Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Busan

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Keduanya akhirnya bertemu setelah ketegangan akibat perang dagang.

    Sebagai informasi, Trump berada di Asia sejak akhir pekan lalu. Dia mengawali kunjungannya di Malaysia lalu lanjut ke Jepang dan terakhir ke Korea Selatan.

    Pertemuan antara Trump dan Xi itu berlangsung di Korsel pada Kamis (30/10) pagi. Pertemuan keduanya diharapkan dapat meredakan perang dagang yang berlangsung sengit antara AS dan China sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025.

    Pertemuan kedua pemimpin ini, seperti dilansir AFP dan CNN, merupakan pertemuan pertama mereka dalam enam tahun terakhir. Pertemuan ini juga menjadi pertemuan tatap muka pertama dengan Xi sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Trump dan Xi saling berjabat tangan saat keduanya memulai pembicaraan yang digelar di Pangkalan Udara Gimhae di kota pelabuhan Busan. Pertemuan digelar di sela-sela keduanya menghadiri KTT APEC.

    Trump mengatakan dirinya berharap ‘pertemuan yang sangat sukses’ dengan Xi. Dia memuji Xi sebagai ‘negosiator tangguh’.

    Xi mengatakan kepada Trump bahwa dirinya ‘senang bertemu’ dengan sang Presiden AS. Xi juga mencetuskan agar Beijing dan Washington DC berupaya menjadi ‘mitra dan sahabat’, meskipun kedua negara tidak selalu sependapat.

    “China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara-negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia,” kata Xi saat pembicaraan dengan Trump dimulai.

    Pertemuan ini dibayangi harapan tinggi bagi kedua pemimpin untuk menstabilkan hubungan AS dan China yang retak. Perekonomian global telah bergejolak selama berbulan-bulan akibat aksi saling balas tarif yang meningkat antara China dan AS.

    Kedua negara juga terlibat pembatasan ekspor hingga sanksi-sanksi yang menghantam berbagai sektor mulai dari barang berteknologi tinggi hingga pengiriman laut lepas. Berbagai isu pelik, termasuk tarif dan ketidakseimbangan perdagangan, menjadi topik pembahasan kedua pemimpin.

    Kontrol ekspor besar-besaran China terhadap logam tanah jarang, pembatasan Washington terhadap akses China untuk teknologi tinggi AS, dan peran China dalam perdagangan fentanyl ilegal juga diyakini menjadi pembahasan.

    Dalam pertemuan itu, Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick. Sementara, Xi didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

    Pembicaraan yang ditunggu-tunggu itu ternyata hanya berlangsung singkat. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Keduanya juga tak menjelaskan apa isi pembicaraan itu. Trump langsung bergegas menuju ke pesawat kepresidenan AS, Air Force One, yang menantinya di Busan, setelah pembicaraan dengan Xi berakhir.

    Dia hanya melambaikan tangan dan kemudian mengepalkan tangannya saat naik ke pesawat. Air Force One lepas landas dari Korsel beberapa menit kemudian. Sementara Xi terlihat menaiki limusinnya di luar lokasi pertemuan tersebut.

    Trump Anggap Pertemuan Sukses

    Dilansir AFP, Trump baru mengungkapkan isi pembicaraan dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai ‘kesuksesan besar’.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa. Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” ujar Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru. Trump memuji Xi sebagai pemimpin yang luar biasa dari negara yang sangat kuat.

    “Saya akan pergi ke China pada April dan dia akan datang ke sini beberapa waktu setelah itu, entah itu di Florida, Palm Beach, atau Washington DC,” kata Trump.

    Dia kemudian mengungkap pembicaraan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan termasuk memangkas tarif terkait fentanyl dan kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang, bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri. Sebagai informasi, China telah mengumumkan pembatasan tambahan atas ekspor logam tanah jarang sejak awal Oktober lalu.

    “Semua logam tanah jarang telah diselesaikan, dan itu untuk dunia,” ujar Trump menambahkan bahwa kesepakatan itu bisa dinegosiasikan ulang setiap tahunnya.

