Tempat Fasum: Gedung Putih

  • AS Balik Tuding Rusia Picu Eskalasi Perang Ukraina

    AS Balik Tuding Rusia Picu Eskalasi Perang Ukraina

    Dia menambahkan bahwa AS tidak melihat “alasan apa pun” untuk mengubah postur nuklirnya menyusul pembaruan doktrin nuklir Rusia yang disetujui Presiden Vladimir Putin. Washington mengecam langkah Moskow itu sebagai “retorika yang tidak bertanggung jawab”.

    “Kami belum melihat adanya alasan untuk menyesuaikan postur atau doktrin nuklir kami sebagai tanggapan terhadap pernyataan Rusia,” ucap Jean-Pierre saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih.

    Badan intelijen Barat dan Ukraina meyakini setidaknya 10.000 tentara Korut telah dikerahkan oleh Rusia, dan beberapa di antaranya ditempatkan di wilayah Kursk, untuk memperkuat pasukan Moskow.

    Jean-Pierre menyebut langkah itu sebagai bukti “keputusasaan” dari Rusia.

    “Mereka kini melihat banyak korban jiwa, dan sekarang yang mereka lakukan adalah meminta DPRK untuk memasok tentara kepada mereka,” ujarnya, menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

    Putin sebelumnya menuding AS mendorong perang yang berkecamuk di Ukraina menjadi konflik global, setelah negara itu mengizinkan Kyiv menyerang Moskow dengan rudal jarak jauh pasokan Barat. Putin memperingatkan Rusia bisa melancarkan serangan balasan.

    Dalam pidato terbaru pada Kamis (21/11) malam yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia, Putin menyebut Moskow telah merespons penggunaan rudal pasokan AS dan Inggris dengan menembakkan rudal balistik hipersonik jarak menengah jenis terbaru terhadap fasilitas militer Ukraina.

    Dia menyebut Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan enam rudal jarak jauh ATACMS buatan AS pada 19 November dan dengan rudal Storm Shadow buatan Inggris serta rudal HIMARS buatan AS pada 21 November, setelah mendapat persetujuan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

    “Sejak saat itu, seperti yang telah berulang kali kami tekankan, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat, telah memiliki unsur-unsur yang bersifat global,” cetus Putin.

    Lihat Video ‘Uji Peluncuran Rudal Hipersonik, Putin Serius Ancam Negara Barat’:

    (nvc/idh)

  • Biden Kecam Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu: Keterlaluan!

    Biden Kecam Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu: Keterlaluan!

    Pernyataan Gedung Putih itu tidak menyinggung soal perintah penangkapan ICC untuk petinggi Hamas Mohammed Deif.

    Para hakim ICC, dalam keputusannya mengabulkan pengajuan perintah penangkapan itu, menyatakan ada alasan-alasan masuk akal untuk meyakini Netanyahu dan Gallant, yang sudah mundur sebagai Menhan, bertanggung jawab secara pidana atas kelaparan di Jalur Gaza dan penganiayaan terhadap warga Palestina.

    Perintah penangkapan ICC terhadap Mohammed Deif juga mencantumkan dakwaan pembunuhan massal pada serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, termasuk pemerkosaan dan penyanderaan.

    Otoritas Israel, dalam tanggapannya, menolak yurisdiksi pengadilan internasional yang berkantor di Den Haag, Belanda ini, dan menyangkal tuduhan kejahatan perang di Jalur Gaza. Tel Aviv juga mengklaim pasukan militernya telah membunuh Mohammed Deif dalam serangan udara di Jalur Gaza pada Juli lalu.

    Hamas sejauh ini tidak membenarkan, tapi juga tidak membantah klaim Israel tersebut.

    Sementara jaksa ICC mengindikasikan pihaknya akan terus mengumpulkan informasi terkait laporan kematian Mohammed Deif tersebut.

    (nvc/zap)

  • Bukan Investasi Langsung, Ini Bentuk Dukungan AS untuk Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

    Bukan Investasi Langsung, Ini Bentuk Dukungan AS untuk Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya siap memberikan bantuan teknis kepada Indonesia dalam implementasi program makan bergizi gratis yang tengah disiapkan Presiden Prabowo Subianto.

    Agricultural Conselor Kedutaan Besar AS di Indonesia Lisa Ahramjian menyebut bahwa Negeri Paman Sam memiliki sejarah panjang dalam program makan gratis untuk siswa sekolah. Dia mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dan berbagi pengalaman terkait penerapan program makan bergizi gratis jika diminta.

