Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Netanyahu Bertandang ke AS, Jadi Pemimpin Dunia Pertama yang Diundang Trump ke Gedung Putih – Halaman all

    Netanyahu Bertandang ke AS, Jadi Pemimpin Dunia Pertama yang Diundang Trump ke Gedung Putih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu melakukan kunjungan Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, pada Minggu (2/2/2025).

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan berangkat besok pagi untuk pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump,” ujar cuitan kantor perdana menteri Israel di X.

    Kunjungan ini menjadikan Netanyahu sebagai pimpinan internasional pertama yang diundang ke Gedung Putih setelah pelantikan Presiden Trump, sebagaimana dikutip dari Anadolu.

    “Perdana Menteri Netanyahu adalah pemimpin asing pertama yang diundang ke Gedung Putih selama masa jabatan kedua Presiden AS Trump,” imbuh laporan kantor perdana menteri Israel.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump mengklaim bahwa Israel “tidak pernah memiliki teman yang lebih baik di Gedung Putih”.

    Pertemuan Trump dengan Netanyahu mengindikasikan hubungan baik yang kini tengah terjalin di antara kedua belah pihak.

    Mengingat beberapa tahun terakhir hubungan Trump-Netanyahu sempat memburuk lantaran pemimpin Israel tersebut mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu 2020.

    Sejak saat itu hubungan keduannya mulai memanas, Trump menuduh Netanyahu tidak setia.

    Namun lambat laun hubungan keduannya mulai membaik, bahkan setelah menjabat untuk masa jabatan keduanya, Trump dilaporkan menyetujui pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel, yang sebelumnya telah dihentikan oleh pemerintahan Biden.

    Tak sampai disitu, Trump bahkan berjanji akan terus memasok Israel dengan berbagai bantuan ketika AS membekukan semua pendanaan baru untuk program bantuan luar negeri,.

    Trump dan Netanyahu Bahas Sandera-Gencatan Senjata

    Dalam kunjungan perdana itu Netanyahu kabarnya akan bertemu dan bertatap dengan Donald Trump muka pada tanggal 4 Februari.

    Adapun pertemuan ini direncanakan keduannya untuk membahas Gaza, sandera, dan  semua komponen sumbu Iran dan masalah utama lainnya.

    “Diskusi juga akan mencakup situasi di Gaza, tantangan yang ditimbulkan oleh Iran, serta isu-isu utama lainnya yang berkaitan dengan keamanan dan politik internasional,” papar kantor Netanyahu.

    Sebagai informasi, sejauh ini Pemerintah Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan.

    Israel mengklaim akan membebaskan hampir 300 tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan.

    Sebagai imbalan, Hamas mengungkap bahwa pihaknya akan membebaskan 33 sandera Israel.

    Selain pertukaran tahanan, gencatan senjata ini juga mencakup izin bagi warga Palestina yang terluka untuk meninggalkan Gaza melalui perbatasan Rafah menuju Mesir. 

    Selama perbatasan dibuka para pengungsi Gaza yang menderita penyakit kronis seperti kanker bisa dimobilisasi ke rumah sakit Mesir untuk mendapat pengobatan intensif.

    Operasi evakuasi ini diawasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan melibatkan mobilisasi lebih dari 30 ambulans di sisi Mesir.

    Para pasien yang menderita penyakit kronis nantinya akan dibawa ke rumah sakit besar seperti Sheikh Zuweid, Arish, dan Suez, sementara pasien dengan kasus-kasus kritis dirujuk ke Kairo.

    WHO memperkirakan sekitar 2.500 anak di Gaza yang membutuhkan perawatan medis mendesak akan diangkut ke Mesir.

    Lebih lanjut, selain membebaskan tawanan Palestina dalam kesepakatan gencatan senjata PM Israel Benjamin Netanyahu mengizinkan penduduk Jalur Gaza utara untuk kembali ke rumah mereka mulai Senin (27/1/2025) pagi.

    Melalui kebijakan tersebut, diperkirakan sekitar 650.000 warga Palestina yang mengungsi di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza akan kembali ke rumah mereka di utara awal pekan ini.

    Ramainya antusias warga Palestina yang ingin kembali ke Gaza Utara, membuat mobil, truk, dan gerobak keledai yang penuh dengan perabotan dan barang-barang pribadi tampak antrean panjang

    Ini adalah momen bersejarah bagi seluruh warga Palestina untuk menyaksikan kembalinya 1,5 juta warga Palestina yang telah mengungsi secara paksa sejak awal perang.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Kebijakan Trump Bikin Panas, Kanada-China-Meksiko Langsung Membalas!

