Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Fisikawan Ungkap Waktu di Bulan Berjalan Lebih Cepat dari Bumi

    Fisikawan Ungkap Waktu di Bulan Berjalan Lebih Cepat dari Bumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Para fisikawan berhasil mengungkap ternyata waktu di Bulan berjalan lebih cepat dibandingkan di Bumi. Simak penjelasannya.

    Pada April 2024, Gedung Putih menantang para ilmuwan untuk menciptakan standar waktu Bulan. Tantangan ini bukan sekedar menanyakan “Jam berapa sekarang di Bulan?” melainkan, “Seberapa cepat waktu berlalu di Bulan?”

    Pertanyaan ini penting karena perbedaan gravitasi dan kecepatan relatif Bulan dibandingkan Bumi memengaruhi bagaimana waktu dirasakan di kedua tempat tersebut.

    Menurut fisikawan teoritis Bijunath Patla dari National Institute of Standards and Technology (NIST), gravitasi yang lebih rendah di Bulan menyebabkan jam di sana bergerak lebih cepat dibandingkan dengan di Bumi.

    “Jika kita berada di Bulan, jam akan berdetak secara berbeda [dibandingkan di Bumi],” kata Patla, melansir Live Science, Senin (2/12).

    Menurut mereka gerakan relatif Bulan terhadap Bumi juga membuat jam di Bulan berjalan lebih lambat. Dua efek ini bersaing satu sama lain, tetapi hasil akhirnya adalah adanya perbedaan waktu sebesar 56 mikrodetik per hari atau 0,000056 detik.

    “Jadi ini adalah dua efek yang saling bersaing, dan hasil akhirnya adalah pergeseran 56 mikrodetik per hari,” tulis Patla.

    Patla berkolaborasi dengan rekannya di NIST, Neil Ashby, merumuskan temuan ini menggunakan teori relativitas umum Albert Einstein dan temuan mereka diterbitkan di Astronomical Journal.

    Walaupun perbedaan 5 mikrodetik terdengar kecil, implikasinya sangat besar terutama dalam misi luar angkasa yang membutuhkan akurasi tinggi, seperti komunikasi dan navigasi antara Bumi dan Bulan.

    Perbedaan waktu ini menjadi krusial untuk memastikan keselamatan navigasi di lingkungan Bulan, terutama dengan banyaknya aktivitas yang direncanakan di masa depan.

    Dampak perbedaan waktu

    Cheryl Gramling, seorang insinyur sistem di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, menjelaskan bahwa navigasi modern bergantung pada sinkronisasi jam dengan menggunakan gelombang radio.

    Dengan kecepatan cahaya, selisih 56 mikrodetik dapat menghasilkan kesalahan navigasi hingga 17 kilometer per hari, yang sangat tidak dapat diterima dalam misi Artemis yang membutuhkan akurasi posisi hingga 10 meter.

    “Hal yang paling mendasar adalah keselamatan navigasi dalam konteks ekosistem bulan ketika ada lebih banyak aktivitas di Bulan daripada yang ada saat ini,” kata Gramling.

    Teori relativitas Einstein menyatakan bahwa waktu tidak bersifat absolut. Jam di permukaan Bumi berdetak lebih lambat dibandingkan dengan di orbit karena pengaruh gravitasi. Hal ini telah diimplementasikan dalam sistem navigasi GPS, yang perlu memperhitungkan efek gravitasi agar tetap akurat.

    Namun, menentukan perbedaan waktu antara Bumi dan Bulan memberi kompleksitas baru. Selain gravitasi Bulan, pengaruh gravitasi Bumi juga berperan,bersama dengan gerakan rotasi masing-masing benda dan orbit Bulan terhadap Bumi.

    Untuk mengatasi tantangan ini, Patla dan Ashby menggunakan kerangka referensi yang menganggap sistem Bumi-Bulan bergerak di bawah pengaruh gravitasi Matahari.

    Selain itu, penelitian ini juga memperhitungkan Lagrange points atau posisi stabil di orbit antara Bumi dan Bulan. Dengan analisis ini, para ilmuwan berharap dapat menciptakan sistem waktu standar yang akan memudahkan koordinasi internasional di Bulan.

    Fisikawan Sergei Kopeikin dari University of Missouri dan astroom George Kaplan dari Observatorium Angkatan Laut AS juga melakukan perhitungan independen yang mendukung perbedaan waktu 56 mikrodetik tersebut.

    Mereka menemukan bahwa variansi kecil akibat gaya pasang surut dari Matahari dan Jupiter juga mempengaruhi waktu pada skala nanodetik. Hal ini penting untuk mencapai akurasi navigasi hingga skala 10 meter atau lebih baik.

    Meskipun populasi manusia dan robot di Bulan masih jauh dari kenyataan, standar waktu lunar perlu disiapkan sejak dini. Penelitian yang ada telah memberikan landasan penting untuk membangun konsensus internasional di antara para ahli waktu global.

    “Komunitas [relativitas] telah memberikan layanan yang luar biasa kepada kita dengan menerbitkan semua karya ini,” kata Gramling.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • MSF: Israel Lakukan Pembunuhan Tanpa Pandang Bulu Terhadap Warga Sipil di Gaza – Halaman all

    MSF: Israel Lakukan Pembunuhan Tanpa Pandang Bulu Terhadap Warga Sipil di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris jenderal Doctors Without Borders (MSF), Christopher Lockyear, menyebut Israel melakukan pembunuhan terhadap warga Sipil di seluruh Jalur Gaza.

    MSF juga menyoroti pembongkaran infrastruktur hingga bantuan kemanusiaan di Gaza.

    “Pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil oleh pasukan Israel sedang dilakukan di seluruh Jalur Gaza,” ujarnya kepada Al Jazeera, Jumat (20/12/2024).

    “Kita telah melihat pembongkaran infrastruktur yang penting bagi kehidupan, termasuk infrastruktur medis. Dan kita telah melihat tercekiknya bantuan kemanusiaan,” kata Lockyear.

    “Apa yang telah kita lihat di wilayah utara Gaza selama beberapa bulan terakhir ini sangat parah.”

    “Kita telah melihat warga Gaza mengungsi secara paksa, terjebak, dan dibom, yang merupakan tanda jelas pembersihan etnis yang sedang terjadi di wilayah utara Gaza,” paparnya.

    Kesepakatan Gencatan Senjata Hampir Tercapai

    Israel dan Hamas tampaknya semakin dekat dibandingkan beberapa bulan terakhir dalam menyepakati gencatan senjata yang dapat mengakhiri perang 14 bulan di Gaza dan membawa pulang puluhan orang yang disandera di sana.

