Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Trump Ngotot Mesir-Yordania Akan Tampung Warga Gaza, Ini Alasannya    
        Trump Ngotot Mesir-Yordania Akan Tampung Warga Gaza, Ini Alasannya

    Trump Ngotot Mesir-Yordania Akan Tampung Warga Gaza, Ini Alasannya Trump Ngotot Mesir-Yordania Akan Tampung Warga Gaza, Ini Alasannya

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan gagasan kontroversialnya soal relokasi warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, yang menuai kritikan. Trump bersikeras mengatakan Mesir dan Yordania akan mematuhi dan menampung warga Gaza, meskipun kedua negara itu berulang kali menolak.

    “Mereka (Mesir dan Yordania-red) akan melakukannya. Mereka akan melakukannya,” tegas Trump saat ditanya apakah dirinya akan mempertimbangkan tindakan untuk menekan Kairo dan Amman agar menerima rencananya, termasuk mengenakan tarif.

    Demikian seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, Jumat (31/1/2025).

    “Mereka akan melakukannya, oke? Kita telah melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih. Dia tidak menyebut lebih lanjut soal “banyak hal” yang dilakukan AS untuk Mesir dan Yordania tersebut.

    Akhir pekan lalu, Trump melontarkan gagasan untuk “membersihkan” Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas, yang berkecamuk selama lebih dari 15 bulan terakhir, menjadikan wilayah Palestina itu bagaikan “area penghancuran”.

    Dia mempertegas kembali gagasannya pada pada Senin (27/1) waktu setempat. Trump menyatakan keinginan untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, menuju ke lokasi-lokasi yang “lebih aman”, seperti Mesir atau Yordania.

    Trump juga mengatakan dirinya “ingin membuat mereka (warga Palestina di Gaza-red) tinggal di area di mana mereka bisa hidup tanpa banyak gangguan dan revolusi dan kekerasan”.

    Rencana Trump itu langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, serta menuai kecaman banyak pihak, termasuk negara-negara sekutu AS sendiri.

    Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dalam tanggapan publik pertamanya terhadap rencana Trump itu, mengatakan bahwa mengusir “rakyat Palestina dari tanah mereka adalah ketidakadilan yang tidak dapat kita ikut ambil bagian di dalamnya”.

    Sementara Raja Yordania Abdullah II, secara terpisah, menekankan “posisi tegas negaranya mengenai perlunya menjaga warga Palestina tetap di tanah mereka”.

    Sebelumnya, kecaman untuk rencana Trump disampaikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menegaskan warga Palestina “tidak akan meninggalkan tanah dan tempat-tempat suci mereka”. Jerman dan Prancis, sekutu AS di Eropa, kompak menyebut rencana Trump itu “tidak dapat diterima”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Black Hawk, Penumpang Tak Ada yang Selamat

    Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Black Hawk, Penumpang Tak Ada yang Selamat

    GELORA.CO  – Sebuah tabrakan udara yang melibatkan pesawat jet milik maskapai American Airlines dengan helikopter milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) terjadi di Washington, DC, Rabu (29/1/2025).

    Akibatnya, sebanyak 67 orang dilaporkan tewas, yang artinya semua penumpang dari kedua pesawat dinyatakan meninggal dunia.

    Kecelakaan pesawat antara American Airlines dengan helikopter militer ini menjadikannya bencana penerbangan paling mematikan di AS selama hampir seperempat abad.

    Dikutip dari AP News, setidaknya 28 jenazah berhasil dievakuasi dari Sungai Potomac, lokasi jatuhnya kedua pesawat tersebut.

    Tragedi ini terjadi ketika pesawat jet American Airlines akan mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan, tepat di seberang Sungai Potomac.

    Saat akan mendarat, tiba-tiba muncul helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS yang terbang ke jalur jet regional American Airlines.

    Tabrakan pun tak terelakkan dan kedua pesawat itu jatuh di Sungai Potomac.

    Seorang pengendali lalu lintas udara bertanggung jawab untuk mengoordinasikan lalu lintas helikopter dan kedatangan serta keberangkatan pesawat saat tabrakan terjadi.