    Kebijakan Trump Bikin Panas, Kanada-China-Meksiko Langsung Membalas!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru yang luar biasa terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Tiga negara yang terdampak langsung kebijakan Trump itu pun melakukan pembalasan.

    Dilansir CNN, Minggu (2/2/2025), Trump menandatangani kebijakan ekonomi yang telah lama dijanjikannya di klub Mar-a-Lago miliknya. Pemerintahan Trump mengatakan tarif tersebut ditujukan untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS.

    Tetapi, tarif tersebut diprediksi membuat kenaikan harga bagi konsumen AS untuk berbagai barang mulai dari alpukat, sepatu kets hingga mobil.

    Trump, dalam tindakan eksekutifnya, mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional. Dia menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang dikenal sebagai ‘IEEPA’ yang memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional. Tarif tersebut akan mulai berlaku pada Selasa mendatang pukul 12.01 waktu setempat.

    “Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10% untuk China,” kata Trump dalam pesan yang diunggah di Truth Social.

    Dia mengatakan IEEPA digunakan ‘karena ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan terlarang yang membunuh Warga Negara kita’.

    “Termasuk fentanil. Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang,” ujar Trump.

    Kanada, Meksiko dan China Membalas Trump

    Beberapa jam setelah tindakan Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang dari AS yang akan ‘berlaku luas dan mencakup barang-barang sehari-hari’. Dia menepati janjinya bahwa Kanada akan membalas dengan tegas dan cepat jika AS mengenakan pungutan.

    Perwakilan perdagangan negara itu bertemu dengan pejabat pemerintahan Trump baru-baru ini pada hari Jumat dalam upaya untuk mencegah tarif. Sebagai informasi, kebijakan baru Trump tersebut merupakan pembalikan dari perdagangan bebas bea di antara tiga negara Amerika Utara yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

    “Malam ini, saya mengumumkan Kanada akan menanggapi tindakan perdagangan AS dengan tarif perdagangan sebesar 25% terhadap barang-barang Amerika senilai USD 155 miliar,” kata Trudeau dalam konferensi pers pada Sabtu malam.

    “Ini akan mencakup tarif langsung atas barang-barang senilai USD 30 miliar mulai hari Selasa, diikuti oleh tarif lebih lanjut atas produk-produk Amerika senilai USD 125 miliar dalam waktu 21 hari, untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan Kanada dan rantai pasokan mencari alternatif,” sambungnya.

    Barang-barang yang terkena dampak akan mencakup alkohol, hasil bumi, pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga, furnitur, bahan-bahan seperti kayu, dan masih banyak lagi.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga langsung menantang kebijakan Trump. Dia menegaskan Meksiko tak akan tunduk begitu saja pada kebijakan negara lain.

    “Ketika kami bernegosiasi dengan negara lain, ketika kami berbicara dengan negara lain, selalu dengan kepala tegak, tidak pernah menundukkan kepala,” kata Sheinbaum saat berbicara di Chicoloapan de Juárez.

    Dia memerintahkan menterinya untuk melaksanakan rencana B. Namun, dia tak menguraikan apa itu.

    “Saya menginstruksikan Menteri Ekonomi untuk melaksanakan rencana B yang telah kami kerjakan, yang mencakup tindakan tarif dan non-tarif untuk membela kepentingan Meksiko,” ujar Sheinbaum dalam sebuah postingan di X.

    Sheinbaum juga membantah Gedung Putih yang menyebut organisasi perdagangan narkoba di Meksiko memiliki ‘aliansi yang tidak dapat ditoleransi’ dengan pemerintah negara tersebut dan menyediakan ‘tempat berlindung yang aman’ bagi kartel. Sheinbaum menegaskan pemerintahannya tidak memiliki aliansi dengan organisasi kriminal dan menyebut tuduhan AS sebagai fitnah.

    Kementerian Perdagangan China mengatakan penerapan tarif sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia mengatakan China akan melawan lewat mekanisme di WTO.

    “China akan mengajukan keluhan kepada WTO, dan akan mengambil tindakan balasan yang sesuai untuk dengan tegas membela hak-haknya,” katanya.