    Namun, kedua belah pihak pernah hampir mencapai kesepakatan sebelumnya, tetapi perundingan tersebut gagal karena berbagai ketidaksepakatan.

    Putaran negosiasi ini juga menghadapi rintangan.

    Kesepakatan itu akan berlangsung secara bertahap dan mencakup penghentian pertempuran, pertukaran sandera Israel yang ditawan dengan tahanan Palestina , dan peningkatan bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung.

    Hal ini menurut pejabat Mesir, Hamas, dan Amerika.

    Tahap terakhir akan mencakup pembebasan sandera yang tersisa, diakhirinya perang, dan pembicaraan tentang rekonstruksi.

    Meskipun Israel dan Hamas telah menyatakan optimisme bahwa kesepakatan sudah dekat, poin-poin utama yang masih simpang siur masih menyangkut pertukaran sandera dengan tahanan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, kata orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.

    “Mereka sedang mempertimbangkan nama-nama sandera yang akan keluar pada tahap pertama — nama-nama tahanan yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran.”

    “Dan kemudian beberapa rincian spesifik tentang penempatan pasukan Israel selama gencatan senjata,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Rabu (18/12/2024), dikutip dari AP News.

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Serangan Israel terhadap dua tempat penampungan sekolah di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat perang.

    Koresponden Al Jazeera di Gaza mengatakan Israel menggunakan kekurangan air sebagai “alat perang” setelah secara sistematis menghancurkan infrastruktur air di daerah kantong itu.

    Setelah pengeboman terakhir Israel di Yaman, seorang juru bicara Houthi mengatakan para pejuang kelompok itu siap untuk perang panjang dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

    Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut, termasuk serangan terhadap dua sekolah yang menampung orang-orang terlantar di Kota Gaza utara, yang telah menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina dan melukai 30 lainnya.

    Di Tepi Barat yang diduduki, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di kota Tulkarem telah menewaskan empat pejuang Palestina, sementara dua orang, termasuk seorang wanita berusia 80 tahun, telah ditembak dan tewas dalam serangan di kamp pengungsi Balata dekat Nablus.

    Warga Palestina memeriksa kerusakan setelah serangan Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada 7 Desember 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (AFP/EYAD BABA)

    Politisi dan pemukim Israel telah mengunjungi tempat pengamatan di kota Sderot yang menyediakan pemandangan Gaza utara untuk membahas lokasi potensial bagi pemukiman ilegal masa depan di daerah kantong tersebut, The Times of Israel melaporkan.

    Majelis Umum PBB telah memberikan suara mendukung permintaan kepada ICJ untuk memberikan pendapat mengenai kewajiban Israel berdasarkan hukum internasional untuk memfasilitasi bantuan kepada warga Palestina di Gaza.

    Israel telah menyerang apa yang disebutnya lokasi Houthi di Yaman, menewaskan sedikitnya sembilan orang setelah mengebom dua pembangkit listrik di Sanaa, serta dua pelabuhan dan fasilitas minyak di Hodeidah.

    Perang Israel di Gaza  telah menewaskan sebanyak 45.129 warga Palestina dan melukai 107.338 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Pakistan Kembangkan Rudal yang Mampu Mencapai AS

    Pakistan Kembangkan Rudal yang Mampu Mencapai AS

    Islamabad

    Pakistan sedang mengembangkan kemampuan rudal balistik jarak jauh yang pada akhirnya akan memungkinkan negara itu menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat (AS). Gedung Putih menyebut program rudal Islamabad sebagai ancaman terbaru bagi Washington.

    Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jon Finer, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), mengungkapkan informasi mengejutkan soal negara bekas mitra dekat AS itu saat berbicara dalam forum Carnegie Endowment for International Peace pada Kamis (19/12) waktu setempat.

    Hubungan Washington dan Islamabad yang sebelumnya erat, telah memburuk sejak penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun 2021 lalu.

    Dalam pernyataannya, Finer menyebut langkah Pakistan itu menimbulkan “pertanyaan nyata” soal tujuan program rudal balistik negara tersebut.

    “Pakistan telah mengembangkan teknologi rudal yang semakin canggih, mulai dari sistem rudal balistik jarak jauh hingga peralatan yang memungkinkan pengujian motor roket yang berukuran jauh lebih besar,” sebutnya.

    Jika tren tersebut terus berlanjut, Finer menyatakan bahwa: “Pakistan akan memiliki kemampuan untuk menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat.”

    Finer menyebut bahwa jumlah negara bersenjata nuklir yang memiliki rudal yang mampu menjangkau wilayah AS “sangatlah sedikit dan cenderung bermusuhan”. Dia menyebut Rusia, Korea Utara dan China di antara negara-negara yang dimaksudnya tersebut.

    Lihat juga Video Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS, Warga: Sudah Telat

  • Zelensky Ngaku Butuh Kerja Sama AS-Eropa untuk Wujudkan Perdamaian

    Zelensky Ngaku Butuh Kerja Sama AS-Eropa untuk Wujudkan Perdamaian

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya membutuhkan Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mendukung perdamaian yang langgeng. Hal ini ia katakan saat bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak sebelum pelantikan Donald Trump.

    Dilansir AFP, Kamis (19/12/2024), Trump kembali ke Gedung Putih bulan depan setelah berjanji untuk segera mengakhiri konflik yang menurut NATO telah menewaskan lebih dari satu juta orang. Data ini terhitung sejak invasi Presiden Rusia Vladimir Putin tahun 2022.

    Pembicaraan ini semakin beralih ke cara-cara Eropa membantu menjamin gencatan senjata, dengan diskusi awal mengenai kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian suatu hari nanti.

    Namun, hanya ada sedikit hal spesifik dan Zelensky bersikeras bahwa langkah apapun untuk mengamankan perdamaian harus melibatkan kekuatan Amerika Serikat.

    “Saya yakin bahwa jaminan Eropa tidak akan cukup untuk Ukraina,” kata Zelensky setelah pembicaraan dengan rekan-rekannya di Uni Eropa.

    Zelensky mengatakan bahwa ia mendukung inisiatif yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk kemungkinan mengerahkan pasukan Barat — tetapi itu perlu dijabarkan.

    “Yang terpenting adalah ini bukan cerita yang dibuat-buat, kita butuh mekanisme yang efektif,” tambahnya.

    Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa khawatir bahwa kembalinya Trump berarti Republikan yang mudah berubah itu dapat memangkas dukungan untuk militer Ukraina. Lalu memaksa Zelensky untuk membuat konsesi yang menyakitkan kepada Moskow.