    “Mengenai fentanyl, kami sepakat bahwa dia akan bekerja sangat keras untuk menghentikan alirannya. Saya mengenakan tarif 20 persen kepada China karena masuknya fentanyl dan berdasarkan pernyataannya hari ini, saya akan menguranginya sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Trump menambahkan bahwa kesepakatan yang dicapai juga mencakup pembelian langsung ‘dalam jumlah besar kedelai dan produk-produk pertanian lainnya’ oleh China.

    Xi Ungkap Konsensus dengan Trump

    Xi sendiri menyebut dirinya dan Trump telah mencapai konsensus terkait isu perdagangan. Tapi, dia tak menjelaskan detail kesepakatan itu.

    “Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP.

    Dia menyebut masih ada pekerjaan lanjutan yang harus dilakukan tim dari China dan AS. Dia berharap konsensus itu memberikan hasil nyata bagi ekonomi dunia.

    “Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.

    Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara ‘harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional’.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/lir)

  • Serba-serbi Tradisi Halloween di Gedung Putih Amerika Serikat

    Serba-serbi Tradisi Halloween di Gedung Putih Amerika Serikat

    Jakarta

    Halloween merupakan salah satu perayaan populer di Amerika Serikat (AS) yang dirayakan setiap 31 Oktober. Tak hanya masyarakat umum, Gedung Putih sebagai kediaman resmi Presiden AS juga turun meramaikan tradisi ini dengan dekorasi dan acara khas yang menarik perhatian publik.

    Lantas, bagaimana awal mula tradisi Halloween di Gedung Putih dan seperti apa perayaannya di tahun 2025 ini?

    Awal Mula Halloween di Gedung Putih

    Menurut catatan White House Historical Association, tradisi dekorasi Halloween di Gedung Putih pertama kali dimulai oleh Ibu Negara AS Mamie Eisenhower pada 1958. Mamie Eisenhower menghiasi Gedung Putih dengan hiasan labu, jagung kering, dan bunga-bunga musim gugur untuk pesta Halloween yang dihadiri anak-anak staf Gedung Putih.

    Sejak saat itu, perayaan Halloween di Gedung Putih menjadi tradisi tahunan yang terus berlanjut di masa pemerintahan presiden berikutnya. Perayaan ini tidak hanya sekadar pesta, tetapi juga sarana mendekatkan keluarga Presiden dengan masyarakat melalui acara ramah anak dan kegiatan sosial.

    Ragam Tradisi dan Dekorasi

    Masih merujuk pada White House Historical Association, tradisi Halloween di Gedung Putih selalu menampilkan dekorasi tematik di halaman dan fasad bangunan. Tema yang diangkat bisa berbeda tiap tahun, mulai dari suasana klasik musim gugur hingga tampilan menyeramkan dengan cahaya oranye dan ungu.

    Selain dekorasi, tradisi khas lainnya adalah acara trick-or-treat di mana anak-anak dari keluarga militer dan sekolah-sekolah sekitar diundang untuk menerima permen langsung dari Presiden dan Ibu Negara. Terkadang, area Gedung Putih juga dipenuhi pertunjukan musik, boneka raksasa, serta instalasi seni yang menghadirkan nuansa ajaib bagi pengunjung cilik.

    Perayaan dari Masa ke Masa

    Pada era Presiden Nixon, misalnya, pesta Halloween diadakan untuk anak-anak staf Gedung Putih dengan hiburan dan kostum tematik. Di masa Presiden Carter dan Reagan, acara menjadi lebih terbuka dengan partisipasi publik. Sementara di masa modern seperti pemerintahan Obama, halaman Gedung Putih disulap menjadi arena bermain penuh warna dan ramah anak.

    Perayaan Halloween di Gedung Putih pun berkembang dari acara internal keluarga menjadi tradisi simbolis yang memperlihatkan sisi hangat dan inklusif kepemimpinan Presiden AS.

    Perayaan Halloween Gedung Putih 2025

    Dilansir situs resmi The White House, Ibu Negara AS Melania Trump kembali mengumumkan perayaan Halloween di Gedung Putih tahun 2025. Acara ini akan berlangsung pada Kamis, 30 Oktober 2025 dan terbuka untuk masyarakat umum dari segala usia.

    “Pada Kamis, 30 Oktober 2025, Ibu Negara Melania Trump dan Presiden Donald J. Trump akan membuka halaman selatan Gedung Putih untuk anak-anak yang melakukan trick or treat dari segala usia,” demikian keterangan yang dilansir The White House, Jumat (24/10/2025).