    Namun, China tidak dengan menjelaskan tindakan apa yang akan diambil. Kementerian Luar Negeri China mengatakan tarif yang diterapkan Trump ‘tidak konstruktif’ dan hanya akan merusak upaya kedua negara untuk memerangi narkotika. China menyatakan memberikan dukungan kepada AS terkait masalah fentanil, tetapi menurut China fentanil adalah masalah Amerika.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Netanyahu dan Trump akan Bahas Gencatan Senjata di Gedung Putih – Halaman all

    Netanyahu dan Trump akan Bahas Gencatan Senjata di Gedung Putih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan untuk mengunjungi Amerika Serikat dan bertemu dengan Presiden Donald Trump pada 4 Februari 2025.

    Pertemuan ini akan membahas berbagai isu penting, termasuk perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta situasi di Gaza.

    Fokus Pertemuan

    Menurut laporan dari kantor Netanyahu, diskusi akan mencakup beberapa topik krusial. “Kami akan membahas gencatan senjata, tantangan yang ditimbulkan oleh Iran, serta isu-isu utama lainnya terkait keamanan dan politik internasional,” ungkap pejabat tersebut.

    Pembebasan Sandera

    Salah satu fokus utama dalam pertemuan ini adalah pembahasan mengenai pembebasan sandera.

    Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan, di mana Israel telah membebaskan hampir 300 tahanan Palestina.

    Di sisi lain, Hamas berjanji untuk membebaskan total 33 sandera, termasuk tujuh wanita Israel yang sudah dibebaskan.

    Namun, juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, mengonfirmasi bahwa 25 sandera masih hidup, sementara delapan lainnya telah dibunuh oleh Hamas.

    Gencatan Senjata dan Pencabutan Pembatasan

    Kesepakatan gencatan senjata yang sedang dibahas juga mencakup pencabutan pembatasan perjalanan di Gaza utara.

    Pembatasan ini biasanya diterapkan sebagai bagian dari blokade untuk mengontrol wilayah.

    Pencabutan tersebut diharapkan dapat menciptakan keadaan yang lebih stabil dan memungkinkan penduduk Gaza utara untuk bergerak bebas kembali ke rumah mereka setelah pertempuran.

    Pihak berwenang di Gaza utara melaporkan bahwa lebih dari 300.000 penduduk telah kembali ke daerah tersebut.

    Rencana Trump untuk Gaza

    Pertemuan ini berlangsung setelah Trump mengungkapkan rencananya untuk Gaza, termasuk gagasan untuk memindahkan ratusan ribu warga Palestina ke negara-negara tetangga.

    Rencana ini mendapat penolakan tegas dari negara-negara Arab, yang mengkritik gagasan tersebut dalam pernyataan bersama baru-baru ini.

    Dengan pertemuan ini, Netanyahu menjadi pemimpin dunia pertama yang melakukan pertemuan resmi dengan Trump sejak pelantikan presiden pada 20 Januari lalu.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 6 Warga AS Dibebaskan Venezuela Usai Utusan Trump Temui Maduro

    6 Warga AS Dibebaskan Venezuela Usai Utusan Trump Temui Maduro

    Caracas

    Venezuela membebaskan enam warga Amerika Serikat (AS) yang ditahan. Pembebasan dilakukan usai utusan Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

    Dilansir CNN, Minggu (2/2/2025), pertemuan di Caracas itu merupakan momen penting karena Washington selama ini tidak secara resmi mengakui kepresidenan Maduro. Maduro telah dituduh oleh para pemimpin oposisi di Venezuela melakukan kecurangan dalam pemilu tahun lalu.

    Para pejabat AS belum memberikan rincian tentang enam tahanan yang dibebaskan, tetapi utusan Trump untuk misi khusus Richard Grenell mengunggah foto dirinya bersama para pria di dalam pesawat di X.

    “Saya baru saja diberi tahu bahwa kami akan membawa pulang enam sandera dari Venezuela. Terima kasih kepada Ric Grenell dan seluruh staf saya. Kerja yang hebat!” tulis Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.

    Foto Grenell menunjukkan empat warga Amerika yang dibebaskan mengenakan pakaian biru muda yang biasa dikenakan oleh orang-orang yang ditahan di sistem penjara Venezuela.