    (azh/azh)

  • Bos The Fed Ogah Terlibat Rencana Trump Bentuk Cadangan Strategis Bitcoin AS

    Bos The Fed Ogah Terlibat Rencana Trump Bentuk Cadangan Strategis Bitcoin AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell mengatakan pihaknya tidak ingin terlibat dalam upaya pemerintah untuk menimbun bitcoin dalam jumlah besar.

    “Kami tidak diizinkan memiliki bitcoin,” kata Powell dalam konferensi pers dikutip dari Reuters pada Kamis (19/12/2024) setelah pertemuan kebijakan dua hari terakhir Fed.

    Adapun, pada pertemuan itu para pembuat kebijakan memangkas suku bunga seperti yang diharapkan sambil mengisyaratkan jalur yang kurang pasti untuk kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang.

    Terkait masalah hukum seputar kepemilikan bitcoin, Powell menyebut hal itu perlu dipertimbangkan oleh Kongres AS. Tetapi, Powell mengatakan pihaknya tidak mengharapkan perubahan hukum di Fed.

    Pimpinan Fed tersebut membahas prospek keterlibatan bank sentral dalam gagasan pemerintah membangun Cadangan Strategis Bitcoin setelah Presiden terpilih Donald Trump menjabat.

    Komentar Powell merusak nilai bitcoin, yang telah meningkat tajam bersama dengan aset kripto lainnya sejak kemenangan Trump dalam pemilihan umum 5 November karena prospek pendekatan pemerintah yang lebih lepas tangan terhadap kelas aset yang jarang berfungsi sebagai uang sebenarnya, tetapi sebagian besar digunakan sebagai sarana spekulasi.

    Trump telah mengisyaratkan akan membuat cadangan strategis bitcoin AS. Namun, presiden terpilih tersebut belum memberikan perincian tentang apa saja yang diperlukan untuk cadangan tersebut, selain mengatakan bahwa kepemilikan awalnya dapat mencakup bitcoin yang disita dari penjahat, persediaan sekitar 200.000 token senilai sekitar US$21 miliar pada harga saat ini.

    Bitcoin telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini menjadi lebih dari US$100.000 karena optimisme atas sikap Trump yang pro-kripto. Aset tersebut telah terbukti tidak stabil dalam 15 tahun keberadaannya, yang menurut para analis mengurangi kegunaannya sebagai penyimpan nilai atau unit pertukaran, atribut utama mata uang cadangan.

    Senator dari Partai Republik, Cynthia Lummis telah memperkenalkan sebuah Rancangan undang-undang (RUU) untuk membuat cadangan semacam itu. Pada rancangan itu, Departemen Keuangan AS akan membeli 200.000 bitcoin setiap tahun hingga persediaan mencapai satu juta token. Pembelian tersebut akan didanai oleh simpanan bank Fed dan kepemilikan emas.

    Pendanaan cadangan bitcoin strategis kemungkinan akan memerlukan persetujuan Kongres dan penerbitan utang Treasury baru, menurut sebuah analisis yang diterbitkan minggu ini oleh Barclays. Mengingat kemungkinan cara cadangan semacam itu dapat dibuat, “kami menduga rencana semacam itu akan menghadapi perlawanan keras dari Fed,” kata analis Barclays.

    Secara lebih luas, pejabat Fed bersikap skeptis terhadap sekuritas seperti bitcoin karena mereka juga telah menarik diri dari upaya mereka sendiri untuk menciptakan dolar yang sepenuhnya digital demi mengizinkan sektor swasta untuk berinovasi dalam teknologi pembayaran.

    Peran utama Fed terkait mata uang kripto tampaknya berpusat pada bagaimana aset tersebut dapat memengaruhi keamanan konsumen dan sektor perbankan.

    “Kami mengatur dan mengawasi bank dan kami ingin interaksi antara bisnis kripto dan bank … tidak mengancam kesehatan dan kesejahteraan bank,” kata Powell pada tanggal 4 Desember. Namun, dia juga mencatat saat itu bahwa dalam hal aset kripto, “kami tidak mengaturnya secara langsung.”

    Trump berencana untuk menunjuk mantan eksekutif PayPal David Sacks ke posisi baru White House AI dan Crypto Czar. Sementara itu, konsultan pro-kripto Paul Atkins dipilih untuk memimpin Securities and Exchange Commission (SEC).

  • Alasan Bank of Japan Pertahankan Suku Bunga saat The Fed Longgarkan Kebijakan

    Alasan Bank of Japan Pertahankan Suku Bunga saat The Fed Longgarkan Kebijakan

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) mempertahankan suku bunga acuannya karena menunggu sedikit lebih lama sebelum langkah selanjutnya.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (19/12/2024), Dewan kebijakan Gubernur BOJ, Kazuo Ueda mempertahankan suku bunga acuannya di sekitar 0,25%, menurut sebuah pernyataan. Hasil tersebut diharapkan oleh lebih dari separuh ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. 

    Anggota dewan BOJ Naoki Tamura memberikan suara menentang keputusan tetap tersebut dan mengusulkan kenaikan suku bunga menjadi 0,5%. Dia mengatakan ekonomi dan harga bergerak sesuai dengan harapan, dan ada peningkatan risiko kenaikan inflasi. 

    Meskipun dia ditolak oleh anggota dewan lainnya, usulannya menunjukkan dewan BOJ mungkin bersiap untuk kenaikan berikutnya.

    Ueda tengah mencari waktu yang tepat untuk kenaikan suku bunga ketiganya, dengan indikator ekonomi terkini yang menunjukkan inflasi bergerak sesuai dengan proyeksi BOJ—prasyarat untuk kenaikan suku bunga.

    Sejak mengambil alih kendali bank sentral, gubernur telah berupaya untuk menormalkan kebijakan moneter setelah bertahun-tahun bereksperimen, misi yang diperkuat oleh tinjauan kebijakan panjang yang juga dirilis pada hari Jumat yang menekankan pentingnya suku bunga.

    “Mereka bisa saja menaikkan suku bunga kali ini jika mereka mau, dan kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga pada bulan Januari,” kata Kepala Ekonom Daiwa Securities, Toru Suehiro.

    Suehiro menuturkan, BOJ memilih untuk menunggu dan melihat sebagian karena ingin melihat seperti apa kebijakan ekonomi pemerintahan AS yang baru nanti.

    Yen melemah melewati level kunci 155 terhadap dolar setelah pemungutan suara status quo, merosot sebanyak 0,4% menjadi 155,47. Taruhan kenaikan suku bunga telah surut dalam beberapa minggu terakhir, berkontribusi pada penurunan yen selama enam hari berturut-turut hingga hari Senin, penurunan terpanjang terhadap dolar sejak bulan Juni.