    Tugas-tugas tersebut sering kali dibagi oleh dua orang, tetapi bandara biasanya menggabungkan peran-peran terpisah tersebut pada pukul 21.30 malam, saat lalu lintas mulai melambat.

    Pengawas di menara memerintahkan agar mereka digabungkan lebih awal.

    “Konfigurasi posisi tidak normal untuk waktu dan volume lalu lintas,” tulis sebuah laporan dari Badan Penerbangan Federal.

    Namun, seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, staf menara pada Rabu malam berada pada tingkat normal.

    Posisi tersebut secara rutin digabungkan saat pengontrol perlu meninggalkan konsol untuk istirahat, selama pergantian shift, atau saat lalu lintas udara sedang lambat, kata orang tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas prosedur internal.

    Presiden AS, Donald Trump mengatakan pada konferensi pers Gedung Putih, tidak ada seorang pun yang selamat.

    “Kami sekarang berada pada titik di mana kami beralih dari operasi penyelamatan ke operasi pemulihan,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Washington, John Donnelly.

    Investigasi kecelakaan pesawat dapat memakan waktu berbulan-bulan, dan penyelidik federal mengatakan kepada wartawan, mereka tidak akan berspekulasi tentang apa yang menyebabkan tabrakan tersebut.

    Pesawat itu ditemukan terbalik dalam tiga bagian di air setinggi pinggang, dan petugas tanggap darurat sedang mencari di area Potomac sejauh selatan Jembatan Woodrow Wilson, sekitar 4,8 kilometer selatan bandara.

    Bangkai helikopter juga ditemukan. Gambar dari sungai menunjukkan perahu-perahu di sekitar sayap yang sebagian terendam dan reruntuhan badan pesawat yang hancur.

    Para pejabat mengatakan kondisi penerbangan aman saat jet tiba dari Wichita, Kansas.

    Masih jadi Misteri

    Pihak berwenang AS mengatakan masih menjadi misteri mengapa kecelakaan pesawat antara jet American Airlines dengan helikopter Black Hawk itu terjadi.

    Presiden Donald Trump, tanpa memberikan bukti, mengatakan, upaya keberagaman federal bisa jadi merupakan faktor, yang menegaskan kembali tema yang telah menjadi fokus kepresidenannya.

    Kelompok hak asasi manusia dan Partai Demokrat menuduhnya mempolitisasi bencana tersebut.

    Kini, investigasi atas kecelakaan tersebut baru saja dimulai.

    Jet Bombardier milik American Airlines yang membawa 60 penumpang dan empat awak bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat dan jatuh ke Sungai Potomac saat bersiap mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington pada Rabu malam.

    Nama-nama seluruh korban belum dirilis, tetapi mereka termasuk sejumlah atlet seluncur indah dan orang-orang dari Kansas, tempat penerbangan itu berasal.

    Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy, mengatakan kedua pesawat itu menerbangkan pola penerbangan standar dan tidak ada gangguan dalam komunikasi.

    “Semuanya berjalan seperti biasa hingga terjadi kecelakaan,” kata Gubernur Virginia, Glenn Youngkin kepada Reuters.

    Bandara tersebut terletak di seberang sungai dari Washington, di Virginia.

    Para investigator Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan mereka akan mendapatkan laporan awal dalam waktu 30 hari.

    Mereka mengatakan mereka belum menemukan “kotak hitam” di pesawat yang merekam data penerbangan.

    “Ini merupakan acara yang melibatkan semua pihak,” kata Kepala Badan Keselamatan Transportasi Nasional, Jennifer Homendy dalam konferensi pers.

    Badan tersebut telah mulai mengumpulkan puing-puing, termasuk bagian-bagian helikopter, dan menyimpannya di hanggar di Reagan National.

    Di Gedung Putih, Trump mengkritik pilot helikopter dan menyatakan pengontrol lalu lintas udara yang harus disalahkan.

    “Kami tidak tahu apa yang menyebabkan kecelakaan ini, tetapi kami memiliki beberapa pendapat dan ide yang sangat kuat,” ucap Trump.