    “Kami akan segera pulang bersama enam warga Amerika ini. Mereka baru saja berbicara dengan Presiden Trump, dan mereka tidak bisa berhenti berterima kasih kepadanya,” tulis Grenell dalam unggahannya.

    Kemenangan Maduro untuk masa jabatan ketiga telah ditentang oleh oposisi negara itu. Oposisi telah menerbitkan ribuan penghitungan suara yang menunjukkan kandidat mereka, Edmundo Gonzalez, memenangkan pemilu pada Juli 2024. Mereka didukung oleh pengamat independen seperti Carter Center dan Misi Pemilu Kolombia.

    Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan AS tidak mengakui Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela. AS telah memberlakukan serangkaian sanksi atau pembatasan visa pada pejabat yang berpihak pada Maduro.

    Washington sendiri tidak memiliki perwakilan diplomatik di Venezuela. Pada September lalu, AS juga menyita pesawat Maduro.

    Pembebasan tahanan pada Jumat (31/1) terjadi setelah pertemuan antara Grenell dan Maduro yang diyakini membahas deportasi warga negara Venezuela dari AS. Trump telah memprioritaskan janji kampanyenya untuk deportasi massal, tetapi Maduro telah menolak untuk menerima kembali warga negara Venezuela dan AS secara umum tidak dapat memulangkan warga Venezuela karena hubungan yang dingin.

    Gonzalez, yang diakui AS sebagai presiden terpilih Venezuela dan menghadiri pelantikan Trump, telah memperingatkan Gedung Putih agar tidak membuat kesepakatan dengan Maduro terkait penerbangan deportasi. Trump juga sempat ditanya apakah utusannya yang berfoto bersama Maduro akan memberikan legitimasi kepada pemimpin Venezuela tersebut.

    Trump hanya menyebut dirinya ingin melakukan sesuatu dengan Venezuela. Namun, dia mencatat dirinya sebagai ‘penentang besar Venezuela dan Maduro’.

    “Mereka tidak memperlakukan kami dengan baik, tetapi mereka memperlakukan, yang lebih penting, rakyat Venezuela, dengan sangat buruk,” katanya.

    Maduro mengatakan dalam pidato tahunannya di hadapan pengadilan pada Jumat malam bahwa pertemuan dengan Grenell telah menghasilkan beberapa kesepakatan awal. Dia juga menantikan kesepakatan baru untuk kebaikan kedua negara dan kawasan.

    “Presiden Donald Trump, kami telah membuat langkah pertama, mudah-mudahan ini dapat terus berlanjut,” kata Maduro.

    Pemerintah Venezuela menyebut Maduro dan Grenell juga membahas isu migrasi dan sanksi. Di bawah Maduro – yang menjabat sejak 2013 – Venezuela yang kaya minyak telah jatuh ke dalam krisis ekonomi dan politik mendalam, yang dicengkeram oleh hiperinflasi. Jutaan orang telah meninggalkan negara itu dalam ketakutan dan keputusasaan.

    Kemlu AS menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Venezuela, dengan peringatan bahwa ‘ada risiko tinggi penahanan yang salah terhadap warga negara AS’.

    Pada bulan Agustus tahun lalu, badan intelijen Venezuela SEBIN menahan seorang pelaut Angkatan Laut AS. Sembilan warga AS telah dibawa pulang dari Venezuela oleh pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden pada tahun 2022 setelah lima tahun ditahan di negara itu.

    Pada bulan Desember 2023, AS telah mengamankan pembebasan enam warganya yang ditahan secara salah dan empat warga AS lain yang ditahan di Venezuela.

    Tonton juga Video Trump Teken Aturan Deportasi Mahasiswa yang Ikut Aksi Pro-Palestina

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Resmi, Trump Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Kanada, Meksiko dan China – Halaman all

    Resmi, Trump Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Kanada, Meksiko dan China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif pada hari Sabtu (1/2/2025).

    Perintah eksekutif tersebut, berisi penerapan tarif baru pada barang-barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China. 

    Keputusan ini menandakan langkah dramatis dalam kebijakan ekonomi AS yang berpotensi memicu perang dagang dengan tiga mitra dagang terbesar negara tersebut.

    Menurut laporan New York Times, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif yang mengenakan tarif 25 persen pada semua barang dari Meksiko dan Kanada. 

    Selain itu, tarif sebesar 10 persen dikenakan pada ekspor minyak dari Kanada serta barang-barang dari China. 