    Sementara itu, indeks Topix menghapus kerugian sebanyak 1,4% pada hari sebelumnya, setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga pada hari Rabu tetapi mengurangi perkiraannya untuk pemangkasan pada tahun 2025.

    BOJ mungkin juga enggan menaikkan suku bunga pada Desember 2024 mengingat potensi citra yang buruk. Pemerintah minoritas Perdana Menteri Shigeru Ishiba saat ini sedang bernegosiasi dengan partai oposisi yang waspada terhadap kenaikan suku bunga awal untuk memastikan dukungan bagi anggaran tahunan tahun depan.

    Ada pula ingatan tentang kesalahan langkah yang dianggap terjadi di masa lalu. Menaikkan suku bunga tiga kali dalam satu tahun kalender belum pernah terjadi di Jepang sejak 1989. 

    Pengetatan itu disebut oleh para ekonom sebagai salah satu faktor yang menyebabkan meletusnya gelembung aset negara tersebut.

    Menjelang pertemuan tersebut, pejabat BOJ melihat sedikit biaya untuk menunda kenaikan suku bunga berikutnya, mengingat hanya ada sedikit peluang percepatan inflasi yang cepat, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg awal bulan ini. 

    Beberapa pejabat tidak menentang kenaikan suku bunga bulan ini jika diusulkan, menurut orang-orang tersebut, mengisyaratkan bahwa pergerakan suku bunga semakin dekat.

    BOJ juga menegaskan kembali bahwa tren inflasi tampaknya konsisten dengan targetnya untuk paruh kedua periode prospeknya. Dalam survei ekonom terbaru Bloomberg, Januari adalah waktu yang paling populer untuk kenaikan suku bunga berikutnya.

    Kilas Balik Kebijakan 2007

    Bagi para pengamat BOJ yang sudah lama, seruan Tamura untuk menaikkan suku bunga kali ini mengingatkan pada kenaikan suku bunga pada Februari 2007. Kala itu, kenaikan suku bunga didahului oleh usulan untuk menaikkan biaya pinjaman dari tiga anggota dewan pada rapat sebelumnya.

    Bank sentral juga merilis hasil tinjauan kebijakannya, yang meninjau kembali seperempat abad terakhir. Sambil mencatat manfaat dari eksperimen kebijakan besar-besaran yang dilakukan di bawah pendahulu Ueda, Haruhiko Kuroda, bank sentral juga memperingatkan bahwa biayanya juga harus diperhitungkan.

    “Tinjauan tersebut mengisyaratkan preferensi Ueda untuk tidak menggunakan langkah-langkah yang tidak konvensional dengan mencatat efek sampingnya,” kata Tsuyoshi Ueno, ekonom senior di NLI Research Institute di Tokyo. 

    “Itu menunjukkan bahwa menurutnya suku bunga harus dinaikkan untuk menciptakan ruang kebijakan, selama kondisi ekonomi memungkinkan,” katanya.

    Keputusan BOJ mengakhiri spekulasi yang intens selama berminggu-minggu di pasar. Bulan lalu, para pedagang melihat sebanyak dua pertiga peluang untuk kenaikan suku bunga pada Desember, sebelum proyeksi turun menjadi kurang dari 20% minggu ini dengan peluang kenaikan suku bunga pada bulan Maret yang lebih tinggi. 

    Jalan ke depan masih belum jelas bagi BOJ. Dengan pertemuan kebijakan berikutnya yang dijadwalkan berakhir empat hari setelah Donald Trump mengambil alih Gedung Putih, ketidakpastian tetap tinggi. 

    Bank sentral telah mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar keuangan tidak stabil. 

    Ueda akan menguraikan pemikiran di balik keputusan hari ini dan prospek inflasi pada konferensi pers yang dimulai pukul 15.30. 

    “Saya ingin melihat apakah dia memberikan petunjuk tentang prospek kenaikan suku bunga di masa mendatang, dan bagaimana dia berpikir tentang ketidakpastian. Dia telah berbicara banyak tentang ekonomi AS baru-baru ini, jadi saya tertarik untuk melihat apa yang dia katakan tentang ini sekarang,” kata ekonom utama di S&P Global Market Intelligence, Harumi Taguchi. 

  • AS dan China Sepakati Perjanjian Baru soal Sains, Banyak Syaratnya

    AS dan China Sepakati Perjanjian Baru soal Sains, Banyak Syaratnya

    Jakarta

    Di tengah ketegangan dan persaingan Amerika Serikat (AS) dan China di bidang sains dan teknologi, kedua negara sepakat untuk melakukan kolaborasi penelitian.

    AS dan China telah menandatangani perjanjian baru berdurasi lima tahun yang mengatur cara kerja sama kedua negara dalam penelitian sains dan teknologi.

    Cakupan perjanjian ini lebih sempit dibandingkan perjanjian sebelumnya, yang hanya mencakup kerja sama dalam proyek sains dasar antara departemen dan lembaga pemerintah.

    Perjanjian ini tidak mencakup kerja sama di sektor ‘teknologi kritis dan baru’ yang berpotensi penting bagi keamanan nasional seperti kecerdasan buatan dan semikonduktor.

    Tidak seperti perjanjian sebelumnya, perjanjian ini juga tidak mencakup informasi apa pun tentang kerja sama antara universitas dan perusahaan swasta di China dan AS.

    Para pakar hubungan AS-China menyambut baik kesepakatan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan memungkinkan para ilmuwan untuk melanjutkan proyek dengan percaya diri.

    “Saya lega melihat pembaruan pakta ini,” kata Duan Yibing, seorang peneliti kebijakan sains di Chinese Academy of Sciences, Beijing, China, dikutip dari Nature.

    Ia berharap pakta tersebut akan melakukan apa yang dimaksudkannya: mempromosikan kolaborasi dalam penelitian dasar antara kedua negara.

    “Tampaknya mereka menghapus semuanya dan memulai dari awal,” kata Caroline Wagner, seorang spesialis dalam sains, teknologi, dan hubungan internasional di Ohio State University, Columbus, AS.

    Menurutnya, fokus yang sempit tampaknya tepat, mengingat status baru China sebagai kekuatan ilmiah dan ekonomi dunia. “AS telah mengakui hubungannya dengan China sekarang lebih simetris dibandingkan dengan saat perjanjian awal ditandatangani sekitar 45 tahun yang lalu,” ujarnya.

    “Perjanjian itu menunjukkan pendekatan yang pragmatis, meskipun serba terbatas, untuk mempertahankan kolaborasi ilmiah di tengah persaingan geopolitik,” kata Marina Zhang, peneliti inovasi yang berfokus pada China di University of Technology Sydney, Australia.