    Komunikasi radio menunjukkan bahwa pengontrol lalu lintas udara memperingatkan helikopter tentang jet yang mendekat dan memerintahkannya untuk mengubah arah.

    Satu pengendali, bukan dua, menangani lalu lintas pesawat dan helikopter lokal pada Rabu malam di Bandara Nasional Reagan, situasi yang dianggap “tidak normal”.

    Akan tetapi, dianggap memiliki staf yang memadai untuk volume lalu lintas yang lebih rendah, menurut seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

    Keputusan untuk menggabungkan tugas di malam hari bukanlah hal yang tidak biasa, kata sumber tersebut.

    The New York Times pertama kali melaporkan penunjukan “tidak normal” tersebut.

    Kekurangan pengawas lalu lintas udara di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah memicu masalah keselamatan.

    Di beberapa fasilitas, pengawas bekerja lembur wajib dan bekerja enam hari seminggu untuk mengatasi kekurangan.

    Administrasi Penerbangan Federal memiliki sekitar 3.000 pengawas lebih sedikit dari yang dibutuhkan

  • Trump Yakin Mesir dan Yordania Akan Terima Pengungsi Gaza

    Trump Yakin Mesir dan Yordania Akan Terima Pengungsi Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini Mesir dan Yordania akan menerima pengungsi Gaza. Dia yakin meski kedua negara itu menolak rencana Trump memindahkan warga Palestina dari wilayah tersebut.

    Komentar Trump ini muncul sehari setelah Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menolak pemindahan paksa warga Gaza setelah perang antara Hamas dan Israel.

    “Mereka akan melakukannya,” ucap Trump yakin kepada wartawan di Oval Office ketika ditanya tanggapannya terhadap penolakan Mesir dan Yordania, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/1/2025).

    “Mereka akan melakukannya. Kami melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” imbuh Trump.

    Setelah gencatan senjata Israel-Hamas mulai berlaku pada 19 Januari, Trump pekan lalu melontarkan rencana untuk ‘membersihkan’ Jalur Gaza. Oleh karena itu, dia berencana memindahkan warga Palestina ke Mesir atau Yordania.

    Dia mengatakan perang yang berlangsung selama 15 bulan telah menjadikan wilayah Palestina sebagai “tempat penghancuran.”

    Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, melakukan perjalanan yang jarang terjadi ke Gaza minggu ini, kata Gedung Putih, dalam upaya untuk menopang gencatan senjata yang rapuh. Ia juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Sisi dari Mesir, yang merupakan sekutu utama AS, pertama kali pada hari Rabu (29/1) menanggapi rencana Trump itu. Dia menilai rencana Trump itu tidak adil bagi warga Palestina.

    “Rakyat Palestina dari tanah mereka adalah ketidakadilan yang tidak dapat kita ambil bagian di dalamnya,” kata Sisi.

    Raja Yordania Abdullah II secara terpisah juga menegaskan menolak rencana Trump itu. Dia menilai warga Palestina harus tetap berada di tanah mereka.

    “Posisi tegas negaranya mengenai perlunya mempertahankan warga Palestina di tanah mereka,” ucap Abdullah.

    Diketahui, sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023, Mesir dan Yordania telah memperingatkan rencana untuk mengusir warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat melintasi perbatasan mereka.

    Lihat juga Video ‘Jumlah Korban Tewas di Gaza Meningkat Meski Sedang Gencatan Senjata’:

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Bujuk PNS AS Resign Massal dengan Kompensasi Pesangon 8 Kali Gaji – Halaman all

    Trump Bujuk PNS AS Resign Massal dengan Kompensasi Pesangon 8 Kali Gaji – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump membujuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negaranya agar bersedia resign atau mengundurkan diri dengan imbalan kompensasi pesangon menggiurkan.

    Pesangon yang ditawarkan Donald Trump ke PNS AS sebanyak 8 kali gaji atau gaji hingga September 2025 untuk setiap PNS AS yang bersedia menandatangani perjanjian resign.

    Sebuah memo yang dikirim pemerintahan Trump berjanji akan memberikan pesangon bagi PNS yang setuju mundur dengan menuliskan kata ‘resign’ di badan email.

