Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Informasi Bocor, Pejabat AS Akui Israel Ingin Menyabotase Pembicaraan Hamas dan AS – Halaman all

    Informasi Bocor, Pejabat AS Akui Israel Ingin Menyabotase Pembicaraan Hamas dan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel diduga berupaya menyabotase pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Hamas.

    Media Israel Yedioth Ahronoh menyampaikan dugaan itu lewat tulisan salah satu analisnya, Ronen Bergman, hari Jumat lalu.

    Dengan mengutip pernyataan pejabat AS, Bergman menyebut Israel ingin mengganggu pembicaraan AS-Hamas di Kota Doha, Qatar.

    Para pejabat AS pergi ke Doha untuk bertemu dengan pejabat Hamas guna membahas pembebasan sandera Israel yang juga berkewarganegaraan AS. AS tidak memberi tahu Israel tentang hal itu.

    Dikutip dari The Cradle, Israel menentang adanya pembicaraan antara Hamas dan AS tanpa adanya juru penengah. Israel takut bakal ada perkembangan mengenai pembicaraan masa depan Gaza.

    Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kecewa dengan pembicaraan langsung antara Hamas dan AS.

    Seorang narasumber The Times of Israel mengatakan Israel berada di balik bocornya informasi tentang pembicaraan AS-Hamas.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari publikasi Instagram Netanyahu pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam Hizbullah Lebanon pada 24 September 2024. (Instagram @b.netanyahu)

    Menurut narasumber itu, Gedung Putih mengklaim telah berkoordinasi dengan Israel tentang pembicaraan itu. Namun, Netanyahu ternyata tidak tahu.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru mengetahui pembicaraan AS-Hamas setelah pembicaraan,” kata narasumber itu.

    Menurut laporan Axios tanggal 5 Maret, Hamas dan AS sudah menggelar pembicaraan diam-diam untuk membebaskan warga AS di Gaza dan membahas kemungkinan perjanjian yang lebih besar guna mengakhiri perang.

    Sementara itu, seorang narasumber Israel Hayom menyebut Israel sangat khawatir dengan adanya pembicaraan tersebut.

    Komentar Israel mengenai pembicaraan itu juga abu-abu alias tidak jelas.

    “Kepada AS, Israel telah mengungkapkan sikapnya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas,” demikian kata kantor Netanyahu.

    Kontak langsung antara AS dan Hamas itu menandai tahap baru pembicaraan antara Hamas-Israel.

    Sejak menetapkan Hamas sebagai “organisasi teroris” tahun 1990-an, AS menolak melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas.

    Hamas mengonfirmasi bahwa pejabatnya memang menggelar pembicaraan dengan AS di Qatar.

    Ibrahim Al Madhoun, seorang komentator terafiliasi Hamas, mengatakan pembicara kedua belah pihak umumnya berkisar tentang Idan Alexander, seorang sandera yang juga memiliki kewarganegaraan AS.

    BRIGADE AL-QUDS – Foto ini diambil pada Kamis (13/2/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Quds (sayap militer Jihad Islam), memperlihatkan anggota Brigade Al-Quds diapit oleh anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) saat berpatroli selama pertukaran tahanan gelombang ke-3 Kamis (30/1/2025) yang membebaskan sandera Israel; Agam Berger, Arbel Yehud dan Gadi Moses serta 5 warga Thailand dengan imbalan pembebasan 110 warga Palestina. (Telegram Brigade Al-Quds)

    Israel marah

    Israel dilaporkan marah mengetahui pemerintah AS berbicara langsung dengan Hamas.

    Tujuan pembicaraan itu adalah untuk mengamankan pembebasan warga AS yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Israel Hayom melaporkan tindakan itu membuat berang para pejabat Israel.

    “Ini tindakan yang sangat problematik,” kata seorang pejabat Israel.

    Israel disebut sudah mengetahui adanya saluran rahasia yang digunakan AS dan Hamas untuk berkomunikasi langsung.  Akan tetapi, para pejabat Israel membeci keberadaan saluran itu.

    Israel Hayom mengatakan pembicaraan itu dipimpin oleh Adam Boehler, utusan Presiden AS Donald Trump yang ditugasi mengurus pemulangan warga AS yang disandera.

    Narasumber dari Hamas mengatakan delegasi Hamas telah bertemu langsung dengan utusan Trump. Dia menyebut pembicaraan Hamas-AS berfokus pada persoalan warga AS yang disandera.

    Trump dukung pembicaraan AS-Hamas

    Trump mendukung pembicaraan langsung AS dengan Hamas di Qatar. 

    Menurut Trump, pembicaraan itu dilakukan demi kebaikan Israel dan mengamankan pembebasan sandera Israel.

    “Kita membantu Israel dalam pembicaraan itu karena kita membicarakan sandera Israel,” kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari The Times of Israel.

    “Kita tidak melakukan apa pun terkait dengan Hamas. Kita tidak memberikan uang.”