    Perjanjian yang dimodernisasi

    Sedikit kilas balik terkait perjanjian ini, pakta asli dibuat pada 1979 untuk mencairkan hubungan diplomatik antara China dan AS. Pakta ini biasanya diperbarui setiap lima tahun, tetapi berakhir pada 27 Agustus tahun lalu di tengah meningkatnya ketegangan.

    Meskipun kedua negara menyadari bahwa diperlukan ketentuan baru, mereka tidak dapat menyelesaikan rinciannya sebelum batas waktu. Sebaliknya, mereka memperpanjang pakta lama dan terus bernegosiasi.

    Para peneliti dan spesialis lainnya memperingatkan bahwa tanpa perjanjian tersebut, yang bersifat simbolis dan tidak menyediakan pendanaan apa pun, kerja sama dan program penelitian antara kedua negara bisa gagal.

    Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pengarahan pada 12 Desember, bahwa pemerintah mereka menyadari kegagalan mencapai kesepakatan akan menghambat kemajuan di bidang sains dan teknologi yang penting bagi AS. Kesepakatan baru tersebut kemudian dimodernisasi, dengan perlindungan bawaan.

    Departemen Luar Negeri AS saat ini akan memeriksa semua proyek penelitian untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan masalah keamanan nasional sebelum disetujui. Proposal juga akan ditinjau oleh badan dan lembaga AS lainnya yang dipimpin oleh Gedung Putih.

    Selain menetapkan bahwa kolaborasi yang melibatkan teknologi penting dan yang sedang berkembang tidak mungkin dilakukan, pakta tersebut tidak membatasi lebih lanjut bidang ilmiah mana yang dapat dilibatkan.

    Namun, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS memperkirakan proyek yang diizinkan mungkin mencakup penelitian tentang cuaca, oseanografi, dan geologi, serta pengumpulan data virus influenza dan kualitas udara.

    (rns/afr)

  • Donald Trump dan Janjinya Ungkap Rahasia UFO

    Donald Trump dan Janjinya Ungkap Rahasia UFO

    Jakarta

    Kehebohan terjadi di Amerika Serikat tentang benda terbang misterius di langit. Benda-benda itu terbang di atas perumahan, infrastruktur penting, bahkan ke lokasi terlarang.

    Ada banyak spekulasi soal drone tersebut, namun Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menjelaskan apa sebenarnya benda-benda itu.

    “Kami menilai penampakan hingga saat ini mencakup kombinasi drone komersial yang sah, drone hobi dan drone penegak hukum, serta pesawat sayap tetap berawak, helikopter, dan bahkan bintang yang keliru dilaporkan sebagai drone,” kata Kirby.

    FBI masih memeriksa sekitar 100 petunjuk, namun tidak ada yang tampaknya mencurigakan. “Saya tidak dapat mengesampingkan fakta kami mungkin menemukan semacam aktivitas ilegal atau kriminal, beberapa aktivitas jahat, (tapi) saat ini kami tidak melihat satu pun dari itu,” kata Kirby.

    Sementara itu, Presiden terpilih Donald Trump mengatakan pada hari Senin (16/12) bahwa pemerintah harus mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang penampakan pesawat nirawak baru-baru ini di New Jersey.

    Pada konferensi pers pertamanya sejak memenangkan kursi kepresidenan, Trump mengkritik pemerintahan Biden karena tidak membagikan informasi lebih lanjut tentang pesawat nirawak tersebut. Drone-drone itu pertama kali terlihat di New Jersey pada bulan November dan sejak itu menjadi topik perhatian nasional sampai teori konspirasi.

    “Ada sesuatu yang aneh sedang terjadi. Entah mengapa, mereka tidak ingin memberi tahu orang-orang,” ujar Trump, dikutip detikINET dari NBC News.

    “Mereka sangat dekat dengan Bedminster (klub golfnya di New Jersey). Saya pikir mungkin saya tidak akan menghabiskan akhir pekan di Bedminster. Saya telah memutuskan untuk membatalkan perjalanan saya,” lanjutnya.

    Janji Donald Trump ungkap soal UFO

    Foto: via Hitc

    Presiden AS ke-45, Donald Trump, dari dulu sering bicara soal unidentify flying object (UFO). Bahkan dia sempat janji akan rilis rekaman UFO setelah terpilih jadi pemimpin lagi.

    Dalam wawancara bersama podcaster Lex Fridman, Trump yang saat itu masih jadi calon presiden, membahas soal ketertarikan negara adidaya selama puluhan tahun soal UFO.

    “Banyak orang sangat tertarik dengan rekaman UFO. Pentagon telah merilis beberapa video dan ada laporan anekdot dari pilot pesawat tempur. Jadi banyak orang ingin tahu, apakah Anda akan membantu mendorong Pentagon untuk merilis lebih banyak rekaman UFO yang banyak orang klaim tersedia?” tanya Fridman.

    “Oh ya, tentu, saya akan melakukannya. Saya ingin melakukannya. Saya harus melakukannya,” Trump langsung setuju.

    Di lain kesempatan, Trump juga pernah bicara soal fenomena anomali tak dikenal atau unidentified aerial phenomena (UAP), sebutan lain UFO, di podcast bersama Logan Paul. Saat ditanya apakah dia percaya UFO adalah alien yang sedang menuju Bumi, dia tak menjawab gamblang.

    “Apakah saya seorang yang mempercayai hal itu? Tidak, saya mungkin tidak bisa mengatakan saya percaya. Namun, saya telah bertemu dengan orang-orang yang serius yang mengatakan ada beberapa hal yang sangat aneh yang mereka lihat terbang di luar sana,” jawab Trump saat itu.

    Ketertarikan AS terhadap UFO dan Alien

    Ilustrasi alien. Foto: dok Wallpapercave

    Dikutip dari News Nation Now, ketertarikan presiden terhadap UFO bukanlah hal baru. Pada tahun 1948, setelah gelombang penampakan, termasuk insiden Roswell yang terkenal pada tahun 1947, Presiden Harry Truman mendorong penyelidikan lebih lanjut terhadap penampakan UFO. Kekhawatirannya antara lain perlombaan senjata Perang Dingin atau kontak alien.

    Setidaknya, ada dua presiden AS yang pernah mengalami kejadian melihat UFO. Presiden Jimmy Carter disebut mengamati sesuatu yang tidak dapat diidentifikasi di langit pada suatu malam di tahun 1969.

    Carter mendokumentasikan insiden tersebut sebelum ia mencalonkan diri sebagai presiden. Sebagian besar mengabaikan penampakan tersebut, dan Carter sendiri tidak serta merta percaya bahwa objek tersebut adalah alien. Baru pada tahun 2016, seorang peneliti menjelaskan penampakan tersebut sebagai awan barium dari roket ketinggian tinggi.