    Selama tradisi khusus Gedung Putih ini, ribuan anak-anak dan orang tua mereka akan berkeliling di halaman selatan Gedung Putih untuk mengunjungi berbagai stan perayaan Halloween dan menikmati hiasan musim gugur di teras selatan Gedung Putih.

    Acara ini akan berlangsung dari pukul 16.00 hingga 20.30 waktu setempat dan terbuka untuk pemegang tiket, termasuk keluarga militer, keluarga penegak hukum, keluarga asuh dan adopsi, serta pejabat pemerintahan yang memiliki anak.

    Lihat juga Video ‘Sayap Timur Gedung Putih Dibongkar Demi Pembangunan Ruang Dansa Trump’:

    (wia/imk)

  • Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China

    Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya menjadikan chip AI buatan Nvidia sebagai senjata diplomasi baru dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping.

    Dalam pernyataannya di atas pesawat Air Force One menuju Gyeongju, Korea Selatan, Trump menyebut chip Nvidia Blackwell sebagai “super-duper chip” dan mengatakan akan membicarakannya dengan Xi saat keduanya bertemu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/10/2025).

    Langkah ini muncul di tengah tensi dagang yang belum reda antara dua raksasa ekonomi dunia. Penjualan chip AI kelas atas milik Nvidia menjadi isu sensitif dalam negosiasi panjang antara Washington dan Beijing sepanjang tahun ini.

    Pemerintah AS selama ini melarang ekspor chip tercanggih Nvidia ke China, dengan alasan khawatir teknologi tersebut bisa digunakan militer Beijing untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijennya.

    Sebaliknya, China menilai pembatasan itu sebagai bentuk hambatan perdagangan yang merugikan dan mendorong perusahaan lokal untuk mempercepat pengembangan chip dalam negeri. Namun, banyak pengembang AI di China masih mengandalkan chip Nvidia karena produk dalam negeri seperti Huawei masih kesulitan memenuhi kebutuhan performa tinggi.

    CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya mengakui pihaknya belum mengajukan izin ekspor untuk chip Blackwell ke China karena situasi politik yang belum pasti. Meski begitu, ia tetap berharap pasar China bisa terbuka lagi, karena pasar tersebut penting untuk mendukung riset dan pengembangan di AS.

    “Mereka sudah sangat jelas menyatakan tidak ingin Nvidia hadir di sana untuk saat ini,” ujar Huang dalam konferensi pers di acara pengembang Nvidia.

    Chip Blackwell yang disebut Trump itu sendiri merupakan generasi terbaru dari prosesor AI Nvidia — dirancang untuk melatih model AI raksasa dengan efisiensi daya dan performa ekstrem. Trump, yang kini kembali ke Gedung Putih, menyebut pembicaraan soal chip ini bisa menjadi bagian penting dari perundingan dagang baru dengan China.

    Jika pembahasan ini benar-benar terjadi, chip AI bisa menjadi alat tawar baru dalam hubungan AS-China — bukan lagi sekadar urusan teknologi, tetapi juga strategi geopolitik di era kecerdasan buatan.

    (asj/asj)

  • Tensi Mereda! Trump-Xi Jinping Akhirnya Sepakati Penurunan Tarif

    Tensi Mereda! Trump-Xi Jinping Akhirnya Sepakati Penurunan Tarif

    Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kesepakatan dagang baru usai pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, yang mencakup pemangkasan tarif terkait fentanyl.

    Dalam kesepakatan tersebut, China juga akan kembali membeli kedelai dari AS dan menangguhkan rezim perizinan ekspor mineral tanah jarang (rare earth) setidaknya selama satu tahun, kata Trump.

    “Saya kira, kalau diukur dari skala nol sampai sepuluh, dengan sepuluh yang terbaik, saya akan bilang pertemuan ini bernilai dua belas. Hubungan ini sangat penting, dan saya rasa hasilnya sangat baik,” ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/10/2025).

    Keterangan Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One menunjukkan bahwa kedua pemimpin secara resmi memformalkan kerangka kesepakatan yang sebelumnya dirancang oleh pejabat kedua negara di Malaysia pada akhir pekan lalu. Pemerintah China belum merilis informasi resmi mengenai pertemuan tersebut.