    “Kalian harus bernegosiasi. Ada perbedaan antara bernegosiasi dan membayar. Kita ingin memulangkan orang-orang ini.”

    (*)

  • Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan – Halaman all

    Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyoroti bahwa ketegangan yang muncul dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat memberikan pelajaran penting bagi negara-negara yang bergantung pada kekuatan besar, termasuk Amerika Serikat.

    Dalam opini yang diterbitkan pada 5 Maret 2025 di surat kabar Ettelaat, Araghchi menggambarkan ketegangan yang terjadi di Gedung Putih sebagai refleksi dari keretakan dalam tatanan global.

    Ia menekankan bahwa perselisihan antara Trump dan Zelensky menunjukkan risiko yang dihadapi oleh negara-negara yang mengandalkan AS untuk keamanan mereka.

    Araghchi mencatat, “Ini bukan sekadar konflik biasa; ini mencerminkan keretakan mendalam dalam tatanan dunia.”

    Pendapatnya ini menggambarkan bahwa bahkan sekutu-sekutu lama AS mulai mempertanyakan kepemimpinan Washington, dan negara-negara Eropa kini lebih berhati-hati terhadap situasi perang di Ukraina.

    Menurut Araghchi, Iran telah memilih jalur yang berbeda, yaitu kemandirian dan kemerdekaan strategis.

    Ia menjelaskan, “Tidak seperti banyak negara yang bergantung pada kekuatan asing untuk keamanan, Iran secara sadar memilih untuk mempertahankan kemandiriannya meskipun harus membayar harga atas keputusan tersebut.”

    Ini menegaskan bahwa kemandirian bukanlah hasil dari sanksi, melainkan sebuah keputusan strategis yang disengaja.

    Araghchi juga menyatakan bahwa Iran tidak membeli keamanannya; sebaliknya, negara tersebut membangun keamanannya sendiri.

    Pandangan ini mencerminkan sikap Iran yang telah lama meyakini bahwa aliansi dengan AS tidak dapat diandalkan.

    Hal ini sejalan dengan pendirian Pemimpin Tertinggi Iran yang menolak negosiasi dengan Washington.

    Meskipun Araghchi menekankan pentingnya kemandirian militer, Iran tetap menjalin kerja sama dengan pihak asing, khususnya Rusia.

    Pada Januari 2025, Iran dan Rusia menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi dan militer yang dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral.

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian memuji perjanjian tersebut sebagai babak baru dalam kerjasama kedua negara.

    Perjanjian ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang stabil dan berkelanjutan antara Rusia, Iran, dan seluruh kawasan Eurasia.

    Apa Implikasi dari Perjanjian Ini?

    Sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022, Iran semakin dilihat sebagai sekutu strategis oleh Rusia.

    Kedua negara sepakat untuk saling membantu menghadapi ancaman keamanan bersama.

    Meskipun demikian, perjanjian ini tidak mencakup pakta pertahanan seperti yang ditandatangani Rusia dengan Korea Utara.

    Dalam laporan France24, dijelaskan bahwa Iran dan Rusia sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi, terutama dalam menghadapi sanksi Barat terhadap industri energi mereka.

    Mereka juga akan bekerja sama dalam pelatihan militer dan penggunaan fasilitas pelabuhan untuk kapal perang masing-masing negara.

    Sebelumnya, hubungan antara Iran dan Rusia diatur oleh dokumen kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2001 dan diperbarui secara berkala.

    Namun, hubungan ini memiliki sejarah yang kompleks, dengan kedua negara pernah berperang pada abad ke-18 dan ke-19 untuk memperebutkan wilayah di Kaukasus.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • AS dan Hamas Gelar Pembicaraan Rahasia soal Pembebasan Sandera, Israel Berusaha Gagalkan – Halaman all

    AS dan Hamas Gelar Pembicaraan Rahasia soal Pembebasan Sandera, Israel Berusaha Gagalkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat AS mengungkapkan bahwa Israel berusaha menggagalkan rencana pembicaraan rahasia antara AS dan Hamas di Doha.

    Pembicaraan rahasia tersebut adalah untuk membahas pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

    Ini merupakan pertama kalinya AS dan Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia setelah bertahun-tahun.

    Namun sayangnya, rencana pembicaraan ini disambut dengan ketidaksetujuan oleh pemerintah Benjamin Netanyahu.

    Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronot , pejabat AS mengatakan bahwa awalnya perundingan ini akan diadakan tanpa sepengetahuan Israel.

    Hal tersebut adalah untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan seperti putaran perundingan sebelumnya yang direncanakan minggu lalu.

    The New York Times mengatakan minggu ini bahwa Israel telah mengetahui pembicaraan tersebut melalui ‘saluran lain’ sebelum pembicaraan itu terjadi.

    Setelah mengetahui informasi tersebut, pejabat Israel kemudian membocorkan informasi ini melalui media sebagai upaya menyabotase perjanjian AS-Hamas.

    Pejabat Israel mengaku bahwa pihaknya takut jika terjadi kesepakatan tanpa melibatkan Israel.

