Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Donald Trump Punya Rencana Baru untuk Caplok TikTok di Amerika

    Donald Trump Punya Rencana Baru untuk Caplok TikTok di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gedung Putih menyiapkan langkah baru untuk mengambil alih pengoperasian TikTok di Amerika Serikat. Seperti diketahui, perusahaan media sosial asal China tersebut sedang dalam posisi yang terombang-ambing setelah sempat dilarang beroperasi di Amerika lantaran kekhawatiran negara akan keamanan nasional. 

    Laporan terbaru NPR pada Sabtu (25/1) menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tengah menyusun rencana untuk menyelamatkan TikTok dengan cara melibatkan perusahaan perangkat lunak Oracle dan sejumlah investor untuk mengambil alih kendali operasi global aplikasi tersebut.

    Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China, ByteDance, akan mempertahankan saham minoritas di perusahaan tersebut, tetapi algoritme aplikasi, pengumpulan data, dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle.

    Meski demikian, Gedung Putih dan Oracle belum memberikan komentar langsung mengenai kabar ini.

    Donald Trump berambisi investor Amerika akan memiliki saham mayoritas di TikTok. Namun, laporan NPR menambahkan bahwa ketentuan kesepakatan tersebut dapat berubah dan masih dalam pembahasan.

    “Tujuannya adalah agar Oracle dapat secara efektif memantau dan memberikan pengawasan terhadap TikTok,” kata seseorang yang terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut, seperti dikutip oleh NPR.

    “ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi akan meminimalkan kepemilikan China.”

    Investor potensial lain yang terlibat dalam pembicaraan tersebut termasuk Microsoft, NPR melaporkan.

    (hsy/hsy)

  • Oracle & Microsoft Bakal Akuisisi TikTok di AS, Ini Bocoran Skemanya

    Oracle & Microsoft Bakal Akuisisi TikTok di AS, Ini Bocoran Skemanya

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dikabarkan berencana mengakuisisi TikTok dengan melibatkan perusahaan teknologi Oracle dan Microsoft.

    Berdasarkan kesepakatan yang sedang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China yakni ByteDance, nantinya akan memiliki saham minoritas di TikTok. Namun, algoritma aplikasi, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle.

    Menurut laporan National Public Radio (NPR), jika kesepakatan tersebut berjalan secara efektif, artinya investor asal Amerika Serikat akan memiliki saham mayoritas di TikTok, tetapi ketentuan kesepakatan dapat berubah dan masih dibahas.

    “Tujuannya adalah agar Oracle dapat memantau dan mengawasi secara efektif apa yang sedang terjadi dengan TikTok. ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi akan meminimalkan kepemilikan China,” ujar sumber anonim NPR dikutip Minggu (26/1/2025).

    Perlu diketahui, pada 2020 silam, Trump juga sempat membahas upaya akuisisi TikTok yang melibatkan Oracle dan Walmart, namun upaya tersebut akhirnya gagal, lantaran Walmart menolak perkiraan harga akuisisi TikTok.

    Meskipun ada beragam spekulasi tentang berapa nilai bisnis global TikTok, negosiator di Gedung Putih mengatakan ByteDance yakin bisnisnya dapat meraup setidaknya US$200 miliar atau sekitar Rp3.240 triliun (kurs jisdor Rp16.200 per dolar AS).

    Pejabat dari Oracle dan Gedung Putih telah mengadakan pertemuan pada Jumat (24/1) tentang kemungkinan kesepakatan, dan pertemuan lanjutan telah dijadwalkan pada pekan depan, menurut sumber yang terlibat dalam diskusi tersebut.

    Kendati demikian, dalam laporan NPR menyebut bahwa juru bicara Microsoft dan Walmart menolak berkomentar. Begitu pun dengan TikTok, Oracle, dan Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, TikTok telah melewati tenggat waktu pada 19 Januari 2025 untuk mencapai pemisahan dari ByteDance, tetapi Presiden Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif yang bertujuan untuk memberikan perpanjangan 75 hari.