    Ahramjian tidak menjawab terkait kemungkinan AS untuk berinvestasi secara langsung ke program makan bergizi gratis ini. Namun, dia mengatakan, Proyek Pendidikan AS-Indonesia yang telah diluncurkan akan menjadi salah satu bentuk dukungan terbesar AS kepada Indonesia dalam program makan bergizi gratis

    “Saya pikir akan sangat membantu jika kami memahami dukungan apa yang ingin mereka [Indonesia] dapatkan dari sisi teknis, perspektif kebijakan, atau bagaimana AS telah menyiapkan program makanan sekolah dan apa yang telah kami pelajari selama beberapa dekade terakhir. Jadi, saya pikir itulah yang terbaik,” ujar Ahramjian dalam acara peresmian Proyek Pendidikan AS-Indonesia di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

    Dia melanjutkan, AS juga membantu menjalankan program makan bergizi gratis di negara yang kurang berkembang, seperti Timor Leste. Namun, menurutnya bentuk bantuan yang dibutuhkan Indonesia sudah pasti akan berbeda mengingat posisi Indonesia sebagai negara yang sudah lebih maju.

    “Saran terbaik yang dapat kami berikan adalah bantuan teknis dan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Prabowo, terutama di bidang-bidang yang ingin mereka pelajari dari pengalaman AS,” tambahnya.

    Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden, juga telah menyatakan komitmennya untuk membantu program makan bergizi gratis saat kunjungan Prabowo ke Gedung Putih belum lama ini.

    “Kami menyatakan dukungan kami terhadap program nasional Indonesia untuk menyediakan makanan bergizi dan sehat bagi anak sekolah dan ibu hamil,” ujar Biden dalam keterangan resminya.

    Tidak hanya itu, Biden menekankan bahwa Indonesia dan AS juga berkomitmen untuk memajukan kerja sama kesehatan guna memajukan penelitian klinis, tujuan kesehatan masyarakat, dan sistem kesehatan untuk mengatasi kondisi kesehatan yang baru muncul dan kronis, serta penyakit menular, termasuk tuberkulosis. 

    Kedua pemimpin juga menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman tentang kesehatan antara Indonesia dan Amerika Serikat di masa mendatang. Upaya ini menggarisbawahi komitmen teguh kedua negara untuk berkolaborasi guna mewujudkan tujuan transformasi kesehatan Indonesia.

  • Hamas-Turki Sambut Baik Surat Perintah ICC Tangkap Netanyahu, AS Menolak

    Hamas-Turki Sambut Baik Surat Perintah ICC Tangkap Netanyahu, AS Menolak

    Jakarta

    Dunia bereaksi atas langkah Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sekutu Israel seperti Amerika Serikat geram, sementara kelompok Hamas menyambut baik putusan itu.

    Dilansir AFP, Kamis (21/11/2024), pengadilan juga mengeluarkan surat perintah untuk mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant serta kepala militer Hamas Mohammed Deif.

    Surat perintah dikeluarkan ICC sebagai tanggapan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dalam konflik berdarah yang dipicu oleh serangan kelompok militan Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023 dan pembalasan Israel.

    AS Menolak

    Amerika Serikat menegaskan pihaknya menolak secara fundamental keputusan ICC. Gedung Putih menilai ICC tak memiliki yurisdiksi atas konflik tersebut.

    “Kami tetap sangat prihatin dengan tindakan terburu-buru Jaksa Penuntut untuk meminta surat perintah penangkapan dan kesalahan proses yang meresahkan yang menyebabkan keputusan ini. Amerika Serikat telah menjelaskan bahwa ICC tidak memiliki yurisdiksi atas masalah ini,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

    Mike Waltz selaku penasihat keamanan nasional yang baru di bawah pemerintahan Presiden terpilih AS Donald Trump, membela Israel dan menjanjikan “tanggapan yang kuat terhadap bias antisemit ICC & PBB pada bulan Januari.”

    Komentarnya mencerminkan kemarahan besar di kalangan Partai Republik, dengan beberapa menyerukan Senat AS untuk memberikan sanksi kepada ICC, yang beranggotakan 124 warga negara yang secara teori diwajibkan untuk menangkap individu yang tunduk pada surat perintah.