    “AS saat ini tengah merundingkan kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera, dan Israel pada akhirnya harus membayar setidaknya sebagian dari harga tersebut,” kata seorang sumber Israel yang mengetahui pembicaraan tersebut kepada media berita tersebut, dikutip dari The New Arab.

    Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi dalam pernyataan singkat bahwa Israel telah menyatakan posisinya kepada AS mengenai negosiasi langsung dengan Hamas.

    “Israel telah menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas,” kata kantor Netanyahu.

    Perundingan antara Hamas dan AS ini belum pernah terjadi sebelumnya.

    AS telah menolak kontak langsung dengan kelompok tersebut sejak menetapkannya sebagai organisasi teroris pada akhir tahun 1990-an.

    Dalam pembicaraan ini, utusan Gedung Putih untuk urusan penyanderaan, Adam Boehler menjadi pejabat pertama yang diketahui berbicara langsung dengan organisasi tersebut selama bertahun-tahun.

    Pembicaraan ini juga dikonfirmasi oleh Hamas.

    Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (6/3/2025) mengumumkan bahwa diskusi sedang diadakan dengan Hamas.

    Menurut Trump, apa yang ia lakukan adalah upaya untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza.

    “Kami membantu Israel dalam diskusi tersebut karena kami berbicara tentang sandera Israel. Kami tidak melakukan apa pun terkait Hamas. Kami tidak memberikan uang tunai,” tegasnya, dikutip dari Middle East Monitor.

    Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2024.

    Serangan ini menyebabkan lebih dari 48.400 warga Palestina telah terbunuh.

    Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

    Lebih dari 111.800 warga Palestina terluka akibat agresi Israel.

    Namun sejak kesepakatan gencatan senjata, serangan Israel telah dihetikan sesuai kesepakatan yang berlaku pada 19 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Hamas dan Konflik Palestina vs Israel

  • Iran Ambil Pelajaran dari Cekcok Trump-Zelensky: Kami Tidak Bergantung pada Negara Lain – Halaman all

    Iran Ambil Pelajaran dari Cekcok Trump-Zelensky: Kami Tidak Bergantung pada Negara Lain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa pemerintahan AS di bawah Donald Trump telah menciptakan “suasana kacau” setelah pertemuan sengitnya di Ruang Oval dengan pemimpin Ukraina minggu lalu.

    Dalam opini yang diterbitkan pada Rabu (5/3/2025) di surat kabar Ettela’at Iran, Araghchi menilai perselisihan tersebut mengungkapkan keretakan besar dalam tatanan global dan memperjelas bahaya mengandalkan Amerika Serikat dalam urusan keamanan.

    Araghchi mengkritik apa yang ia sebut sebagai “ketegangan verbal” dan “kebijakan impulsif” dalam diplomasi global.

    Ia menyoroti pertikaian di Ruang Oval sebagai momen refleksi bagi negara-negara yang selama ini bergantung pada AS, khususnya dalam konteks hubungan Ukraina dengan Barat.

    “Perselisihan baru-baru ini di Gedung Putih bukan sekadar konflik biasa; hal ini mencerminkan keretakan mendalam dalam tatanan dunia,” tulisnya.

    Araghchi menilai bahwa bahkan sekutu lama AS kini mulai mempertanyakan kepemimpinan Washington, dengan negara-negara Eropa mengambil pendekatan lebih hati-hati terhadap perang di Ukraina.

    Iran Pilih Kemandirian

    Dalam opininya, Araghchi menegaskan bahwa Iran telah memilih jalur berbeda, yaitu kemandirian dan kemerdekaan strategis.

    “Tidak seperti banyak negara yang bergantung pada kekuatan asing untuk keamanan, Iran telah secara sadar memilih untuk mempertahankan kemandiriannya, meskipun harus membayar harga atas keputusan tersebut,” tulisnya.

    Ia menegaskan bahwa pendekatan ini bukanlah akibat dari sanksi, melainkan keputusan strategis yang disengaja.

    “Iran tidak membeli keamanannya; Iran membangunnya,” tambahnya.

    Mengutip Newsweek, pernyataan Araghchi sejalan dengan sikap Iran yang telah lama meyakini bahwa aliansi dengan AS tidak dapat diandalkan.

    Pernyataannya juga mendukung sikap Pemimpin Tertinggi Iran yang menolak negosiasi dengan Washington.

    Garis keras Iran menilai bahwa konfrontasi Trump-Zelensky menjadi bukti ketidakstabilan diplomatik AS.

    Meskipun Araghchi menekankan pentingnya kemandirian militer, Iran tetap menjalin kerja sama dengan pihak asing, khususnya Rusia.

    Hubungan Rusia dan Iran

    Pada Januari 2025, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi dan militer.

    Kedua negara menganggap perjanjian ini sebagai tonggak penting dalam hubungan bilateral mereka.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menandatangani perjanjian tersebut dalam sebuah upacara di Kremlin.

    Keduanya memuji kesepakatan ini sebagai babak baru dalam hubungan kedua negara.