    Presiden terpilih Trump pun mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin (20/1) untuk memperpanjang batas waktu penjualan TikTok. Tak hanya itu, Trump juga menyarankan agar aplikasi tersebut dijual melalui usaha patungan, dengan kemungkinan pihak AS menguasai hingga 50% kepemilikan. 

  • Perintah Eksekutif Trump Buka Jalan bagi Kebijakan Anti-Muslim di AS

    Perintah Eksekutif Trump Buka Jalan bagi Kebijakan Anti-Muslim di AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump berpotensi memberi dampak luas terhadap etnis keagamaan, termasuk umat Islam. Mahasiswa dari negara mayoritas Muslim dan yang pro-Palestina akan makin sulit masuk ke Amerika Serikat.

    Pendukung hak-hak sipil di Amerika Serikat telah membunyikan alarm atas perintah eksekutif atau perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Senin lalu, terkait pembatasan perjalanan orang asing ke AS.

    Menurut mereka, perintah eksekutif itu meletakkan dasar untuk larangan perjalanan yang turut menargetkan negara-negara mayoritas Muslim. Termasuk warga negara asing yang sudah berada di AS secara legal dan menindak mahasiswa internasional yang mengadvokasi hak-hak Palestina.

    Seorang pengacara di International Refugee Assistance Project (IRAP) AS Deepa Alagesan mengatakan, perintah eksekutif yang menciptakan tatanan baru di AS tersebut “lebih besar dan lebih buruk” daripada larangan perjalanan “xenofobia” yang diberlakukan Trump di beberapa negara mayoritas Muslim pada 2017 selama masa jabatan pertamanya.

    “Bagian terburuk dari kebijakan itu ya sekarang, sebab tidak hanya melarang orang-orang di luar AS memasuki AS, tetapi juga menggunakan alasan yang sama sebagai dasar untuk mengeluarkan orang dari AS,” kata Alagesan kepada Al Jazeera, dilansir pada Minggu (26/1/2025).

    Perintah eksekutif itu menurut mereka mengarahkan pejabat pemerintah untuk menyusun daftar negara-negara “di mana pemeriksaan dan penyaringan informasi diperketat, membuat penangguhan sebagian atau penuh pada akses masuk warga negara dari negara-negara tersebut”.

    Tidak hanya itu, perintah eksekutif itu diperkirakan IRAP juga memuat jalan pemerintah AS untuk mengidentifikasi jumlah warga negara yang memasuki AS dari negara-negara muslim pada 2021 – selama masa kepresidenan Joe Biden – dan mengumpulkan informasi “relevan” tentang “tindakan dan aktivitas” mereka.

    Gedung Putih kemudian memerintahkan “langkah-langkah segera” untuk mendeportasi warga asing dari negara-negara yang menjadi objek pemberlakuan “setiap kali muncul informasi hasil identifikasi yang akan mendukung pengecualian atau pemindahan”.

    Perintah eksekutif Trump itu juga mengatakan bahwa pemerintah harus memastikan warga negara asing, termasuk mereka yang berada di AS, “tidak memiliki sikap bermusuhan” terhadap warga, budaya atau pemerintah Amerika dan “tidak mengadvokasi, membantu, atau mendukung teroris asing yang ditunjuk”.

    Alagesan memperingatkan bahwa dekrit itu, yang dijuluki “Melindungi Amerika Serikat dari Teroris Asing dan Keamanan Nasional Lainnya dan Ancaman Keamanan Publik”, dapat menimbulkan lebih banyak kerugian pada keluarga imigran daripada pembatasan perjalanan 2017, yang secara kolektif dikenal sebagai “larangan Muslim”.

    Dia mengatakan bahasa perintah yang tidak jelas itu “menakutkan” karena tampaknya memberi lembaga AS wewenang luas untuk merekomendasikan tindakan terhadap orang-orang yang ingin ditargetkan oleh pemerintah.

    “Pada intinya, itu hanya metode lain untuk mengeluarkan orang, untuk memecah keluarga, untuk menghasut ketakutan, untuk memastikan bahwa orang-orang tahu bahwa mereka tidak diterima dan bahwa pemerintah akan membawa kekuatannya untuk melawan mereka,” kata Alagesan.