    Untuk diketahui, baik Amerika Serikat maupun Israel bukanlah anggota ICC dan keduanya telah menolak yurisdiksinya.

    Hamas: Ini Keadilan

    “(Ini) merupakan langkah penting menuju keadilan dan dapat mengarah pada pemulihan bagi para korban secara umum, tetapi tetap terbatas dan simbolis jika tidak didukung dengan segala cara oleh semua negara di seluruh dunia,” kata anggota biro politik Hamas Bassem Naim dalam sebuah pernyataan.

    Uni Eropa Sebut Surat Penangkapan Bersifat Mengikat

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell mengatakan surat perintah itu bersifat “mengikat” dan harus dilaksanakan.

    “Ini bukan keputusan politik. Ini adalah keputusan pengadilan, pengadilan keadilan, pengadilan keadilan internasional. Dan keputusan pengadilan harus dihormati dan dilaksanakan,” katanya saat berkunjung ke Yordania.

    Amnesty International Sebut Netanyahu Buronan

    Amnesty International menyatakan bahwa kini Netanyahu resmi menjadi buronan. Pihaknya mendesak seluruh negara anggota ICC hingga sekutu Israel menunjukkan rasa hormat terhadap putusan tersebut.

    “Perdana Menteri Netanyahu sekarang resmi menjadi buronan,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan.

    “Kami mendesak semua negara anggota ICC, dan negara-negara non-pihak termasuk Amerika Serikat dan sekutu Israel lainnya, untuk menunjukkan rasa hormat mereka terhadap keputusan pengadilan… dengan menangkap dan menyerahkan mereka yang dicari oleh ICC,” tambah Callamard.

    “Negara-negara anggota ICC dan seluruh masyarakat internasional tidak boleh berhenti sampai orang-orang ini diadili di hadapan hakim-hakim ICC yang independen dan tidak memihak.”

    Italia Akan Mengevaluasi

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan pihaknya mendukung langkah ICC sambil terus mengevaluasi bersama.

    “Kami mendukung ICC, sambil selalu mengingat bahwa pengadilan harus memainkan peran hukum dan bukan peran politik. Kami akan mengevaluasi bersama dengan sekutu-sekutu kami apa yang harus dilakukan dan bagaimana menafsirkan keputusan ini,” kata Antonio.

    Argentina: Perbedaan Pendapat yang Mendalam

    Argentina “menyatakan perbedaan pendapatnya yang mendalam” dengan keputusan tersebut, yang “mengabaikan hak sah Israel untuk membela diri terhadap serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah,” Presiden Javier Milei memposting di X.

    Turki: Keputusan Positif

    Turki menilai Keputusan ICC positif meskipun terlambat. Turki berharap keputusan pengadilan dapat mengakhiri genosida di Palestina.

    “(Itu) adalah keputusan yang terlambat tetapi positif untuk menghentikan pertumpahan darah dan mengakhiri genosida di Palestina,” kata Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc di X.

    “Penguasa Israel yang biadab, yang menargetkan saudara-saudari Palestina kita yang tidak bersalah… harus diadili sesegera mungkin atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan mereka.”

    (taa/lir)

  • 7 Update Perang Ukraina: ‘Gerbang’ PD 3 Terbuka-Gebrakan Putin & Trump

    7 Update Perang Ukraina: ‘Gerbang’ PD 3 Terbuka-Gebrakan Putin & Trump

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Memasuki lebih dari seribu hari bertempur, pergerakan perang belum mencapai titik-titik perdamaian.

    Pada Minggu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan restu kepada Ukraina untuk menyerang wilayah dalam Rusia menggunakan senjata buatannya. Hal ini diramalkan dapat membuka peluang Perang Dunia (PD) 3.

    Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber oleh CNBC Indonesia, Rabu (20/11/2024):

    1. Ukraina Bom Rusia dengan Rudal Maut AS

    Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS untuk menyerang masuk ke negara Rusia. Mengutip Reuters, Ukraina menggunakan Army Tactical Missile System (ATACMS) milik AS, menyerang beberapa kota milik Moskow.

    Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk. Puing-puing salah satu rudal mengenai fasilitas tersebut, memicu kebakaran, meski beruntung tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

    “Militer Ukraina telah meluncurkan beberapa rudal ATACMS buatan AS ke Wilayah Bryansk Rusia, beberapa di antaranya telah dicegat,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan juga oleh laman Prancis, AFP.