    “Dokumen terobosan ini bertujuan menciptakan kondisi bagi pembangunan yang stabil dan berkelanjutan antara Rusia, Iran, serta seluruh kawasan Eurasia,” ujar Putin.

    Pezeshkian menambahkan bahwa perjanjian ini akan membuka babak baru dalam kerja sama Iran dan Rusia di berbagai sektor, terutama ekonomi.

    Mengutip laporan France24 pada 17 Januari 2025, sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022, Rusia semakin memandang Iran sebagai sekutu strategis.

    Dalam dokumen yang diterbitkan Kremlin, kedua negara sepakat untuk saling membantu menghadapi ancaman keamanan bersama.

    Namun, perjanjian ini tidak mencakup pakta pertahanan bersama seperti yang ditandatangani Rusia dan Korea Utara tahun lalu.

    Rusia dan Iran sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi di berbagai sektor, terutama dalam menghadapi sanksi Barat terhadap industri energi mereka.

    Selain itu, mereka juga akan bekerja sama dalam pelatihan militer dan penggunaan fasilitas pelabuhan untuk kapal perang masing-masing negara.

    Namun, perjanjian tersebut tidak secara eksplisit mencakup pertukaran senjata, yang merupakan aspek kerja sama yang telah dikenai sanksi oleh Barat.

    Iran diketahui telah memasok Rusia dengan pesawat nirawak “Shahed” yang digunakan dalam serangan ke Ukraina, menurut pejabat Ukraina dan Barat.

    Moskow dan Teheran telah merancang perjanjian baru ini selama bertahun-tahun.

    Sebelumnya, hubungan kedua negara diatur oleh dokumen kerja sama tahun 2001 yang diperbarui secara berkala.

    Meski kini semakin erat, hubungan Rusia dan Iran memiliki sejarah yang kompleks.

    Pada abad ke-18 dan ke-19, kedua negara berperang memperebutkan wilayah di Kaukasus. Selain itu, Uni Soviet dan Inggris pernah menginvasi Persia selama Perang Dunia II.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump: Negosiasi dengan Rusia Lebih Mudah Daripada dengan Ukraina dalam Mencapai Perdamaian – Halaman all

    Trump: Negosiasi dengan Rusia Lebih Mudah Daripada dengan Ukraina dalam Mencapai Perdamaian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump memberikan pujian terhadap presiden Rusia Vladimir Putin dalam negosiasi untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    Meski telah mengecam serangan terbaru Rusia terhadap ukraina dan mengancam akan memberikan sanksi terhadap Moskow, Trump mengatakan Putin akan lebih kooperatif dan ‘murah hati’ dalam pembicaraan ini.

    “Ia ingin mengakhiri perang dan setelah perang berakhir, dan saya pikir ia akan lebih murah hati daripada yang seharusnya. Dan itu cukup bagus,” kata Trump di Ruang Oval pada hari Jumat (7/3/2025), dikutip dari ABC News.

    Trump mengatakan dirinya telah percaya terhadap Putin.

    “Ya. Tidak, saya percaya padanya, saya percaya padanya. Saya pikir kami baik-baik saja dengan Rusia,” katanya.

    Meskipun mengancam sanksi baru terhadap Rusia, Trump mengatakan ia mengerti mengapa pasukan Putin telah melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran di Ukraina semalam.

    “Saya pikir dia menyerang mereka (Ukraina) lebih keras daripada yang pernah dia lakukan,” kata Trump. 

    “Dan saya pikir mungkin siapa pun yang berada di posisi itu akan melakukan hal yang sama sekarang,” tambahnya, dikutip dari NDTV.

    Ia mengaku justru berbicara tentang perdamaian Rusia-Ukraina terhadap Putin lebih mudah dibandingka dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    “Namun saat ini, mereka mengebom Ukraina dan Ukraina habis-habisan. Terus terang, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu,” jelasnya.

    Beberapa jam sebelumnya, Trump mengatakan dirinya telah memberikan sanksi dan tarif berskala besar terhadap Rusia hingga gencatan senjata tercapai.

    Keputusan ini diambil oleh Trump tepat setelah Rusia meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap infrasturktur energi Ukraina pada Kamis (6/3/2025), dikutip dari BBC.

    Sementara itu, AS telah menangguhkan sementara akses Ukraina ke beberapa citra satelit.

    Tidak hanya itu, AS juga menghentikan bantuan militer ke negara itu.

    Hubungan Ukraina dan AS belakangan ini telah merenggang.

    Hal ini terjadi setelah debat panas Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada minggu lalu.

    Meskipun Trump berselisih dengan Zelensky, nada dari tim kebijakan luar negerinya dalam dua hari terakhir terdengar lebih lunak terhadap Ukraina.

    Zelensky kemudian mengatakan bahwa ejabat Ukraina dan Amerika Serikat akan bertemu untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian.