    Pasar saham sempat berfluktuasi, sementara harga emas naik 1,2% setelah pernyataan Trump. Kontrak berjangka indeks saham AS turun 0,1%, dan indeks saham Asia melemah 0,3%. Saham di China daratan juga ikut terkoreksi.

    Meski sempat muncul spekulasi bahwa Trump akan memberikan konsesi tambahan — termasuk membuka akses terhadap chip canggih seri Blackwell milik Nvidia Corp. atau mengubah kebijakan AS terhadap Taiwan — Trump menegaskan isu-isu tersebut tidak dibahas. Namun, kedua pemimpin sempat menyinggung akses terhadap produk lain dari Nvidia.

    Pemangkasan tarif tersebut menjadi kemenangan besar bagi China, yang kini dapat meningkatkan daya saing ekspornya dibandingkan rival yang menikmati bea masuk lebih rendah.

    Trump juga menyebut akan berkunjung ke China pada April tahun depan, sementara Xi dijadwalkan melakukan kunjungan balasan ke AS pada akhir 2026. Keduanya sepakat bekerja sama dalam isu Ukraina serta menghapus tarif dan biaya pengiriman antarnegara.

    “Kami membuat serangkaian keputusan luar biasa,” kata Trump.

    Trump optimistis China akan meningkatkan investasinya di AS dan memperpanjang penundaan kebijakan ekspor mineral tanah jarang. 

    Selama ini, Beijing menggunakan kebijakan tersebut sebagai alat tawar dalam negosiasi dagang, dengan ancaman membatasi pasokan mineral penting yang dibutuhkan industri berteknologi tinggi seperti smartphone dan mesin jet.

    Selain itu, Trump mengatakan Xi berjanji akan mengambil langkah konkret untuk mengurangi aliran bahan kimia prekursor yang digunakan dalam produksi fentanyl. “Saya percaya dia akan bekerja keras untuk menghentikan kematian akibat hal ini,” ujar Trump.

    Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai potensi investasi China, namun menyebut detail perjanjian akan diumumkan kemudian. Dia juga tidak menjelaskan nasib beberapa elemen penting dalam kesepakatan tersebut, termasuk penjualan operasi TikTok di AS milik ByteDance Ltd..

    Trump juga tidak membahas apakah AS akan mencabut aturan yang memperluas sanksi terhadap anak perusahaan yang dimiliki lebih dari 50% oleh perusahaan yang masuk daftar hitam.

    Sebelum pertemuan di Pangkalan Udara Busan, Korea Selatan, di sela-sela KTT APEC, kedua pemimpin menyatakan optimisme terhadap upaya memperbaiki hubungan ekonomi kedua negara.

    “Kita tidak selalu memiliki pandangan yang sama, dan itu hal yang normal bagi dua ekonomi terbesar dunia. Dalam menghadapi tantangan, kita berdua sebagai nakhoda hubungan China-AS harus menjaga arah yang tepat agar kapal besar ini terus berlayar dengan stabil,” ujar Xi

    Pertemuan ini menandai meredanya ketegangan dagang berbulan-bulan antara kedua negara yang sebelumnya saling mengancam dengan tarif dan pembatasan ekspor.

    Meski demikian, kesepakatan ini masih jauh dari perjanjian komprehensif yang bisa menyentuh akar persaingan ekonomi AS-China.

    Dari pihak AS, perundingan dihadiri oleh Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, serta Duta Besar AS untuk China David Perdue.

    Sementara dari pihak China hadir Wakil Perdana Menteri He Lifeng, Kepala Staf Xi Jinping Cai Qi, Menteri Luar Negeri Wang Yi, Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Zheng Shanjie, Menteri Perdagangan Wang Wentao, serta Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu.

  • Manusia Rp3.000 Triliun Jilat Presiden Habis-habisan

    Manusia Rp3.000 Triliun Jilat Presiden Habis-habisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang menjadikan konferensi tahunan kecerdasan buatan (AI) perusahaannya sebagai panggung untuk memuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dalam pidato utamanya di Walter E. Washington Convention Center, Huang menyebut Trump berperan besar dalam memperkuat sektor teknologi AS dan mendorong kebangkitan industri manufaktur.