    Presiden Ronald Reagan pun pernah mengalami melihat objek yang tidak dapat dijelaskan. Benda itu terlihat membuntuti pesawatnya pada tahun 1974.

    Ia kemudian bertanya kepada pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, apakah negaranya akan mendukung AS jika terjadi serangan dari luar angkasa.

    Sementara itu, Presiden AS ke-44 Barack Obama lebih tertutup soal disinggung keberadaan makhluk ekstraterestrial. Dia mengkonfirmasi selama wawancara dengan pembawa acara Late Show Stephen Colbert bahwa dia memang mencari informasi rahasia tentang makhluk luar angkasa selama waktunya di Oval Office. Namun, ia menolak untuk membocorkan apa yang dia ketahui.

    “Pasti ditanya tentang itu,” kata Obama ketika Colbert menyebutkan UFO saat wawancara untuk memoir baru Obama ‘A Promised Land’.

    “Dan?” tekan Colbert.

    “Tidak tahu, maaf,” jawab Obama dengan seringai.

    Colbert pun mengambil jawaban yang mengawang itu sebagai semua konfirmasi bahwa kita tidak sendiri. Yang menarik, Obama, tidak melakukan apa pun untuk menghalangi kesimpulan Colbert. Menurutnya apapun yang disimpulkan oleh Colbert adalah haknya untuk menentukan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Ancaman Trump ke Hamas: Bebaskan Sandera atau Kekacauan akan Terjadi”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Kaleidoskop 2024 Perang Gaza: Bagaimana Sejarah Konflik Israel-Palestina? – Halaman all

    Kaleidoskop 2024 Perang Gaza: Bagaimana Sejarah Konflik Israel-Palestina? – Halaman all

    Kaleidoskop 2024 Perang Gaza: Bagaimana Sejarah Konflik Israel-Palestina?

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas terlibat dalam Perang Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023, menambah daftar panjang konflik bersenjata dua entitas yang mendiami sebuah wilayah di Jazirah Arab.

    Perang Gaza itu ditandai oleh serangan Banjir Al-Aqsa oleh faksi-faksi milisi Palestina di Jalur Gaza yang menyerbu ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    Hamas menyatakan, serangan itu adalah akumulasi dari penindasan pendudukan Israel dan penistaan zionis terhadap situs-situs suci di tanah Palestina.

    Serangan Banjir Al-Aqsa ini diklaim pihak Israel menewaskan 1.200 orang dan Hamas menyandera 253 orang Israel.

    Israel membalas dengan serangan militer di Gaza yang menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza per 18 Desember 2024. 

    Hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang di daerah kantong itu telah mengungsi dari rumah mereka dan sebagian besar wilayahnya telah dihancurkan sepanjang 2024, menandai satu di antara aksi genosida dan pemusnahan etnis paling suram dalam sejarah peradaban.

    “Perang Gaza adalah episode paling berdarah dalam konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun dan menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah,” tulis ulasan Reuters.

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas menyatakan tidak ada pertukaran sandera sebelum pasukan Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Apa Asal Mula Konflik Israel-Palestina

    Konflik tersebut terjadi karena benturan atas keinginan Israel untuk mendapatkan tanah air yang aman di wilayah yang telah lama dianggapnya sebagai Timur Tengah, dengan aspirasi Palestina yang belum terwujud untuk mendapatkan negara mereka sendiri.

    Pada tahun 1947, ketika Palestina berada di bawah kekuasaan mandat Inggris, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui rencana untuk membaginya menjadi negara-negara Arab dan Yahudi dan untuk pemerintahan internasional atas Yerusalem.

    Para pemimpin Yahudi menerima rencana tersebut, di mana mereka mendapat sebanyak 56 persen tanah Palestina. Liga Arab menolak usulan tersebut.

    Sosok Yahudi yang disebut-sebut sebagai ‘Bapak Pendiri Israel’, David Ben-Gurion, memproklamasikan negara Israel modern pada tanggal 14 Mei 1948, sehari sebelum berakhirnya kekuasaan Inggris yang dijadwalkan.

    “Deklarasi negara Israel ini menjadi ruang membangun tempat perlindungan yang aman bagi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan dan mencari rumah nasional di tanah yang mereka kutip hubungannya sudah ada sejak jaman dahulu,” tulis Reuters.

    Pada akhir tahun 1940-an, kekerasan meningkat antara orang Arab, yang mencakup sekitar dua pertiga populasi, dan orang Yahudi.

    Sehari setelah Israel didirikan, pasukan dari lima negara Arab menyerang.

    Dalam perang berikutnya, sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka, berakhir di Yordania, Lebanon, dan Suriah, serta di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

    Warga Palestina meratapi hal ini sebagai “Nakba”, atau malapetaka.

    Israel membantah pernyataan bahwa mereka telah memaksa keluar warga Palestina.

    Perjanjian gencatan senjata menghentikan pertempuran pada tahun 1949, tetapi tidak ada perdamaian resmi.

    Keturunan warga Palestina yang tetap bertahan dalam perang kini berjumlah sekitar 20 persen dari populasi Israel.

    Intifada atau gerakan perjuangan bersenjata di Palestina melawan agresor Israel. (fatehyouthgermany.blogspot.com)

    Perang Apa Saja yang Terjadi Sejak Itu?

    Pada tahun 1967, Israel melancarkan serangan pendahuluan terhadap Mesir dan Suriah, yang memicu Perang Enam Hari.

    Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur Arab dari Yordania, Dataran Tinggi Golan dari Suriah, serta Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza dari Mesir.

    Sensus Israel tahun 1967 menyebutkan populasi Gaza berjumlah 394.000, sedikitnya 60?ri mereka adalah pengungsi Palestina dan keturunan mereka.

    Pada tahun 1973, Mesir dan Suriah menyerang posisi Israel di sepanjang Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golan, yang memicu Perang Yom Kippur.

    Israel berhasil memukul mundur kedua pasukan dalam waktu tiga minggu.
     
    Israel menginvasi Lebanon pada tahun 1982 dan ribuan gerilyawan Organisasi Pembebasan Palestina di bawah pimpinan Yasser Arafat dievakuasi melalui laut setelah pengepungan selama 10 minggu.

    Pasukan Israel ditarik keluar dari Lebanon pada tahun 2000.

    Pada tahun 2005, Israel menarik para pemukim dan tentara dari Gaza.

    Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006 dan menguasai penuh Gaza pada tahun 2007.