    Tarif ini diperkirakan akan mulai berlaku pada hari Selasa, 4 Februari 2025.

    Menurut Trump, tindakan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang memungkinkan presiden untuk memberlakukan tarif dengan alasan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Trump juga mengutip krisis opioid yang sedang melanda Amerika Serikat sebagai alasan untuk kebijakan ini.

    Dalam sebuah pernyataan di media sosial Truth Social, Trump menyalahkan Kanada atas perdagangan narkoba yang dianggap memperburuk krisis kesehatan di AS. 

    “Kita perlu melindungi warga Amerika, dan merupakan tugas saya sebagai Presiden untuk memastikan keselamatan semua orang.”

    “Saya berjanji dalam Kampanye saya untuk menghentikan banjir imigran gelap dan narkoba yang mengalir melewati Perbatasan kita, dan warga Amerika dengan suara bulat mendukungnya.”

    “Negara-negara ini memainkan peran utama dalam tantangan-tantangan ini,” ujar Trump, mengklaim bahwa Kanada gagal bekerja sama dengan penegak hukum AS untuk mengatasi peredaran narkoba ilegal, dikutip dari The Guardian.

    Pernyataan ini memicu ketegangan dengan Kanada dan Meksiko, yang merasa kebijakan ini tidak adil dan merugikan hubungan perdagangan yang sudah terjalin selama puluhan tahun.

    Respon Meksiko dan Kanada

    Atas tindakan Trump ini, Meksiko kemudian mengumumkan akan mengenakan tarif balasan atas barang-barang AS.

    Hal tersebut diumumkan oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum.

    Ia menegaskan bahwa negaranya akan mengambil langkah balasan yang meliputi tarif dan tindakan lainnya untuk melindungi kepentingan ekonomi Meksiko.

    Sheinbaum menanggapi tuduhan Gedung Putih yang mengeklaim, adanya hubungan antara pemerintah Meksiko dengan organisasi kriminal yang terlibat dalam perdagangan narkoba.

    “Kami dengan tegas menolak fitnah Gedung Putih bahwa pemerintah Meksiko memiliki aliansi dengan organisasi kriminal, serta segala niat untuk mencampuri wilayah kami,” tulis Sheinbaum dalam sebuah posting di X, dikutip dari AP News.

    “Jika pemerintah Amerika Serikat dan lembaga-lembaganya ingin mengatasi masalah konsumsi fentanil yang serius di negara mereka, mereka dapat memerangi penjualan narkoba di jalanan kota-kota besar, yang tidak mereka lakukan, dan pencucian uang yang dihasilkan dari aktivitas ilegal ini telah menyebabkan begitu banyak kerugian bagi penduduknya,” tambahnya.

    Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyatakan bahwa negaranya akan mengenakan tarif 25 persen pada impor AS yang bernilai hingga 155 miliar USD.

     “Hal ini akan berdampak nyata bagi Anda, rakyat Amerika,” ungkap Trudeau.

    Ia menambahkan, kebijakan Trump akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang konsumsi, seperti makanan dan produk lainnya.

    Trudeau juga mengingatkan masyarakat AS bahwa pasukan Kanada bertempur bersama pasukan AS di Afghanistan, dan tindakan Gedung Putih ini justru merusak hubungan baik yang sudah terbina.

    “Tindakan yang diambil hari ini oleh Gedung Putih justru memecah belah kita, alih-alih menyatukan kita,” kata Trudeau.

    Selain dampak langsung pada hubungan perdagangan AS dengan Kanada dan Meksiko, tarif baru ini berpotensi menambah ketidakpastian ekonomi yang sudah rapuh

    Jika China juga memutuskan untuk merespons dengan tarif mereka sendiri, ketegangan ini bisa berkembang menjadi perang dagang yang lebih luas, yang dapat merugikan perekonomian global secara keseluruhan.