    Manusia dengan harta kekayaan mencapai US$179,6 miliar atau nyaris Rp3.000 triliun itu menambahkan, tanpa langkah kebijakan tersebut, Amerika Serikat bisa saja tertinggal dalam perlombaan AI.

    “Jika hal itu tidak terjadi, kita bisa berada dalam situasi yang buruk. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump,” kata Huang, dikutip dari Politico, Rabu (29/10/2025).

    Nvidia sendiri diketahui sebagai salah satu perusahaan yang paling diuntungkan oleh kebijakan pemerintahan Trump. Berkat dorongan besar pada pengembangan AI dan energi, Nvidia tahun lalu tumbuh menjadi perusahaan dengan valuasi US$4 triliun.

    Selain itu, perusahaan asal California ini juga memenangi izin untuk menjual chip berdaya tinggi ke China, dengan kesepakatan berbagi sebagian pendapatan dengan pemerintah AS. Namun, hingga kini Nvidia belum melanjutkan kembali bisnisnya di Negeri Tirai Bambu.

    Pidato Huang kali ini terbilang berbeda dari biasanya. Jika dalam konferensi Nvidia sebelumnya ia banyak menyoroti kemajuan teknologi chip dan inovasi AI, kali ini Huang justru menonjolkan peran politik dan kebijakan Gedung Putih.

    Selama setahun terakhir, Huang diketahui aktif menjalin kedekatan dengan pemerintahan Trump. Ia menghadiri jamuan makan malam di Mar-a-Lago yang tarifnya mencapai US$1 juta per kepala, serta ikut mendampingi Trump dalam kunjungan kenegaraan ke kawasan Teluk dan Inggris, tempat presiden mengumumkan kesepakatan teknologi bernilai miliaran dolar.

    Bahkan, ia menutup pidatonya dengan slogan kampanye Trump.

    “Terima kasih atas pengabdian Anda semua dalam membuat Amerika hebat kembali,” ujar Huang kepada para peserta.

    Nvidia tercatat sebagai salah satu dari puluhan perusahaan yang ikut mendanai pembangunan ballroom Gedung Putih, proyek yang sempat menuai kontroversi. Menanggapi hal itu, Huang menyebut kontribusinya sebagai bentuk kebanggaan.

    “Saya sangat bangga bisa berkontribusi, meskipun kecil, untuk sesuatu yang akan menjadi monumen bersejarah nasional,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Huang mengumumkan kemitraan baru antara Nvidia dan Departemen Energi AS untuk membangun tujuh superkomputer baru. Proyek ini, menurut Huang, juga merupakan hasil dukungan Presiden Trump terhadap sektor teknologi dan riset ilmiah.

    Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Nvidia bekerja sama dengan Oracle untuk membangun superkomputer AI terbesar milik pemerintah AS di Argonne National Laboratory.

    Sistem bernama Solstice itu akan dijalankan menggunakan 100.000 chip NVIDIA Blackwel, jumlah tertinggi dalam sejarah.

    Chip Blackwell disebut-sebut sebagai produk paling mutakhir Nvidia sekaligus chip pertama yang sepenuhnya dibuat di Amerika Serikat.

    Huang menilai pencapaian itu sebagai kemenangan bagi agenda nasional Trump di bidang AI.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Akui Konstitusi AS Larang Presiden 3 Periode: Sayang Sekali!

    Trump Akui Konstitusi AS Larang Presiden 3 Periode: Sayang Sekali!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa Konstitusi AS tidak mengizinkan dirinya untuk menjabat tiga periode. Trump pun menyayangkan hal tersebut.

    Trump dan para pendukungnya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (29/10/2025), berulang kali memicu spekulasi soal pencapresan kembali dalam pemilu tahun 2028 mendatang, yang memicu kekhawatiran dari para rival-rival politiknya.

    Trump telah menjabat Presiden AS selama dua periode, dengan periode pertama tahun 2017-2021 dan periode kedua dimulai pada Januari 2025 hingga Januari 2029 mendatang. Amandemen ke-22 Konstitusi AS secara jelas membatasi masa jabatan presiden hingga dua periode saja.

    “Saya memiliki angka jajak pendapat tertinggi yang pernah saya dapatkan, dan Anda tahun, berdasarkan apa yang saya baca, saya rasa saya tidak diizinkan untuk mencalonkan diri, jadi kita lihat saja nanti,” ucap Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One saat berkunjung ke Asia.