    Selain IRAP, Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC) juga mengecam perintah eksekutif Trump itu. Mereka menganggap, dekrit itu lebih buruk dari “larangan Muslim” 2017 dengan memberi pemerintah “keleluasaan yang lebih luas untuk menggunakan pengecualian ideologis” untuk menolak visa dan mengeluarkan orang dari AS.

    “ADC menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk berhenti menstigmatisasi dan menargetkan seluruh komunitas, yang hanya menabur perpecahan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

    “Janji Amerika tentang kebebasan berbicara dan berekspresi – prinsip yang telah lama disoroti oleh Presiden Trump sendiri – sekarang sangat bertentangan dengan perintah eksekutif barunya.”

    Dewan Urusan Publik Muslim juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa meningkatkan langkah-langkah pemeriksaan untuk negara-negara tertentu berisiko “berfungsi sebagai larangan Muslim secara de facto dengan kedok protokol keamanan”.

    Maryam Jamshidi, seorang profesor di University of Colorado Law School, mengatakan perintah itu tampaknya menghidupkan kembali larangan perjalanan dari masa jabatan pertama Trump, sambil mendorong agenda sayap kanan dalam perang budaya yang lebih luas.

    Bagian dari dekrit itu juga secara khusus menargetkan warga Palestina dan pendukung hak-hak Palestina, ucap Jamshidi.

    “Sayap kanan memiliki investasi kuat dalam melanjutkan gagasan ini bahwa orang asing, orang-orang kulit hitam, coklat, Muslim – bukan Yahudi-Kristen kulit putih, secara efektif – mengancam ‘orang Amerika sejati’.”

    Banyak politisi sayap kanan – termasuk wakil presiden Trump saat ini, JD Vance – telah menganut teori konspirasi “great replacement”, yang berpendapat bahwa ada upaya untuk mengganti orang Amerika keturunan asli dengan imigran.

    Jamshidi juga mengatakan sebetulnya masih belum jelas mekanisme bagaimana perintah itu akan mendeportasi orang. Ia mencatat bahwa belum ada penetapan regulasi khusus, apakah undang-undang imigrasi yang menjadi acuan perintah eksekutif itu memberi wewenang administrasi untuk memindahkan warga negara asing.

    Dekrit itu bergantung pada bagian dari Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan yang memberi presiden kekuasaan untuk membatasi masuk ke AS untuk “kelas orang asing apapun” – tetapi tidak untuk memindahkan orang yang sudah ada di negara itu.

    Tetapi dia memperingatkan bahwa perintah itu dapat mengarah pada pengawasan lebih lanjut terhadap orang-orang dari negara-negara mayoritas muslim dan menghalangi kegiatan politik – terutama solidaritas Palestina – yang dapat dianggap bertentangan dengan pedoman pemerintah.

    Jamshidi turut memperingatkan bahwa perintah eksekutif ini bisa mengarahkan pejabat AS untuk membuat rekomendasi untuk “melindungi” warga negara dari warga negara asing “yang berpidato atau menyerukan kekerasan sektarian, penggulingan atau penggantian budaya di AS, atau yang memberikan bantuan, advokasi, atau dukungan untuk teroris asing”.

    Jamshidi mengatakan bahasa itu “tentu saja tentang warga negara asing, termasuk mahasiswa asing yang berpartisipasi dalam advokasi Palestina”.

    Dengan politisi pro-Israel sering menyebut aktivis kampus “pro-Hamas”, Jamshidi mengatakan dekrit Trump dapat digunakan untuk menargetkan pendukung hak-hak Palestina yang berada di AS dengan visa pelajar.

    Baik Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio sebelumnya telah menyerukan deportasi siswa internasional.

    Ketika protes solidaritas Palestina melanda universitas-universitas di negara itu setelah pecahnya perang di Gaza, pendukung Israel, terutama Partai Republik, menggambarkan demonstran mahasiswa sebagai ancaman terhadap keselamatan kampus.