    “Delegasi Ukraina dan AS telah melanjutkan pekerjaan dan dijadwalkan bertemu minggu depan,” kata Zelensky saat menghadiri Dewan Eropa Khusus pada Kamis (6/3/2025), dikutip dari Kyiv Independent.

    Menurut Zelensky, pertemuan ini tidak hanya membahas rencana perdamaian Ukraina-Rusia.

    Namun juga Zelensky akan membuat usulan-usulan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan Ukraina.

    “Ukraina tidak hanya siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk perdamaian, tetapi kami juga mengusulkan langkah-langkah apa saja yang akan diambil,” jelas Zelensky.

    Melalui X, koresponden senior Gedung Putih Fox News Jacqui Heinrich mengatakan bahwa pembicaraan dijadwalkan pada 11 Maret 2025.

    Sementara menurut Axios, pertemuan antara delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan pada 12 Maret 2025.

    Beberapa pejabat dari AS dan Ukraina dikabarkan akan menghadiri pertemuan ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

    Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan telah mengirim surat kepada pemimpin negara tersebut. Trump mengatakan bahwa ia berharap negara Republik Islam tersebut akan setuju untuk berunding.

    “Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat (7/3) waktu setempat, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (8/3/2025).

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya,” ujar Trump.

    Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri di Iran atas permintaan komentar mengenai pernyataan Trump tersebut.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan,” kata Trump. “Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat,” imbuhnya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Surat itu tampaknya ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Gedung Putih belum memberikan pernyataan mengenai surat itu.

    Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS setelah kembali menjabat sebagai presiden pada bulan Januari lalu. Dia mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Rusia, yang telah membuat sekutu Barat waspada saat ia mencoba menjadi penengah untuk mengakhiri perang tiga tahun Rusia-Ukraina.

    Sebelumnya pada tahun 2018, Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah perjanjian multinasional untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir, setahun setelah masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

    Ia mengatakan pada bulan Februari lalu, bahwa ia ingin membuat kesepakatan dengan Iran yang mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.

    Lihat juga Video Iran Tak Khawatir dengan Kemenangan Trump: Apa Bedanya?

  • China Tetapkan Tarif Balasan untuk Minyak Rapseed dan Daging Babi dari Kanada

    China Tetapkan Tarif Balasan untuk Minyak Rapseed dan Daging Babi dari Kanada

    Bisnis.com, JAKARTA — China mengatakan akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap impor minyak rapeseed, daging babi, dan makanan laut dari Kanada seiring dengan meningkatnya perang dagang.

    Melansir dari Bloomberg, Sabtu (8/3/2025), Kementerian Keuangan China rencananya akan ada tarif 100% untuk minyak rapseed dan bungkilnya, dan produk kacang polong, serta pungutan 25% untuk daging babi dan beberapa impor makanan laut. Perubahan-perubahan ini akan mulai berlaku pada 20 Maret 2025.

    Kanada tahun lalu memberlakukan pungutan 100% untuk mobil listrik dan 25% untuk baja dan aluminium dari China. Hal ini membuat pemerintah China meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor rapeseed dari Kanada dan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia untuk menentang keputusan tersebut.

    Pungutan tersebut merugikan operasi dan investasi industri China dan dinilai sangat melanggar aturan World Trade Organization (WTO). 

    Kanada adalah salah satu produsen rapeseed terbesar di dunia, tanaman yang juga dikenal sebagai kanola. Pengiriman rapeseed ke China mencapai 6,39 juta ton tahun lalu, hampir semuanya berasal dari Kanada.

    Departemen Pertanian AS memperkirakan China akan mengimpor sekitar 1,75 juta ton minyak rapseed musim ini, tetapi mereka akan mengimpor biji minyak mentah dalam jumlah yang lebih besar. 

    Sementara impor daging babi China telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena negara ini bergulat dengan kelebihan pasokan dalam negeri di tengah melemahnya perekonomian. 

    Presiden AS Donald Trump minggu ini mewujudkan ancamannya untuk menghantam Kanada dan Meksiko dengan pungutan impor yang besar dan menggandakan pungutan yang sudah ada terhadap China.

    Tarif baru AS, yakni bea 25% untuk sebagian besar impor Kanada dan Meksiko dan menaikkan bea impor China menjadi 20%, yang akan berlaku untuk sekitar US$1,5 triliun impor tahunan.

    China sangat rentan terhadap risiko perang dagang global. Meskipun AS secara langsung menyerap hanya sekitar 15% dari ekspor China, lebih banyak barang dikirim ke sana melalui Vietnam, Meksiko, dan negara-negara lain.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya akan meninjau kembali tarif pada pengiriman dari China. 

    Menteri Keuangan Kanada Dominic LeBlanc mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa Kanada siap untuk bekerja sama dengan Gedung Putih untuk menyusun langkah-langkah lebih lanjut untuk mencegah China melakukan dumping ke pasar Amerika Utara. 