    “Jika Anda membacanya, itu cukup jelas — saya tidak diizinkan mencalonkan diri. Sayang sekali,” kata Trump dalam pernyataan terbarunya.

    Pernyataan itu menandai perubahan dari komentar sebelumnya ketika dia menolak untuk secara tegas mengesampingkan pencapresan kembali.

    Trump beberapa waktu terakhir sering menyebut para pendukungnya mendesak dirinya menjabat di luar masa jabatannya saat ini, meskipun ada batasan konstitusional. Baru-baru ini, Trump bahkan memamerkan topi merah bertuliskan “Trump 2028” di atas meja kerjanya di Ruang Oval Gedung Putih.

    Teori populer di kalangan pendukungnya adalah Wakil Presiden AS JD Vance maju sebagai capres dalam pemilu tahun 2028, dan Trump maju sebagai calon wakil presiden. Trump menepis gagasan tersebut pekan ini, dan dia menegaskan pada Rabu (29/10) bahwa “cukup jelas” dirinya tidak dapat mencalonkan diri lagi.

    Ketua DPR AS Tepis Spekulasi Trump 3 Periode

    Ketua DPR AS Mike Johnson, pada Selasa (28/10), mengatakan dirinya telah berbicara dengan Trump tentang upaya mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, tetapi tidak “melihat jalan untuk itu”.

    “Pencalonan ini luar biasa. Tapi saya rasa presiden mengetahui, dan dia dan saya telah membicarakannya, tentang batasan-batasan Konstitusi,” ujarnya.

    Johnson menekankan bahwa amandemen Konstitusi AS akan membutuhkan persetujuan dua pertiga anggota Kongres AS dan harus diratifikasi oleh tiga perempat negara bagian AS — dari total 50 negara bagian — yang prosesnya diperkirakan akan memakan waktu hingga 10 tahun.

    “Saya tidak melihat jalan untuk itu,” tegasnya.

    Spekulasi tiga periode meluas setelah mantan penasihat Trump, Steve Bannon, pekan lalu mengatakan “ada rencana” untuk mempertahankan Trump di Gedung Putih. Mengenai pembatasan masa jabatan dalam Konstitusi AS, Bannon mengatakan: “Ada banyak alternatif. Pada waktu yang tepat, kami akan memaparkan rencananya.”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Spekulasi Trump 3 Periode

    Spekulasi Trump 3 Periode

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan terkait keinginannya menjabat 3 periode. Padahal, konstitusi AS membatasi seseorang hanya bisa menjabat sebagai presiden 2 periode.

    Dilansir Reuters, Selasa (28/10/2025), spekulasi menyeruak setelah Trump menolak untuk menegaskan dirinya tidak akan kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Ini merupakan ke sekian kalinya Trump membahas gagasan menjabat lebih dari dua periode.

    Dalam sejumlah kampanye, Trump bahkan melontarkan gurauan dan menggoda para pendukungnya dengan slogan ‘Trump 2028’. Amandemen ke-22 Konstitusi AS telah melarang siapa pun untuk terpilih menjadi Presiden AS untuk periode jabatan ketiga.

    Beberapa pendukung Trump telah melontarkan ide mengakali larangan itu. Mereka mengusulkan Trump mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden AS, sementara kandidat lainnya mencalonkan diri sebagai Presiden lalu mengundurkan diri setelah terpilih.

    Hal itu disebut bisa membawa Trump menduduki jabatan presiden AS untuk periode ketiga. Trump mengatakan ide itu terlalu lucu.

    “Saya akan diizinkan melakukan hal itu. “Saya tidak akan melakukan hal itu. Saya pikir itu terlalu lucu,” kata Trump saat ditanya wartawan mengenai opsi tersebut, di dalam pesawat kepresidenan AS, Air Force One, yang mengudara dari Malaysia ke Jepang pada Senin (27/10).

    Dia mengaku anak menolak cara tersebut. Dia mengatakan orang-orang tak akan menyukai cara tersebut.

    “Iya, saya akan menolaknya karena itu terlalu lucu. Saya pikir orang-orang tidak akan menyukainya. Itu terlalu lucu. Tidak, itu tidak benar,” ucap Trump.