    Dima Khalidi, direktur kelompok advokasi Palestine Legal, mengatakan “jelas” bahwa perintah eksekutif Trump baru-baru ini dibuat untuk secara khusus menargetkan pendukung hak-hak Palestina.

    “Kita harus menghubungkannya dengan tatanan ini dengan pemaksaan ideologis yang lebih luas yang terjadi dan bagian dari pembersihan yang lebih besar yang tampaknya sangat ingin dilakukan Trump,” kata Khalidi kepada Al Jazeera.

    (luc/luc)

  • Trump Bakal Libatkan Oracle untuk Akuisisi TikTok, Perketat Pengawasan Data

    Trump Bakal Libatkan Oracle untuk Akuisisi TikTok, Perketat Pengawasan Data

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah merencanakan penyelamatan TikTok yang melibatkan perusahaan Oracle dan sekelompok investor luar untuk mengambil alih kendali operasi aplikasi tersebut.

    Melansir dari Reuters, Minggu (25/1/2025), berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China, ByteDance, akan tetap mempertahankan sebagian saham di perusahaan tersebut. Namun, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle, yang telah menyediakan infrastruktur Web TikTok. Demikian sumber yang mengetahui pembicaraan.

    Kendati demikian, sumber menyebut bahwa syarat-syarat kesepakatan ini masih dapat berubah dan kemungkinan besar akan mengalami perubahan. Adapun, salah satu sumber mengatakan bahwa cakupan pembicaraan secara keseluruhan belum ditetapkan dan bisa mencakup operasi di AS serta wilayah lain.

    Sementara itu, National Public Radio pada hari Sabtu melaporkan pembicaraan kesepakatan untuk operasi global TikTok, mengutip dua orang yang mengetahui negosiasi tersebut. Namun, Gedung Putih dan Oracle belum memberikan komentar.

    Menurut sumber, kesepakatan yang tengah dinegosiasikan diperkirakan melibatkan partisipasi dari investor ByteDance di AS. Susquehanna International Group milik Jeff Yass, General Atlantic, Kohlberg Kravis Roberts (KKR), dan Sequoia Capital merupakan beberapa pendukung ByteDance di AS.

    Sumber menambahkan bahwa pihak lain yang juga tertarik untuk mengakuisisi TikTok, termasuk kelompok investor yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt dan kelompok lainnya yang melibatkan Jimmy Donaldson, yang lebih dikenal sebagai YouTuber Mr. Beast, tidak termasuk dalam negosiasi dengan Oracle.

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan, Oracle akan bertanggung jawab untuk menangani masalah keamanan nasional. 

    TikTok sebelumnya telah menjalin kesepakatan dengan Oracle pada 2022 untuk menyimpan informasi pengguna AS, guna mengurangi kekhawatiran Washington akan campur tangan pemerintah China.

    Lebih lanjut, manajemen TikTok akan tetap ada untuk mengoperasikan aplikasi video pendek tersebut, menurut salah satu sumber.

    Menurut laporan NPR, pejabat Oracle dan Gedung Putih mengadakan pertemuan pada hari Jumat mengenai kesepakatan potensial ini, dan pertemuan lainnya dijadwalkan untuk minggu depan.

    Laporan tersebut juga menyebut bahwa Oracle tertarik untuk memiliki saham TikTok dalam jumlah puluhan miliar, tetapi sisanya masih dalam pembahasan.

    Diketahui, Trump mengatakan drinya ingin AS memiliki posisi kepemilikan 50% dalam usaha patungan di TikTok.

  • Donald Trump Cabut Keputusan Biden, AS Bisa Kirim Bom 2.000 Pon ke Israel – Halaman all

    Donald Trump Cabut Keputusan Biden, AS Bisa Kirim Bom 2.000 Pon ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memutuskan untuk membatalkan perintah sebelumnya dari pemerintahan Joe Biden untuk menangguhkan pasokan sejenis bom berat ke Israel.

    “Gedung Putih telah mengeluarkan instruksi kepada Departemen Pertahanan AS, Pentagon, untuk membatalkan penangguhan yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden terhadap pasokan bom seberat dua ribu pon ke Israel,” lapor Axios, mengutip tiga pejabat Israel, Sabtu (25/1/2025).