    Pertempuran besar terjadi antara Israel dan militan Palestina di Gaza pada tahun 2006, 2008, 2012, 2014 dan 2021.

    Pada tahun 2006, militan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran menangkap dua tentara Israel di wilayah perbatasan dan Israel melancarkan tindakan militer, yang memicu perang selama enam minggu.

    Terdapat pula dua intifada atau pemberontakan Palestina dari tahun 1987 hingga 1993 dan tahun 2000 hingga 2005.

    Pada intifada kedua, Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya melakukan bom bunuh diri di Israel, dan Israel melancarkan serangan tank dan serangan udara terhadap kota-kota Palestina.

    Sejak saat itu, telah terjadi beberapa putaran permusuhan antara Israel dan Hamas, yang menolak mengakui Israel.

    Sebaliknya, Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lain. 

    Hamas mengatakan bahwa aktivitas bersenjatanya merupakan perlawanan terhadap pendudukan Israel, klaim yang belakangan diakui juga oleh negara-negara di PBB kalau Hamas adalah organisasi perjuangan Palestina.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)

    Apa Saja Upaya yang Telah Dilakukan untuk Mencapai Perdamaian?

    Pada tahun 1979, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel, yang mana Semenanjung Sinai dikembalikan ke kekuasaan Mesir.

    Pada tahun 1993, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin PLO Arafat berjabat tangan pada Perjanjian Oslo yang menetapkan otonomi terbatas Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

    Pada tahun 1994, Israel menandatangani perjanjian damai dengan Yordania. 

    Namun, pertemuan puncak enam tahun kemudian yang dihadiri oleh Arafat, Perdana Menteri Israel Ehud Barak, dan Presiden AS Bill Clinton di Camp David gagal mengamankan kesepakatan damai final.

    Pada tahun 2002, sebuah rencana Liga Arab yang diusulkan menawarkan Israel hubungan normal dengan semua negara Arab sebagai imbalan atas penarikan penuh dari wilayah yang direbutnya dalam perang Timur Tengah tahun 1967, pembentukan negara Palestina, dan “solusi yang adil” bagi para pengungsi Palestina.

    Penyajian rencana tersebut dibayangi oleh Hamas, yang meledakkan sebuah hotel Israel yang penuh dengan korban Holocaust saat jamuan makan Paskah.

    Upaya perdamaian lebih lanjut telah terhenti sejak 2014.

    Di bawah Presiden AS Donald Trump pada tahun 2020, Israel mencapai kesepakatan yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham untuk menormalisasi hubungan dengan beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

    Palestina berhenti berurusan dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS) setelah Trump memutuskan hubungan dengan kebijakan AS dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. 

    Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

    Qatar dan Mesir telah bertindak sebagai mediator dalam perang terbaru, mengamankan gencatan senjata pada akhir tahun 2023 yang berlangsung selama tujuh hari, di mana beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas ditukar dengan tahanan yang ditahan oleh Israel, dan lebih banyak bantuan kemanusiaan mengalir ke Gaza.

    Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang akan secara resmi memangku jabatan tersebut setelah Trump kembali menjabat, mengatakan pada awal Desember kalau “hari ini tidak akan indah” jika para sandera yang ditawan di Gaza tidak dibebaskan sebelum Trump kembali ke Gedung Putih pada tanggal 20 Januari.

    Di Mana Situasi Negosiasi Gencatan Senjata Saat Ini?

    Pembicaraan selama berbulan-bulan mengenai gencatan senjata lebih lanjut di Gaza sejauh ini terbukti tidak membuahkan hasil , hanya berkisar pada isu yang sama.

    Hal yang terpokok, Hamas mengatakan akan membebaskan sandera yang tersisa hanya sebagai bagian dari kesepakatan damai yang mengakhiri perang secara permanen. 

    Israel mengatakan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dihancurkan.

    Masalah lain yang menghambat kesepakatan tersebut termasuk kontrol atas perbatasan antara Gaza dan Mesir, urutan langkah timbal balik dalam perjanjian apa pun, jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dibebaskan bersama sandera Israel, dan kebebasan bergerak bagi warga Palestina di dalam Gaza.

    Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengupayakan “kesepakatan besar” di Timur Tengah yang akan mencakup normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

    Riyadh mengatakan hal ini akan memerlukan kemajuan menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka, yang telah dikesampingkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Apa Saja Masalah Utama Israel-Palestina?

    Terdapat sejumlah masalah utama antara Israel dan Palestina yaitu:

    Solusi dua negara

    Pemukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki (Israel)

    Status Yerusalem

    Perbatasan yang disepakati

    Nasib Pengungsi Palestina

    Solusi Dua Negara

    Solusi dua nefara adalah wacana kesepakatan yang akan menciptakan negara bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza bersama Israel. 

    Netanyahu mengatakan Israel harus memiliki kendali keamanan atas semua wilayah di sebelah barat Sungai Yordan.

    Syarat Netanyahu ini justru akan menghalangi berdirinya negara Palestina yang berdaulat.

    Kelompok aktivis pemukim Yahudi mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari ketiga libur Paskah Yahudi di Yerusalem pada 25 April 2024. Aksi mereka dikawal ketat oleh polisi Israel. Mohammad Hamad / Anadolu (Mohammad Hamad / ANADOLU / Anadolu melalui AFP)

    Pemukiman Israel

    Sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi yang dibangun di atas tanah yang direbut Israel pada tahun 1967 sebagai ilegal.

    Israel membantah hal ini dan mengutip hubungan historis dan alkitabiah dengan tanah tersebut.

    Perluasan pemukiman yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang paling diperdebatkan antara Israel, Palestina, dan masyarakat internasional.

    Kelompok Yahudi Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pada perayaan hari Paskah Yahudi (Pesakh) kaum Yahudi Ekstremis Israel bersikeras untuk menggelar penyembelihan kurban di lokasi kuil ketiga yang mereka yakini ada di dalam kompleks masjid. (Wafa Agency)

    Status Yerusalem

    Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang meliputi situs-situs Kota Tua yang dikelilingi tembok yang dianggap suci oleh umat Muslim, Yahudi, dan Kristen, untuk menjadi ibu kota negara mereka.

    Israel mengatakan Yerusalem harus tetap menjadi ibu kotanya yang “tak terpisahkan dan abadi”.

    Klaim Israel atas bagian timur Yerusalem tidak diakui secara internasional.

    Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, tanpa menyebutkan sejauh mana yurisdiksinya di kota yang disengketakan itu, dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana pada tahun 2018.

    Nasib Pengungsi Palestina

    Saat ini sekitar 5,6 juta pengungsi Palestina – sebagian besar keturunan mereka yang melarikan diri pada tahun 1948 – tinggal di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat yang diduduki Israel, dan di Gaza.

