), satelit mata-mata Korut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Kementerian Pertahanan AS lebih detail lagi. Media corong pemerintah itu juga menuturkan Kim Jong UN sedang menganalisis dan meninjau foto-foto hasil satelit tersebut.

    KCNA juga mengklaim Kim Jong Un sedang menghitung beberapa kapal induk di pangkalan militer dan galangan kapal di negara bagian tetangga Virginia, AS, dari hasil citra satelit tersebut.

    Sementara itu, Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kim Song hadir di markas Dewan Keamanan untuk membela peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 itu.

    “Tidak ada negara lain di dunia yang berada dalam situasi keamanan yang sama kritis seperti DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea),” kata Kim Song, seperti diberitakan AFP, Senin (28/11).

    Kim Song mengklaim Amerika Serikat mengancam untuk menyerang Korea Utara menggunakan senjata nuklir. Sehingga, ia membela Pyongyang untuk memiliki senjata yang sama dengan Negeri Paman Sam.

    “Salah satu pihak yang berperang, Amerika Serikat, mengancam kami dengan senjata nuklir,” klaimnya.

    “Merupakan hak yang sah bagi DPRK sebagai pihak yang berperang untuk mengembangkan, menguji, memproduksi, dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat,” sambung Song.

    Namun, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield tidak menerima pernyataan Korea Utara yang mengatakan peluncuran satelit mata-mata itu merupakan bentuk “hak untuk membela diri” Pyongyang.

    Selain itu, Thomas-Greenfield juga menjelaskan negaranya dan Korea Selatan hanya sekadar melakukan latihan rutin tehadap satelitnya.

    “Kami sengaja mengurangi risiko dan mengupayakan transparansi dengan mengumumkan latihan tersebut terlebih dahulu, termasuk tanggal dan kegiatannya. Tidak seperti DPRK,” sindirnya.

    Korea Utara sebelumnya telah menempatkan satelit mata-mata pertama yang diberi nama Malligyong-1, yang diluncurkan dengan roket pendorong baru Chollima-1 pada Selasa (21/11) lalu. Roket yang membawa satelit tersebut diluncurkan ke arah selatan dan diyakini telah melewati prefektur Okinawa di Jepang.

    Korsel juga buka suara dan menganggap peluncuran ini sebagai pelanggaran nyata terhadap resolusi PBB.

    Selain itu, Korsel juga menangguhkan sebagian perjanjian dengan Korut yang membatasi kegiatan pengintaian dan pengawasan di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ).

    Namun, negara-negara itu tak bisa memastikan apakah satelit tersebut berhasil mencapai orbit.

    (pra/pra)

  • Biden: Solusi Dua Negara Jamin Keamanan Rakyat Israel dan Palestina

    Biden: Solusi Dua Negara Jamin Keamanan Rakyat Israel dan Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan solusi dua negara merupakan cara yang tepat untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Hal tersebut dia ungkapkan lewat sebuah cuitan di X (dulu Twitter).

    “Solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina,” kata Joe Biden pada Selasa (28/11) pagi waktu Indonesia.

    “Untuk memastikan warga Israel dan Palestina hidup dengan bebas dan martabat yang setara, kami tidak akan menyerah dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.

    Solusi dua negara atau two-state solution pertama kali dicetuskan oleh Komisi Peel pada 1937. Komite ini mengusulkan pembentukan negara Yahudi dan Arab untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

    Namun, setelah perang Israel-Arab pada 1948 berahir pada kemenangan di pihak Negeri Zionis. Arab pun mengenang hari itu sebagai Hari Nakba.

    Gagasan solusi dua negara ini tidak berujung pada terciptanya kesepakatan di antara kedua negara hingga hari ini.

    [Gambas:Twitter]

    Sementara itu, gencatan senjata antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas resmi diperpanjang hingga dua hari terhitung sejak Selasa (28/11) dini hari waktu setempat.

    Joe Biden sebelumnya mengatakan pemerintahnya mendukung perpanjangan gencatan senjata di Gaza ketika Israel dan Hamas menyepakati hal tersebut selama empat hari.

    Gencatan senjata pertama antara militer Israel dan kelompok Hamas berlaku setelah pasukan Zionis melakukan agresi di Palestina selama 50 hari. Gencatan senjata itu berlangsung pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    Setelah gencatan senjata diperpanjang, Israel telah membebaskan tambahan 33 warga Palestina yang menjadi tahanan di beberapa penjara. Beberapa di antaranya dari Damon, Mgiddo, Ofer, Ktzi’ot, Ramon, dan Nafha.