  • Panas, Serangan Rusia Tewaskan 12 Orang di Ukraina Timur

    Panas, Serangan Rusia Tewaskan 12 Orang di Ukraina Timur

    Jakarta

    Memanas! Serangan terbaru Rusia menewaskan sedikitnya 12 orang di Ukraina timur hingga Sabtu (8/3) pagi waktu setempat. Serangan ini terjadi beberapa hari menjelang perundingan di Arab Saudi antara negosiator Amerika Serikat dan Ukraina yang bertujuan untuk gencatan senjata.

    Serangan udara Rusia tersebut menghantam pusat Dobropillia di wilayah Donetsk, Ukraina pada Jumat malam waktu setempat, menewaskan 11 orang dan melukai 30 orang, menurut layanan darurat, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/3/2025).

    Secara terpisah, satu orang tewas dalam serangan drone dan tujuh orang lainnya terluka pada Sabtu dini hari di kota Bogodukhiv, kata kepala militer wilayah Kharkiv Oleg Synegubov.

    Serangan udara itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam sanksi dan tarif baru terhadap Rusia, tetapi juga mengatakan mungkin “lebih mudah” untuk bekerja sama dengan Moskow daripada Kyiv dalam upaya untuk mengakhiri perang tiga tahun tersebut.

    Setelah Trump secara terbuka mencaci-maki pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Gedung Putih dan menangguhkan bantuan militer AS ke Kyiv, presiden AS itu mengatakan kepada wartawan, bahwa ia mempercayai Presiden Rusia Vladimir Putin.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Sejujurnya, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina dan mereka tidak memiliki kartu,” kata Trump. “Mungkin lebih mudah berurusan dengan Rusia,” imbuhnya.

    Pernyataan tersebut disampaikan setelah Trump mengancam sanksi dan tarif baru terhadap Rusia atas gempurannya di Ukraina. Ini disampaikan Trump beberapa jam setelah Moskow meluncurkan serangan drone dan rudal “besar-besaran” terhadap fasilitas energi Ukraina.

    “Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar-benar ‘menggempur’ Ukraina di medan perang saat ini, saya sangat mempertimbangkan Sanksi Perbankan, Sanksi, dan Tarif berskala besar terhadap Rusia hingga Gencatan Senjata dan PERJANJIAN PENYELESAIAN AKHIR PERDAMAIAN TERCAPAI,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    “Kepada Rusia dan Ukraina, segera duduk bersama di meja perundingan, sebelum terlambat,” imbuhnya.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga berbicara dengan Menlu Ukraina, Andrii Sybiha, melalui telepon pada hari Jumat.

    Dalam panggilan telepon tersebut, Rubio menggarisbawahi tujuan Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan cepat, dan menekankan bahwa “semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk mengamankan perdamaian yang berkelanjutan”, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce dalam sebuah pernyataan.

    Lihat juga Video: Detik-detik Rudal Rusia Hantam Kampung Halaman Zelensky

  • Rusia Gempur Lagi Ukraina, Trump Ancam Beri Sanksi Baru untuk Kremlin

    Rusia Gempur Lagi Ukraina, Trump Ancam Beri Sanksi Baru untuk Kremlin

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberi sanksi baru terhadap Rusia atas pengebomannya di Ukraina baru-baru ini. AS sebelumnya menangguhkan bantuan ke Kyiv dalam upaya untuk mendorong diplomasi.

    “Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar-benar ‘menggempur’ Ukraina di medan perang saat ini, saya sangat mempertimbangkan sanksi perbankan, sanksi dan tarif berskala besar terhadap Rusia hingga gencatan senjata dan perjanjian penyelesaian akhir perdamaian tercapai,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP, Jumat (7/3/2025).

    “Kepada Rusia dan Ukraina, segeralah berunding, sebelum terlambat,” tambahnya.

    Ancaman Trump muncul setelah Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak dan rudal besar-besaran pada Jumat hari ini terhadap infrastruktur energi Ukraina.

    Beberapa hari sebelumnya, pemerintahan Trump menangguhkan pengiriman bantuan militer AS dan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina setelah perselisihan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada 28 Februari mencaci maki Zelensky dalam sebuah pertemuan yang disiarkan televisi di Gedung Putih. Trump menuduhnya tidak tahu terima kasih atas senjata AS senilai miliaran dolar.

    Trump sejak itu menghadapi kritik keras dari sekutu dan lawan domestik yang mengatakan bahwa ia berpihak pada Rusia, yang menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

    Amerika Serikat memberikan suara bersama Rusia dan menentang sekutu Eropa-nya pada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan diakhirinya perang tanpa menekankan integritas teritorial Ukraina.

    Trump bulan lalu berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam langkah awal untuk memulihkan hubungan normal dan mencabut sanksi besar-besaran yang dijatuhkan di bawah mantan Presiden Joe Biden atas invasi Ukraina.

  • Trump Kirim Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran, Pezeshkian Pilih Patuhi Khamenei Ogah Negosiasi – Halaman all

    Trump Kirim Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran, Pezeshkian Pilih Patuhi Khamenei Ogah Negosiasi – Halaman all

    Donald Trump Kirim Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran, Pezeshkian Pilih Patuh ke Khamenei

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membuat manuver mengejutkan terkait sikap dan posisi negaranya dalam konstalasi geopolitik dunia.