    “Tenaga kerja Federal (PNS) harus yang terbaik dari yang bisa ditawarkan Amerika. Kami akan menuntut keunggulan di setiap level,” bunyi penggalan memo tersebut, dikutip dari Channel News Asia.

    Setelah memo dibagikan, pemerintah AS akan memulai proses pensiun dini pada  pegawai Federal AS yang telah menandatangani perjanjian itu per 3 Februari sampai 6 Februari 2025 mendatang.

    Setidaknya sekitar 5 persen hingga 10 persen PNS tertarik dengan tawaran Trump untuk melakukan resign massal. Namun tidak semua PNS dapat mendaftar program resign massal ini.

    PNS AS di sektor keamanan nasional, imigrasi, dan layanan pos tidak diperkenankan mengikuti program resign massal ini.

    Trump menjelaskan, program pensiun dini direncanakan sebagai bentuk perampingan birokrasi, dengan harapan bahwa pengurangan jumlah pegawai dapat meningkatkan kualitas layanan publik.

    Selain itu cara ini dapat membantu Gedung Putih menghemat anggaran pemerintah hingga 100 miliar dolar AS atau setara Rp1.622 triliun, melansir BBC International.

    Kebijakan ini tidak hanya berkaitan dengan penghematan anggaran, tampaknya juga bertujuan untuk mendorong lebih banyak pegawai untuk kembali bekerja dari kantor. 

    Mengingat selama beberapa tahun terakhir, banyak pegawai Federal yang bekerja di rumah sebagai bagian dari kebijakan pandemi COVID-19.

    Namun di era pemerintahan baru, Trump ingin mengakhiri kebijakan tersebut dan mendorong para PNS untuk kembali bekerja di kantor seperti sebelum pandemi.

    Kebijakan Pensiun Dini Trump Dikecam

    Meski sejumlah PNS AS menyambut baik usulan baru Trump, namun langkah tersebut dikecam keras oleh kepala serikat pekerja Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE).

    Dalam keterangan resminya AFGE memperingatkan bahwa proses “pembersihan” ini akan memiliki “konsekuensi yang sangat besar yang akan menyebabkan kekacauan bagi warga Amerika yang bergantung pada pemerintah federal AS.

    Komentar serupa juga dilontarkan Senator Demokrat Tim Kaine, yang mempertanyakan kewenangan Trump untuk membuat kesepakatan semacam itu.

    “Jika Anda menerima tawaran itu dan mengundurkan diri, dia akan mengabaikan Anda seperti dia mengabaikan kontraktor. Dia tidak punya kewenangan untuk melakukan ini. Jangan tertipu oleh orang ini,” kata Kaine.

     

  • Trump Salahkan Kebijakan Biden-Obama soal Tabrakan Pesawat-Black Hawk

    Trump Salahkan Kebijakan Biden-Obama soal Tabrakan Pesawat-Black Hawk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara soal insiden tabrakan pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk di Washington. Trump menyalahkan kebijakan presiden pendahulunya dari Joe Biden hingga Barack Obama yang diklaim telah menyingkirkan karyawan yang baik di Administrasi Penerbangan Federal.

    “Saya mengutamakan keselamatan. Obama, Biden, dan Demokrat mengutamakan kebijakan,” kata Trump, dilansir AFP, Jumat (31/1/2025).

    “Mereka benar-benar mengeluarkan arahan ‘terlalu putih.’ Dan kami menginginkan orang-orang yang kompeten,” tambahnya.

    Saat Trump berbicara di Gedung Putih, penyelam polisi mencari lebih banyak jenazah di dalam air. Bangkai jet yang dioperasikan oleh anak perusahaan American Airlines menonjol dari permukaan sungai, dikelilingi oleh kapal darurat dan tim penyelam.

    Pesawat itu membawa 64 orang. Helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat, yang membawa tiga tentara, juga berada di sungai.

    “Kami sekarang berada pada titik di mana kami beralih dari operasi penyelamatan ke operasi pemulihan,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Washington John Donnelly. Dua puluh delapan jenazah telah ditemukan.