    Para pakar konstitusi mengatakan Trump dilarang mencalonkan diri sebagai wakil presiden karena dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden. Amandemen ke-12 Konstitusi AS menegaskan ‘Tidak seorang pun yang secara konstitusional tidak memenuhi syarat untuk jabatan Presiden, akan memenuhi syarat untuk jabatan Wakil Presiden Amerika Serikat’.

    Namun demikian, Trump juga tidak memberikan jawaban tegas saat ditanya apakah dirinya tidak akan maju capres untuk periode ketiga. Dia menjawab ingin melakukannya.

    “Saya ingin sekali melakukannya. Saya memiliki angka terbaik yang pernah saya miliki,” ujarnya.

    Trump juga memberi jawaban ambigu saat ditanya lebih lanjut soal apakah dirinya tidak menutup kemungkinan untuk masa jabatan ketiga. Dia juga mengaku belum benar-benar memikirkan apakah dirinya akan mencoba mengubah aturan lewat pengadilan.

    “Apakah saya tidak menutup kemungkinannya? Maksud saya, Anda harus memberitahu saya. Saya belum benar-benar memikirkannya,” ujarnya.

    Terlepas dari hal itu, Steve Bannon yang pernah menjabat sebagai kepala strategi Gedung Putih, mengungkapkan ada rencana untuk menghindari Amandemen ke-22 dan menyiratkan dirinya terlibat dalam pengembangan rencana itu.

    “Trump akan menjadi presiden pada tahun 2028, dan orang-orang seharusnya diakomodasi untuk hal itu. Pada waktu yang tepat, kami akan menjelaskan rencananya. Namun, rencana itu memang ada,” ungkapnya.

    Spekulasi soal Trump akan menjabat untuk periode ketiga telah muncul sejak Maret 2025 atau 2 bulan setelah dirinya dilantik dalam masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS.

    “Banyak orang ingin saya melakukannya. Tetapi, maksud saya, pada dasarnya saya memberi tahu mereka bahwa kita masih punya jalan panjang, Anda tahu, ini masih sangat awal dalam pemerintahan,” kata Trump merujuk pada sekutu-sekutunya dalam panggilan telepon Minggu (30/3) pagi dengan NBC News.

    “Saya fokus pada saat ini,” tambah Trump menambahkan dalam beberapa komentarnya yang paling ekstensif hingga saat ini tentang masa jabatan ketiga.

    Trump menjabat sebagai Presiden AS periode 2017-2021. Dia kemudian terpilih lagi untuk masa jabatan 2025-2029.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Trump Ringankan Vietnam dengan Hapuskan Tarif 20% untuk Kopi

    Trump Ringankan Vietnam dengan Hapuskan Tarif 20% untuk Kopi

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan keringanan terhadap Vietnam dalam perjanjian dagang terbaru pada Senin (27/10/2025).

    Dirinya mengatakan, keringanan tersebut diberikan untuk kopi yang akan membebaskannya dari tarif utama sebesar 20%.

    “Kami ingin mengurangi sedikit harga kopi,” kata Trump kepada wartawan di dalam Air Force One dalam perjalanan ke Tokyo,dikutip dari Reuters, Selasa.

    Ia pun menambahkan bahwa ia mungkin akan mengunjungi Vietnam yang negara penghasil kopi terbesar.

    Adapun Gedung Putih mengatakan pada Minggu bahwa ASdan Vietnam akan menyelesaikan perjanjian perdagangan dalam beberapa minggu mendatang yang akan mempertahankan tarif 20% untuk sebagian besar barang Vietnam tetapi menghapus bea masuk untuk produk-produk tertentu.

    Daftar produk tersebut akan diputuskan pada tahap selanjutnya, demikian pernyataan kedua negara.

  • PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    Jakarta

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Takaichi bertemu Trump di Tokyo pada Selasa (28/10), di mana keduanya membahas isu ekonomi dan keamanan.

    “Dalam waktu singkat, dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian,” ujar Takaichi melalui penerjemah. “Saya pribadi sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda, pak Presiden (Trump),” tambahnya.