    Media Ukraina sebelumnya juga melaporkan bagaimana Kyiv telah menembakkan rudal ATACMS ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya. Dirilis rekaman yang diduga sebagai momen peluncuran.

    Ukraina mengakui pihaknya menyerang depot senjata Rusia, sekitar 110 kilometer (km) di dalam wilayah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, dalam sebuah serangan yang menyebabkan “ledakan sekunder”.

    Namun militer Ukraina tidak secara terbuka menyebutkan senjata apa yang digunakannya walau sumber pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky dan pejabat Washington mengonfirmasi penggunaan ATACMS.

    “Rusia berhasil mencegat dua dari delapan rudal yang ditembakkan oleh Ukraina dan bahwa serangan itu dilakukan pada titik pasokan amunisi,” ujar pejabat AS yang tak menyebutkan nama.

    2. AS Tutup Kedutaan di Kyiv

    Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv, Ukraina, akan ditutup sementara pada Rabu (20/11/2024) menyusul informasi terkait potensi serangan udara besar-besaran. Departemen Urusan Konsuler AS menyatakan dalam situs resmi kedutaan bahwa tindakan ini diambil demi keamanan.

    “Sebagai langkah kehati-hatian, kedutaan akan ditutup, dan para pegawai diperintahkan untuk berlindung di tempat,” kata pernyataan itu, dilansir Reuters. Kedutaan juga mengimbau warga negara AS di Kyiv untuk bersiap mencari perlindungan segera setelah peringatan udara diumumkan.

    Peringatan ini muncul sehari setelah Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia. Penggunaan rudal ini dilakukan setelah Ukraina mendapat izin dari pemerintahan Presiden Joe Biden pada hari ke-1.000 sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina.

    Rusia sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika Washington memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal yang dipasok oleh AS, Inggris, dan Prancis untuk menyerang wilayah Rusia, Moskow akan menganggap negara-negara NATO tersebut terlibat langsung dalam perang.

    3. NATO Terjunkan 3.600 tentara di ‘Halaman Belakang’ Rusia

    Ribuan tentara NATO kini bersiaga di “halaman belakang” Rusia. Ini terkait latihan artileri berskala besar di Arktik Finlandia bulan ini.

    AFP menulis sekitar 3.600 tentara dari Amerika Serikat (AS), Swedia, Inggris, Prancis, dan anggota NATO lainnya akan melakukan latihan tembak langsung sepanjang November di daerah perbukitan Rovajarvi yang bersalju. Ini merupakan bagian dari latihan artileri NATO terbesar yang pernah diadakan di Eropa, yang dijuluki Dynamic Front 25, mencakup latihan di Estonia, Jerman, Rumania, dan Polandia yang melibatkan total sekitar 5.000 tentara.

    Direktur latihan Dynamic Front 25 di Finlandia, Kolonel Janne Makitalo, mengatakan tujuan utamanya adalah untuk melatih dan mengembangkan interoperabilitas dalam unit artileri aliansi. Termasuk mempersiapkan pasukan untuk kondisi Arktik yang keras, setelah Norwegia, Swedia, dan Finlandia semuanya menjadi anggota NATO.

    “Tentu saja ini mengirimkan pesan bahwa kami dapat berlatih bersama dan kami sedang mengembangkan aset kami,” katanya kepada wartawan, dikutip Rabu (20/11/2024).

    “Artileri pada dasarnya adalah raja dan ratu medan perang, seperti yang telah kita lihat dari pengalaman pertempuran di Ukraina,” kata Makitalo.

    Ia menepis anggapan bahwa NATO dapat memprovokasi Moskow. Apalagi dengan memamerkan kekuatan militernya di halaman belakang Rusia.

    “Ini bukan semacam unjuk kekuatan,” tegasnya menambahkan ergabungnya Finlandia dengan NATO membawa 280.000 tentara ke sisi utara aliansi.

    4. Laksamana AS Ungkap Kondisi perang Ukraina dan Arab

    Laksamana Asia-Pasifik Amerika Serikat (AS), Sam Paparo, menjabarkan kondisi militer Negeri Paman Sam dalam menghadapi konflik di Ukraina dan Timur Tengah. Hal ini disebarkannya dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa (19/11/2024).