    Dalam sebuah pernyataan, Trump menyatakan ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

    Surat, kata Trump, berisi harapan kalu Iran akan setuju untuk mengadakan perundingan dengan AS terkait nuklir.

    “Trump mengatakan dia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan mengirim surat kepada pimpinan tertinggi Iran pada Kamis yang mengatakan dia berharap mereka akan setuju untuk berunding,” tulis laporan MNA, Jumat (7/3/2025).

    “Saya berharap Anda akan bernegosiasi, karena ini akan jauh lebih baik bagi Iran,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat.

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu,” katanya, sambil mengklaim bahwa alternatif lainnya adalah, “Kita harus melakukan sesuatu, karena kita tidak bisa membiarkan senjata nuklir lain.”

    Iran telah berulang kali mengatakan kalau mereka tidak membuat senjata nuklir, dan menekankan bahwa teknologi nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil. 

    Selain itu, ada Fatwa dari Pemimpin Revolusi Iran yang melarang kepemilikan dan penggunaan senjata pemusnah massal.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Khamenei.ir)

    Pezeshkian Patuhi Khamenei 

    Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah mengatakan pada Minggu (2/3/2025) kemarin kalau meskipun ia secara pribadi mendukung negosiasi dengan AS, Teheran tidak akan terlibat dalam pembicaraan dengan Washington selama Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei menentangnya.

    “Saya sendiri percaya bahwa lebih baik berdialog. Kemudian [Pemimpin Tertinggi Khamenei] mengatakan bahwa kami tidak akan berunding dengan Amerika. Setelah itu, saya mengumumkan bahwa kami tidak akan berdialog dengan Amerika,” kata Pezeshkian.

    Sambil menegaskan kembali keyakinannya pada diplomasi, Pezeshkian menegaskan bahwa pemerintahannya akan mengikuti posisi dan sikap Khamenei terkait AS “sampai akhir.”

    Di Iran, pemimpin tertinggi memegang otoritas tertinggi atas urusan negara, termasuk kebijakan luar negeri dan program nuklir.

    Ali Khamenei, 85 tahun, telah memimpin negara tersebut sejak 1989.

    “Ketika pemimpin tertinggi menetapkan arah, kita harus menyesuaikan diri dengannya. Untuk beradaptasi, kita harus mencoba menemukan jalan,” tambah Pezeshkian.

    Wilayah industri di Ibu Kota Iran, Teheran. Iran dilaporkan berencana memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke wilayah Selatan negara tersebut. Dilaporkan, wilayah Makran dekat Teluk Oman diproyeksi menjadi lokasi baru ibu kota Iran. Masalah kepadatan dan lingkungan menjadi alasan utama rencana pemindahan ibu kota, namun disebut-sebut Iran juga bersiap menghadapi perang besar melawan Israel. (ATTA KENARE / AFP)

    Ekonomi Iran Jeblok

    Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam proses pemakzulan terhadap Menteri Ekonomi Abdolnaser Hemmati, yang kemudian dicopot oleh parlemen karena inflasi yang melonjak dan mata uang yang anjlok.

    Hemmati kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya, dengan 182 dari 273 anggota parlemen mendukung pemecatannya.

    Pemakzulan ini terjadi di tengah tekanan ekonomi baru dari AS, dengan Presiden Donald Trump memberlakukan kembali kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran sambil pada saat yang sama menyerukan negosiasi.

    Namun, bulan lalu, Khamenei menolak perundingan dengan Washington, dengan alasan bahwa perundingan tersebut tidak akan menyelesaikan masalah Iran dan menggambarkan perundingan tersebut sebagai “tidak cerdas maupun terhormat.”

    Membela Hemmati sebelum ia dicopot, Pezeshkian mengatakan kepada para anggota parlemen: “Kita sedang dalam perang (ekonomi) skala penuh dengan musuh… kita harus mengambil formasi perang.”

    Ia juga berpendapat bahwa masalah ekonomi Iran “tidak dapat disalahkan pada satu orang.”

    Pezeshkian, yang menjabat pada bulan Juli, telah berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi dan meringankan sanksi Barat melalui diplomasi.

    Ekonomi Iran terpukul keras oleh sanksi internasional, terutama setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 pada tahun 2018 selama masa jabatan pertama Trump.

    Pada tahun 2015, rial Iran diperdagangkan pada harga 32.000 per dolar, tetapi pada saat Masoud Pezeshkian menjabat pada bulan Juli, nilai tukarnya telah jatuh ke harga 584.000 per dolar.

    Baru-baru ini, mata uang Iran tersebut telah jatuh lebih jauh, dengan toko-toko penukaran mata uang di Teheran sekarang memperdagangkan 930.000 rial per dolar.

    Berdasarkan konstitusi Iran, pemecatan Hemmati berlaku segera, dengan penunjukan menteri sementara hingga penggantinya dipilih.