    Ambisi Trump mengejar Nobel Perdamaian

    Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump semakin gencar menyoroti perannya dalam menciptakan perdamaian dunia. Ia mengklaim telah mengakhiri sejumlah konflik besar dan menyebut dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian.

    Namun, banyak pengamat menilai klaim itu berlebihan. Menurut analis, pujian dari para pemimpin dunia terhadap Trump kini juga menjadi strategi diplomatik untuk menjaga hubungan baik dengan Washington.

    Selain Takaichi, sejumlah tokoh lain telah lebih dulu menominasikan Trump untuk penghargaan tersebut.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump “layak mendapatkannya”, sementara Presiden Gabon Brice Oligui Nguema memuji peran Amerika Serikat dalam memediasi perdamaian antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

    Di Asia Tenggara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet juga mengajukan nominasi serupa sehari sebelumnya, setelah penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja yang difasilitasi oleh Trump.

    Sepanjang sejarah, hanya dua presiden Amerika yang pernah menerima Nobel Perdamaian, yakni Jimmy Carter dan Barack Obama.

    Usai dipuji PM Jepang, Trump temui keluarga korban penculikan oleh Korea Utara

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu. Pertemuan itu berlangsung di Tokyo, tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memuji kepemimpinan Trump dan menyatakan akan menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat “akan mendukung sepenuhnya” upaya keluarga korban untuk mencari kejelasan nasib kerabat mereka yang hilang.

    Korea Utara selama bertahun-tahun membantah tuduhan penculikan, sebelum akhirnya pada 2002 mengakui bahwa agen-agennya menculik 13 warga Jepang untuk dijadikan pelatih bahasa dan budaya bagi mata-mata Korea Utara.

    Pertemuan itu digelar menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seiring keberangkatan presiden Amerika tersebut ke Korea Selatan dalam lanjutan tur Asia-nya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Prihardani Tuah Purba

    (ita/ita)

  • Trump Pastikan Tak Maju Pilpres 2028 untuk Jabatan Presiden 3 Periode

    Trump Pastikan Tak Maju Pilpres 2028 untuk Jabatan Presiden 3 Periode

    JAKARTA  – Presiden AS Donald Trump memutuskan tidak mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilihan presiden AS tahun 2028.

    Sebelumnya wacana 3 periode diusulkan oleh beberapa pendukungnya agar presiden dari Partai Republik tersebut dapat menjalani masa jabatan tambahan.

    “Saya akan diizinkan untuk melakukannya,” kata Trump dalam percakapan dengan wartawan di Air Force One dilansir Reuters, Senin, 27 Oktober.

    “Saya tidak akan melakukan itu. Menurut saya itu terlalu manis. Ya, saya akan mengesampingkannya karena terlalu manis. Saya pikir orang-orang tidak akan menyukainya. Itu terlalu manis. Itu tidak – itu tidak benar,” sambung Trump.

    Pernyataan tersebut merupakan pernyataan terbaru Trump terkait isu tersebut, yang telah ia singgung dalam pidato publik dan dengan topi “Trump 2028” yang ia bagikan di Gedung Putih.

    Tidak seorang pun boleh dipilih menjadi presiden AS untuk ketiga kalinya, menurut Amandemen ke-22 Konstitusi AS.

    Beberapa pihak berpendapat bahwa salah satu cara untuk mengakali larangan ini adalah dengan Trump mencalonkan diri sebagai wakil presiden, sementara kandidat lain mencalonkan diri sebagai presiden dan mengundurkan diri, sehingga Trump dapat kembali menjabat sebagai presiden. Para penentangnya memperdebatkan apakah hal ini sah.

    “Saya ingin sekali melakukannya. Saya memiliki angka-angka terbaik yang pernah saya miliki,” kata Trump merujuk pada 3 periode jabatan presiden.

    Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah ia tidak menutup kemungkinan untuk masa jabatan ketiga,  Trump berkata, “Apakah saya tidak menutup kemungkinan itu? Maksud saya, Anda harus memberi tahu saya.”

    Merujuk pada Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Trump juga mengatakan mereka adalah orang-orang hebat yang bisa mencalonkan diri untuk jabatan tersebut.

    “Saya pikir jika mereka membentuk sebuah kelompok, itu tidak akan terhentikan,” katanya. “Saya sungguh-sungguh. Saya percaya itu,” sambungnya.