    Dalam paparannya, Paparo menyebut konflik di Ukraina dan Timur Tengah menggerogoti persediaan pertahanan udara AS. Hal ini, menurutnya, akan membebani biaya perang yang disiapkan Washington.

    “Dengan beberapa Patriot yang telah digunakan, beberapa rudal udara-ke-udara yang telah digunakan, sekarang ini menggerogoti persediaan. Mengatakan sebaliknya akan menjadi tidak jujur,” kata Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik AS, dalam sebuah acara, yang dikutip Reuters.

    Biden telah memberi Kyiv serangkaian pertahanan lengkap, termasuk rudal Patriot dan sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Nasional. Tak hanya itu, Gedung Putih juga baru-baru ini merestui penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, atau ATACMS oleh Ukraina untuk menyerang Rusia.

    Lampu hijau yang diberikan Biden ini mengundang reaksi keras dari Rusia untuk segera mengesahkan doktrin nuklir terbarunya. Doktrin itu secara resmi dikenal sebagai ‘Dasar-dasar Kebijakan Negara di Bidang Pencegahan Nuklir’.

    Doktrin yang tertulis sepanjang 4 halaman itu menguraikan kondisi ancaman-ancaman yang dapat dibalas dengan penggunaan senjata nuklir.

    “Rusia akan mempertimbangkan serangan nuklir jika negara itu, atau sekutunya Belarus, menghadapi agresi dengan penggunaan senjata konvensional yang menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan dan (atau) integritas teritorial mereka,” kata doktrin baru tersebut, yang diteken Presiden Vladimir Putin.

    “Agresi terhadap Federasi Rusia dan (atau) sekutunya oleh negara non-nuklir mana pun dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dianggap sebagai serangan gabungan mereka,” tambah pernyataan itu.

    5. Rusia Respons Tembakan Rudal AS oleh Ukraina

    Rusia memberi respons terhadap serangan Ukraina yang menggunakan rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS), Army Tactical Missile System (ATACMS), yang makin meningkatkan ancaman terjadinya perang dunia ke-3 (PD 3). Rusia bahkan memberi isyarat AS dan sekutu, bahwa mereka siap untuk melakukan konfrontasi nuklir.

    Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov menyebut Barat memang ingin meningkatkan konflik. Ini ditegaskannya di sela-sela konferensi pers KTT G20 di Brasil, Selasa.

    “Fakta bahwa ATACMS digunakan berulang kali malam ini di wilayah Bryansk (Rusia), tentu saja, merupakan sinyal bahwa mereka (di Barat) yang menginginkan peningkatan (perang),” kata Lavrov menurut laporan Tass, dikutip CNBC International Rabu (20/11/2024).

    “Dan tanpa Amerika, mustahil untuk menggunakan rudal berteknologi tinggi ini,” tambahnya.

    Moskow sebenarnya sudah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak membiarkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya untuk menyerang Rusia secara langsung. Beberapa pejabat, termasuk Wakil Dewan Keamanan Rusia dan mantan Perdana Menteri negeri itu Dmitry Medvedev memberi ancama akan eskalasi dan perang dunia baru.

    Namun keputusan akhirnya dimuat Presiden AS Joe Biden, Senin, yang memperbolehkan penggunaan senjata buatan Lockheed Martin Corporation tersebut, yang mampu mencapai target hingga 300 kilometer (km). Kebijakan yang diketok persis dua bulan sebelum Biden digantikan Donald Trump tersebut disetujui dengan dalih masuknya tentara Korea Utara (Korut) dalam perang Rusia-Ukraina guna membantu pasukan Kremlin.

    6. Putin Siap Berunding dengan Trump

    Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan terbuka untuk membahas kesepakatan gencatan senjata Ukraina dengan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini terjadi tatkala Trump, yang baru saja memenangkan pemilihan awal bulan ini, berkomitmen menyelesaikan konflik tersebut.

    Dalam pelaporan terperinci yang dikutip Reuters, lima pejabat Rusia saat ini dan mantan pejabat mengatakan Kremlin secara umum mengatakan Moskow dapat setuju untuk membekukan konflik di sepanjang garis depan.

    “Mungkin ada ruang untuk negosiasi mengenai pembagian tepat empat wilayah timur Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson,” menurut tiga orang yang semuanya meminta anonimitas untuk membahas masalah-masalah sensitif.