    Sekitar setengah dari pengungsi yang terdaftar masih tidak memiliki kewarganegaraan, menurut kementerian luar negeri Palestina, banyak yang tinggal di kamp-kamp yang padat.

    Palestina telah lama menuntut agar para pengungsi dan jutaan keturunan mereka diizinkan untuk kembali.

    Israel mengatakan bahwa setiap pemukiman kembali pengungsi Palestina harus dilakukan di luar perbatasannya.

     

    (oln/rtrs/*)
     

  • Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru – Halaman all

    Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru – Halaman all

    Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru

    TRIBUNNEWS.COM – Situs web Israel, Walla, mengutip sumber militer Israel (IDF) melaporkan kalau Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas dalam beberapa bulan terakhir berhasil merekrut ribuan petempur baru di Jalur Gaza.

    Sumber-sumber Israel mengatakan kalau para petempur baru Hamas menerima pelatihan dari para pemimpin baru yang menyesuaikan mereka dengan pola pertempuran tentara Israel.

    “Mereka (rekrutan baru Hamas) bertempur dengan para pemimpin militer (Hamas) yang tidak berhasil dibunuh oleh Israel,” kata laporan itu, dikutip Khaberni, Rabu (18/12/2024).

    Adaptasi Cara Perlawanan

    Situs Israel tersebut, mengutip sumber militer IDF, juga menambahkan kalau dalam beberapa bulan terakhir, pejuang Hamas telah menjalani pelatihan dan membangun garis pertahanan melawan tentara Israel.

    Sumber tersebut melanjutkan, para pemimpin Hamas terus beroperasi dengan cara yang tidak konvensional melawan pasukan tentara pendudukan Israel di Gaza.

    “Sumber IDF menekankan bahwa Hamas telah menyesuaikan diri di beberapa wilayah di Jalur Gaza selatan dengan kondisi pertempuran melawan pasukan pendudukan Israel,” kata laporan tersebut.

    Juni lalu, koresponden militer Radio Angkatan Darat Israel Doron Kadosh menggunggah cuitan di platform X, di mana ia membahas seputar rehabilitasi kekuatan gerakan Hamas.

    Kadosh menyebut, Hamas bisa memulihan kekuatannya di tingkat militer, dan juga pada tingkat “memulihkan kendali atas lembaga eksekutif” pemerintah di Gaza. 

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza.

    Kemampuan Militer Hamas Pulih

    Kadosh menjelaskan – dengan mengutip sumber keamanan senior Israel – bahwa IDF mengakui upaya yang dilakukan gerakan Hamas untuk merekrut dan melatih anggota baru di sayap militernya.

    Regenerasi petempur Hamas ini untuk menggantikan mereka yang terbunuh atau terluka dalam perang.

    Koresponden militer tersebut mengutip seorang anggota terkemuka dari lembaga keamanan Israel yang mengatakan, “Semua sistem militer Hamas sedang pulih dan berusaha merehabilitasi diri mereka sendiri di seluruh Jalur Gaza.”

    Adapun pengeboman Israel terus berlanjut di berbagai wilayah Jalur Gaza, bertepatan dengan berlanjutnya pengeboman dan peledakan rumah-rumah serta lingkungan pemukiman.

    Seiring itu, perlawanan dari faksi-faksi milisi pembebasan Palestina juga meningkat di berbagai wilayah dari Gaza Utara seperti di Jabalia hingga Rafah di Gaza Selatan

    Dengan dukungan mutlak Amerika, sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melakukan genosida di Gaza yang menyebabkan lebih dari 152.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan orang. anak-anak dan orang lanjut usia, dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

    Gencatan Senjata, Hamas Minta Israel Tak Minta Syarat Baru

    Hamas menyebut perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar sebagai langkah yang serius dan positif.

    Hamas pun menambahkan bahwa pertukaran tawanan dengan tahanan dapat dicapai jika Israel berhenti mengajukan persyaratan baru.

    Pernyataan itu diumumkan dalam pernyataan yang dirilis pada hari Selasa (17/12/2024), sehari setelah delegasi Israel tiba di Doha, Qatar untuk bertemu dengan para mediator, mengutip PressTV.

    Qatar, bersama dengan Amerika Serikat dan Mesir, telah terlibat dalam negosiasi di balik layar selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata Gaza dan pembebasan tawanan Israel.

    Namun, selain jeda pertempuran selama satu minggu akhir tahun lalu, negosiasi berturut-turut masih juga gagal menghentikan perang.

    Pada hari Senin (16/12/2024), menteri urusan militer Israel, Israel Katz, mengindikasikan bahwa negosiator Israel belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan untuk pembebasan tawanan di Gaza sejak gencatan senjata November 2023.

    Seorang pejabat senior Hamas yang berkantor di Doha juga menyatakan pada hari Senin bahwa negosiasi untuk mencapai kesepakatan “lebih dekat dari sebelumnya”.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara tentang operasi Israel di Suriah, menyusul pembicaraan telepon dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, 15 Desember 2024. (Screenshot/GPO)

    Tetapi pejabat tersebut memperingatkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih bisa mengganggu kesepakatan seperti yang telah dilakukannya sebelumnya.

    Diperkirakan lebih dari seratus tawanan Israel masih berada di Gaza.

    Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan tawanan tersebut jika Israel sepenuhnya menghentikan agresinya terhadap Gaza dan setuju untuk membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara rezim tersebut.

    Netanyahu Dikabarkan Tidak Menghadiri Perundingan Gencatan Senjata di Kairo

    Sebelumnya, Reuters mengabarkan bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu berangkat menuju Kairo untuk perundingan gencatan senjata.

    Namun kantor Netanyahu membantah hal tersebut.

    Mengutip Sky News, juru bicaranya mengirim pesan kepada wartawan yang berisi:

    “Perdana menteri tidak berada di Kairo.”

    Netanyahu justru mengunjungi Gunung Hermon di sisi perbatasan Suriah, Selasa (17/12/2024).

    Selama di sana, Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan menduduki zona penyangga di dalam wilayah Suriah tersebut untuk waktu yang tidak dapat diperkirakan.

    Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza dalam perang Israel-Hamas telah melampaui 45.000 orang minggu ini, menurut pejabat Palestina.

    Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa AS yakin kedua belah pihak semakin dekat dengan gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu.

    “Kami yakin – dan Israel telah mengatakan ini – bahwa kami semakin dekat, dan tidak diragukan lagi, kami yakin akan hal itu, tetapi kami juga berhati-hati dalam optimisme kami,” ujar Kirby.

     

    (oln/khbrn/*)