    “1.800 bom MK-84 yang disimpan di AS akan dimuat ke dalam kapal dan dikirim ke Israel dalam beberapa hari mendatang,” lanjutnya.

    Reuters juga mengutip seorang sumber yang mengatakan penangguhan AS terhadap pasokan bom seberat 2.000 pon (1 ton) ke Israel telah dicabut dan langkah ini sudah diperkirakan secara luas.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi pertanyaan tentang peluncuran bom tersebut.

    Media Israel, Kan, melaporkan sebagian dari bom itu berada di gudang AS yang dikuasai oleh pendudukan Israel.

    “Diharapkan bom tersebut akan dikirim ke tentara Israel sesegera mungkin,” lapor Kan.

    Sebelumnya pada Mei tahun 2024, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden menangguhkan sejumlah bom berat yang akan dipasok ke Israel karena kekhawatiran akan digunakan dalam serangan di Jalur Gaza yang berpotensi membunuh lebih banyak warga Palestina.

    Penangguhan itu terjadi setelah Joe Biden yang menyebut dirinya sebagai “Zionis sejati” dan “sahabat Israel”, mendapat kritikan keras dari para demonstran dari berbagai negara karena kebijakan pemerintahannya yang mengirim lebih banyak bantuan militer ke Israel.

    Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Global Public Health pada bulan Oktober tahun 2024 mengungkapkan tentara Israel menjatuhkan bom seberat 2.000 pon di daerah yang sangat dekat dengan semua rumah sakit Gaza selama minggu-minggu pertama perang yang dilancarkannya di Jalur Gaza.

    Studi tersebut didasarkan pada analisis terhadap kawah akibat ledakan bom yang dilakukan oleh beberapa universitas, terutama Universitas Harvard.

    Hasil analisis itu mengungkapkan antara 7 Oktober hingga 17 November 2023, Israel menjatuhkan bom seberat 2.000 pon dalam jangkauan geografis yang mematikan hingga 25 persen dari seluruh rumah sakit di Gaza.

    Analisis tersebut juga menemukan kawah akibat dampak bom dalam lingkup kerusakan dan cedera pada infrastruktur lebih dari 83 persen rumah sakit.

    AS merupakan sekutu utama Israel dan pendonor terbesar untuk militer Israel sejak pendirian negara tersebut di Palestina pada 1948 dan menyalurkan bantuan militer per tahun ke Israel.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.283 jiwa dan 111.472 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (23/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

    Pada Minggu (19/1/2025), Israel-Hamas melakukan pertukaran 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari tahap 1 dalam perjanjian gencatan senjata.

    Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan kedua pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan tentara wanita Israel dengan 200 tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Industri Kripto Raih Keuntungan Cepat pada Minggu Pertama Trump Menjabat

    Industri Kripto Raih Keuntungan Cepat pada Minggu Pertama Trump Menjabat

    Jakarta, Beritasatu.com – Industri kripto mulai merasakan hasil awal dari dukungan mereka terhadap Donald Trump saat kampanye Pilpres Amerika Serikat (AS) pada 2024.

    Mengutip CNBC International, Minggu (26/1/2025), industri itu telah menyuntikkan puluhan juta dolar untuk kampanye presiden Trump.

    Namun, saat ini industri kripto menikmati keuntungan signifikan hanya dalam minggu pertama masa jabatan Donald Trump di Gedung Putih.

    “Saya rasa mereka tidak bisa berharap hasil yang lebih baik daripada yang telah mereka dapatkan dalam 48 jam terakhir,” kata Bill Gurley dari Benchmark.

    Gurley menambahkan, meskipun pengaruh teknologi yang semakin kuat di Washington, mungkin menimbulkan tantangan bagi beberapa sektor dunia startup, hal ini jelas membawa manfaat besar bagi industri kripto.

    Dukungan industri terhadap Trump berakar pada janji sang pemimpin Partai Republik untuk menghentikan tindakan keras pemerintah terhadap kripto dan memberlakukan regulasi yang mendukung pengembangan teknologi pembayaran baru, sekaligus melonggarkan pembatasan investasi dalam mata uang kripto.