    “Rusia mungkin juga terbuka untuk menarik diri dari sebagian kecil wilayah yang dikuasainya di wilayah Kharkiv dan Mykolaiv, di utara dan selatan Ukraina,” tambah dua pejabat lainnya.

    Putin mengatakan bulan ini bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata harus mencerminkan ‘realitas’ di lapangan. Namun ia khawatir gencatan senjata yang berumur pendek hanya akan memungkinkan Barat untuk mempersenjatai kembali Ukraina.

    “Jika tidak ada kenetralan, sulit untuk membayangkan adanya hubungan bertetangga yang baik antara Rusia dan Ukraina,” kata Putin kepada kelompok diskusi Valdai pada 7 November.

    “Mengapa? Karena ini berarti Ukraina akan terus-menerus digunakan sebagai alat di tangan yang salah dan merugikan kepentingan Federasi Rusia.”

    7. Intel Rusia Bicara soal Ukraina

    Moskow akan menanggapi langkah-langkah Barat yang mengancam Rusia dengan serangan jarak jauh. Hal ini diperingatkan kepala Badan Intelijen Asing (SVR) Rusia, Sergey Naryshkin.

    Kepala mata-mata Rusia itu mengatakan perubahan doktrin nuklir negara itu yang diberlakukan oleh Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa telah mengurangi ruang gerak bagi kekuatan Barat dalam konfrontasi mereka dengan Moskow.

    “Upaya beberapa anggota NATO untuk berpartisipasi dalam memfasilitasi kemungkinan serangan jarak jauh dengan senjata Barat jauh di dalam wilayah Rusia tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata Naryshkin dalam sebuah wawancara dengan majalah Rusia National Defense, yang diterbitkan pada hari Rabu.

    Pedoman pencegahan nuklir yang baru menetapkan bahwa serangan terhadap Rusia oleh negara non-nuklir yang didukung oleh negara nuklir akan dianggap sebagai operasi gabungan. Hal ini juga berpotensi memicu pembalasan nuklir dari Moskow

    “Perubahan ini secara de facto mengecualikan kemungkinan mengalahkan Angkatan Bersenjata Rusia di medan perang,” tambah Naryshkin.

    (luc/luc)

  • Doktrin Nuklir Rusia Diubah Putin

    Doktrin Nuklir Rusia Diubah Putin

    AS Tak Terkejut

    Amerika Serikat (AS) mengaku tidak terkejut dengan pengumuman terbaru Rusia soal perubahan doktrin nuklir yang telah disetujui oleh Putin. Washington menyebut Moskow sudah memberikan isyarat soal niatnya mengamendemen doktrin penggunaan senjata nuklirnya beberapa waktu terakhir.

    Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (20/11/2024), disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional pada Gedung Putih saat menanggapi pengumuman Kremlin soal Putin memberikan persetujuan untuk doktrin nuklir Rusia yang diperbarui atau diamandemen.

    Doktrin nuklir terbaru itu menyatakan Rusia kini bisa mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklirnya, jika dihantam serangan rudal konvensional yang didukung oleh negara yang juga memiliki kekuatan nuklir.

    “Kami tidak terkejut dengan pengumuman Rusia soal mereka akan memperbarui doktrin nuklirnya,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam pernyataannya.

    Disebutkan juru bicara itu bahwa Moskow sebenarnya telah “memberikan isyarat soal niatnya” untuk melakukan hal tersebut selama beberapa pekan terakhir.

    Dalam tanggapan lebih lanjut, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengecam langkah Rusia itu sebagai “retorika yang tidak bertanggung jawab”. “Ini lebih merupakan retorika tidak bertanggung jawab yang sama dari Rusia, yang telah kita saksikan selama dua tahun terakhir,” sebutnya.

    Namun demikian, menurut juru bicara itu, Washington saat ini tidak melihat adanya kebutuhan untuk mengubah postur kekuatan nuklir mereka sendiri.

    Ukraina: Gertakan untuk Takut-takuti Barat

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andriy Sybiga, menganggap langkah Rusia yang memperbarui doktrin nuklirnya sebagai “gertakan”.

    Sybiga mengingatkan sekutu-sekutu Barat untuk tetap “berpikiran jernih dan tidak menyerah pada rasa takut” dalam menghadapi langkah terbaru Moskow tersebut.