    Sementara, Hamas juga membebaskan 11 sanderanya sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata.

    Dikutip CNN, Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    (pra/pra)

  • Warga Israel Kepung Rumah Netanyahu sampai Hamas Bebaskan Sandera

    Warga Israel Kepung Rumah Netanyahu sampai Hamas Bebaskan Sandera

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata Israel dan milisi Hamas di Jalur Gaza selamat empat hari masih berlangsung namun Israel masih terus melancarkan sejumlah serangan di Palestina termasuk Tepi Barat.

    Berikut kilas berita internasional selama akhir pekan:

    Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    Massa Kembali Kepung Rumah Netanyahu: Dia Bencana bagi Israel

    Sejumlah warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat.

    Melansir Al Jazeera, para warga menyerukan bahwa Netanyahu merupakan bencana bagi Israel. Mereka juga membawa sejumlah poster protes dengan tulisan bervariatif.

    Di antaranya, ‘Bibi berbahaya, mundur lah sekarang,’ Bibi mengacu pada julukan perdana menteri. Ada juga poster bertuliskan ‘Netanyahu adalah bencana terbesar bagi Israel’.

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Kejadian itu berlangsung usai Israel sempat mengepung rumah sakit di Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Ingin Perpanjang Gencatan Senjata di Jalur Gaza

    Hamas Ingin Perpanjang Gencatan Senjata di Jalur Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok militan Palestina, Hamas ingin memperpanjang gencatan senjata empat hari dengan Israel. Ini merupakan upaya Hamas agar sandera yang dibebaskan bisa lebih banyak lagi.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu malam, Hamas mengatakan bahwa mereka ingin “memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.”

    Awal pekan ini, Qatar, yang memainkan peran sentral dalam memediasi kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa pihaknya juga berharap untuk memperpanjang gencatan senjata, yang mencakup ketentuan perpanjangan satu hari ekstra untuk setiap sepuluh sandera yang siap dibebaskan Hamas.

    “Apa yang kami harapkan adalah bahwa momentum yang telah dibawa dari pembebasan dan dari kesepakatan empat hari ini akan memungkinkan kami untuk memperpanjang gencatan senjata lebih dari empat hari ini, dan oleh karena itu masuk ke dalam diskusi yang lebih serius tentang sisa sandera,” kata juru bicara kementerian luar negeri Qatar, Majed Al-Ansari, melansir CNN.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    “Selama berminggu-minggu saya telah menganjurkan jeda dalam pertempuran untuk dua tujuan: untuk meningkatkan bantuan yang masuk ke warga sipil Gaza yang membutuhkan bantuan, dan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.”

    Biden mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas “terstruktur sehingga dapat diperpanjang untuk terus membangun hasil-hasil ini.”

    “Itulah tujuan kami: untuk menjaga agar jeda ini terus berlanjut hingga besok,” kata Biden.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Biden bahwa Israel akan melanjutkan serangan di Gaza dengan kekuatan penuh setelah gencatan senjata sementara berakhir.

    Namun, Netanyahu mengaku menyambut baik rencana perpanjangan gencatan senjata jika hal itu dapat memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan setiap hari, seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal yang ditengahi oleh Qatar.

    Sebelumnya, Israel dan milisi Hamas sepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

    Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.

    Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    “Selama berminggu-minggu saya telah menganjurkan jeda dalam pertempuran untuk dua tujuan: untuk meningkatkan bantuan yang masuk ke warga sipil Gaza yang membutuhkan bantuan, dan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.”

    Biden mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas “terstruktur sehingga dapat diperpanjang untuk terus membangun hasil-hasil ini.”

    “Itulah tujuan kami: untuk menjaga agar jeda ini terus berlanjut hingga besok,” kata Biden, melansir CNN.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa ia mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden bahwa Israel akan melanjutkan serangan di Gaza dengan kekuatan penuh setelah gencatan senjata sementara berakhir.

    Namun, Netanyahu ia mengaku menyambut baik perpanjangan gencatan senjata jika hal itu dapat memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan setiap hari, seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal yang ditengahi oleh Qatar.

    Sebelumnya, Israeldan milisi Hamassepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

    Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.

    Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]