    Tokoh-tokoh besar industri, seperti CEO Coinbase Brian Armstrong dan CEO Binance Richard Teng, menyambut optimisme terhadap era baru ini.

    “Selama empat tahun terakhir, kami merasa benar-benar berada di bawah tekanan pemerintahan sebelumnya,” kata Armstrong.

    Ia mengkritik pemerintahan Biden yang dianggap memanfaatkan kurangnya kejelasan regulasi untuk menghukum perusahaan, bahkan yang berniat baik.

    “Memang ada beberapa pelaku yang tidak bertanggung jawab, tetapi mereka juga mencoba mengejar pihak-pihak yang sebenarnya sudah berusaha menjalankan bisnis secara baik, seperti kami,” tambah Armstrong. 

    Coinbase merupakan salah satu donatur perusahaan terkemuka pada pemilu 2024.

    Diketahui, salah satu aset terbesar industri kripto, yakni Bitcoin, telah mencetak rekor tertinggi baru mencapai sekitar US$ 109.000 pada Senin (20/1/2025) dan bertahan di angka US$ 105.000 pada akhir pekan. Nilai ini naik lebih dari 50% sejak kemenangan Trump pada pemilu awal November.

  • Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa hari setelah memerintahkan AS keluar dari badan kesehatan global tersebut atas apa yang ia gambarkan sebagai kesalahan penanganan pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan internasional lainnya.

    “Mungkin kami akan mempertimbangkan untuk melakukannya lagi, saya tidak tahu. Mungkin kami akan melakukannya. Mereka harus membereskannya,” kata Trump dalam sebuah rapat umum di Las Vegas dikutip dari Reuters, Minggu (26/1/2025).

    AS dijadwalkan meninggalkan WHO pada tanggal 22 Januari 2026. Trump mengumumkan langkah tersebut pada hari Senin (20/1) setelah ia dilantik untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih.

    Amerika Serikat sejauh ini merupakan pendukung finansial terbesar bagi WHO, menyumbang sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaannya. Anggaran dua tahun terakhir WHO, untuk tahun 2024-2025, adalah sebesar USD 6,8 miliar.

    Trump mengatakan kepada khalayak di Las Vegas bahwa ia tidak senang bahwa AS membayar lebih banyak kepada WHO daripada China, yang memiliki populasi yang jauh lebih besar.

    Keluarnya AS kemungkinan akan membahayakan berbagai program di seluruh organisasi, menurut beberapa ahli di dalam dan luar WHO, terutama mereka yang menangani tuberkulosis, penyakit menular yang menjadi pembunuh terbesar di dunia, serta HIV-AIDS dan keadaan darurat kesehatan lainnya.

    Perintah penarikan yang ditandatangani Trump menyatakan bahwa pemerintah akan menghentikan negosiasi mengenai perjanjian pandemi WHO selama penarikan sedang berlangsung. Personel pemerintah AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahtugaskan, dan pemerintah akan mencari mitra untuk mengambil alih kegiatan WHO yang diperlukan, menurut perintah tersebut.

    (kna/kna)

  • Trump Pecat 12 Pengawas Internal Pemerintah, Ada Apa?

    Trump Pecat 12 Pengawas Internal Pemerintah, Ada Apa?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat sedikitnya 12 pengawas internal pemerintah pada Jumat (24/1) malam waktu setempat. Ini merupakan perombakan terbaru yang dilakukan Trump hanya kurang dari seminggu setelah dilantik menjadi presiden.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (25/1/2025), para inspektur jenderal independen dari sedikitnya 12 lembaga federal tersebut diberitahu tentang pemecatan mereka melalui email dari direktur personalia Gedung Putih. Demikian dilaporkan The Washington Post, mengutip orang-orang yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui tindakan tersebut.

    Para inspektur jenderal memiliki peran pengawasan untuk mendeteksi dan mencegah penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan oleh pegawai pemerintah.