    Audio dramatis dari pengontrol lalu lintas udara menunjukkan mereka berulang kali bertanya kepada helikopter apakah pesawat penumpang terlihat atau tidak. Lalu pengontrol juga sempat memerintahkan untuk melewati pesawat itu tepat sebelum kecelakaan.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Masuk Gedung Putih, Elon Musk Langsung Diserbu 100 Pertanyaan

    Masuk Gedung Putih, Elon Musk Langsung Diserbu 100 Pertanyaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk memulai karir dalam pemerintahan Donald Trump sebagai penasihat. Namun jabatan itu menimbulkan pertanyaan dari para pemegang saham Tesla.

    Setidaknya lebih dari 100 pertanyaan diajukan pada Musk yang menjabat sebagai CEO Tesla dalam laporan pendapatan. Beberapa pertanyaan terkait peran resminya dalam Department of Government Efficiency (DOGE) dan apakah fokusnya pada Tesla akan terbelah usai masuk Gedung Putih.

    Pertanyaan lainnya seputar pembagian waktu yang diambil Musk antara Gedung Putih dan pekerjaannya untuk Tesla.

    “Apakah Anda yakin dia memberi Tesla fokus yang dibutuhkan?” kata seorang investor ritel, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (30/1/2025).

    Musk diketahui sebagai pendukung garis terdepan Trump sejak kampanye lalu. Dia tercatat menyumbangkan US$270 untuk Trump dan partai Republik.

    Orang terkaya dunia itu juga turun langsung berkampanye, termasuk kerap membicarakan Trump dan kebijakannya. Musk terlihat pula dalam pelantikan Trump di Gedung Capitol minggu lalu.

    Bukan hanya di AS, Musk jadi sorotan dengan aktivitasnya terkait politik Jerman. Dia terlibat aktif mendukung penuh partai sayap kanan anti imigran AfD (Alternative für Deutschland).

    Dia juga terlihat melakukan gerakan yang dianggap sebagai penghormatan bagi Nazi dalam pelantikan minggu lalu. Namun Musk menanggapi kritikan tersebut dengan menyebutnya sebagai gerakan kebencian dengan tipuan.

    Tak berselang lama, dia terlibat kontroversial lagi dengan memainkan kata bertema Nazi di X. Selain itu Musk terlihat muncul dalam video di sebuah rapat AfD di Halle Jerman.

    (fab/fab)

  • Trump Minta CDC Segera Hentikan Komunikasi dan Kerja Sama dengan WHO

    Trump Minta CDC Segera Hentikan Komunikasi dan Kerja Sama dengan WHO

    Jakarta

    Staf di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah diperintahkan untuk berhenti berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Arahan tersebut dibuat sesuai dengan perintah eksekutif Presiden Donald Trump pada 20 Januari yang menarik AS dari WHO, menurut memo yang dikirim Minggu malam dari Wakil Direktur Kesehatan Global CDC Dr. John Nkengasong kepada pimpinan senior lembaga tersebut, yang salinannya diperoleh oleh CNN. Memo ini pertama kali dilaporkan oleh Associated Press.

    “Segera berlaku semua staf CDC yang terlibat dengan WHO melalui kelompok kerja teknis, pusat koordinasi, dewan penasihat, perjanjian kerja sama, atau cara lain – secara langsung atau virtual – harus menghentikan aktivitas mereka dan menunggu arahan lebih lanjut,” kata memo tersebut.

    AS adalah salah satu penyandang dana terbesar WHO, dan hukum federal mengharuskan pemberitahuan satu tahun sebelum dukungan AS untuk organisasi tersebut dapat ditarik.

    Perintah Trump mengklaim bahwa pemberitahuan penarikan yang sah diberikan selama masa jabatan pertamanya, pada tahun 2020, sehingga penarikan dapat segera terjadi.

    Gedung Putih, CDC, WHO, dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS tidak menanggapi permintaan komentar.

    “Langkah ini gegabah, pada dasarnya memerintahkan CDC untuk tidak bekerja sama dengan WHO untuk memadamkan api akan membuat warga Amerika jauh lebih rentan,” kata Dr. Lawrence Gostin, pakar kesehatan global di Universitas Georgetown yang mengelola pusat koordinasi WHO untuk hukum kesehatan nasional dan global, kepada CNN.