    Perintah eksekutif Trump ini menunjukkan adanya perubahan besar dalam kebijakan luar negeri dan perdagangan AS, yang akan terus memengaruhi dinamika ekonomi global dan hubungan diplomatik antara negara-negara besar.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump

  • 10
                    
                        Trump Salahkan Biden dan Obama atas Tabrakan American Airlines
                        Internasional

    10 Trump Salahkan Biden dan Obama atas Tabrakan American Airlines Internasional

    Trump Salahkan Biden dan Obama atas Tabrakan American Airlines
    Penulis
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Presiden Amerika Serikat (AS),
    Donald Trump
    , menyalahkan dua pendahulunya, Barack Obama dan Joe Biden, atas kecelakaan yang melibatkan pesawat American Airlines dan helikopter militer Black Hawk UH-60.
    Insiden tragis yang terjadi pada Rabu (29/1/2025) itu menewaskan 67 orang.
    Trump menyampaikan pernyataannya dari Gedung Putih pada Kamis (30/1/2025), tidak jauh dari lokasi kecelakaan.
    Trump menilai kebijakan di era Obama dan Biden berdampak buruk terhadap keselamatan penerbangan.
    “Saya mengutamakan keselamatan. Obama, Biden, dan orang-orang Demokrat lebih mementingkan kebijakan yang sangat buruk. Kebijakan mereka parah dan politiknya lebih buruk,” ujar Trump, dikutip dari
    Associated Press
    (AP).
    Ia juga menyoroti standar yang diberlakukan untuk pengontrol lalu lintas udara. Menurutnya, dia telah memperbaiki kebijakan tersebut saat menjabat sebagai presiden.
    Trump mengklaim bahwa sebelum dirinya menjabat pada 2016, sistem tersebut tidak dijalankan dengan baik. Namun, setelah kepemimpinannya berakhir dan Biden menjabat, standar tersebut kembali menurun.
    “Kita tidak benar-benar melakukannya. Kemudian saya lengser dan Biden berkuasa, dia mengubahnya kembali ke tingkat yang paling rendah,” tambahnya.
    Pernyataan Trump mendapat respons dari Buttigieg yang menilai presiden ke-47 AS tersebut tidak menunjukkan kepemimpinan dalam situasi ini.
    “Saat para keluarga korban berduka, Trump seharusnya memimpin, bukan berbohong,” tulis Buttigieg di platform media sosial X.
    Di sisi lain, Trump menegaskan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah kesalahan Sean Duffy, menteri transportasi pilihannya.
    “Itu bukan salahmu,” kata Trump mengenai tabrakan yang merenggut puluhan nyawa tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Trump Siap Sahkan Tarif Impor untuk Meksiko, Kanada, dan China

    Trump Siap Sahkan Tarif Impor untuk Meksiko, Kanada, dan China

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu (1/2/2025), untuk menerapkan tarif baru 25% pada barang impor dari Meksiko dan Kanada serta 10% untuk produk dari China.

    Langkah ini diperkirakan akan mengguncang perdagangan yang bernilai lebih dari US$2,1 triliun per tahun.

    Dari kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, Trump menyatakan bahwa mitra dagang utama AS tidak memiliki banyak opsi untuk menghindari kebijakan ini.

    Ia menetapkan tenggat waktu 1 Februari untuk mendorong tindakan tegas dalam menghentikan aliran fentanyl dan bahan kimia prekursor dari China yang masuk ke AS melalui Meksiko dan Kanada, serta menekan imigrasi ilegal di perbatasan selatan dan utara.

    Namun, dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump membantah bahwa ancaman tarifnya hanyalah strategi negosiasi.

    “Tidak, ini bukan taktik tawar-menawar… kami memiliki defisit perdagangan besar dengan ketiga negara ini,” tegasnya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/2/2025).

    Trump juga menekankan bahwa tarif tersebut akan menghasilkan pendapatan besar bagi AS dan bisa dinaikkan lebih lanjut. Meski demikian, Trump memberi isyarat bahwa minyak Kanada mungkin mendapat pengecualian, dengan tarif hanya 10% dibandingkan 25% untuk produk Kanada lainnya.

    Namun, ia juga mengindikasikan bahwa tarif yang lebih luas terhadap minyak dan gas alam akan diterapkan pada pertengahan Februari, yang langsung mendorong kenaikan harga minyak di pasar global.

    Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan biaya bagi konsumen AS dan berpotensi mengganggu rantai pasokan industri, terutama sektor otomotif yang sangat bergantung pada komponen lintas batas.

    Jake Colvin, presiden Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional, yang mewakili perusahaan-perusahaan besar AS dalam hal perdagangan, mengatakan bahwa pengenaan tarif pada mitra dagang utama AS dapat berdampak pada ketersediaan segala sesuatu yang terkait.