    AS Mau Ganggu Pasokan Minyak Iran dengan Menghentikan Kapal di Laut

    Sebelum mengirimkan surat permintan berunding ke Khamenei, Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan rencana untuk menghentikan dan memeriksa kapal tanker minyak Iran di laut berdasarkan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melawan penyebaran senjata pemusnah massal, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters .

    Trump telah berjanji untuk memulihkan kampanye “tekanan maksimum” untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya ke nol, untuk menghentikan negara tersebut memperoleh senjata nuklir.

    Trump menghantam Iran dengan dua gelombang sanksi baru pada minggu-minggu pertama masa jabatan keduanya, yang menargetkan perusahaan-perusahaan dan apa yang disebut armada bayangan kapal tanker minyak tua yang berlayar tanpa asuransi Barat dan mengangkut minyak mentah dari negara-negara yang terkena sanksi.

    Langkah-langkah tersebut sebagian besar sejalan dengan langkah-langkah terbatas yang diterapkan selama pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, di mana Iran berhasil meningkatkan ekspor minyak melalui jaringan penyelundupan yang kompleks.

    Para pejabat Trump kini tengah mencari cara bagi negara-negara sekutu untuk menghentikan dan memeriksa kapal-kapal yang berlayar melalui titik-titik kritis seperti Selat Malaka di Asia dan jalur laut lainnya, menurut enam sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas subjek tersebut.

    Hal itu akan menunda pengiriman minyak mentah ke kilang. Hal itu juga dapat menyebabkan pihak-pihak yang terlibat dalam memfasilitasi perdagangan tersebut terkena dampak kerusakan reputasi dan sanksi, kata sumber tersebut.

    “Anda tidak harus menenggelamkan kapal atau menangkap orang untuk memberikan efek yang menakutkan bahwa hal ini tidak sepadan dengan risikonya,” kata salah satu sumber.

    “Keterlambatan pengiriman … menimbulkan ketidakpastian dalam jaringan perdagangan gelap tersebut.”

    Pemerintah sedang mengkaji apakah inspeksi di laut dapat dilakukan di bawah naungan Inisiatif Keamanan Proliferasi yang diluncurkan pada tahun 2003, yang bertujuan untuk mencegah perdagangan senjata pemusnah massal.

    AS mendorong inisiatif tersebut, yang telah ditandatangani oleh lebih dari 100 pemerintah.

    Mekanisme ini dapat memungkinkan pemerintah asing untuk menargetkan pengiriman minyak Iran atas permintaan Washington, salah satu sumber mengatakan, yang secara efektif menunda pengiriman dan memukul rantai pasokan yang diandalkan Teheran untuk mendapatkan pendapatan.

    Dewan Keamanan Nasional, yang merumuskan kebijakan di Gedung Putih, sedang menyelidiki kemungkinan inspeksi di laut, kata dua sumber.

    Tidak jelas apakah Washington telah mendekati penandatangan Prakarsa Keamanan Proliferasi untuk menguji kesediaan mereka untuk bekerja sama dengan proposal tersebut.

    John Bolton, yang merupakan negosiator utama AS untuk inisiatif tersebut saat dibentuk, mengatakan kepada Reuters bahwa “akan sepenuhnya dibenarkan” untuk menggunakan inisiatif tersebut guna memperlambat ekspor minyak Iran. 

    Ia mencatat bahwa penjualan minyak “jelas penting untuk meningkatkan pendapatan bagi pemerintah Iran guna menjalankan kegiatan proliferasi dan dukungannya terhadap terorisme.”

    Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar.

    Kementerian perminyakan dan luar negeri Iran tidak menanggapi permintaan komentar terpisah.

    Iran sebelumnya telah menekankan bahwa mereka tidak akan menyerah pada tekanan dan sanksi yang dijatuhkan oleh Washington.

    Upaya sebelumnya untuk menyita kargo minyak Iran telah memicu pembalasan oleh Iran.

    AS mencoba mencegat setidaknya dua kargo minyak Iran pada tahun 2023, di bawah Biden. Hal ini mendorong Iran untuk menyita kapal-kapal asing – termasuk satu kapal yang disewa oleh Chevron Corp (CVX.N) , yang menyebabkan harga minyak mentah naik.

    Kondisi harga minyak yang rendah saat ini memberi Trump lebih banyak pilihan untuk memblokir aliran minyak Iran, mulai dari sanksi terhadap perusahaan tanker hingga penyitaan kapal, menurut Ben Cahill, seorang analis energi di Pusat Energi dan Sistem Lingkungan di Universitas Texas.

    “Saya pikir jika harga tetap di bawah $75 per barel, Gedung Putih memiliki lebih banyak keleluasaan untuk mempertimbangkan sanksi yang akan memengaruhi pasokan dari Iran dan negara-negara lain. Akan jauh lebih sulit untuk melakukan ini dalam lingkungan harga $92 per barel,” kata Cahill.

     

     

    (oln/mna/memo/*)