    Dengan merebaknya virus Marburg yang mematikan dan flu burung H5N1 yang menyebar pada hewan di seluruh dunia, katanya, kurangnya koordinasi internasional mengenai kesehatan masyarakat bisa menjadi berbahaya.

    Gostin mengatakan ia juga diberi tahu bahwa Trump telah memanggil kembali semua staf CDC yang diperbantukan ke kantor WHO di negara lain, sebuah langkah yang dijabarkan dalam perintah Trump pada 20 Januari.

    CDC memiliki staf di jaringan kantor internasional di lebih dari 60 negara. Kantor-kantor ini dapat membantu memberikan peringatan dini ketika ada wabah penyakit menular yang mengkhawatirkan.

    (kna/naf)

  • Heboh Trump Setop Bantuan Kondom Senilai Rp813 M ke Gaza, Ini Faktanya

    Heboh Trump Setop Bantuan Kondom Senilai Rp813 M ke Gaza, Ini Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeklaim bahwa pemerintahannya telah menghentikan alokasi US$50 juta atau sekitar Rp813 miliar ke Gaza untuk membeli kondom.

    Klaim ini disampaikan Trump selama upacara penandatanganan Undang-Undang Laken Riley pada Rabu (29/1/2025).

    Sebelumnya, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt telah membuat klaim serupa selama jumpa pers perdananya pada Selasa (28/1/2025). Ia menyatakan bahwa Departemen Efisiensi Pemerintah dan Kantor Manajemen dan Anggaran “menemukan bahwa ada sekitar US$50 juta pembayar pajak yang digunakan untuk mendanai kondom di Gaza.”

    Dia menyebut dugaan bantuan tersebut sebagai “pemborosan uang pembayar pajak yang tidak masuk akal.” Namun, tidak ada bukti kredibel yang mendukung klaim ini.

    Lalu bagaimana fakta sebenarnya?

    Mengutip Associated Press pada Kamis (30/1/2025), Trump dan juru bicaranya tampaknya merujuk pada dana hibah yang diberikan USAID kepada sebuah kelompok bernama International Medical Corps (IMC) senilai US$102,2 juta (Rp1,6 triliun) untuk menyediakan layanan medis dan trauma di Gaza.

    Departemen Luar Negeri sebelumnya pada Rabu menggambarkan hal ini sebagai contoh “pendanaan yang sangat besar” yang tidak sejalan dengan kepentingan Amerika atau kebijakan presiden.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce menulis hal serupa di X bahwa lembaga tersebut telah “mencegah pendanaan yang tidak dapat dibenarkan sebesar US$102 juta kepada seorang kontraktor di Gaza, termasuk uang untuk kontrasepsi” berkat penghentian sementara bantuan asing.

    Para pejabat mengatakan pemerintahan Trump menghentikan dua ember “bantuan” senilai US$50 juta untuk Gaza melalui International Medical Corps, yang meliputi: program keluarga berencana termasuk kontrasepsi darurat; perawatan kesehatan seksual termasuk pencegahan dan pengelolaan infeksi menular seksual (IMS); dan kesehatan seksual dan reproduksi remaja.

    Dana sebanyak US$100 juta untuk program-program ini termasuk kontrasepsi, menurut para pejabat yang menyebut bahwa kondom secara tradisional selalu digunakan untuk keluarga berencana di negara-negara berkembang oleh USAID.

    “Tidak ada dana pemerintah AS yang digunakan untuk pengadaan atau distribusi kondom, maupun penyediaan layanan keluarga berencana,” kata IMC.

    IMC mengatakan dalam siaran pers bahwa mereka telah menerima US$68.078.508 (Rp1,1 triliun) dari USAID untuk mendukung operasinya di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengatakan sumber daya tersebut digunakan untuk mengoperasikan dua rumah sakit lapangan besar yang saat ini berlokasi di Gaza tengah-satu di Deir Al Balah dan satu di Al Zawaida.