    “Dari alpukat hingga mobil, dan dapat mengalihkan fokus hubungan perdagangan dari diplomasi ke konfrontasi,” kata Colvin.

    Pemerintah Kanada telah menyusun daftar target untuk tindakan balasan, termasuk tarif pada jus jeruk Florida. Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan kesiapan untuk membalas tetapi tetap membuka pintu dialog dengan Washington.

    Di Beijing, pemerintah China mengecam kebijakan tersebut dan memperingatkan bahwa langkah ini hanya akan memperburuk ketegangan global.

    “Tidak ada pemenang dalam perang dagang. Langkah ini tidak menguntungkan siapa pun, baik AS, China, maupun dunia,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.

     

  • Elon Musk Acak-acak Amerika: PNS Dipecat, Data Pribadi Disekap

    Elon Musk Acak-acak Amerika: PNS Dipecat, Data Pribadi Disekap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah ‘tangan kanan’ Elon Musk yang ditugaskan menjalankan Office of Personnel Management (OPM), lembaga sumber daya manusia pemerintah AS, dilaporkan ‘mengusir’ Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari sistem komputer yang berisi data pribadi jutaan pegawai federal.

    Mengutip Reuters, Sabtu (1/2/2024) langkah ini terjadi di tengah perombakan besar-besaran pemerintahan yang dilakukan Presiden Donald Trump sejak menjabat 11 hari lalu.

    Trump sendiri diketahui telah memecat dan menyingkirkan ratusan PNS sebagai bagian dari strateginya untuk merampingkan birokrasi dan menggantikannya dengan para ‘loyalis’.

    CEO Tesla dan pemilik X ini diberi tugas oleh Trump untuk memangkas jumlah tenaga kerja sipil pemerintahan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 2,2 juta orang.

    Musk bergerak cepat dengan menempatkan sekutunya di OPM, lembaga yang bertanggung jawab atas manajemen kepegawaian federal.

    Berdasarkan sumber Reuters, beberapa pegawai senior di OPM kehilangan akses ke sistem data departemen, termasuk Enterprise Human Resources Integration basis data yang berisi informasi penting. Seperti tanggal lahir, nomor Jaminan Sosial (Social Security), penilaian kinerja, alamat rumah, tingkat gaji, dan lama masa kerja pegawai pemerintah.

    “Kami tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan dengan sistem komputer dan data. Ini sangat mengkhawatirkan. Tidak ada pengawasan. Ini menimbulkan implikasi nyata terhadap keamanan siber dan risiko peretasan,” ungkap salah satu pejabat.

    Para pejabat yang terdampak masih dapat mengakses email tetapi tidak lagi memiliki akses ke kumpulan data besar yang mencakup seluruh tenaga kerja federal. Hingga berita ini diterbitkan, pihak OPM, Gedung Putih, dan tim baru yang ditunjuk belum memberikan tanggapan.

    Sementara itu, OPM mulai mengirimkan memo yang tidak biasa, menghindari gaya bahasa birokrasi kaku. Memo tersebut mendorong pegawai untuk mempertimbangkan tawaran pesangon guna mengundurkan diri dan berlibur.

    Don Moynihan, profesor di Ford School of Public Policy, Universitas Michigan, menilai tindakan di OPM ini memunculkan kekhawatiran terkait pengawasan kongres serta bagaimana Trump dan Musk memperlakukan birokrasi federal.

    “Ini membuat siapapun di luar lingkaran dalam Musk di OPM semakin sulit mengetahui apa yang sedang terjadi,” ujar Moynihan.

    (fab/fab)

  • Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza    
        Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Kairo

    Ribuan warga Mesir berunjuk rasa di dekat perlintasan perbatasan Rafah, yang menghubungkan negara tersebut dengan Jalur Gaza. Dalam aksinya, para demonstran memprotes rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

    Presiden Abdel Fattah al-Sisi sebelumnya menolak gagasan Trump soal Mesir akan memfasilitasi warga Palestina yang dipindahkan keluar dari Jalur Gaza yang dilanda perang berkepanjangan. Al-Sisi bahkan mengatakan warga Mesir akan turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

    Dalam aksinya di dekat Rafah, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/2/2025), para demonstran Mesir meneriakkan slogan berbunyi “Hidup Mesir” dan melambaikan bendera nasional Mesir serta bendera Palestina.