    Sybiga, seperti dilansir AFP, Rabu (20/11/2024), menyampaikan pernyataan itu saat berbicara dalam sidang Kongres Amerika Serikat (AS) di Gedung Capitol, Washington DC, pada Selasa (19/11) waktu setempat. Gedung Putih sebelumnya menyebut langkah Rusia itu sebagai “retorika tidak bertanggung jawab”.

    “Saat ini, kami melihat upaya baru Kremlin dalam menggunakan gertakan nuklir untuk menakut-nakuti Barat,” ucap Sybiga dalam pernyataannya.

    “Retorika publik nuklir mereka yang diperbarui soal penggunaan senjata nuklir tidak lebih dari sekedar pemerasan,” sebutnya.

    “Mereka telah menggunakannya berkali-kali sebelumnya ketika keputusan kuat diambil. Kita harus tetap berkepala dingin, berpikiran jernih dan tidak menyerah pada rasa takut,” cetus Sybiga dalam pernyataannya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Pernyataan Prabowo-Xi Jinping soal LCS Picu Kontroversi, Dubes AS Buka Suara

    Pernyataan Prabowo-Xi Jinping soal LCS Picu Kontroversi, Dubes AS Buka Suara

    Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir buka suara terkait pernyataan bersama Indonesia dan China, yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping, mengenai pengembangan wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan (LCS) atau Laut Natuna Utara.

    Lakhdhir mengatakan, AS mendukung Indonesia dan negara-negara tetangganya untuk membahas persoalan Laut China Selatan sesuai dengan hukum internasional yang tertuang dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau UNCLOS pada 1982.

    “Semua diskusi, baik itu dengan Indonesia atau tetangga-tetangga Indonesia, harus didasarkan pada hukum internasional UNCLOS. Itulah komitmen kami kepada Indonesia,” kata Lakhdhir pada Press Briefing di Kantor Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Jakarta pada Rabu (20/11/2024).

    Lakhdhir melanjutkan, Laut China Selatan juga menjadi salah satu topik pembahasan saat Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Gedung Putih belum lama ini.

    Pada pertemuan itu, Presiden AS, Joe Biden, serta pejabat senior lainnya di Washington D.C. menyampaikan komitmen untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

    “Kami juga mendukung kedaulatan Indonesia atas Zona Ekonomi Eksklusif [ZEE],” tambahnya.

    Sementara itu, melalui pernyataan bersama antara Presiden Biden dan Presiden Prabowo usai pertemuannya di Gedung Putih, kedua pemimpin negara menggarisbawahi dukungan mereka yang tak tergoyahkan untuk menegakkan kebebasan navigasi dan penerbangan serta penghormatan terhadap hak kedaulatan dan yurisdiksi negara-negara pantai atas zona ekonomi eksklusif mereka sesuai dengan hukum laut internasional, sebagaimana tercermin dalam Konvensi Hukum PBB tahun 1982. Laut (UNCLOS). 

    AS dan Indonesia juga mengakui pentingnya implementasi Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan tahun 2002 secara penuh dan efektif dan menyatakan dukungan terhadap upaya Asean untuk mengembangkan Kode Etik yang efektif dan substantif di Laut China Selatan. yang mematuhi hukum internasional, khususnya UNCLOS, dan menghormati hak dan kepentingan pihak ketiga. 

    Sebelumnya, Indonesia membantah pihaknya secara efektif mengakui klaim China yang disengketakan di Laut China Selatan setelah pernyataan bersama dengan Beijing mengenai pengembangan wilayah yang diperebutkan mendapat kecaman keras. 

    Dikutip dari Bloomberg, kehebohan ini muncul setelah China mengeluarkan pernyataan bersama selama kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing baru-baru ini yang menyebutkan kedua negara sepakat untuk berkolaborasi dalam inisiatif maritim dan mencapai pemahaman bersama mengenai pembangunan bersama di bidang-bidang yang memiliki klaim yang tumpang tindih. 

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan resminya mengatakan pernyataan tersebut tidak dapat diartikan sebagai pengakuan atas klaim kontroversial “sembilan garis putus-putus” atau nine dash line yang dilakukan China. 

    Kerja sama ini tidak dapat dimaknai sebagai pengakuan atas klaim ‘9-Dash-Lines’. Indonesia menegaskan kembali posisinya selama ini bahwa klaim tersebut tidak memiliki basis hukum internasional dan tidak sesuai dengan UNCLOS 1982. Dengan demikian, kerja sama tersebut tidak berdampak pada kedaulatan, hak berdaulat, maupun yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara,” jelas Kemlu.

  • Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina: Gertakan untuk Takut-takuti Barat!

    Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina: Gertakan untuk Takut-takuti Barat!

    Washington DC

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andriy Sybiga, menganggap langkah Rusia yang memperbarui doktrin nuklirnya sebagai “gertakan”. Sybiga mengingatkan sekutu-sekutu Barat untuk tetap “berpikiran jernih dan tidak menyerah pada rasa takut” dalam menghadapi langkah terbaru Moskow tersebut.

    Sybiga, seperti dilansir AFP, Rabu (20/11/2024), menyampaikan pernyataan itu saat berbicara dalam sidang Kongres Amerika Serikat (AS) di Gedung Capitol, Washington DC, pada Selasa (19/11) waktu setempat. Gedung Putih sebelumnya menyebut langkah Rusia itu sebagai “retorika tidak bertanggung jawab”.

    “Saat ini, kami melihat upaya baru Kremlin dalam menggunakan gertakan nuklir untuk menakut-nakuti Barat,” ucap Sybiga dalam pernyataannya.

    “Retorika publik nuklir mereka yang diperbarui soal penggunaan senjata nuklir tidak lebih dari sekedar pemerasan,” sebutnya.

    “Mereka telah menggunakannya berkali-kali sebelumnya ketika keputusan kuat diambil. Kita harus tetap berkepala dingin, berpikiran jernih dan tidak menyerah pada rasa takut,” cetus Sybiga dalam pernyataannya.

    Presiden Vladimir Putin memberikan persetujuan dengan menandatangani dekrit, pada Selasa (19/11) waktu setempat, yang memperluas cakupan soal kapan dan dalam situasi apa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir. Langkah ini dipandang sebagai pesan yang jelas untuk Ukraina dan negara-negara Barat, terutama AS.

    Doktrin nuklir terbaru itu menguraikan bahwa Rusia kini bisa mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklirnya terhadap negara non-nuklir, termasuk Ukraina, jika negara itu didukung oleh kekuatan nuklir.

  • Putin Ubah Aturan Serangan Nuklir Rusia, AS Tak Terkejut

    Putin Ubah Aturan Serangan Nuklir Rusia, AS Tak Terkejut

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) mengaku tidak terkejut dengan pengumuman terbaru Rusia soal perubahan doktrin nuklir yang telah disetujui oleh Presiden Vladimir Putin. Washington menyebut Moskow sudah memberikan isyarat soal niatnya mengamendemen doktrin penggunaan senjata nuklirnya beberapa waktu terakhir.

    Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (20/11/2024), disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional pada Gedung Putih saat menanggapi pengumuman Kremlin soal Putin memberikan persetujuan untuk doktrin nuklir Rusia yang diperbarui atau diamandemen.

    Doktrin nuklir terbaru itu menyatakan Rusia kini bisa mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklirnya, jika dihantam serangan rudal konvensional yang didukung oleh negara yang juga memiliki kekuatan nuklir.

    “Kami tidak terkejut dengan pengumuman Rusia soal mereka akan memperbarui doktrin nuklirnya,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam pernyataannya.

    Disebutkan juru bicara itu bahwa Moskow sebenarnya telah “memberikan isyarat soal niatnya” untuk melakukan hal tersebut selama beberapa pekan terakhir.

    Dalam tanggapan lebih lanjut, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengecam langkah Rusia itu sebagai “retorika yang tidak bertanggung jawab”. “Ini lebih merupakan retorika tidak bertanggung jawab yang sama dari Rusia, yang telah kita saksikan selama dua tahun terakhir,” sebutnya.

    Namun demikian, menurut juru bicara itu, Washington saat ini tidak melihat adanya kebutuhan untuk mengubah postur kekuatan nuklir mereka sendiri.

  • Potret Donald Trump Hadiri Peluncuran Roket SpaceX Elon Musk

    Potret Donald Trump Hadiri Peluncuran Roket SpaceX Elon Musk

    Kedekatan Trump dan Musk menjadi sorotan, terutama setelah Musk sering terlihat di Mar-a-Lago, klub pribadi Trump di Palm Beach. Musk, CEO Tesla, juga diketahui sebagai penasihat dekat Trump selama transisi menuju Gedung Putih. (Brandon Bell/Pool via REUTERS)