    Kedua rumah sakit menawarkan total kapasitas gabungan lebih dari 250 tempat tidur, termasuk 20 di ruang gawat darurat dan 170 di departemen bedah. Fasilitas-fasilitas ini telah menyediakan perawatan medis 24 jam kepada sekitar 33.000 warga sipil per bulan.

    IMC mengatakan bahwa sejak Januari 2024, mereka telah menyediakan layanan kesehatan kepada lebih dari 383.000 warga sipil yang tidak memiliki akses lain ke layanan atau perawatan, termasuk melakukan sekitar 11.000 operasi.

    Menurut statistik yang disediakan oleh IMC, mereka juga membantu persalinan sekitar 5.000 bayi, menyaring 111.000 orang yang mengalami kekurangan gizi, merawat 2.767 orang yang mengalami kekurangan gizi akut, dan mendistribusikan suplemen mikronutrien kepada 36.000 orang.

    Presiden Refugees International Jeremy Konyndyk, yang mengawasi portofolio bantuan Covid-19 USAID untuk pemerintahan Joe Biden, membantah klaim Trump dan Leavitt pada Rabu di X.

    “USAID membeli kondom dengan harga sekitar US$0,05 per buah,” tulisnya. “US$50 juta sama dengan SATU MILIAR kondom. Yang terjadi di sini BUKAN satu miliar kondom untuk Gaza. Yang terjadi adalah para pria di DOGE tampaknya tidak dapat membaca lembar kerja pemerintah.”

    Sementara itu, laporan tahun anggaran 2023 USAID tentang pengiriman alat kontrasepsi dan kondom, mencatat bahwa hanya satu negara Timur Tengah, yakni Yordania, yang menerima pengiriman kecil alat suntik dan alat kontrasepsi oral senilai US$45.680 untuk program pemerintah saja. Ini adalah pengiriman pertama USAID ke Timur Tengah sejak tahun anggaran 2019.

    Laporan USAID dari tiga kuartal pertama tahun 2024 menunjukkan bahwa satu-satunya program keluarga berencana yang didanai oleh lembaga tersebut di Timur Tengah adalah di Yordania dan Yaman.

    (luc/luc)

  • Presiden Palestina Puji Mesir yang Tolak Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Gaza: Sangat Menghargai – Halaman all

    Presiden Palestina Puji Mesir yang Tolak Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Gaza: Sangat Menghargai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi.

    Mahmoud Abbas memberi pujian karena Mesir menolak rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza – seperti yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Mahmoud Abbas memuji pemimpin Mesir tersebut dalam sebuah surat menyusul komentar yang disampaikan oleh el-Sisi dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (29/1/2025).

    Ketika itu, el-Sisi mengatakan bahwa Mesir tidak akan mengambil bagian dalam pengusiran warga Palestina dari Gaza, yang menurutnya akan menjadi sebuah “ketidakadilan”.

    Atas sikap Mesir tersebut, Mahmoud Abbas mengatakan pihaknya sangat menghargai.

    “Kami sangat menghargai sikap tegas Mesir yang menolak pemindahan warga kami dari Gaza,” kata Abbas dalam surat tersebut, Kamis (30/1/2025), dilansir Al Jazeera.

    Abbas juga berterima kasih kepada el-Sisi karena “menentang ketidakadilan terhadap rakyat Palestina, dan menjunjung tinggi dukungan Mesir yang bersejarah dan tak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina”.

    Pada Minggu (26/1/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin Mesir dan Yordania menerima warga Palestina dari Gaza.

    Trump mengatakan dia telah mengajukan permintaan tersebut kepada Raja Yordania Abdullah dan juga berencana menanyakannya kepada Presiden Mesir.

    Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi pembongkaran”.

    “Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan seluruh tempat itu,” katanya, dikutip dari BBC.

    Trump menambahkan bahwa pemindahan itu “bisa bersifat sementara” atau “bisa bersifat jangka panjang”.

    Namun, baik Hamas maupun Otoritas Palestina mengecam usulan tersebut.

    Yordania dan Mesir juga menolak gagasan tersebut.

    Diketahui, Trump menyampaikan komentarnya tersebut saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One.