    “Kami mengatakan tidak pada pengungsian apa pun dari Palestina atau Gaza dengan mengorbankan Mesir, di tanah Sinai,” tegas seorang warga Sinai bernama Gazy Saeed dalam aksi protes pada Jumat (31/1) tersebut.

    Sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa pihak-pihak yang dekat Al-Sisi mengerahkan bus-bus untuk mengangkut para demonstran ke dekat perlintasan perbatasan Rafah, di mana pergerakan warga sipil biasanya dibatasi.

    Disebutkan sumber keamanan tersebut bahwa aksi protes itu menunjukkan ketidaksetujuan publik, dan bukan hanya dari para pemimpin Kairo, terhadap rencana Trump merelokasi warga Gaza.

    Akhir pekan lalu, Trump melontarkan gagasan untuk “membersihkan” Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas, yang berkecamuk selama lebih dari 15 bulan terakhir, yang disebutnya menjadikan wilayah Palestina itu bagaikan “area penghancuran”.

    Dia mempertegas kembali gagasannya pada pada Senin (27/1) waktu setempat. Trump menyatakan keinginan untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, menuju ke lokasi-lokasi yang “lebih aman”, seperti Mesir atau Yordania.

    Lihat juga Video: Kala Trump Mau Pindahkan Warga Gaza ke Mesir-Yordania

    Gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh Kairo dan Amman. Namun pada Kamis (30/1) kemarin, Trump ngotot dan bersikeras mengatakan Mesir dan Yordania akan mematuhi dan menampung warga Gaza, meskipun kedua negara itu berulang kali menolak rencana tersebut.

    “Mereka (Mesir dan Yordania-red) akan melakukannya. Mereka akan melakukannya,” tegas Trump saat ditanya apakah dirinya akan mempertimbangkan tindakan untuk menekan Kairo dan Amman agar menerima rencananya, termasuk mengenakan tarif.

    “Mereka akan melakukannya, oke? Kita telah melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih. Dia tidak menyebut lebih lanjut soal “banyak hal” yang dilakukan AS untuk Mesir dan Yordania tersebut.

    Lihat juga Video: Kala Trump Mau Pindahkan Warga Gaza ke Mesir-Yordania

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Donald Trump Terapkan Tarif Impor Kanada, Meksiko, China Mulai 1 Februari 2025, Ini Alasannya – Page 3

    Donald Trump Terapkan Tarif Impor Kanada, Meksiko, China Mulai 1 Februari 2025, Ini Alasannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap Meksiko, 25 persen terhadap Kanada, dan 10 persen terhadap China.

    Hal itu disampaikan Gedung Putih, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/2/2025). Namun, pada Jumat, 31 Januari 2025, Donald Trump menuturkan, minyak Kanada akan dikenakan tarif lebih rendah sebesar 10 persen yang dapat berlaku kemudian pada 18 Februari 2025. Namun, ia mengindikasikan tarif yang lebih luas untuk minyak dan gas alam akan diberlakukan pada pertengahan Februari.

    Mengutip Yahoo Finance, tarif dagang Donald Trump telah mengancam selama berminggu-minggu dengan mengatakan tarif akan diberlakukan pada 1 Februari. Hal itu tetap berlaku hingga negara itu berbuat lebih banyak untuk membendung arus migran dan fentanil melewati perbatasan AS.

    Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval saat menandatangani perintah eksekutif, Trump memahami bea masuk dapat mengakibatkan biaya lebih tinggi yang dibebankan kepada konsumen dan mengakui tindakannya dapat menyebabkan gangguan dalam jangka pendek.

    Sebagian besar ekonom prediksi pajak impor yang sangat besar itu dan kemungkinan pembalasan, akan menganggu aktivitas ekonomi di seluruh dunia.

    Saat ditanya apakah ada peluang pada tahap ini bagi tiga mitra dagang utama AS untuk ditunda. Trump menjawab tidak. “Tidak, tidak, tidak sekarang, tidak,”

    Ia juga menepis anggapan ancamannya untuk mengenakan pungutan merupakan alat tawar menawar. “Tidak, bukan. Kita memiliki defisit (perdagangan) besar dengan, seperti yang Anda ketahui dengan ketiga negara tersebut,”

    “Itulah yang sedang kami lakukan, dan kami mungkin akan meningkatkannya secara substabsial, atau tidak, kita lihat saja nanti. Namun, banyak sekali uang yang masuk ke Amerika Serikat,” ia menambahkan.