    Mereka bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran hukum, peraturan, dan standar etika oleh pegawai, dan melakukan audit kontrak, keuangan, dan kinerja staf.

    Menurut laporan The Washington Post, di antara lembaga federal yang terkena dampak pemecatan tersebut adalah departemen pertahanan, departemen luar negeri, dalam negeri, dan energi, serta Badan Perlindungan Lingkungan dan Administrasi Jaminan Sosial.

    “Ini adalah pembantaian yang meluas,” kata salah satu inspektur jenderal yang dipecat, menurut The Washington Post. “Siapa pun yang Trump tunjuk sekarang akan dipandang sebagai loyalis, dan itu merusak seluruh sistem,” cetusnya.

    Sebagian besar dari mereka yang dipecat itu ditunjuk oleh Trump selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, demikian dilaporkan The Washington Post.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rencana OpenAI Bangun Pusat Data AI, Gelontorkan USD 500 Miliar

    Rencana OpenAI Bangun Pusat Data AI, Gelontorkan USD 500 Miliar

    Rencana untuk membangun sistem pusat data untuk kecerdasan buatan telah diungkapkan dalam konferensi pers Gedung Putih, dengan Masayoshi Son, Sam Altman, dan Larry Ellison. Proyek kerja sama yang dinamakan Proyek Stargate ini akan dimulai dengan pembangunan pusat data besar di Texas dan akan diperluas ke negara bagian lainnya.

  • Menlu AS Hubungi Vietnam, Bahas Defisit Perdagangan hingga China

    Menlu AS Hubungi Vietnam, Bahas Defisit Perdagangan hingga China

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, mendesak Vietnam untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara.

    Hal tersebut diungkapkan Rubio dalam panggilan telepon pada Jumat (24/1/2025) waktu setempat dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Vietnam, Bui Thanh Son. Selain membahas masalah perdagangan, keduanya juga membicarakan kekhawatiran bersama tentang China.

    Sesi panggilan itu merupakan yang pertama antara dua diplomat tinggi di bawah pemerintahan baru Presiden AS Donald Trump.

    Dalam pernyataan resmi Departemen Luar Negeri yang dilansir dari Reuters (25/1/2025), pada panggilan telepon tersebut, keduanya memuji peringatan 30 tahun hubungan AS-Vietnam dan kemajuan yang dicapai di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif yang disepakati kedua negara pada tahun 2023.

    “Menteri Luar Negeri AS juga membahas berbagai masalah regional, termasuk perilaku agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan,” katanya.

    Sambil memuji kerja sama ekonomi kedua negara, Rubio mendorong Vietnam untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, katanya.

    Data yang dirilis AS pada bulan ini mencatat, defisit perdagangan AS dengan Vietnam melampaui US$110 miliar pada periode Januari-November 2024. Defisit tersebut seiring dengan meningkatnya ekspor dari pusat industri Asia Tenggara di tengah rekor jatuhnya mata uangnya terhadap dolar AS.

    Meskipun Vietnam telah menjadi mitra keamanan AS yang penting, kesenjangan perdagangan yang besar dipandang oleh para analis sebagai risiko besar bagi negara yang bergantung pada ekspor tersebut di tengah ancaman tarif menyeluruh dari Trump terhadap impor AS.

    Data AS bulan ini menunjukkan kenaikan hampir 18% dalam defisit AS dengan Vietnam dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menegaskan bahwa negara yang dipimpin Komunis tersebut memiliki surplus komersial tertinggi keempat dengan Amerika Serikat, hanya diungguli oleh China, Uni Eropa, dan Meksiko.

    Trump mengakhiri masa jabatan pertamanya di Gedung Putih dengan pernyataan Departemen Keuangan tentang Vietnam dan Swiss sebagai manipulator mata uang atas intervensi pasar mereka untuk melemahkan nilai mata uang mereka.

    Vietnam, yang menganggap AS sebagai pasar terbesarnya, merupakan rumah bagi operasi industri besar yang berfokus pada ekspor dari perusahaan multinasional AS seperti Apple, Google, Nike, dan Intel.