    “Hampir semuanya hancur dan orang-orang sekarat di sana.”

    “Jadi saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda, di mana mungkin mereka bisa hidup dengan damai untuk perubahan,” katanya.

    Trump tidak memberikan perincian lebih jauh mengenai usulan tersebut, dan subjek tersebut tidak dirujuk dalam pernyataan resmi Gedung Putih.

    Saat ini, gencatan senjata sedang dipatuhi di Gaza setelah kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang yang dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

    Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera.

    Sebagian besar dari dua juta penduduk Gaza telah mengungsi dalam 15 bulan terakhir akibat perang, yang telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya memperkirakan bahwa 60 persen bangunan di seluruh Gaza telah rusak atau hancur, dan perlu waktu puluhan tahun untuk membangunnya kembali.

    PENGUNGSI PALESTINA – Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Selasa (28/1/2025) menunjukkan puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, setelah 15 bulan perang Israel pada Senin (27/1/2025). (Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Serangan udara Israel menewaskan sebanyak 10 warga Palestina di kota Tammun, Tepi Barat yang diduduki, saat militer Israel mengintensifkan operasi di wilayah yang diduduki.

    Lebih dari 500.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara di mana mereka menunggu Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong itu.

    Larangan Israel terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur yang diduduki, Gaza dan Tepi Barat yang diduduki akan dimulai hari ini.

    Pertukaran tawanan ketiga dengan tahanan Palestina akan dilakukan hari ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Delapan tawanan yang ditahan di Gaza – tiga warga Israel dan lima warga Thailand – akan dibebaskan oleh Hamas, sementara 110 tahanan Palestina – 30 di antaranya berusia di bawah 18 tahun – akan dibebaskan oleh Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan tentara Israel akan tetap berada di kamp pengungsi Jenin, yang telah menjadi sasaran operasi militer selama berminggu-minggu oleh pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina, dan berjanji “tidak akan kembali seperti semula”.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan delapan orang terluka dalam serangan Israel pada hari Rabu, meskipun ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Serangan udara Israel telah menewaskan tiga warga negara Turki yang berusaha menyeberang secara ilegal dari Lebanon ke Israel, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 47.417 warga Palestina dan melukai 111.571 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • DeepSeek Curi Data, Peneliti AS Ungkap Modusnya

    DeepSeek Curi Data, Peneliti AS Ungkap Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China mendadak jadi sorotan dunia dan digadang-gadang sebagai ancaman bagi dominasi AI Amerika Serikat (AS).

    Pasalnya, DeepSeek menawarkan model AI dengan ongkos lebih murah dan berkonsep terbuka (open source), sehingga pengembangannya lebih fleksibel.

    Microsoft dan OpenAI yang sebelumnya memimpin pasar AI langsung bereaksi. Keduanya mengklaim DeepSeek secara ilegal mengambil data dari teknologi ChatGPT milik OpenAI untuk melatih sistemnya.

    Para peneliti keamanan Microsoft mengatakan beberapa oknum yang terkait dengan DeepSeek mengeksfiltrasi sejumlah besar data menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI.

    API OpenAI merupakan cara utama para pengembang software dan konsumen bisnis membeli layanan-layanan OpenAI. Microsoft yang merupakan investor terbesar OpenAI mengungkapkan aktivitas mencurigakan dari DeepSeek, menurut laporan Bloomberg.

    Figur kripto dan AI Gedung Putih, David Sacks, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa ada kemungkinan DeepSeek mencuri properti intelektual dari AS.

    “Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek adalah menyaring pengetahuan dari model OpenAI,” kata Sacks, dikutip dari Reuters Kamis (30/1/2025).

    Saat dimintai komentar mengenai laporan Bloomberg, juru bicara OpenAI menggemakan pernyataan Sacks yang mencatat bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis di China terus-menerus berusaha meniru model-model perusahaan terkemuka di AS.

    Namun, juru bicara OpenAI tidak secara spesifik menyebut nama DeepSeek atau perusahaan lainnya. Microsoft menolak berkomentar, dan DeepSeek tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (fab/fab)